[Musik] Ini anak saya ini, Bapak. [Musik] Syaratnya satu, kamu harus tambah biaya lagi atau yang kedua kamu menjadi pacar aku. [Musik] Bayangkan bayangkan masa depan kalian. Apa yang kalian lihat? [Musik] [Musik] bercanggah tapi santai. Santai dong. [Musik] [Tepuk tangan] Saya ini adalah pengajar yang akan memberikan motivasi kepada kalian semua. Kalian akan saya berikan motivasi hidup dan mati. Maksudnya hidup dan mati. Saya akan memberikan motivasi. Dibedain nih. Dibedain bukan dibedain. Itu sebenarnya jadi satu kalimatnya hidup dan mati. Kalian bayangkan di dalam amplop itu ada pesan dari orang tua kalian. Ketika kalian pulang ke rumah kalian, di depan rumah kalian sudah ada bendera sudut corner sepak bola. [Tepuk tangan] Aneh enggak? Pulang tiba-tiba rame ada orang mau tendangan sudut di depan rumah. Aneh. Itu aneh. Rumah kalian tadinya bagus, tiba-tiba jadi lapangan bola. Bingung pasti. Aneh itu. Aneh banget, Pak. Aneh. Semua duduk di bangku cadangan termasuk saya. Bapak lagi curhat ya, Pak ya. Kamu ini bisa serius enggak sih? Jangan mentang-mentang kamu anak kesayangan dari guru kita. Kamu semena-mena. Kalian bayangkan ya, kalian semua nantinya bakal jadi orang sukses membahagiakan orang tua kalian. Tapi belum sempat kalian membahagiakan orang tua kalian. Orang tua kalian sudah lebih dulu bahagia. Ternyata memang kalian yang bikin orang tua kalian tidak bahagia. Coba sama-sama pejamkan mata kalian. Kalian bayangkan sosok yang bakal datang sebentar lagi di hadapan kalian. Ini adalah sosok yang sangat kita agung-agungkan. Kalian sudah siap untuk bertemu orang ini. Pejamkan mata kalian. Silakan buka mata kalian, Pak. Ya, enggak sesuai picture profile, Pak. Heh, ayo, ayo, Salim. Silakan sama. Ayo, sama Pak L. Ayo, Salim. Salim, Pak. Salim masih salim pal. Salim Palit saya [Musik] Palit satu lagi satu lagi. Saya bilang sama kamu. Iya Palit lakukan hal-hal yang saya suruh supaya penunggu gua ini tidak ikutan ada ini salah satu murid Pak Lit. Saya murid kesayangannya Pak Lit. Murid kesayangannya Palit yang Pak Lit selalu ngomong nak boleh nak boleh. Jadi, oki semakin banyak orang yang datang ke tempat ini dan percaya sama saya. Tapi saya juga manusia biasa. Saya capek. Terus besok kita pergi ke spa. Jangan pernah pergi ke spa. Spa itu kan tempat hiburan. Loh, kata siapa? Udah dirubah sama MK menjadi tempat pijet keluarga. Berarti kita semua boleh ke? [Tepuk tangan] Terima kasih MKIN yang saya tunggu-tunggu. Jadi apa? Jadi apa? Jadi tempat pijit tradisional. Jadi tempat pijit tradisional piji tradisional dan keluarga. Eh palit aku kan udah berkali-kali. Palit, Palitan, Palit ini murid kesayangan Palit. Saya tidak pernah merasa punya murid kesayangan seperti itu. Palit itu emang suka gitu. Terakhir kena tulang kering aku. Benar. Benar. Iya iya i. Itu mereka semua datang ke sini juga semuanya percaya dan pengin bimbingan valid. Kapan e aku diberangkatkan ke luar negeri sama valid? Kalau Anda ingin cepat berangkat ke luar negeri ada biaya tambahan. Aku udah siapin sih ini. Terus kapan? Seperti biasa, Palit? Boleh, boleh boleh. [Musik] Saya memang koleksi amplop. Ye. Oh, kalian juga. Iya, silakan kasih kasih kasih sama Pali. Mereka baru-baru ngerti. Biasa lah baru sekali dua kali baru paham. Mereka ini sudah percaya sama Palit. Iya. Halo. Iya. Iya. Datang aja ke sini. Iya. Iya. Apalagi? Iya. Kalau ini beneran ada murid baru yang mau datang ke sini. Mereka lebih percaya lagi datang lebih banyak yang datang ke sini. Eh, Mirna, Rahmah. Eh, Sinta e Dad [Tepuk tangan] G ubi ubi. Kalian akan lihat bagaimana orang akan terus datang karena saking percaya. Iya iya iya iya. Walid emang idola. Walid idola. Palit idola. Palit idola. Palit idola. Maaf. Jenny Jenny Jenny Jenny Palit enggak enggak boleh sama pal kayak begitu ini sosok sosok panutan kita lihat jangan dibercandain enggak bercanda maaf bentar lagi bakal ada murid baru sosok panutan sosok panutan sosok panutan sosok panutan sosok panutan sosok Jenny Jenny Jenny [Musik] [Tepuk tangan] Sini jangan malu. Mau Bapak. Iya. Oh, Pak. Saya yang tadi nelpon. Yang nelpon ya, Pak? Iya, benar. Pak Alit ini yang tadi nelpon, Pak Alit. Asalamualaikum, Pak Alid. Bapak, aku mau pulang. He, he sini. Lang jangan lari. Pulang Palif jangan kaget. Kaget dia kaget. Maafid tuh lumayan kagetan orangnya. Saya orangnya responsif. Kalau misalkan tiba-tiba ada orang lari saya ikutan lari. Paliduh ini Salim Salim sama ini anak saya ini anak saya ini. Bapak jangan takut. Jangan takut. Kalau mau sukses nurut aja. Nurut aja. Bye bye. Anya apa? Malu. Ngapain? Ngapain ditiupin? Ngapain semua ditiupin? Ngapain semua ditiupin? Gelapon ini gelap. Ngapain? 2 minggu lalu ulang tahun 2 minggu lalu ngapain coba? Repot paling repot. Ye. [Musik] [Tepuk tangan] Palit kayaknya letakin Palit. Saya dari awal itu ngasih tahu palit itu berwibawa, berkarisma, tiba-tiba bawa obor. Wibawa. Wibawa. Benar. Saya wibawa tadi. Wibawa obor. Izin, Pak. Perkenalkan nama saya Dedi. Ini anak saya Dewi Purnomo. Tapi panggilannya Ika. Nyambung, Mas. Dari Dewi Purnomo kayak Ika. Jauh tuh. Iya. Kami dari beras tag ini Medan. Itu Jawa aneh aneh Medan. Saya lahir di sana ini. Kebetulan ada sama seru. Saya udah nyalain loh sama kamu dimatiin lagi. Seru pal. Tapi emang udah kalian ngobrol aja ya. Saya hidupin nanti gantian matiinnya ya. Ini ada oleh-oleh dari kampung ini. Mohon maaf. Ah. Eh, Palit enggak enggak bisa [Tepuk tangan] jang kayak arka dirinya baru dibilang palin enggak nerima-nerima kayak begitu. Terima kasih loh. Iya. Ini sebenarnya saya enggak saya enggak perlu dari sana. Maaf kok kebuka? Kami tadi perjalanan jauh agak lapar tadi. Minta dicicip dulu. Oh, ini jatuhnya enggak oleh-oleh. Ini ngasih ini. Sama sekalian izin ini saya mau ngasih ini kartu nama ini. Maaf ya. Kartu nama nih. Siapa tahu minggu depan ada yang sakit atau berhalangan syuting. [Tepuk tangan] Saya tadi di calling jam . jam . syuting saya datang ya. Ya, ya, ya, ya. Baik, baik, baik, baik. Ini rencananya niat saya ini mau ini loh, Mas. Maaf. Ah, enggak namanya emang Hamis Dawet. Iya, Dawet. Dawet Pak dulu jualan dawet. Oh, makanya ini saya pengin anak saya biar sukses ini. Ini dapat kabar dari Facebook ini kan banyak yayasan ini banyak nyalurin orang-orang sukses noh. Tuh, ya. toh. Tuh. Oh, ini nih kita lihat di Facebook. Saya pengin anak saya begini ini. Ini terutama ini sukses sekali ini Pak. Ini gimana nasibnya sekarang itu yang itu sukses sekali pal. Ya sudah kepalanya gede banget ya, Pak ya. Enggak kayak balon-balonan Mario. Ini anak saya pengin kerja di luar negeri. Ini ngambil fotonya juga cuma setengah. Sebenarnya kalau ngambilnya full begini nih. Kira-kira bisa enggak ini anak saya di pasti bisa, Bapak. Tapi aku enggak percaya loh masa tempatnya kayak gini. Ulang aja. Iya. Anak saya kok dari tadi nanya, "Pak, ini kok penerimaannya di Goa?" Kan harusnya di elah. Kenapa kok ini anak saya itu tadi khawatir ini kok dia, gitu, Pak? Jangan khawatir. Silakan jelaskan Palit kenapa menerima ee calon-calon pekerja itu di tempat yang seperti ini? Kalian kan akan ditempatkan di negara-negara yang berbeda, pekerja dengan majikan-majikan yang berbeda, dengan pekerjaan-pekerjaan yang berbeda juga. Jadi saya tuh punya metode untuk membangun ketenangan. Membangun ketenangan. Ini goa bukan sembarang goa. Goya berwarna gelap. Gua bukan sembarang gua jago. Gua jago ngelap jago. I. Baik. Sekarang saya waktunya mau menginisiasi kalian semua. Palit idola. Palit idola. Ayo. Palit idola. Palit idola. Palit idola. Ayo. Ayo. Ao. Ikutin valit semuanya duduk. Boleh. Oke. Panggil anak saya pasti sukses. Panggil Pak Diki. Palit seperti biasa Pak Dicki. Pak Dick dipanggil Palit. I persiapan. Dari mana kamu di? Saya menampilkan ini untuk e Bapak [Tepuk tangan] Palit. Ini air yang sudah Bapak siapkan dari Jam Jampe untuk inisiasi anggota baru. Tapi belum dicek, Pak. Nih cek suhunya. [Musik] Maaf. Kenapa, Pak? Agak demam. Hangat. Hangat berarti hangat. Akirnya hangat. Eh, Oki. Iya, Pak. Ini ini aku tunggu-tunggu nih, Pak. Ini anak saya gak diapa-apain toh, Pak? Enggak, Pak. Ini ini bagian dari saya, Pak. Untuk saat ini saya pastikan anak Bapak enggak saya apa-apain. Oh, berarti nanti ada di-apain juga dong, Pak. Kalau saat ini apa emang diapa-apain juga nanti. Ah, enggak tahu dah. Tapi jangan maksudnya dibuka auranya. Dibuka aura bekalan. Palit. Palit emang palid. Emang Palit itu emang suka guyon orangnya. Baik, silakan lihat air yang ada di depan Anda. [Musik] Jangan malu. Enggak apa-apa. Enggak apa-apa. Sebentar. Iya. [Musik] Palit naik. [Tepuk tangan] Enggak apa-apa. Nurut aja nurut. Enggak apa-apa, Pak. Enggak apa-apa, Pak. Enggak apa-apa. Ikut aja, Pak. Nanti lihat air bayangkan. Eh, [Tepuk tangan] enggak enak banget nih orang. Eh, santai aja orang. Orang lagi mau ada. Ah ngerusak ini ngerusak momen ya. Pak silakan Pak silakan. Baik fokus bayangkan Anda 5 tahun ke depan akan seperti apa. Tuh bayangin sukses. Ayo betul Pak. Konsentrasi. Bayangkan dengan benar. Konsentrasi dengan benar. Bayangkan. Bayangkan masa depan kalian apa yang kalian lihat? Sukses ngono loh nduk. Jadi tukang warung Madura loh J. Ya enggak apa-apa cabin layangin yang serius. Gimana bisa fokus enggak [Musik] kamu? Loh, loh, piye toh? Pak, Pak, Pak. Pak, Pak lupa kan hari ini apa? Hari apa? Hari ini ulang tahunnya balik. [Musik] [Tepuk tangan] Angkat tidurkan tidur tolong bercanggah tapi santai. Santai dongah. Tapi santai santai dong. Aku ngomongin sama secara pribadi. Boleh. Kalau enak adaanin kita ngomongnya di sini aja. Iya. Malah didekatin tadi. Udah jauh. Malah didekatin tadi udah jauh. Kenapa? Kayaknya tadi yang murid barunya Palit kayaknya berbahaya deh buat karirnya Pak Diki. Ah, enggak mungkin. Masa posisi saya tergantikan sama orang lain. Saya udah lama kerja sama Palit tadi. Lihat kan dia dengan sengaja menyiram Palit tapi Palith sama sekali. Saya menyarankan aja mendingan kita coba singkirkan si Ika itu. Baiklah saya setuju. Kamu tebak dulu ini binatang apa? Binatang apa? Kepiting. Kepiting. Kepiting. Iya kan? Kepiting. Burung yang itu. Burung ya. Tadi saya mau ke situ. Tadi mau ke situ. Saya tidak usah. Oh burung. Burung begini. Baiklah kalau begitu aku setuju dengan cara. Tapi gimana caranya kita bikin dia tidak konsen atau gimana? Kita akan melakukan segala cara agar dia tersingkirkan. Eh, kalau enggak salah Pak Dick kan punya obat khusus yang bisa bikin ya gatal-gatal itu loh. Ah, ada. Bentar, saya bisa sulap. Wow. [Tepuk tangan] Wah. He. [Musik] [Tepuk tangan] Wah, [Tepuk tangan] bagus banget. Wah, lihat ini taburan putihnya. Kita tinggal tambahkan donat kentang polos. Aku campurkan saja dengan air minum ini. Terus aku serahkan kepada si Ika itu. Betul. Iya, betul. Nanti kan dikasih sama dia. Hah? Ani, kamu tidak mendengar apa-apa kan dari tadi obrolan ini? Enggak. Enggak siangin enggak? [Musik] Dahah. Ibu-ibu bisa mencoba di rumahnya ya. Iya. I hanya sekitar satu sendok teh aja. Maaf ya aku telat. I duduk aja kamu di situ. Lagian ngapain sih? Kok bisa telat? Iya juga ngapain sih jam segini kan aku lagi banyak. Kenapa bisa telat sih? Hah? Kekunci kekunci. Silakan duduk. Eh, Kak. Enggak apa-apa. Kamu kan anak baru, jadi kamu enggak tahu jadwalnya apa itu. Oh, ini minum buat anak baru. Iya. Eh, minum aku mana? Oh, ee ini buat aku. Makasih, Teteh kali. Oke. Iya, Pak. Hari ini saya akan mengajarkan kalian baik bagaimana caranya melakukan pertolongan pertama kepada orang yang sedang mengalami cidera. Pertolongan pertama kepada orang yang mengalami cedera. Petolong PP enggak usah di enggak usah di enggak usah kan P3K biasanya pertama orang meng perteman pertama orang yang mengi PPMC kalau itu PPMC kalau yang lagi joget PPM bercanda terus kalian iya Pak bercanda terus eh ini diminum diminum ditabung buat masa depan itu diminum dong. Enggak boleh gitu dong sama murid baru. Minumlah. Heran banget. Masa enggak mau minum? Minum-minum dong. Hmm. Enak banget. Iya kan? Enak kan? Enak kan? Sebelum kalian memulai menolong orangh ini, ada langkah-langkah yang harus kalian ingat. Lihat saja nanti si Ika akan mulai gatal-gatal. Gatal-gatal dan sakit perut. Iya. Pasti dia akan merasa gatal badannya. Gatal-gatal. Iya. Ih, berhasil dong kita berlang ngapain engak ikutan kalian apa itu merencanakan apa tidak pak kalian jangan merencanakan hal-hal buruk ya sama tidak kayaknya kamu yang sudah minum dari awal deuk ketuk kamu yang sudah minum dari awal deh ketuker ketuker itu aku gagal cepat tukar cepat tukar cepat tukar bisa dia udah curiga cari cara lain aja A iya kalian itu ya aku perhatiin dari tadi pengen nyelakain ika ya enggak boleh kayak begitu ada nyelakin aku ini orangnya netral buat apa untungnya oh itu bukan ya bukan kalau kamu netral ucap kalau kamu botak dong bagus itu cover mah itu. Heh daripada kalian ngelakuin itu. Hah mending pakai cara lain aja. Memang ada daripada kalian seperti itu mending kalian pakai sini aja sini kita lagi ngobrol kayak warga kayak warga pakai cara yang lebih oke. Apa itu C nanti mau membantu kita? Iya kalau kayak begitu kelihatan sekali kalian ingin mencelakai dia. Maaf Pak seanya saya enggak bisa, [Musik] Pak. Benar-benar sadar. Ya udah, sekarang saya akan ajarin kalian gimana caranya melakukan pertolongan pertama kepada orang yang cedera. W say ini orang cidera tuh patah tangan patah tangannya. Kirain bela diri Pak, bukan bela diri ini. Kalau ada orang pingsan, kalian harus memperhatikan ini. Lihat ah tata caranya. Kalian stop dulu. Stop bekerja. Oh, kan orang lagi orang lagi cenderan nih. Jangan kalian kerja aja gitu. Selamat dong. Dia harus to kerja kayak Pak terus lihat lihat orangnya jangan sekitar orangnya. Tapi benar kan kata dia benar. Tapi harus orang yang sedang. Oh begitu. Setelah itu nilai. Hah? Kita enggak mau beli apa ya? Dinilai ini beneran enggak ya? Oh. Takutnya iya dipastikan. Takutnya orangnya main-main. Oh iya benar. Setelah itu kelola. Oh, masa sih, Pak? Dikelola ke emosi kita. Enggak boleh panik. Tapi kata aku mah ya sebelum nomor empat udah mati deh. Kata aku ya. Kalau kata aku kelola emosi. Oh, kalian enggak boleh panik karena kalian akan menolong orang. Setelah itu baru proses. Proses. Oh, baru pertolongan. Ini dia proses. Pas Bapak proses dia bawa ambulans. Pakudah kata aku juga ya. Iya. Orang pingsan itu biasanya berarti kan harus buru-buru dikasih napas perbuatan ya, Pak? Napas perbuatan. Perbuatan aja, enggak usah perbuatan. I ini itu orang pingsan, Pak. Ini orang pingsan. Saya kira orang tebet itu benar juga. KTP-nya KTP-nya kita cek biasanya kan ada itu, Pak. Mereka enggak ngerti, Pak. Kalau Anin udah ngerti, kalau Ika enggak ngerti. Harus dipraktikin pakai orang beneran. Iya, Pak. Kan kalau aku mah udah sering di pelajaran ini. Iya. Orang beneran ini kan kelasnya udah biasa. Kalau kita Pak saya kalau pakai kayak gini jadinya enggak real. Dia jadi enggak ngerti. Iya. Memang cocoknya pakai orang pakai orang-orang yang Heeh. Yang kelihatannya kayaknya cocok [Tepuk tangan] banget. Kak angkat tidurkan. [Tepuk tangan] Bukan bukan saya pelakunya memang bukan Bapak Bapak pingsan aja Bapak itu capek Bapak capek Bapak pingsan aja pingsan aja yang pingsan itu siapa Pak, Pak tuh kan udah saya bilang tuh harus ditolong Bapak dia pingsan Pak orang datang ma langsung rebin aja Bapak pingsan ini. Bisa itu lemas tadi itu kelihatannya enggak? Jangan lemas siapa? Pakaya di belakangnya dengar Bapak sih Pak ini murid Pak saya kita lagi mau ada Kenapa kulitnya turun [Tepuk tangan] Pak dengar Bapak dengar kita lagi mau ada praktik pertolongan kepada orang pingsan dan Bapak cocok jadi orang yang pingsan nanti bakal ditolong dikasih Pas buatan chicken banana. Nah, chicken banana. Kebiasaan tiba-tiba chicken banana. Kebiasaan orang tua kebiasaan chicken banana. Kebiasaan Pak Bapak kita bakal ngajarin bagaimana caranya memberikan napas buatan. Bapak tahu enggak untuk P3K itu seperti apa? Mungkin bisa Bapak Bapak kan gini ya berarti kan kira-kira Bapak coba sebutin aja apa-apa aja yang biasa. Iya. tiga itu yang namanya kalau ada orang sedang misalnya kena musibah atau kecelakaan kalau misalnya yang harusnya nanti kita kalau misalnya sudah dia agak mendingan kita bawa ke rumah sakit ya. Oke. Nah, untuk itu ini kan kita lagi, kita lagi ngobrol diskusi. Kita lagi ngobrol dulu. Ini si tadi Siti Zahro tadi ibunya Siti Zahro. Ibunya. Ya udah Bapak, Bapak pokoknya Bapak saat ini pura-pura pik aja. Nanti di akan diadakan napas perbuatan. Oh, napas perbuatan. Ikaama sama ika. sama ikau sama saya. Iya. Enggak dia aja. Nanti bakal dipraktikin sama Ika. Bapak pingsan nanti bakal dipraktikin sama. Iya. Iya. I harus yang benar ya. Kasih lihat dulu, kasih contohin dulu biar benar. Silakan yang benar. Oh ini lagi pingsan ceritanya. Pingsan ya? Pingsan. Oh saya kan biasa kalau di pinggiran jalan ada orang-orang lagi lewat tuh naik motor ya. Set berhenti. Ada apa, Mas? Ada orang kecelakaan. Oh, ini mah enggak keterangan nih. Tua nih. Nah, kamu nanti Mas ada apa, Mas? Ada orang kecelakaan nih. Kasih koran, kasih koran. [Tepuk tangan] Masa orang udah pingsan suruh baca? Bukan, bukan, bukan suruh baca. Biar enggak dirubungi laler. Biar enggak di silakan ngengeng ngeng ngeng. Nangin motor ada orang kecelakaan. Nafas buatan ya. Kubur aja langsung. Kalau masih hidup gimana? Pegang dadanya. Pegang dadanya. Periksa dulu. Periksa dulu. Ayo Ika periksa dulu. Ika nanti pokoknya kamu tekan dulu dadanya. Kamu pastikan dia masih bernapas. Setelah itu kamu kasih dia napas buatan. Ih, gimana, Pak? Gini. Iya. Kamu foto pokoknya kamu tadi sudah benar kamu cek dulu napasnya, dadanya. Setelah itu kasih napas buatan. Ini kalian tahu enggak siapa saya sebenarnya? Bapak orang tua. Bapak tuanudah siapa? Ayo dong. Ayo dong. Ayo dong. Takut takut kayak masih kuat nanjak aja. Mferir udah tobat. Kalau lu maksa juga apa boleh buat. Ayo ayo ayo. Dadanya diperiksa. Masih bernapas atau enggak? Jangan terlalu kencang. Entar ngikut kulitnya. Paru-paruem. Nah, setelah itu. Heeh. Ah, mulai kasih napas buatan. Iya. Iya, iya. Bapak jangan [Tepuk tangan] udah dibilang Bapak pingsan. Enggak usah nyambut usah. Enggak usah nyambut. Itu Bapak ngerti instukti aktingnya enggak jadi orang bincang bukan jadi orang jelek. Gini itu insting. Hah? Inst itu insting. Kalau Bapak begini itu bukan nyium, Pak. Namanya kokop. Ayo silakan langsung saja coba untuk kasih napas buat. Oke. Ah. Satu, dua. Ah, dapat. Udah, udahudah yuk. Udah udah udah dapat yuk. Udah dapat udah dapat yuk. Y y y dapat yuk enggak dapat yuk. Syaratnya satu kamu harus tambah biaya lagi atau yang kedua kamu menjadi pacar aku. [Musik] [Tepuk tangan] Bercanggah tapi santai. Santai dong. Santai santai dong. [Musik] Saya bisa pastikan kamu segera mendapatkan pekerjaan. Nih, Pak. Baik, Bapak. Bapak, Bapak ikut. Punya siapa lah? Enggak tahu, Pak. Oh, iya itu punya saya. Sini, sini, sini. Kamu duduk. Pak, enggak, Pak. Maaf, Pak. Saya kaget. Saya kaget. Ya, ya. Aku juga kaget. Kamu betulan mau benar-benar kerja. Iya, Pak. Sebenarnya mudah. Syaratnya satu, kamu harus tambah biaya lagi. Atau yang kedua, kamu menjadi pacar aku. [Musik] [Tepuk tangan] [Musik] [Tepuk tangan] Disuruh aku. Disuruh. Tuh, tuh. Lanjut, ya. Thank you to [Musik] tenang saja, pejamkan mata kamu. Bayangkan bagaimana masa depanmu akan menjadi lebih cerah bersama ya pastinya bersama saya. Saya akan membuat kamu menjadi orang yang paling beruntung di dunia ini. [Musik] Pak kok gede ya? [Musik] Buka mata kamu. Apa yang kamu lihat? Sebenarnya kamu akan lebih terjamin kalau kamu menjadi pasangan saya. Apa yang kamu takutin? Mana kamu mau atau tidak menjadi pasangan aku? Kamu bakal kaya. Hidupmu akan terjamin. Bapak nipu ya? Hah? Kamu bilang saya nipu bagaimana? Nipu dari mana? Kamu mau hidup kamu kaya kan? Bahagia, kerja capek. Lihat, kamu tidak percaya kamu akan hidup makmur. Salah, [Musik] Pak. [Musik] Enggak, ini pasti Bapak nipu ini. Pasti ini nipu dari mana? Nipu ini. Nipu mana? Nipu dari mana? Ini uang dari mana? Ini uang saya punya banyak bisnis. Saya main kripto keripik pedas. Ini tawaran terakhir saya. Ya Allah. Hah. Bong. Ada kamu di sini? Jangan-jangan rumor yang saya dengar ini beneran lagi. Rumur apa, Pak? Saya dengar ada rumor di yayasan ini kalau ada anggota baru pasti dipacarin sama Pak Alid. Bener enggak ya, Pak? Betul. Ngelak dong. Ngelak dong. Anak sayaak. Itu si itu siapa yang nyebar fitnah seperti itu? Gak tahu, Pak. Gak ada sama sekali, Pak. Soalnya ini Mas lu B ngapain datang ke sini? Saya ini tadi mau ngobrol sama Pak Alit. Saya ngobrol empat mata biar enak ngobrolnya. Tadi saya habis motong sapi saya bikin stik. Ih ini saya lagi dikejar-kejar orang loh ini, Pak. Apa? Saya lagi dikejar-kejar orang. Kok bisa? Sapi siapa itu? Saya potong gak tahu Pak. Tapi saya karena tahu Bapak juga. Mohon maaf saya nanti beli aja sendiri, Pak. Gini saya bisa sama anak saya 3 hari saya kepikiran, Pak. Bapak mau pulang. Kamu pulang aja. Jangan takut. Mendingan gini, Pak. Saya ini kan udah lama enggak bisa sama anak toh, Pak. Terus gimana kalau saya ikut berangkat ke luar negeri juga buat nemenin anak saya, Pak? Oh, enggak bisa, Pak. Target saya cuma perempuan. Aku bisa, Pak. [Musik] Ah, mohon maaf. Kalau perlu saya ini, Pak. Saya habis jual sawah, Pak. Ini kalau memang butuh tambah-tambahan biaya. [Tepuk tangan] Ee tolonglah, Pak. Ini biar anak saya berangkat ke luar negeri, saya juga nemenin, Pak. Oke, Bapak duduk. Loh, kok Bapak malah ikut? Toh, ya. Pulang, Mas. Duduknya yang benar yang sopan. Loh, saya sudah sopan. Saya copot sendal loh, Pak. Iya, betul. Tapi kakinya ke atas. Ih, kamu ke sana dulu. Udah bayangkan wajah palit. Udah, Pak. Apakah hidupmu akan berubah setelah itu? Insyaallah berubah, Pak. Saya pengin kayak tetangga-tetangga saya kerja di luar negeri enggak tahu pulang dari Kamboja pada kaya-kaya itu kerja apa. Saya saya pengin kayak tetangga-tetangga saya gitu, Pak. Saya saya punya bukti to Ika dengan laki-laki lain. Ternyata Ika bukan cow baik-baik. Hah? Kan dilarang berhubungan dengan orang yang jantan. Enggak maksudnya apa? Enggak. Itu kami punya bukti. Hei hei hei hei. Kamu menuduh ika yang tidak-tidak. Ika ini dari foto ini menunjukin kalau dia wanita baik. Lihat. Iya. Dia masih baik sama binatang. [Musik] Fotonya ke slide. Fotonya fotonya. Ada makan pas lagi gambar congcoran. Ada. Oh, itu palit apa ini maksudnya Pak? Kamu menggoda laki-laki tua. Itu pelajaran Bapak. Bohong. Pelajaran apa kamu? Itu kan pelajaran apa? Megang dada tadi. L megang dada mau disiapin buat kerja. Bisa-bisanya kamu megang dada sementara saya megang mu. Makanya megangnya Arsenal Madrid. Apakah benar yang dibicarakan sama ibu-ibu Yakul ini? Tidak, tidak, tidak Bapak. Ini pelajaran sumpah Y ini fitnah Yak dipegang aku yang dikatakan gelang rango ini. Betul pango ibu-ibu aku. Aku ibu-ibu taacam. Ya sudah, saya melihat dengan jelas. Kecewain aku toh kamu. Enggak gitu Bapak kamu pengin kerja bahkan kamu ngerayu aku. Betul, Pak. Anakmu ini merayu saya, Pak. Dia ingin menjadi pasangan hidup saya. Enggak kenal. Tidak bisa seperti itu, Pak. Dia coba mendekati saya. Dia coba merayu. Merayu merayu. Ah, gitu. Ini orang suci loh. Saya merasa kotor. Mandi itu kan ceritanya kayak film-felm gitu. Oh, iya. Kamu ngecewain Bapak loh. Enggak loh, Pak. Saya enggak tahu ini gimana toh kok kayak gini loh itu pokoknya Bapak enggak usah khawatir pokoknya kalah lagi tuh kenapa sih tok albino inial juga [Tepuk tangan] kamu ngapain anak saya psan siapa pingsan Pak Duk panta pak ini pingsan pak ini simpan pingsan tu siapa pingsan kasihan sekali bentar bentar bentar doang bentar doang bentar doang oke satu saya boleh pingsan satu syarat apa ee itu tadi napas buatan dilanjutin tenang ya enggak sakit kayaknya digigit semut [Tepuk tangan] Sebentar, bentar, Pak. Bentar, ya. Yah, sambalnya habis. Tolong kasih tahu yang nyunatin saya. Iya. Modelnya jelek apa? Iya. Tapi kan fungsinya masa bentuknya kayak kepala monyet. Mungkin pas waktu nyunatin kebanyakan ngelihat muka Bapak. Apa-apaan kalian ini? Nih lihat nih dia sama dia tadi bermain serong. Pak Palith laki-laki itu Anda jangan sembarangan ya. And Anda tidak tahu dia siapa toh. Kasih tahu. Hah siapa dia sebenarnya? Haho haaho. Kasih tahu. Saya juga enggak tahu siapa tahu Pak. Pak Lit buat apa cum tangan sama dia? Emang dia siapa? Alah. Hah? Dia ini adalah donatur kita. Hah. Dia yang ngebangun set ini audio kita bukan ceritanya bukan itu. Iya. Dia di donatur. Anda digosipkan ada hubungan sama anak saya apa benar? Apa betul Pak? Enggak enggak ada. Tapi anak saya tertangkap kamera megang dada dada Bapak tadi. Eh, aduh, Pak Suryo. Tadi itu saya masuk ke ruangan yang mana tadi itu? Oh, ruang kelas enggak? Bukan ruang bukan ruang studio. Studio. Stud sidang. Ruang sidang enggak. Elah. Amat. Kancol. Borum. Borum. Borum. Bantuin bantu pokok ruangan itu saya datang masuk langsung direbahin. Nah, minta napas buatan sama dia buat praktik. Iya. Yang rebahan Anda bukan saya yang rebahan direbahin sama dia nih sama dia berdua berarti Anda berdiri pada saat itu enggak lagi berdiri di dibopong sama dia ni berdua masa berarti enggak direbahin direbahin ya dirab kemudian direbahin lantas katamu cintaku berlebihan cemburuku Tak beralasan membuat diriku jadi tak nyaman. Maafkan aku sayang. Republik. Republik. Lagu siapa? Lagu siapa? Chicken banana. [Tepuk tangan] gitu. Iya. Ini kasih tahu sama mereka mereka siapa-siapa. Anda siapa loh? Anda siapa? Malah nanya ya. Makanya Pak dia tidak tahu apa ini adalah donatur terbesar donatur utama dari tempat ini. Jangan sembarangan kalian ya. Kasih tahu punya apa aja supaya enggak diremehin. Mereka sepertinya ngeremehin Anda. Seakan-akan Anda enggak punya apa-apa. harus dikasih tahu itu mereka ngerasa bahwa mereka bekaran benar benar [Musik] tolong usir mereka ini semuait maaf maaf maaf Alit iya Alit usir mereka semua loh kok kita yang diusir kita kan gak apa-apa Anda semua kalian semua meremehkan dia. Pergi dari tempat ini. Pergi. Pakai [Musik] searang Bapak I selama ini mungkin praktik dia ini sudah menipu banyak orang. Oke. Kamu kan kamu tidak tahu sebenarnya selama ini saya menyamar di sini. [Tepuk tangan] Bercanggah tapi santai. Santai dong. Santai, santai dong. [Musik] Kami itu saya kasih kepercayaan untuk mengelola yayasan ini di Woi, di sini woi. Enggak ada sama sekali laporan yang rutin. Kamu salahgunakan. Saya dapat laporan bahwasanya orang yang ikut di sini kamu mintain duit. Siapa yang ngomong, Pak? Ada yang ngomong ke Bapak. Iya. Berarti Bapak dengerin lah. Iya dong. Saya dengar orang ngomong. Bapak ikutan ngomong enggak? Ya Bu. Dia ngomong ke saya berarti Bapak dengerin. Iya saya dengerin. Bapak ngomong apa ke mereka? Ya saya enggak ngomong apa-apa yang ngomong berarti yang berarti kucing yang ngomong. [Tepuk tangan] Berani membantah sekarang kamu ya? Hah? Segala kulit kelinci dibikin topi. Kenapa sih Pak? Marah-marah aja Pak. Bapak yakin sama saya Pak? Bapak saya tuh bisa merubah sesuatu jadi jadi hal lain yang menghasilkan. Bapak tahu? Lihat saya pegang tongkat ini. Mau bawa tongkat? Tadinya ini ular, Pak. Ular saya jual saya beli rumah. [Tepuk tangan] Konsepnya enggak begitu loh. Nih ular-ular saya. Saya juular ularnya saya beli rumah. Saya tinggal di situ 3 tahun. Habis itu pandemi saya enggak punya apa-apa. Akhirnya saya jual rumah saya. Tongkatnya ke mana? Tongkatnya ke mana? Mestinya ujungnya tongkat. Tongkat. Ya kan saya rumah dulu, Pak. Rumah itu. Rumah itu baru saya jual. Nah kemudian baru saya beli tongkat. Bantai. Nah, bantai di rumah yang baru, Pak. Lebih kecil memang, tapi enggak apa-apa. Oke. Heeh. Saya masih bisa tinggal di situ. Iya. Terus gitu. Tongkatnya mana? Bukan dikasih ini. Bapak nanya tongkatnya mana? Ini saya kasih enggak mau. Bukan saya minta tongkatnya ya. Ini udah enggak. Asalamualaikum. [Tepuk tangan] Bapak tenang saja, Pak. Lihat mata saya. Yakinkan apa yang Bapak kasih ke saya akan menjadi sesuatu yang jauh lebih besar. Jauh lebih besar. Jauh lebih besar lagi. Tutup mata Bapak. [Tertawa] Entar jenggot lu gua jambak. [Tepuk tangan] Kami enggak jadi mau minta disalurin ke luar negeri lewat yayasan ini. Loh, kenapa? Iya, ini yayasan palsu. Buktinya sampai hari ini anak saya enggak kunjung berangkat. Iya. Oh, saya juga baru ingat ini goa yang viral yang katanya ini nembus tanah suci ternyata enggak. [Tepuk tangan] Jangan sembarangan ya, Anda miss information. Ini goa akan nembusnya bukan ke tanah suci, ke mana tanah Abang pendek ya. Anak saya juga ketakutan selama di sini. Makanya Anda dekatin. Iya. Kalau mau sukses mau dipacarin, mau dikawinin. Heeh. Cincinku mana? HP-ku mana? Uangku mana? Dia merasa dihipnotis. Siapa? Siapa? Anda siapa? [Tepuk tangan] Nunjuk-nunjuk aja. Anda. Anda siapa? Tiba-tiba nunjuk Anda siapa? Mau itu apa? Mau apa? Mau apa? Gua kan ini ya donatur kok jadi takut sama dia ya. Jangan kembalikan dana yang sudah kami berikan. Betul. Kami orang miskin Pak. Eh nudu-nudu aja. Saya mau nagi-jaji Bapak. Jaji apa? Bapak dari awal tadi udah janji-janji sama saya ya kan bikin saya susah. Kamu minta minta janji nagi janji. Kamu enggak memberikan apa-apa ke saya kok. Berarti harus ada timbal baliknya toh? Loh, iya dong. Namanya juga bisnis harus ada timbal balik. L kita senasib, Mbak. Kita senasib. Ini senasib sepenanggungan ini. Sama-sama ditikus. Eh, berani-beraninya kamu megang tangan wanita lain. Saka [Tertawa] anaknya Andika. Iya. Mau bangunin orang sahur dulu ya. Sudah lewat Ramadannya udah lewat Pak kembalikan semua dana sebentar Fajar W [Musik] sini Pak saya ngapain? Saya akan ganti semua yang menurut kalian saya ambil tapi pejamkan mata kalian. Untuk apa? Pejamkan mata kalian. Bayangkan wajah valid. [Musik] Pak, lebih baik salat subuh daripada tidur. Ya, benar itu. Benar. Sudahlah. Iya, benar. Kami sudah tidak mempan dengan tipuan Anda. Ah, saya tidak pernah menipu ini. Wah, kamu mau ke mana? Hah? Mohon maaf, Bapak. Iya. Selama ini mungkin praktik dia ini sudah menipu banyak orang. Oke. Kamu kan kamu tidak tahu sebenarnya selama ini saya menyamar di sini. [Tepuk tangan] Dan kamu juga tidak tahu. Saya juga menyabar. Sebenarnya saya juga menyabar. [Tepuk tangan] Jadi ini siapa sebenarnya? Jadi ya belum matang melonnya. Melon. Oh kalian sebenarnya juga sebenarnya tidak tahu. Saya menyambung. Saya minta maaf. gitu dong. Saya minta maaf ya saya enggak ada maksud apa-apa tapi ada. Iya tapi saya minta maaf. Ayam menyamar bercanda tapi [Musik] santai. Bercanda tapi santai. Santai. tapi [Musik]