Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Jumpa lagi dengan saya di Raudon Channel yang mengungkap rahasia dan fakta di balik sejarah Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas sejarah Daulah Umayya II di Andalusia Topik kali ini sangat menarik karena dengan materi ini kita bisa tahu bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Islam di wilayah Andalusia yang kini menjadi negara Spanyol dan Portugal Selain itu Dalam topik ini kita akan mengungkap banyak misteri termasuk rahasia dibalik pesatnya perkembangan Islam di wilayah Eropa tersebut. Bagaimana bisa wilayah yang dulunya menjadi basis kekuatan orang-orang Nasrani tersebut bisa ditaklukkan umat Islam? Apa rahasianya?
Dan seberapa hirutnya pasukan Taurik bin Ziyad menaklukkan Andalusia? Dan bagaimana bisa Islam di Andalusia lenyap begitu saja? Padahal sudah berkuasa sekitar abad lamanya.
Ingin tahu? Insya Allah semua akan kita bahas di sini. Yuk kita membahasnya. Daulah Umayyah II di Andalusia merupakan dinasti Islam didirikan keluarga Daulah Umayyah I, yakni Abdurrahman Ad-Dakhil. Beliau merupakan putra dari Muawiyah bin Hisam bin Abdul Malik yang berhasil lolos dari kejaran tentara Bani Abasyah yang menaklukkan Daulah Umayyah di Damascus.
Abdurrahman berhasil masuk ke Andalusia dan mengambil kekuasaan di Andalusia pada masa gubelur Yusuf al-Fikhr lalu memproklamirkan berdirinya Daulah Umayya II di Andalusia sebagai kelanjutan dari Daulah Umayya I di Damascus oleh ahli sejarah periode ini disebut dengan periode kedua pemerintahan Daulah Umayya terhitung antara tahun 756 sampai 1031 Masehi namun sebelum kita membahas lebih lanjut ada baiknya Kita kaji dulu sejarah Andalusia yang kini menjadi negara Spanyol dan Portugal tersebut. Wilayah Andalusia merupakan bagian dari semenanjung Iberia. Sebelum dibebaskan umat Islam, wilayah Andalusia termasuk bagian kerajaan Romawi.
Namun dalam perkembangannya, bumi Hispania tersebut dikuasai pasukan gotik dari kerajaan Visigoth di bawah Raja Roderick. Bangsa Gotik sendiri merupakan bangsa berasal dari negeri Germania. Raja Roderick naik takhta setelah berhasil merebut kepemimpinan dari raja sebelumnya, yakni Wittija.
Roderick dikenal sebagai Raja Dolim, bertindak sewenang-wenang pada rakyat, sehingga membuat penduduk Andalusia rindu akan kedamaian dan ketentraman. Kondisi inilah yang menjadi salah satu faktor pasukan Islam bisa dengan mudah menguasai Andalusia. Padahal kekuatan tentara Islam kala itu hanya berkisar 12.000. Sementara pasukan musuh sangat besar, sekitar 100.000an tentara. Namun fakta yang tidak bisa dibungkiri dan bisa dijadikan pelajaran, bahwa jauh sebelum Islam masuk ke Andalusia, Islam lebih dahulu telah berkembang pesat di Afrika Utara, sebuah kawasan yang berdekatan dengan wilayah Andalusia, daerah benua Eropa bagian barat daya.
Keberadaan Afrika Utara dan Andalusia dipisahkan oleh lautan samudera Atlantik. Kala itu, Afrika Utara menjadi salah satu provinsi daulah Umayya Damascus. Jadi, penguasaan terhadap suatu wilayah pasti butuh proses dan tahapan, dan itu mutlak dilalui. tidak bisa dilakukan spontanitas bin Salabim penguasaan terhadap wilayah Afrika Utara sendiri sudah dilakukan sejak khalifah pertama Muawiyah bin Abu Sofyan namun penguasaan secara penuh wilayah ini baru terjadi pada era khalifah kelima Abdul Malik bin Marwan pemerintah pusat menunjuk Musa bin Nusair sebagai gubernur Afrika Utara yang wilayah kekuasaannya mulai Libya Al-Jazair hingga Maroko. Karena wilayah Mesir sudah menjadi provinsi tersendiri.
Sebelum ditaklukkan umat Islam, Afrika Utara merupakan wilayah basis kekuasaan Kerajaan Romawi. Setelah kawasan Afrika Utara benar-benar dapat dikuasai, Islam mulai menyebar ke berbagai penjuru di kawasan tersebut, termasuk Andalusia di benua Eropa. Penyebaran Islam ke Andalusia sendiri sebenarnya juga bukan merupakan bentuk penjajahan, tetapi lebih tepatnya disebut sebagai sebuah pembebasan dari pemerintahan dolim.
Karena sesuai referensi yang ditulis Harian Republika disebutkan, awal mula masuknya Islam ke wilayah Andalusia terjadi setelah ada permintaan bantuan dari Raja Negara Bagian di Andalusia bernama Raja Zulian. Penguasa Kepulauan Ceta itu sangat murkah pada Raja Roderick, penguasa Andalusia karena putrinya Florinda diperkosa olehnya. Tetapi Raja Zulian tidak berdaya untuk melawan.
Sehingga ia pun berkirim surat meminta bantuan ke negeri di seberang Laut Tengah, yakni Gubernur Afrika Utara Musa bin Nusair. Setelah membaca surat dari Julian, Musa bin Nusair menyampaikan kepada Khalifah Daulah Umayyah Al-Walid bin Abdul Malik di Damascus mengenai perkara ini. Al-Walid pun mengizinkan gubernurnya untuk menjalin koalisi militer dengan pemimpin Nasrani tersebut.
Jadi, Dari sini dapat difahami bahwa kedatangan Islam di semenanjung Iberia terjadi atas permintaan Raja Zulian. Tidak ada niatan menjajah negeri orang. Justru kedatangan Islam ke Andalusia menjadi angin segar bagi penduduk setempat karena bisa bebas dari Raja Zulim dan sewenang-wenang.
Namun begitu penaklukan Andalusia tidak serta-merta bisa dilakukan. Tetapi ternyata melalui proses cukup panjang. dan pemikiran matang karena musuh yang harus dihadapi adalah Raja Roderick yang memiliki pasukan banyak dengan persenjataan sangat lengkap tetapi untuk melakukan penaklukan wilayah Andalusia umat Islam tetap menggunakan wilayah Afrika Utara khususnya wilayah Maroko yang sangat berdekatan itu sebagai pintu masuk sehingga wilayah Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi pasukan Muslim dalam menaklukkan wilayah yang dikuasai bangsa gotik tersebut. Proses penaklukannya pun dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama, Musa bin Nusair sebagai gubernur Afrika Utara terlebih dahulu mengutus Taurif bin Malik, menyelidiki situasi Andalusia saat itu.
Taurif membawa 500 pasukan berkuda dan melintasi selat terletak di antara Maroko dan Eropa. Dalam ekspedisi ini, Taurif dibantu Raja Zulian dengan menaiki 4 buah kapal milik Raja Zulian dan sukses tanpa perlawanan berarti. Melihat keberhasilan Taurif bin Malik dan pasukannya, Musa bin Nusair kembali melakukan ekspedisi pengiriman ke Andalusia dengan membawa pasukan dalam jumlah lebih besar, yakni 7.000 pasukan dibawa pimpinan Taurif bin Ziyad. seorang panglima dari bangsa barbar di Afrika Utara.
Pasukan Tariq bin Jihad sebagian besar terdiri dari suku barbar yang didukung Musa bin Nusair dan orang-orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid bin Abdul Malik. Tariq bin Jihad memimpin pasukan menyeberangi selat yang kemudian terkenal sebagai Selat Gibraltar atau Jabal Tariq. Peristiwa penaklukan wilayah Andalusia sangat menarik dibahas dalam video tersendiri.
Apalagi peristiwa penaklukan tersebut dilakukan di bulan puasa, tepatnya pada tanggal 28 Ramadan tahun 92 Hijriah, pertempatan dengan 19 Juli tahun 711 Masehi. Insya Allah, tapi yang jelas peristiwa penaklukan itu penuh dengan aksi heroik pejuang muslim sejati. Bagaimana tidak heroik? Karena sesampai di pantai wilayah Andalusia setelah menyeberangi Selat Gibraltar, Torek Benjiat justru mengumpulkan pasukannya di sebuah bukit Karanggi Blartar atau Jabal Torek, bukit Torek. Lalu membakar semua armada kapal yang mereka pakai menyeberang lautan.
Tentu pasukannya kaget melihat tindakan gila Torek tersebut. Namun Torek dengan pedang terhundus menyampaikan kepada pasukannya dengan kalimat tegas. Kita hanya memiliki dua pilihan. Maju menaklukkan negeri ini lalu tinggal di sini atau kita semua binasa. Teriak Tariq bin Ziyad di hadapan pasukannya.
Hai Allah huwajar semangat jihad 7000 pasukan korik bijiak terbakar karena mereka tidak punya pilihan lagi kecuali harus maju menaklukkan Andalusia karena bila mundur tetap juga akan mati karena yang ada di belakang hanyalah lautan luas daripada mundur dan akhirnya mati tenggelam di lautan lebih baik maju sementara bila maju terus masih ada kemungkinan menang Bila meninggal pun tercatat sebagai mati sahid. Inilah yang mengubarkan semangat jihad pasukan Torik bin Ziyad tanpa mengenal takut padahal jumlah musuh yang harus dihadapi sebanyak 100 ribu tentara dengan persenjataan lengkap. Dan benar, pasukan muslim dengan keimanan kuat terus merangsek tanpa mengenal rasa takut hingga membuat pasukan Roderick kocar kacir. Gubernur Musa bin Nusair pun mengirim bantuan tentara lagi sebanyak 5.000 orang, sehingga total pasukan Tariq menjadi 12.000 orang, masih jauh dibila dibandingkan dengan jumlah pasukan musuh. Meski begitu, pasukan Tariq berhasil menang dan berturut-turut menaklukkan beberapa wilayah penting di Eropa, seperti Cordoba, Granada, dan Toledo, ibu kota kerajaan gotik saat itu.
Penaklukan Andalusia ini terjadi pada masa pemerintahan khalifah ke-6 Daulah Umayyah al-Walid bin Abdul Malik. Dengan ditaklukannya Andalusia, periode pertama pemerintahan Daulah Umayyah di Andalusia dimulai dengan pusat pemerintahan di Damascus. Periode pertama ini Andalusia berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat khalifah Daulah Umayyah berpusat di Damascus. Pada periode pertama ini, Situasi politik dan perekonomian belum tertata dengan baik. Sering terjadi konflik internal yang mengakibatkan melambatnya kemajuan di segala bidang.
Konflik internal terjadi disebabkan antara lain oleh perbedaan etnis dan golongan. Juga terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di pusat Damascus dengan gubernur Afrika Utara. Sehingga pada periode pertama, Islam di Andalusia belum memasuki kegiatan pembangunan dalam bidang peradaban dan kebudayaan.
Lepas dari itu, masuknya Islam ke Andalusia menjadi angin segar bagi perkembangan Islam sekaligus menjadi awal masuknya Islam ke beberapa wilayah lainnya seperti Cordoba, Granada, dan Toledo, ibu kota pemerintahan Spanyol. Dan ini sekaligus membuka jalan baru bagi upaya umat Islam menyebarkan Islam ke seluruh Eropa. Namun situasi politik berubah setelah gerakan Abasyah menghancurkan Daulah Umayyah di Damascus tahun 750 Masehi Khalifah ke-14 Daulah Umayyah Marwan bin Muhammad pun tewas setelah tertangkap dalam pelariannya di Mesir Bukan hanya Khalifah Marwan bin Muhammad, keluarga Daulah Umayyah lainnya juga ikut dihabisi semuanya oleh pasukan Abasyah Mata-mata pun disebar ke seluruh pelosok negeri untuk mencari jejak mereka.
Hanya sekelinder keluarga Daulah Umayah yang bisa selamat dari tepasan pedang tentara Abasyah. Di antara yang berhasil selamat adalah pemuda berusia 19 tahun bernama Abdurrahman bin Muawiyah bin Hisam bin Abdul Malik. Abdurrahman lari mengembara selama 5 tahun. melalui Irak lalu mengarungi kurun Syria menuju Palestina, kemudian menyeberangi kurun Sinai ke Mesir, lalu melewati beberapa wilayah Afrika menuju daratan Eropa di Andalusia yang telah ditaklukkan nenek moyangnya dari Daulah Umayyah. Abdirrahman memasuki Andalusia hanya diikuti 400 budak setia pada Bani Umayyah.
Berkali-kali dia terkepung tentara Abasyia, namun tetap berhasil lolos. Tetap kala barisan tentaranya dirasakan sudah banyak, dia mulai menyerang Cordoba. Dia berhasil menaklukkan kota itu dan menjadikannya sebagai ibu kota kerajaan. Namun tak lama setelah itu, wilayah Andalusia dilanda perkulakan terus-menerus di Pelopori orang-orang Himyaria atau Arab Selatan dan bangsa barbar. Pada saat yang sama, khalifah kedua Daulah Abasyah, Ja'far al-Mansur, mengirim bala tentaranya terdiri dari para budak yang setia kepada Daulah Abasyah untuk mengembalikan Andalusia ke tangan mereka.
Lagi-lagi, Abdurrahman mampu memadamkan berbagai perkulakan itu. dan memukul mundur tentara Ja'far al-Mansur. Kedatangan Abdurrahman di Andalusia menjadikan Islam mengalami babak baru di wilayah tersebut. Abdurrahman mengambil kekuasaan di Andalusia pada masa gubernur Yusuf al-Fikhr tahun 756 Masehi.
Dia kemudian memproklamirkan berdirinya Daulah Umayyah di Andalusia sebagai kelanjutan dari Daulah Umayyah di Damaskus dengan gelar Ad-Dakhil. Sehingga nama lengkapnya menjadi Abdurrahman Ad-Dakhil. Ad-Dakhil sendiri artinya adalah masuk dimaksudkan sebagai Abdurrahman yang berhasil masuk ke Andalusia dari kejaran tentara Abasyah dan menguasai Andalusia. Oleh ahli sejarah, periode Abdurrahman Ad-Dakhil disebut sebagai periode kedua pemerintahan Daulah Umayyah terjadi antara tahun 756 Masehi sampai 912 Masyahi Pada periode ini Umat Islam dibawa kekuasaan Para Amir dan mulai memperoleh Kemajuan baik di bidang politik Maupun peradaban Amir pertama periode kedua ini Adalah Abdurrahman Ad-Dakhil Dia berhasil membawa kejayaan Islam dan sukses mendirikan Masjid Cordoba dan sekolah-sekolah Di kota-kota besar Andalusia Abdurrahman Ad-Dakhil berhasil meletakkan sendi dasar yang kokoh bagi tekaknya Daulah Umayya II di Andalusia.
Selama kurang lebih 32 tahun masa pemerintahnya, beliau mampu mengatasi berbagai tekanan dan ancaman dari dalam negeri maupun serangan dari luar. Karena ketangguhannya itu, beliau dijuluki sebagai Raja Wali Quresh. Pada zamannya, Andalusia mencapai pertumbuhan ekonomi paling tinggi. Perkembangan peradaban di wilayah ini juga sangat pesat. Tampaknya beliau telah menyiapkan hal itu dalam waktu cukup lama.
Suatu kemajuan yang belum pernah dicapai Andalusia sebelumnya. Cordoba bersaing dengan kota Konstantinopel, ibu kota kerajaan Pijantium, Romawi Timur, dan Bagdad, ibu kota Daulah Abasyia, dari segi kemegahan, kemewahan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan seni. Cordoba dikenal sebagai pengantin Andalusia dan permata dunia. Tiga tahun sebelum meninggal dunia, Abdurrahman merenovasi dan memperluas bangunan Masjid Cordoba.
Atapnya disangga tiang-tiang besar berjumlah 1.293 tiang. Masjid itu laksana Ka'bah kaum Muslimin di dunia Islam bagian Barat. Hingga kini masjid itu masih berdiri mekah.
Ia termasuk tempat paling banyak dikunjungi wisatawan setelah Istana Al-Hamra sebagai peninggalan secara menarik. Selain itu, Abdurrahman juga dikenal sebagai seorang penyair dan orator ulung. Setelah memerintah selama 32 tahun, Abdurrahman Ad-Dakhil meninggal tahun 788 Masehi dalam usia 61 tahun dari seorang pelarian politik. Dia menjadi penguasa yang disegani kawan dan lawan.
Harus diakui bahwa Daulah Umayya II di Andalusia yang diplopori Abdurrahman Ad-Dahil berhasil membangun kawasan Andalusia mengalami kejayaan selama kurun waktu abad mulai tahun 756 hingga 1492 Masehi dengan Amir-Amir sebagai berikut. Amir-amir tersebut berkuasa dengan pembagian beberapa periode, di mana periode pertama dimulai sejak Andalusia dikuasai pada masa Daulah Umayyah berpusat di Damascus. Penguasa Andalusia pada periode kedua adalah Abdurrahman Ad-Dahil, Hisam I, Hakam I, Abdurrahman Al-Awsad, Muhammad bin Abdurrahman, Munjir bin Muhammad, dan Abdullah bin Muhammad. Pada periode kedua ini, Daulat Umayyad mengalami kemajuan dalam berbagai bidang. Periode ketiga berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III bergelar An-Nasir.
Pada periode ini, penguasa mulai memakai gelar khalifah. Khalifah yang memimpin pada periode ketiga ini adalah Abdurrahman An-Nasir, Hakam II, dan Hisam II. Pada periode ini, Daulah Umayya Andalusia mengalami puncak kejayaan, menyaingi peradaban Daulah Abbasiyah di Bagdad.
Abdurrahman An-Nasir membangun Universitas Cordoba, dilengkapi perpustakaan dengan koleksi ribuan buku, pembangunan kota berlangsung sangat cepat, masyarakat mendapat kesejahteraan dan kemakmurannya. Sejumlah ilmuwan juga bermunculan di era ini. Mereka diantaranya adalah Abbas ibn Fams, ahli ilmu kimia sekaligus astronomi.
Juga muncul ibn Bajah, filosof terkenal. Dengan majunya peradaban dan ilmu pengetahuan wilayah Andalusia, membuat dunia diterangi oleh dua matahari Islam dalam waktu bersamaan di saat dunia barat masih mengalami kegelapan. Di barat ada Daulah Umayya II sementara di wilayah timur muncul Daulah Abasyia dengan kemajuan demikian pesatnya Bagaimana kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan Daulah Umayya II?
Insya Allah lebih lengkapnya kita bahas di video berikutnya Namun kemajuan Daulah Umayya II tidak bisa bertahan terus Karena pada periode keempat Antara tahun 1013 sampai 1046 Masehi, mulai terlihat melemah disebabkan perpecahan. Bahkan Daulah Umayya II kala itu terpecah-pecah menjadi lebih dari 30 negara kecil atau yang dikenal sebagai masa Mulukut Tawaf, di bawah pemerintahan Raja-Raja Kolongan berpusat di Sevilla. Munculnya Mulukut Tawaf ini sangat berpengaruh terhadap eksistensi atau keberadaan Daulah Umayya II di Andalusia.
Akibat perpecahan itu, kekuasaan Islam akhirnya mudah direbut orang-orang Kristen. Tetapi untungnya, kekuatan Daulah Murabitun dari Maroko, Afrika Utara, datang dan berhasil menyelamatkan umat Islam Andalusia. Pendiri Murabitun Yusuf Ibnu Tasvin dan tentaranya berhasil menyelamatkan wilayah Cordoba, Sevilla, dan Toledo dari kehancuran mengalahkan pasukan Kristen Kastilia.
Di masa pemerintahan Murobitun inilah Andalusia mengalami masa Perode kelima. Perode ini berlangsung dari tahun 1086 sampai 1248 Masehi. Namun kekuasaan Daulah Murobitun mulai melemah sepeninggal pendirinya Yusuf Ibnu Tasvin.
Puncaknya Masa Daulah Murobitun berakhir tak kalah di kalahkan kekuatan Mu'ahidun dipimpin Abdul Mu'min. Daulah Mu'ahidun menaklukkan Maroko tahun 1147 Masehi yang menjadi pusat Daulah Murobitun. Sehingga wilayah kekuasaan Daulah ini termasuk Andalusia pun jatuh ke tangan Daulah Mu'ahidun.
Namun dominasi daulah muakhidun di Andalusia berlangsung hingga tahun 1212 Masehi ketika Muhammad III berkelaran nosir dikalahkan pada pertempuran di Sera Morena oleh aliansi para pangeran Kristen di Kastil, Aragon, dan Navarre. Hampir semua wilayah kekuasaan Islam di Andalusia hilang. Kota-kota besar seperti Cordoba dan Sevilla jatuh ke tangan orang-orang Kristen.
Kekuasaan Islam tinggal tersisa di daerah Grenada, di bawah kekuasaan Bani Ahmar. Pada masa ini, Islam Andalusia memasuki prode ke-6, berlangsung dari tahun 1248 sampai 1492 Masehi. Meski begitu, peradaban Islam dicoba dibangun kembali, sehingga sempat mengalami kemajuan seperti pada masa pemerintahan Abdurrahman An-Nasir. Namun secara politik, jangkauan daulah ini hanya berkuasa di wilayah sangat kecil, sehingga berakhirlah kekuasaan daulah Umayyadua di Andalusia pada periode ke-6 setelah kurang lebih abad berkuasa di Andalusia. Yang menarik, Islam seperti lenyap begitu saja dari bumi Andalusia.
Kenapa bisa begitu padahal dulu merupakan penguasa wilayah ini? Insyaallah akan kita bahas di video tersendiri Tetapi yang jelas, umat Islam akhirnya terusir dari Spanyol tahun 1492 Masehi Dengan Granada sebagai benteng terakhirnya Ini setelah kerajaan Kastil dan Aragon Bersatu dibawa kendali Isabel dan Ferdinand Menyerang kekuasaan Islam yang masih tersisa di Granada Demikian kisahnya, semoga ilmu ini bermanfaat Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh