Assalamualaikum Wr Wb Teman-teman sekalian Pernah gak sih kebayang ketika dulu masih ada Imperium Romawi dan Imperium Persia Waktu itu Imperium Romawi Terbentang kurang lebih 5 juta Kilometer persegi di sebelah barat Dan Imperium Persia Asia terbentang kurang lebih 7,4 juta kilometer persegi di sebelah timur nah pada saat itu ada suatu peradaban baru yang muncul di tengah-tengah raksasa-raksasa itu namanya peradaban Islam ternyata kurang dari 100 tahun Islam bisa mengalahkan peradaban Persi yang sudah dibangun selama ribuan tahun dan peradaban Romawi yang sudah dibangun lima ratusan tahun. Pertanyaannya, apa yang menginspirasi mereka? Apa yang menjadi dorongan-dorongan mereka?
Dan sekarang kita lihat justru Islam terpuruk dan tidak seperti pada dahulu kalau kita lihat dalam sejarah. Inilah yang saya coba jawab dan teman-teman bisa baca di dalam buku saya, Beyond the Inspiration. Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah puji dan syukur Senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT Zat pencipta semesta alam Zat pencipta manusia Yang menguasai hari pembalasan Dan pas pasti akan memberikan keadilannya pada orang-orang yang dikehendakinya, dan kita memohon bukan keadilan yang Allah berikan kepada kita, tapi kasih sayangnya ketika kita berjumpa di hadapan Allah SWT. Dan mudah-mudahan Allah berkenan untuk memaafkan apapun kesalahan. kesalahan kita, menerima apapun amal-amal baik kita, dan memasukkan kita ke tempat yang kita inginkan bersama-sama yaitu adalah surganya Allah Alhamdulillah teman-teman sekalian InsyaAllah dirahmati Allah, pada hari ini kita bisa berjumpa maka salat dan salam juga tak lupa, kita curah dan nimpahkan kepada Rasulullah SAW, yang membuat perjumpaan kita bukan hanya perjumpaan yang biasa, tapi perjumpaan yang dikarenakan oleh ukhwah, dikarenakan karena mencintai Rasulullah SAW Karena kita mencintai orang yang sama, maka mudah-mudahan kita juga saling mencintai dan dikumpulkan dalam cintanya Allah SWT di hari kiamat ketika tidak ada satupun yang dapat memberikan syafaat kecuali atas izin Allah SWT.
Teman-teman sekalian, syaudahirrahmanirrahim, kita masih nyambung dalam bab keempat dari buku Beyond the Inspiration. Dan pada hari ini saya coba ingin sedikit menyampaikan teman-teman sekalian tentang lanjutan yang sudah Kemarin kita bahas ada sedikit kekurang tepatan Bahasan La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah Yaitu menjadi syahadat orang-orang muslim Dan kita sudah tahu dan sudah kita sampaikan kemarin Bahwa bukannya salah Tapi agak kurang pas ketika kita hanya mengartikan kata-kata La ilaha illallah sebagai tiada Tuhan selain Allah Karena pada faktanya orang Arab juga mengenal Tuhan Bahasa Arabnya Tuhan adalah Rob Robbun artinya adalah Tuhan Atau berasal daripada kata tumbuh Daripada kata berkembang Maka kata-kata riba dalam bahasa Arab Itu sama asal katanya dengan kata-kata robb atau Tuhan Yaitu sama-sama yang mengembangkan, yang memelihara, dan seterusnya. Maka kalau kita berbicara tentang Tuhan, orang-orang Arab juga mengakui adanya Tuhan.
Orang-orang kafir Qurais juga tidak menolak adanya Tuhan. Bahkan mereka sangat legowo ketika mereka mengatakan bahwa Rabbunallah atau Tuhan kami adalah Allah Buktinya mereka menamakan anak-anak mereka dengan nama-nama misalnya contoh Abdullah Mereka juga ketika perjanjian Hudaybiyah tidak keberatan dengan nama Allah Walaupun mereka keberatan dengan wahyu yang dibawa oleh Rasulullah SAW Maka mereka mengganti kata-kata Bismillahirrahmanirrahim dengan kata-kata Bismillahirrahmanirrahim Ini adalah sebuah tanda bahwa mereka juga mengakui adanya Allah Ketika orang-orang Arab ditanya siapa Rab Anda atau Man Rab Buka atau Man Rab Bukum siapa Tuhan kalian, mereka menjawab Rabbi Allah atau Rabbu Nallah. Tuhan kami jelas-jelas adalah Allah.
Tapi beda ketika mereka memaknai kata ilah. Ilah artinya adalah sesembahan, al-ma'bud, sesuatu yang disembah. Atau kalau jamaknya alihah, yaitu adalah sesembahan-sesembahan.
Makanya kemudian kalau ditanya mereka, Man ilah hukum? Siapa kemudian yang menjadi ilah kamu? Atau man ilah hukum?
Maka mereka menjawabnya beda-beda. Setiap bani, setiap kaum, mereka punya sesembahan sendiri-sendiri. Mereka mengakui bahwa mereka diciptakan oleh Allah.
Mereka mengakui bahwa Allah yang menumbuh kembangkan mereka. Tapi dalam perkara meminta, mereka meminta pada yang lain. Dalam perkara menyembah, mereka menyembah.
pada yang lain, yang nanti kita akan jelaskan apa yang dimaksud dengan La ilaha illallah dalam arti adalah penyembahan kepada Allah SWT maka berbeda antara Rob dan berbeda dengan Ilah. Rob artinya dalam bahasa Indonesia bisa kita katakan sebagai Tuhan, sedangkan Ilah arti dalam bahasa Indonesia adalah sesembahan. Dimana bedanya? Karena memang Ini secara kata berbeda dan secara aktivitas apalagi. Misal, di dalam Al-Quran, Allah sampaikan bagaimana perilaku orang-orang kafir Qurais ketika mereka di zaman dahulu, mereka diseru untuk melakukan kalimat la ilaha illallah Allah sampaikan innahum khanu izaqila lahum yaitu adalah mereka-mereka, orang-orang Qurais ketika dikatakan pada mereka apa yang dikatakan?
la ilaha illallah katakanlah maknailah la ilaha illallah maka yastakbirun, Allah katakan mereka langsung bersombong ria Mereka langsung takabur. Mereka melihat itu, mereka meninggikan diri. Mereka membesarkan diri.
Dan mereka berkata kepada Rasulullah SAW, Apakah kami akan meninggalkan... Tuhan-Tuhan kami meninggalkan sesembahan-sesembahan kami lebih tepatnya disitu Allah gunakan kata-kata alihatina atau ilah-ilah kami Tuhan-Tuhan kami sesembahan-sesembahan kami li syairi majnun demi kemudian perkataan Anda seorang tukang syair yang gila jadi Allah sampaikan innahum kanu izaqila lahum la ilaha illallah mereka itu kalau diminta mengatakan la ilaha illallah yastakbirun wa yakulun mereka istighbar Mereka takabur, kemudian mereka berbicara dengan sombong, Apakah kami akan meninggalkan ilah-ilah kami, meninggalkan sesembahan-sesembahan kami, demi omohan kamu yang nggak jelas, yaitu adalah penyair yang gila. Karena mereka menuduh Rasulullah SAW sebagai penyair gila.
Itu yang bisa mereka lakukan. Menuduh, mereka bisa melakukan framing, dan seterusnya. Tapi yang bisa kita ambil daripada ayat ini adalah, Ketika mereka menerima Allah sebagai Rab, mereka menerima Allah sebagai Tuhan, mereka belum tentu menerima Allah sebagai ilah atau Allah sebagai yang disembah.
Maka mereka mengatakan, kami nggak mau. Sorry ya, kalau dikatakan la ilaha illallah, kami nggak bisa. Kenapa?
Itu berarti kami meninggalkan sesembahan-sesembahan kami. Yang selama ini sudah kami sembah. Yang selama ini sudah nenek kami sembah.
Yang selama ini sudah buyut kami sembah. Kami nggak bisa melakukan semua itu karena konsekuensinya terlalu berat buat kami. Tapi kalau hanya sekedar mengakui Allah itu adalah Rabb, kami bisa. Kami nggak ada masalah.
Pertanyaannya kalau gitu. Kalau dicerminkan dengan kita. Bangsa Indonesia nih, atau kita muslim yang tinggal di Indonesia, jangan-jangan penyakit orang-orang kafir Quraish sama kita sama. Jadi kalau kita disuruh, dikatakan, Tuhan kamu siapa?
Allah, jelas. Tapi apakah betul penyembahan kita hanya kepada Allah? Apakah betul kita juga menjadikan Allah sebagai ilah? Apakah betul kita menjadikan Allah sebagai sesembahan?
Untuk lebih mengerti lagi, ada hadis yang lain. Hadis ini dari Adi bin Hatim. Adi bin Hatim pernah menemui Rasulullah.
Lalu Adi cerita, saya menemui Rasulullah sementara di leher saya itu ada tergantung salib dari emas. Nah jadi ada salib dari emas. Nah ini kena dua nih. Yang pertama adalah salibnya, yang kedua adalah emasnya. Karena laki-laki nggak pakai emas gitu kan ya.
Maka ketika dia pakai kalung emas, salib, sudah emas, salib lagi, sudah salib, emas lagi. Dan di dalam Islam bukan Isa, bukan Yesus yang disalib. Tapi itu diserupakan dengan Yesus.
Bukan Yesus yang dibunuh, tapi yang diserupakan dengan Yesus. Tapi intinya adalah, dia memakai salib, sesuatu yang sudah jelas-jelas, di dalam agama Islam tidak diakui bahwa Yesus itu dibunuh dan Yesus itu disalib, tapi Yesus atau Isa itu diangkat oleh Allah, maka dia mengenakan itu di depan Rasulullah, maka kemudian Rasulullah langsung menugur Adi bin Hatim. Adi, campakkan itu kalungmu.
Adi, lepas kalungnya. Gak boleh. Adi, campakkan itu kalungmu. Kemudian Rasulullah SAW membacakan surat At-Tawbah, ayat 31 kalau saya nggak salah.
Rasulullah SAW menyampaikan, إِتَّخُذُ أَحْبَارُهُمْ وَرُحْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ Rasul membacakan ayat Allah, Apakah kamu tidak melihat perilaku orang-orang sebelum kalian, yaitu adalah orang-orang Nasrani dan orang-orang Yahudi, mereka menjadikan Mereka menjadikan pembesar-pembesar mereka Mereka menjadikan rahib-rahib mereka Sebagai Tuhan-Tuhan lain Rob-rob yang lain Selain daripada Allah SWT Kemudian Dengarkan ini, Adi bin Hatim mengajukan sebuah protes. Ya Rasulullah, aku tidak pernah melihat mereka menyembah kepada para rahib dan menyembah kepada para pembesar-pembesar mereka. Maka Rasulullah menjelaskan ayat ini langsung dari lisan beliau. Adi, yang dimaksud dengan menyembah pembesar-pembesar mereka dan menyembah rahib-rahib mereka adalah maksudnya ketika... pembesar dan rahib itu mengatakan sesuatu yang halal, maka mereka menghalalkan itu.
Dan ketika rahib-rahib mereka dan pembesar-pembesar mereka mengatakan ini sesuatu itu adalah haram, maka mereka mengharamkan itu. Jadi, yang dimaksud oleh Rasulullah sebagai penyembahan adalah ketika orang itu bukan hanya mengakui bahwa itu adalah Tuhan. Bukan hanya mengakui bahwa Allah itu Tuhan, bukan hanya mengakui bahwa manusia itu Tuhan, bukan hanya menuhankan manusia, bukan hanya menuhankan patung misalnya, bukan hanya syirik dalam bentuk-bentuk yang kita kenal, nyembah berhala. dan seterusnya.
Tapi yang dimaksud dengan penyembahan dalam hadis ini kata Rasulullah adalah ketika orang-orang, manusia itu menentukan halal dan haram dan meninggalkan halal dan haram yang sudah Allah tentukan. Ini yang dimaksud. Maka yang dimaksud dengan menyembah adalah ketika kita mengikuti aturan-aturan perkara-perkara halal dan haram selain perkara Allah.
Ustadz, kalau gitu kita nggak boleh ngikutin lampu merah dong. Itu kan buatan manusia. Tenang, kita belum sampai ke sana.
nanti kita akan bahas sampai di sana, yang dimana yang dimaksud dengan aturan Allah subhanahu wa ta'ala batasan-batasannya dimana, boleh nggak manusia bikin aturan, kita akan nanti akan sampai di sana, yang jelas ketika Adi bin Hatim pakai kalung salib ditegur Rasulullah dengan surat at-taubah ayat 31 kemudian setelah ditegur itu Adi bin Hatim hatim protes, lalu kemudian mengatakan saya tidak melihat mereka menyembah para pendeta, saya tidak melihat mereka menyembah para para pembesar-pembesar mereka maka Rasulullah mengatakan yang aku maksud sebagai penyembahan adalah ketika pendeta, ketika pembesar itu menentukan halal dan haram, lantas mereka mengikutinya pertanyaannya kemudian bagi kita kalau kita sudah tahu semua orang di Indonesia, Muslim, kalau ditanya Tuhannya siapa? jawabannya sama jawabannya pasti Allah, nggak ada yang lain pernah nggak beneran ditanya Tuhannya siapa? misalnya roti misalnya, nggak pernah kan ya?
atau Tuhannya siapa? PS5 misalnya, nggak pernah kan ya? tapi pasti jawabannya adalah Allah jawabannya Allah subhanahu wa ta'ala adalah Tuhan saya Pertanyaannya, benar nggak ketika dia menjadikan Allah sebagai Rab Tapi benar nggak dia menjadikan Allah itu sebagai ilah Sebagai sesuatu yang memang dia sembah Ngomong-ngomong tentang penyembahan teman-teman sekalian Oke lah gini Bahasa Arabnya sebagai hamba Yaitu adalah Abdun Makanya semua daripada kita adalah Abdullah Semua daripada kita adalah hambanya Allah Ketika kita adalah hamba Maka kita itu kayak buddha di hadapan Allah Bukan buddha dalam arti bahasa Sunda Atau buddha dalam arti bahasa Melayu Ini buddha beneran dalam bahasa Indonesia Buddha itu tidak mempunyai kemerdekaan Buddha itu ya diperbuddha Dan kita semua adalah the slaves of Allah Kita semua adalah buddha-buddhanya Allah Ngomong-ngomong tentang perbuddhakan teman-teman sekalian Ini contoh saja Sebagai contoh terhadap penghambaan Buddha itu kan menghamba kepada majikannya sebagaimana ketika kita menghamba kepada Allah berarti kita diperbudak oleh Allah dalam tanda kutip secara kemudian makna itu adalah perbudakan adalah penghambaan secara seperti itu nah coba kita lihat kapan seseorang itu sukses menjadi seorang buddha seseorang itu sukses menjadi seorang buddha kalau dia sudah menaati perintah tuannya contoh taruhlah saya ya saya sedang diperbudak sama seorang majikan lalu kemudian dia bilang kamu buddha saya saya bilang, iya saya buddha kamu dalam kemudian bilang saja, saya buddha kamu itu nggak cukup tapi ketika saya pengen menjadi resmi sebagai seorang buddha adalah saya pasti nurutin perintah majikan saya ngambilin minum Ambilin minum, nah itu sudah sukses Masakin mie, masakin mie, nah itu sudah sukses Maka suksesnya seseorang jadi seorang hamba Itu inline dengan pembahasan kita yang tadi Yaitu adalah dia mau nurut dengan perintah majikannya Dia mau untuk menjalankan perintah majikannya Ketika seorang buddha mau menjalankan perintah majikannya Maka itulah namanya perbuddhakan Namanya penghambaan Kalau misalnya disuruh terus dia nggak mau Namanya pembangkangan Jelas ya?
Nah itu dalam kasus manusia mungkin jelek Artinya budak-budak kayak misalnya di Amerika yang lagi rame, dulu ada perbudakan orang-orang kulit hitam. Jelas itu menjadi masalah gitu kan ya, makanya mereka memberontak, mereka nggak menurut lagi bahwa kami diciptakan sama. Tapi kalau menjadi sama Allah, ini menjadi masuk akal. Kalau kita sudah selesai membahas 26 episode tentang masalah keimanan, dan kita sudah tahu kita tuh lemah, dan kita adalah budaknya Allah, Maka kita akan sukses menjadi buddha kalau kita sudah mengikuti apapun perintah Allah SWT Karena sebenarnya kita nggak punya kebebasan dalam menentukan yang mana yang baik, yang mana yang bagus Contoh misalnya, ada seorang majikan Nyuruh buddhanya, eh tolong buatin kopi susu dong Lalu kemudian ditanya, pake gula nggak, Pak? Nggak usah pake gula.
Kenapa? Karena saya senangnya nggak pake gula, kan saya manjikannya. Setelah itu dia ke belakang dibuatin, dibuatinlah kopi pahit, kopi aja, nggak pake susu.
Terus kemudian ditanya, loh kok bukan kopi susu? Yang saya suruh kan kopi susu. Lalu kemudian budaknya bilang, iya sih, Pak, tapi sebenarnya yang lebih sehat bagi Bapak adalah kopi hitam aja. Nggak usah pake susu, Pak.
Kenapa? Karena saya bacanya begitu. Lalu kemudian bosnya nanya, yang lebih tau kamu atau saya?
Yang manjikan kamu atau saya? Karena yang namanya kesuksesan dalam perbudakan, penghambaan itu harus berbuat sesuatu sesuai dengan perintah yang memberikan, yang menjadi majikan gitu loh kira-kira. Nah maka ini sesuai dengan yang kita bahas. Ketika kita sudah tahu bahwa Allah itu sebagai Tuhan, sebagai Rab, belum tentu kita bisa menaati Allah. Untuk menaati Allah, kita harus menjadikan Allah itu sebagai ilah.
Sebagai... Memang sesuatu yang layak disembah, al-ma'bud, sebagai sesuatu yang layak disembah. Makanya bukan hanya pengetahuan saja bahwa Tuhan itu adalah Allah, tapi sesembahan itu juga Allah. Kenapa kita harus menyembah Allah? Karena kita lemah, karena kita nggak tahu apa-apa.
Sesuai yang sudah kita bahas kemarin, 26 episode, dan yang nanti akan kita bahas dalam episode-episode ke depan. Semuanya masih akan menuju ke sana semua. Artinya, teman-teman sekalian, yang dimaksud dengan penyembahan itu adalah mengikuti aturan-aturan.
Pertanyaannya lagi pada kita, introspeksi pada kita Sekarang orang-orang Indonesia ditanya Tuhannya siapa? Jawabnya Allah Tapi aturannya aturan siapa? Ketika dia melihat halal haram itu siapa yang menentukan? Allah atau bukan? Dia yang lebih takut pada siapa?
Dia mengikuti aturan-aturannya siapa? Dia lebih ridok pada aturan yang mana? Contoh misalnya, ini ada sesuatu yang menarik Oke lah, saya mau kasih tau gini Teman-teman sekalian Hukum itu pasti hitam putih Tapi saya nggak mau ngejudge temen-temen sekalian yang belum melakukan sesuai dengan hukum Allah Karena saya pun nggak sempurna Karena saya pun belum melakukan semua hukum-hukum yang saya tahu Yang ini cuma sebagai contoh aja, contoh Nutup aurat itu wajib, bener nggak? Iya, nutup aurat itu wajib Tapi kadang-kadang ada orang-orang yang justru lebih menaati yang lain daripada Allah Padahal dia tahu yang ngasih kehidupan adalah Allah Yang ngasih segala macam adalah Allah Tapi masih menaati perintah-perintah selain Allah Ada yang nanya pada saya, Ustadz, saya pengen banget nutup aurat Tapi perusahaan saya itu Ustadz, adalah perusahaan yang tidak boleh pakai kerudung, tidak boleh pakai jilbab Gimana ceritanya kalau saya berkerudung dan saya berjilbab, nanti saya bisa diberhentikan dari kerja saya?
Lalu kemudian pertanyaannya balik lagi ke dia Yang dia jadikan ilah itu siapa? Kalau yang dia jadikan ilah adalah Allah, sudah nggak perlu banyak tanya lagi Karena dia tahu yang menjadi Rizki bukan manusia, karena dia tahu yang menjamin hidup dia bukan manusia dan ketika dia melakukan suatu keburukan, dalam kemudian kehidupan dia, itu tidak memberikan barokah bagi hidup dia, nah maka tergantung yang dia jadikan ilah itu siapa mengakui Allah sebagai Rob itu mudah sekali, sangat mudah sekali anak SD juga bisa, tapi yang agak sulit adalah menjadikan Allah sebagai ilah, dan ini yang terjadi pada orang-orang kafir Qurais mereka berhasil menjadikan Allah sebagai Rob Tapi tidak menjadikan Allah sebagai ilah. Maka suatu waktu kemudian saya pernah datang ke satu pengajian zaman-zaman dulu ketika belum dianggap radikal atau kata-kata radikal itu belum muncul, sekitar tahun 2014-2015 saya pernah ngisi kantoran.
Pas bulan Ramadan. Pas bulan Ramadhan... Ramadan ngisi kantoran, mohon maaf nih kalau ada yang ternyata yang saya maksud ternyata denger, tapi saya nggak sebutkan nama, karena saya memang nggak tahu namanya. Dan Alhamdulillah, mungkin sekarang sudah hijrah.
Jadi ketika saya ngisi kantoran, itu pas zuhur, pas Ramadan, itu kan saya mimpin jamaah sholat dong, Ustaz silahkan pimpin jamaah sholat zuhurnya, oke siap. Lalu kemudian saya bilang, biasa lah kan setelah adhan, saya mundur ke belakang, balik ke belakang, lalu bilang, luluskan dan rapatkan softnya kan gitu kan ya nah pas saya ngomong gitu itu tiba-tiba kucuk-kucuk-kucuk-kucuk dateng seorang cewek tergopoh-gopoh pake baju seksi banget ya wajar lah namanya juga kantoran pake baju seksi banget loh kok diliat set? ya keliatan mau gimana lagi?
orang lagi nge-yet ke belakang setelah dia pake baju seksi banget itu setelah itu dia pake mukena setelah dia pake mukena setelah itu dia setelah itu dia sholat Lalu setelah dia sholat pas salam itu saya kedengaran ada temennya ngomong begini, eh kamu kok pas lagi sholat itu pake mukena sih? Terus setelah selesai sholat kamu lepas lagi? Lalu kemudian orang ini yang seksi tadi ini bilang yang berbaju seksi yang setelah dia pake mukena terus setelah selesai sholat dia lepas lagi dia bilang gini, ya iyalah ini kan lagi menghadap Allah.
Lah kalau menghadap Allah, kita harus bener-bener rapi. Nah terus, berarti dia cuma merasa bahwa Allah tuh cuma ngeliat dia pas lagi sholat doang. Ini yang menjadi masalah. Ketaatan orang kepada Allah hanya dalam... Level-level terbatas.
Kenapa? Karena mereka cuma mengerti seolah-olah Allah cuma lihat pas sholat doang. Allah cuma lihat pas di masjid doang.
Allah cuma lihat pas Ramadan doang. Maka ketaatannya cuma di masjid, ketaatannya cuma di Ramadan, ketaatannya cuma kadang-kadang ketika ada ritual-ritual. virtual saja.
Pertanyaannya kemudian kita lanjutkan lagi, coba bayangin. Ada orang, pernah nggak ngeliat orang masuk masjid pakai tank top atau pakai hot pants? Pernah nggak ngeliat kayak gitu? Kayaknya separah-parahnya cewek, saya belum ada yang ngeliat kayak gitu deh.
Separah-parahnya cewek, secabe-cabeynya cewek, Itu ketika dia masuk masjid, itu pasti pakai baju yang rapi. Pakai kerudung-kerudungan gitu kan ya. Walaupun ada poninya di sini gitu kan ya.
Atau kerudungnya begini, atau gini. Eh, terserah lah. Pokoknya dia pasti masuk dengan pakaian yang sopan. Kenapa?
Dia bilang, hati-hati loh. Ini adalah rumahnya Allah. Kamu macam-macam, kamu bisa jadi kodok.
Misalnya kayak gitu. Kenapa? Karena dia merasa bahwa Allah hadir. Ketika dia sholat, Allahu Akbar.
Dia nggak mungkin pakai kutan. Dia nggak mungkin pakai daleman. Kenapa?
Karena dia yakin Allah ngeliat. Tapi perasaan dia, perasaan Allah ngelihat ini begitu mudah hilang ketika selesai sholat ketika dalam perkara-perkara yang lain kok bisa manusia itu ketika dalam perkara-perkara tertentu tawaf misalnya pernah nggak lihat ada ada ada orang tawaf, tawaf itu kemudian tawaf itu kan arahnya kan ini ya berlawanan dengan arah jarum jam pernah nggak lihat ada orang tawaf itu searah jarum jam kalau ada diinjek-injek dia begitu mudah orang taat ketika dia merasa ada Allah tapi begitu mudah orang menyelisih Allah ketika dia merasa nggak ada Allah itu Itu yang tadi dimaksud dengan, Itulah yang dimaksud dengan, Orang-orang menjadikan, Pembesar-pembesar mereka, Rahib-rahib mereka, Atau uang-uang mereka, Atau tradisi-tradisi mereka, Atau aturan-aturan mereka, Selain aturan Allah, Menjadi sesuatu halal dan sesuatu haram, Yang mengalahkan aturan Allah SWT. Poligami misalnya. Sorry ya, saya belum ada niatan untuk poligami, paling tidak untuk sampai dengan saat ini. Oh, emang ke depan gimana?
Ya, ke depan kan saya nggak tahu. Ya, jelas gini. Poligami dibandingkan dengan orang yang berzina, kira-kira lebih dosa mana?
Di negeri kita ini Di negeri kita ini lebih dosa orang yang poligami Daripada orang yang berzina Buktinya apa? Orang yang berzina bisa jadi artis lagi Orang yang berzina bisa dapat eksposur lagi Tapi orang yang poligami itu seolah-olah dapat dosa Sekarang juga sama Ada cowok sama cowok Cewek sama cewek Ada yang dirame-ramekan Lebih dosa mana dengan orang-orang yang poligami? Yang kayak gitu-gitu didukung, padahal udah jelas-jelas, ya Allah, dari zaman dulu pun, anak kecil pun sudah tahu, biologi sudah menjelaskan, anak itu ya dari cowok sama cewek, bukan cewek sama cewek, bukan cowok sama cowok, gitu kan ya. Namanya dari dulu, semua agama mengajarkan, namanya nenek moyang manusia itu Adam dan Hawa, bukan Adam dan Bambang. Artinya adalah apa?
Artinya adalah, ini adalah sesuatu yang sangat nyata, tapi seolah-olah yang kayak gini, nggak dianggap dosa, nggak dianggap menjijikan. dibanding dengan kemudian orang-orang yang mengalakan poligami yang seolah-olah dosa banget. Nah ini, ini yang kemudian terjadi, yang dimaksud dengan surat At-Taubah E31 tadi. Mereka menjadikan selain Allah sebagai penentu halal dan haram.
Itu yang dimaksud dengan penyembahan kepada selain Allah. Apalagi misalnya, banyak. Allah sudah jelas-jelas bilang riba itu nggak boleh. Allah sudah jelas-jelas bilang riba itu adalah haram.
Bahkan Allah tambahkan ancamannya. Siapa yang nekat untuk tetap pakai riba? Setelah Allah kemudian larang, itu sama aja ngajak perang Allah. Ngajak perang manusia aja, Anda belum tentu mampu. Ngajak perang Allah, masalah.
Gitu kan ya, wani-wani nih. Tapi ternyata ya ini kejadian. Di negeri kita malah riba dijadikan sebagai salah satu pilar ekonomi. Karena mereka kenapa? Mereka nggak mau untuk berhukum pada Allah dalam bidang itu.
Tapi Ustadz, gimana dengan ada kemudian sesuatu-sesuatu yang berbau syariah? Syariah itu harusnya bukan menjadi pilihan. Syariah itu harusnya menjadi sebuah ketentuan wajib bagi orang-orang Muslim. Gitu loh maksudnya.
Nah, saya cuma mau bilang saja. Saya sudah bilang ya, saya nggak berniat untuk ngejudge. Saya nggak berniat untuk ngejudge yang belum kerudungan. Saya nggak berniat ngejudge untuk yang masih kemudian dalam riba.
Saya pun sama. Saya lagi struggle berusaha untuk menerapkan aturan-aturan Allah dalam hidup saya. Maka saya nggak bisa ngejudge orang-orang yang belum bisa atau belum mampu untuk melakukan perintah Allah atau belum bisa untuk taat sepenuhnya seolah-olah mereka itu adalah dosa banget dan saya adalah baik banget.
Saya nggak bisa. Kenapa? Karena saya juga sama.
Saya juga banyak dosa, saya juga banyak kesalahan. Tapi yang pengen saya bilang adalah, dalam pembelajaran kita, yang ketika kita mengakui Allah sebagai Tuhan, sebagai Rab, maka Allah menuntut kita juga untuk mengakuinya sebagai ilah. Maka Allah sampaikan, saya bukan hanya Tuhan yang kamu akui, tapi saya harusnya adalah sesembahan yang kamu sembah.
Yaitu dengan cara melakukan perintah-perintah saya. Kan sudah saya bilang bahwa suksesnya penyembahan itu ketika kita mau untuk diperbudak, dalam tanda kutip, karena kita nggak punya kebebasan. Karena kita nggak merdeka di hadapan Allah SWT Bukan di hadapan manusia, kalau di hadapan manusia nggak sama sekali Tapi pertanyaannya balik lagi, aturan siapa yang dipakai dalam kehidupan? Aturan siapa yang dipakai dalam ekonomi?
Halal-haram mana yang dipakai dalam politik? Halal-haram mana yang dipakai dalam hubungan luar negeri? Itu semua Islam mengaturnya Kalau Islam nggak mengaturnya, ngapain Allah katakan Al-yaumma akmaltulakum dinakum wa atmamtu alaikum ni'mati wa raditulakumul islam madina Pada hari ini telah ku sempurnakan agamaku telah kujukan nikmatku bagimu dan telah ku ridhoi Islam sebagai agama satu-satunya buat kalian Kalau seandainya Islam tuh nggak lengkap, ada ngejek Kenapa ada ngejek? Lah masuk WC aja ada aturannya kok Masuk WC kaki kiri duluan Kaki kiri atau kaki kanan?
Kaki kiri duluan. Ada doanya? Ada. Keluar WC kaki kiri atau kaki kanan? Kaki kanan.
Ada doanya? Ada. Nah, masalah sekecil itu pun itu diatur di dalam Islam, apalagi masalah-masalah yang besar.
Nah, artinya teman-teman sekalian yang pengen kita sampaikan adalah kalau orang-orang Quraish dulu, mereka memiliki permasalahan dengan Rasulullah SAW, karena Rasulullah membawa idir Rasul adalah ilah, bukan hanya idir Rasul sebagai rob, Jangan-jangan ada orang yang bermasalah dengan Islam ketika Islam mulai didakwakan sebagai Allah itu sebagai ilah. Bukan hanya Allah sebagai rob. Terjawab pertanyaan antum kan? Kenapa orang-orang itu bisa jadi nggak suka sama pendakwah?
Karena pendakwah-pendakwah sudah mulai bilang Allah itu sebagai ilah. Tapi kalau Anda mau aman, Anda mau nggak ada persekusi, Anda mau dibilang ustad yang ramah, Anda mau dibilang ustad yang santun, Anda mau dibilang ustad yang sangat membumi, ustad yang sangat... Apa ya segala macem lah Segala macem pokoknya yang hebat-hebat Anda mudah saja Anda dakwain aja cuma Allah sebagai rob Selesai Nggak ada yang nganggu Antum Nggak ada yang nyolek Antum Nggak akan ada yang bilang Antum radikal Nggak akan ada yang bilang Antum ekstrim Nggak akan ada yang persekusi dakwah Antum Nggak akan ada yang ngomongin Antum jelek dan fitnah segala macem Kenapa? Karena Antum cuma bilang Allah itu ilah Allah itu cuma ilah Mari kita kemudian menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan Mari kita sholat di masjid Mari kita banyak sedekah Mari kita perbaiki amal-amal kita Mari kita tingkatkan ahlak-ahlak yang baik Tapi apakah cuma itu? Enggak Karena di dalam Islam aturannya banyak Adi bin Hatim datang pada Rasulullah bawa salib aja kemudian ditegur Rasulullah Apalagi yang lain, yang ketika mereka mulai untuk menghalalkan dan mengharamkan sesuatu bukan karena Allah Contoh lagi misalnya Berkaitan dengan Black Lives Matter ini Coba kita lihat Suatu waktu ada Abu Zar al-Ghifari dalam satu majelis.
Lalu kemudian ketika debat sama para sahabat, ini Bilal melakukan sesuatu membantah perkataannya Abu Zar. Dan kita tahu Abu Zar ini adalah orang yang berasal dari bani yang sangat terpandang. Terpandang kekejaman dan kesadisannya. Jadi bani yang sangat kuat.
Kenapa? Satu kampung perampok semua. Satu kampung itu kemudian ya inilah, reman semua. Maka Abu Dhar Al-Ghifari datang dari kampung seperti itu.
Ketika kemudian Bilal membantah Abu Dhar, Abu Dhar bilang, Sampai-sampai kamu ya, Wahai anak perempuan berkulit hitam, Yap Nasauda, Sampai kamu membantah saya. Ketika itu kemudian Bilal nggak suka dengan perkataan ini, Maka kemudian dia ngadu pada Rasulullah, Ya Rasulullah aku dipanggil anak daripada ibu, Seorang ibu yang berkulit hitam. Rasulullah memanggil langsung Abu Dhar. Abu Dhar di sini. Lalu apa kata Rasulullah?
Abu Zar, saya ini masih melihat daripada dirimu adalah sifat-sifat jahiliah. Waduh, Abu Zar langsung diomongin gitu langsung nangis. Langsung sadar, lalu dia bilang, Ya Rasulullah, kemudian dia bertaubat, dia taruh pipinya di tanah, lalu dia bilang sama Bilal, Bilal, injek kepala saya Bilal.
Injek kepala saya, kenapa? Karena ini merupakan sebuah balesan kepada saya. Tapi apa kata Bilal? Nggak Abu Zar. kamu lebih utama daripada saya, diangkat kemudian Abu Zar Masya Allah, kenapa?
karena Islam bukan hanya berkaitan dengan urusan-urusan ibadah tapi urusan-urusan bagaimana uhuah urusan bagaimana bernegara bagaimana berekonomi bagaimana berideologi itu semua Islam ngatur nah maka ketika Anda mulai nyenggol urusan Allah itu sebagai ilah bahwasannya seluruh manusia harus taat pada Allah dalam segala bidang kehidupan sebagaimana yang Rasulullah kemudian serukan siap-siap Anda bakal dapat masalah Nanti kita lanjutkan dalam bahasan yang berikutnya teman-teman sekalian Mudah-mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan teman-teman sekarang mendapatkan kebaikan daripada materi ini Kalau ada yang baik itu pasti berasa daripada Allah Kalau ada yang salah itu pasti lisan saya Itu pasti saya Dan manusia senantiasa berbuat salah dan mudah-mudahan teman-teman memaafkan Dan teman-teman mendoakan saya senantiasa Wassalamualaikum Wr. Wb