Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah Wassalatu wassalamu ala rasulillah Wa ala alihi wa sahbihi Wa man tabi'ahu wa maw'ala Apa kabar jemaah semua sehat? Alhamdulillah Alhamdulillah Tidak ada yang dapat membalas segala nikmat yang diberikan Allah dari mulai kedipan mata, detak jantung, bisikan telinga, lintasan hati, fikiran, kecuali lafaz alhamdulillah. mengucapkan Alhamdulillah kita pun sholat mengucapkan Alhamdulillah apapun yang terjadi tak ada yang lain dapat kita ucapkan dan cara mensyukuri iman Allah itu pun Allah juga yang mengajarkan Alhamdulillah makanya disebutkan dalam hadits Afdholu dhikri la ilaha illallah Wa afdholu dua'a Alhamdulillah Kullu amrin zibalin Setiap amal yang baik Kalau tidak dimulai dengan Bihamdillah Walam yubda' bihamdillah Tidak dimulai dengan alhamdulillah Fahuwa akta' Amal itu putus Tidak bisa dibawa sebagai bekal menghadap Allah Maka amal kita majlis ilmu kita ini Kita tidak ingin menjadi amal yang sia-sia Kita mulai dengan Alhamdulillah Rabbil Alhamdulillah Memirsa di rumah Begitu juga dimana pun berada, mudah-mudahan kita senantiasa dalam rida Allah, amin ya rabbal alamin sebelum kita mulai, ayat yang akan kita bahas ada mungkin yang mengganjal di pikiran supaya ketika kita mengkaji ayat-ayat ini dalam keadaan sudah tenang kalau ada yang mau ditanyakan, sebelum kita mulai kita bahas dulu insya Allah baik Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Pertanyaan saya Ustadz, hidup ini kan tidak luput dari ujian. Ada yang kita dialami ujian kehilangan orang yang kita cintai, kadang ada juga kehilangan harta yang kita cintai. Seharusnya sebagai umat muslim, apa yang harus kita lakukan Ustadz?
Kehilangan orang, kehilangan harta. Dua-duanya berbeda. Yang satu manusia, yang satu benda. Tapi ada titik persamaan antara keduanya, bahwa kita sama-sama menyukainya. Anak, istri, ayah, ibu, saudara, kawan, sahabat, teman dekat, orang yang pernah punya hubungan baik dengan kita.
Kita cinta kepada dia. Mobil, rumah, cincin, rantai. gelang, perhiasan, ini juga benda yang hati kita pernah terpaut kepada dia. Kedua-dua ini hilang dari hidup kita. Lalu kemudian orang sampai sedih, depresi, sakit, kumat darah tinggi, mati muda, naik kolesterol, itu semua penyebabnya adalah karena cinta suka yang berlebihan.
Terkait dengan pertanyaan tadi, ada satu ayat dalam surat Ar-Ra'du, Ayat yang ke-26 Ma'udzubillahiminasyaitonirrojim Jangan lupa Karena ada yang terlintas di pikiran kita Dari bisikan setan Alladhi wassui sufi Sudurinnas Nah itu kita hilangkan Semua wisikan-wisikan itu Dengan membaca Nabi mengajarkan lafaz ini Allah Ta'ala dalam Al-Quran menyebutkannya Melalui wahyu A'udzubillahiminasyaitanirrojim Setelah mohon perlindungan dari dengan Allah subhanahu wa ta'ala dari gangguan, bisikan, setan, jin, segala macam. Barulah kita baca ayat. Allahu ya basutu.
Allah. Ya basutu. Allahu ya basutu rizqah.
Allah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala Dia punya nama lain Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik, Al-Qudus, Al-Salam, Al-Mu'min, Al-Muhaimin, Al-Aziz, Al-Jabbar Ketika kita sebut, Ya Razak, wahai engkau ya Allah yang memberikan rezeki. Ya Rahman, wahai engkau ya Allah yang mengasihi, menyayangi aku. Tapi ketika kita katakan, Ya Allah, Saat engkau katakan Ya Allah, Saat itu engkau sedang menyebutkan segala sifat kehindahan dan kesempurnaan Allah SWT.
Oleh sebab itu, semuanya kita pakai Ya Rahman, Ya Rahim, Ya Mahdi. Ya Maliq, Ya Kuddus, Ya Salam, Ya Jabbar, Ya Mutakabbir, Ya Khaliq, Ya Bariq. Tapi kita, Ya Allah Allahu ya basutu Diambil dari kata basata Ba-sa-ta Asal kata basata Melebarkan tangan Allahu ya basutu Allah meluaskan Melapangkan, memberikan Mengulurkan Apa yang dia berikan, dia lapangkan, dia luaskan itu? Ra-zai- Rizqah, riz, orang kita menyebut rejeki, gak bisa bilang zai, rizki, rizki, macam-macam, rejeki, rizki, bahkan rezki, itu dah rezki kita, terserah, tapi yang jelas kalau baca Quran betulkan makhluk hurufnya Allah yang melapangkan rezki, artinya apa? Wahai orang yang kaya jangan sombong Karena kekayaanmu itu dilapangkan Allah, rezkimu Allah yang melapangkannya, dan itu bagian dari ujian.
Oh, jadi ternyata tadi kan dalam pertanyaan yang namanya ujian itu, kalau kehilangan, ternyata tidak. Justru dilapangkannya rezki juga adalah ujian. Justru banyak orang yang lulus ujian ketika disempitkan. Ketika rezekinya sempit, susah, ke masjid, sholat duha, sholat tahajud, sholat witir, tapi kalau sudah lapang, tempatnya sudah mulai berpindah, goyang kepalanya sudah mulai lain. Oleh sebab itu maka, sebenarnya membaca Al-Quran ini sedang meluruskan pandangan kita yang namanya ujian itu bukan hanya saat sempit, saat hilang, saat mati, saat terbakar, saat dicuri orang, saat bangkrut.
Lapang ini juga adalah bagian dari ujian. Allahu ya basutur rizqah. Kita akan lanjutkan setelah yang satu ini.
Allahu ya basutur rizqah. Allah yang melapangkan, memurahkan, memudahkan rezeki. Siapa?
Limay yasha' Limay bagi orang. Yasha' yang dikehendaki Allah. Lihat. Limay yasha' yang dikehendaki Allah. Bukan kehendak dia Berapa banyak orang yang ingin kaya Tidak kaya Berapa banyak orang yang tidak ingin kaya Malah kaya raya Ah Ustadz ini ngawur Mana ada orang yang tidak ingin kaya bisa kaya raya Orang kaya umur 70 tahun Menikah dengan anak gadis Umur 17 tahun Besok subuh kumat darah tinggi meninggal Siapa yang kaya saat itu?
Dua orang yang tidak ingin, yang sebenarnya tidak berpotensi untuk kaya, bisa kaya raya. Siapa itu? Istrinya mendapat harta seperempat dari warisan, kemudian anak yang baru saja, maaf, malam itu disemai, sembilan bulan kemudian anak itu lahir. Anak itu begitu lahir, langsung kaya raya.
Kehendak Allah SWT. Bagi siapa yang dikehendaki Allah SWT Tapi ada jenis yang kedua Ini yang pertama Yabesutu, yang dilapangkan Jenis yang kedua Wayakadir Wayakadir Yang disempitkan Mapping pemetaan diri Dari ayat Surat Ra'duh Ayat 26, kira-kira kita ini Masuk yang mana Oh saya ini masuk yang dilapangkan, engkau sedang diuji saudaraku. Saya ini masuk yang disempitkan, engkau juga sedang diuji saudaraku.
Karena sebagian orang sekarang merasa kalau dia sedang susah, sedang bangkrut, sedang down, wah ini saya sedang diuji ini. Tapi begitu dia punya rezeki yang banyak, apa kata dia? Wah ini saya sedang dapat nikmat ini. Inilah balasan Allah selama ini.
Engkau juga sedang diuji. Ujiannya mana? Apakah engkau rela mengeluarkan 2,5% dari jerih payah titik peluh keringat perjuanganmu itu?
Apakah engkau lulus melihat orang susah, miskin, anak muda yang belum menikah, pakir miskin yang tidak makan, anak yatim yang tidak bisa sekolah? Justru banyak orang lulusnya di sini. Tapi begitu dilapangkan, muncul suh, muncul bakhil. Muncul pelit, muncul kikir.
Sebenarnya kita sedang meluruskan pandangan, memperbaiki persepsi tentang nasib yang sedang kita alami saat ini. Nah, jamaah. Kamu sedang berada di posisi yang mana?
Saya ini gak jelas Pak Ustadz, kadang-kadang disini, kadang-kadang disini. Dua-duanya ujian. Jangan sangka ini tidak ujian. Beginilah Allah Ta'ala menguji.
Kalau kita lihat ayat ini justru, yang selama ini kita lebih mengedepankan, inilah ujian. Kurang inilah ujian. Susah inilah ujian.
Berangkrut inilah ujian. Pensiun inilah ujian. Justru ketika sedang gaji banyak.
SPPD keluar kota Gaji 13 tunjangan Disinilah ujian yang sebenarnya Makanya ini diposisikan yang kedua Mengapa Allah tidak mengatakan Ada sebagian orang yang disempitkan Allah rezekinya Nggak Allah justru lebih bercerita duluan Allahu ya basutur rizqalimai yasha' Wayaqadir Karena disinilah banyak orang gagal Banyak orang yang tidak lulus Lalu ketika Allah uji dengan yang dua model ini, apa sikap, sifat manusia menerimanya? Wafarihu. Wafarihu, senang, happy, bahkan sampai kepada tingkat sombong, angkuh. Dengan apa? Bil hayatid dunia.
Mereka senang, mereka bahagia, mereka happy, mereka... Melampaui batas, mereka angkuh, mereka sombong. Dengan apa? Bil hayat, dengan kehidupan.
Ad-dunya diambil dari kata dana, artinya dekat. Kenapa disebut dia dekat? Karena ini kehidupan yang paling dekat dengan kita sekarang. Disebut dia dengan dana, daniun, rendah. Kenapa dia disebut dengan kehidupan yang rendah?
Karena ada kehidupan yang tinggi, yang megah, yang mewah, yang mulia Walal akhiratu khairullah kaminal Hula Kehidupan nanti yang lebih kekal, yang abadi Jauh lebih utama daripada yang sekarang Tapi justru mereka terpukau dengan Bilhayatid dunia Yang hanya sejenak sekejap Dari usia 0 sampai 5 Balita Dari 5 sampai 20 Masa remaja Happy, bahagia, lalu kemudian mulailah masuk masa usia menguning dari 20 sampai ke 40, lalu kemudian sampai ke 63, kalau sampai selesai, habis. Singkat, wa tharihu bilhayatil dunia. Tapi Allah tidak ada bahas efek daripada ini.
Ada orang-orang yang kami sempitkan rezekinya lalu dia stres dan susah. Ada orang-orang yang kami sempitkan rezekinya lalu kemudian dia sakit dan mati. Ada orang, tak ada. Yang diceritakan hanya efek dari ini.
Ada orang-orang yang kami lapangkan rezekinya lalu kemudian dia bangga, sombong, angkuh. Merasa dialah yang pemilik segalanya. Hanya diceritakan ini. Kenapa Allah tidak ceritakan efek daripada ini?
Karena efek ini tidak terlampau banyak orang yang tertentu Tertipu Efek daripada miskin susah ini paling-paling dia tidak makan Tapi imannya insya Allah tetap terjaga Efek daripada susah ini Paling-paling orang hari itu Berapa banyak orang yang susah tidak makan Justru dia bisa puasa sunat Saya dulu banyak puasa sunat saya Pak Ustadz Tapi sejak kaya ini Susah saya meninggalkan makanan Justru efek daripada ini yang diceritakan Allah SWT ketika Dilapangkan rezkimu Lalu kemudian engkau angkuh bahagia Tapi kebahagiaanmu itu membuat efek negatif Lalu kemudian sombong dengan apa? Dengan kehidupan yang singkat Yang pendek itu Masya Allah Wama alhayatud dunya Lagi-lagi ini yang ingin dijelaskan Allah SWT Wama alhayatud dunya Dua kali dia ulang Mereka bahagia Angkuh Sombong Dengan kehidupan dunia yang diberikan Allah itu Wama al-hayatul dunia Tidaklah kehidupan dunia yang mereka banggakan, mereka sombongkan itu Illa, melainkan, hanya Kalau di belakangnya ada wama, kemudian dengan illa Tidaklah, melainkan, hanya Apa kehidupan dunia itu? Mata, hanya sedikit Daripada kenikmatan, sedikit daripada kebahagiaan, sedikit daripada kelebihan yang diberikan Allah SWT Kita akan lanjutkan pembahasan ini, penjelasan ini setelah yang satu ini Intro Ayat ini sedang memperbaiki cara pandang kita yang keliru tentang hidup Alhamdulillah Pak Ustadz kehidupan saya sekarang sudah mapan, nyaman, enak Cuma satu yang saya bingung sekarang Pak Ustadz Apa?
Gimana cara menghabiskan uang yang banyak ini? Yang sedang kau alami itu sekarang hanyalah mata Satu titik Kecil-kerdil dibandingkan semudera kekayaan, keindahan, kehidupan Yang nanti akan dialami oleh orang-orang yang salih Minasiddiqin, orang-orang yang benar Wassuhada, orang-orang yang mati syahid Wassalihin, orang-orang yang salih Di atas itu adalah para nabi dan rasul Mudah-mudahan kita termasuk di dalamnya insyaallah Membesarkan yang kecil, mengecilkan yang besar Yang selama ini kau sangka besar, mewah, hebat, kaya, raya, itu sebenarnya hanya kecil. Di lapangkan, reskimu, engkau bahagia, senang, sampai pada tingkat angkuh dan sombong, dengan kehidupan dunia, itu semua hanyalah yang kau sangka tadi, besar, besar, besar, besar, besar, kecil. Yang selama ini kau anggap besar, Saya ini paling susah Pak Ustadz, anak belum bisa daftar sekolah, suami pula sekarang sedang sakit, istri juga sekarang sedang susah, bayar rumah, stop, jangan kau lanjutkan, aku tak tahan mendengarnya.
Penderitaanmu itu belum ada apa-apanya, karena kesusahan diceritakan Allah dalam ayat ini hanya sekali. Kesusahan yang kau sangka susah, ribet, susah, payah, itu hanya sekali disebut Allah. Tapi kebahagiaan yang besar, rezeki yang melimpa, sampai membuat engkau bahagia, sampai merasa engkau tidak perlu butuh pada orang lain, itu semuanya hanyalah mata. Tak lain tak bukan hanya kenikmatan sesaat, bagian dari yang kecil saja. Betapa satu ayat dari surat Ar-Ra'du 26 sedang meluruskan cara pandang kita.
Jangan sampai salah fikir. Sekarang banyak orang salah fikir menjalani hidup. Salah pikir, salah ngomong, salah bertindak, salah beramal, dan puncaknya adalah salah menyikapi hidup. Dan salah dalam kehidupan yang singkat ini akan berefek pada menerima akibat yang luar biasa dalam kehidupan yang berikutnya. Khalidina fiha abadah, kekal selamanya dalam neraka jahat.
Gara-gara apa? Gara-gara salah menyikapi hidup. Surat.
Al-Ra'du, ayat 26 Sedang mengajak kita Men-setting ulang Memprogram ulang Tentang cara kita menyikapi hidup Sesungguhnya kesenangan, kebahagiaan Yang kita terima selama ini adalah Ujian Luluskah kita dengan ujian ini? Insya Allah, dengan pertolongan Allah Apa tanda orang lulus ujian? Dengan melimpahnya rezeki, makin banyak sedekahnya Dengan melimpahnya rezeki, makin banyak orang susah yang tertolong.
Dengan melimpahnya rezeki, makin banyak syukurnya pada Allah. Dengan melimpahnya rezeki, makin rajin sholat berjamaah. Lulus.
Bagi yang susah, yang melarat, yang miskin, itu juga ujian. Dan itu kecil. Hanya sekali disebut. Wayaqadir. Dan efeknya tak disebutkan.
Karena paling-paling efeknya itu hanya sekedar lapar, hanya sekedar kedinginan. Tapi tidak berefek nanti di akhirat. Tapi ketika engkau lalai berzakat, membiarkan anak yatim, fa thalika alladhi yadu'ul yatim, wa layahuddu ala ta'amil miskin.
Siapa itu? Itulah orang-orang yang yukadzibu biddin. Mendustakan agama.
Tak ada orang miskin dikatakan mendustakan agama. Tapi orang kaya yang membiarkan anak yatim. Orang yang punya harta menyanyiakan fakir miskin. Mereka itulah pendusta-pendusta agama. Na'udzubillah.
Mungkin dari ini ada yang masih ingin ditanyakan. Baik. Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Kalau kelapangan dan kesempitan rizki itu adalah sebuah ujian dari Allah. Kenapa manusia kecenderungannya lebih memilih. Mungkin kalau diuji yang dilapangkan rizkinya.
Artinya orientasi manusia kebanyakan mengejar. Kelapangan riski tadi, itu yang pertama. Yang kedua, apakah Rasul atau kebenar hadisnya...
Jadi karena aku ini orang miskin, apakah memang Rasul berupaya supaya dia lebih lulus mendapatkan ujian kemiskin daripada kekayaan? Makasih, Assalamualaikum Wr. Wb.
Waalaikumsalam Wr. Wb. Ide nya datang belakangan dari saya.
Andai tadi saya dapat pertanyaan itu duluan, maka sebelum ditutup, tanya dulu. Jamaah ini ada ujian, ujian kekayaan, ujian kemiskinan. Setelah dijelaskan semua, mau yang mana? Ujian yang pertama Ustaz Karena memang itu kecenderungan sifat manusia Ingin nyaman, ingin enak, ingin tenang, ingin damai, ingin adem, ingin ayam Memang kecenderungan, memang itulah sifat asal-muasal manusia Tapi dalam hadis kenapa Nabi justru ingin memilih miskin Allahumma ahyini miskinan hidupkan aku dalam keadaan miskin Wa amitsni miskinan matikan aku dalam keadaan miskin Wah surni ma'azumratil masakin, bangkitkan aku nanti di padang mahsar dalam bersama orang-orang miskin.
Hadis ini dibahas oleh Sheikh Yusuf Al-Qaradawi dalam kitab berjudul Kaifana Ta'amal Ma'at Sunnah. Sudah diterimahkan dalam bahasa Indonesia judulnya bagaimana berinteraksi dengan sunnah. Maka kata beliau dalam doa, Allahumma ahini miskinan, diambil dari kata sa-ka-na. Artinya tenang, maknanya disitu Hidupkan aku dalam keadaan tenang Bukan dalam keadaan fakir miskin Maka Nabi bukan fakir Nabi tidak miskin, Nabi kaya raya Tapi hidup bersahaja Nah ini yang tepat, kalau tidak Nanti umat Islam, kenapa kamu miskin?
Hidupkan aku dalam keadaan miskin Biarlah mereka Jadi jangan sampai nanti habis ayat ini Dikaji semuanya meninggalkan perusahaannya Semuanya Kenapa ini? Saya sudah tak tahan dengan ujian ini Ustadz, saya pilih ujian yang ini aja. Oh jangan.
Kita harus bangkit, umat Islam harus kuat. Makanya ngajinya harus seimbang. Al-mu'minul qawiyy.
Seorang mu'min yang kuat ekonominya, kuat fisiknya, kuat imannya, kuat amalnya. Khairun lebih baik. Wa'ahabbu ilallah.
Lebih dicintai Allah. Minal mu'minil daif daripada mu'min yang lemah. Memahami ayat hadis konteks fatwa ulama dengan pemahaman yang komprehensif yang sempurna. Barulah kita akan selamat.
Artinya setelah mengkaji ayat ini, apapun ujian ke depan yang datang, kita sudah siap. Datang kekayaan, kita pahami. Ini adalah ujian jangan sombong, jangan bangga. Datang kemiskinan, maka kita pula bersabar. Mudah-mudahan kita termasuk dengan pertolongan Allah dan rahmat Allah kita bisa menyikapi itu insyaAllah.
Amin. Saya tutup dengan kisah ketika sahabat Nabi, singa Allah, Hamzah bin Abdul Talib meninggal. Diambil kain panjang menutup kepalanya terbuka ujung kakinya Ditutupkan ke kakinya terbuka kepalanya Akhirnya kata Nabi tutupkan kepalanya Kakinya yang terbuka tutup dengan izhar Ambil lalang seperti lalang tapi wangi tutup kakinya Begitulah susahnya Maka ketika Abdurrahman bin Auf yang kaya raya itu meninggal Menangis Abdurrahman bin Auf Apa kata beliau? Hamzah yang mulia meninggal dalam keadaan kain tak bisa menutup kakinya Aku khawatir dengan kekayaanku ini, aku termasuk orang yang disegerakan Allah dapat nikmat di dunia, sehingga di akhirat tak dapat nikmat lagi.
Mudah-mudahan kita mendapat nikmat di dunia ini, di akhirat dapat lagi sekali lagi insya Allah. Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.