Transcript for:
Sejarah Perjalanan Australia dari Aborigin

Jika mendengar kata Australia, apa sih yang pertama kali muncul di benakmu? Mungkin sebagian besar dari kita bakal menjawab kangguru, wala, hingga bumerang. Benua Australia memang menjadi salah satu benua yang paling eksotis, baik geografis maupun sejarahnya.

Buat yang suka nonton National Geowild atau Animal Planet, pasti tidak asing lagi dengan keadaan alam Australia. Negeri ini dihuni oleh banyak hewan predator berbahaya, dari buaya, ular yang berbisa, ikan hiu, Bahkan ubur-ubur kotak yang terkenal berbahaya. Begitu banyaknya hewan-hewan berbahaya, sampai ada begitu banyak meme yang menunjukkan betapa sulitnya hidup di Australia. Tunggu-tunggu, betapa sulitnya hidup di Australia?

Emangnya gimana sejarahnya sih, sampai-sampai tempat itu bisa dihuni oleh manusia? Katanya Australia itu dulunya adalah tempat pembuangan para kriminal. Apakah benar?

Jika dulunya pulau itu bukan dihuni oleh kolonis, melainkan dihuni oleh para napi? Dari sini kita bisa lihat, kalau Australia bukan cuma kaya akan kekayaan alam, tapi juga sejarahnya yang menimpah dan sangat menarik untuk ditelusuri. Mungkin kalian juga bakal bertanya, kenapa sih di tempat yang letaknya sangat jauh dari benua Eropa, malah sebagian penduduknya justru adalah orang kulit putih seperti di benua Eropa? Simak video ini untuk tahu jawabannya.

Untuk mengetahui mengapa hal tersebut bisa terjadi, maka kita harus kembali melihat Australia di masa lalu. Sekitar 40.000 tahun yang lalu, jauh sebelum bangsa kulit putih menginjakkan kakinya di Australia, ada sekelompok manusia yang menginjak kejaratan ini dan menjadi penghuni pertama. Kelompok orang asli ini disebut sebagai Aborigin.

Nama Aborigin sendiri mengacu kepada pemberian nama dari seorang kulit putih kepada suku-suku asli yang hidup di Australia. Suku aborigin awalnya hidup menetap di sekitar wilayah Tasmania dan Kepulauan Salatores. Suku aborigin bisa dibilang memiliki kemiripan ciri-ciri fisik dengan suku-suku asli di pulau Papua, misalnya seperti berkulit gelap dan berambut keriting.

Ini dikarenakan bahwa dulu dataran Papua dan Australia sempat terhubung satu sama lain, sampai perubahan permukaan laut memisahkan keduanya seperti saat ini. Karena itu, suku-suku di Papua memiliki kemiripan dengan suku aborigin. Tidak hanya itu, terdapat kemiripan fauna yang semakin mengindikasikan bahwa leratan ini pernah terhubung. Terdapat seekor hewan bernama walabi yang sangat mirip dengan kangguru, tapi dengan ukuran yang lebih kecil. Suku aborigin sendiri adalah suku nomaden yang sering pindah-pindah tempat tinggal.

Mereka hanya akan membangun rumah kecil yang tidak permanen di daerah mereka tinggal untuk sementara. Terus kenapa mereka pindah? Itu karena kehidupan mereka sangat dipengaruhi oleh kondisi alam, di mana saat mereka mengetahui ada tempat yang makanannya melimpah, mereka akan pindah ke situ. Salah satu alasan yang membuatnya hidup seperti itu adalah karena mereka belum mengenal cara bertani. Hal ini membuatnya menjadi bangsa pemburu pengumpul yang bertahan hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan dari tanaman yang ada.

Jadi hidupnya sangat bergantung kepada alam. Senjata yang mereka gunakan untuk berburu adalah tombak, panah, dan juga senjata yang paling ekonik yaitu bumerang. Ingat ya, ini kita lagi ngomongin senjata loh, bukan band rock asal Indonesia yang berdiri tahun 1994. Nah, kembali ke topik, jadi intinya suku aborigin merupakan suku pertama yang menjadi penghuni Australia. Namun seperti yang sudah banyak terjadi di sejarah, yang pertama kali menghuni belum tentu menjadi penguasa selamanya. Australia memang terkenal sebagai koloni dari kekaisaran Inggris.

Namun bangsa Eropa pertama yang menginjakan kaki di Australia ternyata bukanlah orang Inggris, melainkan adalah penjelajah dari Belanda. 18 November 1605, seorang berkebangsaan Belanda, Willem Janszoon, tiba di daerah yang saat ini dikenal sebagai Queensland. Ia melewati jalur laut Arafuru dan kemudian menuju Tlub Carpentaria dan akhirnya mendarat di Queensland.

Saat menginjakan kaki di Australia, Jansun tidak mengira bahwa deteran itu terpisah dari Papua. Dia mengira, keruyah itu masih bagian dari tanah Papua. Dalam perjalanannya, Jansun dan pasukannya bertemu dengan Sukabori Jin, namun pertemuan di antara keduanya tidak berjalan dengan baik.

Konflik dan kekerasan pun tidak terelakkan, yang pada akhirnya, sebagian dari pasukan Jansun pun tewas dalam konflik ini. Setelah konflik tersebut, Jansun memutuskan untuk kembali ke Banten. Mulia tersebut kemudian diberi nama sebagai New Zealand.

Film Jansun pun tercatat sebagai orang erpa pertama yang menginginkan kakinya di Australia. Tak hanya Jan Soon saja yang pernah mengintikan kaki di Australia. Pesisir utara Australia yang sangat kaya dengan hasil laut, menarik minat para pelaut asal Makassar untuk mencari tripang dan kemudian menjualnya ke pedagang Cina dan dijadikan sebagai obat atom. Perawat Makassar ini berlayar ke pesisir Australia sekitar tahun 1700-an. Mereka menggunakan perahu pada wakang atau yang saat ini dikenal sebagai perahu finisi, perahu kebanggaan bangsa Indonesia.

ada perahu finisi dari Makassar kemudian berlabuh di daerah Kimberley dan setelah beberapa dekade kemudian tempat berlabuh mereka tidak ke daerah Arnhem Land Sekali berlabuh, mereka akan tinggal berbulan-bulan. Para pelawat Makassar ini juga menjalin hubungan dengan para suku aborigin Namun di tahun 1770, seorang penjelajah yang berasal dari Inggris bernama James Cook datang dan mendarat di pantai timur Australia. Tujuan awal kedatangannya bisa dibilang berbeda dibanding para penjelajah lain. Dia datang, guna memetakan wilayah timur pulau tersebut.

Setelah memetakan daerah tersebut, Cook menyatakan bahwa pantai timur Australia adalah bagian dari wilayah Inggris. Tantus seperti ini sih emang sering tertemuin di dalam sejarah. Orang Eropa dari... datang, kemudian lakukan klaim terhadap suatu daerah.

Nah, yang jadi pertanyaannya, kenapa sih kok mereka begitu percaya diri untuk mengakui wilayah yang belum ditemukannya itu sebagai bagian dari wilayahnya? Nah, ada yang tahu nggak nih kenapa? Tak hanya mengklaim daerah tersebut, James Cook juga memberi nama daerah tersebut dengan nama yang sangat Inggris.

Wilayah tersebut kemudian diberi nama sebagai New South Wales. Sekalipun dari masalah nama-nama ini, kita akan melihat besarnya pengaruh Belanda dan Inggris di kawasan tersebut, misalnya Australia dan New Zealand. Menyadari betapa besarnya pulau itu, Inggris memutuskan untuk menjadikan koloni barunya ini sebagai penjara bagi para penjahat dari Inggris.

Kabarnya di Inggris sendiri, penjara sudah banyak dan tidak muat untuk menampung para narapidana. Makanya mereka membuat penjara di kawasan tersebut. membutuhkan koloni untuk dijadikan sebagai penjara atau tempat pembuangan. 26 Januari 1788, sekitar 1.500 bandit dikirim ke Australia dengan menggunakan 11 kapal.

Para nata pidana ini Umumnya bervariasi, sekalipun sebagian besar di antaranya hanya melakukan kejahatan kecil seperti mencuri, merampok, menculik anak, dan membuat kebusuhan. Mungkin kamu bertanya, Inggris di tahun 1700-an hingga 1800-an sudah menjadi negara maju Eropa. Tanahnya, sekalipun sempit, dibandingkan negara-negara Eropa lainnya, pastinya masih tersedia untuk dibangun menjadi penjara. Tapi kok mereka malah repot-repot sih ngirim api jauh-jauh ke tempat di ujung bumi? Ini semuanya sempit.

disebabkan oleh maraknya pencurian di Inggris akibat berubahnya sistem pertanian. Pasca revolusi pertanian dan revolusi industri, pertanian di Inggris mengalami perkembangan yang sangat pesat, namun mereka menggunakan mesin pengolahan. Maka dari itu, tenaga manusia mulai tergantikan dan akhirnya menimbulkan banyak pengangguran. Pada pengangguran ini, lalu berinisiatif untuk bekerja ke kota, namun mencari pekerjaan di kota-kota besar Inggris saat itu ternyata tidak semudah yang mereka pikirkan.

Akhirnya banyak diantaranya yang tidak punya pekerjaan. Mereka terpaksa melakukan tindak kriminal untuk bertahan hidup. Seperti yang tertulis di atas, kebanyakan napi yang dikirim ke Australia hanya melakukan kejahatan kecil.

Contohnya seorang bernama Janet Campbell yang difonis hukuman 7 tahun hanya karena mencuri sapu tangan, kemeja, dan sebuah ember. Satu contoh lainnya yaitu Edward Cushing yang dikenai hukuman 7 tahun penjara hanya karena lalai membiarkan domba jantan dan domba betina tergabung dalam satu kandang. Lucu bukan?

Hanya gara-gara domba yang tak sejenis, tergabung dalam satu kandang, bisa bikin orang dipenjara selama 7 tahun. Terus gimana dengan kejahatan berat seperti korupsi? Semua kejahatan berat seperti korupsi, yang nominalnya jauh lebih besar dan serius, tentunya bisa mendapat hukuman yang jauh lebih berat.

Tidak seperti hukuman koruptur di negara Wakanda, yang hukumannya hanya beberapa tahun. Di Australia, orang-orang pidana di Pakasa bekerja seperti menerbang pohon, membangun pemukiman, bertani. serta membangun infrastruktur.

Dari sini sih, kayaknya udah jelas banget ya niat Inggris. Mereka hanya menjadikan napi sebagai pekerja. Makanya, yang kejahatannya tidak terlalu serius, ikut digirim ke tempat ini.

Hidup para napi di tanah asing ini bisa dibilang semakin keras. Hasil pertanian mereka kerap gagal dan dimakan tikus, serta sering terjadi serangan yang dilakukan oleh suku aborigin yang tidak suka dengan kehadiran para pendatang. Selain itu, Penjara ini juga tidak hanya memenjarakan pria dewasa, namun juga terdapat narapidana anak, wanula, bahkan perempuan. Para narapidana wanita menjadi rentan terhadap keterasan seksual, apalagi jumlah narapidana perempuan jauh lebih banyak dibandingkan narapidana laki-laki.

Kalau dibikir-bikir, ide membuat penjara seperti ini memang ada kelebihan tersendiri, selain Inggris jadi punya banyak orang yang bisa dikirim ke berbagai wilayah koloni. Pemerintah Inggris juga tidak terbebani oleh biaya penjagaan atau pemeliharaan dari para napi tersebut. Bahkan di kemudian hari, koloni tersebut malah menguntungkan bagi Inggris, bukan?

Di masa lalu, kebijakan negara Eropa untuk koloninya memang terkenal tidak manusiawi. Namun di antara berbagai tempat, perlakuan yang paling tidak manusiawi oleh pemerintah Inggris terjadi di Pulau Norfolk. Tahun 1824, pemerintah Inggris mulai menjadikan Pulau Norfolk sebagai penjara lainnya.

Pulau ini diperuntukkan untuk para napi dengan masa hukuman seumur hidup. Para napi tersebut diperlakukan secara tidak manusiawi, seperti kerja paksa, serta hukuman yang sangat kejam, yaitu hukum cambuk sebanyak 500 kali. Yang dikirim ke sini biasanya narapidana dengan kehidupan serius, seperti para pemberontak dari Irlandia. Pemerintah Inggris terus mengirimkan narapidana ke Australia hingga tahun 1868. Jika di total, para narapidana yang dikirim ke Australia mencapai 162 orang.

Saat itu, alat kontrasepsi atau pengendali kehamilan juga sangat minim. Jadi dalam waktu singkat, populasinya juga berkembang sangat pesat, seperti yang saat ini kita lihat di Australia. Namun tidak semua orang Australia adalah keturunan api, karena di tahun 1790-an, banyak orang Eropa yang berliun-liun datang ke Australia.

Makin banyaknya bangsa Eropa yang datang ke Australia, tentu sangat berdampak terhadap kehidupan suku aborigin. Kedatangan ini, Membuat suku-suku asli Australia semakin tersingkir, akibat semakin banyak pendatang asing yang membangun pemakiman baru. Selain kehilangan tanah, suku-suku lokal ini juga banyak yang terbunuh akibat penyakit yang dibawa secara tidak sadar oleh para pendatang. Puncak kedatangan imigran ke Australia terjadi pada tahun 1851. Saat itu, berdari isu demam emas di Australia, yang berhembus ke benua Eropa.

Kabar ini tentu menarik sobat cuan yang berjiwa petualang. dan ingin kaya dan hasil nambang emas dengan semakin banyaknya orang yang datang ke Australia. Maka koloni yang terbentuk tak hanya New South Wales, koloni-koloni lain juga terbentuk seperti Tasmania, Queensland, Australia Barat, Victoria, dan Australia Selatan. Tahun 1850, pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang yang bernama Australian Colonies Government Act.

Dalam undang-undang ini, pemerintah Inggris menawarkan koloni-koloninya di Australia. untuk menyusun pemerintahan sesuai kepentingan dan aspirasi masing-masing, namun tetap dalam status koloni Inggris. Lewat undang-undang ini, para koloni akhirnya membentuk pemerintahan sendiri secara terpisah dari koloni lain.

Keadaan ini membuat Australia menjadi terpecah sebagai enam koloni, dan terpecahnya Australia akhirnya menimbulkan para pecahan. Selama 50 tahun awal setelah undang-undang tersebut diterapkan, banyak diwarnai oleh isu-isu perpecahan antar sesama koloni. Maka tidak heran, jika terdapat penulis Australia yang menafsirkan bahwa undang-undang tersebut merupakan historical accident.

Namun, kondisi ini akhirnya disadari, dan pada dua dekade terakhir di abad ke-18, mulai timbul gerakan untuk menyatukan ke-6 poli tersebut. Gerakan ini, tak hanya dimotori oleh para tokoh dan politisi, tapi juga masyarakat yang semangat ingin bersatu dalam sebuah federasi. Pada tahun 1891, diadakan Konvensi Federal Australia di Sydney. Konvensi ini berhasil, namun setelah hasil kerja diserahkan kepada parlemen, malah timbul beberapa kendala. sehingga mimpi Australia menjadi satu harus tertunda beberapa saat.

Konvensi kedua dilaksanakan tahun 1897 hingga 1898. Konvensi kedua ini dilaksanakan di tiga tempat, yaitu Adelaide, Sydney, dan Melbourne. Setelah dua kali referendum, akhirnya draft konstitusi Commonwealth of Australia memperoleh pengesahan rakyat di seluruh koloni, kecuali Australia Barat yang diserahkan pada pemerintah Inggris untuk pengesahan terakhir. Pada Juli 1900, Parlemen Inggris akhirnya mengeluarkan undang-undang yang memuat konstitusi tersebut. Australia Barat pun akhirnya melakukan referendum dan turut bergabung dalam Commonwealth of Australia.

17 September 1900, Ratu Victoria memproklamasikan berdirinya Commonwealth of Australia yang mulai efektif pada 1 Januari 1901. Commonwealth of Australia terdiri dari 6 negara bagian, yaitu New South Wales, Tasmania, Toria, Australia Selatan, Queensland, dan Australia Barat. Nah, begitulah kisah sejarah singkat dari Australia. Apakah ada info-info yang kurang dari konten ini?

Oh ya, kisah negara mana lagi nih yang kira-kira seru buat dibahas? Coba tulis juga di kolom komentar. Hai, terima kasih sudah menonton dan belajar sejarah bersama Inspek History.

Jangan ragu untuk berikan komentar, like, dan bagikan bila kamu merasa konten ini bermanfaat.