Transcript for:
Sejarah Zaman Logam di Indonesia

Yo guys, di episode sebelumnya kita sudah selesai membahas corak kehidupan masyarakat pada zaman batu. Peradaban masyarakat dan perkembangan teknologi pastinya berjalan progresif dan semakin canggih. Setelah zaman batu selesai di tahap Neolitikum, perkembangan corak kehidupan masyarakat pun berganti dan memasuki zaman logam.

Bukan berarti alat-alat dari batu ditinggalkan ya guys, alat-alat dari batu juga pastinya masih banyak digunakan bahkan hingga sekarang. Zaman logam terbagi menjadi 3 zaman yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Para ahli mengatakan kalau Indonesia tidak mengalami zaman tembaga, karena sampai saat ini belum ada ditemukan peninggalan-peninggalan sejarah dari zaman tembaga di Indonesia guys.

Namun negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Kamboja aja nih yang terpengaruh dengan zaman tembaga ini. Di Indonesia, zaman logam terbagi menjadi dua yaitu zaman perunggu dan zaman besi saja. Kebudayaan logam dibawakan Nusantara oleh bangsa Deutero-Melayu atau Melayu Muda sekitar tahun 300 sebelum Masehi.

Sama halnya dengan bangsa Proto-Melayu, bangsa Deutero-Melayu ini berasal dari Cina Selatan. Mereka menuju ke pulau Nusantara menggunakan perahu bercadik. Mereka berlayar ke Nusantara untuk melakukan perdagangan. Untuk berdagang, mereka melakukan barter atau pertukaran karena zaman dulu belum ada sistem uang ya guys.

Bangsa Deuteromelayu tersebut kemudian berbaur dan terjadilah perkawinan dengan penduduk lokal ataupun bangsa pendatang yang sudah ada lebih dulu di Indonesia. Zaman logam sering juga disebut dengan masa perundagian. Penyebutan ini berasal dari bahasa Bali yaitu undagi, yang artinya adalah orang-orang yang terampil. Secara khusus, istilah undagi disematkan kepada orang-orang yang ahli membuat alat-alat dari logam.

Tidak semua orang bisa membuat kerajinan dari logam ya guys, hanya orang-orang yang terampil yang dapat menghasilkan barang-barang dari logam. Masa perundagian menggambarkan kepada kita bahwa masyarakat di zaman ini sudah memiliki keterampilan membuat alat-alat penunjang kehidupan berbahas dasar logam. Lalu bagaimana keamanan siapa di zaman logam membuat alat-alat tersebut? Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan teknik bivalve dan eccireperdu. Teknik eccireperdu atau teknik cetak tuang menggunakan media lilin dan tanah liat dalam pembuatannya.

Untuk membuat kerajinan dengan teknik ini, pertama-tama kita harus membentuk modelnya dengan lilin dulu guys. Setelah model dari lilin terbentuk, lilin tersebut kita lapisi dengan tanah liat. Jangan lupa untuk melubangi bagian atas dan bagian lapisan bawah tanah liat tersebut. Nah, fungsi lubang bagian atas adalah untuk menemankan cairan logam dan bawahnya untuk tempat keluar lilin yang mencair. Setelah dilapisi tanah liat, panaskan tanah liat tersebut dengan api.

Nah otomatis lilin akan menjadi cair dan keluar melalui lubang bawah. Setelah tanah liat mengeras berarti cetakan sudah siap dituang cairan logam. Jangan lupa untuk menutup lubang bagian bawah tadi supaya cairan logam yang kita tuang tidak keluar cetakan. Setelah logam dituang biarkan mendingin.

Setelah mendingin hancurkan cetakan tanah liat tersebut dan jadilah kerajinan logam guys. Teknik yang kedua adalah teknik bevelve atau teknik setangkup. Mula-mula kita buat dulu nih 2 cetakan yang akan kita setangkupkan sesuai model yang kita inginkan.

Setelah itu kita tuang logam cair. Setelah logam mendingin, buka cetakan setangkup tersebut dan jadilah kerajinan logam yang kita inginkan. Kelebihan teknik setangkup ini adalah cetakan bisa kita pakai berulang kali guys. Ada pun hasil-hasil kebudayaan berupa alat dari logam yang ditemukan di Indonesia yaitu nekara.

Nekara ya, bukan neraka. Jangan salah sebut. Nekara adalah gendang yang terbuat dari perunggu guys.

Persebaran nekara tersebar hampir di seluruh Asia Tenggara. Nekara khas Indonesia adalah nekara tipe pejing. Nekara berukuran kecil disebut dengan moko atau mako. Moko banyak ditemukan di Indonesia Timur.

Nekara memiliki beragam fungsi guys, diantaranya sebagai genderang perang, alat memanggil hujan, bakal kubur, benda tukar, hingga maskawin. Ini tergantung daerah masing-masing. Di daerah Alor, Flores, dan Rote Nusa Tenggara Timur, Nekara digunakan sebagai sebagai sarana upacara, penanda status sosial, dan sebagai maskawin. Kalau di Bali, nekara berfungsi sebagai benda sakral yang dipuja. Kapak perunggu Kapak perunggu yang ditemukan yaitu kapak corong atau kapak sepatu karena memiliki lubang.

Padahal fungsi kapak ini adalah untuk perkakas serta sebagai benda pusaka. Selain nekara dan kapak, alat-alat perunggu yang ditemukan adalah bejana perunggu, arca atau patung perunggu, serta perhiasan perunggu. Selain alat-alat dari perunggu, ditemukan juga alat-alat dari besi.

Alat-alat dari besi yang ditemukan tidak sebanyak alat-alat dari perunggu. Adapun alat-alat yang ditemukan di Indonesia itu mata kapak bertungkai kayu, mata pisau, sabit, pedang, dan cangkul. Pada zaman logam, tradisi pembuatan gerabah terus berkembang, meskipun alat-alat dari logam sudah mulai dikenal. Namun penggunaan gerabah tak bisa tergantikan guys.

Fungsi gerabah pun sudah berkembang yang tadinya hanya sebagai alat-alat keperluan sehari-hari, di masa perundagian gerabah juga digunakan untuk bekal kubur. Oke guys, mungkin itu saja yang bisa kita bahas dalam episode kali ini. Dukung kami dengan subscribe channel ini, tinggalkan like dan komentar yang membangun ya.

Sampai jumpa pada episode selanjutnya. Akhir kata, salam just merah.