Salah satu ciri perusahaan yang baik, adalah perusahaan yang memiliki gross margin yang tinggi. Keuntungan kotor yang tinggi. Gross margin yang tinggi itu maksudnya gimana sih? Misalnya gini, ada 2 tas biru, hampir mirip bentukannya. Kalau sepenglihatan gue yang awam ini, kayaknya dua-duanya sama aja gitu. Sama-sama keliatan kayak dari terpal bahannya. Ada yang bisa tebak harganya? Yang kanan harganya 14 ribu, yang kiri harganya 30 juta. Menurut lo lebih untung jual tas yang mana? yang 14 ribu atau 30 juta? Dari harganya doang, kita belum bisa menentukan yang mana yang paling menguntungkan. Ternyata setelah dicek di laporan keuangannya, IKEA itu gross margin nya adalah 18 persen pada tahun 2019. Sementara Balenciaga, dia induk perusahaannya namanya Kering, gross margin nya adalah 74 persen. Artinya apa sih? yang satu 18 persen, yang satu lagi 74 persen. Artinya adalah, kalau seandainya IKEA dan Balenciaga memproduksi 1 barang yang sama, bentuknya sama, bahannya sama, warnanya sama. Dan setelah ditotal-total harganya, harga produksinya sama. Sama-sama 10 ribu 1 tasnya. IKEA cuma bisa jual tas tersebut dengan harga 12.200 Jadi IKEA dapat untung 18 persen, yaitu 2.200 Sementara itu, Balenciaga bisa jual tas yang sama dengan harga 38.500 alias untung 28.500 Dimana 28.500 dibagi 38.500 hasilnya adalah 74 persen. Harga produksinya sama-sama 10 ribu. Tapi Balenciaga bisa menjual dengan harga 38.500 untuk 1 tasnya. Barangnya sama, harga produksinya sama. Tapi kok harga jualnya bisa beda sih? Ya lo pikir aja nih, ada batu bata, yang 1 nggak ada mereknya, harganya 1500 perak satuannya. Tapi ada batu bata motifnya Supreme, harganya jadi 500 ribu satunya. Harga produksinya ya paling mirip-mirip ya, orang sama-sama batu bata. Kok bisa gitu sih? Hal ini hanya dapat terjadi ketika perusahaan tersebut memang memiliki keunggulan dibandingkan perusahaan lawannya. Balenciaga, yang mana induk perusahaannya namanya Kering, memang spesialisasi jualan barang-barang mewah. Jadi ketika mereka mengeluarkan suatu barang, itu dianggap premium oleh para calon pembelinya. Sehingga mereka rela mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk mendapatkan produk keluarannya dari Kering. Dari sini kita belajar bahwa, gross margin yang tinggi itu bisa jadi salah satu tanda
dari perusahaan yang baik. Gue akan kasih langsung contohnya, misalnya di Bursa Efek Indonesia, di saham Indonesia. Gue ambil contoh perusahaan yang produknya mungkin lo tahu. Namanya The Duck King atau The Grand Duck King. Ini restoran jual bebek ya di mall, sesuai namanya. Dari laporan keuangannya, kita langsung lihat 2 data doang, untuk menghitung gross margin. Yang pertama adalah data penjualan atau pendapatan. Yang kedua adalah data laba kotor. Di sini kita bisa lihat, ada pendapatan bersih, beban pokok penjualan, dan laba bruto. Artinya, pendapatan ini, yang didapatkan sepanjang tahun 2019. Beban pokok, itu sama kayak biaya produksi. Sedangkan laba bruto adalah laba kotor, dimana angka ini didapatkan dari pendapatan bersih dikurangi beban pokok penjualan atau biaya produksi. Tinggal kita persenin aja deh. Gross margin rumusnya adalah laba kotor dibagi dengan pendapatan. Yang berarti, 568 miliar dibagi 736 miliar. Hasilnya adalah 77 persen. 77 persen ini termasuk gede banget. Harga satu ekor bebek peking di The Duck King itu 350 ribu. Berarti, dari 350 ribu yang kita bayarin untuk 1 ekor bebek pekingnya, biaya produksinya itu cuma 80.500 Sisanya, 77 persen atau 269.500 nya itu adalah laba kotor yang didapatkan oleh restoran The Duck King. Kenapa sih nyebutnya laba kotor? karena laba nya belum bersih, masih harus dipotong oleh biaya-biaya lainnya. Kalau dalam kasus restoran ini, misalnya bayar karyawan, alat-alat masak, sewa tempat, sampai promosi dan lain-lain. Setelah dikurangi hal-hal tersebut, baru deh disebut laba bersih. Kenapa sih gross margin harus tinggi? Karena hal ini bisa menunjukkan ke kita apabila perusahaan tersebut memang memiliki nilai lebih dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya. Misalnya nih ya, misalnya lo di rumah bisa masak bebek peking kayak di The Duck King. Rasanya mirip 100 persen, alat masaknya sama, bentuk akhirnya sama-sama seksi bebeknya. Apakah lo bisa menjual bebek tersebut dengan harga yang sama seperti The Duck King? Jawabannya udah pasti nggak. Ini semua karena The Duck King memiliki brand yang sudah dikenal dibandingkan dengan bebek yang lo masak, sehingga orang-orang di luar sana lebih rela bayar lebih tinggi untuk Duck King, dibandingkan dengan bebek masakan lo. Yang kedua, kenapa gross margin harus tinggi, adalah karena bisa jadi laba bersihnya juga tinggi. Kenapa bisa jadi? karena tadi kan jangan lupa, masih ada biaya lain-lain yang harus dibayar. Kalau laba kotornya masih sisa banyak, otomatis masih bisa nih kita dapet laba bersih yang banyak juga kalau perusahaan itu pintar mengelola dananya. Kalau laba kotor kecil, misalnya nih, kayak lo jualan pulsa, 50 ribu. Modalnya kan ya 50 ribu katakanlah ya, lo akan jual pulsa itu pasti nggak akan jauh-jauh dari angka 50 ribu. Bisa 51, 52, 53, ya kan? Lo nggak bisa jual pulsa dengan margin 77 persen, alias lo jual pulsa 50 ribu dengan harga 88.500
Ya nggak akan bisa. Oke, misalnya lo jual dengan harga 53 ribu ya untuk pulsa seharga 50 ribu. Berarti, lo dapat untung kotor 3 ribu rupiah. 3 ribu ini masih kotor. Kenapa gitu? karena kan lo butuh paket data untuk promosi ke orang lain bahwa lo jualan pulsa. Jadi akan kurang dari 3 ribu laba bersih lo nanti. Makanya kan, laba kotor yang tinggi, bisa jadi laba bersihnya juga tinggi. Next. Yang terakhir, mari kita berlatih ya, berlatih melihat datanya. Di sini gue punya 2 contoh data gross margin dari 2 perusahaan. Yang pertama, datanya adalah dari 2013-2018, dia stabil di sekitar 77 persen. Yang kedua, naik terus nih secara bertahap, dari 7 persen di 2013, naik ke 15 persen di 2018. Yang pertama udah jelas, dia bagus dalam hal besaran gross margin. Mampu mempertahankan dengan baik gross margin nya di sekitar 77 persen setiap tahunnya. Tahun besoknya, kita bisa berekspektasi bahwa perusahaannya masih mampu menghasilkan gross margin sekitar 77 persen. Oh iya, nggak ada batasan yang pasti gross margin itu minimalnya berapa, itu nggak ada. Kalau mau, ya lo bandingin dengan perusahaan sejenisnya. Okay? Nah yang kedua, gimana nih? Kan kecil nih ya, cuma 7 persen. Tadi kan gue bilang, kalau bisa cari perusahaan yang gross margin nya besar. Tapi kalau misalnya ada data seperti ini, dari 2013, 7 persen tapi naik terus sampai 15 persen, menurut lo sendiri gimana? Lo harus inget bahwa gross margin itu bicara tentang total pendapatan dan biaya produksinya. Gross margin bisa naik kalau pendapatannya naik tetapi biaya produksinya tetap atau bahkan berkurang. Atau, pendapatannya tetap aja nih, tapi biaya produksinya yang berkurang, yang berhasil ditekan. Yang pertama, kok bisa sih penjualan naik tapi harga produksinya tetap? Mungkin aja, perusahaan tersebut mereknya makin dikenal oleh masyarakat. Sehingga perusahaannya percaya diri untuk meningkatkan harga jualnya menjadi lebih tinggi. Toh, konsumen masih pada beli kok. Suka kok mereka dengan produknya. Yang kedua, pendapatan tetap kok gross margin nya makin tinggi? Karena bisa jadi perusahaannya dari tahun ke tahun semakin efisien dalam hal biaya produksi. Ini juga merupakan tanda yang baik. Berarti perusahaannya makin jago dalam mengelola sumber dayanya. Kesimpulannya ada 2 berarti. Gross margin yang konstan tinggi terus artinya bagus. Yang meningkat dari tahun ke tahun juga bagus. Nah, lo harus curiga kalau ada perusahaan yang gross margin nya kecil. Apalagi kalau udah kecil, eh turun terus tiap tahunnya. Jangan-jangan ada kompetitor lain yang lebih bagus di pasaran. Apakah gross margin yang tinggi aja udah cukup untuk bisa bilang ini perusahaan yang baik? Gue rasa, belum cukup banget. Ini cuma salah satu indikator. Makanya masih harus digabungin dengan pertumbuhan revenue lah, ROE dan PBV, yang sebelumnya udah pernah gue jelasin di dalam channel ini. Namun, indikator gross margin ini membuat kita bisa membayangkan seberapa kuat brand perusahaan tersebut dan seberapa disukainya produk perusahaan tersebut di mata konsumen. Intinya, orang-orang rela bayar berapa sih untuk dapetin produk perusahaan ini? Kan kalau tinggi, artinya jangan-jangan ini adalah perusahaan yang baik. Jangan-jangan ini adalah perusahaan yang mampu menghasilkan keuntungan yang besar bagi para pemegang sahamnya. Segitu aja video kali ini, jangan lupa untuk cek video lainnya tentang laporan keuangan atau dasar-dasar dari saham itu sendiri di dalam channel ini. Kita akan belajar saham bareng-bareng demi masa depan yang lebih baik. Terakhir pesen gue tetep, jangan malu untuk belajar Saham dari Nol.