Transcript for:
Memahami Nasab dan Mazhab Syafi'i

merupakan keturunan dari Al-Mutallib. Al-Mutallib ini putra dari Abdumanath. Maka Imam Syafi'i berjumpa dengan Rasulullah SAW dari aspek nasab di kakek yang bernama Abdumanath. Abdumanath ini punya anak Hashim. Hashim punya adik bernama Mutallib. Sehingga Imam Syafi'i seringkali mengatakan bahwa Rasulullah SAW merupakan putra dari paman beliau. Dan ini tidak ada catatannya. Tidak ada catatan sezaman bahwa Imam Syafi'i satu nasab dengan Rasulullah SAW. Karena ada ustad dari kresek, dari tanggerang itu, yang mempersaratkan bahwa nasab itu harus ada catatannya. Karena zaman dulu belum ada dukcapil, belum ada dinas kependudukan dan catatan sipil. Jadi nasab itu didasarkan kepada syukrah, kepada popularitas. Kemudian yang kedua, berdasarkan kepada pengakuan dari masyarakat sekitar bahwa betul si Fulan itu merupakan anak dari Bapak Fulan dan ilmu nasab ini ilmunya orang Arab jadi orang Tangerang dan orang Tangerang Selatan jangan ikut-ikutan main ilmu nasab ilmu nasab ini adalah ilmunya orang Arab orang Indonesia itu tidak pernah ada urusan dengan nasab karena mereka lebih mengurusi nasib dibandingkan nasab mainnya Jadi saya sering katakan bahwa kita tidak perlu ikut-ikutan bahas nasab orang lain. Sudahlah yang penting kita membahas nasib sendiri. Pasca 20 Oktober nasib kita bagaimana ini? Dipanggil atau enggak? Nah itu yang harus kita pikirkan. Tidak perlu menasab-nasab. Nasab orang diurusi ditanya nama bapaknya bingung. Saudara nasabnya bagaimana? Wah kalau saya ya begini-begini putar-putar. Ada yang bilang bapaknya sartu. harkum, ada yang bilang bapaknya Sarman, ada yang bilang bapaknya Said. Nah ini yang benar yang mana kan begitu. Jadi enggak usah urus-urus nasab orang lain. Kalau ada orang mengaku bahwa nasabnya sampai Rasulullah SAW, ya silahkan, sah-sah saja orang mengaku punya nasab sampai Nabi. Kalau benar ya Alhamdulillah, kalau enggak benar dia berarti sudah berdusta atas nama Rasulullah SAW. Ya dalam kaitannya dengan pengakuan bapaknya. bahwa Imam Ubaidillah bin Ahmad adalah keturunan Rasulullah, ya kita yakini, kita husnusun saja. Dan ternyata sejarah membuktikan, kalau orang yang mengaku-ngaku ternyata tidak terbukti, pasti kualat. Ternyata terbukti bahwa Imam Ubaidillah bin Ahmad itu betul keturunan Rasulullah. Kenapa? Karena selama abad-abad, selama ratusan tahun, keturunannya menyebarkan keberkahan kepada banyak orang. orang diantara keturunannya adalah al-imam al-habib Abdullah bin alwi bin Muhammad al-haddad seorang penyusun kitab Rautibul haddad dan juga banyak kitab dan ilmunya sangat bermanfaat luar biasa itu menegaskan bahwa keturunan Imam Ubaidillah bin Ahmad itu benar keturunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam karena banyak kemanfaatan yang dirasakan oleh orang banyak sehingga orang-orang Arab mengatakan selaka orang yang mengutak-ngatik nasab Ba'alawi dia hanya menguras energinya sendiri dan nanti akan berujung kepada kehinaan, karena mengutak-ngatik nasab yang diakui oleh seluruh Qabilah Arab betul sampai kepada Rasulullah s.a.w. jadi nasab itu dasarnya pengakuan seluruh Qabilah, Imam Syafi'i tidak ada catatannya, nasabnya sampai ke Abdumanath, tapi seluruh Qabilah mengakui... bahwa nasab Imam Syafi'i itu bertemu dengan nasabnya Rasulullah SAW di kakek yang bernama Abdumanath. Muhammad bin Idris, bin Osman, bin Sa'ib, bin Syafi'i, lalu diatasnya ada Yazid, sampai kepada Al-Mutallib dan Abdumanath. Inilah yang dijadikan sebagai argumen atau alasan kenapa banyak para habaib di Yaman bermadhab Syafi'i, karena selain ketemu dari sisi pemikiran, Juga bertemu dari sisi keturunan Yaitu sama-sama keturunan Qurais Berjumpa dengan nasab Rasulullah SAW Hadirin jamaah yang dimulyakan Allah Ada gugatan dari Ustadz Firanda Andirja Yang menulis satu buku yang berjudul Ketika ajaran Imam Syafi'i ditinggalkan Buku itu memuat informasi bahwasannya pemahaman orang Indonesia tentang mazhab syafi'i ternyata tidak sama dengan pemahaman imam syafi'i Itu kata beliau Lalu kemudian juga ada satu buku yang ditulis pada tahun 2009 berjudul ketika syafi'iyah Indonesia mengkhianati imam syafi'i Nah buku-buku ini memberikan gambaran yang keliru tentang madhab Imam Syafi'i Yang saya tangkap dari kedua buku itu adalah bahwa yang bernama atau yang dinamakan madhab itu adalah aliran Jadi apa yang dikatakan Imam Syafi'i kita harus ikut, kita harus sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Imam Syafi'i Nah kedua buku ini tidak menjelaskan bahwa madhab itu merupakan metodologi di dalam memahami Al-Quran dan Sunnah. Lalu kemudian dibangun narasi yang lain bahwasannya Imam Safi'i tidak pernah menganjurkan murid-muridnya dan juga seluruh umat Islam untuk mengikuti pendapat-pendapatnya. Yang ditegaskan oleh Imam Syafi'i menurut kedua penulis itu adalah bahwa Imam Syafi'i mengajak umat Islam mengikuti hadis sohih saja. Didasarkan kepada ucapan Imam Syafi'i Apabila ada hadis sahih maka itulah mazhabku Hadirin jamaah yang dimulyakan Allah kita sepakat bahwa hadis sahih ini menjadi acuan di dalam beragama Tetapi dalam konteks fikih bukan berarti hadis do'if ini menjadi sampah Ini yang perlu kita pahami. Bahwa para ulama fikih memahami betul kualitas sebuah hadis. Mulai dari suhih, hasan, daif, kemudian ada mauduk atau hadis palsu. Semua ulama fikih paham. Karena sebelum mereka mempelajari ilmu fikih dan sebelum mereka menjadi para ahli fikih, mereka terlebih dahulu mempelajari ilmu hadis. Tetapi yang menjadi pertanyaan, kenapa Imam Ahmad menggunakan hadis-hadis do'if di dalam pendapat-pendapatnya. Ini juga yang menjadi pertanyaan. Sehingga umat Islam ini kemudian, seperti kita itu disodori satu pemikiran, bahwa ada ulama hadis yang menjelaskan persoalan sohi dan tidaknya hadis, dan kemudian mengajak umat Islam untuk berpikir sesuai dengan hadis sohi. Nama ulama itu adalah syarikat. Sheikh Nasiruddin Al-Albani Sehingga semua kitab hadis itu Harus melalui seleksi Sheikh Nasiruddin Al-Albani Seolah-olah tidak ada ulama hadis lagi di dunia ini Dan ulama hadis yang paling sunnah adalah Sheikh Nasiruddin Al-Albani Ini keliru Jadi cara pandang seperti ini yang sekarang dipopulerkan Melalui media sosial dan sebagainya Lalu kemudian ada satu akun Yang menyebutnya dengan sebutan Sohih fikih, bahwa inilah pemahaman fikih yang sohih Atau sohih sunnah, inilah sunnah yang sohih Sehingga seolah-olah seluruh umat Islam itu tidak ada yang paham sunnah Ini keliru Bahwa jumlah ahli hadis itu banyak Bukan cuma al-Albani Dan kalau kita telusuri lagi Sheikh Albani ini tidak punya guru di bidang hadis Siapa gurunya Sheikh Albani? Sampai hari ini tidak pernah disebutkan Al-Albani ini disebut sebagai ahli hadis setelah mempelajari ilmu hadis secara otodidak. Satu-satunya guru yang bisa dipertanggungjawabkan oleh Albani adalah bapaknya sendiri, yaitu Haji Nuh. Sheikh Nasiruddin bin Haji Nuh. Jinuh al-Albani Dan yang perlu diketahui Syekh Albani ini bukan orang Arab Beliau orang Albania Dari ibu kota Tirana Ketika ibu kota Tirana Atau Albania itu dikuasai oleh rezim komunis maka Albani yang pada saat itu berusia sembilan tahun dibawa oleh bapaknya pindah ke Damaskus nah beliau tidak pernah belajar kepada orang lain selama di Damaskus karena guru agama hanya bapaknya yaitu haji Nuh yang mengajarkan fikih mazhab Hanafi kemudian Albani di usia 15 tahun mulai tertarik mempelajari ilmu hadis setelah beliau sering masuk keluar masuk ke kampus takan Zohir yang ada di Suriah di Damaskus. Beliau belajar hadis secara otodidak. Dia baca buku-buku hadis dari pagi sampai malam. Bahkan sampai beliau meminjam kunci perpustakaan hanya untuk membaca beberapa kitab hadis yang menurut beliau menarik untuk dipelajari. Jadi beliau tidak punya guru di bidang hadis. Ini berbeda misalnya dengan seorang ulama Mekah. Seorang ahli hadis, al-Musnid Sheikh Muhammad Yasin bin Muhammad Isa al-Fadani. Seorang ulama hadis keturunan Padang yang lahir di Mekah. Ayah ibunya orang Minang asli pakai sod. Hai yang karena ada asli yang tidak pakai pakai son itu berarti tidak asli kalau asli itu pakai pakai son ini Minang asli ya pokoknya dia makan rendang batu kok lah pokoknya karena ini Minang asli Kesel banget Berarti dia minang asli Jadi Sheikh Muhammad Yasin Al-Fadani ini Punya guru hadis Dan jumlah gurunya mencapai 972 orang Itu guru dari dari Syekh Yasin Al Fadani yang tercatat oleh beliau 972 orang dan semuanya itu didatangi sampai Hatam mempelajari ilmu maka beliau punya gelar al-muttafannin orang yang penguasaan ilmunya sangat banyak mulai dari ilmu fiqih ilmu hadits usul fiqih ya kan kemudian ilmu tafsir ilmu bahasa dan banyak ilmu yang beliau kuasai dan beliau menulis nama gurunya dalam satu kamus dalam satu kamus lebih tebal dari ini, itu hanya nama-nama gurunya saja, dengan menggunakan huruf abjad, dari alif sampai ya, nama-nama gurunya disebut di situ. Di antara murid dari Sheikh Muhammad Yasin adalah guru kita Al-Habib Prof. Dr. Said Akil Al-Munawwar. Itu murid dari Sheikh Muhammad Yasin Al-Fadani. Jadi kalau orang disebut sebagai ahli hadis itu ditanya dulu, guru hadis Anda siapa? Anda baca Kutubu Sittah atau tidak? Baca enam kitab hadis sampai hatam dari Soheil Bukhari sampai dengan Musnad Imam Ahmad. Itu dibaca hatam itu. Dari mulai halaman pertama sampai halaman terakhir. Albani itu tidak pernah hatam kutubu sitah. Tetapi disebut sebagai al-muhaddis. Sebagai seorang ahli hadis. Padahal syarat orang disebut sebagai ahli hadis itu, dia menghatamkan enam kitab hadis di hadapan guru. Menghatamkan. enam kitab hadis di hadapan guru itu berapa lama di UIN saja misalnya di program studi ilmu hadis belum tentu Hatam enam kitab hadis dan itu baru diselesaikan di pesantren Darussunnah milik almarhum Profesor Kiai Ali Mustafa Yaakob itu baru selesai itu baca Hatam enam kitab hadis tapi di UIN saja itu tidak cukup Bahkan Sohih Bukhori saja belum tentu hatam di program studi ilmu hadis di UIN. Sohih Al-Bukhori. Kenapa? Karena dibatasi oleh waktu. Jumlah SKS, 2 SKS 90 menit. Apa artinya 90 menit untuk sebuah proses belajar? Karena itu juga di Mekah, mereka yang kuliah di Umul Kuro, itu belum tentu menghatamkan Kutubu Sita dalam waktu 4 tahun. Mereka harus mengaji lagi, datang ke rumah guru. Nah dengan datang ke rumah guru baru bisa hatam. Karena kalau mengaji di rumah guru itu tidak dibatasi oleh SKS. Karena ruangnya juga tidak bergantian, hanya itu saja. Jadi ketika banyak ulama mengaji di rumah Sheikh Yasin Al-Fadani, itu durasi waktunya lebih dari satu jam. Bisa lebih sampai dua setengah jam. Bahkan di... di Masjid Al-Azhar, Mesir, di Cairo, itu pengajian itu mulai dari jam 8 pagi sampai jam setengah 12 malam. Itu menghatamkan satu kitab. Tapi orang Arab, orang Mesir itu kuat-kuat, beda dengan orang Bintaro. Apalagi pengajian Sabtu pagi ini ada nanti abis ini mancing atau makan gitu. Kita ini sudah banyak tabrakan agenda. Belum lagi yang 17-an belum selesai kan begitu kan. Lomba gerak jalan dan sebagainya. Akhirnya nanti setengah 6 selesailah kan gitu kan insya Allah. Apalagi nasi kuning sudah tersedia gitu kan. Khawatir nanti diambil pelanggan yang lain. Jadi pikiran sudah macam-macam. Belum tentu kita sanggup ngaji itu mulai dari jam 8 sampai jam setengah 12 malam. Ya. Bukan cuma orang awam, yang ustadznya juga begitu. Aduh, Afwan Ustadz, Anda tidak bisa sampai setengah 12 malam. Kenapa? Undangan ini ceramah di mana-mana. Tapi kalau di Mesir, di Mekah, di Jordan, dan di beberapa negara Arab lainnya, pengajian itu berlangsung hampir satu hari. Jadi kalau kita mau menghatamkan suai bukhari itu seperti itu. Saya pernah ikut hataman suai bukhari itu dari jam 9 pagi, bubar jam 11 malam. Itu baru baca kurang lebih satu jilid Sohih al-Bukhari Masya Allah luar biasa itu 7 hari selesai hataman Berat badan langsung naik Karena tidak bergerak Makan nasi, ngaji, sholat Itu saja kegiatannya Hadirin jamaah yang dimulniakan Allah Jadi di dalam 2 buku itu dikatakan Orang Indonesia ini tidak sesuai mazhabnya dengan mazhab syafi'i. Apa argumennya? Argumennya di dalam kitab Al-Um tidak disebutkan tahlilan. Tidak ada tahlilan nunjuh hari di situ. Di dalam kitab Al-Um Imam Syafi'i tidak ada itu disebutkan maulidan. Ini orang Indonesia ngakunya bermazhab syafi'i, tapi kok dia maulidan. Dan di dalam kitab Al-Um itu juga tidak disebutkan anjuran untuk menziarahi makam wali. Ini menandakan bahwa Maghab syafi'i di Indonesia ini palsu Wah Kesimpulan dari dua buku itu begitu Kalau kita baca Lalu kemudian digiring-giring Bahwasannya yang namanya sesuai dengan Maghab imam syafi'i adalah pendapatnya Ibnu Taimiyah. Nah ini lagi-lagi ke situ. Sehingga dibangun dua opini, ahli hadis hanya Albani, orang yang pemahamannya lurus sesuai dengan salafus soleh, hanya Ibnu Taimiyah. Nanti orang yang pemahamannya seperti Ibnu Taimiyah, ya pemahaman orang-orang yang kuliahnya di Madinah. Selesai sudah. Jadi beragama makin lama makin disederhanakan seperti itu, sehingga wawasan kita ketika melihat ajaran Islam itu menjadi sempit. Nah ini menjadi problem sekarang. Dan diikuti juga oleh Ustadz Imaduddin itu yang dari Keresek. Bahwa walaupun semua ulama sedunia mengakui Baalawi sebagai keturunan Rasulullah, saya tidak mengatakan, saya tidak setuju. Kenapa? Udah terima proyeknya. Kenapa? Udah tanda tangan ini. Kalau saya ikut-ikutan, ini batal ini proyek. Jadi ada pendapat by project namanya. Itu namanya mujdahid proyek. Ya, mujadid proyek. Mujadid proyek seperti itu. Jadi pendapatnya selalu nyeleneh. Nah kita curiga, orang-orang yang anti terhadap pemahaman para ulama, lalu kemudian menggunakan nama sunnah, sebenarnya ada real di balik itu. Ada real dibalik itu Dikasih berapa real ini Sehingga orang ngomong seperti itu Hadirin jamaah yang dimuliakan Allah Bagaimana sebenarnya Pemahaman mazhab syafi'i yang dipahami oleh Kiai Hasim As'ari Kiai Hasim As'ari mengatakan mengatakan ya kalau kita baca di dalam kitab Risalah al-sunnah wal-jamaah beliau mengatakan famin humshalafiyuna qaimuna ala ma'alaihi aslafuhum diantara umat Islam di Pulau Jawa ketika itu ada mereka-mereka yang mengikuti pendapat orang-orang terdahulu mereka ini disebut salafi salafi itu artinya orang yang mengikuti pendapat orang-orang sebelumnya namanya salafi yang dikatakan oleh Qiyai Hashim as'ari hai hai Apa itu? Minatta madhubi bil madhabil mu'ayyani. Yaitu bermazhab kepada mazhab tertentu dari empat mazhab fikih. Wattamasuki bil kutubil mu'tabaratil mutadawilah. Merujuk pendapat mereka kepada kitab-kitab mu'tabar, kitab-kitab yang dijadikan sebagai sandaran al-mutadawilah, yang dikenal di kalangan para ulama. Jadi kalau ada ulama berpendapat dengan satu kitab yang tidak dikenal, maka pendapatnya itu pasti pendapat aneh. Karena para ulama itu saling mengenali apa kitab yang dipakai. Jadi kalau di pesantren itu ditanya, Anda di pesantren itu ngaji kitab apa misalnya? Oh fikihnya Fathul Mu'in. Oh kita semua tahu isi dari Fathul Mu'in. antarnya bernama Ia'natut-Talibin yang ditulis oleh orang yang sama sumbernya dari mana dari pendapat Imam Ibnu Hajar al-haythami semua orang tahu bahwa Imam bahwa Qiyai Hashim As'ari dulu mengaji kepada Imam Ibn Hajar Al-Haythami, jadi kita paham berarti sumbernya sama Imam Ibn Hajar Al-Haythami ini adalah murid dari Zakaria Al-Ansari Imam Zakaria Al-Ansari ini murid dari Al-Hafidh Ibn Hajar Al-Asqolani seorang ulama yang memberikan penjelasan Sohih Bukhari Ibn Hajar Al-Asqolani ini murid dari Al-Hafidh As-Suyuti Seorang ulama yang menulis kitab tafsir jalan lain Al-Hafidh As-Suyuti ini murid dari siapa? Dari Al-Hafidh Al-Iraqi Dan seterusnya, dan seterusnya Sampai kepada Imam Bukhari Lalu kemudian sampai pula kepada Rasulullah S.A.W Inilah makna yang dikatakan oleh seorang ulama bernama Muhammad Ibn S.A.W al-isna du minad din bahwasanya sanad itu menunjukkan mata rantai pemahaman kita di dalam beragama al-isna du minad din bahwa sanad itu mata rantai di dalam memahami ini ajaran agama semua ilmu itu ada sanadnya ya semua ilmu itu ada mata rantainya ini yang dikatakan tidak ilmiah oleh guru gembul sekarang ada lagi namanya guru gem-gembul gembul gem gemar bulnya ngibul kan gitu jadi kita semua kepak kemakan itu nggak ilmiah Kenapa enggak tercatat Ya kalau dikatakan yang tidak tercatat itu tidak ilmiah, ya nasabnya Imam Syafi'i juga tidak ilmiah. Karena tidak ada catatannya. Dulu orang belajar hadis itu, tidak ada catatan hadis. Berarti Imam Bukhari itu tidak ilmiah. Ketika beliau mengumpulkan hadis itu, beliau tidak ilmiah. Kenapa? Karena orang yang diambil pemahamannya tentang hadis itu tidak punya catatannya. Hanya berdasarkan apalan. Itu adalah ilmu tentang hafalan. Hai di dalam ilmu hadits dikatakan bahwa syarat hadits sohih itu adalah rawihi dikatakan bahwa rawihnya itu adalah dobit dobit itu orang yang kuat hafalannya ya dikatakan di dalam kaidah baikunia dikatakan bahwa awaluhas sohih huwahwa matasal isnaduhu walam yasud walam wal rawihi adlun dobitun an naqlihi mu'tamadun fi dobtihi rawihi adlu adlun dhabitun ammislihi mu'tamadun firdabtihi wa naqlihi bahwa yang namanya hadits suhih itu diantara syaratnya adalah rawihi adlun dhabitun Bahwa rawinya orang yang meriwayatkan hadis adlun, orang yang adil Apa itu adil? Adil itu sesuai ucapan dengan perbuatan, itu namanya adil Maka hadis sohih itu adalah hadis yang juga diamalkan oleh orang yang meriwayatkannya, adlun Apa yang dikatakan itulah yang diucapkan, yang dilakukannya. Jadi kalau misalnya ucapan dan perbuatan tidak sesuai, ini tidak disebut sebagai orang yang adil. Adlun, dobit. Dobit itu orang yang kuat hapalannya. Mu'tamadun fi dobtihi wa naklihi. Dan kekuatan hapalannya itu bisa dijadikan sebagai pegangan. Kenapa? Karena kalau dia punya kekuatan hafalan, berarti ketika dia mengambil hadis itu, ketika dia menakal memindahkan ucapan dari gurunya, itu sama sebagaimana yang dikatakan oleh gurunya. Dan ini ada tes tersendiri Apakah orang ini kuat atau tidak hapalannya Ada juga berdasarkan pengakuan Karena ada seorang sahabat Rasulullah SAW Yang bernama An-Nu'man bin Bashir Ketika usia tua di usia menjelang 80 tahun beliau mengakui bahwa banyak ingatan saya yang hilang dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan hanya tersisa beberapa saja kata An Nu'man bin Bashir sehingga hadits yang diriwayatkan dari An Nu'man bin Bashir ini kalau diriwayatkan pada saat sahabat An Nu'man bin Bashir masuk di usia 80 tahun maka ini perlu diteliti lagi Apakah betul itu ucapan Rasulullah atau hanya dugaan dari An-Nu'man bin Bashir nah jadi para ulama hadis juga sudah menyelesaikan persoalan itu dan itu awalnya tidak tercatat apakah tidak ilmiah jadi ukuran ilmiah dan tidak ilmiah itu jangan didasarkan kepada catatan karena kalau hanya mendasarkan catatan maka tukang kredit itu paling ilmiah kredit panci itu, kenapa? karena semua dicatat gitu kan yang Mang Ujang, Mang Soleh, Mang Atang bahkan gitu kan yang dari Tasik... Itu sudah ilmiah. Apa-apa dicatat. Jadi jangan menggunakan patokan itu. Ilmiah itu ada patokan-patokannya. Nah disini dikatakan oleh Kiai Hashim As'ari. Bahwasanya yang disebut dengan ulama yang salaf itu. Adalah merujuk kepada kitab-kitab atau karya-karya yang dikenal oleh para ulama. Jadi semua itu tahu. Lalu kemudian dikatakan lagi. Wa mahabbati ahlil bayit. Cinta kepada ahlul baik, wal awliya'i was salihin, cinta kepada para wali, dan cinta kepada orang-orang soleh. Nah jadi, di antara ciri... Penganut mazhab syafi'i itu Ya cinta kepada guru-gurunya Orang-orang soleh Karena husnuzan guru-gurunya ini adalah orang soleh Begitu juga dengan murid-murid imam syafi'i Misalnya Ar-Rabi bin Sulaiman Kemudian Ismail Al-Muzani Muhammad Al-Buwaiti Semua cinta kepada gurunya imam syafi'i Lalu kemudian dikatakan Wattabar rukibehim Mengambil keberkahan dari mereka Ahyaan ketika mereka masih hidup Wa amwatan Dan ketika mereka masih hidup ketika mereka sudah mati tabarruk mengambil keberkahan bagaimana cara mengambil keberkahannya sebagai contoh, Imam Syafi'i pertama kali datang mengunjungi Baghdad ke makam Imam Abu Hanifah, beliau sholat sebelum beliau ketemu dengan murid-murid Imam Abu Hanifah, antara lain Muhammad Al-Hassan dan Imam Abu Yusuf, itu sebelum beliau mengambil fikihnya Imam Hanafi, beliau datang dulu ke kuburnya Imam Hanafi. Ziarah dulu ke situ. Ziarah ke makam Imam Abu Hanifah. Dan beliau melaksanakan sholat sunnah di masjid dekat makamnya Imam Abu Hanifah. Apa alasannya? Tabarrukan kepada Imam Abu Hanifah. Saya ibadah di tempat. di kuburnya orang yang soleh semoga saya mendapatkan keburkahan dari kesolehannya Imam Abu Hanifah itu yang dilakukan oleh Imam Syafi'i jadi ziarah kubur itu juga dilakukan oleh Imam Syafi'i mengunjungi makam wali Kenapa? Karena beliau mau mengambil fikihnya Imam Abu Hanifah. Jadi permisinya itu dengan datang kepada Imam Abu Hanifah. Kemakamnya Imam Abu Hanifah, beliau doakan Imam Abu Hanifah. Lalu kemudian sebelum beliau datang ke makam, beliau soal. sholat dulu dua rokaat, setelah itu datang ke makam Imam Abu Hanifah, baru kemudian mengaji kepada murid-muridnya Imam Abu Hanifah. Ini yang disebut dengan attabarruk. Mengambil keberkahan dari para ulama. Hadirin jamaah yang dimuliakan Allah Maka sebagai bantahan atau sebagai jawaban Kenapa umat Islam di Indonesia tidak mempelajari langsung kitab Al-Um yang ditulis oleh Imam Syafie Sampai hari ini saya belum mendapati satu majlis yang mengajarkan kitab Al-Um Kitabnya Imam Syafie Bahkan oleh seorang ulama besar sekalipun di Jakarta Sejak dulu yang saya tahu ketika masih banyak orang alim di Jakarta, sekarang orang alim sudah mulai berkurang karena banyak yang meninggal dunia, ulama-ulama hebat zaman dulu itu itu tidak mengajarkan kitab Al-Um sampai selevel dokter Ahmad Nahrawi Abdussalam ahli mazhab syafi'i dan pakar dalam kitab Al-Um, itu tidak mengajarkan kitab Al-Um apa katanya? karena kitab Al-Um itu kitab yang sangat rumit untuk dipelajari ditambah lagi... Kita belum banyak tahu persis bagaimana catatan-catatan yang mendukung untuk menjelaskan kitab Al-Um. Jadi kitab Al-Um yang ditulis oleh Imam Syafi'i, awalnya adalah catatan-catatan yang ditulis oleh murid-murid Imam Syafi'i. Jadi catatan-catatan itu harus diklarifikasi satu dengan yang lain. Dan ini membutuhkan kajian perbandingan naskah yang tidak sebentar. Lalu kemudian yang kedua, kitab Al-Umm itu isinya adalah metodologi, bukan output dari pendapat Imam Syafi'i. Atau output atau hasil dari mazhab Imam Syafi'i. Jadi tidak bisa dikonsumsi oleh orang awam Karena di dalam kitab Al-Um itu juga ada beberapa hal yang harus diklarifikasi Ada Qawul Qadim dan ada Qawul Jadid Ada pendapat lama dan ada pendapat baru Mana yang mau diseleksi? Nah sehingga para ulama itu mengajarkan mazhab syafi'i melalui kitab-kitab kecil yang merupakan kesimpulan dari seluruh pendapat yang ada di dalam mazhab imam syafi'i dengan mengesampingkan perdebatan di dalam mazhab jadi yang disajikan kepada orang awam, ya orang awam butuhnya yang praktis-praktis, maka disampaikan pendapat-pendapat yang praktis yang pertama kenapa tidak kitab al-um diajarkan kepada masyarakat kemudian yang kedua kenapa di dalam kitab al-um tidak ada maulidan, ini mengikuti mazhab syafi'i ada maulidan Nah yang perlu kita pahami bahwa tradisi maulid itu baru ada di abad kelima hijriah, tiga abad setelah wafatnya Imam Asyafi. Lalu kita tempatkan persoalan maulid ini bukan persoalan akidah, tetapi persoalan fikih. Nah persoalan fikih itu jawabannya dengan menggunakan al-ahkamul khamsah, hukum yang lima. Wajib, mandub, mubah, makruh, dan haram. Udah, ini hukum yang lima. Maka persoalan maulid itu dilihat berdasarkan hukum yang lima ini. Apakah ini wajib? Apakah ini mandub, dalam makna sunnah apakah ini mubah apakah ini makruh, apakah ini haram, maka disitulah para ulama membahas persoalan maulid, apa yang dilakukan ketika maulid, yang dilakukan misalnya membaca Al-Quran dan membaca Al-Quran ini ada perintahnya di dalam agama di dalam Al-Quran dan di dalam hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lang yang kedua membaca hadits membaca hadits ini juga ada anjurannya dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bahwasanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memancarkan cahaya dari wajah orang yang mengajarkan ucapan-ucapan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada orang lain lalu kemudian membaca sirah nabawiyah membaca riwayat kehidupan Nabi SAW ini perbuatan yang dianjurkan dalam rangka membangkitkan mahabbah kepada Rasulullah SAW jadi maulid itu isinya cuma itu baca Quran, menyampaikan hadis lalu kemudian menceritakan sirah Nabi Muhammad SAW dan yang keempat makan-makan, ya selesai sudah ya itu namanya maulid, apakah dilarang makan-makan, ya tidak dilarang makan-makan itu ya diperbolehkan, bahkan dianjurkan jika ada orang susah di situ orang-orang yang tidak bisa makan, maka dia mendapatkan sedekah makanan dengan niat sedekah, maka insya Allah menjadi pahala, sehingga para ulama menghukumi maulid itu sebagai perbuatan yang mubah bukan perbuatan yang wajib, artinya boleh Boleh diadakan, boleh juga tidak. Jadi sampai di situ tidak ditarik masuk ke dalam ranah pembahasan akidah. Nah ini ada orang yang menarik persoalan maulid ke masalah akidah. Sehingga akhirnya orang yang bikin maulid menjadi sesat. Kenapa? Karena dilihat dengan kacamata akidah. Kita membedakan urusan agama sebagaimana sering saya sampaikan di forum ini. Ada persoalan yang memang harus dilihat secara akidah, akibatnya. Ada persoalan yang tidak boleh dilihat dengan menggunakan cara pandang akidah. Cara pandangnya adalah cara pandang adat, cara pandang kebiasaan. Kalau cara pandang kebiasaan, maka kita menggunakan kaedah hukum yang lima tadi. Ini mubah enggak? Oh mubah, boleh. Sesuatu yang tidak dilarang berarti diperbolehkan. Karena larangan itu harus sore, harus jelas. Lalu kemudian ada kajian tentang makosid, kajian tentang tujuan syariat. Maka dilihat satu peristiwa itu dengan menggunakan ukuran makosid syariat. Ukuran tujuan syariat. Ini melanggar tujuan syariat atau tidak? Oh tidak melanggar tujuan syariat. Maka ini boleh dilakukan. Jadi para ulama juga sudah paham sebagaimana yang dikatakan oleh Kiai Hashim As'ari. Bahwa Yang namanya mengadakan maulid itu boleh Lalu kemudian diangkat lagi Ya kan Ya teman-teman dari salafi mengangkat Bahwa kesannya Qiyai Hashim As'ari itu Pernah mengecam maulid nabi Ya kan Di dalam satu kitabnya Yang berjudul At-Tanbih Peringatan kepada orang-orang Yang memperingati maulid dengan kemungkaran Itu jelas sekali di dalam kitab itu Betul Kita tidak menyalahkan Karena memang Qiyai Hashim As'ari semasa hari sebanyak lima halaman mengkritik orang yang mengadakan maulid dan mencampurkan mencampur adukan maulid dengan amalan-amalan mungkar apa amalan mungkar disitu bercampurnya laki-laki dengan perempuan kemudian yang kedua menjadikan ada ajang adu pencak silat di maulid itu lalu kemudian ditampilkannya alat-alat musik yang diharamkan dalam agama di dalam peringatan maulid itu itu lima halaman ditulis oleh Qiyai Hashim As'ari tapi di halaman ke-6 sampai halaman ke-13 Qiyai Hashim menjelaskan bagaimana idealnya orang memperingati maulid disebutkan bahwa orang memperingati maulid itu yang pertama mendengarkan bacaan Quran dengan khusyuk lalu menyampaikan hadits-hadits berkaitan dengan akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian membaca sirah nabawiah dibacakan riwayat maulid nabi itu Dengan perhatian dan menghormati Rasulullah SAW Dan diperbolehkan membaca Qasidah yang isinya memuji-muji Nabi SAW Tanpa berlebih-lebihan dalam sikap dan juga tanpa kita mempermain-mainkan sholawat Jadi intinya boleh memperingati maulid dengan adab-adab yang disebutkan oleh Qiyai Hashim Ash'ari Sesuai dengan syariat Islam. Nah ini klarifikasi bahwa mazhab syafi'i itu fleksibel. Dan yang diikuti dari pendapat imam syafi'i atau dari mazhab syafi'i itu adalah metodologinya. Karena itu ada perbedaan pendapat antara imam syafi'i dengan ulama-ulama yang mengikuti mazhab syafi'i sesudahnya. Kenapa bisa beda pendapat? Karena ulama-ulama mazhab Imam Syafi'i sesudahnya itu mencoba mencermati kembali pendapat-pendapat yang muncul di dalam mazhab Imam Syafi'i lalu disesuaikan dengan kaedah-kaedah mazhab yang telah ditetapkan oleh Imam Syafi'i. Jadi yang diikuti adalah kaedah-kaedah dalam bermazhab. Kemudian ketika diseleksi pendapat ini, kok pendapat ini tidak kuat? Nah ini yang ditinggalkan. Ini yang kemudian dipakai. Jadi pendapat-pendapat dalam mazhab syafi'i, jumlahnya ini, itu ribuan maka Imam Nawawi dan Imam Raufi'i kemudian menyeleksi semua pendapat itu sehingga terkumpulah pendapat yang dinilai kuat di dalam mazhab syafi'i sesuai dengan kaidah-kaidah Yang digunakan oleh Imam Syafi'i Nah itu maksudnya bermazhab Jadi bukan secara 100% mengamalkan pendapat Imam Syafi'i Bukan Karena bisa jadi pendapat itu tidak sesuai dengan metodologinya Bisa jadi pendapat itu tidak sesuai dengan kaedah-kaedah yang telah dirumuskannya Dan ini terbukti dengan adanya pendapat lama dan pendapat baru dari Imam Syafi'i Dan Imam Syafi'i mengubah pendapatnya yang pernah dikatakan katakan ketika beliau tinggal di Baghdad misalnya Imam Syafi'i pernah mengatakan bahwasanya haram hukumnya memakan makanan yang terkena api ya memakan makanan yang terkena api berarti nggak boleh makan sate karena sate itu langsung terkena api itu pendapat Imam Syafi'i ketika beliau tinggal di Baghdad maka beliau tidak mau makan daging bakar beliau nggak mau Karena itu haram hukumnya, karena Rasulullah SAW tidak menyukai makanan-makanan yang langsung terkena api. Tetapi pendapat itu berubah ketika Imam Syafi'i tinggal di Mesir. Dikritik oleh seorang ulama. yang bernama al-imam al-layz bin sa'ad dan beliau juga pendiri mazhab imam al-layz bin sa'ad mengkritik pendapat Imam syafi'i bahwa Imam syafi'i kurang cermat di dalam melihat hadits yang dimasukkan dimansuh dan hadits yang menasih hadits yang dihapus keberlakuannya dan hadits yang menghapus keberlakuan hadits yang mansuh tadi lalu kemudian Imam syafi'i meralat pendapat itu dulu saya mengatakan haram, sekarang saya mengatakan boleh memakan makanan yang terkena oleh api, itu satu contoh bahwa Imam Syafi'i mengganti pendapatnya mengubah pendapatnya ketika beliau tinggal di Mesir, dan itu bukan cuma satu, ada ribuan pendapat Imam Syafi'i yang kemudian dicatat oleh pengikut-pengikutnya dan ini diseleksi lagi oleh Imam Nawawi dan Imam Ar-Rafi'i sehingga umat Islam sekarang ini berterima kasih kepada Imam Imam Nawawi karena keseriusan Imam Nawawi di dalam mempelajari mazhab syafi'i inilah yang menjadi berkah bagi umat Islam penganut mazhab syafi'i dimanapun sehingga mereka memahami Oh ini yang kita amalkan ini yang tidak kita amalkan ini yang kita pakai ini yang tidak kita pakai dan di dalam mazhab sendiri ada perbedaan pendapat dan kita tidak perlu heran dengan itu sebagai contoh Imam Ibnu Hajar al-haythami menganggap tidak perlu berdiri ketika dibacakan Ashrakal. Ini pendapat Imam Ibn Hajar al-Haythami. Kalau kita baca di dalam fatwanya, beliau mengatakan tidak perlu kita berdiri ketika dibacakan Ya Nabi salam alaika. Tetapi ulama yang lain mengatakan berdiri sebagai penghormatan kepada Rasulullah salallahu alaihi wasalam. Imam Ibn Hajar punya pendapat. Punya argumen kenapa dia tidak berdiri. Saya bukan tidak menghargai dan bukan tidak menghormati Rasulullah SAW. Setiap kali disebut nama Rasulullah saya pasti nangis. Kata Imam Ibn Hajar Al-Haythami. Tetapi kata beliau yang Yang paling penting adalah bagaimana memperjuangkan dan mempertahankan sunnah Rasulullah SAW. Ini pendapat Imam Ibn Hajar Al-Haytami yang mengatakan tidak perlu berdiri ketika dibacakan syarokal. Tapi karena mayoritas ulama setuju dengan pendapat yang berdiri itu, akhirnya kita ikut berdiri. Ketika dibacakan, Asroqol badru alaina faqtafat minhul buduru. Dan semua ulama, mayoritas ulama pakai pendapat itu berdiri. Ya sudah, kita ikuti pendapat mayoritas. Walaupun ini ada satu pendapat dari Imam Ibn Hajar al-Haythami. Jadi di dalam mazhab, sendiri ada perbedaan pendapat Kita tidak perlu panik jika ada orang beda pendapat. Kenapa? Karena kita sudah terbiasa dengan beda pendapatan. Nah itu yang penting. Karena kita sudah biasa dengan beda pendapatan, jadi tidak perlu panik ada orang beda pendapat. Ya tidak apa-apa, biasa saja. Ada orang sholat, dia tidak pegang... begini dilepas begini kan begitu itu berarti dia sudah jago Pak itu kan makanya dia enggak bengga pegangan tangan lagi karena kalau orang naik motor naik sepeda kalau yang enggak pegangan tangan berarti sudah jago kan begitu kan Jadi kalau sholat dia enggak pegang begini obat ibadah lihai dia kan Sehingga dia tidak perlu pegangan lagi. Jadi kita tidak perlu panik langsung. Bukan, itu mazhab maliki. Karena mazhab maliki itu menganggap sunnah tidak memegang tangan. Ini sudah beda, ini sudah antar mazhab. Dalam mazhab syafi'i, sunnahnya adalah memegang tangan. Kata Imam Malik, enggak. Sunnahnya itu adalah melepas tangan. Kita tidak perlu panik menghadapi perbedaan pendapat seperti itu Jadi ketika kita bicara tentang mazhab syafi'i Maka yang disampaikan adalah metodologi Bagaimana memahami Al-Quran dan Sunnah Dan kemudian mazhab syafi'i dikenal dengan kiasnya. Karena ada kias itulah sehingga mazhab syafi'i bisa diterima oleh banyak kalangan. Karena ada kias, kias itu analogi. Ya sesuatu yang tidak terdapat di dalam Al-Quran dan Sunnah maka dikiaskan. Yang dilihat adalah apakah semangatnya sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah. Sehingga ada ulama salafi bernama Sheikh Labib Najib itu akhirnya, akhirnya mengajarkan madhab syafi'i. Dan beliau berpegang kepada madhab syafi'i, setelah melihat ternyata di dalam madhab syafi'i ini banyak kemudahan. Dan madhab syafi'i ini ternyata lebih fleksibel, bisa berkomunikasi dengan banyak orang. Dan tidak terlalu keras kalau kita pakai madhab hambali, keras madhab hambali itu. Madhab syafi'i tidak. Dia berada di antara, di antara dalil dan di antara nama. malar mazhab Imam Hanafi sangat kuat dari aspek rasionalitasnya mazhab Maliki sangat kuat dari aspek dalilnya maka mazhab syafi'i menggabungkan antara dalil dengan rasionalitas nah disini di dalam kitab Risalah al-sunnah wal-jamaah Qiyasim As'ari mengungkapkan beberapa usul atau pokok-pokok dalam mazhab syafi'i ya pokok-pokok itu dituangkan di dalam menilai sebuah masalah dengan tinjauan usul fikih karena beliau ulama ahli usul fikih nah dengan usul fikih ini kita akhirnya tahu bahwa ini sesuai syariat ini tidak sesuai dengan syariat jadi mempelajari fikih harus mempelajari usul fikih sehingga dengan usul fikih ini kita melihat masalah itu dengan jernih dan akhirnya melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang bijak bahwa mengamalkan sunnah Rasulullah s.a.w tidak harus memusuhi sesama umat umat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam justru kalau kita mengamalkan sunnah Rasul yang pertama kali kita munculkan adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Syeda Khadijah Ummul Mu'minin ketika mengingatkan suaminya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kalla ma yukhziqallahu abadak tidak mungkin Allah membuat engkau repot Wahai suamiku innaka latassilur Rahim ini yang pertama kali selalu dilakukan oleh Nabi Nabi inna kala tasilur rahim engkau ini selalu menyambung silaturahmi dengan banyak orang ini Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam maka orang yang mengamalkan sunnah dia harus rajin silaturahmi dan dia kuat silaturahmi nya bukan karena sunnah jadi putus silaturahmi ini sunnahnya siapa sunnah Abu Jahal kan begitu karena yang suka memutus silaturahmi hanya orang-orang kurai orang-orang akhir-akhir Quraish memutus silaturahmi silaturahim tapi Rasulullah walaupun sudah dimusuhi oleh Abu Jahal beliau tetap datang ke tempat Abu Jahal walaupun beliau dimusuhi oleh Abu Lahab pamannya beliau tetap hormati pamannya Abu Lahab kenapa inna kala tasirur Rahim sesungguhnya engkau selalu menyambung nyambung silaturahim Rasulullah dan Rasulullah itu adalah figur yang tahu terima kasih beliau dulu diurus oleh Halimah As-Sa'diyah Seorang perempuan dari Bani Sa'ad Beliau selalu datangi keluarga Halimah As-Sa'diyah Beliau santuni keluarga Halimah As-Sa'diyah Sebagai ungkapan terima kasih Karena dulu pernah disusui oleh Halimah As-Sa'diyah Beliau dulu sering diurus oleh bibiknya yang bernama Umm Muhani Sampai beliau menjelang meninggal Beliau selalu bersilaturahmi kepada Umm Muhani bibiknya Hai nah ini Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pribadi yang tahu terima kasih jadi jangan sampai ada manhaj yang memisahkan kita ini gara-gara manhaj ini akhirnya dipasang sebagai syarat kerja ya lowongan dicari teknisi syarat pertama bermanhaj sunnah Maksudnya apa gitu loh Anda itu mau jadi teknisi bukan jadi ahli hadis, gitu loh, teknis itu urusannya kabel, ya kan urusannya obeng, apa hubungannya dengan hadis, kan begitu, jadi akhirnya berpikir juga aneh-aneh, dicari pramuria pelayan toko, ya kan alfamaret, syarat pertanyaan pertama bermanhat sunnah lu memang orang mau transaksi harus baca hadassah naan baana akhbarona ya kan kola Rasulullah Apakah harus begitu ini yang kadang-kadang gak masuk di akal ada pertama manhat sunnah akhirnya Islam ini menjadi terkotak-kotak karena perilaku kita sendiri jadi kita ini udah dihabisi udah macem-macem udah dibeda-bedakan gara-gara sunnah Oke kita sama-sama Islam beda anda bermacam menhat manhat sunnah Anda tidak bermanhat sunnah Oke kita ahlus sunnah wal jamaah masih dibedakan Anda muhib bin habaib, saya bukan muhib bin habaib Dibedakan lagi, makin lama makin kecil umat ini Makin habis, akhirnya apa? Munculnya ana, ana, ana, ana Kalau sudah mazhab ananiah, ana, ana, ana Maka itu adalah mazhabnya iblis Karena iblis mengatakan, Saya lebih baik dari orang itu. Itu mazhabnya iblis. Jadi kita ini beragama bukan pengen jadi iblis. Kita beragama ini ingin menjadi umat Nabi Muhammad. Mati sebagai umatnya Nabi Muhammad Dan nanti di umul kiamah diaku oleh Nabi Maka ketika kita ziarah ke makam Rasulullah Kita minta penegasan kepada Rasulullah Rasulullah adrikna ya Rasulullah kenali kami ya Rasulullah adrikna ya Rasulullah kenali kami ya Rasulullah Assalamualaikum ya Nabi Allah Assalamualaikum ya Rasulullah Assalamualaikum wa ala ibadillahis salihin ya kan Jazalohu Anna Sayyidina Muhammadansallallahu alaihi wasallam minummatihi bayangkan Bagaimana ketika kita sampai di depan makam Nabi kita ngucapkan salam kepada Nabi ya Rasulullah permintaan Saya cuma satu Kemarin saya baru ziarah ke makam Nabi Dua pekan yang lalu Apa yang diminta? Akui kami sebagai umatmu ya Rasulullah Akui kami sebagai umat Aku ya Rasulullah Ini umat yang kalau ngomong suka memecah belah Sesama saudaranya Yang kadang-kadang suka muncul Rasap iri dan dengki kepada sesama umatmu Aku ya Rasulullah Maafin saya ya Rasulullah Yang memang pengetahuan saya minim Ilmu saya sedikit Tapi aku ya Rasulullah sebagai umat umatmu semua orang ingin diakui sebagai umat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam karena itu bagian dari kebanggaan kita Nah jadi kalau kita sama-sama umat Nabi Muhammad ya santai saja selama dia masih baca shohibu Khawri berarti manhatnya manhat sunnah selama dia masih mengucapkan rawahu muslim riwayat Imam Muslim berarti manhati manhati sunnah Kenapa karena dia menyebut hadits yang diriwayatkan para ulama ini jangan dipisah-pisah lagi begitu Ini sudah dipotong begini, dipotong lagi Nanti ada Islam ini, Islam ini Lagi ada nanti Islam mazhab kopi Apa itu Islam mazhab kopi? Wah pokoknya kalau enggak minum kopi Berarti bukan ahlus sunnah wal jamaah Harus suka kopi Kan begitu kan? Kenapa? Karena orang yang mati Masih ada sisa kopi di mulutnya Nanti insya Allah masuk sorga Oh kalau begitu malaikatnya salah tanya Bukan man robbuka, man robusta Kan begitu kan? Maka dijawab Arabi Arabika kan begitu ini sampai gitu ada lagi mazhab kopi ya Allah bukan Allah sunnah wal jamaah kalau enggak ngerokok ya Allah ini apalagi gitu kan anda itu baru disebut ahlus sunnah wal jamaah aswajah kalau ngerokok Iya aswajah itu asli warisan Jawa itu namanya aswajah asli warisan Jawa lagi aswajah kok ngerokok tuh gimana itu kan nah ini jadi kita ini memang di akhir zaman ini menjelang dajal datang ini memang sudah banyak perpecahan-perpecahan almarhum guru saya mengatakan begini nanti hati-hati saya umur saya tidak lama lagi, kata beliau saya ketemu beliau guru saya itu terakhir sebulan sebelum wafat Umur saya gak lama lagi, nanti kalau saya mati itu nanti kamu bakal lihat fenomena farid tasud, fenomena memecah belah di antara sesama umat islam. 2007 beliau mengatakan itu, beliau wafat di hari ketiga lebaran. Hari ketiga lebaran beliau wafat dan saya perhatikan mulai 2010-2011 betul muncul fenomena Farid Tasud Fenomena memecah belah diantara umat Islam Dibelah dulu sunnah dengan syiah Yang sunnah dibelah lagi, ahlus sunnah wal jamaah dan bukan ahlus sunnah wal jamaah. Nah yang sudah ahlus sunnah wal jamaah dibelah lagi, ada yang hizbiah, ada yang bukan hizbiah. Dibelah lagi antara yang muhibbin dan anti muhibbin. Ada yang muhib bin habaib, ada yang bukan muhib bin habaib. Nanti dibelah lagi. Sampai sama sekali umat Islam itu hilang kekuatannya karena diombang ambing. Nanti ada yang pengikut Imam Mahdi. Abadi. Imam Mahdi dari Cipul. Ciputat misalnya. Imam Mahdi itu nanti munculnya dari Madinah. Bukan dari Ciputat. Lalu bilang, iya dari Ciputat. Dia pindah ke Madinah dulu, Pak. Kan itu kan. Baru dari Madinah dia pergi ke Mekah. Ini ngehil terus. Kan gitu kan. Nanti ada lagi pengikut. umat Islam yang pakai isim ruh nama ruh kayak nggak punya nama ruh nggak tercatat Oh ternyata di alam ruh ada Dukcapil juga kan gitu kan ada NIK nomor identitas ya kan kependudukan ruhani di situ nggak punya nama ruh waw ini bukan golongan kita lagi Aduh makin lama makin semrawut dan herannya yang seperti ini pasti ada dananya Kenapa karena memang tujuannya adalah melemahkan umat Islam umat Islam itu kalau sudah dipantik perbedaan pendapat Dapat di dalam agamanya, pasti semangat untuk memusuhi saudaranya. Dan satu lagi yang ingin saya sampaikan, berhati-hatilah dengan ilmu agama, karena ilmu agama itu, kalau kata orang Jawa, malati. Malati itu apa? Malati itu kalau tidak dipegang benar-benar ilmu agama, tidak diresapi benar-benar, maka dia akan menghancurkan orang yang memegang ilmu agama. Ilmu agama itu, bagaikan bara api sebagaimana dikatakan, dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam al-qabit biddin qalqabit biljamri orang yang berpegang kepada agama seperti memegang bara api kata Rasul maksudnya apa satu fitnahnya berat yang kedua fitnah orang yang pegang ilmu agama kedengkiannya itu mudah sekali terbakar dan sejarah mencatat ada ulama memusuhi ulama Imam shahowi memusuhi Imam Suyuti ini sama-sama ahli hadis Tapi kenapa bermusuhan? Itu tadi. Imam Syahawi merasa dikalahkan oleh Imam As-Suyuti. Maka ilmu agama ini punya potensi membuat orang menjadi lebih dengki dengan sesama orang yang megang ilmu agama. beda dengan ilmu yang lain ilmu ekonomi sarjana ekonomi sarjana ekonomi sarjana ekonomi itu enggak bakal beda pendapat santai Kenapa karena mereka berbagi bisnis kalau sarjana ekonomi ketemu sarjana ekonomi okelah yuk komisaris di sana saya komisaris di sini kan begitu You punya saham sekian persen, saya punya saham sekian persen. Sarjana politik, ketemu sarjana politik. Ya koalisi, kan gitu kan. Bikin yang namanya kimpul. Koalisi Indonesia Maju ngumpul, kan gitu kan. Kenapa? Sarjana politik semua. Bukan kimples, kimpul, ngumpul semua. Kolaborasi. Tapi kalau sarjana ilmu agama, ketemu sarjana ilmu agama, kalau kata orang Sunda, namanya ngadu gelis. Apa yang ngadu gelis? Siapa yang paling hebat diantara kita? Siapa yang paling alim diantara kita? Ada potensi ke situ. Ada potensi seperti itu. Maka banyak ulama yang berusaha untuk khumul. Khumul itu tidak menampakkan. keulamaannya, kenapa? khawatir muncul rasa dengkinya Sheikh Muhammad Yasin Al-Fadani itu tidak pernah tampil dengan pakaian ulama beliau sehari-harinya seperti kuli angkut di pasar pakai kaos, pakai sarung pakai peci kupluk, duduk di depan rumah sehingga orang mengira dia orang awam dan Sheikh Yasin senang dianggap orang awam Ketika Syekh Yahya Al-Ghawthani, guru saya, datang kepada Syekh Yasin. Mau ketemu dengan Syekh Yasin. Kata Syekh Yasin, sebentar ya. Nanti Anda tunggu dulu di sini. Lalu kemudian Syekh Yasin keluar, ganti baju pakai gomis. Lalu Syekh Yasin tanya, perlunya apa? Lalu Syekh Yahya tanya, loh Anda Syekh Yasin? Iya, saya Syekh Yasin, katanya. Loh saya kira pembantu tadi, kan begitu. Nah itu khumul cara beliau untuk meredam tadi. Hasut terhadap sesama ahli ilmu agama. Jadi banyak ulama yang kadang-kadang penampilannya nyeleneh itu tujuannya supaya tidak membangkitkan. Iri dan dengki kepada sesama ulama. Biasa saja gitu. Makanya kalau ada ulama pakai celana jeans, santai saja gitu. Saya pernah lihat ada seorang ahli hadis di Taman Sapari. Namanya As-Sharif Hatim bin Arif Al-Auni. Ini keturunan Rasulullah dari Sayyidina Hasan. Sheikh Sharif Hatim bin Arif Al-Auni. Ahli hadis tinggal di Mekah. Ketemu di Taman Sapari, pakai... Baju lengan tangan pendek, pakai celana kodorai. Kalau orang lihat, kayaknya turis biasa. Saya bilang itu ahli hadis, jangan salah itu. Syahatim al-Auni, orang yang luar biasa. Hapal banyak hadis, tapi penampilannya biasa kalau di luar Saudi. lihat di Mesir misalnya di Cairo misalnya orang mengajar ilmu agama kadang-kadang pakai dasi pakai jas Syekh Yusri kadang-kadang mengajar pakai dasi pakai pakai jas tidak menggunakan pakaian ulama bahkan ada yang menggunakan kaos bola Ada Mengajar fikih pakai kaos bola Selananya celanya jeans Kita pikir ini orang nongkrong dari mana Mengajar fikih Mungkin maksudnya adalah Supaya saya tidak bangkit kedengkian saya Dengan pakaian ini Saya menjadi orang yang tahu dirilah Bahwa ada orang yang lebih alim dari saya Tapi jangan sampai ini ada disini Kalau disini mungkin sudah disuruh keluar Karena pernah satu waktu saya datang ke masjid Mau khutbah itu pakai jaket Pakai celana panjang Baju khotipnya saya masukin tas, ketika saya masuk ke ruangan DKM, saya diusir oleh pengurus DKM, Bapak siapa Pak? ya saya mau sholat disini ya sholatnya di luar Pak, gak boleh disini eh saya diemin dulu, kan begitu kan kenapa? karena orang Indonesia selalu melihat pakaian, akhirnya saya keluarin, saya khotip Pak, ini bawa gomis nih, saya taruh tas, ini saya karena naik bis jadi saya naik ojek, saya pakai celana, ya Allah Ustaz mohon maaf Ustaz, saya kira tadi orang nongkrong gak apa-apa, saya diusir juga gak apa-apa berarti saya gak khutbah Jumat kan berarti kan begitu kan enak gitu kan Oh jangan setat kalau Ustadz khutbah nanti gimana nyari penggantinya Nah itu dia makanya jangan suka nyembarangin orang gitu karena orang Indonesia itu semua dilihat dari penampilan gitu kan kalau penampilannya neces yakan pakai jubah ya kan pakai sorban sampai tiga meter Oh baru nya al-alim al-alamah murabbiru ikan gitu kan tangan dicium bolak bah balik padahal biasa aja ya Allah kan gitu memang kadang-kadang kita juga harus memberikan penghormatan tetap Tetapi juga kita harus melihat-lihat. Jangan suka nyembarangin orang. Jadi ilmu agama itu ada potensi dengkinya. Ada potensi. Beda dengan ilmu-ilmu yang lain. Ahli matematik ketemu ahli matematik ya santai. Kan gitu kan. Enggak saling menunjukkan bahwa dia paling ahli matematika. Ahli filsafat ketemu ahli filsafat ya berdebat. Roki gerung contohnya begitu. Tapi kalau ahli ilmu agama ketemu ahli ilmu agama. Aduh ini repot ini. Kan begitu. Apalagi kalau kemudian sudah dibungkus. dihengkus dengan ormas atau organisasi politik lainnya Wah ini sama-sama ini kan kenapa sama-sama mengajukan proposal kepada pemerintah jangan sampai proposal dia yang dikabulkan cuma proposal saya yang dikabulkan ini yang dikhawatirkan hadirin yang dimuliakan Allah subhanahu wa ta'ala maka mazhab syafi'i itu maknanya adalah metodologi kembali metodologi di dalam memahami Alquran dan sunnah sebagaimana yang dirumuskan oleh Imam syafi'i dan tentunya ada beberapa poin yang sangat dalam dari madhab Imam Syafi'i yang saya kira tidak mungkin bisa disampaikan dalam waktu yang singkat seperti sekarang ini semoga ini menjadi klarifikasi bagi kita semua dan semoga Allah SWT melindungi kita dari fitnah dan semoga Allah menjadikan keturunan kita sebagai keturunan yang soleh dan solehah semoga Allah jadikan rezeki kita sebagai rezeki yang penuh dengan keberkahan dan semoga Allah lindungi pengurus DKM Masjid Raya Bintaro Jaya ini dan semoga Allah berikan memberikan kemudahan sehingga pengurus DKM Masjid Raya bintarojaya ini bisa merealisasikan harapan-harapan umat di sekitarnya dan bisa memberikan manfaat yang lebih banyak kepada umat Islam di wilayah tangrang selatan khususnya dan juga di seluruh dunia pada umumnya saya kira demikian yang bisa disampaikan pada kesempatan pagi hari ini barangkali ada yang mau disampaikan silakan Pak Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Apa yang Ustadz sampaikan tadi memang perlu sekali pada saat ini Masalahnya kita bisa lihat bagaimana Perbedaan-perbedaan dalam Islam ini selalu ditonjolkan Seperti dipecah belah Kita juga bisa lihat zuriat, kenabian, segala macam-macam. Nah, kira-kira apa Ustadz? Kan menteri agama kita ada. Yang begini-begini bisa direm atau dihapuskan atau ditindak. Atau ini memang sengaja dipelihara supaya umat islam di Indonesia ini jadi lemah? Demikian, Assalamualaikum Wr. Wb. Waalaikumsalam Wr. Wb. Baik, saya kasih poin dulu Pak ya. Bapak tadi menyebut Menteri Agama. Mohon maaf Pak, Menteri Agama sedang repot menghadapi pansus haji Pak. Jadi enggak sempat untuk... ngurus yang kayak begini-begini Pak jadi kita maklumi Pak, disitu itu poin yang pertama Pak, jadi saya gak bisa jawab, karena masih dicari oleh Pansus Haji, kemarin disidak Pak ya itu, jadi gak mungkin lah Pak lagi ngurus Pansus Haji ngomongin nasab, nah itu itu enggak mungkin ya kemudian yang kedua begini Pak bahwa isu-isu seperti memecah belah ini yang saya perhatikan selama kurang lebih sejak tahun 2010 berarti sudah 14 tahun ini sepertinya ada yang mengendalikan sepertinya ada yang mengendalikan saya pernah mendapati satu video misalnya mendapati satu video yang menjelaskan Bagaimana buzzer itu bekerja jadi Jadi itu ada puluhan HP di depannya, kemudian di depan dia itu ada tiga komputer. Ada tiga komputer dan ternyata tiga komputer ini dijadikan sebagai server yang mengendalikan puluhan HP itu. Sehingga ada namanya akun-akun palsu, akun atau fake account kalau di Facebook. Nah dari situ saya baru paham kok ada orang bisa viral. Hai ya sebagai contoh ya gue sebagai contoh itu yang namanya Mama gupron Pak sebagai contoh ya ya Mama gupron ini siapa ini orang ngaco ngomongnya kok jadi terkenal ya sebagai wali Allah yang cuma dinamakuli rohman klamatan Makholy-Gubron, Atihi Indonesia, Pancasila, Akholy, Akholy, Akholy. Saya sering katakan bahwa yang dikatakan oleh Mama Gupron, kalau dia mengatasnamakan Pancasila itu adalah penghinaan terhadap Pancasila. Penghinaan terhadap Pancasila. Kenapa? Karena di era Orde Baru, yang namanya sosialisasi ideologi Pancasila, itu dilakukan secara akademik dan bisa dipertanggungjawabkan. Karena yang dimunculkan adalah orang-orang yang punya kompetensi di bidang pemerintahan dan kenegaraan. Banyak, melalui tulisan misalnya melalui Prof. Padmawahyono itu menulis tentang Pancasila. Lalu kemudian Prof. Darji Darmodi Harjo, guru besar dari Malang Itu bicara tentang Pancasila Lalu Profesor Mubiarto Bicara tentang Pancasila secara akademik Cerdas betul Di RRI setiap hari minggu jam 7 pagi Tejo Sumarto, Sarjana Hukum dalam forum negara Pancasila bersama Tejo Sumarto sarjana hukum bukan begitu kan? bukan begitu, masih kan begitu selamat pagi para pendengar semuanya selamat mendengarkan forum negara Pancasila bersama saya Tejo Sumarto sarjana hukum menjawab pertanyaan saudara Edi Prayet wah itu kan setiap hari minggu itu itu cerdas itu pak tapi ketika narasi pembela Pancasila menampilkan tokoh Mama Gubern ini Ini adalah dekadensi terhadap Pancasila. Hai saya sampaikan itu kenapa karena kepala BP IP nya itu bukan alumni fakultas hukum alumni UIN ini masalahnya kan gitu kan alumni UIN dia ahli fikih bukan alumni hukum karena fakultas hukum itu belajar ilmu negara ya kan belajar ilmu budaya gitu kan dia belajar tentang norma-norma hukum kalau di fikir enggak belajar itu Lalu kemudian terkait dengan tradisi. Tradisi itu penting juga. Latar belakang, background orang itu di dalam memahami satu ideologi. Jadi kembali lagi tadi Mama Gupron ini muncul, diviralkan sedemikian rupa, dan ternyata itu diviralkan oleh akun robot. Oleh akun robot. Jadi kalau dia bicara ngaco, selama kengacoan itu dipertahankan, maka konsisten, maka orang akan menganggap menjadi benar. Ini dalam teori komunikasi. Jadi satu pendapat yang keliru, kalau berkali-kali disampaikan, maka pendapat yang keliru itu akan menjadi kebenaran. Ini dalam teori komunikasi. Jadi ngomong begitu, Inna Makkoli, Inna Makkoli, terus ngomong dengan makam begitu, saya sudah ngomong dengan Sunan Ampel. Ini orang gila atau bagaimana gitu kan? Gendeng gitu kan? Sunan Ampel lagi tidak ada, lagi jalan-jalan. Aduh gendeng lagi saya bilang. Ini gendengnya sudah bukan kuadrat, pangkat 100 gendeng ini. Dan itu kenapa kemudian dipercaya? Apalagi tingkat literasi masyarakat kita rendah. Tingkat literasi masyarakat kita adalah 0,009% di dunia, di bawah Vietnam. Ngeri pak. Dan media sosial itu membuat orang menjadi bodoh. Karena orang males untuk baca. Siapa yang mau baca buku segini pak? Orang cuma mau dengarkan ini pakai live streaming, paling cuma 3 menit pak. Hai ya kan ah sayang kuota lewat lagi tapi kalau Tik Tok Masya Allah itulah jamaah Tik Tok rahimahkumullah itu Pak Tik Tok itu sampai berjam-jam orang sanggup nonton sehingga kemampuan kita menganalisis mengkritisi itu menjadi tumpul jadi yang seperti ini sepertinya memang ada yang mengembangkan Pak upaya untuk memecah belah itu ada pihak pihak yang mengembangkan, tentu dia punya kepentingan, entah kepentingan ekonomi, entah kepentingan politik menciptakan polarisasi di tengah masyarakat dan yang paling penting adalah kita menghidupkan masjid untuk mengantisipasi polarisasi yang dikembangkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab maka kita ramaikan mesjid Alhamdulillah masih ada remaja masjid Alhamdulillah orang-orang tua masih datang ke masjid maka inilah diantara cara kita untuk menjaga umat supaya tidak terjebak ke dalam pola risasi tadi hadanallah semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan hidayahnya bagi kita semuanya baik saya kira demikian Allahumma arinal haqqa haqqa warzuqna tiba'ah wa arinal batila batila warzuqna syukur Najibin Abah Rabbana gufirlana wali walidina walimasyayikhina wali ulamaina wali muallimina wali mandakhala ala buyutina ya Allah ya arhamarrahimin salallahu ala sayyidina Muhammad wa ala alihi wa sahbihi wasallam walhamdulillahirobbil alamin Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh