In tansur Allah yansurkum wa yuthabbit akudamakum Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillahirrabbilalamin wa bihi nasta'inu ala umuri d-dunya wa d-din wa salatu wa salamu ala nabiyyina muhammadin wa ala alihi wa ashabihi ajma'in Qala Allahu ta'ala fil qura'il al-azim Ya ayyuhal-ladhina amalut taqullaha haqqa tuqadih wa la tamutunna illa wa antum muslimun Ya ayyuhal-ladhina amalut taqullaha وَقُولُ قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُتِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ف Fa'inna asdaqal hadithi kitabullah wa khairal huda huda nabiyina muhammadin sallallahu alaihi wasallam wa sharral umuri muhdathatuhak fa'inna kulla muhdathatin bida'ah wa kulla bila'atin dolalah wa kulla dolalahin finna'ar Alhamdulillah para hadirin dan hadirat sekalian Jemaah Masjid Al-Hidayah Semoga kita semua senantiasa dirahmati oleh Allah SWT Kita bersyukur mudah Allah bisa kembali Berjumpa dalam kesempatan Yang sangat baik ini Kita bersama-sama Hadir dalam rangka Menuntut ilmu yang kita niatkan Tentunya mengharapkan wajah Allah Wabarakatuh Dan semoga kita mendapatkan pahala yang besar darinya. Dan kita kembali belajar tentang masalah keikhlasan. Dari kitab yang berjudul Al-Ikhlasu Tariqul Khalas. Keikhlasan adalah jalan keselamatan.
Kita belajar tentang keikhlasan adalah bukan karena sekedar mengulang. Tetapi karena ini kebutuhan. Sebab keikhlasan kita itu bisa jadi ada kalanya kemudian hilang atau luntur dari praktek amal-amal kita.
Karena kita tahu jemaah sekalian keikhlasan adalah perkara hati dan hati setiap orang itu sangat mudah terbolak balik, sangat mudah berubah. Dalam satu amalan kita ikhlas, boleh jadi pada amalan lain kita tidak ikhlas. Hari ini kita sudah ikhlas, mungkin besok kita tidak ikhlas, kita tidak tahu.
Tergantung sejauh mana kita berusaha untuk... untuk menjaga stabilitas daripada kondisi hati kita. Dan salah satunya dalam rangka menjaga stabilitas tersebut adalah menuntut ilmu. Di samping kita berdoa terus-menerus kepada Allah SWT. secara umum kita insyaallah sudah mengamalkannya jemaah sekalian kita akan coba lanjutkan kembali membaca kitab ini Dan kita sudah masuk pada bagian tentang ta'riful ikhlas, yaitu pengertian keikhlasan.
Kita sudah masuk pada beberapa bagian awal, kita akan lanjutkan sisanya ada sekitar 3 halaman insyaallah. Nah jemaah sekalian mari kita kembali membaca dan memahami isi kandungan dari untayan-untayan kalimat yang tertuang di dalam kitab ini Kala ba'du salafi kama yudhkaru an hudhaifatabni qatadatal marasihi rahimahullah alikhlasu istiwa'u a'malil abdi fil zahiri wal batin Walillahi darrul qairi Iza s-sirru wal-i'lanu Filmu ...menistawa, faqad azzafiddaraini, wa astawjabathana, fa'in khalafal-i'lanu sirran, fa ma lahu, ala sa'ihi fadlun, siwal kaddi wal'ana. baik berkata sebagian as-salaf tentu yang dimaksud as-salaf disini adalah siapa?
yaitu para ulama terdahulu ya para ulama terdahulu yang dikenal sebagai orang-orang yang memiliki keutamaan dan kemuliaan karena mereka diketahui sebagai orang-orang yang berpegang teguh dengan jalan yang ditinggalkan oleh Rasulullah AS dan para sahabat Sebagian salaf sebagaimana disebutkan an huzaifah ibni qatadat al mar'asiyy rahimahullah dari seorang yang bernama huzaifah bin qatadat al mar'asiyy semoga Allah merahmati beliau Beliau pernah berkata Kita lihat catatan kakinya Ini ditungkil Di dalam kitab Madari Yusalikin Karya Imam Nulqayyim Rahimahullah Ta'ala Kudhaifah bin Qatada al-Meraishi Ramallah berkata Al-ikhlasu keikhlasan adalah Istiwa'u a'malil abdi Istiwa Apa artinya istiwa? Jemaah sekalian, kita kalau di sekolah dulu sering diperkenalkan dengan garis katulis tiwa Ya, garis katulis tiwa Kata katulis tiwa itu sebenarnya dari bahasa Arab Dari dua kosa kata Khotun dan Alistiwa Khotun dan Alistiwa Nah ketika ini bergabung maka dibaca Khotulistiwa Khotulistiwa Apa artinya Khotulistiwa? Yang dalam bahasa Arab Khotulistiwa Garis lurus Yang kemudian mengelilingi bagian tengah bola dunia Jadi istiwa'u a'malil abdi artinya apa?
Garis lurus Istiwa'u yaitu artinya adanya kesetaraan Iya kan? Adanya kesamaan Amal-amal hamba Fidzahir baik ketika amal itu ditampakkan Wal-watin begitu pula Ketika dia tidak menampakkan kepada orang Dalam arti dia mengerjakannya Meskipun orang lain tidak mengetahuinya atau tidak melihatnya Definisi ini Sangat singkat, tapi kalau kita coba terapkan ini pada diri kita, rasa-rasanya kita kira-kira sudah pada keikhlasan atau belum jauh sekali. Sama antara amal dohir kita, yaitu amal yang kita bisa... Bisa dilihat oleh orang. Dan amal ketika kita sendirian.
Di tempat kita masing-masing. Berat ini rasanya. Bagian kelimat ini saja rasanya. Cukup benar-benar akan. Menjadi lecutan.
Untuk kita semua. Di dalam hati kita tentunya. Sehingga. Orang-orang yang diberikan hati yang selalu berusaha untuk memperbaikinya Maka dia akan selalu melihat dirinya memang kurang dalam hal keikhlasan Tapi orang yang lupa diri, maka boleh jadi dia akan merasa baik-baik saja Amalnya sudah oke-oke saja, padahal belum tentu di sana dia ikhlas Kemudian ada untayan syair yang dikutip oleh penulis kitab ini Dikutip dari kitab Madkhal Ahlil Fiqhi Wal-Lisa Sebuah ungkapan syair yang sangat indah ya Bagian dari potongan Nalgam atau syair yang cukup panjang Dikatakan Ila sirru wal i'lanu fil mu'ministawa Apabila ketika dalam Asir, kesendirian Dan juga ketika bersama dengan orang lain Seorang mu'min itu sama Keadaannya Sama menjaga kualitas Amalannya Maka dia sungguh benar-benar akan menjadi orang mulia Di dua negeri Maksudnya di negeri dunia Dan juga kelak di negeri Akhirat Dan dia layak mendapatkan pujian dan sanjungan dari para malaikat Begitupun dari Allah SWT Ketika kondisi sirnya Kondisi kesendiriannya Dan juga ketika dia berada bersama orang lain itu sama Dalam arti apa? Kebaikannya sama-sama Dia lakukan Dengan sungguh-sungguh dan penuh kualitas Namun apabila yang nampak Yang dia tampakkan kepada orang Itu ternyata menyelisihi apa yang sir Apa yang tersembunyi Dia mohon maaf misalnya Ada orang barangkali menampakkan kepada orang lain kesolihan, ketakwaan, kezuhu, dan kewaroan Tapi tak kalah kesendirian, apa yang terjadi?
Bermaksiat kepada Allah Walihaqubillah Maka Fama lahu ala sa'i fa' Apa yang dia usahakan itu Dari amal dohirnya yang nampak pada orang lain Maka tidak ada Keutamaan sedikit pun bagi dia Siwal kadi wal anak Kecuali apa? Yaitu dia hanya merasakan kecapean dan keletihan Yang tidak berfaedah sama sekali Kita lanjut Qala al-imam Ibnu shaykhil hazamiyin Terima kasih. Rahimahullah Al-ikhlasu Huwa takhlisu natharika Fi thalika al-aman An ru'iyati Siwa Allahi Azza wa Jalla Wa mulahadhati Ghairihi min dunya aw jahil Auri'a satin, autalami manzilatin Jemaah sekalian, bagian bab ini memang kita akan dipertemukan atau diperkenalkan dengan beragam pengertian ikhlas sudah beberapa kita sebutkan sebelumnya dan hari ini atau malam ini kita akan dapat pengertian-pengertian ikhlas lain yang akan semakin memperkaya pengetahuan kita tapi tentunya jangan sampai berhenti pada pengetahuan mari kita jadikan itu sebagai betul-betul semacam ketukan atau cambukan pada Hati kita untuk mengoreksi Sejauh mana keikhlasan kita masing-masing Al-Imam Ibn Shaykh Al-Hazzamiyin Yang wafat pada tahun 711 Hijriah Rahimahullah Beliau mendefinisikan Keikhlasan yaitu adalah Takhlisuna dharika fi dhalikal amal Yaitu engkau Bersihkan Engkau murnikan pandanganmu Terhadap amal yang kau kerjakan Anru'iyati siwallah Azawajallah Yaitu dari Dari mengingatkan agar dilihat oleh makhluk kecuali hanya dilihat oleh Allah SWT Begitu juga engkau bersihkan pandanganmu daripada Yaitu memperhatikan adanya keinginan-keinginan selain dari Allah Yaitu berupa apa? Keinginan dunia atau kedudukan, riasah, jabatan yang tinggi atau mencari satu posisi satu kedudukan yang tinggi di tengah-tengah manusia Al-ikhlasu Istakamu amaluhu Warufi'a ilallahi Qala ta'ala Kita baca bersama ayatnya Ilaihi Yasuhu As'adul kalimut tayyibu wal amalus salihu yarfamuhu surah fatir ayat 10 penulis kembali melanjutkan maka barang siapa yang pada amal Amalnya Dan pada setiap usaha-usahanya Yang ghohir Dan juga yang batin Itu terkumpul pada usaha Dan amalnya tersebut yaitu Al-ikhlas, keikhlasan Ada padanya keikhlasan Maka tandanya kata beliau Maka dia akan Melaksanakan amal tersebut Ini tanda yang paling nampak Jadi keikhlasan itu pasti akan Membuat seseorang untuk apa?
istiqomah istiqomah, kalau dia salat ilmu waktunya ikhlas, maka dia akan istiqomah dalam menjaga surat ilmu waktu kalau menuntut ilmunya ikhlas, maka dia akan istiqomah di dalam menuntut ilmu menghadiri pengajian atau kajian kalau dia ikhlas di dalam bersedekah maka dia akan punya semangat untuk bersedekah ikhlas secara rutin walaupun dengan nilai yang kecil warangkali kalau dia ikhlas dalam berdoa maka dia tidak akan pernah berhenti Berdoa baik ketika Dia dalam kondisi Berada di dalam kenikmatan Ataupun ketika berada di dalam Kesusahan Kadang orang lebih sering berdoa Hanya pada kondisi apa? Susah Ya Allah, ya Allah, saya sedang susah, ya Allah, banyak masalah. Istri saya begini, anak saya begini, di pekerjaan saya begini. Berdoa.
Tapi kalau sudah senang, dapat nikmat, lupa. Nah, warufi'a ilallah. Dan keikhlasan itu juga akan menjadi sebab amal-amal hamba itu akan dinaikkan kepada Allah SWT. Allah berfirman dalam surah Fatir ayat 10 tadi, إِلَيْهِ يَسْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ Kepada Allah lah. perkataan-perkataan yang baik itu akan naik akan diterima begitu juga amal soleh Allah akan mengangkatnya naik dan para ulama menjelaskan bahwa perkataan-perkataan yang baik amal soleh Amal soleh yang akan diangkat kepada Allah Adalah ketika di dalamnya ada Keikhlasan, kalau tidak ada Keikhlasan, maka mungkin kita Beramal soleh sampai Kita bersusah payah Tapi ternyata tidak ada Nilai faidahnya Yang kita akan dapatkan berupa pahala-pahala Yang besar Kita lanjut Waqala ibnul qayyim Rahimahullah Al-ikhlasu An yukhlisa lillahi di afalihi wa akwalihi wa iradatihi wa niyatihi wa hadihi al-hanifiyah millatu ibrahima allati ammarallahu biha ibadahu kullahum Wala yakbalu min ahadin ghairaha wa hiya haqiqatul islam Kita baca ayatnya وَمَنْ يَبْتَغِي غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخَرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ وَهِيَ مِنْ لَتُ إِبْرَاهِمْ الَّتِي مَنْ رَغِبَ عَنْهَا فَهُوَ مِنْ أَسْفَهِ السُّفَهَا Baik Syekh Abdul Hadi bin Hasan Wahbi Hafizullah mengutip perkataan al-imam Nulqayyim rahimahullah dalam kitabnya yang sangat terkenal Ad-Da'u Ad-Da'u dimana al-imam Nulqayyim mengatakan keikhlasan adalah al-yukhlis salillahi seorang hamba murnikan hanya untuk Allah pada perbuatan-perbuatannya, perkataan-perkataannya, keinginan-keinginannya dan Dan juga niatnya.
Wahadihi al-hanifiyah. Apabila dia memiliki seperti itu. Itulah yang disebut dengan al-hanifiyah. Al-hanifiyah. Millatu Ibrahim.
Al-hanifiyah sebagai jalannya. Nabi Ibrahim. Yang Allah SWT Perintahkan semua hamba-hambanya Agar Melaksanakan Al-Hanifiyah itu Menunaikan agama Nabi Ibrahim Itu yang pada Intinya adalah agama Tauhid Agama Tauhid adalah Agama keikhlasan Menuntut adanya keikhlasan Allah tidak akan menerima Dari siapapun selain itu Yaitu Yaitu selain daripada al-Hanifiyah, jalan al-Hanifiyah, jalannya Nabi Ibrahim AS dan seluruh para nabi dan rasul di dalam beragama. Wahiyah haqiqatul Islam dan al-Hanifiyah itulah hakikat daripada Islam. Mengutip firman Allah surah al-Imran ayat 85 sebagai dalilnya.
Al-Imam Nul Qayyim berkata, dan siapa yang mencari selain Islam sebagai agama. Artinya dia tidak menginginkan Al-Hadithya sebagai agama yang dia jalani, padahal itu adalah agamanya para nabi dan rasul maka tidak akan diterima darinya sedikit pun amal-amalnya dan dia termasuk orang-orang yang merugi di akhirat, maka yang dimaksud dengan islam disini millatuh ibrahim itulah jalannya nabi ibrahim a.s siapa yang tidak suka menempuh jalan yang telah ditempuh oleh Nabiullah Ibrahim AS dan semua para Nabi dan Rasul termasuk Nabi kita Muhammad AS maka itu adalah orang yang paling Paling safih Kata-kata asfahisufahani jemaah sekalian Kalau mau diterjemahkan Dengan bahasa yang Yang benar-benar sebagaimana Yang diinginkan dari kalimat ini Mohon maaf nih, kalau bahasa kita Maka orang yang tidak memilih agama Islam Maka itu adalah orang yang bodoh dan paling bodoh Ini masih sopan nih Kalau mau di bahasa yang lebih ini lagi Kita gak perlu sebutkan ya Pokoknya ini paling jelek sudah As-sufah itu sendiri adalah orang-orang bodoh Yang tidak menggunakan akal fikirnya dengan baik Bukan berarti tidak punya akal tapi Tapi benar-benar tidak memfungsikan akalnya. Karena kebenaran Islam, cahaya Islam sudah sangat apa? Terang benderang. Yang seandainya setiap orang benar-benar memfungsikan akalnya dengan baik, tidak mungkin dia tidak masuk Islam.
Tapi Allah berkehandak tentunya, tidak sebagaimana yang diinginkan oleh makhluknya. Karena di sana mengandung hikmah. Kalau semua orang dijadikan beriman, dan itu di dalam ayat Al-Quran Al-Quran banyak disebutkan, maka apa hikmahnya adanya orang beriman itu sendiri. Justru dengan adanya orang kafir, terlihatlah mana yang beriman, mana yang tidak. Baik.
lausha'allahu laja'alahum ummatan wahidah kita sering membaca ayat seperti itu dalam Al-Quran kalau Allah berkah hendak, Allah pasti jadikan apa? semua manusia itu satu ummat saja satu ummat saja Tetapi Allah punya hikmah Di balik itu Untuk menguji Siapa yang benar-benar bertahan Di dalam keimanan Memilih jalan yang benar Mana yang kemudian malah memilih jalan yang sesat Dan disana keadilan Allah subhanahu wa ta'ala berlaku setiap orang diberikan kehendak untuk memilih jalan hidupnya apakah jalan hidup yang sesuai dengan apa yang Allah inginkan beriman yaitu atau ternyata dia memilih jalan kekafiran Waqal ibn Rajab Rahimahullah Maqamul ikhlas wa huwa an ya'malal abdu ala istihdari mushahadati allahi iyah wa attila'ihi alaihi wa qurbihi minhu fa'idha istahdara al abdu hadha fi amalihi wa amila alaihi fahuwa mukhlisun lillah lianna istihbarahu zalika fi amalihi yamna'uhu minaliltifati ila ghairillah wa iradatihi bil amal Alimah bin Rajab Al-Hambali, rahimahullah, beliau mengatakan makam keikhlasan itu adalah seorang hamba beramal dengan berupaya untuk menghadirkan bagaimana dia merasakan seolah-olah Allah SWT melihat dia sedang beramal Dia merasakan adanya penglihatan Allah yang melihat dia ketika dia beramal. Pengawasan Allah ketika dia sedang beramal.
Dan juga dekatnya Allah ketika dia sedang beramal. Apabila seorang hamba benar-benar menghadirkan perasaan seperti itu di dalam amalnya Dan dia beramal di atas perasaan demikian Merasa diawasi oleh Allah SWT Maka itulah orang yang ikhlas kepada Allah Karena siapa yang bisa menghadirkan rasa diawasi, rasa bahwa dia sedang dilihat, bahwa dia sedang diperhatikan, bahwa dia sedang dimonitor ketika dia sedang beramal, itu akan mencegah dia untuk adil tifat. Adil tifat artinya apa?
Menoleh, artinya berpikir ke arah yang lain. Di dalam amalnya, yaitu dia menoleh kepada selain. Allah SWT Keinginannya Dengan amalan tersebut juga bukan Ditujukan untuk Allah Subhanahu wa ta'ala Kalau dia ternyata tidak bisa ikhlas Nah ini Luar biasa jaman sekalian Kita Merasakan bahwa memang Tidak semua amal kita Betul-betul kita bisa apa Fokus 100% dalam Mengerjakan amal Kita selalu ingat apa Salah Allah hadir melihatnya Lihat dan menyaksikan kita.
Kadang-kadang kita lalai. Kita lupa dengan gangguan-gangguan. Atau juga karena keterbatasan ilmu kita. Sehingga kita beramal. Yang penting apa?
Selesai. Setelah itu kita lupa. Dalam sholat. Kita dituntunkan banyak untuk membaca. Doa-doa, khususnya ketika sujud atau di saat tahiyat akhir.
Tapi betapa banyak orang mungkin sholat hanya sekedar yang penting apa? Selesai sholat. Selesai sholat dia dianjurkan, disunahkan atau apa?
Berzikir, duduk dengan tenang sambil... Sambil berzikir, bertasbih, bertakbir, bertahmi. Tapi banyak juga orang yang selesai salam langsung apa?
Langsung kabur gitu ya. Bukan berarti tidak boleh ketika ada urusan. Tapi kalau menjadi kebiasaan selalu langsung kabur.
Maka dimana? Letak suasana batin hati untuk merasakan bahwa Allah SWT melihat dia. Al-ikhlasu lillahi ma'anahu An yakshidal mar'u bi'ibadatihi Attaqarruba ilallah ta'ala Wattawassula ila dari karamatihi Bian yakuna al-abdu Mukhlisan lillahi ta'ala fi qasdihi Makhlisan lillahi ta'ala fi mahabbatihi Makhlisan lillahi ta'ala fi ta'zimihi Makhlisan lillahi ta'ala fi zahirihi wa batinihi La yabtaghi bi ibadatihi illa wajhallah ta'ala Wal-wusula ila darikaramatihi Kama kala ta'ala kita baca Al-Allamah Ibn Usaymin atau Sheikh Muhammad Ibn Salih Al-Usaymin rahimahullah beliau pernah menjelaskan juga tentang pengertian ikhlas, keikhlasan kepada Allah maknanya adalah seorang hamba Menujukan atau menanamkan tujuan dengan ibadah yang dikerjakannya adalah benar-benar untuk mendekatkan diri kepada Allah Sampai kepada negeri kemuliaannya yaitu surga Yaitu seorang hamba hendaknya mengikhlas Amalnya untuk Allah Di dalam tujuannya Di dalam rasa cintanya Di dalam pengagungan kepadanya Dan juga Pada kondisinya yang zahir Begitupun yang batin Yang mana benar-benar dia tidak mengharapkan Dengan ibadah yang dia kerjakan Hal-hal duniawi Yang diharapkan semata-mata adalah agar apa? Wajah Allah Ta'ala Jemaah sekalian Saya secara pribadi kalau saya mengamati, mencermati kehidupan manusia, kadang-kadang sungguh kita akan terharu pada orang-orang, mohon maaf, yang hidupnya pas-pasan.
Hidupnya pas-pasan, hidupnya kekurangan, secara ekonomi lebih kurang daripada kita. Bahkan mungkin sangat kekurangan. kekurangan, tapi ketika mereka benar-benar bisa beribadah ya kita lihat mereka beribadah dengan khusyuk kadang-kadang saya terenyuh, kenapa?
karena saya merasa, boleh jadi orang itu lebih ikhlas, kenapa? ketika dia kondisi seperti itu, dia gak berharap banyak dari ibadahnya semata-mata kecuali, ya Allah agar engkau rahmati aku, sayangi aku, jaga diriku dan keluarga aku, dan dia cegah dirinya dari perkara yang haram jadi penting sekali memang kita untuk selalu melihat dan mengamati jaman sekalian keadaan orang lain yang boleh jadi dia lebih ikhlas daripada kita, walaupun secara ekonomi, secara kehidupan dunia ternyata tidak lebih baik daripada kehidupan kita karena ukuran dunia itu bukan menentukan kebaikan seorang manusia dihadapan Allah Ta'ala Nah firman Allah yang tadi sudah kita bacakan ini insya Allah Allah kita semua sangat menghapalnya mudah-mudahan itu juga menjadi sesuatu yang kita harus apa namanya kita ingat-ingat terus bahwa sesungguhnya sholat kita ibadah kita Hidup dan mati kita itu hanya untuk Allah, Rabbu'l-Alamin, bukan untuk mencari kesenangan-kesenangan yang sifatnya duniawi. Tidak ada sekutu bagi Allah, dan dengan hal itulah aku diperintahkan dan agar aku termasuk di antara orang yang pertama-tama kali berserah diri kepadanya. Kita lanjut jemaah sekalian supaya tuntas satu halaman lagi. Wahua jami'un Lishatati masabakko Sebelum pindah halaman Penulis kitab ini mengatakan Dan Definisi yang paling Ajma Ajma disini artinya yang paling Benar-benar merangkum Mengumpulkan semua definisi tentang ikhlas Menurutku Kata beliau, yaitu menurut Apa yang beliau sudah kaji Dimana definisi itu Jami'un li syattati masabak Mengumpulkan semua Pengertian tentang ikhlas Yang sebelumnya sudah kita bahas Apa itu?
Mari kita lihat Wahua maqalahu Abu Uthmana Sa'idu Ibn Ismaila An-Naysaburi Al-Hiyari Rahimahullahu Ta'ala Jadi defini Definisi yang jami kata beliau yang mengumpulkan semua definisi tentang keikhlasan yang secara teoritis dan praktis bisa menjadi panduan setiap kita ini menurut beliau adalah apa yang pernah diucapkan oleh yaitu Yaitu Imam Abu Uthman Said bin Ismail al-Naysaburi al-Hiyari yang wafat pada tahun 298 Hijri. Artinya sangat mungkin beliau hidup masih bisa berjumpa dengan Imam Ahmad, masih berjumpa dengan Imam al-Bukhari, Imam Muslim, dan yang lainnya. Beliau mengatakan, Sidkul ikhlasi, nisyanu ru'yatil khalki.
Lidawamin nadhari ilal khaliki wal ikhlasu anturida biqalbika wa amalika wa fi'lika Ridha Allahi Ta'ala Khawfan min shakhatillah Ka'annaka tarahu Bihakikati amalika Biannahu yaraka Hatta yadhabarriya'u an qalbika Thumma tathkuru minnatallahi alaika إِذْ وَفَّقَكَ لِذَٰلِكَ الْعَمَالِ حَتَّى يَذْهَبَ الْعُجْبُ مِنْ قَلْبِكَ وَتَسْتَعْمِلَ الرِّفْقَ فِي عَمَالِكَ حَتَّى تَذْهَبَ الْعَجَلَةُ مِنْ قَلْبِكَ وَقَالَ رَسُلُ اللَّهِ صَلَى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمُ Ma ju'ilal rifku fi shay'in illa zanahu wa ma nuzi'a min shay'in illa shanahu wal ajalatu ittiba'ul hawaa wal rifku ittiba'u sunnah fa'idha farabta min amalika Wajil kalbuka khawfan minallah An yarudda alaika amalak فَلَا يَقْبَلَهُ مِنْكَ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى وَالَّذِينَ يُعْتُونَ مَا آتَوْا قُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ وَمَنْ جَمَعَ هَذِهِ الْخِصَالَ الْأَرْبَعَتَ Kana mukhlisan fi amalihi insya Allah Nah, jadi... Definisi yang diungkapkan oleh Imam Sa'in bin Ismail An-Nasaburi Al-Hiyari ini jemaah sekalian Ini adalah definisi yang apa tadi? Yang jami' li syatati masabak Yang mengumpulkan semua definisi lain Dan beliau mengatakan Siapa yang mengumpulkan empat makna keikhlasan ini. Empat perkara terkait keikhlasan ini.
Maka itulah orang-orang yang benar ikhlas di dalam amalnya insya Allah menurut beliau. Sekarang kita lihat mana empat hal tersebut. Empat hal tersebut. Yang pertama.
Coba kita tandai. Yang pertama ini. Beliau mengatakan sitkul ikhlas. Kejujuran ikhlas, ketulusan ikhlas. Yang pertama adalah nisyanu ru'iyatil khalqi.
Yaitu melupakan pandangan makhluk lidawa min nadhari ilal khaliq. Agar dia tetap mendapatkan penglihatan dari al-khaliq. Artinya dia tidak peduli. orang mau memuji dia atau malah sebaliknya selama dia benar-benar beramal itu dengan keikhlasan maka dia tidak peduli dengan penglihatan orang lain pandangan orang lain, penilaian orang lain Wal ikhlasu Itu yang pertama ya Yang kedua Beliau mengatakan Wal ikhlasu anturida biqalbika wa amalika wafi'lika ridallahi ta'ala Yang kedua Yaitu engkau menginginkan dengan hatimu, amalmu, dan perbuatanmu Lihat nih Bukan hanya hati Hatimu, perbuatanmu, dan amalmu Engkau mengerjakan amal soleh Tiga komponen tadi Benar-benar engkau menginginkan apa?
Ridallahu ta'ala Khuf Kenapa? Karena takut Akan kemurkan Allah SWT Seolah-olah engkau melihat Allah SWT Bahwa ketika engkau beramal Allah SWT melihatmu Hingga benar-benar Tidak ada ria dari hatimu Hilang ria itu dari hatimu Yang ketiga itu yang pertama Yang kedua tadi. Yang ketiga. Masya Allah. Di antara bentuk keikhlasan yang ketiga.
Adalah. Ketika engkau beramal. Engkau mengingat. Betapa banyaknya. Yang Allah telah berikan kepadamu.
Yang salah satunya adalah. Ketika Allah membantumu. Memberikan taufik kepadamu.
Untuk melakukan amal soleh tersebut. Jadi kita bisa tolabul ilmi, kita bisa salat lima waktu dengan baik, kita bisa melakukan banyak amal soleh, itu tidak lepas dari apa, jaman sekalian? Minnat Allahi alaina. Karunia Allah yang besar pada kita.
Karena, ya Allah, jaman sekalian, di luar sana ada orang yang tidak bisa beramal soleh, kenapa? Karena masih sibuk dengan dunianya. Iya, masih sibuk dengan kekurangannya. Maka kita jangan sampai ketika kita diberikan nikmat yang banyak oleh Allah, Tapi keikhlasan kita dalam beramal ternyata Ternyata tidak ada. Maka kita tidak beda dengan mereka yang tidak sempat beramal soleh.
Dan juga tidak bisa mengikhlaskan niat. Hattayitha bala ujumu min qalbik. Kalau engkau mengingat banyaknya karunia Allah kepadamu. Maka itu akan menghilangkan apa? Penyakit ujub dari hatimu.
Penyakit berbangga diri. Watasta'milal rifqa fi amalim. Kemudian yang keempat. Ini.
Ini yang keempat. Terima kasih. Yaitu engkau menggunakan arrifqah, kelembutan, kehatian di dalam amalmu.
Yaitu engkau beramal, beramal dengan cara yang terbaik, tidak terburu-buru. Maka dikatakan di sini, engkau tidak mengerjakannya dengan terburu-buru, tergesa-gesa dari hatimu. وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَى اللَّهِ وَسَلَّمُ رَسُولُ اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمُ بَرَسَبْدَهِ مَا جُعِلْ لَرِفْقُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَنَةٍ Tidaklah dijadikan kelemah lembutan kehatian Hati-hatian pada sesuatu, melainkan itu akan memperindahnya, memperbagusnya.
وَمَنُزِعَ مِنْ شَيْءٍ إِلَى شَنَهِ Dan tidaklah kelemah lembutan, arrifku. Kehati-hatian, ketenangan, itu dicabut dari sesuatu, melainkan itu akan memperburuknya. وَالْعَجَلَةُ إِتِّبَعُ الْهَوَى Orang yang selalu tergesa-gesa, baik dalam urusan dunia, termasuk dalam urusan ibadah. Maka itu adalah itiba'ul hawak, bentuk daripada mengingat Mengikuti hawa nafsu.
Solat yang inginnya cepat-cepat selesai, maka itu itibawul hawa. Dan itu nampak nanti di belah Ramadan, banyak diantara kaum muslimin, saudara-saudara kita di beberapa tempat itu tidak peduli dengan pelaksanaan sholat taraweh yang dilakukan dengan sangat baik. Sangat cepat.
Maka perbuatan al-ajalah itu. Ya itiba ul-hawak. Sedangkan kalau mengerjakannya. Dengan tenang.
Dengan hati-hati. Menjaga kualitasnya. Itulah itiba ul-sunnah.
Kemudian berikutnya Apabila engkau Telah selesai dari mengerjakan Satu amalan Engkau pun merasa Seolah-olah Ada rasa takut kepada Allah Bahwa amalmu itu tidak Diterima, hatimu merasa takut Amal itu Tidak diterima oleh Allah Atau malah Allah mengembalikan Amal tersebut kepadamu tanpa adanya Pahala falayakbalahu minqul Dalilnya adalah surah Al-Mu'minun ayat 60 Dan orang-orang yang telah memberikan atau yang memberikan apa yang mereka telah berikan Dalam keadaan hati mereka takut karena mereka merasa bahwasannya Bahwasannya amal-amal mereka tidak terima ketika mereka kembali kepada Allah SWT Kita tahu jemaah sekalian tafsir ayat ini sering disampaikan adalah ketika Aisyah RA bertanya kepada Rasulullah SAW apakah yang dimaksud mereka yang takut bahwa amal mereka tidak terima, yaitu mereka yang mencuri mereka yang berzina mereka yang melakukan perbuatan-perbuatan dosa dan mu'asyiat tetapi jawab Nabi SAW bukan mereka tapi yang dimaksud adalah mereka yang telah beramal tapi mereka takut di dalam hati mereka amal-amal mereka tidak diterima oleh Allah Allah SWT karena sebab boleh jadi kurangnya keikhlasan atau tidak adanya keikhlasan. Nah demikian teman-teman sekalian bagian akhir dari paragraf ini. Ini sekedar kesimpulan dari penulis yang intinya adalah memberikan nasihat kepada kita. Orang yang berakal, yang cerdas, yang memiliki pengetahuan, Yang memiliki kejujuran dalam hatinya untuk menangis Menasehati dirinya sendiri. Hendaklah semua definisi-definisi tentang keikhlasan ini.
Benar-benar diperhatikan dengan baik. Semua makna-maknanya juga dipahami dengan baik. Dan hendaklah semua pikirannya diarahkan ke situ. Dia sibukkan bagaimana supaya dirinya benar-benar ikhlas dalam beramal. Dan jadikan itu semua terpampang di hadapan kedua matanya.
Fadkhul fi habiqal bin salim Dengan itulah engkau akan Akan masuk surga. Membawa hati yang salim. Wata dapurah.
Wata dapuran jahidan. Maka rendungilah dengan perendungan yang sebaik-baiknya. Wa'ridha'ala nafsika sa'atan ba'da sa'ah.
Setiap waktu. Setiap jam. Setiap hari yang kita lalui.
Lelaklah yang kita koreksi pertama kali. Masalah apa? Keikhlasan pada amal-amal kita.
Tadharu alaika fawaiduha. Wata'ud ilaika awaiduha. Insya'Allah ta'ala.
Yang kalau kita terus mengoreksi keikhlasan. Maka manfaatnya akan kita rasakan. akan Benar-benar kita dapati dalam kehidupan ini Dan hanya kepada Allah lah Tempat kita untuk apa?
Wahual musta'anu Tempat kita memohon pertolongannya Wabiyadihit taufiq wal ihsan Dan hanya di tangannya lah Pimbingan yaitu taufiq dan juga Al ihsan kebaikan dari Allah subhanahu wa ta'ala Alhamdulillah Pembahasan kita pada bagian Tentang definisi keikhlasan Sudah selesai jemaah sekalian Dan insyaallah bagian berikutnya Tentang majalah Ikhlas Bidang-bidang apa saja Yang kita perlu disana memperhatikan Keikhlasan, insyaallah kita akan lanjutkan Di pertemuan-pertemuan yang Akan datang Semoga Allah SWT Menjaga kita semua dalam kebaikan Memberikan kepada kita Kesehatan dan keafiatan Sampai kita bisa melanjutkan kejadian ini nanti Setelah insyaallah Bulan Ramadan Demikian Kita akhiri dengan keberatuan majelis Subhanallah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh