Transcript for:
Perjalanan Rania Menemukan Makna Hidup

Intro Ayah selalu mengatakan Intro Suatu hari, kereta-kereta ini akan membawaku terbang ke negeri-negeri jauh. Dua kakakku, Tia dan Aaron, percaya. Dan aku, Rania, meyakininya.

Dan menjadikannya doa. Kami berlari secepatnya, agar kami sempat mengisi gerbong-gerbong ini dengan mimpi dan doa-doa kami. Namun gerbong-gerbong itu sempat meninggalkanku jauh ketika aku jatuh dan mengalami gegar otak.

Sakit di kepala ku membuatku gagal melanjutkan kuliah. Hingga suatu hari, ayah berkata, Jadilah Ibn Batuta untuk ayah, seorang muslim penjelajah yang menjadi rujukan dunia. Kehebatannya mampu melampaui sejumlah penjelajah Eropa, seperti Christopher Columbus, Vasco da Gama, dan Magellan.

Dia menempuh perjalanan 120 ribu mil, membelah lautan, tanpa bantuan mobil, kapal laut, atau pesawat terbang. Mataku mulai terbuka. Aku menyaksikan berbagai ritual kehidupan manusia yang berbeda.

Mengalami berbagai peristiwa yang membuatku ciut, tapi juga memperkaya batinku. Menapaki bumi untuk mentafakuri ayat-ayat Allah. Mendekatkanku pada kebesaran Allah yang menciptakan bumi beserta isinya.

Melakukan berbagai macam pekerjaan halal untuk memperpanjang rentang langkah kakiku. Dimulai dari sekedar surat, hingga akhirnya ku kirimkan tulisan-tulisanku ke berbagai media. Kutemukan peran kecilku dalam berbagi ilmu dan pengalaman bagi mereka yang membutuhkan. Kamu telah menjadi mata ayah untuk melihat dunia, Radia.

Siapa yang menyuruh kamu pulang? Kakak kamu? Atau ibu? Ya, ayah. Tak mungkinlah, ibu.

Ini kemauan Rania sendiri, ya. Rania ingin menemani ayah Selama ini kan Rania udah Tulisan-tulisan kamu itu sudah cukup menemani ayah selama ini Sudah pergilah Teruskan penemuan-penemuan kamu Ya Ya Rania itu kan perempuan Ya gak pantas lah kemana-mana sendiri Tanpa didamping mahrumnya Ya, memang tidak ideal. Tapi kita juga jangan menghilangkan kesempatan Rania untuk menambah ilmu. Ya, Rania di sini aja ya.

Kamu takut kehilangan ayah? Rasa takut muncul karena kamu belum menemukan cinta di dalam hatimu? Rania, datangilah tempat di mana ayah dan ibu menemukannya. Buk fotonya mana? BAHLURAN BAHLURAN Kamu tau dan ingat kan?

You can't just take my picture like that No, no No, you gotta ask for my permission first to do that Maaf, maaf, maaf Saya temen ya Kenapa nih? Ada apa? Oh enggak, tadi dia foto saya enggak bilang bilang.

Jadi teman saya bilang katanya justru mbak yang masuk ke fotonya dia. Oh, ini mbak? Ini, lihat maksudnya. Hai ah itu jadi maksudnya dia dia mau foto itu gunung pemandangan tiba-tiba Mbak masuk jadi dia bukan mau foto Mbak bukan salah paham aja ini gitu Antas udah golda saya tadi Goda?

Bukan bukan, maksudnya Ya kan baru nih di Indonesia, jadi bahasanya tuh Aduh, anak TK banget gitu Maksudnya Mengganggu, Mbak udah ganggu fotonya dia Maaf, saya udah ganggu foto kamu Horea lebih bagus daripada sini ya Apa kamu bilang tadi Korea lebih bagus daripada di sini? Oh, lebih indah. Lebih indah.

Dia udah pernah ke Kawah Ijen belum sih? Belum ya kayaknya ya. Kamu harus ke Kawah Ijen dulu. Itu kawah belerang terindah. Salah satu yang terindah di dunia.

Korea nggak punya kayak gitu. Bawa kami ke sana. Maaf, nggak bisa. Saya harus pulang. Untuk pembolong ya?

Salah! Bukan, maksudnya pembohong. Untuk tidak berani bawa kami ke sana karena entah bo...

Bo... Hong. Ah, keren!

Itu. Oke, ayo. Oke, ayo kemana nih? Kawaii Jen.

Kita belum kenalan dari tadi. Oh iya. Saya Alvin.

Ini teman saya, dia dari Korea Selatan. Namanya Hingun. Itu fotografer-fotografer gitu di sana. Mbak siapa?

Rania Timur Samudera. Rania Timur Samudera. Rania ya dipanggil ya?

Iya. Jalan-jalan sendiri atau? Iya sendiri Lihat deh Kamu gak bawa kamera? Enggak Jalan-jalan Gak suka foto?

Suka tapi sukanya di foto Hmm, ayo cepat. Iya, buru-buru amat. Kemana sih?

Kawah hijau. Inilah negeriku yang indah, Mr. Hingga. Pak, angkot berikutnya gak lama kan ya pak?

Udah habis mbak, itu yang terakhir ya mbak ya Besok ada lagi pagi, pagi jam 5 subuh mbak Jam 5 subuh pak? Iya Itu? Oh itu mobok, bodran mbak Gak bisa dibenerin pak Gak bisa itu ya Udah mbak, terima kasih mbak Semoga mbak Ehem, ehem... Bagaimana malam ini Anda tidur dengan saya? Ah, stop!

Hei! Hai! Pak, gini mbak, nggak maksudnya dia baik kok.

Kita kan sebenarnya tinggal di homestay. Terus ada beberapa kamar gitu yang bisa dipakai mbak. Tidur di situ sendirian, bukan sama kita. Bukan sama dia apalagi, bukan.

Cuman, ya ngerti kan maksudnya? Kita khawatir aja. Kita anak baik kok dua-duanya. Mau?

Hei, untuk pertemuan kita. Terima kasih, tapi saya nggak minum alkohol. Eh, tidak sopan jika Anda tolak soju dari orang Korea. Hei, ini haram, ini nggak boleh.

Maafin mbak. Nggak boleh itu. Mbak. Ini biasanya mbak pake kamera ini kalo jalan-jalan mbak? Hanya ini doang?

Iya, kan tidak perlu kamera yang bagus untuk menangkap Almeida. Iya sih. Abis ini mau kemana lagi, Mbak? Ada banyak negara sih yang pengen saya datangi, tapi mungkin Palestina.

Tapi nggak bisa sekarang sih. Saya tidak pernah menemukan perempuan yang lebih baik. Anda cantik. Saya suka Anda. Mbak, maaf ya.

Kamu gak boleh gitu. Minta maaf ayo. Eish, kenapa minta maaf?

Gak sopan itu. Gak sopan loh. Rania. Mas Elah, kau ada disini? Harusnya aku gak kesini.

Harusnya aku disana temenin ayah. 7 jam dari sini ke Surabaya. Mendingan sekarang kamu istirahat.

Nanti sampai di bandara. Aku bangunkannya. Masih lah adikku terbang.

Masih lah adikku terbang. Ya. Mudah-mudahan gak apa-apa kalau sama kamu.

Ibu, untuk saya. Ibu. Astagfirullahaladzim.

Sayang. Ibu, ini terlambat. Apa kamu sudah menemukan apa yang kamu cari Rania?

Itu pesan terakhir ayahmu yang disampaikan pada ibu. Jadilah Ibnu Batuta Ibnu Batuta Penjelajah Muslim Yang menjadi rujukan dunia Ayah tidak pernah membiarkan ku putus asa Kata-katanya masih terngiang hingga sekarang. Gelar sarjana bukan satu-satunya sayap yang dibutuhkan manusia untuk terbang, Rania.

Terbang. Terbanglah, anakku. Hai burung yang terbang akhirnya kembali juga ke kandangnya kerennya Jadi kapan Kalau ada suami kan, seru bisa nemenin kamu terbang kemana aja.

Dengar-dengar sudah punya calonnya ya. Hah? Yang mana nih? Itu loh yang bela-belain ngejemput kebaluran. Siapa lagi?

Ibu juga udah tahu kok. Tania, kayaknya... Ayahnya udah pengen nikah gitu. Ini capcaynya asin banget.

Masa? Iya, asin. Enggak. Sayang, ayah mau mana?

Bangunkan biar bisa makan bareng-bareng. Eh. Astagfirullahaladzim.

Astagfirullahaladzim. Rania udah tau apa yang Rania cari. Rania mau disini sama ibu. Oh sayang. Hai Rania akan kemana-mana Rania akan ada di sini di samping indah Aku yang Rania cari Kita sama-sama Rania Rania saya Kamu harus ke kawah Ijen dulu, itu kawah belerang terindah, salah satu yang terindah di dunia.

Korea nggak punya kayak gitu. Kan tidak perlu kamera yang bagus untuk menangkap almih indah. Ya, Dero Baba, saya sudah dapat alamat pujaan hati kamu. Eh, eh, denger gak? Saya sudah dapat alamat dari Rania.

Terima kasih. Gitu dong Eh, Rania! Yang bikin kamu ngelamun setiap hari! Eh! Kalau mau senang, senang aja Nggak usah ditahan gitu dong Hmm?

Apa? Aku mau kasih surprise buat Rania Surprise? Eh! Apaan? Enggak!

Mau foto pelanjang? Foto saja! Enggak! Eh, saya aja laki-laki jijik ngeliat ya.

Ih, ih, ih! Bu, Bang Heron mana ya? Mas Ilhan?

Bang Heron tuh janji mau antar ke bank. Urus rekening Ayah. Jadi gini, Eron itu mendadak ada tugas dari kantornya. Makanya tadi katanya minta tolong sama nak Ilhan buat mengantarkanmu.

Jadi ngerepotin mas Ilhan dong? Gak apa-apa, gak ada apa sama sekali. Eh, iya ini... Ibu diberi alat rajut Ehron tuh selalu cerita bu Tangan ibu tuh sangat rampil Apapun yang ibu buat selalu bagus asik Anak itu, dasar Ehron Ibu pamit Assalamualaikum Waalaikumsalam Rania! Wah, di sini rumahnya!

Tadi kita sampai jalan ke sana, kirain itu ya. Sini juga. Ini ternyata. Itu udah lewat tadi.

Eh, kita tahu alamat sini dari penerbit buku kamu. Udah tanya-tanya. Kalian ada perlu apa ya ke sini? Oh, gini-gini. Ini!

Ini kamera kamu. Sebentar, Rania. Foto-foto kamu bagus. Kamu benar, Rania. Tidak butuh kamera yang bagus untuk menangkap alam yang sudah indah.

Rania, yuk. Keburu bangkit tutup, yuk. Tunggu, tunggu.

Kamu pasti butuh kamera itu untuk perjalanan kamu berikutnya. Saya ingin... Aku tidak akan melakukan perjalanan lagi. Baluran adalah perjalanan terakhir aku. Kenapa, Rania?

Kamu bilang masih banyak negara yang belum kamu pergi. Kalistina... Terima kasih kameranya. Assalamualaikum. Ash!

Tapi kamu juga traveler, Rania. Kamu tidak boleh berhenti. Kamu harus pergi.

Rania! Rania! Raniah! Oh ini namanya menghibur teman kalau di Indonesia yang lagi patah hati gini. Kamu nggak papa, Rania?

Kamu serius gak mau traveling lagi? Aku kan harus juga ibu, Mas. Kalau kamu gak keberatan, setelah urusan kamu selesai di bank, ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan ke kamu.

Kamu pasti suka. Oke? Ayo ibu-ibu siap kita bantuin semua Tempat apa ini mas? Kami menyebutnya rumah ibu pintar Sebuah aksi kebudayaan sosial kami terhadap lingkungan masyarakat di sekitar kampus Sebuah sekolah informal bagi para ibu-ibu yang tinggal di bantaran sungai dan...

Harus saja mundurkan diri. Mau gak kamu bantu aku disini? Aku? Kamu? Aku yakin kamu bisa.

Tolong ya. Terima tanganmu. Terima kasih.

Oke, Ibu-Ibu. Nih, udah lancar nulis pake bahasa Indonesia sekarang. Hebat! Kamu mau dikirim ke Rania?

Ya, udah email keberapa itu? Ada yang udah dibales ada? Mungkin dia sibuk. Ah, kamu tuh udahlah.

Lupain aja Rania. Dia tuh tau banyak cewek-cewek bertebaran di mana-mana. Mungkin dia tau kalau kamu tuh ada jiwa genitnya. Mungkin. Oh, Assalamualaikum Salam Banyak yang soleh Assalamualaikum Waalaikumsalam Mana pak?

Mereka semua terlihat bahagia banget Rumah kita itu Dekat dengan raya kereta Ibu, Ilhan Aku ke dalam dulu ya Kak, titipanku udah ada? Nih, si Kif sakit Iya, itu lagi di kamar makanya kamu nengok Itu gak apa-apa Gak, gak, gak apa-apa Eh, Ilhan tuh beneran suka tuh sama kamu Dek, kakak tuh tau dia tuh baik, perhatian, soleh Dan yang paling penting ya, buat kakak dia tuh cocok loh sama kamu Udah sekarang ke ibu dulu, ayo cepetan Assalamualaikum. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Eh sayang udah pulang? Sayang, Nailhan sudah menyampaikan niatnya pada ibu. Dan ibu sudah setuju.

Ayo sayang, duduk dulu, duduk. Jadi apa yang ibu dengar tadi, ibu pikir baik buatmu. Tapi Rania masih mau sama Ibu. Kamu ini sudah lama, sudah terlalu lama mendekam di rumah ini.

Kalau mau kumpul sama Ibu, ya Ibu senang-senang aja. Kamu boleh kumpul sama Ibu di sini. Rania belum siap nikah, Bu.

Dia? Kok jadi gini? Bukan, bukan. Rania, maksudnya Ibu, beliau sudah setuju. Kamu ikut membantu aku di program rumah Ibu Pintar milik kampusku itu loh.

Jadi bukan soal nikah. Eh, eh, sayang Itu punya Nail, kan? Ini, ini Ini, Ibu, gak apa-apa ya Gak apa-apa, gak apa-apa Ah, ah, ah Mahal Nah, rewet di bawahnya Mahal Tuh Re Mahal Gak pake mahal ibu Lihat semangat mereka, mereka sudah gak alergi lagi sama nama-nama buku.

Semenjak ada kamu, antusiasme belajar mereka meningkat dengan pesan. Sepertinya, kamu menularkan semangat kepada mereka. Pak Guru, Pak Guru! Pak Guru hebat!

Ini, waduh! Wajahnya ada dalam buku. Iya, Mbak Guru, emang gak takut ya kemana-mana jalan sendirian? Ketakutan itu gak akan bawa hasil apa-apa. Justru keberanian itu yang akan menghadirkan kejutan dalam diri.

Kayak ibu-ibu ini semuanya pemberani. Gak banyak kalau ibu-ibu yang mau belajar lagi, sekolah lagi. Makasih ya Mbak Guru.

Kalau gitu kita lanjutin baca aja di dalam ya. Iya, Mbak. Kalau begitu saya jatuh ke penduduknya Mbak Guru. Iya, Ibu. Kau takut terbang gimana?

Berdoa, sholat safar, dua rokat sebelum perjalanan. Serius cuma itu aja? Bersedekah?

Keluarkan sedekah sebelum perjalanan, insya Allah bisa menolak, mbak. Ketawa sih. Aku ketawa bukan karena ketahuan kamu.

Aku ketawa itu karena aku lagi senang banget. Akhirnya aku sudah menemukan apa yang aku cari selama hidupku. Seseorang yang akan melengkapi hidupku.

Kamu itu perempuan yang luar biasa Nania, aku ingin... Bentar ya mas Assalamualaikum Pak Guntur Iya Waktu itu ada yang hubungin Bapak gak ya tanya alamat saya? Laki-laki Pak? Iya, Alvin Iya bener Pak Alvin Bapak, kalau boleh saya boleh minta alamatnya Pak Kampus?

Iya gak apa-apa kampusnya Iya, sebentar Vin? Eh, Rania! Kok di sini ada perlu apa? Ehm, kamu sendiri.

Sendiri? Oh, Hyun Geun? Hyun Geun lagi, ini...

Tolong sampaikan pesan aja sama dia. Nggak usah email-emel aku lagi. Nggak ada gunanya, nggak bakal aku baca juga. Makasih ya, Vin.

Assalamualaikum. Waalaikumsalam. Ehm, Hyun Geun udah pulang ke Korea minggu lalu.

Jadi, ibunya tuh... Meninggal Dan kemungkinan dia gak pulang lagi ke Indonesia Innalillahi wa innalillahi raji'u Oh Dia juga ngasih tau saya lewat email Pas dia disana waktu ibunya meninggal Kok Kenapa? Berdoanya. Ya dia muslim. Emang baru tahu?

Bukannya dia udah pernah ngirim foto yang pakai kopiah sama sarung itu? Aku pikir dia cuma main-main aja itu. Oh enggak. Dia tuh memang dari dulu keluarganya di Korea tuh udah muslim.

Makanya waktu dia dikirim ke Indonesia dia senang. Karena dia bisa mutret, terus dia juga mau belajar Islam juga di sini. Tapi kelakuannya?

Soal soju. Ya mungkin itu udah... Udah kebiasaannya dia dari dulu kali ya minum soju itu emang susah dihilangin.

Emang bandel anaknya. Oh, kebetulan ada titipan dari Hyun Bin bentar ya. Tadinya saya mau ngantar ke rumah kamu tapi bentar.

Kebetulan nih, agak detik. Dia nitipin ini ke saya buat kamu. Ini ada taruh ucapan itu. Apa ini? Dari dia saya sih gak baca.

Privasi, Sok. Kamu serius sih Rania, nolak undangan dari Korea? Bukannya kamu tuh orangnya selalu antusias kalau misalnya dapat undangan Rating Residence dari luar negeri?

Ya nggak usah dipaksa dong Ron kalau Rania nggak mau, atau dia juga harus mikirin perasaan Ilhan juga. kan Rania? Wah, emangnya kamu udah serius sama Ilhan?

Ya, serius dong, Eron. Mereka tuh udah cocok, udah deket, udah pas banget. Ya, tinggal nunggu waktunya aja gitu.

Ya kan, Bu? Kalo kayak gitu berarti Ilhan gak akan keberatan dong kalo ditinggal Rania selama Aaron, kamu tuh kayak gak tau Rania adik kamu aja deh. Kalau udah pergi ke luar negeri, pulangnya bisa berbulan-bulan.

Kalau aku jadi ilhan juga, aku pasti deg-degan lah takut nanti Rania ngejar si Korea itu. Nah, kecuali kalau mereka udah tak arus. Beda lagi soalnya.

Shh, sudah. Sayang, aku gak akan pergi, Bu. Tuh, kan. Aku gak akan ngelanggar janji aku. Gimana sih?

Udah aku bilang apa? Kamu sih? Udah kamu makan aja nih? Sejak dulu, ibu tidak pernah setuju kamu melakukan traveling. Ibu tidak bisa bayangkan anak ibu di negeri orang, sendirian, kalau terjadi apa-apa bagaimana.

Ayahmu yang selalu menguatkan ibu. Ayahmu selalu bilang, biarkan Rania menjadi wakil dari mata dan kaki kita untuk melihat dunia. Ibu tidak bisa bayangkan, andaikan almarhum masih ada.

Pasti kecewa kamu menolak tawaran itu. Ayah pasti senang, Bu. Karena Rania bisa temenin ibu, ibu juga senang kan?

Iya, ibu pasti senang. Tapi bukan itu intinya. Papa saya yang senang juga.

Apa kamu lebih tenang? Jangan sampai mimpi dan harapan kita hilang hanya karena orang yang kita sayangi pergi lebih dulu meninggalkan kita. Ibu nggak khawatir. Sama apa yang Kak Tia bilang? Soal kamu mau ketemu orang Korea itu?

Memang itu maumu Sayang, ibu percaya padamu. Dan untuk pertama kalinya dalam hidup ibu, ibu ingin mengatakan, terbanglah Rania, pergilah ke Korea. Jangan sampai orang yang sudah mengundangmu kecewa.

Mas Ilhan, aku besok berangkat mas. Sebelum lagi, mereka ujian kejar paket C. Aku udah siapin semuanya kok mas.

Belum, masih banyak harus kumpulin. Masih banyak harus persiapkan, masih banyak harus pelajarin. Coba makan aja tadi ya.

Yang mana lagi mas? Aku udah siapin semua. Tidak cukup.

Masih banyak yang harus dipersiapkan. Masih banyak yang harus dipelajari. Kamu lihat.

Mereka belum siap. Mas, kesalahan banget, Mas. Dengerin aku sebentar aja.

Kalau aku dibutuhkan, aku akan tinggal. Siapa aku, Ran? Siapa?

Punya hak apa? Aku menahan kamu untuk tinggal disini. Mas.

Sudah. Kamu pergi saja. Aku akan kembali, Mas.

Assalamualaikum Waalaikumsalam Ibu-ibu, saya mau pamit ya, besok mau berangkat ke Korea. Masih insya Allah nanti balik lagi. Saya cuma mau pesisir nanti buat ujiannya, semangat ya.

Semua harus bisa. Iya. Assalamualaikum. Terima kasih telah menonton Nidia, kamu jangan sampai lupa obat-obatan kamu.

Nanti kamu di sana kembung lagi, dek. Kakak masukin ya. Iya, kak. Terima kasih ya.

Hati-hati ya. Dek, kamu jangan macem-macem di sana. Ingat, ada hati yang nungguin kamu di sini.

Terima kasih. Oh, Rania-sshi, 어서 오세요. 난 여기 살고 있는 임경혜예요. 안녕하세요.

네, Rania-sshi, 우리 한옥에서 재미있고 편안하게 지냈으면 좋겠어요. Selamat datang di Korea. Ibu bisa bahasa Indonesia? Ya, suami saya orang Bandung. Oh, gitu?

Kuma hati sama. Oh, iya, iya. Ayo masuk. Ya.

Rania, silakan. Ya, ini kamar Anda. Bagaimana suasananya? Bagus.

Suami saya, Stang, ditugaskan di Filipina. Dan anak saya, Stang, ditugaskan di Indonesia. Saya juga sedang kuliah di Amerika, jadi saya tinggal sendiri. Ayo, keluar makan.

Saya sudah siapkan jaman kecil untuk Anda. Kamsahamnida. Yang penting, tidak babikan.

Daging, insya Allah, asalkan halal. Ah, dan teman Anda juga sudah menunggu sejak tadi. Hmm, teman saya?

Hmm, teman Anda. Iya. Alvin?

Rani Asyi! Annyeong! Jaljin Nesto!

Kok kamu ada disini? Saya udah duluan disini, udah sebulan. Saya kerja di kedutaan sekarang. Oh.

Saya emang diminta buat ngebantu ngedampingin penulis Indonesia. ya buat program rating residence oh, anca-anca kamu kan katanya gak mau dijemput, yaudah saya temuin disini ini juga kebetulan ada titipan dari kantor buat kamu ini ada HP disitu udah ada nomor Ini nomer saya sama nomer kedotaan. Ini kamus. Lumayan.

Buat belanja, minta diskon ya. Terus ini ada peta Korea. Ada daftar tempat-tempat yang bakal kita kunjungin.

Sama ada daftar penulisan juga. Semuanya jadwalnya situ. Ada di sini ya? Di situ ada kan?

Iya. Selain kamu nanti juga ada penulis dari negara lain. Ada dari Malaysia, Thailand, Filipina.

Semuanya juga sama. Tinggal di rumah penduduk lokal juga. Itu apa?

Hah? Ya itu. Ini?

Ini majalah biasa. Boleh lihat? Boleh. Ayo, ayo makan.

Ini ada yang hangat. Silahkan, cuci-cuci kimchi buatan saya. Itu kimchi ya?

Ini baru tabak kuri ya. Ini artikelnya Hyunggan. Silahkan makan.

Kamu terima emailnya yang terakhir nggak dari dia tuh? Baca nggak? Nggak ya?

Ya, jadi di emailnya terakhir itu dia cuma mau bilang sama kamu kalau dia mau izin buat pakai kalimat kamu yang di baluran itu. Buat jadi ceritanya dia gitu Kenapa harus izin? Aku gak keberatan kok Ya harus dong, kan dia orangnya sopan Jadi dia tuh gila-gilaan tuh Dia mau yakinin redakturnya Supaya cerita si Baluran itu jadi cerita utama Nah, pas berhasil, baru tuh dia jadi normal lagi. Emangnya selama ini dia nggak normal? Wah, dulu tuh dia sama kayak kamu gitu ya.

Dia kayak nyalahin dirinya sendiri waktu ibunya meninggal, kan dia nggak ada di samping ibunya tuh. Jadi ya, aneh lah dikit. Tapi, dia kelihatan ada perubahan tuh setelah dia mendekatkan diri sama Allah, terus dia aktif di kegiatan bersih di sini, baru tuh perubahannya jauh banget. Sekarang sih udah Bagus lah gitu Kamu mau ketemu sama Shin Iya sih Saya rasa juga lebih baik gitu ya Biar kamu konsentrasi selesai program disini Kita Masih sama mas Isan?

Ilhan Oh iya Mas Ilhan Cakep ya tuh orangnya Wah Kamu beruntung lah sama dia Yaudah kalau gitu Saya pamit dulu Iya Jangan lama-lama keluar Iya Iya Sampai jumpa Kalau ada apa-apa, telpon aja ya. Dah. Dah. Lanis udah tiba.

Kenapa tidak diajak ke sini? Kan saya udah bilang. Lebih baik kamu itu jangan ketemu sama Rania dulu.

Kenapa? Pak. Udah berhenti minum? Iya.

Ya, ya biar dia itu bisa konsentrasi, biarin dia tenang. Dia kan punya program nulis di sini. Alvina, aku tidak ada niat untuk nganggu siapapun.

Aku cuma mau menunjukkan negeri ini kepada Rania. Wih, bohong. Gak mungkin.

Tuh, tanduk udah mulai kelihatan. Kamu itu kan udah punya cong, Wak. Iya, Kak.

Udah lah, lupain Rania. Saya cuma pengen tuh semua baik-baik aja. Karena kenapa?

Ngeberesin negara yang berantakan. Itu lebih gampang daripada ngeberesin perasaan yang berantakan Untuk mengambil gambar yang bagus, tidak perlu kamera yang bagus. Tidak ada yang seperti itu. Tentu saja, kamu harus mengambilnya.

Oh, keren. Hahaha Oke oke oke Untuk bisa mengembangkan perusahaan kita Kita harus mendapatkan kekuatan Untuk bisa menikmati hidup kita Oke? Hahaha Mari kita minum Ayah, ini dari penulisnya.

Oh, ya? Makanlah ini. Oke, sebelum kita makan, mari kita minum. Ah, Yonghwa, tolong minum. Maaf, saya muslim, jadi saya tidak bisa minum.

Ayah, keadaan kamu tidak baik hari ini. Hari ini adalah hari yang sangat istimewa. Teman-temanku yang paling dekat dengan ayah sudah lama tidak berada di sini. Jika kamu tidak minum, ini bukan untuk membuat kecewaan pada teman-teman saya. Minum sedikit saja.

Ya. Ah, ini bagus. Ah, ini benar-benar... Ini benar-benar...

Ini benar-benar... Ini benar-benar... Ini benar-benar...

Ini benar-benar... Ini benar-benar... Ini benar-benar...

Ini benar-benar... Ini benar-benar... Ini benar-benar... Ini benar-benar... Ini benar-benar...

Ini benar-benar... Ini benar-benar... Ini benar-benar...

Ini benar-benar... Ini benar-benar... Jangan lupa untuk menjaga keamananmu, jangan lupa. Assalamualaikum Ibu Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Ibu gimana kabarnya? Sehat kan Bu?

Alhamdulillah kita semua disini sehat Rania Be, Ilhan tuh setiap hari nanyain kamu terus Bahkan udah akrab tuh sama calon Ibu Mertua Ilhan, sini sini sini Aduh kak Sambil minum juga boleh Halo Rania Assalamualaikum Mas Ilhan Waalaikumsalam, gimana disana? Mas, itu ibu-ibu gimana persiapannya untuk ujian? Lancar kan? Baik, semua lancar Mereka semua titip salam sama kamu Rania Salam balik ya mas Kita hanya ke dalam aja yuk yuk Silahkan silahkan silahkan ya Tinggalin disini aku temenin lahan aja Gak langsung Gak udah kamu kesana aja ya yuk lahan aku temenin ya Ren Banyak cowok cakep gak disana Disini semuanya cakep-cakep Semuanya kayak bintang film Ren Belakang kamu siapa ya Siapa Siapa Bintang film ya? Eee...

iya iya iya Sebentar ya, mau ambil minum dulu Sebentar Ben? Eee... aku panggil ibu dulu sebentar ya Iya Cuma mau sapa, apa salahnya? Loh, iya Gak salah sih, tapi juga gak bener.

Kamu kan orang Korea, kamu masih bisa mikir. Ya, coba pikirin. Ya nanti jadi ribet dong, Hin Gang.

Kenapa harus begitu? Aku tidak mengerti. Waduh. Ya gini-gini. Kamu bisa gak biarin Rania tuh hidup tenang?

Dia, itu sudah menetapkan Ilhan. Ingat, jadi pendamping hidupnya. Nah.

Sebagai sahabat aku, kau memang paling tahu. Kalau perasaan aku memang tidak pernah berubah. Dari pertama aku bilang aku suka sama dia.

Aduh, ini kena. Tolong jaga Rania baik-baik selama di sini ya. Pastikan perjalanan terakhir Cibab Trafalgar di sini sebagai perjalanan yang paling berkesan ya. Iya deh. Aku turut berduka cita ya, atas kepergian ibu kamu.

Terima kasih. Kamu kelihatan beda. Hah?

Ah, ya. Maaf ya, aku... Tidak ada yang perlu dimaafkan, Rania.

Aku doakan semoga perjalanan kamu di sini menjadi perjalanan yang paling berkesan, ya. Assalamualaikum, Rania. Waalaikumsalam.

Itu karena Alvin adalah tour guide yang jelek buat kamu. Terus kamu lebih baik? Mau coba? Aku akan bawa kamu ke tempat-tempat yang... akan bikin kamu terpana di Korea Bagaimana Bapak Alvin?

Boleh aku menamping Irania? Aku tidak ingin tamu ku pulang dengan kecewa Assalamualaikum Waalaikumsalam Ehehe Gak ada romantis-romantisan Jangan keluar kata-kata gombal Jangan ngelakuin apapun yang bisa bikin kacau Aku janji Mas Kita sudah sampai. Ayo. Baru kali ini ku sadari, ternyata menjelajah, melihat, dan mengamati keindahan sebuah negeri tidaklah cukup tanpa kita ikut larut dan menikmati setiap momen keindahan yang ada.

Ayah, terima kasih. Baru ku mengerti apa yang dimaksudkan ayah selama ini. Sendirian, menempuh perjalanan mengelilingi sebuah negeri, akan terasa lebih indah jika dinikmati dengan orang-orang yang kita sayangi. Baluran menjadi istimewa, menjadi momen abadi, karena ayah menikmatinya bersama ibu, wanita yang ayah cintai.

Mungkin ini yang aku cari selama ini Momen ini Momen abadi Milikku sendiri Halo, apa kabar? Saya mau bantu Saya mencari perhatian Siapa ini? Ini cantik, kan?

Junghwa, ini cantik. Tidak, tidak. Ini cantik.

HONGUN Hai ah cantik sekali kumau Lania kamu juga mau pakai hambuk anak saya ah ikut ya hai hai Ternyata hanbok pakaian tradisional kalian sangat islami, panjang dan tertutup. Tinggal dipakaikan jilbab, sudah seperti busana muslimah. Ada Intro Jadi tuh ya Han, Rania itu emang orangnya susah banget untuk ditebak Tapi Eron, dia tuh udah pasangan yang paling cocok menurut aku Gue harus gimana dong bro? Nanya lagi, lo udah tau lah apa yang lo harus lakukan Jadi gue harus jemput dia Ya kenapa enggak? Biar kamu tuh tau perasaannya Rania tuh gimana sama kamu Jadi gue harus naik pesawat?

Iya Aduh 1, 2, 3 Aku beli minum untuk kalian ya Oh iya iya Anget Dingin Eh coba ah Ini Ini Cepret Satu lagi satu lagi Woh he he Udah banyak nih foto-fotonya nih Eh, ini siapa ya? Ini siapa? Ah, itu... Ada orang Cantik ya? Cantik Ini temennya, Hyunggan Namanya Jung Hwa Dia temen baiknya Hyun Gen Gitu Saya mau masuk dulu, kamu mau ikut atau?

Tunggu disini aja deh Beneran? Kuat emang? Kuat kuatin Saya duluan ya Sini lagi kan? Iya ntar sini lagi Apa nih?

di minum dulu biar hangat ini tiket ke Nepal aku dapat tugas dari kantorku terus jadi berangkat hai hai Karena teman baikku disini sedang butuh bantuanku Harusnya kamu ngomong aja Aku sih gak keberatan Karena aku ingin perjalanan teman baikku disini Menjadi perjalanan terakhir Yang paling berkesan dalam hidupnya Ada yang lebih penting dari ini Masya? Nih Ah Jangan! Apa ini?

Kenapa Heng-Gun mengubah pilihan untuk berjalan dengan aku? Aku tidak tahu. Heng-Gun...

Heng-Gun... Hai Oni boleh cicip masakan saya Oh iya suka keasinan soalnya ya Oh iya Kasih kan? Oh mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa ya Allah Mahasiswa Kamsahamnida Laniya Laniya Ini dia pasti orang yang special di hati kamu Ini cuma tanda terima kasih aja dari saya Karena selama saya disini dia udah banyak bantu saya Halo, apa kabar?

Halo Kamu Nia, bukan? Saya sudah banyak berbicara denganmu dan Ah Gung. Saya Jeong Hwa.

Rania, kamu adalah teman Ah Gung? Ya, teman. Ya, benar. Saya teman yang paling dekat dengan dia.

Saya datang ke Ah Gung untuk mempersembahkan pernikahan hari jadi saya. Bisa, bukan? Ya, boleh.

Saya juga datang untuk mengundangmu. Terima kasih. Bisa datang, bukan? Oke, sampai jumpa di malam ini. Ah, nanti Hyeong-geun akan bertemu, bukan?

Ya, kenapa? Ini... Hyeong-geun mau diberikan?

Ya. Ya, aku akan berikan. Terima kasih. Ya.

Kamu adalah seorang penyanyi yang terkenal di Indonesia. Terima kasih telah menyertai kami di padi. Yang lainnya, apa kata Yin Kuen Si dan Alvin?

Belum datang. Makanlah sedikit dan tunggu sedikit. Oh, ya.

Terima kasih. Apa kabar? Apa kabar? Hai.

Kenapa? Sanggung Bung Kwan, terima kasih. Rania, Rania. Selamat ya. Rania, tunggu.

Hanya kamu bintangku. Jangan. Setiap langit memilih bintangnya.

Dan dia, membintang di langitku. Sayap kita tidak ditakdirkan untuk mengharungi lautan bersama Hyunggan. Justru sebaliknya, aku jatuh cinta padamu.

Dan itu fakta. Itu hayal. Faktanya, itu faktanya.

Rania! Setiap langit memilih bintangnya Hanya kamu bintangku Aku jatuh cinta padamu Dan itu fakta Anda cantik, saya suka Anda Dan ibu, ini ada titipan dari... Oh, takkan nyaranya? Wah, kamsahamnida. Mas Ilhan?

Tanya, eh kau kenapa? Gak apa-apa, aku seneng aja ada Mas Ilhan disini Oi, coba kamu buka Apa ini? Ya, buka aja Mereka semua lulus, Mas Alhamdulillah ya Iya, Mas Alhamdulillah Hingga sudah cukup hingga cinta tidak seharusnya dipaksakan maksud Anda Maksud saya, berhenti mempersulit hidup rannya lagi.

Maaf, saya tidak mengerti. Ben, kamu mengerti. Rania butuh foto-foto Rania untuk tulisannya.

Ya usah. Mulai saat ini, saya yang akan menemani Rania melengkapi semua foto-foto yang dibutuhkan. Cibab Traveler itu panggilan jiwanya!

Masih banyak tempat di dunia ini yang belum dia pergi. Mungkin bukan itu yang dibutuhkan sekarang ini. Rania berhak meraih kebahagiaannya sendiri.

Kebahagiaan tidak berdampingan dengan kesedihan seperti yang saya lihat hari ini. Rania sudah menentukan jalan hidupnya sendiri. Dan saya ini, saya yang akan menyertai langkahnya. Sampai Tuhan nanti.

Kamu yakin dia akan bahagia? Kamu? Terjebak antara hayal dan fakta, ku ikuti kata hatiku, menjadi traveler sepertimu. Kumulai dari Palestina. Kutoakan kamu bahagia dengan pilihan kamu, Xiong Kun.

Kak, Kak Tia. Iya. Katia.

Apa sih Ron? Aduh aku belum selesai make upnya. Ini Mas Rudi mau jemput aku sama anak-anak.

Nih, nih, nih. Sini, sini, sini. Apa sih? Nah lihat nih. Nih.

Misi kita berhasil. Johan ngirimin foto-fotonya tuh sama Rania. Cantik banget Rania nya Sayang Ibu sini bu Ibu liat bu Kok ribut sekali Ibu juga harus liatin Ilhan ngirimin foto-foto Sama Rania kayak foto priwat ya bu Kok Ilhan Iya Memang kalian yang nyuruh Ilhan Jemput Rania Maka kenapa bu Mereka kelihatan bahagia kan Bu?

Semoga Eh, gimana tadi program tulisnya? Alhamdulillah, mereka semua suka sama tulisanku. Oh, bagus dong. Mereka nawarin untuk lanjutin perjalanan lagi.

Terus kamu terima? Enggak lah ya. Oh. Udah harus balik kan, gak bisa lanjutin perjalanan lagi. lagi Iya Iya Iya online Hey Rania mana Rania sedang menyerahkan hasil akhir tulisannya jadi Insyaallah besok kita sudah bisa pulang Indonesia Ibu Ilhan membuat kejutan spesial untuk Rania ilham mohon restunya ya Wow Dia kesana buat jadi volunteer Red Cross, buat bantu pengungsi disana.

Dia sempat kirim email, nih. Tuh. Cong Hua?

Gimana? Ya, mereka nggak jadi nikah. Kenapa? Sebenarnya kan selama ini Hinggan gak pernah cinta sama Cengwa.

Hinggan itu cuma mau bales budi sama bapaknya Cengwa yang udah ngebantu biaya perawatan ibunya. Terus, sebelum ke Palestina, dia udah bayar semua utangnya ke keluarga Cengwa. Simpenan uang hasil kerja dia selama ini Rumahnya dia kasih semuanya ke bapaknya Cungwa Sebenernya sih Hinggin minta saya buat ngerahasiain ini dari kamu Tapi saya pikir ya Karena kamu sahabatnya Ya kamu juga berhak tahu Padahal Hinken sendiri udah gak mau lagi ganggu kamu sama Ilhan. Rania, yuk. Mereka sudah tidak sabar mengucapkan selamat ke kamu.

Yuk. Assalamualaikum Ibu Hai, saya Nia Kak Tia, Kak Eron Eh sayang, Waalaikumsalam Kangen nak Ibu, maukah kalian jadi saksi hari ini? Saksi, Ibu Mau ngapain sih nih? Saksi Rania, aku ingin membahagiakanmu, menyertai di setiap langkah hidupmu, berbagi di kalah sukamu, menghibur di kalah dukamu, sampai akhir hayat kita.

Rania, maukah kamu menjadi istriku? Pania dilamar bu Biarkan adikmu yang menentukan Bilang iya Pania Bilang iya Iya? Iya mas Iya, iya Alhamdulillah Alhamdulillah Siap Selamat ya Thank you Terima kasih Terima kasih.

Selamat berkahwin dan hidup dengan senang hati. Terima kasih. Selamat tinggal.

Selamat tinggal. Selamat tinggal. Selamat tinggal. Ranee, selamat tinggal. Ya kak Kembali tadi malam Pasukan Zionis Israel Melakukan invasi ke jalur Gaza Palestina Banyak bangunan runtuh Dan rata dengan tanah Akibat serangan tersebut, banyak korban dari warga sipil dan sukarelawan.

Kini para korban tengah dirawat secara intensif di rumah sakit-rumah sakit jalur Gaza. Akibat serangan tersebut, penduduk Palestina kini mengalami kekurangan bahan pangan, suplai air bersih, dan obat-obatan. Tania, ya?

Ilhan nanya, kamu suka yang mana? Eee, ini? Ya udah deh. Mbak, yang ini ya.

Sayang, ibu jadi ingat ayahmu itu selalu menusukan paku-paku ini ke negara-negara yang sudah pernah kamu singgahi. Ini kok Korea udah ada bolongnya ya bu? Siapa yang nusuk ya? Ibu Iya Ibu ingin merasakan bagaimana perasaan ayahmu Terus gimana rasanya bu?

Masya Allah Bangga sekali Ini pasti banyak Simpan saja bu Siapa tau nanti suatu hari berguna. Disini Rania sih. Ya.

Kamu sudah siapkan semua barang-barang buat pindahan? Eh, sebagian Bu. Nanti Rania beresin deh. Yakin gak ada yang lupa? Insya Allah.

Ibu, lihat baju-baju dulu ya. Iya. Mas, hati-hati mas. Ini kotak, di tengah ya. Punya burani semua habisnya.

Iya pak. Sini, sini. Sorry, sorry. Mas, ini lukisan siapa mas?

Dari mana? Makasih ya mas. Kayaknya ibu udah tenang ya Sekarang Rania udah gak lagi gitu Yang namanya pergi-pergi, keluar negeri, keantah-berantah gitu Iya bu? Kalian pikir Kalau Rania deket ibu terus Lalu ibu tenang Gitu? Iya kan Bu?

Dulu waktu ayah masih ada aja Ibu gak tenang mikirin keadaan Rania dan dengerin orang Apalagi sekarang Bu Kekhawatiran seorang ibu itu tidak akan pernah selesai Kekhawatiran ibu terhadap Rania Sama dengan kekhawatiran ibu pada kalian semua Sama Justru ketenangan ibu dapatkan, andaikan ibu tahu betul dan yakin kalau anak-anak ibu bahagia menjalani kehidupan masing-masing dengan pilihannya. Kalau gitu, Rania bahagia dong dengan pilihan yang sekarang. Justru itu yang jadi pikiran ibu. Apakah Rania sudah menemukan apa yang dia cari selama ini? Ilhan kan maksud ibu?

Ini kak, ya coba. Tapi panjang ya mbak? Iya dia panjang Bisa sih pake heels kak nanti Iya sih Coba kalo yang ini deh Mas, kayaknya ada email masuk deh mas Boleh tolong dicek kak?

Soalnya tadi Katia janji mau email Dia lagi di tempat dekorasi bunga mas Aku buka gapapa ya? Iya boleh Gimana mas? Email dari Katia bukan? Bukan, bukan.

Biasa nawarin kredit kartu. Oh gitu. Kirain ada yang penting. Jadi gak ada yang penting mas?

Enggak, gak penting. Gak penting sama sekali. Bagus itu pak. Iya.

Gak penting. Ehm, Mas ingetin aku ya untuk undang ibu-ibu dari rumah pintar? Pasti Si Alvin juga udah kukirim email dari sebulan yang lalu Tapi kok gak dibales-bales ya?

Kenapa ya? Mungkin dia lagi sibuk kali ya? Baju aku gimana Mas tadi? Bas, di mana?

Maju aku. Oh. Agak, sini agak keluaran dikit ya, menurut aku ya. Ya, ntar kan dibenerin semuanya.

Tapi, tapi suka nggak? Bagus. I love it. Bagus banget. Kak.

Iya. Itu taruh mana? Yang tanya sama Ilham tuh ada di belakang.

Eh, iya. Hah! Oh!

Taruh mana ya, bro? Situ aja, brother. Taruh mana ya, Kak? Taruh sini aja.

Makasih ya Han, iyo Han Ya, ya kak Masih banyak barang rani yang belum kamu keluarin loh Siap kak Nailhan Eh Ibu Sudah selesai nih Alhamdulillah Bagus banget Bu Untuk anak-anak kalian nanti Ada apa Nak? Ibu, saya mencintai Rania Ibu tahu? Saya akan melakukan apapun untuk membahagiakan dia.

Tapi saya tidak tahu. Saya ragu. Apakah Rania mencintai aku? Mas Yoman!

Ayo mas, kita harus ngambil foto kan buat akad nikah, udah sore ini Ya iya, iya iya Iya iya iya, gitu ya Iya iya Assalamualaikum Eh, Nainan Oh iya Simpen be, baik-baik Ya mas Ya Allah, Ya Rauh, atas semua persoalan kami, hendekan Rani yang memang jodoh ilham, dekatkan Ya Allah. Kau berhenti, Mas. Aku bohong, Rania.

Ada email dari Alvin sebenarnya. Tapi aku delete. Kenapa di-delete?

Alvin mengabarkan soal Hyun Geun. Sebulan lalu, Hyun Geun terkena bom di Palestina. Dia terluka parah, sampai tangan kirinya harus diamputasi.

Rania maafkan aku, tapi aku... Rania! Rania!

Rania! Rania! Rania! Rania! Aku yang harusnya minta maaf, Mas.

Nggak harusnya aku kayak gini. Astagfirullahaladzim Alvin bilang apa lagi mas? Ia mengedutkan Stasi.

Dia down banget. Alvin berharap kamu bisa menemui dia. Ya gak mungkin lah. Apa sih pikirannya dia? Emangnya dia gak tau kita mau nikah?

Alvin benar. Kamu harus pergi Rania. Aku sendiri yang akan mendampingi kamu ke sana. Terima kasih.

Berhenti ya. Sudah, silahkan. Kenapa?

Fotografer hebat, gengsi ya? Tripotnya dipasangin. Udah itu.

Aku bisa sendiri. Hyun Gen, manusia itu gak ditandakan untuk sendiri. Jadi gak apa-apa minta bantuan sama orang lain. Alvin yang suruh kamu datang kesini Sudah kuduga Kamu kenapa sih? Aku tidak butuh kasihan kamu Kamu tidak seharusnya kesini Jalani hidup yang sudah kamu pilih Aku baik-baik saja Hyun Gen!

Hyun Gen! Hyun Gen! Hyun Gen!

Dia tidak pernah bisa melupakan kamu, Hyun Gen. Dia mencintai kamu. Kamu tidak usah takut menyakiti keurangnya. Walaupun sedih, kecewa, semuanya ada.

Tapi lebih baik sekarang. Lebih baik kamu jujur tanpa keharusan. Tanpa ada beban.

Kalau hati kamu diberikan pilihan, aku yakin kamu akan lebih memilih Hun Gun sebagai pasangan hidup kamu. Ya kan, Rania? Maafin aku, Mas. Tidak ada yang harus dimaafkan.

Sudah saatnya hatiku harus mengakui bahwa bukan aku yang kamu cari selama ini, melainkan Hinggun. Seperti yang sudah kubilang. Cinta tidak selalu saya dipaksakan. Sudah saatnya jilbab traveler melanjutkan perjalanannya kembali. Tapi kali ini, dia tidak terbang sendirian lagi.

Bas. Ilhan! Baik ya Kamu curang.

Cu... curang? Ya, Palestina. Kamu mencuri mimpiku.

Aku... Dan aku suka. Aku suka kamu yang mencuri mimpiku.

Karena... Kamu ada di dalamnya. Jadi sekarang... Terbang. Terbanglah, Rania.

Terima kasih, ayah, sudah ketemukan yang kucari. Aku tidak perlu lagi terbang sendiri. Dengannya, ku akan lanjutkan perjalananku menjelajah dunia.

Terima kasih. Jangan lupa like, share dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru dari kami.