🇮🇩

Sejarah BPUPKI dan Pancasila

Aug 24, 2024

Catatan Kuliah: BPUPKI dan Pancasila

Latar Belakang

  • Akhir 1944, Jepang terdesak oleh Sekutu.
  • Jepang menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia.

Pembentukan BPUPKI

  • Tanggal: 1 Maret 1945
  • Pemimpin: Lieutenant General Kumagichi Harada
  • Ketua: Dr. Rajiman Widyo Ningrat
  • Wakil: Ichi Benggaseyosyo (Jepang), Suroso (Indonesia)
  • Tujuan: Mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting terkait pembentukan negara Indonesia Merdeka.

Sidang Pertama BPUPKI

  • Tanggal: 29 Mei - 1 Juni 1945
  • Tempat: Gedung Cuo Sangin (Gedung Pancasila)
  • Peserta: 67 anggota BPUPKI

Agenda Sidang

  • Merumuskan dasar negara Indonesia Merdeka.
  • Pembukaan sidang oleh Dr. Rajiman:
    • Mengucapkan terima kasih atas kehadiran peserta.
    • Mengajak semua peserta untuk berpartisipasi dalam merumuskan dasar negara.

Usulan Dasar Negara

  1. Usulan Pertama oleh Dr. Rajiman:

    • Kebangsaan
    • Kemanusiaan
    • Ketuhanan
    • Kerakyatan
    • Kesejahteraan Rakyat
  2. Usulan Kedua oleh peserta lain:

    • Kesatuan
    • Kekeluargaan
    • Keseimbangan lahir dan batin
    • Musyawarah
    • Keadilan Rakyat
  3. Usulan Ketiga oleh peserta lainnya:

    • Dasar negara harus berdasarkan: kebangsaan Indonesia, nasionalisme, mufakat, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang berkebudayaan.
    • Nama usulan: Pancasila.
      • Sebelumnya diusulkan "Pancah Dharma", namun diganti menjadi Pancasila atas saran ahli bahasa.

Persetujuan Dasar Negara

  • Semua peserta sepakat dengan nama "Pancasila" yang diusulkan oleh Soekarno.
  • Pernyataan setuju dari wakil Jepang, Ichi Benggaseyosyo, tentang rumusan yang telah disepakati.

Penutup Sidang

  • Sidang pertama BPUPKI diakhiri dengan rencana untuk membahas rumusan lebih lanjut oleh Panitia 9.
  • Ketua Panitia 9: Insinyur Soekarno.
  • Anggota Panitia 9: Dr. Muhammad Hatta, Mr. A.A. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Ahmad Subarjo, Mr. Muhammad Yamin, Haji Agus Salim, Kiai Haji Wahid Tasim, dan Abikusno Jokro Suyoso.
  • Panitia IX menghasilkan rumusan dasar negara dalam pembukaan Piagam Jakarta.