Transcript for:
Menjelajahi Kesendirian dan Kesepian

Kata oso, kita lahir sendiri dan akan mati sendiri. Di antara dua kenyataan tersebut, kita menciptakan 100 ilusi tentang kebersamaan, yakni semua jenis hubungan, pertemanan, permusuhan, cinta, kebencian, dan seterusnya. Kita menciptakan aneka halusinasi. hanya untuk menghindari fakta bahwa kita adalah sendirian. Malam hari ini. Ini sebenarnya tema yang beberapa minta saya membahas ini tentang kesendirian. Ini gak ada hubungannya dengan kesendirian tapi menarik kalimatnya. Jadi dia menyindir kerakusan kita. Kata Simon di Buffer, "Betapa rakusnya aku. Aku ingin segalanya dalam hidup ini. Aku ingin menjadi seorang wanita, tapi sekaligus seperti pria." Jadi pengin seperti wanita kan feminin, tapi aku ingin kadang-kadang yo bisa maskulin. Aku pengin banyak teman, tapi juga punya waktu untuk menikmati kesendirian. Aku ingin kerja tapi sekaligus bisa knowledge, kata Simon de Buffon. Aku ingin banyak kegiatan tapi bisa senang-senang. Aku ingin memenuhi keinginan. Ini kan egois. Tapi aku juga pengin jadi orang yang gak egois. Dan itu kita kita itu sering serakah nonton drama Korea. Wah asik aku koy aktornya itu ya. Wah kalau bisa kayak gitu asik nanti nonton perang-perang tembak-tembakan. Wah kalau kayak jagonya itu hebat aku. Kuabe diingini. Maka kata Simon de Bufua lihat sulit bukan untuk mendapatkan semua yang aku inginkan. Begituun kalau keinginan tidak terpenuhi. Kemarahanku meledak. Ini yang sering saya wanti-wanti. Yuk, tahu diri, tahu batas. Kunci awal batas itu ada di keinginan. Kita harus jeli benar memutuskan apa yang harus aku inginkan. Begitu meleset, kita akan stres. Yang harusnya ndak diinginkan, kok kita inginkan, wis itu mati-matian. SD, Teman-teman. Jadi, dan diingatkan oleh Simon de Buvowar ini, beliau ini pasangannya Sharter, filosuf eksistensialis meskipun beliau lebih dikenal filsafatnya dalam hal feminisme. Baik, jadi kita buka dengan ini untuk mengingatkan ya, Yob. Yang baik itu banyak, tapi yang baik, yang cocok dan pas untuk situasi teman-teman itu apa? Perlu perenungan agak dalam, tidak sekedar baik langsung dicomot. Kita harus ngecek ini kompatibel apa gak dengan saya. Ngaji Al-Qur'an dengan jaher, keras itu baik. Tapi kok di tengah-tengah kayak gini ngaji terus kamu ngaji Yasin itu yo ndak kompatibel kebaikanmu dengan situasi saat [Musik] ini. Jadi maka di antara tahu batas dalam hidup itu kita tahu batas keinginan kita. Mana yang harus kita inginkan, mana yang gak cocok untuk kita inginkan sekarang. Mungkin besok, mungkin lusa, mungkin minggu depan baru cocok. Jadi yang sulit dalam hidup ini bukan milih antara yang benar dan buruk. Kalau ini lebih mudah, saya harus jujur apa bohong, Pak? Yo mesti aja jujur. Tapi yang sulit itu antara yang baik dengan yang baik. Pak, saya harus jujur atau membesarkan hatinya? Beda, kan? Membesarkan hati itu kan kadang-kadang agak bohong. Tapi kan biar membesarkan hati temannya. Itu kan dua hal yang baik. Kalau saya jujur, dia bisa putus asa. Tapi kalau saya ndak jujur, jangan-jangan saya berdosa. Ini kan dua hal yang sama-sama baik. Kalau temanmu tanya misalnya, "Hari ini aku cakep gak?" Itu kan jawabnya dilematis. Kamu mau jawab jujur nanti dia putus asa. Kalau saya bohong, tapi kok yo jangan-jangan dia malah gak bagus buat dirinya, ndak paham kenyataan dirinya, itu kan sulit. Dua-duanya sama-sama baik. Jadi yang yang sulit justru di situ. Maka pintar-pintar ee kita membaca situasi. Makanya filsafat itu cinta kebijaksanaan, tidak sekedar kebenaran atau kebaikan. Bijaksana itu bisa milih ini tadi mana situasi yang pas, mana yang cocok sesuai ruang dan waktunya. Yo kayak malam hari ini ada banyak adik-adik kecil ramai tapi kan wajar kecil. Tapi kalau kalian yang ramai bisa dipukuli temanmu. Jadi ini proporsional pas gitu loh. Kamu ndak bisa marahi. Kasihan kalau dia dimarahi yang kecil-kecil. Tapi kalau yang besar-besar sudah layak untuk dimarahi. Nah, ini pentingnya kita ngerti situasi, kompatibilitas, keputusan kita dengan situasi. Baik, bismillah. Nah, sekarang kita belajar tentang kesendirian ini. Nanti juga teman-teman harus tahu takarannya. Kapan saya harus sendiri, kapan saatnya saya berbaur. Bismillah ya, kita mulai. Saya awali dari makna-makna. [Musik] Jadi ada dua istilah yang terkenal sekali kalau dalam bahasa Inggris yaitu lon linnus dan solitud. Ini dua-duanya artinya kesendirian, kesepian, tapi maknanya berlawanan. Jadi lonliness itu kesannya agak negatif. Kalau solid itu positif. Jadi sendiri yang positif dan sendiri yang negatif. Sendiri yang negatif itu kita menyebutnya kesepian. Kalau sendiri dan kita kesepian itu kan tersiksa. Kesepian itu di situ saya tulis bagian dari yang kita rasakan saat sendiri. Ada loh orang yang sendiri tapi tidak kesepian. Biasanya memang dia senangnya sendiri. Makanya saya sebut itu di situ ada istilah menyendiri. Menyendiri itu memang orang yang dorongan jiwanya ingin sendiri. [Musik] Jadi ada lon linnus, ada solitud. Itu saya ambil dari eh Paul Tilis, teolog filosuf dalam bukunya The Eternal Now. Jadi, apakah kesendirian itu menyakitkan, Pak? Kalau lonl, tapi kalau solitud tidak. Nanti kita akan paham bedanya apa. Jadi kalau pakai istilah bahasa Inggris ya, ada alone, ada lonely, ada solitude. Alone itu sendiri. Sendiri itu fakta. Banyak orang yang tidak mau aku sendirian, tapi yo faktanya sendiri. Kenyataan hidup itu alone, Pak. Saya datang ngaji sendirian. Nah, itu alut. Tapi kalau Pak saya datang ngaji, kesepian saya, Pak. Ah, itu rasamu. Nah, Pak, saya datang ngaji memang pengin duduk di pojok biar gak terganggu. Ah, ini menyendiri namanya. Ah, bedanya di situ. Ada orang yang sendiri dan tersiksa, ada yang tidak. Jadi ini bedanya ya sendirian dan kesepian. Kalau ada temanmu kamu sendirian gak? Oh ya sendirian tak temeni ya. Ndak mesti dia senang kamu temeni. Karena kalau dia pas sendirian dan dia sukanya memang sendirian kamu datang dan menemani itu dia terganggu. Alah, kamu malah menemani ini makanan mesti jatahnya harus dibagi. Iya. Mesti setelah ini minta hotspot mesti setelah ini. Iya kan? Ah, kamu malah ganggu. Wong dia sendirian nyaman kok. kamu malah datang pengin menemani kecuali dia kesepian aku. Nah, butuh teman itu baru kamu hadir menemani. Jadi ini kalian harus paham istilah-istilah dan situasi ya. Jadi orang yang sendiri itu ndak mesti kesepian karena memang kadang-kadang ada orang yang memang berupaya menyendiri. Jadi mungkin ngaji misalnya penginnya di pojok-pojok di luar-luar sana. Ngapain kok pengin menyendiri? Rokok saya tinggal separuh, Pak. Kalau enggak mojok nanti duduk banyak teman habis. Nah, jadi ndak selalu orang itu ndak suka dengan kesendirian. Ada juga yang memang mencari kesendirian. ya dalam situasi tertentu nanti ada banyak sekali situasi-situasi yang perlu kita dalam. Baik, jadi ini dasarnya ini ya nanti kita membahas ini antara yang positif dan yang negatif antara sekedar sendirian dan yang tersiksa oleh kesendirian namanya kesepian atau orang yang memang sengaja ingin sendiri. Hari ini banyak yang pakai istilah metime. Oh, berarti ini iya waktunya buat aku saja. Aku ndak pengin diganggu, ndak pengin pokoknya yang aku suka saja menikmati hidupku diriku sendiri. Baik, kita lanjutkan wawasan selanjutnya. Nah, ada banyak pandangan yang menyebut bahwa hidup ini hakikatnya memang sendirian. Jadi kondisi dasar kehidupan manusia itu sendirian. Mungkin teman-teman pernah dengar semacam peribahasa kita lahir sendirian, hidup sendirian, dan mati juga sendirian. Berarti hakikatnya sendirian hidup ini. Kondisi murni dasar manusia itu sendirian. Tapi kan dalam kenyataannya kita berhubungan, Pak. Kita berinteraksi dengan orang, Pak. Nah, interaksi dan hubungan itu kalau sendirian tadi yang hakiki berarti interaksi dan hubungan itu sifatnya artifisial. Jadi sifatnya tidak hakiki. Tidak ada hubungan yang tidak berpisah. Semua hubungan, semua relasi pasti pada saatnya berpisah. Berarti memang hakikat hidup ini sendiri. Maka teman-teman ndak perlu malu, gak perlu gentar. Kalau kamu sampai usia sekian kok ndak punya pasangan sendiri saja. Loh, ini yang hakiki justru seperti ini. Jadi hakikatnya hidup itu justru ini. Nah, makanya di situ saya kutip ya. Ini kalimat dari OSO. Oso ini seorang tokoh filosuf spiritual mistik India punya aliran namanya Rajnis. Kapan-kapan kita bahas beliau. Seorang manusia spiritual. Judul bukunya menarik. The Sound of One Hand Clappic. Suara satu tangan yang bertepuk. itu lebih kesepian lagi itu ya. Jadi tepuk tangan tapi tangannya satu. Kata Oso, kita lahir sendiri dan akan mati sendiri. Di antara dua kenyataan tersebut kita menciptakan 100 ilusi tentang kebersamaan. yakni semua jenis hubungan, pertemanan, permusuhan, cinta, kebencian, dan seterusnya. Kita menciptakan aneka halusinasi hanya untuk menghindari fakta bahwa kita adalah sendirian. Namun, apapun yang kita lakukan, kebenaran tidak dapat berubah. Bahwa memang hakikatnya kita sendiri. Seperti itulah adanya. Daripada berusaha melarikan diri darinya, jalan terbaik adalah bergembira di dalamnya. Jadi, jangan sedih, jangan galau, jangan malu, jangan gentar kalau kita sendirian. Karena memang kita lahir dulu sendirian, nanti mati juga sendirian. Makanya tadi saya bilang ini lebih hakiki. Jadi kalau ada pertanyaan mana lebih hakiki sendirian atau kebersamaan? Lebih hakiki sendirian. Ini jawaban malam hari ini ya. Karena minggu depan teorinya beda. Jadi, makanya tadi saya bilang, "Yo kamu nikmati teori demi teori, nanti cari yang paling cocok untuk [Musik] hidupmu." Jadi di sini maka bisa disimpulkan kesendirian itu kalau bahasa jawanya kasunyatan, kenyataan hidup. Nanti ada yang bilang, "Kenapa sih kok hakikatnya hidup itu sendirian?" Karena kita ini menghidupkan diri kita yang bisa memahami ya kita, yang mengerti kita ya kita. Gak ada orang yang bisa memahami kita sampai detail, sampai level paling kecil. Yang sahabat paling dekat pun paling paling ngerti gambaran umum saja. Kita gak ada orang yang begitu pahamnya tentang kita selain diri kita sendiri. Kadang-kadang kita capek-capek menjelaskan, "Temanmu cengengas-cengenges. Aduh, dicueki aku misalnya." Itu kan rasanya kayak ndak dipedulikan. Kita kadang mati-matian untuk dihargai orang, dihormati orang. Eh, tetap saja gak dihargai, ndak dihormati. Sakit hati kita, rasanya kita disisihkan sendirian. Jadi, kita hidup sendirian, kita lahir sendirian dan nanti mati juga sendirian, besok dihisab oleh Allah juga sendirian. Kalau bahasanya Al-Qur'an kan wala taziru waziratun wizro ukhro. Gak ada orang bisa menanggung dosanya atau bebannya orang lain. Yang kamu lakukan kamu pertanggungjawabkan [Musik] sendiri. Maka kesendirian adalah kasunyatan, kenyataan hidup yang gak mungkin bisa kita bantah. Baik, kita lanjutkan ya. Ini alasnya ini nanti kenapa nanti kesendirian itu penting dan menarik. Nah, sebelum masuk ke teori ini menarik. Ada orang yang punya dorongan jiwa atau kecenderungan jiwa untuk lebih suka sendirian. Kita menyebut orang semacam ini yo namanya orang-orang introvert. Dia lebih nyaman, lebih bisa menikmati hidup dalam kesendirian. Jadi ini mengingat tadi ya, ada solitude, ada lonely. Orang-orang yang jenis ini itu justru lebih nyaman dalam kesendirian. Kalau kita gelisah kalau sendiri, orang-orang semacam ini itu lebih senang sendiri. Hadirnya yang lain itu merepotkan saja. Nah, kita lihat ya. Saya ndak tahu teman-teman ada di sini apa gak. Saya menyimpulkan secara umum saja dari berbagai sumber. Coba dicek ya, Teman-teman. Masuk introvert apa gak? Ini dulu pernah kita bahas agak panjang di sesi psikologi saya lupa itu. Yang pertama begini, kalau teman-teman merasa berinteraksi dengan orang itu capek, lelah saya, Pak, melayani teman-teman itu. Nah, itu kemungkinan kita ada indikasi ke sana. Karena orang yang strovert itu senang, gembira. Mungkin capek tapi dia bisa menikmati. Tapi orang-orang yang jenis introvert ini dia merasa alah berjam-jam saya harus melayani tamu sebanyak ini. Ha wis bikin capek saja lah itu. Teman-teman kok ndak pulang-pulang toh yo saya mau tidur saya segera ingin main game saya segera ingin main itu. Nah kemungkinan introvert yang kedua ccelnya kecil. Orang-orang yang senang sendirian itu biasanya yo cennya ndak banyak, temannya 1 2 3 dan hanya itu-itu saja. Lebih suka menghabiskan waktu sendirian. Orang semacam ini self healing terbaik menurut dia ya di rumah, di kamar. Kalian kan sering ngajak, "Yuk healing, yuk jalan-jalan. Healing itu kan selama ini kita mengartikan ke mana kek jalan-jalan kek. Tapi bagi orang ini healing terbaik itu yo di kamar. Jadi begitu masuk kamar itu di situlah surganya. Nah kalau ada yang seperti ini mungkin kalian ada jiwanya agak introvert. Jadi lebih senang di kamar saja. Kemudian ndak suka lingkungan yang berisik. Kalau ada ramai-ramai dia alah apa sih itu? Nak senang dia dan lebih tertarik dengan aktivitas-aktivitas sendirian. Nah, ini indikasinya. Implikasinya kadang-kadang wong karena orang-orang introvert ini juga kan pasti bergaul meskipun tidak intensif. Seringki orang ini apakah teman-teman pernah merasakan ini? Saya gak tahu. Biasanya lebih suka berharap orang lain mengerti dirinya tanpa harus dia capek-capek menjelaskan. Jadi dia pengin mbok yo temanku itu ngertilah aku. Jadi kok aku diajak jalan-jalan terus toh yo aku itu penginnya di kamar. Mau tak tolak itu ndak enak. Mau tak ikuti kok ndak cocok dengan seleraku. Mbok yo ngerti yo teman-teman itu dia memendam rasa ingin dimengerti. Jadi kalau teman-teman yang hadir malam hari ini sering merasa begitu. Orang-orang kok ndak paham-paham sih mauku ya? Kok ndak ngerti apa yang aku inginkan ya? Itu mungkin ada gejala-gejala ke sana agak introvert. Saya ndak ngomong jelek ya. Introvert ekstrovert itu bukan urusan baik buruk. atau dosa atau pahala dan siksa gak ada itunya. Ini gaya ee kepribadian saja. Jadi kalau teman-teman merasa capek dengan hadirnya orang lain, merasa orang itu gak ada yang paham diriku. Nah, itu kemungkinan ee gaya hidup kita, gaya introvert ini. Kemudian seringki mikirnya terlalu lama ketika ingin memutuskan sesuatu. Termasuk ada istilah silent treatment. Jadi sik coba saya misalnya punya teman ingin menjauh dulu sementara biar gak terlalu terpengaruh ah itu tapi lama-lama terus jadi gak akrab lagi sama temannya nanti ada yang jenisnya seperti ini. diajak sangat akrab gak mau diajak terlalu intim gak nyaman dia ketemu yo si hello hai ada apa apa kabar sudah makan belum sudah selesai pulang jadi ndak ndak detail-detail sampai akrab sampai gimana dia ndak nyaman dengan itu. Jadi ciri implikatifnya kadang-kadang mikirnya lama untuk bisa memahami orang pengin yakin orang gak membohongi saya, yakin orang mengerti saya sampai akhirnya rasanya ya jadi ndak akrab lagi sama [Musik] teman-temannya. Dan kadang-kadang kecewa dengan dirinya sendiri. Saya itu kok begini ya? Jangan-jangan saya itu kurang ramah ya. Jangan-jangan saya itu orangnya gak enak diajak ngobrol ya. Jangan. Itu sering kecewa menyalahkan dirinya sendiri. Ini cirinya orang introvert. Kemudian kadang-kadang juga ekspektasinya tinggi pada orang lain. Akhirnya kecewa membayangkan temannya bisa memberikan apa, berbagi apa, memberikan apa. Tapi kemudian tidak seperti yang dibayangkan. [Musik] Kenapa kok dia estimasinya salah? Karena relasi sosialnya kurang. Sehingga kadang-kadang mungkin mudah ditipu orang, mudah dikecewakan orang. Dia ndak ngerti. Kalau orang gayanya kayak gini ini yo biasane ngapusi. Oh, kalau orang cenge-cenge kayak gitu itu gak serius. Oh, itu kan hanya yang akrab yang ngerti gitu. Ah, kalian yang ndak terlalu intens dalam pergaulan di dunia sosial, sering salah membaca. Nanti orang basa-basi dianggap serius. Mari, Mas. Oh, iya. Kadang-kadang wong itu cuma basa-basi kamu nanti ada. Ayo silakan. Itu kalau di sini ayo silakan. Itu cuma asap-basi, jangan diminum beneran. Nanti ya nanti ada orang makan sudah makan belum? Ah itu yo kalau sopan santunnya sudah makan sudah silakan lanjutkan gitu gitu. Tapi kalau nak ngerti yo gitu jadi karena ndak terlalu intensif dalam pergaulan kadang-kadang salah estimasi akhirnya kecewa. [Musik] Yo mbok sekali-sekali mampir itu bahasa-bas kamu mampir beneran. Harus hati-hati karena pergaulan sosial ya punya rumusnya sendiri-sendiri. Iya. Ah, termasuk juga sering tidak enakan. Waduh, jangan-jangan teman saya marah ini. Waduh, jangan sering gak enakan. Jadi orang introvert itu karena apa yang dia rasakan tidak terekspos keluar, dia sibuk dengan dirinya sendiri. Jadi ini di antara cirinya. Nah, ada juga variasi-variasi variasi unik ini sebenarnya ada jenis-jenis introvert tertentu yang khas. Misalnya ada istilah sosial introvert. Sosial introvert itu bukan berarti orangnya ndak ndak bergaul, tapi cennya sangat kecil. Oh, kalau sudah di circle-nya sih podo sudah yo yo teriak-teriak yo aktif tapi ganti ccle diam dia. Nah, ini namanya social introvert. Kalau sama gengnya Wo aktifnya luar biasa. Dia bisa jingkrak-jingkrak, dia bisa ah balapan motor dia bisa. Tapi begitu ganti ccle kok dia pendiam gak. Nah, ini ada namanya social introvert. Mungkin kalian begitu kalau ketemu celnya di luar, wah koma. Tapi begitu masuk ccle ngaji filsafat, wah kok gini situasinya kamu diam kayak orang salehah. Alah i itu sosial introvert namanya. Jadi yo kamu aktif hanya di sirikmu atau tipe thinking pemikir. Berbaur sih yo bareng sama teman. Tapi kalau sudah berbaur diam saja mikir. Kadang duduk di pojok sambil menganalisis sambil ngah itu namanya thinking introvert. Ndak bisa diajak ngomong santai, guyon-guyon. Pokoknya dia mikir, menganalisis sekelilingnya nonton. Wah, ternyata kalau di kafe ini ya itu mikir apa yang dilakukan anak-anak muda ini ya masa depan bangsa gimana ya kalau anak-anak jadi yang lain ngobrol sepak bola, ngobrol K-pop, ngobrol apa, dia mikir masa depan bangsa. Nah itu akhirnya dia diam terus mikir, "Ya Allah, ini nanti di akhirat gimana?" Kalau ditanya malaikat ini mikir nah itu tipe thinking introvert ada yang jenisnya anus. Ansius introvert itu orang yang cemas terus ya berinteraksi dia. Tapi setelah berinteraksi terus dia bingung aku tadi salah ngomong gak ya? Teman-teman cocok gak ya dengan gayaku? Komentar apa ya kira-kira teman-teman tentang yang saya lakukan tadi? ini ansi kamu tiap hari khawatir dengan itu. Jadi ini kalau menurut gengku aku kayak gini ini cocok gak ya? Sesuai gak ya? Ahah. Ini namanya ansius. Kamu khawatir terus. Khawatir salah, khawatir keliru, khawatir menyakiti, khawatir sehingga kecenderungannya kamu terus lama-lama jadi sulit aktif. atau ada orang tertentu yang restrained. Restrained introvert itu yang tertutup sih sebenarnya ya seperti orang introvert biasa. Tapi lama-lama kalau sudah cair, oh itu dia sudah bisa terbuka mungkin ngalah-ngalahi yang ekstrovert-ekstrovert. Jadi awal datang itu pendiam ndak ngomong gak ngomong besok ketemu masih diam hari ketiga woh cerewetnya ngalah-ngalahi ah itu restrained introvert baik ini tipe-tipe orang yang bisa menikmati kesendirian. Mereka lebih nyaman kalau tidak bersama orang lain. Jadi orang lain mungkin bagi dia sifatnya mengganggu saja atau sekedar kewajiban-kewajiban kewajiban sosial, kewajiban budaya, kewajiban agama. Tapi bagi dia lebih nyaman kalau gak ketemu saja. nyusahi saja kalau ada orang lain itu. Nah, itu bisa begitu. Kalau bahasanya sarter itu mungkin hell is other people. Orang lain itu neraka bagiku. Tadi ndak ada orang lain santai-santai. Begitu datang lima teman ke kamar kos sudah nge-lag sudah sinyalnya. Ini gara-gara ada mereka ini. Jadi ini gambaran tadi ya. Ada orang yang kesendirian itu memang dorongan jiwanya. Kita kan selama ini sering punya tesis manusia itu makhluk sosial. Tidak bisa hidup tanpa hadirnya orang lain. Tapi ternyata ada juga orang yang menganggap hadirnya orang lain itu masalah. Bikin repot saja, bikin ribet saja. Baik. Ini satu perspektif ya. Saya ndak tahu yang malam hari ini hadir apa ada yang introvert atau tidak. Mungkin karena ini ngaji filsafat mungkin banyak yang thinking introvert mikir terus isine. Tapi ya gak apa-apa. Wong ini memang forumnya belajar. Baik saya lanjutkan. Jadi ada orang yang memang dorongan jiwanya dorongan ingin sendiri. [Musik] Nah, ada quot bagus dari Sartre, pasangannya Simon Debual tadi. Kata dia yo kesendirian itu memang fakta kasunyatan, tapi kesepian tidak. Kata Sartra, if you are lonely when you are alone, you are in a bad company. Kalau engkau merasa kesepian saat kamu sendiri, engkau ada di perusahaan yang salah, engkau ada di frekuensi yang keliru, channel yang keliru. Harusnya sendirian itu asik. Tadi loh saya sebut karena menurut Sartre, hell is other people. Kamu dapat fasilitas sendirian kok malah stres. Itu gimana? Harusnya kamu nikmati justru asik kamu bisa bebas. Coba ada banyak orang lain kamu gak bisa ngapa-ngapain. Sudah. Jadi misalnya kamu di masjid ini agak sumuk itu kan enggak berani tiba-tiba nyopot baju terus gak bisa. Kenapa? Ada orang lain. Coba di kamarmu yang pas sendirian sumuk sedikit yo kamu copot semua bajumu santai sudah. Kenapa kalau di sini kamu ndak mau ada orang [Musik] lain? Hadirnya orang lain kalau di sartre itu yo menyusahkan saja. Membelenggu kebebasanku. Maka kata dia, "If you are lonely when you are alone you are in a bad company. Maka carilah kesendirian. Tapi bukan berarti sendiri itu kesepian. Kamu usiamu berapa kok masih sendirian? Ya gak apa-apa saya sendirian. Yang penting kan saya gak kesepian. Nah karena sendiri dan kesepian itu dua hal yang berbeda. Baik. Jadi versinya Sartreo, kita memang harus merayakan kesendirian tanpa harus merasa [Musik] kesepian. Baik, sekarang kita masuk ke tadi kesendirian, sekarang kesepian. Kalau ini yang menyakitkan yang lonely tadi kan ada kesepian, kesendirian. Ini yang bagian kesepian. Ada banyak sekali jenis [Musik] kesepian. Ada namanya kesepian emosional. Kesepian emosional itu ndak ada hubungannya dengan ada banyak orang atau tidak. Tapi jiwamu memang jiwa sepi. Meskipun malam hari ini mungkin puluhan teman di sekelilingmu kamu merasa sendirian. Berarti apa? Emosimu yang kena. kena mental ini sudah jadi temannya banyak loh kok masih merasa kesepian ramainya bising di sekeliling kamu merasa asing sendirian ini kesepian level emosional ada orang yang seperti ini. Jadi kesepian itu ternyata ndak selalu harus [Musik] sendirian. Banyak teman pun orang bisa kesepian. Jadi rumusnya ternyata bisa bolak-balik ya. Sendirian tidak mesti kesepian. Kesepian tidak pasti sendirian. Mungkin kamu dekat dengan orang yang kamu benci rasanya ndak nyambung sama sekali dan kamu merasa sendirian. Tidak ada yang mendukung atau banyak orang sih, tapi saya ndak ada yang kenal kok, Pak. Yo, kamu rasanya kesepian. Mungkin kamu naik kereta apa naik base itu padahal base-nya penuh. Tapi karena kamu ndak kenal semuanya kan kamu diam saja dari Jogja sampai Jakarta yo rasanya sendirian. Nanti kamu sampai di tujuan di Jakarta ditanya ke Jakarta sama siapa? Sendirian. Padahal sak kereta itu ratusan orang jumlahnya. Tapi begitu ditanya sama siapa ke Jakarta sendirian. Karena sebanyak itu orang tidak kamu hitung. Kamu menghitungnya dirimu saja yang gak kenal dengan mereka semua. Yang kesepian jiwamu. Jiwa kalau sudah kesepian yo sebanyak apapun keramaian, sejumlah apapun orang di sekelilingmu, yo kamu tetap merasa sepi. Ada kalanya sepi itu karena mungkin kamu kenal, kamu ngerti, tapi mereka ndak paham dirimu. Nah, itu kamu juga biasanya merasa kesepian. Yang kedua ada kesepian sosial. Ini terjemahan saja. Kesepian sosial itu kalau ini kuantitas. Semakin kecil jumlah teman ya semakin rasanya sepi. Semakin kurang jaringan sosial yo rasanya semakin sepi. Jadi ini kalau emosional tadi hubungannya dengan rasa yang ada di dalam. Kalau yang sosial ini hubungannya dengan jumlah yang ada di luar. Wah kok ngajinya malam hari ini sepi ya? yang datang cuma dua orang. Ah, ini kesepian level sosial. Jadi, ada sosial, ada emosional, ada eksistensial. [Musik] Kesepian eksistensial itu ketika orang merasa bahwa aku sama sekali berbeda, sama sekali tidak sama dengan yang lain. Ini kesepian eksistensial. di tengah-tengah orang misalnya apalah kalian misalnya punya geng motor semuanya pakai motor aku kok ngontel dewekan yo itu terus kamu merasa ndak sama dengan yang lain itu kesepian [Musik] eksistensial misalnya sak kelas temanmu lagi party apa nyanyi-nyanyi semuanya sukanya lagu barat lagu Korea aku kok campursari dewekan ya senenge ini. Temanku kok ndak ada yang senang didik kemput, ndak ada yang senang campursari. Asing sekali kamu merasa sendirian, bedo dewe dengan teman-temanmu. Itu kesepian [Musik] eksistensial. Jadi misalnya kamu kok kebetulan kuliah sak kelas isine anu kabeh ganas kabeh preman-preman kabeh. Kamu sendiri yang ke kampus pakai kopiah, pakai itu. Oh, itu kamu di kelas mesti kesepian. Gak sama dengan yang lain sendiri. Nah, ini namanya kesepian eksistensial. Mungkin kalian masuk ke satu daerah yang di satu daerah ini alirannya apa? Semua sama. Kebetulan kamu ndak sama alirannya bedo dewe. Kamu akan kesepian di situ. Itu namanya kesepian eksistensial. Misalnya kalian yang ee biasanya ndak qunut subuhnya. Masuk ke desa yang kalau subuh qunut. Begitu habis iktidal, imamnya bilang maunya baca qunut Allahumma kamu malah sujud. Nah, itu kesepian eksistensial itu. Kamu bedo dewe aliranmu. Yang lain baca qunut, kamu sujud. Sama seperti salat id takbir tujuh kali, kamu malah yo rukuk, yo sujud. Yang lain cuma takbir loh. Nah, itu kesepian eksistensial itu namanya. Jadi baik dalam hidup ini kadang-kadang kita mengalami ini. Bahkan ada kalanya pikiran kita nak dipahami orang. Semuanya versi A. Padahal menurutmu yang benar versi B. kalian akan merasa kesepian. Itulah kesepian eksistensial. Nah, tiga yang terakhir situasional ada istilah kesepian sementara. Kesepian sementara itu dalam kondisi di waktu tertentu saja kamu merasa kesepian. Saya kesepian, Pak. Kalau malam hari saja sebenarnya, Pak. Kalau siang gak, kalau siang temannya banyak saya, Pak. Nah, itu kesepian yang sementara saja. Ada yang kesepian kronis ini koy penyakit [Musik] ya. Kebalikannya kesepian yang sementara yang transien. Ada transis. Kalau yang kronis ini rasanya sepi terus. Kalau tadi kan sementara wis kayak kayak kalian baru putus itu loh. Itu kan kamu kalau bikin puisi hidupku rasanya dipenuhi kesepian. Itu kesepian terus itu kronis sudah. Jadi kamu situasi apapun yang kamu hadapi kamu merasa sepi. Jadi beda dengan transien tadi. Kalau transien di waktu tertentu saja. Kalau kronis ya ada kesepian situasional. Kesepian situasional itu syarat dan ketentuan tertentu yang membuat kamu terasa sepi. Pak, saya itu kesepian. Kalau akhir bulan kenapa uang saya habis? Ah, itu berarti situasional. Saya kalau akhir bulan rasanya sepi. Kenapa teman-teman menghindar semua? Pak, kenapa yo mereka tahu kalau saya sudah nak punya uang lagi? Mereka khawatir tak utangi mungkin ini kesepian situasional. Mungkin ada yang merasa sepi kalau pas apa belajar, pas ingat dosa-dosa muhasabah atau pas apa, itu namanya kesepian situasional. Jadi dari sini sebenarnya bisa kita simpulkan tidak ada orang yang tidak mengalami kesepian. Setiap orang punya kesepiannya [Musik] sendiri. Termasuk orang mungkin teman-teman ada teman yang teman saya ini, Pak. Rasanya ceria terus, senang terus, mesti dia gembira terus. Gak. Pastikan saja dia pasti punya momen-momen sepinya sendiri. Entah kapan, entah dalam situasi apa. Mungkin saat nilainya jatuh dari A jadi E, rasanya sepi atau mungkin pas sakit atau mungkin pas apa. Meskipun kesendirian itu kasunyatan, tapi ternyata kesepian juga kasunyatan. Karena apa? Karena gak ada orang yang tidak punya titik sepi dalam hidupnya. Setiap orang punya titik sepinya sendiri. [Musik] Apakah itu emosional, sosial, eksistensial, apakah sementara kronis atau situasional. Jadi kalau menghadapi kondisi semacam ini berarti baik kesendirian maupun kesepian adalah sesuatu yang harus kita terima. Jadi jalan pertama untuk menyikapinya jangan menyangkal. Terimalah bahwa oh iya Pak, saya kadang-kadang memang merasa sepi entah dalam situasi apa. Bahkan nanti di belakang kita masuk ke tema orang yang sengaja ingin menyepi dalam agama ini mulia. [Musik] Jadi yang jelas yo kesendirian dan kesepian itu dua hal yang sama-sama eksistensial kita alami dalam hidup kita. Nah, ada yang punya perspektif seperti ini. Punya perspektif bahwa kesepian itu lahir sebenarnya karena ada keinginan untuk dipahami yang tidak [Musik] terpenuhi. Kenapa kok setiap orang punya titik sepinya sendiri? Karena dalam hidup pasti ada hal di mana kita ingin dipahami dan orang lain tidak bisa memahami kita dan kita jengkel dan kita kecewa dan kita marah dan kita merasa diabaikan dan lain sebagainya. Di titik itu kita merasa kesepian. Mau saya gini loh kok teman-teman itu gak paham-paham sih? itu kan kita jengkel. Keinginanku itu seperti ini loh. Kok teman-teman ndak peduli sih? Itu kan terus kita jengkel di situ kita merasa kesepian. Makanya katanya Kalyung yang dulu pernah kita bahas, kesepian tidak datang karena adanya orang, tidak adanya orang di sekelilingmu, namun karena engkau tidak mampu mengungkapkan segala yang menurutmu penting. Ada hal penting ingin kita ungkapkan, tapi orang lain ndak paham-paham, orang lain ndak mau tahu, gak mau mengerti. Akhirnya kita merasa [Musik] sendirian. Dilanjutkan itu oleh Jodi Pickop. Ini novelis Amerika. Kata dia, "Biar ku beritahu engkau, kalau engkau ketemu seorang penyendiri, itu bukanlah karena mereka menyukai kesendirian, namun karena mereka sebelumnya telah berusaha keras untuk membaur ke dalam dunia dan orang-orang selalu mengecewakannya." Jadi kita merasa sepi, merasa sendiri ketika orang tidak mau tahu kita, ketika orang mengabaikan kita, ketika orang tidak peduli pada kita, kita teriak-teriak, "Mbok jangan maki-maki di medsos, mbok jangan gegeran di medsos, ayo kita rukun." Dan orang-orang tetap maki-maki, tetap gegeran. Di situ kan kita merasa, "Ah, ternyata suaraku ndak [Musik] didengar. Ah, ternyata nasihatku ndak diikuti. Ah, ternyata keinginanku ndak dipahami." Di situ kita merasa, "Ah, nilaiku ini apa sih?" Nah, ini jadi sepilah kita merasa itu. Maka teman-teman kalau merasa hidupnya semi, coba dicek. Jangan-jangan seperti yang dijelaskan di awal kita mematok keinginan terlalu tinggi terhadap orang lain. Kita ingin orang lain paham kita. Kita ingin orang lain suka pada kita, kita ingin orang lain peduli pada kita, kita ingin orang lain memperhatikan nasihat kita. Dan ketika keinginan ini tidak terpenuhi, kita merasa asing, kita merasa sepi. Di situlah Khalil Gibran berkata, "Rasa kesepianku lahir saat orang memuji omong kosongku dan mencela kediaman kebijaksanaanku." Dia merasa sepi karena kalau saya ngomong kosong yang aneh-aneh yang gak penting kok malah dipuji oleh orang. Semuanya nge-like, semuanya suka. Padahal itu cuma isine prank-prank yang gak jelas. Tapi pas saya serius ngomong yang mantap-mantap atau saya diam dalam rangka bijaksana, orang malah mencelaku. Sekarang kan banyak orang yang mencela kediaman. Mencela kediaman itu maunya semua orang disuruh bersuara. Ya, contoh paling mudah di grup-grup WA itu saya kemarin di semua grup kan isinya innalillahi selamat itu isinya kan banyak itu seolah-olah yang tidak mengucapkan dan tidak nulis di WA dianggap sesuatu yang tercela. Padahal mungkin yang gak ngirim WA itu yang serius berdoa ngirim fatihah mendoakan. Sementara yang ngirim innalillahi ya kopi pasta tasnya saja. Iya. Tapi lebih dihargai yang copy paste karena [Musik] tampil. Tidak tampil dianggap tidak ada. Itu situasi hari ini begitu. Nah, ini bahan refleksi kita lagi. Jangan-jangan rasa kesepian kita karena kita berharap terlalu banyak pada orang lain. Akhirnya kita kecewa, akhirnya kita merasa marah, merasa tersisih, merasa tidak dipedulikan. Kalau memang ini masalahnya, saatnya kita berhenti terlalu berharap pada orang lain, ayo bahagia dengan diri kita. Kenapa? Karena rasa kesepian yang membelit diri kita itu bahaya secara psikologis. ini saya ambilkan dari satu penelitian yang menjelaskan rutenya orang kesepian yo. Orang kesepian itu kan mesti akarnya karena kecewa, tidak bisa ngeblend, tidak bisa berbaur dengan dunia di sekelilingnya. Biasanya orang ini terus menyalahkan dirinya sendiri. Kenapa aku kok introvert ya? Kenapa aku kok ndak bisa ramah ya? Kenapa aku kok ndak bisa? Jadi biasanya terus disalahkan dirinya sendiri. Orang tidak menghargai dia disalahkan dirinya. Orang tidak peduli padanya tadi disalahkan dirinya. Dia menyalahkan dirinya terus sehingga akhirnya meruntuhkan selfestem-nya, kebanggaannya pada dirinya. Kalau orang sudah runtuh kebanggaan pada dirinya, dia akan ngalami stres berat. Saya ndak berani bilang depresi ya, nanti depresi tambah nemen. Orang stres berat itu nanti sistem imunnya kacau, dia mudah sakit yo karena hormon kortisolnya meningkat. Gak enaknya di penelitian itu disebut resiko kematiannya tinggi. Nah, jadi ternyata ada korelasinya. Orang yang merasa kesepian resiko kematiannya meningkat. Di penelitian itu disebut ya stres berat itu setara dengan merokok satu bungkus per hari. Bahayanya. [Musik] Nah, loh berarti kalau teman-teman, tapi Pak kalau saya pas stres itu malah ngerokok, Pak. Ya, yo wis benar daripada bahayanya seperti ngerokok satu bungkus, yo ngerokok saja sekalian satu bungkus. Ya memang bahayanya itu atau dan lebih beresiko daripada obesitas dan lebih mempengaruhi kesehatan daripada orang yang tidak mau olahraga. Jadi ternyata yo efeknya bisa ke kesehatan meskipun tadi hanya kesepian. Sepi menyalahkan diri sendiri, stres dan mati. ya resiko kematiannya tinggi. Oke. Baik. Yo. Semoga teman-teman yang sedang sendirian tidak kesepian. Kalau kesepian jangan selalu menyalahkan diri sendiri. Kesepian gak apa-apa asal gembira. Senang menikmati. Alhamdulillah ya Allah aku sendirian ndak ada yang ganggu. Alhamdulillah sepi sekarang ndak repot lagi. Gak apa-apa. Maknai saja secara positif biar tidak stres. S