KAU SPESIAL DARI STARTING XI Klik link di deskripsi untuk pre-order ya Real Madrid kembali meraih hasil imbang 1-1 saat bertanding ke markas Osasuna pada Jornada 24 Liga Spanyol 2024-2025 Hasil ini memperpanjang catatan tanpa kemenangan Los Blancos dalam 3 pertandingan La Liga terakhir mereka Akibatnya, posisi Real Madrid di puncak kelas men semakin terancam. Dengan perolehan poin yang makin menipis, Real Madrid kini hanya unggul satu poin dari Atletico Madrid yang berada di posisi kedua. Dan tiga poin dari Barcelona di posisi ketiga dengan satu pertandingan lebih sedikit. Namun, satu hal yang menarik adalah pertandingan ini juga diwarnai oleh kontroversi kartu merah yang diberikan kepada Judd Bellingham.
Bellingham diduga mengatakan hal yang tidak senonoh di depan wasit. Wasid yang merasa dihina pun langsung membalasnya dengan kartu merah. Kontroversi ini semakin menambah keyakinan Carlo Ancelotti bahwa Wasid Laliga itu memang tidak adil. Dalam tiga pertandingan terakhir, El Real selalu kalah dan mereka menyalahkan Wasid atas itu. Bahkan, perseteruan ini sempat membuat Ancelotti adu mulut dengan bos Laliga.
Lantas, bagaimana sebenarnya kronologinya? Apa benar Madrid selalu dicurahnya Wasid? Sebelum kita mulai pembahasannya football lover, seperti biasa jangan lupa untuk menekan dulu tombol like dan subscribe serta nyalakan lonceng notifikasinya.
Supaya kedepannya kamu tidak ketinggalan berita-berita terbaru seputar dunia sepak bola dari channel Starting Eleven Moment. Kekalahan Real Madrid 0-1 dari Espanyol pada 2 Februari 2025 menjadi titik awal rentetan hasil negatif bagi Los Blancos. Dalam pertandingan tersebut, insiden kontroversial terjadi ketika Kylian Mbappe menerima tackle keras dari back Espanol Carlos Romero.
Meski tackle tersebut dinilai berbahaya dan memicu protes keras dari para pemain Madrid, wasit Alejandro Muniz Ruiz hanya memberikan kartu kuning kepada Romero. Keputusan ini menuai kritik tajam dari berbagai pihak yang menilai hukuman tersebut tidak sebanding dengan pelanggaran yang dilakukan. Ironisnya, setelah insiden tersebut, Carlos Romero justru menjadi penuntut kemenangan Pakea Spanyol dengan mencetak gol pada menit ke-85. Gol tunggal ini memastikan kekalahan Real Madrid dan mengakhiri rantetan empat kemenangan penuntun mereka. Hasil ini juga membuat posisi Real Madrid di puncak kelas men semakin terancam dengan selisih poin yang kian menipis dari para pesannya.
Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya terhadap keputusan wasit yang hanya memberikan kartu kuning kepada Romero itu. Ancelotti menilai bahwa tackle tersebut sangat berbahaya dan seharusnya digajar dengan kartu merah langsung. Ia juga mengkritik kinerja VAR yang diagapnya tidak berfungsi optimal dalam insiden tersebut. Ancelotti menegaskan bahwa perlindungan terhadap pemain harus menjadi prioritas utama dalam setiap pertandingan.
Akibat insiden ini, Real Madrid mengajukan protes resmi kepada Federasi Sepak Bola Spanyol RFIF dan Dewan Olahraga Tertinggi GSD. Mereka menuntut penjelasan terkait keputusan wasit dan meminta rekaman audio VIR untuk ditinjau ulang. Selain itu, klub juga menyerukan reformasi struktural dalam sistem perwasitan yang dianggap telah kehilangan kredibilitas dan integritasnya.
Langkah ini menunjukkan keseriusan Real Madrid dalam memperjuangkan keadilan dan perlindungan bagi para pemainnya di lapangan. Setelah kekalahan kontroversial 0-1 dari Espanol pada 2 Februari 2025, Real Madrid tentu tidak ingin kejadian serupa terulang kembali. Namun, menjelang pertandingan derby melawan Atletico, mereka malah framing wasit. Soto Grado diketahui bertugas sebagai wasit utama di lapangan pertandingan itu, dan Bengozi bertanggung jawab di ruang VAR.
Tapi, meski pertandingan belum dimulai, Madrid sudah lebih dulu memanaskan suasana dengan menciptakan framing soal kebusukan kedua wasit itu. Melalui Real Madrid TV, kesalahan-kesalahan Soto Grado dan Bengozi dikumpulkan dalam bentuk cuplikan video. Ketegangan meningkat ketika Presiden La Liga Javier Tebas menanggapinya dengan keras.
Tebas menuduh Real Madrid berusaha merusak integritas kompetisi dan menyatakan bahwa klub tersebut telah kehilangan akal sehat. Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti bahkan sempat terlibat dalam adu argumen dengan pejabat telah liga terkait kritik tersebut. Tebas sebelumnya juga sempat memberikan sindiran kepada Presiden Real Madrid, Florentino Perez.
Florentino Perez selalu ingin menjadi yang paling benar. Saya kira solusi baginya adalah kita semua berlutut di kantor ECS dan berkata, maaf Florentino, memang benar Anda ingin menyelamatkan sepak bola, dan kami tidak akan menyadarinya sampai Anda merilis surat Anda. Sindir tebas.
Kontroversi berlanjut di mana Madrid kembali menerima keputusan kontroversial di Laga Derby Madrid 9 Februari 2025 lalu. Satu gol Atletico tercipta dari titik putih. Tetapi perdebatan terjadi akibat keputusan Wasid di pertandingan tersebut. Aurelian Cuameni dinilai tidak melakukan kontak yang cukup untuk menghasilkan penalti sehingga Madrid agak diperberat.
Setelah hasil imbang melawan Atletico Madrid, Los Blancos kemudian melanjutkan perjalanan mereka ke markas Osasuna. Namun lagi-lagi pertandingan ini berakhir dengan skor 1-1. Kylian Mbappé membuka keunggulan bagi Real Madrid pada menit ke-15. Namun, situasi berupa drastis ketika Jude Bellingham menerima kartu merah langsung pada menit ke-39 tanpa adanya pelanggaran yang terjadi.
Bermain dengan 10 orang, Real Madrid kesulitan mempertahankan keunggulan. Dan Osasuna berhasil menyamakan kedudukan melalui penalti yang dieksekusi oleh Ante Budimir di babak kedua. Insiden kartu merah Bellingham menjadi sorotan utama dalam pertandingan ini. Menurut pelatih Karl Ancelotti, Wasid mungkin salah memahami ucapan Bellingham. Ancelotti menjelaskan bahwa Bellingham mengatakan F-off yang dalam konteks bahasa Inggris tidak seberat F-U.
Namun, Wasid menafsirkan ucapan tersebut sebagai penghinaan langsung. Ancelotti menegaskan bahwa Bellingham tidak melakukan tindakan yang layak diganjar kartu merah dan menyayangkan keputusan Wasid yang dianggapnya merugikan tim. Selain kartu merah, Ancelotti juga mengkritik keputusan Wasid terkait penalti yang diberikan kepada Osasuna.
Ia merasa bahwa VAR tidak berfungsi optimal dalam meninjau insiden tersebut dan menyebut bahwa dalam tiga pertandingan terakhir, keputusan-keputusan yang diambil selalu merugikan Real Madrid. Setelah laga, fans Madrid beramai-ramai menggeruduk laliga atas kinerja Wasid, Jose Munoera Montero. Wasid 41 tahun itu dinilai melakukan banyak kesalahan yang memberatkan Madrid.
Selain memberi penalti pada Osasuna, setidaknya ada 4 insiden lain yang seharusnya menghasilkan penalti. Dan keempat insiden tersebut harusnya membuat Madrid dihadiahi penalti. Pertama, ada insiden handball Alejandro Catena. Kemudian ada 2 insiden di mana Vinicius Junior dijatuhkan di area terlarang. Terakhir, ada satu momen lagi di mana Jude Bellingham juga dilanggar di area penalti Osasuna.
Ada juga beberapa dugaan pelanggaran yang dilakukan para pemain Osasuna. Seperti dorongan terhadap Fran Garcia dan beberapa insiden lain yang memicu perdebatan. Real Madrid pernah menyampaikan protes mereka terhadap kinerja wasit Telaliga melalui Federasi Sepak Bola Spanyol RFDF. Namun, protes tersebut malah membuat Madrid dimusuhi satu kompi kelapa serta Telaliga. Sekarang, lewat insiden yang terjadi di laga melawan Osasuna, orang-orang mungkin menyadari.
bahwa ada yang perlu dievaluasi dari wasit telah Liga. Meninjau tayangan ulang terhadap beberapa insiden yang terjadi di Lega Osasuna vs Madrid dapat dikatakan bahwa Los Blancos dirugikan. Jose Manuera Montero melewatkan beberapa momen yang jelas-jelas ada di hadapan matanya. Dari sini RFIF atau Otoritas Liga perlu memberikan tindakan tegas untuk sang wasit.
Namun sedikit catatan, mungkin saja ada beberapa faktor yang mengakibatkan Wasid memberikan keputusan-keputusan kontroversial melawan Madrid. Bisa jadi, Wasid sakit hati atas serangan Madrid pas kalaga kontra Espanol hingga akhirnya membuat para Wasid ini memberikan keputusan-keputusan kontroversial. Khusus kasus Osasuna, jelas-jelas ada keputusan-keputusan pengadil lapangan yang merugikan Madrid.
Dampaknya, Madrid bisa-bisa terpelesa dari tangga teratas kelas men. Madrid saat ini masih berada di puncak kelas main dengan 50 poin. Namun, mereka hanya unggul satu angka dari peringkat kedua Atletico, serta unggul dua angka dari peringkat ketiga Barcelona. Itulah dia, Football Lovers, pembahasan mengenai kontroversi-kontroversi yang terjadi di La Gausa-Suna vs Real Madrid. Agaknya, semua pihak, termasuk penonton netral, sepakat kalau wasit Jose Munoz Ramontero agak merugikan Madrid di pertandingan tersebut.
Bagaimana kalau menurut kalian sendiri, Football Force? Apakah kinerja wasit Jose Manuel Ramontero patut dipertanyakan? Share pendapat kalian di komentar ya!
Terima kasih