Transcript for:
Alat Optik dan Cacat Mata dalam Fisika

Halo teman-teman, jumpa lagi bersama kakak di channel Legurles. Nah, pada video kali ini kita akan belajar pelajaran baru di fisika. Biasanya ini ada di kelas 8, kita akan belajar yang namanya alat-alat optik. Nah, nanti akan ada banyak alat optik yang akan kakak bahas. Nah, di video pertama ini kita akan belajar tentang mata dan juga cacat mata Rabunjau. Sebelum kakak lanjut, jangan lupa di sebelah kanan kita punya tombol subscribe. Silahkan subscribe untuk mendapatkan update video-video terbaru. Dan di sebelah kanan atas biasanya nanti ada tombol untuk playlist dari alat-alat optik. Nah, pemanfaatan lensa itu kita sudah tahu, kita sudah belajar. Itu salah satunya pada alat-alat optik. Nah, yang paling dekat dengan kita itu adalah mata. Kenapa? Karena mata kita ternyata memanfaatkan lensa cembung. Nah, ini bagian dari mata ya. Dia ada lensa cembungnya nih. Ini ada lensanya. Ya. Nah. Biasanya yang akan sering ditanya itu ini nih, ini ya, cornea, iris, kemudian kita punya pupil, kemudian kita punya lensa, kita punya retina. Nah, ini yang penting di fisika, kalau yang lain biasanya di biologi itu. Nah, cornea itu adalah tempat awalnya masuknya cahaya, nah kemudian lensa itu adalah tempat mengatur. Jadi, lensa ini dia mengatur bagaimana bayangan itu bisa jatuh di sini. Ya, nanti kalau cacat mata kita akan belajar bayangannya jatuh di mana sih, gitu ya. Kemudian ada juga iris. Iris ini yang memberikan warna pada mata. Jadi kalau kita punya warna, matanya warna biru, warna coklat, itu karena irisnya. Nah, yang penting juga pupil. Pupil ini celah yang dibentuk oleh iris. Jadi kalau kita dalam gelap, ruangan tiba-tiba gelap, biasanya kita agak sedikit memincingkan mata gitu ya. Kalau ruangan tiba-tiba terang, kita juga agak memincingkan mata. Itu sebetulnya pupil kita. Sedang bereaksi Irisnya sedang bereaksi untuk mengatur besar pupil Sehingga cahayanya diatur Supaya tidak terlalu banyak Jadi kalau misalkan dari gelap Tiba-tiba terang pupil itu akan Menyempit Irisnya akan mengatur supaya pupilnya menjadi kecil Jadi cahaya masuk jangan terlalu banyak Karena ketika gelap Ternyata pupilnya itu besar banget Karena dia butuh cahaya banyak masuk sebanyak-banyaknya Nah kemudian retina, retina ini adalah tempat bayangan terbentuk atau biasa kita sebut layar ya. Jadi nanti bayangan yang ada di retina itu, retina itu seolah-olah layar. Seperti kita pada proyektor, kita menembakkan proyektor itu ke dinding, yaitu layarnya. Nah kalau di mata kita layarnya adalah retinanya. Nah gimana sih cara kerja mata? Mata itu membiaskan cahaya yang dipantulkan benda di depannya. Jadi misalnya kakak ini sedang melihat mikrofon kakak gitu ya. Mikrofonnya itu memantulkan cahaya, cahayanya masuk ke dalam mata kakak. Kemudian dibiasakan oleh lensa supaya jatuh di retina. Nah, jadi ini biasanya kita akan bermain di dua benda ya. Benda jauh dan benda dekat. Nah, hubungannya apa nih kak? Nah, supaya... Jadi gini, kalau misalkan lagi melihat benda jauh, matanya itu, lensanya itu harus sedemikian rupa supaya... Bayangannya jatuh di sini. Ketika bendanya dekat, lensanya juga harus mengatur tebal tipis dirinya. Supaya bayangannya jatuh di sebelah sini. Nah, kenapa dia harus bisa mengatur tebal tipis? Karena gini, jarak dari si lensa ke retina ini selalu tetap nih. Ini selalu tetap nih jaraknya. Sedangkan si bendanya bisa berubah-ubah jaraknya. Bisa di sebelah sini, bisa di sebelah sini, gitu ya. Benda kebalik disini gitu ya Bendanya bisa banyak Kita gak bisa mengganti lensa mata kita Wah kita mau melihat benda jauh Lensanya dicopot dulu gitu ya Lensa mata dalam matanya dioperasi dulu Diganti sama lensa yang lain supaya bisa jauh Gak bisa begitu Jadi lensa itu dia akan menebal dan menipis Nah pengaturan tebal tipis ini biasa disebut akomodasi mata Sehingga bayangan yang dihasilkan oleh mata Itu dia selalu nyata terbalik dan diperkecil ya karena bendanya disini dia ditangkap layar yaitu retina kita dia nyata dia terbalik dan dia harus diperkecil supaya muatkan mata kita kecil gitu ya nah kira-kira itu jadi kita disini mengenal yang namanya akomodasi mata yaitu menebal menipisnya lensa mata mengatur supaya benda yang kita lihat itu jatuh di belakang eh jatuh di retina kita mungkin kalau teman-teman mau coba Teman-teman bisa menaruh jari di depan mata teman-teman. Kemudian kalau teman-teman melihat jarinya atau melihat benda di belakangnya, itu agak sedikit berbayang-berbayang sedikit gitu ya. Kalau kita lihat jari kita yang di depan mata kita, benda di belakang jadi berbayang. Tapi kalau kita melihat benda yang di belakang jari, jari jadi berbayang. Nah, itu karena lensa kita menebal dan menipis. Nah. Pada mata itu nanti ada yang namanya istilah titik jauh dan titik dekat. Ini akan sering banget kepake nanti di soal-soal alat optik. Yang pertama titik jauh. Biasanya kita disebut PR. Pungtum Rematum. Dia adalah titik terjauh ke mata mampu melihat benda. Jadi dimana sih paling jauh mata kita bisa melihat benda. Pada mata normal, titik jauhnya itu tahinga. Tahinga ini bukan artinya, wah kakak bisa melihat orang 1 km di depan. Bukan. Tapi kakak bisa melihat benda 1 km di depan itu jelas. Tidak berbayang. Kalau bendanya kecil banget, kakak nggak bisa lihat. Tapi kalau bendanya besar, kakak bisa lihat dia tidak berbayang. Misalkan kakak lagi di jalan, melihat gunung yang jauh banget, gunungnya itu nggak berbayang. Nah, itu titik jauh kakak. Kemudian ada yang namanya, oh ya, titik jauh ini dicapai saat mata kita berakomodasi minimum. Jadi lensanya menjadi setipis-tipisnya. Kemudian ada titik dekat, namanya PP. Punctum proximum. Jadi kalau ini tadi punctum rematum. Ini punctum proximum. Nah ini apa nih? Kemampuan mata untuk melihat paling dekat. Nah. Maksudnya apa kak? Kita kalau baca buku pasti ada jarak tertentu. Kalau jaraknya 5 cm di depan mata, pasti nggak kelihatan juga. Kenapa? Karena titik dekat ini dicapai saat mata berakomodasi maksimum. Jadi lensanya setebal-tebalnya. Misalnya titik dekatnya 20 cm, di bawah 20 cm kita nggak akan bisa lihat. Karena matanya sudah maksimumnya itu melihat di 20 cm. Kalau mata orang normal biasanya di 25 cm. Nah, gimana sih cara menghafal itu kalau titik jauh itu PR atau PP gitu ya? Gampang gini, kalau P dan P itu kembar nih. Anak kembar dia dekat ya. Jadi PP itu titik dekat. PR, PR itu di tengah-tengah ada CQ ya. Q ini orang ketiga, sehingga mereka menjadi jauh. Maka PR itu adalah titik jauh. Cara menghafalnya gitu ya, kalau yang mau menghafal. Nah, tadi kita berbicara titik jauh dan titik dekat ini secara mata normal. Ternyata matanya ada yang tidak normal. Apa itu? Maksudnya adalah cacat mata. Cacat mata di sini bukan artinya tidak dapat melihat sama sekali ya. Atau buta atau katarak, kita tidak membahas cacat mata itu. Tapi cacat mata yang dibahas di fisika itu adalah... ternyata mata ini tidak mampu berakomodasi misalnya kita terlalu banyak membaca buku mata kita sering berakomodasi maksimum jadinya dia sudah terlalu tebal dan tidak elastis lagi sudah tidak bisa menipis lagi menipis bisa tapi terbatas karena dia sudah terbiasa tebal gitu Atau sebaliknya. Nah, cat-cat mata yang pertama itu adalah miopi atau rabun jauh. Biasanya dibilang penglihatan dekat. Jadi rabun jauh tapi dia berpenglihatan dekat. Kenapa? Karena dia nggak bisa lihat yang jauh-jauh. Dia cuma bisa lihat yang dekat, berpenglihatan dekat. Ini diakibatkan lensanya sudah tidak bisa memipih, menipis dengan sempurna. Jadi bayangannya itu jatuh di depan retina. Nah, ini ya. Jadi ada benda jauh sekali, dia tidak jatuh di sini sekarang. Dia jatuhnya di sini, di depan retina. Nah karena lensa matanya sudah tidak bisa menipis lagi, pada Rabunjahu itu titik jauhnya atau PR-nya berpindah mendekati mata. Jadi kalau tadinya di tahinga di sini, itu bisa terlihat dengan jelas, gunungnya bisa terlihat dengan jelas. Sekarang untuk melihat gunung itu terlihat dengan jelas, gunungnya harus maju sedikit. Nah, kan nggak mungkin ya gunungnya maju ya. Nah, cacat mata ini dibantu dengan lensa cekung. Nah, lensa cekung itu membantu memindahkan benda yang sangat jauh ke titik jauh mata penderita. Jadi kalau kakak nih, kakak rabun jauh. Kakak tidak bisa melihat benda A. Titik jauh kakak ada di sini, misalnya. Maka si lensa ini... seolah-olah memindahkan benda itu dengan cara membentuk bayangan di sini. Sehingga bayangan yang didapat ini itu sebetulnya adalah bayangan maya, tegak, dan diperkecil. Kemudian benda inilah, bayangan inilah yang ditangkap oleh lensa mata untuk masuk ke sini. Jadi kalau kita pakai kacamata untuk membantu melihat itu, sebetulnya lensa mata kita bukan melihat benda aslinya. Tapi dia melihat bayangan yang dibentuk oleh si lensa Jadi ini bendanya, bayangan di sini, ini yang dilihat sama mata kita Dan bisa jatuh di retina Sehingga penglihatan yang kabur menjadi jelas kembali Kira-kira seperti itu ya untuk cacat mata Rabuncao Nah, rumusnya karena mata itu adalah lensa Maka rumusnya ya, rumus lensa Dimana 1 per F sama dengan 1 per SO Ditambah 1 per SI Nah bagaimana sih cara Menyelesaikan soal mata Jadi nanti kita ini yang miopi Nanti di video berikutnya kita belajar yang Hypermetropy dan presbiopi Yang pertama tentunya kita Mesti diketahui gitu ya Kemudian kita mesti menentukan siapa SO Siapa SI Nah gampangnya begini SO itu Ya SO itu adalah Sesuatu yang mau kita lihat SO itu sesuatu yang mau kita lihat sehingga SO itu adalah posisi normal biasanya posisi normal jadi kalau cat-cat matanya Rabun jauh, kita mau lihatnya benda-benda jauh. Berarti SO-nya tak hingga nanti. Benda-benda yang sangat jauh itu tak hingga kita sebutnya. Nanti di cacat mata rabun dekat, yang mau kita lihat itu adalah posisi normal. Kita maunya membaca di posisi 25 cm. Itu SO-nya, jadi yang dia mau. Nah SI nya itu adalah yang kita bisa. Oh saya maunya melihat yang tahinga. Tapi saya bisanya melihat paling jauh 3 meter. Nah itu SI nya. Kemudian kita akan menggunakan rumus lensa. Oh iya yang SI nanti ditambahin minus. Jadi ini minus PR atau minus PP dari mata yang tidak normalnya. Nah ini seperti yang kakak bilang, dia bendanya ada di jauh sekali ya. Kalau di Rabun Mata Rabun Jauh ini, bendanya di sini. Di ruang 4 bayangannya jadi di sini. Nah ini yang dilihat oleh si mata Kira-kira seperti itu ya Dapet pusing langsung kita coba untuk soalnya Disini soal yang pertama Seorang miopi mempunyai titik jauh 2 meter Berapa? Apa ukuran kacamata yang harus dipakai agar ia dapat melihat benda jauh dengan normal? Agar ia dapat melihat benda jauh dengan normal. Berarti ini sebenarnya dia pengennya, dia maunya melihat benda jauh dengan normal. Jadi untuk yang diketahuinya, dia maunya melihat benda jauh dengan normal. Berarti itu di tahinga. SO-nya di tahinga. SI-nya itu adalah di minus PR-nya ya, minus 2 meter. Jadi tadi di sini kita punya SI itu sama dengan min PR atau min PP. Ini atau minus 200 cm. Nah yang ditanya itu adalah ukuran kacamata. Berarti yang ditanya itu adalah B-nya berapa. Sekarang kita untuk menjawabnya, kita cari dulu fokusnya. 1 per F sama dengan 1 per SO ditambah 1 per SI. 1 per F sama dengan 1 per TAH hingga ditambah 1 per min 200. 1 per F sama dengan 0 dikurang 1 per 200. 1 per F sama dengan minus 1 per 200. F-nya. Ini tinggal dibalik, jadi minus 200 per 1 atau minus 200 cm. Sehingga lensa kacamata yang dibutuhkan, P-nya adalah 100 per F atau 100 per min 200. Ini adalah min setengah diopteri. Jadi dia harus pakai kacamata min setengah diopteri. Gampang ya? Kita coba soal yang kedua. Ijuk dapat melihat dengan jelas paling jauh 75 cm. Kita tulis yang diketahuinya dulu. Ijuk dapat bisa melihat paling jelas itu paling jauh 75 cm. Dia bisa melihat itu. Berarti SI-75 cm. Oh iya, kenapa SI-ya? Karena kita mau bendanya itu ada di depan lensa cekung. Berarti maya... Dia minus, gitu. Dilihat lagi ya video lensanya ya. Berapa ukuran kacamata yang digunakan agar ijub dapat melihat benda jauh secara normal? Berarti dia maunya melihat benda jauh secara normal. Dia nggak mau melihat cuma bisa 75 cm. Berarti SO-nya dia mau melihat benda yang jauh secara normal. Berarti di tahinga. Yang ditanya, ukuran kacamata berarti tetap sama. P-nya berapa? Maka untuk menjawabnya, Kita hitung dulu, 1 per F sama dengan 1 per SO ditambah 1 per SI. 1 per F sama dengan 1 per, kita hingga, ya, ditambah 1 per min 75. 1 per F sama dengan 0, min 1 per 75. 1 per F sama dengan min 1 per 75. Tinggal dibalik ya, F-nya sama dengan min 75. Oke ya. Nah sekarang kita hitung P nya. Berarti tinggal 100 per F. Ini 75 cm ya. Berarti ini 100 per min 75. Berarti ini dibagi 25 ya. Jadi minus 4 per 3 diopteri. Jadi dia butuh kacamata minus 4 per 3 diopteri. Nah, sekarang kita coba soal yang ketiga. Karena rabun jauh, seorang siswa harus menggunakan kacamata berukuran minus 1,5 dioptri. Nah, sekarang yang diketahuinya itu adalah P-nya minus 1,5 dioptri atau 3 per 2 dioptri. Berapa sih titik jauh siswa tersebut? Nah, kita kembali lagi ya. Siswa ini tentunya memakai kacamata. Karena dia maunya melihat benda-benda yang jauh Karena dia rabun jauh Dia maunya bisa melihat benda-benda yang jauh Maka tetap SO nya itu adalah tahinga Maka disini yang ditanya Itu kan sebenarnya PR nya berapa PR ini bisa kita dapat Kalau kita bisa mendapatkan SI nya Yang dia bisa tuh dimana sih Gitu Nah, maka untuk menjawab itu tinggal pakai rumus lensa. 1 per F sama dengan 1 per SO ditambah 1 per SI. 1 per F berarti 1, ini berarti kita cari F-nya dulu ya. Berarti ini minus, berarti F-nya itu. Disini aja. Berarti ini P sama dengan 100 per F. Minus 3 per 2 sama dengan 100 per F. Maka F nya itu kita dapatkan. Ini minus 3 F 200. Maka F nya minus 200 per 3. Maka ini 1 per minus 200 per 3. Sama dengan 1 per tahinga ditambah 1 per SI. Ini 1 per 200 per 3 kita balik jadi minus 3 per 200. Dapat dari mana? Ini 1 dibagi ini. Berarti 1 dikali ini dibalik. Sama dengan 0 ditambah 1 per SI. Maka di sini minus 3 per 200 sama dengan 1 per SI, kita dapet nih SI-nya tinggal dibalik ya, tinggal dibalik, minus 200 per 3 cm. Nah, tapi ini adalah SI-nya. Ingat ya, yang ditanya itu adalah titik jauhnya siswa tersebut, ya, titik jauhnya. Maka SI sama dengan minus PR, gitu ya, minus 200 per 3 sama dengan min PR. Ini buat dicoret, maka kita dapet titik jauhnya dia. Itu adalah 200 per 3. Berarti dia paling jauh cuma bisa melihat kira-kira. Berapa itu ya? 200 bagi 3. 60 cm, 65 cm. Lebih dari 65 cm itu akan berbaya. Kita coba lagi untuk soal yang keempat. Nah, di sini anak berpenglihatan dekat. Jadi kalau kalian melihat soal seperti ini, jangan anggap dia rambun dekat ya. Dia berpenglihatan dekat berarti dia tidak bisa melihat benda jauh. Artinya, Dia rambun jauh. Dia hanya mampu melihat benda jauh jika menggunakan kacamata berukuran 2,5 minus 2,5 diopteri. Berapa jarak paling jauh yang bisa ia lihat tanpa menggunakan kacamata? Berarti kita lihat lagi yang diketahuinya. Kita punya P-nya, minus 2,5 diopteri. Terus kita punya SO-nya. Tentunya dia... sebagai orang yang sakit maunya melihat normal, normalnya berapa SO nya? SO nya itu adalah benda-benda yang sangat jauh, ditahinya yang ditanya berapa jauh sih ia bisa melihat tanpa menggunakan kacamata? berarti yang ditanya ini sebenarnya adalah titik dekatnya kalau tidak pakai kacamata Titik jauhnya dia di mana? PR-nya ya. Atau kita mau mencari SI-nya. Oke, berarti kita butuh F-nya. Kita hitung dulu. P sama dengan 100 per F. Minus 2,5 sama dengan 100 per F. Berarti F-nya adalah 100 per min 2,5. Ini hasilnya F-nya itu adalah minus 40 cm. Nah, sudah dapat F-nya, kita mau mencari SI-nya, berarti tinggal pakai rumus. 1 per F sama dengan 1 per SO ditambah 1 per SI. 1 per min 40 sama dengan 1 per. Kita hingga ditambah 1 per SI-nya. Min 1 per 40 sama dengan 0 ditambah 1 per SI. Maka SI-nya, nanti kita dapat nih, SI-nya adalah minus 40. tapi yang ditanya itu adalah PR nya titik jauhnya sehingga SI sama dengan minus PR minus 40 sama dengan min PR disini kita dapat nih PR nya adalah 40 cm jadi dia paling dekat itu bisa melihat di 40 cm ini sudah agak rusak nih matanya Kita coba untuk soal yang terakhir. Nah, hijub menggunakan kacamata minus setengah diopteri. Setelah satu tahun, pengeliatannya agak burem lagi nih. Ya, harus menggunakan kacamata dengan kekuatan minus 1,25 diopteri. Berapa sih pergeseran titik jauh mata hijub gitu ya? Berarti di soal ini kita punya dua buah kondisi ya. Ada kondisi pertama, ada kondisi kedua. Di kondisi yang pertama, dia bilang, diketahuinya nih, nah ini P-nya, minus setengah dioptri, gitu ya. Di kondisi kedua, dikasih tahu, P-nya ini adalah minus 1,25 dioptri. Kemudian tetap pasti SO-nya tahingga, nah ini berarti kalau titik jauh, yang ditanya itu adalah PR-nya, atau kita sebenarnya mencari SI-nya. Dari si P, kita coba menjawab. Dari si P kita cari dulu F-nya. P sama dengan 100 per F. Maka minus setengah sama dengan 100 per F. Kita dapat nih, maka F-nya itu adalah minus 200 ya. Tinggal dikali silang aja. Tinggal kita hitung nih. Maka 1 per F sama dengan 1 per SO ditambah 1 per SI. 1 per SI. per min 200 sama dengan 1 per tahinga ya, per tahinga ditambah 1 per SI ini 1 per min 200 sama dengan 0, ditambah 1 per SI dapet SI nya adalah minus 200 Atau yang kondisi pertama ini PR nya itu adalah Kan min PS itu sama dengan Min PR sehingga nanti PR nya kita dapat Ini min nanti dicoret lagi Jadi 200 cm itu kondisi yang pertama ternyata matanya bertambah rusak sehingga dia harus menggunakan lensa yang lebih besar lagi diopterinya, kita coba ya hitungin di sebelah sini ya maka disini sama SO nya itu juga tahingga Kita sekarang mau menghitung sama juga PR yang keduanya. Kita hitung dulu P-nya. P sama dengan 100 per F, hitung dulu F-nya maksudnya. Berarti ini min 1,25 sama dengan 100 per F. Maka F-nya 100 dibagi min 1,25. Ini dapat nanti minus 80 cm. Kemudian kita akan mencari 1 per F sama dengan 1 per SO ditambah 1 per SI. Dimana 1 per min 80 sama dengan 1 per tahinga. Ditambah 1 per SI. Ini 1 per min 80. Sama dengan 0. Ditambah 1 per SI. Jadi dapat nih. SI-nya adalah minus 80. Nah sehingga kita bisa dapat nih. Karena SI sama dengan minus PR. Maka minus 80 sama dengan min. PR, gitu ya. Ini bisa dicoret, kita dapet. PR-nya adalah 80 cm. Nah, dari sini kita tahu pergeserannya berapa sih. Jadi dari 200, dia bergeser jadi 80. Berarti dia bergeser, tinggal dikurangi saja ya. 200 dikurang 80. Bergeser 120 cm. Dari 200 cm dari mata. jadi 80 cm dari mata berarti dia bergeser mendekati dia bergeser mendekati mata kira-kira seperti itu untuk kerabun jauh sebetulnya kalau kita terbiasa latihan kita menemukan satu pola untuk kerabun jauh dimana 1 per F pasti sama dengan 1 per SI dan SI nya itu adalah min dari si PR nya kenapa jadi seperti ini? karena kalau kita perhatikan pada setiap perhitungan 1 per SO atau 1 per tahinga selalu menghasilkan 0 1 dibagi bilangan yang besar sekali itu kita angkat 0 kira-kira seperti itu terima kasih buat teman-teman yang sudah melihat video ini selamat belajar kalau teman-teman merasa video ini bermanfaat ayo dibagikan kepada teman-teman yang lain Supaya mereka juga bisa belajar. Dan jangan lupa like videonya. Subscribe channel Legurles. Juga follow Instagramnya Legurles. Terima kasih.