Transcript for:
Sejarah Perjalanan Homo Sapiens

Bumi, setitik tempat yang sangat spesial. Disinilah hal yang disebut kehidupan tercipta. Dari sekian banyak organisme kehidupan dengan jutaan spesies di dalamnya, tetapi, satu spesies kelak akan menjadi penguasa di tempat spesial ini. Dulu, spesies ini memiliki saudara, namun akhirnya hanya menyisakan mereka satu-satunya. Ini dia. Homo sapiens Mereka akan banyak memberikan perubahan pada wajah bumi Merekalah pemuncak rantai makanan Mereka tidak hanya beradaptasi dengan alam Tapi juga mereka yasa alam Bahkan dapat memahami benda terkecil Dan terbang jauh melampaui batas atmosfer Hingga ada masa Dimana keberangsungan kehidupan di bumi Ada di tangan satu spesies ini Ini adalah kisah singkat tentang bagaimana mereka memulai semuanya dan menjalankan perannya sebagai raja. Kita akan memulai kisah ini dari tempat ini. Sekitar 70 ribu tahun yang lalu, calon penguasa bumi ini mulai melakukan perjalanan meninggalkan benua yang telah membesarkannya. Saat itu, mereka belum menjadi pemuncak rantai makanan. Mereka masih bersaing secara alami dengan predator yang bahkan lebih ganas darinya. Sebagai makhluk hidup, mereka membutuhkan makanan. Saat itu, mereka mengkonsumsi berbagai tumbuhan, tapi tumbuhan saja tidak cukup. Mereka butuh daging. Namun, tidak seperti predator pada umumnya, spesies ini tidak memiliki cakar, taring, atau bagian tubuh lain yang berguna untuk berburu. Tapi mereka, menggunakan alat. Satu organ yang paling penting dari spesies ini adalah otaknya. Bila dibandingkan dengan ukuran tubuhnya, mereka memiliki volume otak paling besar di antara spesies hewan manapun. Hal ini membuat Homo sapiens mampu memiliki kemampuan berpikir yang luar biasa. Tapi, otak besar ini bukan tanpa resiko. Otak besar membutuhkan energi yang besar pula. dan itu dibayar dengan kekuatan otot yang menyusut. Tapi tenang, mereka dapat membuat alat dengan bantuan otaknya untuk mengatasi otot yang lemah. Homo sapiens mampu membuat alatnya sendiri, memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya, dan ini bahkan menyaingi predator lain yang lebih kuat. Kayu, batu, tulang, gading, kulit hewan, dan berbagai bahan lain yang dapat mereka manfaatkan dari alam sebagai bahan untuk membuat alat. Dan satu hal yang membuat mereka ditakuti. Api. Selain untuk mencari makanan, api bisa mereka gunakan untuk menerangi kegelapan, menjaga diri dari predator lain, menghangatkan badan, dan memasak. Kemampuan menggunakan api ini menciptakan jurang besar pertama antara Homo sapiens dan hewan lain. Kemampuan ini benar-benar sangat diandalkan. Bersama dengan kemampuan berpikir mereka yang luar biasa, spesies ini mulai memikirkan hal yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Suatu hal yang abstrak. Saat hujan turun, petir menyambar, dan di antara mereka melihat ke langit, dan bertanya, dari mana air dan kilatan itu muncul? Pertanyaan-pertanyaan penuh misteri terus muncul di alam pikiran spesies ini. Bagaimana dunia berjalan? Bagaimana langit bisa seperti itu? Bagaimana persetewa-persetewa alam terjadi? Bagaimana dunia tercipta? Dari mana mereka berasal? Dan kemana mereka akan pergi setelah kematian? Tapi, tidak ada jawabannya. Hingga mereka menciptakan jawabannya sendiri. sendiri. Sistem keagamaan dan kepercayaan kemudian tercipta. Ini adalah patung manusia singa yang ditemukan di gua stadil Jerman. Tubuhnya manusia, namun kepalanya seperti singa. Ini adalah bukti kemampuan homo sapien dapat memikirkan hal yang bersifat hayalan. Dan mitos-mitos pun muncul. Suatu hal yang sebenarnya tidak benar-benar ada. Dan para dukun atau orang yang dianggap memiliki ikatan dengan para roh atau arwah, mulai mendeklarasikan dirinya. Dan kepercayaan-kepercayaan inilah salah satu kunci yang mendorong kemajuan peradaban kelak. Ini akan membuat para pemimpin mempunyai banyak pengikut. Dan Homo Savian mampu bekerja sama dengan jumlah besar hanya karena satu kepercayaan yang sama. Imaginasi tidak hanya menciptakan kepercayaan, tapi juga karya seni. Di zaman itu, mereka sudah membuat banyak karya seni yang akan menjadi benda penting kelak bagi anak cucunya untuk mempelajari diri mereka sendiri. Perjalanannya keluar dari benua lama, kala itu, colon penguasa bumi ini mengandalkan gaya hidup nomaden. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Mereka makan dengan cara mengumpulkan tumbuh-tumbuhan, dan berburu hewan. Dengan kelompok yang terdiri mulai dari lusinan individu, hingga mungkin ratusan individu. Sesekali, mereka menetap apabila dirasa ada tempat yang cocok. Berbulan-bulan, berminggu-minggu, hingga hanya hitungan hari, tergantung kondisi lingkungan barunya itu, yang akhirnya mendorong mereka pergi ke berbagai benua. Dan gaya hidup ini masih dipertahankan oleh keturunannya ribuan tahun kemudian. Tetapi, apabila mereka tiba di tempat yang subur dengan sumber daya yang melimpah, seperti di dekat perairan, mereka dapat mendirikan kem musiman dan tinggal cukup lama, atau bahkan meninggalkan gaya hidup nomaden dan menetap di wilayah itu. Sebagai makhluk sosial, mereka sangat butuh untuk hidup secara berkelompok. Tanpa kelompok, mereka bukanlah apa-apa. Dengan kelompok, mereka dapat sama-sama merawat anak, mengumpulkan makanan, dan terhindar dari predator. Satu individu Homo sapiens adalah lawan yang sangat mudah untuk sekor singa. Tapi sekelompok Homo sapiens dapat membuat singa tidak berani macam-macam. Kemampuan sosial mereka juga menjadi salah satu kunci keberhasilan spesies ini. Mencari makan sebagai pengumpulan pemburu, perlu ilmu pengetahuan. Mereka belajar. Spesies ini perlu mempelajari dan mengingat pola pertumbuhan pada tumbuhan, kebiasaan setiap hewan, mencari tahu mana makanan yang baik dikonsumsi, mana yang membuat sakit, mana makanan yang dapat dijadikan obat, bagaimana cara membuat perangkap hewan, bagaimana menemukan batu yang cocok untuk dibuat alat, bagaimana mengantasi gigitan ular, dan serangan hewan buas. Selain itu, tanda-tanda alam juga perlu mereka kenali. Tanda berlalunya musim, tanda akan terjadinya petir dan badai, atau tanda kekeringan akan datang. Ini sangat penting untuk bertahan hidup. Di era saat mereka masih menjadi pemburu dan pengumpul, spesies ini juga mulai bersahabat dan memanfaatkan hewan lain. Domestikasi hewan terjadi. Hewan yang paling pertama tercatat didomestikasikan. adalah serigala yang kelak akan berevolusi menjadi anjing. Tapi, Semua pengetahuan yang dimilikinya tidaklah berguna bila tidak adanya kemampuan komunikasi yang sangat baik. Bentuk komunikasi Homo sapiens sangat unik dan rumit. Mereka mampu berbagi informasi antara individu dan mengkalkulasikannya menjadi ilmu pengetahuan. Di mana tidak ada hewan yang memiliki bentuk komunikasi serumit mereka. Saat itu, mereka tidak sendiri, dan ada kalanya, spesies ini bertemu dengan saudara-saudaranya. Tapi, tidak ada satupun saudara mereka yang tersisa. Intro Cerita berlanjut, setelah mereka keluar dari benua lamanya, sekitar 45.000 tahun yang lalu, spesies ini sampai di tempat yang akan mereka beri nama, Eropa. Di tempat ini, spesies lain yang bersaudara dengan mereka, telah lebih dulu tinggal. Mereka adalah, Homo Neanderthal. Dengan otot tubuh yang lebih besar, volume otak yang sedikit lebih besar, dan adaptasi terhadap dingin yang lebih baik. Di zaman itu, iklim bumi lebih dingin, sebuah masa yang disebut zaman S. Homo sapiens akhirnya bertemu saudara mereka, tapi nasib saudaranya berbeda. Mereka menghilang tidak lama setelah Homo sapiens sampai di tempat itu. Tapi, apa penyebabnya? Pertanyaan simpel, tapi jawabannya penuh perdebatan. Teori pertama yang lebih bersahabat, kemungkinan terjadi kawin campur antara dua spesies ini, kemudian saling melebur dan populasi mereka menyatu. Tapi para pembantah teori ini menganggap meskipun mereka dapat kawin campur, pastinya sulit untuk menghasilkan keturunan. Walaupun di masa mendatang telah terbukti, sebagian kecil DNA homon yang dertal ditemukan pada DNA homo sapien modern. Tapi penelitian masih harus dilakukan. Teori selanjutnya, mungkin Homo Neanderthal kalah saing dengan Homo Saviens, seperti jumlah yang lebih banyak, atau kemampuan sosial dan kognitif yang lebih baik, membuat Neanderthal kalah dengan persaingan ini. Terakhir, teori lain terdengar lebih kejam. Bisa jadi, spesies homo sapiens tidak memiliki toleransi dengan saudaranya, dan genosida telah terjadi. Persaingan sumber daya atau peperangan karena ketidakcocokan mungkin menjadi faktor lain punahnya saudara mereka. Karena toleransi bukanlah ciri khas homo sapiens, yang bahkan di masa depan, sedikit perbedaan warna kulit, logat, dan agama, cukup untuk memicu sekelompok sapiens, memusnahkan sesama sapiens lainnya. Tapi, lagi-lagi, masih belum ada yang benar-benar tahu secara pasti kenapa Homo Neanderthal akhirnya menghilang. Apakah karena kawin campur, wabah penyakit, tekanan lingkungan yang ekstrim, kalah persaingan dengan Homo Sapiens atau genosida, atau mungkin kombinasi dari semua itu? Semua masih misteri. Dan setelah kepunahan Neanderthal ini, Homo Sapiens menjadi satu-satunya spesies dalam genus Homo yang bertahan. Saat para Savians Eropa sibuk dengan urusannya, di belahan bumi lain, Savians juga telah berhasil tiba. Saat itu, akibat dampak dari zaman es, volume air laut menjadi menurun. Menyebabkan, sebagian kepulauan Asia Tenggara masih menyatu. Daratan ini dinamai Sundaland. Homo sapiens kemungkinan sampai di tempat ini sekitar 50 ribu tahun yang lalu. Di sini, mereka menemukan tempat yang sangat subur. Sungai-sungai mengalir tanpa henti dan penuh dengan sumber daya yang melimpah. Di tempat ini pula, mereka mengembangkan ilmu baru, maritim. Wilayah kepulauan di sini kemungkinan telah menciptakan masyarakat pelaut pertama. Kemampuan membuat perahu untuk menjadi nelayan dan mengarungi lautan tercipta. Dan karena kemampuan ini, mereka akhirnya menemukan benua baru dengan mengarungi lautan, Australia. Mereka sampai di sini sekitar 45.000 tahun yang lalu. Masih akibat dari zaman S, bagian utara bumi, tempat yang dinamai Selat Bering, dulu masih berupa jembatan darat, penghubung antara Asia dan Amerika. Dan itu menjadi jalur penting bagi Homo Sapiens untuk menemukan benua baru. Di zaman yang lebih muda, sebagian kelompok Sapiens menemukan Amerika. Di sini, mereka akan membentuk peradabannya sendiri saat zaman es berakhir, efeknya membuat volume air laut meningkat, menenggelamkan sebagian daratan secara permanen, termasuk jembatan penghubung Asia dan Amerika ini. Hal ini membuat Safian yang telah sampai terisolasi selama ribuan tahun, terbisa dari spesies mereka yang ada di benua awal, dan mereka mengembangkan budaya, kepercayaan, dan peradabannya sendiri. Kemampuan homosafian menjelajahi dunia, imbas dari kemampuan adaptasi, yang luar biasa. Setelah mereka sukses dengan kehidupan berburu dan pengumpul, spesies ini mulai mempelajari bagaimana tumbuhan dapat tumbuh dengan subur dan hewan dapat berkembang biak dengan baik. Mereka mulai mengurus tanaman, menebar benih dan menjiramnya setiap pagi, merawat hewan untuk menghasilkan produk hewani yang berguna. Dengan begini, mereka mengira akan mendapat lebih banyak sumber daya. Gaya hidup baru telah tercipta. bertani, dan beternak. Sekitar 12.000 tahun yang lalu, Savians mulai meninggalkan kebiasaan lamanya sebagai pemburu. Mereka mengembangkan pertanian dan mendomestikasi hewan. Hal ini terjadi secara mandiri di berbagai tempat. Domestikasi hewan tidak hanya untuk keperluan daging dan kulit. Beberapa hewan didomestikasikan untuk dimanfaatkan tenaganya atau digunakan untuk kendaraan. Dan yang lainnya digunakan untuk mengusir hama. Revolusi pertanian menciptakan tatanan masyarakat baru. Dengan adanya ladang yang harus mereka urus, Homo sapiens mulai menciptakan pemukiman di dekat ladang dan kandang ternak mereka. Dengan banyaknya stok makanan yang dapat mereka hasilkan, dan pemukiman yang tidak mengharuskan mereka berpindah-pindah tempat, memungkinkan Homo sapiens untuk memperbanyak diri. Populasi Homo Safien semakin meningkat, pemukiman-pemukiman yang mereka buat lama-kelamaan semakin berkembang. Suku-suku akan menjadi desa, desa akan menjadi kota, dan kota-kota bersatu menjadi kerajaan. Kelak dari pemukiman-pemukiman ini akan memunculkan peradaban-peradaban yang besar di kemudian hari. Tapi, perubahan gaya hidup Sapiens dari berburu menjadi petani ini tidak selamanya indah. Pertani butuh banyak tenaga dan waktu yang melelahkan. Sementara hasilnya hanya bisa mereka nikmati saat panen tiba. Pemukiman yang mereka buat juga membuatnya rentan atas wabah penyakit. Kepemilikan pribadi juga mulai muncul. Kepemilikan atas ladang, hewan, atau benda lainnya. Akibat jumlah pangan yang banyak dari hasil pertanian, mereka mulai menumpuk hasil pertanian itu sebagai cadangan untuk menghidupi mereka beberapa minggu atau bulan ke depan. Dari sini, pemikiran Homo sapiens mulai berorientasi ke masyarakat. masa depan. Berbeda dengan kaum pemburu dan pengumpul yang hidup apa adanya dan hanya memikirkan apa yang mereka makan hari ini atau setidaknya beberapa hari ke depan. Tapi para kaum petani perlu memikirkan jangka panjang untuk dapat bertahan. Oleh karena kekhawatiran itu, mereka semakin serakah mencoba untuk menumpuk sebanyak-banyaknya sumber daya yang dapat mereka hasilkan demi masa depan yang lebih terjamin. Perselisihan dan konflik pun terjadi. Perebutan akan sumber daya seperti air atau ladang memicu persaingan dan menimbulkan peperangan. Berbeda saat masih menjadi pemburu, saat kawanan terdesak oleh pesaing, mereka hanya perlu pindah ke tempat lain. Namun bagi petani, pindah berarti menyerahkan ladang, hewan, dan semua sumber daya ke tangan lawan. Karena itu, mereka akan mempertahankan hingga titik darah penghabisan. Kehidupan homo sapiens menjadi lebih keras. Belum lagi, hirarki yang diciptakan terkadang berlaku tidak adil. Para pemimpin suku, raja, atau petinggi agama dapat menikmati hasil panen lebih banyak tanpa harus bekerja keras seperti para petani. Meskipun kehidupan para petani terdengar sangat keras, namun ini menjadi bagian yang membentuk mereka di masa mendatang. Banyak teknologi untuk mendukung kehidupan dan gaya bertani mereka. Meskipun masih sederhana, namun ini bisa menjadi awal untuk perkembangan teknologi ke depan. Kisah akan terus berlanjut. Setelah ini, kita akan melihat bagaimana Homo sapiens menciptakan ilmu pengetahuan yang menjawab banyak hal yang sebelumnya tidak dapat mereka jelaskan. Akhirnya, mereka melampaui batas yang belum pernah dilakukan pendahulunya, hingga masa depan planet bumi ada di tangannya. Akhirnya, Homo sapiens mencapai kesuksesan yang luar biasa. Pada tahun 1500 Masehi, jumlah mereka di bumi sekitar 500 juta. Dan hanya berselang 500 tahun kemudian, kini jumlah mereka mencapai 8 miliar. Sebuah kemancuan yang luar biasa telah terjadi. Hal ini didukung dari suatu ilmu pengetahuan baru yang mereka sebut, sains. Homo sapiens mulai mencari jawaban dari sebab dan akibat, dan perlahan misteri-misteri itu terungkap. Dulu, mereka tidak tahu bagaimana hujan dan petir muncul, namun berkat sains, mereka berhasil menemukan jawaban. Homo sapiens mulai mencari tahu bagaimana dunia berjalan, kenapa apel jatuh dari pohon, kenapa roda dapat berputar, apa yang mempengaruhi kecepatan, bagaimana makhluk hidup menghasilkan keturunan, bagaimana pohon menggunakan air untuk tumbuh, kenapa hewan menghirup udara, semua hal di dunia, berusaha mereka cari tahu. Berkat sains, mereka mampu mengelola energi, membuat banyak teknologi canggih, melihat organisme terkecil, bahkan mereka yasa makhluk hidup. Hingga ada kalanya, mereka coba keluar dari planet ini, mengamatinya dari atas, dan menginjakan kakinya ke bulan. Mereka menjadi satu-satunya spesies yang mampu keluar dari bumi. Sekarang, terbang bukan lagi hayalan belaka, bahkan kemampuan terbang Homo sapiens mengalahkan burung terbaik sekalipun. Dengan kemampuan sains, banyak menciptakan obat untuk penyakit. Virus-virus yang dulunya mengerikan, kini dapat diatasi dengan vaksin. Alhasil, harapan hidup menjadi lebih tinggi. Hanya dalam kurun waktu 500 tahun, mereka berkembang begitu pesat. Mereka tidak hanya sekedar beradaptasi dengan alam, namun, mampu mereka iasa alam. Hingga alamlah, yang justru harus beradaptasi dengan mereka. Siapa sangka, yang dulunya hanya sekelompok pemburu yang bersembunyi dari serangan singa, kini, singa yang harus bersembunyi dari mereka. Kini, Homo sapiens tidak lagi dibekali sebatang tombak kayu dan busur panah. Mereka mampu membuat senjata yang jauh lebih mematikan. Dengan mempelajari bagian terkecil dari alam, Homo sapiens telah menemukan kekuatan yang besar. Dengan penemuan ini, sapiens dapat sekejap menciptakan kiamat, dan takdir planet ini ada di tangannya. Berkat sains, mereka mampu mengembangkan teknologi, mesin-mesin mereka buat, revolusi industri, tercipta. Gaya hidup baru muncul, sebagian meninggalkan kehidupan bertaninya dan mulai bekerja di bawah mesin-mesin pabrik. Ketika dekade terus berlalu, perkembangan Homo sapiens semakin pesat. Mereka mampu berkomunikasi dengan jarak yang sangat jauh. Mereka mulai menciptakan hal yang mereka sebut digital. Sekarang, dunia sapiens semakin aneh. Hal yang dulu hanya ada di cerita fiksi ilmiah, kini perlahan benar-benar terwujud. Sains akan memunculkan beberapa tokoh penting dalam keilmuan sapiens. Kesuksesan Savians tidak dapat dipungkiri, kini mereka sangat kokoh berada di puncak rantai makanan. Tapi, kesuksesan Umo Savians juga dibarengi dengan banyaknya korban berjatuhan. Sebagai pemimpin, terkadang mereka sangat seunang-unang. Dengan kemajuan teknologi yang dimilikinya dan jumlah populasi yang sangat banyak, pastinya perlu sumber daya yang jauh lebih banyak lagi. Mereka menabang pepohonan, mengeruk setiap jengkal tanah, membakar hutan, memburu berbagai hewan, dan menguras lautan. Semua itu demi memenuhi hasrat mereka. Dan bahkan, meskipun kebutuhan mereka telah terpenuhi, Savience tetap merasa tidak puas. Keserakahan masih mengalir di dalam darahnya. Dan terkadang, mereka melakukan itu hanya untuk bersenang-senang. Kemampuan Savian dalam memanfaatkan sumber daya alam di bumi patut diacungi jempol. Namun, bila Savian tidak memikirkan konsekuensinya, hal buruk bisa saja terjadi. Sejak revolusi industri, omosavian setelah mempercepat kelaju perubahan iklim. Mereka bertanggung jawab atas kepunahan banyaknya spesies mahluk hidup, bahkan saat masih menggunakan tombak dan panah. Dan masih banyak lagi kerusakan yang mereka lakukan terhadap planet yang memberi mereka tempat tinggal. Dan seolah spesies lain tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan hak mereka tinggal di planet spesial ini. Selama 4,5 miliar tahun usia bumi, planet ini telah melewati serangkaian kemunahan masal. Dan pertanyaannya, apakah kita hadir untuk menciptakan kemunahan masal berikutnya? Sekian dulu video kali ini. Terima kasih. Jika kalian ingin mendukung keberlangsungan channel ini, berikan dukungan dengan berdonasi lewat Saweria. Scan QR berikut, atau klik link di deskripsi.