Coba deh lihat kucing berkaki pendek yang imut ini. Tahu nggak, kalau seekor kucing betina dan seekor kucing jantan dari ras yang sama ini kawin, kemungkinan besar anak mereka nggak akan selamat. Hal ini karena gen pembawa sifat kaki pendek mereka ternyata sifatnya mematikan jika bertemu dengan gen yang sama dari induk lainnya.
Terus, gimana cara menghindarinya? Jawaban simpelnya, kucing ini harusnya dikawinkan dengan kucing ras lain yang nggak punya gen kaki pendek. Supaya apa?
Ya, supaya sesama sifat kaki pendeknya nggak saling ketemu. Oke, di sini kita nggak cuma membahas pewarisan sifat kaki pendek kucing imut tadi, tapi juga akan bahas pewarisan sifat secara umum alias hereditas. Tapi sebelum itu, kalian harus tahu dulu arti dari beberapa istilah yang akan sering disebutin di video ini.
Yang pertama ada parental. Parental ini adalah sebutan untuk orang tua atau induk yang disilangkan. Istilah ini disimbolkan dengan huruf P yang diikuti angka untuk menunjukkan ia adalah induk dari penyilangan keberapa. Misal pertama, ia ditulis dengan P1.
Sedangkan kalau penyilang kedua, ya P2. Dua parental yang disilangkan tadi akan menghasilkan filial. Yep, filial ini adalah anakan dari induk. Untuk simbolnya, istilah ini menggunakan huruf F.
Sama seperti parental, huruf F tadi diikutin sama angka yang menunjukin dia keturunan di tingkat keberapa. Jadi bisa aja disebut F1 kalau dia turunan pertama, atau F2 kalau dia turunan dari V2. Habis itu ada kata yang udah beberapa kali kita sebutin di awal, yaitu gen. Sip.
Simpelnya, gen ini adalah faktor pembawa sifat. Dari tingkat dominasinya, gen ini bisa dibagi jadi gen dominan, yang sifatnya kuat dan mendominasi, dan gen resesif, yang sifatnya lemah dan didominasi. Kalau untuk simbolnya, gen dominan disembuhkan satu huruf kapital, dan gen resesif disembuhkan satu huruf kecil. Nah, di pewarisan sifat ini, gen akan berpasangan dan membentuk yang namanya alel. Kalau gen tadi disimbolkan satu huruf, satu huruf aja, alel disimbolin dengan dua huruf.
Kemudian ada yang disebut genotype atau sifat yang tidak tampak. Sifat inilah yang nunjukin susunan genetik dari suatu induk atau anaknya. Genotype ini dibagi menjadi tiga. Yang pertama adalah homozygote dominan yang artinya alel terdiri dari dua gen dominan.
Kebalikannya ada homozygote recessive yang terdiri dari dua gen recessive. Terakhir ada heterozygote yang merupakan gabungan dari gen dominan dan gen resesif. Genotype tadi bakal ngasilin suatu phenotype atau sifat yang tampak dan bisa dilihat. Misalnya tanaman dengan genotype M besar-M besar akan menghasilkan warna merah. Warna merah inilah yang kita sebut sebagai phenotype.
Terakhir kita akan bertemu istilah hibridisasi. Hibridisasi ini adalah persilangan dua individu yang memiliki sifat beda. Di video ini kita akan ngebahas mono hybrid dimana induknya memiliki satu sifat beda, dan di hibrid, di mana induknya memiliki dua sifat beda.
Oke, sekarang kita akan mulai mendalami pewarisan sifat. Kalau ngomongin pewarisan sifat, nggak bisa lepas dari jasa bapak genetika ini. Beliau adalah orang pertama yang meneliti pewarisan sifat pada tanaman. Hasil penelitiannya menunjukkan kalau di pewarisan sifat itu ada pola-pola tertentu yang kemudian kita kenal sebagai Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.
Pada lelah tanaman Mendel dilakukan bukan pakai tanaman kacang ercis. Tanaman tersebut dipilih karena beberapa alasan seperti siklus hidup yang sebentar, mudah disilangkan, dan memiliki perbedaan sifat mencolok yang lengkapnya bisa kita lihat di tabel. Nah, dengan perbedaan sifat yang mencolok ini, Mendel bisa dengan mudah mengamati perbedaan yang dimiliki antara parental dengan filial, atau filial yang satu dengan yang lain.
Oke, pertama kita bahas hukum Mendel I. Hukum Mendel ini juga dikenal sebagai hukum segel. agregasi alias pemisahan. Maksudnya gini, hukum Mendel 1 ini nyebutin kalau waktu pembentukan gamet, alel akan memisah secara bebas.
Hukum Mendel 1 ini bisa dibuktiin pada persilangan monohibrit. Coba kita lihat persilangan dua tanaman kapri ini. Jadi ada dua tanaman kapri, yang satu berbatang tinggi, yang satu lagi berbatang pendek.
Kapri batang tinggi punya gamet T besar, dan kapri batang pendek punya gamet T kecil. Kalau disilakan berarti diperoleh genotype T besar T kecil, yang artinya perkawinan tersebut 100% akan menghasilkan keturunan pertama berbatang tinggi. Ingat, T besar berarti sifatnya dominan. Simple emang, tapi gimana kalau F1 dari persilangan tadi dikawinkan sama F1 lainnya?
Maka F2 bakalan jadi kayak gini. Atau kalau mau ditulis biar lebih gampangnya, jadi gini. Jadi meskipun sama-sama berbatang tinggi, P2 ini dengan P1 yang tadi memiliki genotype yang berbeda. Di dalam genotype P2, ada gen recessive tersembunyi yang bisa keluar ke anakannya. Jadi filial yang dihasilin sama P2 ini 75% berbatang tinggi dan 25% berbatang pendek.
Oh iya, perlu diingat kalau G disini artinya gamet ya, bukan jamet. Kalau pada persilangan tanaman kacang kapri batang tinggi dengan batang pendek tadi, alel dominannya bisa nutupin alel resesif sehingga genotype T besar T kecil phenotype-nya tinggi. Tetapi ada juga kasus tanaman yang alel dominannya nggak bisa nutupin alel resesif sepenuhnya. Kondisi ini disebut semi-dominasi.
yang contohnya terjadi pada bunga Snapdragon. Bunga Snapdragon merah jika disilangkan dengan warna putih akan menghasilkan keturunan pink meskipun memiliki genotype M besar M kecil. Kasus semi-dominasi ini disebut sebagai penyimpangan semu hukum Mendel. Itu tadi hukum 1 Mendel, terus apa bedanya dengan hukum yang kedua?
Hukum 2 Mendel ini disebut hukum asortasi alias berpasangan. Maksudnya gini, hukum ini Ini nyatain kalau setiap alel dapat berpasangan secara bebas dengan alel lainnya pada waktu pembentukan gamet. Hukum Mendelwa ini berlaku pada persilangan di hibrit. Ingat ya, di berarti ada dua sifat beda. Misalnya aja, kita punya tanaman kapri biji bulat berwarna kuning, yang akan disilangkan dengan kapri biji keriput berwarna hijau.
Kalau ditulis kayak tadi, jadinya kayak gini. Nah, kedua induk ini akan ngasilin anak yang 100%. berbiji bulat dan berwarna kuning. Sedangkan kalau F1 ini disilangkan dengan sesama F1, akan lebih ribet lagi. Kalau ditulis jadinya gini.
Pastinya kalian akan bingung gimana cara nentuin genotype dan phenotype dari F2-nya. Nah, buat ngebantu kalian, bisa dibuat tabel yang bentuknya kayak gini. Jadi, tiap pasangan alel yang ketemu di satu kolom tinggal digabung aja. Misal di bagian ini. Karena B besar, K besar ketemu dengan sesamanya, jadi filialnya punya genotype BBKK besar semua.
Kalau disimpulin dari tabel ini, berarti F2 punya 4 jenis phenotype, yaitu bulat kuning, bulat hijau, keriput kuning, dan keriput hijau. Nah, itu dia serba-serbi dari hereditas serta hukum Mendel 1 dan 2, yang ternyata cukup menarik. Tentunya hukum ini gak cuma berlaku ke hewan atau tanaman, tapi juga ke kita sebagai manusia. Jadi kalau kalian tiba-tiba berambut pirang, padahal orang tua kalian berambut hitam semua, jangan salah paham dulu.
Bisa saja kedua orang tua kalian punya gen resesif rambut pirang dari orang tua mereka. Jadi fenotype baru kelihatan kalau dua gen resesif itu ketemu di kalian. Tapi kalau di garis keluarga kalian gak ada yang pirang, hmm intinya jangan lupa like, komen, subscribe, dan