Terima kasih telah menonton Hai aku Saya bisa dihukum lagi! Sekarang, aku akan berhubung dengan dia, wakil ukuran yang bagus perbandingan yang cermat Sekarang aku akan bersindar ke meja Menatap didi Menunggu dia memanggil Sudah waktunya Tapi aku ragu-ragu Tapi aku ragu-ragu untuk mengakhiri Aku ngadu Kau jangan mengatari udara Lebih baik kau siapkan aku untuk tidur. Kau baru saja aku bangunkan. Terus?
Aku tidak bisa membangunkan kau. Lalu mendidurkan kau kembali setiap lima menit. Aku masih punya banyak pekerjaan.
Maaf kau kutinggalkan. Loh. Ya.
Lihat, saat aku sedang tertidur, kau membuka mataku lalu melihat mataku. Oh, menjembing-jembingkan kelopak matamu? Tidak.
Suatu hari aku akan memperlihatkan... Sudah mulai putih semua Jam berapa sekarang? Aman seperti biasa Sudah kau lihat? Sudah Terus?
No Mestinya hujan Tidak akan ada hujan Lepas dari itu semua bagaimana? Aku tidak mau ngeluk Kau biasa saja Aku sudah katakan aku tidak mau ngeluk Apa belum cukup? Cukup apa? Segalanya ini?
Yang dulu? Kau tidak? Hidup hanya yang itu, ini saja.
Jawabannya yang perlu, ini saja. Kau tidak akan diberi mati. Kalau begitu kita akan mati.
Kalau begitu aku akan memberikan kau makan sekedarnya agar kau tidak mati. Kalau begitu kita tidak jadi mati. Kenapa kau tinggal bersama aku? Kenapa aku kau tahu?
Karena tidak ada orang lain. Karena tidak ada tempat lain. Kau akan tetap kutobak. Tidak sayang pada aku. Kau pernah sayang pada aku dulu.
Kau kubuat terlalu banyak penderita, ya kan? Bukan itu soalnya. Apa aku belum cukup membuatmu menderita?
Bukan itu soalnya. Cik! Ya, sudah cukup lama menderita. Kau membuatku kaget.
Aku bilang aku minta maaf! Ya, aku dengar. Maaf, kau aku tinggalkan. Aku masih punya banyak pekerjaan.
Oh, iya. Patahmu bagaimana? Jelek. Kakimu bunuh? Jatuh.
Klop Klop! Dimana kau? Disini Disini dimana? Aku tidak bisa melihatmu Disini Disini dimana? Kembali!
Aku disini Kenapa kau tidak bunuh saja aku sekalian? Aku tidak tahu kombinasi membuka kunci lemari makan Kau aku tinggalkan, aku masih punya banyak pekerjaan Dilaut mengintai Babar! Ber! Kau! Berikan dia bubur!
Sudah tidak ada bubur! Kau dengar? Sudah tidak ada bubur.
Tukang bubur sedang naik haji. Dan kau tidak akan pernah makan bubur. Kalau begitu aku mau ropi sebab luar bus internet. Apa itu?
Roti pisang martabak telur busi, nobi telur kornet! Roti pisang martabak telur busi, nobi telur kornet! Gesek!
Roti pisang martabak telur busi, nobi telur kornet! Rambut di Indomie, telur kornet di pisau kaki. Apa ini? Biskuit anjing. Teras tidak enak, aku mau makan.
Makan. Loh, jangan tutup. Peliknya tutup.
Pakin. Eh, di sini. Eh, aku.
Hai eh Eh, nyelesot! Agak takut! Lo, kau mau membiarkan aku sepanjang pertunjukan seperti ini?
Astagfirullahaladzim Aman Prof, kursi. Astaga, astagamu. Aman, aman, aman.
Astaga, astaga. ah ah ya ya aman aman ya aman aman love blocking nya kaget gini Gak disini blokin Astaga Gak apa-apa disitu Kamu lagi gak disini? Aduh.. Yah, orang goblok dimarahin orang buta!
Hahaha! Ini gue goblok! Asyik!
Waaah! Astaga, astaga! Hahaha!
Yah.. Alam sudah melupakan kita. Sudah tidak ada alam. Oh jangan mengadak-ngadak, Loh. Maksudku di sekitar sini.
Tapi, kita bernafas, Loh. Put kita rontok, gigi kita. Cita-cita kita?
Alam begitu dia bener-bener lupa kita. Tadi kau bilang alam sudah melupakan kita. Maksudku, tidak ada hidup yang pikirannya se-bengkok kita.
Kita sudah sebisa mungkin untuk lurus. Harusnya bengkok. Ah, kau agak baik kan. Merekeping-keping. Ini pekerjaan lambat, koh.
Sudah waktunya minum obat? Belum. Maaf.
Kau aku tinggalkan. Aku masih punya banyak pekerjaan. Di dapurmu? Iya.
Kalau aku boleh tahu apa yang kau kerjakan di dapurmu? Aku? Iya. Aku menata dinding.
Dinding? Ya, dinding. Apa yang kau lihat di dinding? Tubuh-tubuh telanjang.
Aku melihat... Cahayaku sudah padam. Di sini pun cahayamu sudah padam. Kau jangan berkata begitu kepada aku!
Sorry, sorry. Sorry, sorry! Maaf! Iya, aku juga. Ini penimu sudah mulai tumbuh.
Sudah kau garuk-garuk untuk memastikan apakah mereka tumbuh atau hari masih terlalu pagi? Kalau mereka mesti tumbuh, mereka akan tumbuh. Tapi mereka tidak akan tumbuh.
Ini tidak menyenangkan. Di akhir hari mereka biasanya tumbuh, kan? Ya.
Ini adalah akhir hari seperti hari-hari sebelumnya kan? Selalu begitu. Semua. berjalan menurut hukumnya. Bilang kau pergi!
Aku sedang mencoba Iya Terima kasih telah men Ciuman Ciuman Ciuman Haaah, sudah lah, pikir gue pegang-pegang terus, gigi-gigi baru sudah rontoh. Apaan? Apaan?
Mari. Haaah, biarlah. Yang penting kan gue tidak rontoh.
Aku sudah botak sayang Rontok siap hari Lai demi lai Apa? Rontok siap hari Lai demi lai Apa? Kau masih bisa mendengarkanku Apa?
Kau masih bisa mendengarkanku Iya sedikit kamu Apa? Kamu Apa? AAAAAA Ya pendengaran kita kurang baik Apa kita?
Ulala ulala gemes gemes Gemes Pendengaran kita kurang baik Kau mau roti? Sayang Sayang Ben kamu berhenti Biasanya kacang Gigi! Sini lagi!
Rintik! Tidak ada yang lebih menggelikan dari kemalangan loh! Di dunia ini, itu yang paling lucu. Setiap hari kita main karena lucu, dan itu-itu saja.
Oh, sebenarnya kita bosan. Tapi kita harus tertawa. Diam! Aku tidak bisa tidur. Apa kalian tidak bisa ngomong pelan-pelan?
Shh. Eh, kan kita sedang tertawa. Diam anjing! Diam! Kalau aku bisa tidur, aku akan bersubuh.
Aku akan lari ke hutan. Mata aku akan melihat langit, bumi, matahari. Mereka tidak akan bisa menangkap.
Amp! Tes di kepalaku. Jantung di kepalaku Kau dengar?
Jangan dikepala Pengen banget lo juri tau gue salah dialog lo Eh ada dua itu Sssst Aaaa Sssst Yuhuu Oh ada cerita tentang tukang jahit Hah? Buat apa? Aku tidak suka Sayang, sayang, supaya kau bahagia Kenapa cerita?
Seorang pemuda Inggris keturunan Jawa Ingin membuat celana strip Totonkontot Apolkador Untuk tahun baru Cina Kemudian itu datang ketukang jahit Sampai ketukang jahit Langsung diukur Wah bagaimana? Oh kalima 3 hari sudah selesai Tuhan Hah? 3 hari?
Oke 3 hari kemudian Bunda itu datang ke tuang jahit naik motor R.E.K.I. Sampai ditemang jahit. Bagaimana? Sudah selesai.
Tuhan, bagian pantatnya belum selesai. Kembalilah 21 hari lagi, Tuhan. 21 hari lagi? Oke. Bagaimana?
Pingsan. Bagaimana? Bagian resetingnya terlalu sempit untuk alat vital, Tuhan.
Woy! Huh? Wah! Shhh! Hahaha!
Oh! Kamu jadi teman! Wah!
Ow! Ow! Shhh! Hahaha! Woy!
Ini ceritanya panjang! Shhh! Singkat kata singkat cerita Eh, dengar Tuhan saja menciptakan dunia dalam waktu 6 hari.
Sedangkan kau penjahit profesional. Buat sebuah celana saya butuh waktu 3 bulan. Sabar dulu Tuhan.
Langsung coba celananya Tuhan. Hohohoh, sempak polkadot! Wah!
Syuk! Ternyata, mungkak itu menambahkan kantung alat vital di depan resleting. Oh, mungkak itu senang!
Bukan kepala, karena tegang jahit itu Bahwa penguda itu sebenarnya sedang sakit burut Burut, pengudanya sakit burut Kau Tertipkan Tertipkan mereka Tertipkan Masuk Masuk! Nol terpau, Mel! Aku tidak bisa menutup kedua-duanya! Mel!
Ya kau bikin jembatan diantara keduanya! Bagaimana, Klo? Aman. Tiap pagi mereka kita timang-timang.
Selama hari mereka kita panas parasi Mungkin dunia sudah terbalik, Loh Loh! Ya? Sedang apa kau? Ikin jembatan Loh! Ya?
Waktunya jalan-jalan! Ya kereta Ini ada dimana kok? Jalan kereta Putar!
Putar! Putar! Masa!
Hai Klop Klop Iya Klop Klop Untuk selamat Klop Kalau tidak dimundurkan tadi Hahaha Kita sudah dapat kereta Klop Terima kasih. Terima kasih. Ya itu sempat Di tengah pinggir Bawa aku ke tengah Ini sudah di tengah sebentar aku ukur dikira-kira dikira-kira goblot persis di tengah begini oh terlalu maju Terima kasih.
Ini terlalu mundur ke belakang, terlalu depan. Hei, ini terlalu membutar! Kalau dia bisa aku bunuh, aku akan mati kalau kecil. Aku juga manusia punya... Intro Cuaca Biasa Sudah kau lihat Sudah?
Pakai teropong. Aku tidak perlu teropong. Pakai teropongmu!
Aku ambil teropong. Hah? Tidak usah, tidak usah!
Sudah? Tunggu. Aku sudah membawa teropong. Cepat, sekarang kau lihat cuacanya. Bagaimana?
Bagaimana? Aku mau tangga. Kenapa?
Kau pendek. Ini tidak menyenangkan. Ini tidak menyenangkan. Lakukan ini, lakukan itu, ambil ini, ambil itu. Dan aku tidak bisa menolaknya.
Asal manusia, segala sesuatunya harus dijelaskan. Aku gunakan semua kata-kata yang kau ajarkan kepada aku. Dan aku tidak bisa mengertikan semuanya.
Ajarkan aku yang lain, atau biarkan aku diam. Hei, kok lu jadi marah-marah sama gua? Cuaca!
Sebentar aku ambil tangga. Cepat, cepat! Diambil tangganya, diambil! Sebentar! Sangat lambat.
Udah? Cepat, cepat, cepat, cepat! Bagaimana cuacanya? Sebentar!
Sudah? Bagaimana cuacanya? Sebentar!
Cuaca, cuaca, cuaca! Bagaimana? Mau teropong.
Tadi sudah kau bawa teropongnya? Jalan. Ini sangat bosan, kan? Sudah, aku sudah membawa kelompok.
Sekarang kau lihat cuacanya. Sebentar. Cepat, cepat, cepat, cepat.
Bagaimana? Loh, loh. Mulai banyak yang hidup. Ada apa?
Banyak orang sudah menonton dan menunjukkan Ini yang disebut keagungan Apa yang terjadi, Klok? Nol Ya Semua nol Semua Hei, hei, hei Semua Tunggu sampai aku tanya Ia ke laut Sama Sama apa? Rahu, layar, sirip, asap Apa?
Saya sudah tergelap Kalau itu aku sudah tahu Tidak ada camar Ya di tepi langit Masa tidak ada apa-apa di tepi langit Masa ada apa-apa di tepi langit Tombak Tima Matahari Kosong Apa hari sudah mulai gelap Seperti apa Lalu Iya kelabuk. Kau bilang kelabuk? Iya kelabuk. Apa kupingku tidak salah mendengar kau bilang kelabuk? Pin.
Dikutub kekutub. Pink, apa kau berlebih-lebihan? Kau jangan berdiri di situ! Kau membuat bulu kudukku berdiri!
Buat apa bandutan setiap hari seperti ini? Ini rutin. Siapa tahu kita mulai berarti sedikit.
Berarti sedikit? Kau dan aku berarti sedikit? Kuheba. Cuma tanya-tanya Ada apa, Klop?
Ada sekor kutu Hah? Kutu? Iya, di badanku Kutu sangat Wah Ini sangat menakjubkan Memang manusia itu berasal dari kutu sebelumnya. Glob!
Iya? Tangkap kutu itu sebagai bentuk kau cinta terhadap Tuhan. Aku bawa obat seprodnya sekalian. Iya, iya, iya.
Baksin, baksin, baksin. Mana, mana, mana? Seprod.
Seprod! Mati. Tidak, Terus, kau buat perahu sekarang, aku akan pergi ke selatan. Arus akan menghanyutkanku, dan aku akan pergi seorang diri untuk selama-lamanya kau. Aku akan laksanakan dengan senang hati.
Iya, iya, iya. Bro, bro, bro. Di laut ada ikan hiu. Ikan hiu? Iya.
Kalau dia sedang lapar, kau pasti akan dimakan. Tapi kalau kau selamat ikan hiu, itu tidak melihatmu. Kenapa? Aku disini saja deh Enggak jadi bikin braw Yah Jelek Tapi kau bisa melihat Apapun Pakin? Buruk Kau bisa berjalan, ke sana, ke mari, kau bisa bersenang-senang, bisa coba.
Intro Suatu hari, engkau akan jadi buta Engkau duduk Tuh, bagai pimpin dalam kehampaan Engkau tidur, engkau bangun, engkau lelap Terus tidur, terus bangun, terus lelap Engkau tidur, engkau bangun, engkau... Lelap, ya cuma males-males Buka, biarpun mayat-mayat dibangun Hei, tidak ada yang kasihan kepada dirimu Hei, kau banyak duduk, melihatkan itu Duduk, tidak bisa duduk Musikalisasi yang sia-sia Tapi kau tidak akan pergi meninggalkan itu Kau mau aku meninggalkanmu? Kau tidak bisa meninggalkan kami.
Kalau begitu aku tidak bisa meninggalkanmu. Kenapa kau tidak bunuh saja aku? Aku akan memberikan kode rahasia kombinasi lemari makan asal kau berjanji akan menghabisi kami.
Aku tidak bisa menghabisimu! Aku sudah berjuta-juta kali mempertanyakan itu kepada aku. Aku suka pertanyaan-pertanyaan usang. Jawaban-jawaban usang. Rumahku sudah menjadi rumah.
Seluruh jagad raya akan menjadi bau mayat. Benda-benda berada di tempat yang sebenarnya. Di bawah debu penghabisan. Aku kedinginan Terima kasih.
Tidak bisa meninggalkan kamu Sudah waktu Belum Sedang apa kau Cari ide Iya, one thing, alhamdulillah. Kau tiup luit, kau tiup luit aku akan datang. Lonceng alarm berbunyi, aku tidak datang. Lonceng alarm mati.
Percaya pada kehidupan kemudian Hidupku selalu begitu Sehingga waktunya bercerita Kau mau mendengarkan ceritaku? Tidak Kalau begitu bangunkan ayahku Dia tidak mau mendengar ceritamu. Nanti aku akan berikan dia permen.
Hei, Bajingan! Kenapa kau menyebabkan aku ada? Aku tahu! Kau tidak tahu? Aku tidak tahu kalau itu akan jadi kau.
Eh, misalnya kau tidak ada, mungkin orang lain yang duduk di situ. Selesai. Selesai.
Tidak ada lagi percakapan. Dengan tenang aku bisa mengisi kipahku dengan tembakau Malam itu adalah malam natal Malam yang sesuai dengan musim Mungkin jahat mengangkat mukanya yang berbalut dengan lumpur dan air mader. Lo.
Iya. Apa ia melihat karahku? Iya.
Kau jangan melihat karahku! Kau tahu persiapan-persiapan terakhir menjelang hari raya, dan apa maksud tujuan dari serangan itu? Aku ingat, 50 berlurut heliometer, tetapi matahari sudah turun diantara orang-orang mati. Ajukan permintaanmu agar aku bisa melanjutkan pekerjaan. Lalu ia pergi dengan seorang anak kecil mengendari kuda ke sebuah tempat yang belum pernah didiami oleh seorang pun.
Hanya ia dan anak kecil itu. Akhirnya, akhirnya ia menaruh anak kecil itu ke tempat yang belum pernah didiami oleh seorang manusia pun. Hanya anak kecil itu dan masih hidup. Seratus menurut manometer, angin kencang merobek-robek pohon tusam, menyapunya hingga bersih. Untuk menyingkat cerita, akhirnya ia tahu apa yang diinginkan oleh anak kecil itu.
Ia hanya menginginkan sepotong roti. Tapi kau tidak punya roti Kau memberikan ia gandum yang sudah menjadi bubur Seperti ini. Kering. Kering.
Kering. Seru. Zero menurut higrometer Hal yang cocok untuk menjemur enjoh Tapi Tapi demi Tuhan Bumi akan kembali bangkit Sungai dan lautan akan dipenuhi oleh ikan-ikan kembang Dan langit Langit masih tersedia surga Bagi Lama-lama aku tenang Aku tahu Aku tidak akan lama lagi hidup di dunia ini aku tahu Tapi kalau kita disini bisa menunggu dengan sabar Kita bisa mati dengan wajar dan manis Damai dan senang Hingga Hingga Pada suatu ketika Ia berkata kepada diriku Bagaimana kalau anak kecil itu kita bawa kemari dengan catatan kecil itu hasilnya? Ini, ini yang aku tunggu-tunggu.
Mukanya melihat kepadaku dengan keinginan yang sangat membangkang. Benarnya aku bisa menambahkan kondisi ini. Bisa. Tapi dimana aku harus menempatkan?
Mana permennya? Tidak ada permen! Wajar, bagaimanapun aku ayahmu, memang benar. Kalau tidak ada aku, pasti orang lain. Ini bukan menjadi alasan.
Eh, siapa yang kau panggil waktu kau masih anak-anak? Waktu kita punca dalam gelap. Ibumu, tidak aku, aku yang kau panggil.
Kau kami biarkan menangis, kau kami bawa jauh-jauh supaya kami bisa tidur dengan tenang. Ah bahagia bagai raja, aku tidak perlu mendengarkan kau bercerita. Suatu saat akan tiba dimana kau betul-betul memerlukan aku Untuk mendengarkan kau dan kau perlu mendengarkan aku Suara aku atau suara apapun Harap dapat hidup sampai saat itu Saat dimana kau menganggil aku seperti waktu kau masih kecil Dan sudah kutak-kutak dalam gelap Dan aku, aku...
Mel Mel, Masih ingat kan kita berdayung di sebuah danau? Nang, nang, nang, kau ingat? Cincin pernikahan kita Wuuu Wuuu Indah Nel Nel Haaa Indah Nel Aku pergi Hai roh ya apakah Ayahku sudah mati atau belum Sukacita telah berakhir Terima kasih. Kesukaan cinta telah berakhir.
Seandainya aku bisa menarik kepalaku ke laut, maka aku akan membuatkan bantalan pasir untuk kepala. Kesukaan cinta telah berakhir. Suka cinta telah berakhir Loh?
Loh! Diam Dela, aku ingin merasakan matahari menerpa wajah Suka cinta Suka cinta Jika tidak, Ketika pertama kali kau membawaku dalam tangan Kau masih ingat? Kau masih ingat?
Ya, aku ingat! Saya matahari menerpau wajahku Iya Kalau begitu bawa aku ke bawah jendela Aku mau ingin mendengarkan suara laut Laut, suara laut, suara laut Laut tidak akan bisa mendengar suara laut Biar ke jendela Kau mau bersumpah Bawa jendela ke bawah jendela Iya Bulan apa sekarang? inginan selimuti aku Aku tidak mau menciummu Dikenikku Aku tidak mau menciummu biar dimanapun Kalau begitu berikan tanganmu Aku tidak mau menyentuhmu Berikan tanganmu Aku tidak mau menyentuhmu Kalau begitu ambilkan anjingmu Aku tidak perlu Aku tidak mau anjingmu Kalau begitu kau berhenti Suakat itu mulang-mulang setiap kata.
Waktu untung semuanya hanya angan-angan Nanti aku akan berkati sendiri Tiga kali, tiga kali Kalau dia tidak mendengar pada pandilanku yang pertama Aku akan berkata kepada diriku sendiri Dia akan datang, dia akan datang Dia sudah terlalu jauh Aku diintip tangga Mengulang setiap kata-kata Waktu demi waktu turun bagaikan gudiran ganggu pergi tidak, mati juga tidak klop Berikan obatnya, Kloff. Berikan obatnya, Kloff. Berikan obatnya.
Berikan, berikan, Kloff. Berikan, berikan obatnya. Kloff, Kloff. Berikan obatnya, Kloff.
Kloff. Obat sudah habis. Tidak ada lagi obat penahan rasa sakit.
Tapi kotak kecil bunda itu penuh Kosong Kau sedang apa? Kloff, aku belum pernah kesana. Kita berhenti saja main. Ambil trokot. Satu hal yang tidak pernah bisa aku mengerti.
Mengapa aku selalu menuruti perintahmu? Apa bisa kau jelaskan kepada aku? Barangkali belas kasihanmu, Kloff.
Aku sudah tidak memerlukan kau lagi. Dan sudah usai Itu kau tinggalkan Sebelum kau pergi Pukulkan beberapa patah kata Ke hatiku Hatiku? Ya, hatiku Sebagai Disik-disik dalam kegelapan dan penuh... Berhentilah. Angkat kepala.
Pandang semua keindahan ketertiban. Kemarilah. Kau bukan binatang kejam. Lihatlah, nanti semuanya akan lebih jernih dan bersahaja.
Lalu aku berkata kepada diri, Cliff. Kau harus lebih banyak menderita supaya mereka berhenti menghukummu. Kau harus lebih banyak belajar menderita supaya mereka membiarkan kau pergi.
Lalu aku menanyakan kata-kata yang tidak pernah kau ucapkan selama mai. Aku mencari dalam gelap terang. Siang, malam, sampai aku terburu. Aku melihat debu di antara jejak kedua kakiku.
Aku berkata, dunia sudah padam, liat pun aku belum pernah melihatnya nyala. Kalau aku jatuh, aku akan menangis. Terima kasih. Terima kasih telah menonton Itulah dia baru saja kita saksikan, panggilan sindikator Jakarta dengan wakil NG, sutradara Jolim Bayuwinanda. Silahkan untuk para staff panggung, kru panggung sekalian, untuk bergabung bersama pemain di atas panggung, untuk memberikan penghormatan untuk tujuh kepedagangan penonton.
Oke kami panggilkan sekali lagi untuk para kru panggung, staff produksi untuk bergabung bersama kami untuk memberikan pembahasan kepada para penonton. Di depan kami paginya ada teman-teman kursi. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih para penonton atas partisipasinya. Ini dia pemain kita, Joyin Raiwinanda. Hai, saya sangat senang, tentunya.
Boleh maju ke depan panggung? Mari kita sama-sama memberikan penghormatan kepada para penonton. Oke, ini dia lah kami, Tindira atau Jakarta, Suwana Polo Terima kasih.