Shalom, selamat sore sahabat Alkitab semua. Berjumpa lagi dalam kegiatan kursus Lembaga Alkitab Indonesia yang diadakan rutin pada setiap Sabtu jam 16.30 waktu Indonesia bagian Barat. Terima kasih kepada Bapak Ibu yang sudah bergabung pada saat sore hari ini. Dan Bapak-Ibu, mungkin bagi Bapak-Ibu yang baru pertama kali bergabung dalam pergiatan Seminar Lembaga Alkitab Indonesia ini, dapat mempertimbangkan untuk bisa subscribe channel Lembaga Alkitab Indonesia. Dan jangan lupa untuk menyalakan tombol lonceng agar setiap pergiatan Lembaga Alkitab Indonesia yang dilakukan di channel YouTube LAI dapat Bapak Ibu langsung diberikan notifikasi Bapak Ibu pada sore hari ini kita sudah bersama dengan Bapak Paskalis dan sudah bersama dengan kita Bapak Doktor Paskalis Erwin Nyoman Paska Saya sapa dulu, selamat sore Mbak Selamat sore, melukas.
Bagaimana kabarnya Pak, sehat Pak? Sehat, baik-baik semua. Ya, terima kasih Pak. Di tengah pandemi yang mengerikan.
Ya, puji Tuhan Pak, kalau kita dalam keadaan sehat. Sahabat Alkitab, kegiatan-kegiatan pada saat ini seperti biasa, dalam sementara yang dilaksanakan, Bapak Ibu jika ada pertanyaan yang akan disampaikan, dapat langsung menuliskannya di kolom live chat. dan nanti akan kami bacakan dan dijawab oleh Bapak Paskalis. Dan Bapak-Ibu bagi yang membutuhkan materi seminar ini juga dapat lihat di deskripsi box.
Di situ ada link yang Bapak-Ibu dapat akses untuk bisa mendownload materi daripada seminar kali ini. Sebelum kita mulai kegiatan kita pada sore hari ini, saya akan terlebih dahulu memperkenalkan... Dr. Pascalis Edwin Nyoman Paskal.
Beliau adalah tim Alkitab Terjemahan Baru II dari Lembaga Alkitab Indonesia dan juga dosen Biblika di Bimalang dan STT Satya Bakti Malang. Untuk kesempatan sore hari ini, pada seminar kali ini kita akan membahas dengan tema yaitu... kisah para rasul, sejarah gereja mula-mula yang nanti kurang lebih 45 menit ke depan akan dipaparkan oleh Pak Paskalis. Kita akan mulai saja langsung Pak Paskalis untuk waktu dan kesempatan saya persilahkan kepada Pak Paskalis. Silahkan Pak.
Sudah ini? Kelihatan, Lukas? Ya, sudah kelihatan, Pak. Baik, Bapak-Ibu sekalian, kita awali dengan doa supaya apa yang kita kerjakan bersama, diskusikan bersama, dilindungi oleh Tuhan, dan kita juga mendapat perlindungan dari segala mara bahaya, juga virus COVID-19 yang sangat mengancam kehidupan masyarakat kita. Kiranya Tuhan...
ala yang kudus, ala yang kekal, dan penuh kuasa, selalu mendampingi kita, menyertai kita juga di dalam seminar ini. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin. Selamat sore Bapak-Ibu sekalian. Kita akan melihat apa yang disebut kisah para rasul, sesuai dengan judulnya juga kisah.
Jadi itu dia praksis apostolon, tindakan-tindakan perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh para rasul. Jadi kita membahas tentang kitab kisah para rasul. Apa sebetulnya kitab ini, bagaimana dia...
mempresentasikan sejarah gereja mula-mula. Jadi kita bersyukur ada buku ini. Seandainya tidak ada buku ini, sulit sekali membayangkan bagaimana kehidupan gereja awali dan bagaimana doktrin-doktrin gereja, ajaran-ajaran gereja kemudian menjadi pedoman dan terciptalah jemaat yang disebut dengan jemaat Kristiani.
Saya lihat dulu buku ini, buku kisah para rasul ini, ditulis oleh siapa? Dengan mudah kita bisa melihat bahwa dia ditulis oleh Lukas, pengarang Injil. Jadi Lukas menulis dua buku, yaitu Injil Lukas dan kisah para rasul.
Di baik tradisi penulis-penulis Kristen, bapak-bapak gereja, itu semua mendukung bahwa kisah para rasul ditulis oleh Lukas. Sebetulnya alasannya dua yang cukup kuat. Kedua buku ini, kalau dilihat judulnya, itu dikatakan, dalam buku-ku yang pertama, aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sampai hari ia terangkap.
Jadi jelas sampai Yesus naik ke surga, itu buku yang pertama. Buku yang kedua mengambil sedikit tema itu, Kemudian dilanjutkan. Itulah isi dari kisah para rasul. Alasan yang kedua, bahwa kedua buku ini, kalau Anda baca di bagian awalnya, itu ditujukan kepada tokoh yang bernama Teofilus. Yang berarti pencinta Allah.
Entah ini nama pribadi, atau gelar orang Kristen pada umumnya. Yang dianggap sebagai yang mencintai Allah. Ada yang mengartikan di Lukas itu disebut Theophilus yang mulia. Jadi ketika orang mengandalkan, oh ini satu tokoh penting pada zaman gereja awali, maka dia akan mengatakan Theophilus yang mulia.
Oh berarti ini tokoh ini belum menjadi Kristen. Maksudnya disapa sebagai seorang pejabat yang hebat. Tokoh penting di dalam masyarakat maka disebut yang mulia. Gelar kehormatan. Tetapi di kisah para rasul...
Dia hanya disapa haetheophilus. Nggak ada lagi yang mulia. Rupanya dia sudah menjadi Kristen. Di Lukas disapa seakan-akan dia cuma simpatisan.
Baru tertarik. Perlu diyakinkan bahwa iman akan Yesus Kristus itu bisa dipertanggungjawabkan. Kemudian di kisah para rasul, dia sudah menjadi Kristen.
Sehingga dia dianggap sebagai saudara. Sederajat, tidak ada lagi. Level-level tingkat-tingkat di dalam kedudukan seseorang. Itulah akibatnya dia dipanggil hanya Theophilus tanpa gelar yang mulia. Kemudian di balik itu ada dikatakan buku yang kedua ini jelas sekali lanjutan dari Injil Lukas.
Karena dalam buku pertama dia tulis itu berarti kisah para rasul ini berbicara tentang kenaikan Yesus ke surga 40 hari setelah Pasca. Jadi di Injil bicara tentang Yesus yang terangkat ke surga, naik ke surga, diambil oleh kisah para rasul, mulai dia naik ke surga 40 hari setelah Pasca, dan dipikirkan, kamu jangan lihat dia terus naik ke atas. Nanti seperti kuliah itu dia akan segera datang lagi.
Nah bagaimana dia datang lagi? Nanti kita lihat. di dalam bentuk roh hadir di tengah-tengah gerejanya nah mengapa diperkira Lukas yang mengarang baik itu Injil maupun kisah para rasul alasannya setulnya cukup mudah yaitu dari bacaan-bacaan yang kita lihat itu ada kesan memang itu ditulis oleh Lukas yang tabib yang kekasih dan sebagai seorang tabib Kalau dia bicara tentang penyembuhan-penyembuhan, maka cerita penyembuhannya jauh lebih detail, jauh lebih sempurna daripada injil-injil lain.
Kemudian dalam beberapa episode di perjalanan Paulus, pengarang ini karena dia lupanya juga ikut dalam perjalanan Paulus, maka seringkali dia memakai kata ganti dengan kami. Artinya dia terlibat di dalam perjalanan itu. Jadi dia pun adalah bagian dari peristiwa yang diceritakan. Jadi Lukas terlibat di situ. Nah ini Lukas namanya, ini sudah saya berikan ketika membahas pengantar Injil Lukas, jadi saya tidak akan bicara panjang lebar lagi di sini, nanti bisa dilihat di Youtube tentang Lukas pengarang Injil.
Saya hanya mau katakan singkat saja, dia lahir di Antioquia, dia orang Yunani, bukan orang Yahudi, dan karena dia lahir di Antioquia maka perhatiannya... besar sekali terhadap Antioquia. Maka dalam kisah para rasul, dia juga banyak menyinggung Antioquia dan tokoh-tokoh yang ada di Antioquia.
Dan pada waktu itu memang Antioquia sangat terkenal sebagai kota yang sangat maju di posisi Antioquia di sini. Bukan Antioquia yang di Pisidia, tapi ada di sini, di Syria. Ini sangat maju, apalagi ada pelabuhan yang besar di sini.
Nah disinilah awal mula kekristenan berkembang pesat. Dan ini menjadi pusat misi kekristenan, juga tempat orang Kristen pertama kali dipanggil sebagai Kristen. Jadi sangat maju, subur sekali. Lihat kota ini dulu, ada pelabuhan di sini. Jadi semua orang ingin lari ke situ, perdagangan maju.
Kemudian nanti dia dijadikan sebagai ibu kota provinsi Roma yang akan juga membawahi wilayah termasuk wilayah di atas Palestina. Ini kotanya, kita lihat di kota yang lama, wilayah ini. Kemudian di sini ada Antioquia yang sekarang termasuk, nanti ada Asia kecil di sini, Turki.
Nah keistimewaan kita kalau belajar kisah para rasul mau tak mau kita ditantang untuk melihat peta tidak mungkin belajar apa ini, kitab ini tanpa sering-sering menengok ke peta kuno maupun peta modern, supaya kita bisa membayangkan oh dimana tempatnya, karena penuh dengan nama-nama kota dan kita bisa dibawa kepada imajinasi yang indah sekali tentang kota-kota ini di zaman dulu Itu kehebatan dari kisah para rasul. Dia menjadi seperti buku sejarah yang membuka wawasan kita dan juga pemahaman-pemahaman kita, pengetahuan kita tentang kota-kota kuno. Khususnya yang ada mulai dari Israel, kemudian Nigeria, lalu ke Turki, dan kemudian juga ke Yunani, termasuk juga nanti Mesir, darah Mesir di sini. Ada Kirene, itu asal mula dari Markus, kota ini. Antioquia, Tarsus, Iconium, ini kota-kota kuno yang sangat terkenal dan banyak disebut di dalam kisah para rasul.
Karena dia berkisar di sini, dalam perjalanan Paulus, bagaimana gereja berkembang awal mula di daerah ini. Walaupun sekarang sebagian besar sudah... berpenduduk Islam di daerah ini.
Nah ini Antioquia sudah begitu maju menjadi basis komunitas Kristen. Di situ orang Kristen pertama kali disebut Kristen. Dan dia adalah Lukas ini seorang tabib.
Maka banyak bicara tentang pekerjaan-pekerjaan dokter. Satu hal mungkin yang perlu dicatat tentang Lukas, walaupun dia seorang... Tapi besar kemungkinan dia awal mulanya itu seorang budak. Jadi dia lagi mujur karena tuannya baik sekali dan membutuhkan namanya dokter pribadi.
Oleh karena itu tuannya menyekolahkan Lukas ini karena tampaknya dia pandai. Lalu oleh majikannya dia disekolahkan. Bisa jadi dia... sekolah di Antioquia atau di Tarsus.
Dan dengan lulus itu dia punya kemampuan menjadi tabib dan punya pengetahuan tentang kedokteran di situ. Nah dia bukan orang Yahudi, jelas sekali juga dari pernyataan-pernyataan surat-surat Paulus yang menyebut dia bukan orang yang bersunat. Itu tentang luka sedikit. Dia lahir sebagai orang Yunani, sejak misi yang kedua, nanti ketika Paulus melakukan karya misi.
Mulai di Troas, di situ kita akan lihat di dalam kisah para rasul ada perubahan. Saya baca di kisah para rasul bab 16 ayat 8-10. Penulis yang pula-pula adalah orang ketiga jama'a, dia menulis begini. Setelah melewati Mesia, mereka sampai ke Troas.
Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan. Ada seorang makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya katanya. menyeberanglah kemari dan tolonglah kami ini awal misi ke Eropa nanti ada Paulus melihat penglihatan nah setelah teks itu ayat itu mulai 16 ayat 10 penulis berubah menulis isi karangannya dari mereka menjadi kami setelah Paulus melihat penglihatan itu segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia Karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.
Jadi lupanya di Troas inilah Lukas mulai bergabung dengan Paulus. Jadi ada dugaan dia mulai di sini, masuk ke Makedonia, ini wilayah Yunani, Eropa. Jadi terjadi...
Lompatan di sini dari Asia kecil, jadi jangan pikir Asia kecil itu bangsa Asia sekarang, tapi itu adalah wilayah di Turki. Mereka sebut zaman dulu itu provinsi Asia dari Roma. Roma menyebutnya ini provinsi Asia atau Asia kecil. Nah disinilah Lukas mulai bergabung dengan Paulus, ikut pada perjalanannya menuju ke Makedonia.
Misi awal di Eropa, atau lebih tepatnya di Yunani. Itu kisah tentang Lukas yang sangat setia kepada Paulus. Dia seorang yang terpelajar karena tulisan-tulisannya bagus sekali. Kita tidak terlalu berpanjang lebar tentang riwayat Lukas, tapi kita mau lihat isi dari apa ini, Injil.
kisah para rasul. Gimana? Kalau dilihat isi tekstnya, tampaknya kisah para rasul ini ditulis sekitar tahun 1963. Mengapa demikian?
Di dalam cerita ini kalau Anda baca, kisahnya berhenti pada peristiwa Paulus ada di Tahanan di Roma. Dalam kisah 28 ayat 30, di situ jelas sekali dikatakan bahwa Paulus itu berada dalam tahanan di Roma. Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu, ia menerima semua orang yang datang kepadanya.
Dia sebagai tahanan rumah di Roma dan menunggu untuk diadili. Nah itulah berakhirnya cerita tentang kisah para rasul. Sehingga diperkirakan itu ditulis sekitar tahun 63, sebab tidak ada keterangan tentang kebakaran di Roma tahun 64. Itu Nero membakar kota Roma, lalu menuduh orang Kristen yang membakar itu.
Akibatnya terjadi penganiayaan yang luar biasa terhadap umat Kristen, termasuk Petrus dan Paulus kena imbasnya. Yang mereka dijatuhi. hukuman mati, walaupun Paulus punya masalah sendiri ketika dia ada di Yerusalem, tapi itu pengadilannya dibawa ke Roma tapi Petrus itu termasuk korban dari tuduhan terhadap orang Kristen yang dianggap membakar kota Roma nah setelah ini karena kota Roma itu di apa itu, pembakaran kota Roma terjadi tahun 64, tidak diceritakan sama sekali oleh Lukas, kemudian juga cerita tentang hancurnya kota Yerusalem oleh Roma, juga tidak ada di dalam kisah para rasul. Padahal ini kan peristiwa besar.
Dua-duanya itu sangat terrekam di hati orang-orang gereja awali, tidak ada di situ, di dalam kisah ini. Karena itu, kemungkinan besar dia ditulis sebelum tahun 64, atau sebelum tahun 70. Teori lain mengatakan, oke itu ditulis kemudian. Tapi Lukas merasa... Orang katakan begitu, Lukas merasa tema tentang Roma dibakar, tentang hancurnya Yerusalem tahun 70, dia merasa tidak relevan dengan tulisannya.
Karena itu dia tidak tulis. Mengapa tidak relevan? Karena ide dasar, pikiran dasar yang ada pada pikiran Lukas dalam menulis teks ini, bagaimana Injil itu berkembang.
Mulai dari nol sampai... Keseluruh dunia. Yang lihat ujung dunia, itu dia lihat Roma.
Bagaimana Injil itu berkembang? Dilihat di 28.31, ayat terakhir dari kisah para rasul, bunyinya begini, Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa, ia, Paulus, memberitakan kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus. Jadi tanpa rintangan apa-apa, dengan terus terang.
Bayangkan, ketika dia mengatakan tanpa rintangan apa-apa, berarti lancar-lancar saja. Kalau nanti dimasukkan cerita tentang penganian orang Kristen tahun 64, tidak nyambung dengan pernyataan itu. Katanya kalau tidak ada rintangan, buktinya rintangannya banyak.
Namun, sesuatu yang menarik sebetulnya di dalam kisah para rasul ini, Paulus yang mengungkapkan cerita itu seperti dikatakan oleh Lukas, agak kontradiktif sebenarnya. Sebab di dalam kisah para rasul, kita menemukan bagaimana banyaknya rintangan yang dihadapi. oleh gereja awali dalam mengembangkan Injil.
Penganiayaan, mereka dikejar-kejar, mereka lari khususnya Paulus sampai harus diturunkan dengan keranjang dari tembok kota. Tapi berani disimpulkan tanpa rintangan. Padahal rintangannya banyak sekali. Mengapa dia sampai berani mengungkapkan itu?
Karena dia lihat dengan kacamata lain, yaitu kacamata roh kudus. Rintangan-rintangan itu hampir dilihat tidak ada artinya. Karena kuasa roh menuntun jemaat gereja awali untuk mengembangkan Injilnya.
Nanti kita akan lihat lebih lanjut. Jadi demikian kisah para rasul itu yang ditulis oleh Lukas yang sekaligus adalah penulis Injil. Jadi dia orang bukan saksi mata, dia kumpulkan data ini luar biasa.
Dan ini tokoh yang boleh kita katakan seperti juga seorang sejarawan. Dia detil sekali, dia kumpulkan bahan-bahannya sehingga kita mempunyai dengan tanda petik sejarah gereja awali. Apa isinya kisah para rasul ini? Pertama, kita lihat sejarah gereja.
Sejarah gereja mulai dari mana? Sejak Yesus naik ke surga, meninggalkan dunia ini, lalu dia... turunkan utus roh kudus untuk memberi pengajaran kepada para rasul membuka mata mereka, membuka wawasan mereka, menguatkan iman mereka lalu setelah mereka menerima roh ini, langsung genjot menyebarkan injil dan cepat sekali perkembangan gereja awali itulah yang diceritakan, jadi mulai Yesus naik ke surga, menerima mereka menerima roh kudus, kemudian Injil diwartakan di Yerusalem dan seterusnya, hingga sampai di Roma. Itu isi dari kisah para rasul. Nah, Injil Yesus Kristus ini makin tersebar, keluar dari Yerusalem, ke wilayah-wilayah Judea, Samaria, Antioquia, sampai ke Roma.
Dan ini lika-likunya, bagaimana kepemimpinan, perubahan-perubahan struktur dalam gereja, itu dinyampaikan di situ. Juga doktrin-doktrin gereja. Apa saja yang diimani oleh gereja, itu dipaparkan di dalam teks ini. Sehingga kita punya kekayaan yang luar biasa berasal dari isi kisah para rasul.
Kita tahu perkembangan gereja dari nol sampai begitu besar, doktrin-doktrinnya apa, perjuangan-perjuangannya bagaimana, dan bagaimana mereka mengatasi dan mengapa gereja begitu menarik di zaman awali ini. Penyebarannya dikatakan banyak mendapat halangan, namun berkat roh kudus semua halangan itu bisa diatasi seakan-akan mereka tidak punya halangan. Itu hebatnya. Hebatnya cara Lukas melihat itu.
Sejarah gereja awal ini Kisah ini adalah catatan berharga Tentang awal kekristianan Bahkan mungkin satu-satunya sumber Jadi Lukas memang memberi tafsiran Ada sejarah, peristiwa Dia baca peristiwa itu dalam terang iman Dia ceritakan Tapi bagaimanapun juga Walaupun Alkitab bukan buku laporan sejarah Tapi Anda bisa lihat di dalam kisah para rasul Bagaimana Lukas Alkitab seorang sejarawan yang hebat sekali. Dia catat peristiwa-peristiwanya sangat akurat, pengamatannya sangat tajam, dan ketika dia menyajikan fakta, waduh, luar biasa, sangat akurat, lurus-lurus, tapi enak dibaca. Saya katakan, misalnya bagaimana dia menceritakan gambaran kota Athena di zaman dulu. Hanya dengan beberapa kata, Kita di otak kita bisa diajak membayangkan kota Athena itu jahatnya seperti apa. Banyaknya dewa-dewa seperti apa.
Bagaimana orang bertengkar. Bagaimana orang adu argumen. Dimana ada patung-patung tempat-tempat pemujaan. Hanya dalam beberapa kata. Dengan kisah yang dia tampilkan.
Kita bisa berimajinasi. Oh seperti itu ya dulu kota Athena. Ini kehebatan Lukas di dalam. menceritakan adanya kota, peristiwa-peristiwa, dan sebagainya.
Contoh lain lagi, gamaran tentang kapal karam. Bagaimana Paulus yang berlayar menuju ke Roma, kapalnya karam. Wih, tiacara dia.
Membuang sahur dan sebagainya. Ombak yang keras, angin yang kencang. Bagaimana posisi kapalnya dan sebagainya. Orang katakan, ini salah satu tulisan terbaik tentang pelayaran di dalam dunia kuno. Karena orang bisa membayangkan seperti apa orang dulu berlayar.
Ada budak-budak, ada tentara-tentara yang harus mengayuh di situ. Jadi kita punya gambaran dunia kuno yang bagus sekali. Kenapa? Karena Lukas sangat pandai menceritakan. Dia ada data, kemudian dia tafsir peristiwa itu.
Tapi jangan lupa, tetap dia sajikan. Suatu fakta yang sangat real, sangat nyata, dan akurat. Ketika Anda mempelajari nanti data-data arkeologis, kemudian juga sejarah, tulisan-tulisan sejarah, baik itu dari Eusebius, kemudian Flavius Giuseppus, makin banyak kita temukan, para ahli temukan data-data arkeologi itu, orang semakin mengagumi. Ternyata Lukas ini memang luar biasa dalam menulis sejarah. Sangat aktual.
Dan sejarahnya itu dapat diandalkan. Anda bayangkan betapa banyak tulisan-tulisan di zaman gereja awali, yang berbau historis, itu ditolak, tidak diakui. Tapi tulisan Lukas diakui, diterima. Dan kita boleh katakan, ini satu seperti Agustinus yang katakan, satu-satunya buku yang diakui dan layak diterima gereja sebagai sejarah perbuatan para rasul.
Inilah kisah para rasul. Kitab-kitab yang ditulis oleh penulis lain, ditolak, tidak masuk di dalam kanon. Dan ini karena Lukas memberikan data yang sangat akurat.
Kemudian kitab-kitab yang ditulis ini, misalnya Markus, Lukas, apa tulisan-tulisan yang dia buat ini, baik itu Lukas maupun kisah para rasul, itu untungnya apa? Ketika mereka ditulis, kitab-kitab ini ditulis, para rasul masih hidup. Orang-orang yang cukup mengenal situasi itu masih ada. Sehingga untuk menguji validitasnya, tentu masih ada orang. Seandainya dia tulis keliru, orang masih bisa mengkoreksinya.
Juga informasi yang dia dapat dari Paulus karena dia terlibat di dalam perjalanannya. Itulah yang menguntungkan dia dapat dari sumber pertama, juga mungkin sumber kedua dari para rasul, tapi sudah sumber yang sangat dekat sekali dengan yang asli, tapi dia olah itu dengan baik, sehingga gereja awali bisa menerima, tidak memprotes tulisan Lukas atau membuangnya. Jadi ini data-data geografis dan kisah, itu dituliskan dengan bagus sekali.
Walaupun tetap harus diperhatikan bahwa teks ini bukan teks sejarah pertama-tama, tetapi ada unsur teologi. Maka ketika orang menafsirkan tulisan-tulisan Lukas, orang tidak boleh melupakan teologi kisah para rasul ini. Ingat apa yang dikatakan oleh Filipus kepada sida-sida dari Etiopia yang begitu rajin membaca, rajin baca kitab suci. Dia bukan orang bodoh, dia sida-sida orang pejabat pemerintah, orang penting. Jadi dia punya pengetahuan, dia bisa membaca, bahkan dia punya kitab.
Tetapi apa yang terjadi? Dia tidak mengerti kalau tidak ada yang membimbing. Kita lihat, diberi kesaksian bagaimana membaca teks tidak terlalu mudah.
Orang perlu bimbingan di situ. Karena itu perlu diperhatikan ketika membaca teks-teks kisah para rasul yang berisi data-data sejarah. Orang jangan lupa teologi lukas dibalik kisah itu. Saya katakan tadi, ini mengandung sejarah gereja awali, mulai dari kenaikan ke surga sampai di Roma, di gereja makin tersebar, dan ini.
Kita lihat misalnya di awal. Coba saya beri contoh saja. Pinternya Lukas menyajikan antara Injil dan kisah para rasul.
Dia katakan bahwa kenaikan ke surga itu sebagai peristiwa terakhir dari hari Pasca, Injil berakhir dengan ber. berkat Imam Yesus memberkati para murid, lalu dia naik ke surga. Lalu nanti di sini, weh kamu jangan hanya lihat ke surga, nanti dia akan kembali.
Tapi sebelum dia naik ke surga, catat apa yang dikatakan Yesus. Dia katakan, ada tertulis demikian, Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga. Dan lagi, dalam namanya, berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa. harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi semuanya ini.
Jadi di Injil, Yesus sudah menyiapkan para murid yang akan kesulitan pada awalnya menerima Mesias yang menerita, dan bahwa mereka bertugas meneruskan karya Yesus. Untuk apa? Menyampaikan berita tentang pertobatan dan pengampunan. Jadi ada bahaya mereka tidak berani.
maka di kisah para rasul ditunjukkan mereka menerima roh kudus. Berkat roh ini mereka mampu mengenali pesan Yesus. Mereka juga mampu mengenali apa artinya Mesias yang menderita.
Dan apa artinya menjadi saksi. Dan inti dari kesaksian yang harus mereka beri apa? Menyampaikan berita pertobatan dan pengampunan dosa.
Dan itulah yang mereka buat setelah mereka menerima roh kudus, langsung tancap gas memberitakan tentang pengampunan dosa dan pertobatan ini. Dan dilakukan mulai dari Yerusalem ke seluruh Tanah Yudhaya dan Samaria sampai ke ujung bumi. Nah itu dilakukan oleh para rasul.
Jadi inilah semua seluruh program dari kisah para rasul, yaitu merupakan pelaksanaan dari ini. kamu akan menjadi saksi kudus Yerusalem dan seluruh tanah Judea, Samaria, sampai ujung. Semuanya ke situ larinya. Kisah para rasul. Jadi cerita-cerita ini adalah cerita bagaimana?
Mulai dari Yerusalem, berkembang ke Samaria, Judea, Antioquia, Asia Kecil, Eropa, lalu memuncak di Roma. Hanya itu isinya. Jadi mereka, kalau boleh saya rumuskan singkat begini.
Mereka menerima roh kudus, Lalu Petrus Kotbah, lalu orang di Baptis. Mula-mula jemaat Yerusalem, kemudian mereka ke Judea, lalu berkembang Samaria, lalu dari Samaria keluar dari lingkup Palestina. Awalnya baru keluar dari Yerusalem, masuk di tanah Judea, khususnya Samaria, lalu tersebar luar lingkup Palestina ke Antioquia, Asia Kecil. makedonia. Dan ini yang menarik di dalam Injil kisah para rasul kitab ini seperti dibagi dalam dua bagian.
Bagian pertama itu Petrus dalam tanda petik bersama Yohanes, dua tokoh besar. Itulah yang dilakukan di dalam awal-awal gereja. Jadi mulai dari Yerusalem sampai luar lingkup Palestina.
Itu pekerjaan mereka orang tua ini. Fokus mereka kepada orang-orang Yahudi. Karena konteksnya masih Yerusalem, Palestina. Setelah itu, tokoh yang lain yaitu Paulus Paulus inilah yang mengembangkan gereja ke Antioquia, Asia Kecil, Makedonia Yang kita lihat itu sampai ke ujung bumi, ke seluruh dunia Ada dua tokoh besar ditampilkan, Petrus dan Paulus Mulai dari 120 orang Bagaimana gereja awali mulai berkembang? Diawali dengan 120 orang Mereka berdoa di situ, lalu mereka butuh apa?
Mengganti Judas Iskariot yang mengkhianati Yesus, mengganti dengan murid yang lalu, supaya genap 12, mereka kumpul. Awalnya itu cuma 120 orang. Kerja awalnya mereka kumpul dengan pimpinan roh kudus.
Jadi mereka lalu bertindak terus-menerus di bawah tuntunan roh. Roh selalu pimpin mereka. Di setiap perbuatannya, para rasul selalu minta roh kudus tolong kami. Ketika mau mengirim Yaakobus dan Paulus, doa lagi.
Ayo roh kudus bagaimana engkau? Bagaimana kami harus bertindak? Selalu mereka itu akrab sekali dengan roh kudus. Dikit-dikit tanya kepada roh kudus dan gereja benar-benar dipimpin oleh roh. Yesus ini hadir tidak pernah meninggalkan mereka.
Seperti namanya Immanuel. Walaupun dia sudah naik ke surga, dia tetap hadir. Bentuknya apa? Yesus Kristus sekarang hadir dalam roh kudus. Dan itulah yang memimbing gereja.
Memimbing gereja. Mulai dari 120 orang, lalu peristiwa Pentecostal menjadi nanti 3.000 orang. Sampai pada 3.000 orang, kemudian berkembang 5.000, lalu nanti terus bertambah sampai di seluruh dunia. Nah ini yang menjadi tema pokoknya, jadi program seluruh dunia, yaitu mulai mengembangkan ini, jadi saksi di Tanah Yudhaya dan Samaria sampai ke ujung bumi. Ini tema pokok dari kisah para rasul, dan inilah dibuat sejarah gereja.
Kemudian tema pokok yang kedua, inilah sebetulnya ungkapan iman yang paling dalam. Saya sudah katakan tadi, bahwa dari... awal sampai akhir perjuangan para rasul menghadapi malapertaka, godaan dan rintangan luar biasa, karam kapal dipukuli kelaparan, kepanasan itu dialami oleh para rasul dikejar-kejar sebagian dari mereka ditangkap disiksa, bahkan dibunuh tapi tuh pewartaan gereja tidak bisa ditahan Gerija terus berkembang di bawah penganiayaan dan penderitaan.
Dan di balik semua penderitaan dan kesusahan itu, Lukas tuh bisa menutup dengan kata-kata, kata kalimat atau kata terakhir yang saya katakan tadi dikatakan oleh Lukas, yaitu dengan terus terang dan tanpa rintangan. Ako lutos. Apa-apa yang memberitakan kerajaan Allah.
dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus ini tanpa rintangan, kalau Anda lihat di teks Yunaninya, itu akolutos, itu ada di bagian akhir. Persis kata terakhir di dalam kisah para rasul. Bayangkan, ditutup dengan kata tanpa rintangan. Padahal rintangannya banyak sekali.
Inilah yang mau digarisbawahi oleh Lukas. Bahwa Injil berhasil menerjang segala rintangan sampai ke tujuannya. Mengapa?
Mengapa bisa? Begitu banyak halangan, begitu banyak. Mengapa bisa?
Karena roh kudus. Bagaimana roh itu hadir dan menuntun gereja awali. Itulah makanya kisah para rasul sering disebut Injil roh kudus. Mereka yang menuntun itu.
Maka diawali aku mengirim kamu, tunggu. Tunggu nanti saya kasih kamu roh kudus, baru kerja. Jangan langsung kerja, tunggu sampai engkau mendapat roh kudus.
Dan roh inilah yang mengubah kehidupan para rasul dari pengecut menjadi pemberani. Inilah dasyatnya kuasa roh. Sehingga gereja seringkali membagi sejarahnya, segarah Bapak di perjanjian lama, lalu Injil Yesus, setelah Injil. setelah kenaikan Yesus, itu zaman roh kudus.
Sering gereja membaginya seperti itu. Mereka menjadi saksi. Agar mampu melaksanakan tugas itu.
Yesus memberikan roh kudus dijanjikan Bapak. Jadi Bapak yang dominan, Yesus dan kini roh kudus. Nah kisah para rasul dari awal hingga akhir itu isinya roh kudus melulu. Selalu dipimpin.
Para rasul mau bertindak apa? Roh kudus. Punya kekuatan, kedasyatan?
Karena roh kudus bisa membangkitkan orang mati? Karena kuasa roh kudus. Selalu pimpin.
Mau tanya mau pergi kemana? Tanya roh kudus. Jadi Yesus tidak akan meninggalkan kita sebagai yatim piatu. Buktinya apa? Roh kudus ini yang hadir.
Yesus masih hidup dan hadir dalam gereja, dalam diri kita, dalam roh kudus yang membimbing kita. Karena itu mujizat-mujizat, ucapan-ucapan Yesus yang ditampilkan dalam kisah para rasul, persis sekali. Apa yang Yesus katakan dulu, nanti di dalam kisah para rasul diucapkan lagi. Tapi yang diucapkan siapa? Para murid, para rasul.
Mengapa dia bisa mengucapkan itu? Karena kuasa roh kudus. Artinya Yesus masih hadir. Lihat, Stefanus ketika dirajam, dihancur. Bapak ampunilah mereka.
Karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Itu kata-kata Yesus. Tapi diambil lagi.
Diucapkan lagi oleh Stefanus. Kenapa? Karena Yesus hadir sekarang dalam diri para rasul dalam rohnya.
Roh Yesus. sekarang menjiwai kehidupan para rasul, sehingga mereka pun melakukan seperti yang dilakukan oleh Yesus. Termasuk nanti menyembuhkan, menghidupkan orang mati, mengusir setan, dan sebagainya.
Sambil berutup dengan suara nyaring, Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka. Persis seperti yang dikatakan oleh Yesus. Mengapa para rasul mampu?
Karena kuasa roh. kudus, roh yang sama dengan roh Yesus. Para rasul orang yang penuh roh kudus, maka itu syarat memilih diakon nanti harus penuh roh kudus. Stepanus penuh iman dan roh kudus. Semua roh yang menuntun mereka.
Nah ini susunannya dari kisah para rasul, jadi ada pendahuluan untuk mereka menerima roh kudus, lalu jemaat berkembang di Yerusalem. Setelah berkembang dari 120, kemudian menjadi 3.000, setelah 3.000 berkembang jadi 5.000, ada pembaptisan 5.000 orang, 5.000 laki-laki, ketika 5.000 laki-laki mulai banyak, timbul banyak masalah. Khususnya ketika orang-orang Helenis, artinya orang Yahudi yang dulunya dirantau, yang sudah kemasukan cara pikir Yunani, Mereka ada di Palestina, lalu mereka menjadi Kristen, tapi cara pikirnya sudah sangat Yunani, itu mengalami konflik-konflik sedikit dengan orang-orang Kristen yang Yahudi, atau dengan orang Yahudi yang tidak Kristen. Apa yang terjadi? Di dalam gereja awali, mereka merasa misalnya janda-janda mereka kurang dilayani, seperti ada diskriminasi, dan sebagainya.
Mereka mulai bersungut-sungut, protes, para rasul tidak bisa menangani semua, mulai lah. ada sistem pengangkatan diakon-diakon. Diakon ini awalnya untuk melayani janda-janda, untuk melayani orang-orang miskin, yang tidak bisa ditangani oleh para rasul, yang fokus kepada pelayanan firman. Tapi pada kenyataannya, setelah berkembang lagi, diakon-diakon ini justru adalah pewarta-pewarta yang sangat bulu. Dan salah satu yang terkenal, yaitu Stefanus.
Dan dia cara bicaranya, kalau ada bukti, baca teknik dia memberi kesaksian bagaimana dia melukiskan tentang hidup Musa, wah luar biasa diakon ini, tapi dia juga mengalami penderitaan dia disiksa dan dibunuh nah setelah Stefanus ini dibunuh, orang Kristen mulai agak cemas, wah ini kita dianianya di Yerusalem lalu inilah penderitaan penganiannya justru membuka wawasan mereka... untuk keluar dari Yerusalem. Sehingga Injil lalu diberitakan di Judea dan Samaria. Siapa yang tokoh besar di situ? Filipus.
Tapi Filipus selalu dibawa Petrus dan Yohanes. Jadi maka Injil mulai diberitakan di Judea dan Samaria. Kemudian Injil mulai diberitakan juga, mulai bab 9 ini ada pertobatan Saulus.
yang bekerja sama dengan Barnabas, bahwa ini cerita tentang Paulus, nanti justru kita dapat banyak sekali dalam kisah para rasul. Tidak mungkin memahami teks-teks Paulus, surat-surat Paulus, kepada jemaat di Thessalonica, Filipi, dan seterusnya, Korintus. Kita tidak mungkin bisa memahami kalau tidak tahu kisah para rasul. Bagaimana?
Kok bisa ada surat ke sana? Kok bisa semuanya itu? Karena ada ceritanya di kisah. para rasul, itu diberitakan disini bagaimana selalu bertobat kemudian pergi mewartakan Injil, nah ini Injil diberitakan di Asia Kecil Yunani dan Roma, nah di satu pengantar mengatakan dengan Injil lalu yang menarik disini mulailah ketika ada pemilihan, misalnya pemilihan Matias yang menggantikan Judas itu, itu mereka dipakai memakai undi, dibuang undi yang disebut kleros dalam bahasa Yunani nah dari kata kleros ini yang melalui undi dipilihlah rasul pengganti sehingga ada kelompok 12 yang punya wibawa tertinggi dalam gereja awali punya otoritas tertinggi dari sini muncul istilah kleros pejabat-pejabat gereja, para imam Uskup dan sebagainya, mereka disebut Kleros yang sering dipertentangkan dengan awam.
Itu lahirnya Rokudus mulai 3.000 orang. Yang menarik lagi bagi saya tentang dua orang ini, itu dipertahankan supaya ada 12 suku pengganti Judas itu. Jadi disebut Kleros itu.
Nah, dengan lahirnya gereja yang mulai dari 50 hari setelah Pasca, perkembangan gereja yang ditekankan oleh dua orang, Ada problem dasar sebetulnya di dalam kisah ini, yaitu masalah yang berkaitan dengan Paulus. Kita dikagetkan karena sebagian dari cerita ini, kisah tentang Paulus dan Petrus, seperti cerita ini bisa dibagi dua, sebagian tentang Petrus, sebagian tentang Paulus. Paulus.
Dan lucunya, kalau kita bagi, mulai 1-12 itu, Petrus yang berkuasa, dia yang memimpin, semua ceritanya fokus kepada Petrus dan pekerjaannya sebagai pemimpin gereja. Dan wawenang Petrus seperti tidak ada yang mempersoalkan. Dia sebagai ketua di situ.
Tetapi mulai bab 13, kita lihat mulai Paulus terlibat dalam pelayanan. Dan karyanya luar biasa. Dan dia sepertinya juga ditunjukkan punya wakwenang yang tidak bisa diganggu-gangguan.
Tidak perlu dipersoalkan. Padahal sebelumnya orang mempersoalkan Paulus. Ini mulai 1328 kita lihat gengar sekali Paulus melakukan pelayanan. Ada apa?
Dan cara Lukas menampilkan dua tokoh ini, Anda akan lihat paralelnya. Ya satu sama lain. Pahalanya begini. Misalnya, karya kotbah pertama mereka tentang pembunuhan janji daun hampir sama antara Petrus dan Paulus. Kemudian, mereka menyembuhkan orang lumpuh.
Paulus menyembuhkan orang lumpuh. Petrus juga. Mencurahkan roh kudus dengan menumpangkan tangan.
Petrus melakukan itu. Paulus juga lakukan. Lalu, melawan alih sihir. Paulus lakukan. Petrus juga lakukan.
Kemudian membangkitkan orang mati. Petrus, Paulus, sama. Dipanang sebagai dewa, tapi mendala disembah. Di Hermes dan sebagainya. Mereka, ini baru dewa turun dari...
Mau disembah. Mereka bilang, enggak, kami ini hanya pelayan. Dan sebagainya.
Lalu dibebaskan secara ajaib dari penjara. Petrus mengalami. Paulus juga alami.
Kita lihat ini paralel sekali. Ada apa dengan cerita ini? Kok ada Petrus, ada Paulus. Dan kalau Anda lihat juga gereja Vatikan di depan Basilika Santo Petrus, ada patung Petrus, ada patung Paulus. Dua pilar yang dilihat di dalam gereja.
Nah ada apa? Rupanya, saya katakan, Lukas mau mengukuhkan bagaimana dia yang begitu setia mengikuti Paulus. di dalam perjalanan misinya, dia menemukan bagaimana orang ini banyak sekali meragukan.
Otoritas Paulus. Bahkan juga meragukan otensitas jabatan Paulus. Seperti banyak juga dilakukan oleh orang-orang tertentu maupun dari kelompok agama tertentu yang tidak suka dengan kekristenan, menyerang kekristenan, yang diserang itu Paulus.
Dia katakan Kristen itu hanya agama karangan Paulus. Paulus itu tidak layak menjadi rasul. Dia tidak pernah menjadi murid Yesus.
Dia tidak pernah mengalami secara langsung. Yesus yang hidup, jadi muridnya. Macem-macem dipakai.
Nah Lukas menunjukkan kepada kita, tidak bisa. Dia punya otoritas. Jadi tidak perlu ragu bahwa Paulus dipanggil oleh Yesus dan menjadi utusannya untuk mewartakan kabar gembira kepada semua bahasa.
Tidak usah ragu. Lihat apa yang dilakukan Petrus juga dilakukan oleh Paulus. Mirip sekali.
Mereka sama-sama punya. Otoritas sebagai rasul. Ini ditekankan di situ.
Kemudian, gereja ini juga bersifat universal. Kerajaan Daud. Ini semua ditunjukkan, maupun ada unsur politisnya, memenuhi janji tentang Daud.
Apa yang dijanjikan kepada Daud, kerajaan Allah itu sekarang ada di dalam gereja. Nah ini yang bagus sekali, kalau yang bagi saya sangat menarik, kisah para rasul apa? Disinilah.
cerita yang sangat kaya. Anda bisa membaca kisah para rasul dengan sangat menggebu-gebu. Hati bergetar.
Karena lihat rangkaian kejadian sangat variatif, sangat menarik. Tidak menonton ceritanya. Bermacam-macam. Ada pengadilan, ada pemberontakan, ada penganiayaan, pelarian, martir, perjalanan kapal karam, penyelaman.
Penyelamatan uai itu indah sekali, variatif sekali ceritanya. Dan ini ditata dengan konteks tempat-tempat yang beragam. Jadi kita punya bayangan Jerusalem, Antioquia, lalu kita lihat Asia Kecil, Turki, Filipi, Korintus, masuk ke Yunani, kemudian bahkan Roma.
Jadi kota-kotanya pun sangat beragam, indah sekali. Dan adegan settingnya, ada bayi suci, pengadilan, penjara juga ada, padang gurun, ada kapal, ada teater, macam-macam. Isi dari krisis peralatan itu sangat kaya, sangat variatif.
Kalau saya agak-agak seperti sebuah opera, opera itu sangat variatif, harmonis dan indah, luar biasa. Jadi berbagai adegan dan tindakan yang membingungkan, juga menimbulkan teka-teki. Kalau kita membaca ini.
Dan semuanya itu dilihat oleh si penulis yaitu Lukas ini, bahwa tangan Allah bertindak di situ. Dalam peristiwa itu. Allah berkarya di situ, dan Lukas tajam sekali, indah sekali melukiskan bagaimana tangan Allah bergerak dalam peristiwa-peristiwa itu.
Menuntun gerejanya dari nol sampai ke seluruh dunia. Dan satu hal lagi, saya... ingin katakan jarang di teks-teks kitab suci itu ada nuansa humornya.
Ada nuansa humor. Kisah para rasul masih bisa bercerita yang bernuansa humor. Contoh sederhana di dalam kisah 12-13-6.
Di dalam kisah ini bagaimana Petrus yang keluar dari penjara yang menuju ke rumah. nampaknya rumah Marcus dia masuk, dia ketuk pintu di situ, lihat ketika ia mengetuk pintu gerbang datanglah seorang hamba perempuan bernama Rodi, untuk mengetahui siapa yang mengetuk itu ia terus mengenal suara Petrus langsung, oh itu Petrus suaranya tolong bukain pintu, tapi karena girangnya, ia tidak membuka pintu gerbang itu dan segera masuk ke dalam untuk memberitahukan bahwa Petrus ada di depan pintu gerbang, kenapa yang angkat? Dia begitu gembira lihat Petrus di depan pintu gerbang.
Bukannya membuka pintu, tapi lari ke dalam. Cerita, wuih ada Petrus di depan. Petrus dibiarkan di depan, depan pintu gerbang. Kata mereka kepada perempuan, engkau mengikau, masih ribut lagi di belakang. Akan tetapi, tetap mengatakan bahwa benar-benar demikian.
Kata mereka, itu malaikatnya. Tapi Petrus terus-menerus mengatuk. Dan ketika mereka membuka pintu dan melihat dia, mereka tercengang-cengang. Kasian Petrus. lama sekali menunggu di depan.
Jadi ada lawaan sedikit di Rode ini, konyol sekali. Masih masuk ke dalam, ribut di dalam Tidak membukakan Petrus Pintu, padahal Petrus biasa Ke rumah itu ya, ke rumah Markus itu Nah itulah kurang lebih Yang bisa saya sampaikan tentang Kisah para rasul Banyak cerita menarik ya Nama-nama tempat yang indah Rajin buka peta Supaya tahu kemana dia pergi Luar biasa Dari Injil, kisah para rasul Ini yang disebut Injil roh kudus. Jadi orang harus lihat wilayah yang ada di situ ketika membaca teksturnya. Kita punya wawasan yang luas sekali tentang tempat-tempat itu.
Sejarah perkembangan gereja dari saat Yerusalem, kemudian Antioquia, sampai kepada kota Roma Italia di sini. Itulah perkembangan gereja yang ditampilkan oleh kisah para rasul. Terima kasih. Mungkin ada pertanyaan secara singkat. saya paparkan apa yang ada kurang lebih di dalam kisah para rasul.
Terima kasih Pak Paskalis untuk pemaparannya yang sangat luar biasa sekali ya. Kita sudah dengarkan sahabat Alkitab pemaparan dari Pak Paskalis. Ya, sahabat Alkitab, sebelum kita masuk dalam sesi tanya-jawab, memang sudah ada beberapa pertanyaan yang masuk di live chat.
Tetapi perlu kami sampaikan dan informasikan bahwa kegiatan seminar tentang kisah para rasul sejarah gereja mula-mula ini dilaksanakan sebagai pengantar dari kegiatan kursus tentang mendalami kisah para rasul sejarah gereja mula-mula. yang akan dilaksanakan. Kita akan langsung bacakan saja. Ini ada pertanyaan dari Bapak Sahat Martaung. Ada dua pertanyaan, Bapak Sekalis.
Saya bacakan, Pak. Bapak Sekalis, berapa persen dari kisah para rasul merupakan peristiwa historis? Semua kisahkah? Itu pertanyaan yang pertama dari Pak Sahat. Masih dari Pak Sahat lagi yang kedua.
Apa yang terjadi setelah perjalanan Rasul Paulus sehingga banyak daerah misi yang tidak lagi merupakan jemaat Kristen? Silahkan Pak Paskalis. Ya, berapa persen kisah para Rasul itu historis, saya kurang berani menentukan 100 persen atau 90 persen.
Ya, tapi dari fakta-fakta yang disajikan oleh Lukas, itu dia... Kelihatan sekali mencoba menyajikan data itu betul-betul secara fair, lurus-lurus. Tidak apa ini, tidak merekayasa.
Tetapi ketika dia menyajikan itu, dia tetap ininya jalan. apa itu, teologinya jalan. Itu yang kita katakan inspirasi rohnya itu jalan.
Karena apa? Dia mau memberi kesaksian imannya. Bagaimana gereja itu dituntun oleh roh kudus di dalam perkembangannya.
Itu yang mau ditunjukkan. Dasyatnya kuasa roh itu yang dapat menghancurkan semua halangan yang dihadapi gereja. Itu iman itu yang kuat sekali disaksikan.
Memang dia sajikan data. Tapi dibalik data-data itu, yang saya katakan berapa persen persisnya kita nggak tahu ya, tapi sulit kalau kita mau katakan ini nggak benar, itu benar-benar. Seandainya tidak benar, tadi saya tunjukkan, sebetulnya orang masih bisa uji. Karena tokoh-tokohnya masih hidup di zaman itu.
Para rasul masih ada ketika tekstur ditulis, dan orang-orang yang mengenal dia itu masih ada. Seandainya dia menceritakan hal yang tidak benar, itu bisa dilawan. Dan itu yang terjadi dengan buku-buku, banyak buku tidak diterima.
Keluar tidak masuk di dalam kanon, karena dianggap melebih-lebihkan, dan sebagainya. Nah itu yang bagi saya bagusnya dari Lukas. Berapa persen persisnya Pak, saya tidak tahu.
Tapi umumnya orang melihat bahwa data yang disajikan itu cukup faktual, nyata, dan lurus. Tidak banyak rekayasa di situ. Kemudian yang kedua tadi apa?
Saya lupa. Yang kedua Pak, tadi pertanyaan dari Pak Sahat. Apa yang terjadi setelah perjalanan Rasul Paulus sehingga banyak daerah Mesi yang tidak lagi merupakan jemaat Kristen?
Itu memang perkembangan ini ya, perkembangan sejarah karena Islam mulai berkuasa dan kita tahu sendiri ketika Turki, Ottoman. kekaisarannya itu luar biasa dan mereka berkuasa di wilayah itu otomatis terjadi perang memang itu perang yang kita tidak inginkan bahkan ada perang salib dan sebagainya dalam perkembangan sejarah justru yang berkuasa di tempat itu adalah Islam, jadi memang antara agama dan politik itu memang tercampur baur, dan ada prinsip itu siapa rajamu, itu agamamu Ketika Roma berkuasa, banyak wilayah-wilayah itu menjadi wilayah Kristen. Tapi kemudian ketika Turki yang berkuasa, wilayah itu menjadi Islam.
Itu ada unsur politiknya juga. Jadi kita tidak bisa memisahkan perkembangan Islam dengan kekuasaan politik di zaman itu. Dan tampaknya orang Kristen kemudian kalah di situ.
Akhirnya tempat-tempat itu sangat menyedihkan. Bahkan yang tujuh gereja di Kitab Wahyu itu sangat menyedihkan situasinya. Dulu Semirna dan sebagainya tempat-tempat yang begitu bagus, hebat di dalam Kitab Wahyu, sekarang hanya poing-poing yang tidak dipedulikan dalam tempat itu. Jadi masalah politik saya kira ya. Masalah itu.
Terima kasih Pak untuk jawabannya. Sahabat Alkitab, sebelum kita lanjutkan lagi di dalam sesi tanya-jawab ini, kita terlebih dahulu akan menyaksikan informasi atau tayangan yang akan kita tampilkan, yaitu tentang program Satu Dalam Kasih. Kita saksikan bersama. Terima kasih telah menonton Kami menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada Lembaga Alkitab Indonesia yang sudah datang mengunjungi untuk membagikan berkat Tuhan berupa Alkitab dan juga buku-buku untuk anak-anak sekolah minggu dengan adanya bantuan Alkitab secara gratis tentunya sangat mendukung bahkan menopang perkembangan dan kemajuan iman jemaat di sana. Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada para donatur yang telah mendukung program LAI, khususnya di bidang pencetakan alkitab dan juga buku-buku untuk anak-anak sekolah minggu.
Ya, sahabat Alkitab yang sudah kita saksikan adalah program Satu Dalam Kasih yang dilaksanakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia dalam menyebarkan Alkitab dan bagian-bagiannya terkhusus di pelosok atau di pendalaman yang mereka sulit mendapatkan Alkitab. Nah, khusus untuk Satu Dalam Alkitab. yang ditayangkan tadi adalah program SDK untuk Miangas. Bapak-Ibu, kami mengajak untuk kita semua, para penonton yang menyaksikan ini, agar dapat bersama-sama mendukung kegiatan dari Satu Dalam Kasi, dan untuk dukungannya dapat ditransfer melalui nomor-nomor rekening yang tercantum di dalam deskripsi box yang ada dalam video yang ada di bawah ini.
Dan juga bagi Bapak-Ibu yang mendonasikan untuk kegiatan satu dalam kasih atau kegiatan lain-lainnya, Bapak-Ibu juga boleh menginformasikan di nomor yang sudah tertera di dalam deskripsi. Selain Bapak-Ibu mendonasi, harap untuk bisa menginformasikan kepada nomor yang sudah tertera di deskripsi dan juga nanti akan disampaikan di live chat. Bapak-Ibu?
Sahabat Alkitab, kita akan langsung saja kembali lagi ke tanya-jawab. Sudah ada beberapa lagi yang sudah masuk. Saya akan bacakan untuk pertanyaan yang sudah masuk.
Ini pertanyaannya Pak Paskalis dari Pak Hendra Wijaya. Pertanyaannya apa? Kalau roh kudus membimbing gereja awali sejak kenaikan Yesus ke surga, namun dalam perkembangannya, mengapa gereja terpecah-pecah? Padahal roh kudusnya tetap sama.
Silahkan Pak Paskalis. Ya, itu memang sedikit sepertinya ironis. Roh yang satu dan sama, tetapi kok membuat adanya perpecahan. Disinggung juga oleh...
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus ada banyak karunia bermacam-macam karunia tetapi satu roh dan tujuannya sama-sama untuk membangun jemaat kok malah jadinya pecah ada apa? kalau kita melihatnya dari segi negatif tentu kita sedih ya kenapa gereja harus terpecah ada katolik, ada protestan kemudian ada Syriak di sana, kemudian ada Koptik, ada Ortodoks, macam-macam. Mungkin kita sedih melihat itu.
Kok gereja terpecah-pecah seperti itu? Katanya roh itu satu. Tapi kita bisa melihat dari sudut lain.
Seperti yang dikatakan Paulus kepada Jemaat di Kondus, ada bermacam-macam karunia. Tapi itu satu roh. Semuanya untuk membangun, juga untuk memberi kesaksian tentang Yesus yang satu. Nah, mengapa ada banyak karunia? Mengapa penting ada beragam?
Kita bisa lihat dari sudut yang lebih positif. Seperti Yesus itu yang begitu besar, Yesus itu yang begitu agung, mahal luas. Tidak bisa kita kurung dalam satu gedung, atau kurung dalam satu kurungan keranjang. Nggak bisa, karena dia maha agung, dia maha luas. Oleh itu dia bisa dilihat dari kiri, dari kanan, dari depan, dari belakang.
Itulah yang saya lihat dalam perpecahan itu, yang satu melihat dari kiri, yang satu melihat dari kanan, yang satu melihat dari depan, yang satu melihat dari belakang, masing-masing menekankan unsur-unsur tertentu. Akibatnya apa? Sebetulnya kalau kita rukun satu sama lain, gereja A, gereja B, gereja C, Rukun tidak saling menyalahkan, tidak menganggap diri paling baik.
Tapi sadar bahwa saya menampilkan bagian, sisi-sisi tertentu dari Yesus. Yang begitu kaya, maka kita akan mendapat potret wajah Yesus yang... Sangat agung, sangat besar, sangat luas itu. Itu kalau kita melihat dari segi positifnya. Ya seringkali orang berkata begini, ya kita ini gereja satu, seperti satu keluarga.
Kalau ada salah, mau ditegur, diperbaiki. Tidak harus keluar dari gereja, bikin gereja baru, cari istri yang baru, cari rumah yang baru. Tidak harus begitu. Tetap saja kritik di dalam, perbaiki.
Tidak harus pisah. Ada yang mengartikan begitu. Tapi dalam kenyataannya orang berpisah. Itu memang ada juga unsur manusiawinya.
Orang ingin lebih. Orang ingin juga tampil. Orang ingin juga dilihat hebat dan sebagainya. Tapi menurut saya tidak mungkin gereja itu satu uniform itu tidak mungkin.
Bentuknya satu begini. Kita sudah berjalan begitu lama. Yang penting bagi saya sekarang, lihatlah.
Masing-masing gereja menampilkan kekayaan Kristus tertentu. Dan kita akan diperkaya dengan melihat unsur-unsur yang ditampilkan oleh gereja yang di luar gereja kita. Nah dengan cara gitu saya kira kita akan lebih terbuka, juga lebih kaya di dalam menghayati iman kita.
Satu, di dalam gereja Katolik misalnya. Sudah sederhana dalam gereja. Ada berapa banyak biara? Orang katakan satu hal yang tidak bisa diketahui oleh roh kudus hanya satu mungkin. Jumlah biara wanita katanya.
Saking banyaknya. Apakah ini membuat kita harus terpecah atau senatakan hilang wajah Kristus? Kan tidak. Ada yang menekankan Yesus sebagai penyembuh.
Ada yang melihat Yesus sebagai penolong orang miskin. Ada yang menekankan Yesus sebagai guru. Macem-macem kekayaan itu.
masing-masing fokus pada kekayaan-kayaan tertentu, unsur-unsur tertentu nah tidak harus katakan oh Yesus sebagai guru yang terbaik oh Yesus sebagai dokter, tabib yang terbaik tidak perlu, masing-masing menampilkan keistimewaan-keistimewaan terperlu nah kalau itu digabung, itu jadi indah nah itu yang menurut saya bagaimana kita menyikapi perbedaan-perbedaan dalam gereja sudah ada terpecah di situ yang sekarang sikap kita gimana merasa bukan itu saudara saya seiman Bukan musuh saya, bukan lawan saya, tapi saling melengkapi. Di situ saja. Jadi itulah cara kita melihat roh yang sama. Berbeda. Rohnya sama, tapi cara kita melihat juga anugerah yang diberikan saya, karunia yang diberikan kepada saya kan berbeda-beda.
Dan itulah yang ditangkap oleh masing-masing pribadi. Sehingga terjadi seakan-akan. perpecahan, tapi bukanlah sebetulnya suatu perpecahan.
Ya, kurang lebih seperti itu. Terima kasih Pak Paskalis untuk jawabannya, Pak. Baik, Pak.
Ini ada masuk lagi pertanyaan dari Ibu Anna Anggraini, Pak. Pertanyaannya di pasal terakhir, Nisa para Rasul. Rasul Paulus tiba di Roma dan ditahan dalam tahanan rumah. Apakah ini akhir perjalanan Rasul Paulus?
Apakah dia kemudian dihukum mati di Roma? Silahkan Pak. Di dalam cerita ada versi lain yang mengatakan bahwa ketika dia menjadi tahanan rumah, dia sempat diadili, kemudian dia masih sempat keluar.
dari Roma, yaitu ke Spanyol. Hanya saja bukti-bukti arkeologisnya kurang kuat, bahwa dia ada ke Spanyol. Tapi dari Spanyol dia rupanya juga pergi, masih juga mewartakan Injil di Asia Kecil, lalu juga menulis surat-suratnya. Itu ada yang mengartikan begitu, kisah di apa itu sejarahnya Paulus.
Lalu setelah dia berjalan sampai 2-3 tahun melakukan misi itu, dia kembali lagi ke rumah. Dan di situ dia diadili. Dan ketika dia diadili, akhirnya di dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, dia sebetulnya katakan, ya saya tahu bahwa pengadilan ini akan berujung jatuhnya hukuman mati atas saya. Dan dia katakan, saya gembira.
akan segera mati. Karena saya bertemu dengan Yesus. Maka mati bagi saya adalah keuntungan.
Karena itulah harapan saya, cita-cita saya, bertemu dengan Kristus yang selama ini saya... saksikan. Tapi juga suatu kesedihan bagi saya.
Karena siapa? Saya ingat akan kalian yang masih membutuhkan bimbingan saya. Masih membutuhkan saya, bimbingan saya, binaan saya. Itu. Dan akhirnya rupanya Paulus memang dijatuhi hukuman mati di Roma.
Sekitar tahun 65 atau 66 dia dijatuhi hukuman mati. Lalu menurut tradisi itunya kepalanya dipenggal di Italia Selatan namanya Tre Fontane. Kalau Anda ke Roma masih ada itu Tre Fontane.
Di tiga mata air, jadi kepalanya jatuh menggelundung tiga kali. Lalu di tempat kepalanya menggelundung tiga kali itu keluar mata air yang sekarang disebut Tre Fontane di situ. Itulah akhir dari... kehidupan Paulus.
Jadi akhirnya dia memang dijatuhi hukuman mati. Kurang lebih seperti itu. Ya, selanjutnya Pak Paskalis ini ada pertanyaan titipan dari peserta kursus lukas yang saat ini sedang berjalan, masih berjalan.
Pertanyaannya begini Pak, latar belakang penamaan Kitab kisah para rasul, bagaimana nama Yunaninya, dan mengapa jika isinya tentang sejarah gereja mula-mula dalam bahasa Inggris namanya menjadi Acts of the Apostles dan kisah para rasul di Indonesia. Dengan penamaan seperti ini, maka peran awam seolah tersisi. Silahkan Pak.
Ya, sebetulnya tidak harus diartikan tersisi. Memang ditunjukkan di situ kegiatan-kegiatan para rasul. Jadi di satu pihak ada kegiatan-kegiatan yang dicampai oleh gereja, tapi di pihak lain memang terjemahan Indonesia, walaupun tidak 100% akurat mengunjakan perbuatan, tapi dibuat kisah.
Tapi dua-duanya masih nyambung menurut saya. Dia mengisahkan apa saja yang terjadi di dalam gereja awali. Dan apa yang terjadi itu adalah perbuatan-perbuatan para rasul.
Meskipun banyak yang terjadi juga apa yang dilakukan oleh awam, nanti kita lihat bagaimana awam mempersembahkan barang-barangnya, tidak seluruhnya dikerjakan oleh para rasul, tapi dalam arti tertentu, dalam arti luas, rasul itu tidak terbatas hanya pada 12 rasul, tetapi juga nanti orang-orang lain yang diutus. Maka konsep kita tentang rasul itu harus dibedakan di dalam gereja awali. Kita tidak lagi mengatakan rasul seperti di Injil, Dodeka, 12 orang itu. Tetapi ada konsep baru yaitu orang lain pun Orang yang diutus oleh gereja itu pula adalah seorang rasul. Yaitu orang yang memberi kesaksian tentang Yesus.
Dalam arti ini kita tidak perlu akhirnya memisahkan seakan-akan kisah para rasul ini rasis. Isinya cuma rasul-rasul saja yang digemar-gemborkan. Seakan mereka saja yang hebat. Padahal banyak awam yang luar biasa juga bekerja di situ.
Tidak disuruh melakukan hal yang sama. Tidak demikian. Karena awam pun dalam pengertian rasul, itu juga boleh disebut sebagai rasul.
Seperti Paulus, dia bukan bagian dari Dodeka. Barnabas juga bukan bagian dari Dodeka itu, 12. Tapi mereka juga adalah rasul. Karena mereka pun diutus oleh gereja. Jadi rasul itu orang yang diutus, dan dia bertindak atas nama gereja. Ketika gereja kemudian hidup, mulai punya strukturnya, maka gereja lalu mengutus orang-orang lain untuk menjadi rasulnya.
Dan itulah banyak tindakan-tindakan kerjasama di situ. Karena itu saya katakan, masihlah bisa diterima terjemahan Indonesia mengatakan kisah para rasul. Bukan hanya perbuatan-perbuatannya, tapi kisah sejarah mereka.
Tentu di dalam sejarah, kisah itu ada. Ceritakan tentang perbuatan-perbuatan para rasul. Itu tentang nama yang dipakai di dalam bahasa Indonesia. Kalau bahasa Inggrisnya enak sekali ya, ex dioposal, perbuatan-perbuatan mereka. Tapi itulah sejarah mereka, sejarah perkembangan gereja.
Lalu, apa lagi yang tadi yang belum saya katakan? Masih Pak ini dari peserta, titipan dari peserta konsus juga. Berikutnya Pak, kalau dilihat dari isinya, tujuan penulisan kisah Tujuan dari penulisan kisah tampaknya lebih bersifat apologetis, bukan historis gereja awali. Silahkan, Pak. Memang ya, kalau kita membaca teks-teks Injil, maupun kisah para rasul, maupun kitab-kitab lain, selalu ada kesan apologetis.
Selalu ada kesan apologetis. Mengapa demikian? Karena teks itu ditulis di dalam...
konteks sejarah tertentu ketika orang Kristen mengalami apa yang disebut hambatan-hambatan, kesulitan-kesulitan di dalam menghayati imannya. Di satu pihak, dia diterima baik oleh kelompok tertentu, di pihak lain, kurang diterima. Jadi hal tersebut terjadi di Injil Markus, di Injil Lukas, juga di kisah para rasul ini.
Apa yang terjadi di kisah para rasul, seperti saya katakan tadi, ada rupanya gerakan seperti tersirat banyak sekali di surat Paulus kepada Umar di Korintus misalnya. Ada kelompok-kelompok yang mendiskreditkan Paulus. Dia katakan, kamu tuh siapa?
Sudah ngomongnya nggak pinter, badanmu pendek, cebul, modelmu nggak jelas, terus ada cacatnya lagi, mungkin ngomongnya pelak. Gimana engkau mengatakan dirimu rasul? Ini ada orang yang retoriknya jauh lebih bagus, dan sebagainya.
Jadi ada banyak serangan terhadap rasul Paulus yang mendiskreditkan dia. Sehingga teks ini, di apa yang dikatakan Lukas, mungkin bisa jadi sedikit berbau apologetis. Tapi bukan itu pertama-tama Lukas mau menulis.
Yang jelas sekali di tulisan Lukas ini, Dia mau menyajikan bagaimana gereja itu berkembang. Dan bagi Lukas, kesaksian yang dia sampaikan, dia sungguh-sungguh kagum. Bagaimana mungkin gereja yang begitu dianiaya, yang dianggap sebagai kelompok sesat, sempalan yang tidak beres, akhirnya justru menunjukkan kuasa dasyat sekali, perkembangan yang luar biasa, diterima begitu baik.
Kok bisa? Mengapa ada orang yang begitu militan di dalam memberi kesaksian tentang Kristus? Ada apa dengan mereka ini?
Dan Lukas temukan apa? Ada kuasa roh kudus. Roh yang tidak kelihatan, yang tidak kasat mata ini, justru yang menuntun gereja, memberi gereja kuasa.
Sehingga apa yang dilakukan Kristus di perjanjian baru, di Injil-Injil itu, Sekarang bisa hadir lagi. Tapi dalam bentuk atau dalam pelaku para rasul. Nah itu. Sehingga apa? Rintangan-rintangan yang begitu hebat, serangan-serangan yang begitu banyak, oleh Lukas dikatakan seperti tidak ada rintangan.
Seperti jalan lancar-lancar saja. Karena apa? Roh ini. Oleh karena itu, kalau kita betul mengimani kuasa roh kudus, karena... dewasa ini orang bilang sejarah gereja itu adalah sejarah roh kudus.
Itu kisah para rasul akan memberi kita motivasi luar biasa untuk melihat bagaimana roh itu memang punya daya yang luar biasa, yang tidak kelihatan, tapi dia masuk di dalam kehidupan para rasul, membuat mereka mampu melakukan apa yang secara manusiawi sebetulnya tidak bisa orang lakukan. Dan itulah yang terjadi. Mulai dari mengubah cara pikir orang, para rasul yang begitu tidak paham siapa Yesus, kemudian dibuat mengerti dengan baik.
Dan akhirnya para penulis ini yang luar biasa, diberi inspirasi roh, mereka bisa memberi kesaksian yang demikian. Jadi saya kira bukan pertama-tama sebuah apologitis. Ada unsur itu, hampir semua tulisan-tulisan mengandung unsur itu, kalau kita...
lihat dari perspektif itu, tapi tujuan Lukas bukan pertama itu. Tapi memberi kesaksian seperti di bagian akhir. Mereka mewartakan Injil seakan-akan tanpa halangan apa-apa. Dengan terus terang.
Dan gereja menjadi sangat besar. Terima kasih Bapak sekali. Ini masih banyak pertanyaan yang masuk ya Bapak.
Semakin malam, sehari semakin mendekati malam ini semakin seru. Sahabat Alkitab sebelum kita lanjut Untuk membaca pertanyaan-pertanyaan yang sudah masuk Kita akan saksikan Tayangan atau video singkat Yang akan ditayangkan saat ini Mari kita saksikan Terima kasih. Ya, sahabat Alkitab, apa yang sudah kita saksikan video singkat tadi adalah salah satu produk dari Lembaga Alkitab Indonesia, yaitu Alkitab Jurnal.
Alkitab Jurnal ini Bapak-Ibu dapat lihat ya, ini lengkap dari perjanjian lama sampai dengan perjanjian baru, terjemahan baru. Tetapi Alkitab Jurnal ini tidak dilengkapi dengan Alkitab Deoctrocanonica, Kitab Deoctronica atau Kitab Apokrifa. Bapak-Ibu, bagi yang berminat atau ingin mendapatkan membeli Alkitab ini, dapat menghubungi nomor yang tercantum tadi, yang tertera.
Dan mungkin juga Bapak-Ibu jika mengenal salah satu staff LAI, bisa juga menghubunginya agar nanti kita dapat hubungkan kepada toko LAI. Itu saja Bapak-Ibu tentang produk LAI yang sudah kita lihat bersama tadi. Ini kita akan lanjutkan di dalam sesi tanya-jawab, sudah banyak pertanyaan lagi yang masuk. Ya, Pak Paskalis, ini ada pertanyaan lagi Pak dari atas nama akun Jahim Gabi, Pak.
Pertanyaannya begini, Pak. Adakah tulisan-tulisan atau sejarah hidup para rasul, termasuk rasul Paulus, apa ada judul bukunya tersebut, Pak? Ini tanya judul bukunya, Pak. Silahkan, Pak.
Saya tidak apal judul-judul bukunya itu. Tapi bisa dicari misalnya di Genesis misalnya, itu diketik bisa keluar nama judulnya. Misalnya sejarah gereja, sejarah gereja satu, lalu misalnya bapak-bapak gereja itu juga ada. Tetapi rata-rata mereka tidak memberikan kisah yang mendetil. Saya kira gereja timur, Itu ortodoks itu lebih lengkap mereka biasanya punya, tapi itu lebih ke nama santu-santu, mereka beri riwayat hidup mereka.
Namun seringkali cerita-cerita riwayat hidup itu sudah dibumbui dengan kisah-kisah yang melebih-lebihkan. Kan tujuannya apa? Untuk mengangkat iman seseorang.
Jadi sejauh mana data historisnya itu betul-betul akurat, tidak dibumbui oleh... cerita-cerita tambahan atau pinternya penulis supaya menghantar orang kepada iman, menguatkan iman seseorang, itu kadang-kadang sulit dibedakan di situ. Seperti orang menulis kisah santu-santa dan sebagainya, kan itu pandainya dia mengambil engel-engel tertentu, peristiwa-peristiwa tertentu, lalu membaca itu dari kacamata iman.
Jadi refleksinya itu. Sehingga antara data historis yang benar-benar akurat, lurus, itu seringkali sulit dibedakan dengan apa yang sudah dimasuki dengan data teologis. Misalnya tentang Paulus itu, kita tidak tahu banyak sekarang.
Kalau orang mau sekarang bikin ceritanya, tentu dia paling mencari data-data yang kuno. Kalau mau mencari data yang kuno, akhirnya kembali lagi ke kisah-kisah yang Diberikan misalnya dari Pelopius Giuseppus, Eusebius, sejarawan-sejarawan kuno itu. Paling ke situ. Dan itu tidak banyak memberikan kesaksian dari situ. Ya baik, terima kasih Pak.
Ya berikutnya Pak, ini pertanyaan dari akun Bapak Benny Pang. Pertanyaannya Pak, unity bukanlah uniformity. Kesatuan bukanlah keseragaman.
Justru unity diperkuat seraya diuji dengan adanya perbedaan. Rokodus mengaruniakan banyak karunia, tapi dalam kesatuan di dalam Rokodus. Ini pernyataan dari Pak Benipang.
Bagi saya itu bagus sekali. Kita tidak mungkin uniformity. Tidak mungkin gereja itu tidak mungkin jadi satu. Kita lebur semua. Kamu modelmu begitu, aturanmu begitu.
Kita rombak semua. Mari kita bangun satu gereja yang bisa untuk diterima semua. Saya kira mungkin itu malah kemunduran atau sesuatu yang boleh dikatakan mustahil dilakukan. Paling-paling kita bisa saling mengenal, saling mendekat di situ.
Jadi betul bahwa uniformity bukan justru apa, bukan tidak mungkin dilakukan. Unity tidak mengandalkan kita seragam. Seperti bangsa Indonesia kan anak-anak mesti pakai baju seragam. Itu bukan jaminan bahwa seragam itu berarti dia satu.
Mungkin sedikit membantu, tapi bukan itu yang utama. Jadi di dalam kesatuan tidak mengandalkan bahwa kita itu harus uniform, sama semua. Jadi kesatuan justru ketika ada perbedaan, perbedaan-perbedaan itu akan memperkaya.
Kalau boleh saya katakan seperti ini. Kita itu, Yesus itu satu, Allah itu satu seperti matahari. Nah, apa yang menjadi kesatuan kita?
Kita ini beragam di sini, tetapi pandangan kita itu mengarah ke yang satu itu. Dari berbagai sudut. Dari berbagai sudut, seperti pancaran sinar itu dari berbagai sudut, tapi dia mengarah ke satu itu.
Itu yang menyatukan kita, pandangan kita ke arah yang sama itu. Yang penting di sana. Masing-masing gereja boleh punya radiasi-radiasi yang beragam itu, tapi dia mengarah ke satu, yaitu Yesus Kristus yang satu, roh yang satu.
Itu saya kira bagus sekali. Makanya jangan cepat-cepat menghakimi gereja lain, lebih jelek, itu lebih bagus, dan sebagainya. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya.
Masing-masing punya di situ. Dan bagaimana kita satu sama lain bisa saling memperkaya. Itu yang penting saya kira. Ya itu betul ya, uniformity.
Nggak mungkin, uniform itu nggak mungkin. Unity bisa. Kita satu, tapi nggak uniform.
Kita satu-satu di dalam Kristus, tapi tidak seragam, tidak uniform. Terima kasih Bapak sekali. Sahabat Alkitab, mungkin dari Sahabat Alkitab ada yang baru saja bergabung dalam kegiatan seminari ini, dan mungkin tadi belum menyaksikan tentang tayangan atau daripada rencana atau informasi kegiatan kursus dari... kisah para rasul dan juga sejarah gereja mula-mula. Saya akan bacakan lagi informasinya tentang kursus yang akan diadakan pada 17 Februari.
yang sudah ditayangkan untuk nomor rekening, maka kami akan tutup untuk pendaftarannya. Jadi, sahabat Alkitab yang ingin atau bergabung di dalam... tergiatan khusus tentang mendalami kisah para rasul sejarah gereja mula-mula ini dapat secepatnya mendaftarkan diri menghubungi nomor yang ditampilkan dan juga nomor sebut ada di deskripsi dan di live chat. Selamat malam, Pak Ibu. Kita akan lanjut lagi, Pak Pasalis, di pertanyaan-pertanyaan berikutnya.
Ini ada pertanyaan yang masuk dari Pak... Dari Pak Zilongmu, pertanyaannya begini Pak, karena umat Kristen sering disebut umat tercemahan saja, dan ada yang bilang di Bunga, Alkitab isinya dikorupsi, bagaimana umat Kristen menanggapi tubuhan hal tersebut? Dan ini masih lanjutannya Pak?
Maka mungkin kursus bahasa asli tentang bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Alkitab itu dapat disengarakan oleh LAI. Bapak Paskalis, boleh saya sampaikan dulu tentang kursus ini, Pak, ya? Dengan cara kursus Ibrani. Ya, sampai Alkitab pada semester 2 ini, di tahun ini, kita akan mengadakan kursus tentang bahasa Ibrani dasar, ya. Dan nanti informasi tentang pelaksanaan kursusnya akan kembali lagi kami hubungkan, ya.
oleh LAI, di media sosial LAI, dan juga mungkin via WA untuk informasikan tentang pelaksanaan daripada khusus bahasa Ibnani Dasar ini. Pak Mas Haris mungkin bisa jawab pertanyaan terlibat. Ya, pertama, tidak usah sedih dibilang umat terjemahan.
Sabda Tuhan itu bukan kata-kata per kata itu, tapi apa yang ada di balik. kata-kata apa yang ada di dalam makna kata-kata itu. Apalah artinya kata kalau tidak punya makna. Dan sebuah kata itu punya makna ketika kita mampu menerjemahkannya. Saya misalnya beri contoh.
Seandainya Anda mau baca teks bahasa Ibrani, memang lebih enak ketika mau menafsirkan tahu teks Ibraninya. Kadang-kadang ada permainan kata. Ada kata-kata tertentu yang punya nuansa-nuansa yang... enak didengar, kemudian punya irisan-irisan makna yang lebih tajam misalnya dibandingkan dengan terjemahannya.
Tapi tuh, ketika kita membaca sebuah teks, kita pasti menerjemahkannya. Walaupun dia bahasa Ibrani, ketika kita baca, untuk memahami, kita pasti menerjemahkannya. Bagaimana kalau kita tidak menerjemahkannya?
Kita tidak mengerti apa-apa jadinya. Karena teks itu justru bermakna bagi kita ketika kita mengenal, mengetahui maknanya. bagi kita.
Disitulah sabda Tuhannya. Bukan kata-katanya itu, huruf-hurufnya itu, sabda Tuhan. Itu kesaksian dibaliknya itu. Sehingga, walaupun nanti Anda tahu bahasa Ibrani, tahu bahasa baca aslinya, ketika membaca teks, pasti apa?
Ujung-ujungnya Anda menerjemahkannya. Bukannya menerjemahkan ke dalam bahasa, tapi menerjemahkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Itu sebuah terjemahan.
Jadi jangan sedih ketika dikatakan, oh kamu cuma apa itu amumat terjemahan. Memang bahkan harus diterjemahkan. Bagaimana kita menghayati suatu teks bahasa aslinya.
Bahkan kita sendiri tidak mengerti jelas bahasa aslinya. Saya tunjukkan misalnya seperti ini. Menerjemahkan sebuah bahasa asli bahkan tidak bisa dibuat seorang diri.
Kita kerjakan per tim. Dengan berbagai orang beri masukan, sehingga muncul terjemahan yang boleh dikatakan mendekati teks aslinya. Ini kan sudah satu bantuan luar biasa bagi orang lain yang membaca.
Nah, satu saat ketika Anda jago, misalnya bahasa Ibrani, nanti lihatlah terjemahan itu. Terjemahan itu pasti membantu. Oh, kok diterjemahkan begini ya?
Kan seharusnya begini. Nah, kenapa diterjemahkan begini? Seharusnya begini. Nah, itu justru membuat Anda membuat refleksi lebih dalam.
Jadi betapa pentingnya sebuah terjemahan, walaupun termasuk bagi orang yang jago bahasa aslinya. Karena dia akan membandingkan. Loh, kenapa dia diterjemahkan seperti itu?
Kan harusnya seperti ini. Kok bisa dia terjemahkan begitu? Ada apa? Nah, itu membuat masuk ke dalam refleksi.
Analisa lebih dalam. Karena itu bagi saya, terjemahan itu tetap penting sekali, dan terutama bagi orang yang tidak mengerti bahasa aslinya. Jadi itu yang maksud saya tadi kepada siapa tadi, Zilong Muah.
Nggak usah khawatir dibilang kita itu umat terjemahan. Bahkan bagus sekali. Karena kita menerjemahkan firman Tuhan di dalam hidup kita.
Di dalam pemahan kita. Dan itu menjadi hidup kita. Komunikasi mengandalkan selalu terjemahan. Ketika Anda bicara, saya terjemahkan apa yang Anda katakan.
Sehingga itu betul-betul bisa dihayati. Kemudian tuduhan tersebut Maka mungkin saya kira itu sudah Dijawab oleh Mas Lukas tadi Yang akan diberikan Memang lebih enak kalau Anda tahu Bahasa Ibraninya, tapi jangan untuk gaya-gaya Perlu cuma juga Hanya untuk sedikit Ini apa sih maknanya Oke Terima kasih Pak Ini masih ada dua pertanyaan Pak Yang masuk tapi saling berkaitan Pak Ini dari pertanyaan dari Ibu Kristiana dan atas nama akun Odong-Odong. Pertama dari Ibu Kristiana, kenapa Kristen tidak seperti Yahudi?
Dibuat Talmud, dicatat kalau ada masukan atau ajaran tanpa terpecah buat aliran baru. Lalu dari akun Odong-Odong, Pak, Talmud itu bukan kitab suci, hanya tulisan dan karangan manusia. Seperti hadis di Islam.
Ya, seperti hadis di Islam. Silahkan, Pak. Ya, memang.
Jadi, ada tambahan di situ. Dan kita, saya kira, tidak perlu harus seperti mereka. Nah, ciri khas kekristenan itu, dia akan mendasarkan dirinya pada kitab suci. Tapi, prinsipnya gini, harus dilihat pertama. Yang didirikan oleh Kristus itu, awalnya itu gereja, jemaat.
Itu yang dibuat pertama. Yang ada itu adalah orang yang mengimani kepada Kristus. Sebetulnya, iman orang Kristen itu bukan iman kepada buku. Iman orang Kristen itu iman kepada Yesus Kristus.
Bukan kepada buku. Tapi Yesus Kristus itu kemudian dikenal melalui kitab. Juga kesaksian orang.
Jangan dibalik. Jangan kita kejar buku-bukunya gini, lupa bahwa kita itu apa? Tujuan sasaran kita kepada Yesus. Ketika membaca buku, kita mengenal dia.
Kita berdialog dengan dia. Kita berkomunikasi dengan dia, mengalami kehadiran dia, kuasa dia. Itu yang dicari di dalam membaca Alkitab.
Bukan mengejar kata-kata teks itu. Jadi jangan dibalik di situ, sehingga... Untuk apa semua aturan-aturan yang dimakai itu kalau orang tidak dibawa kepada Kristus.
Nah di Kristen kenapa ada kemudian ada apa disebut situ ya, kenapa sepertinya misalnya Talmud dicatat kalau ada masukan dan sebagainya. Tidak ada. Ajaran-ajaran yang baru yang ada itu diambil dari kitab suci.
Kemudian misalnya dalam gereja katolik ada tradisi-tradisi. Karena apa yang diteruskan, penyataan-penyataan diteruskan apa? Baik itu melalui lisan, maupun tertulis sejak para rasul. Mereka lakukan itu lewat lisan dan itu dilakukan oleh gereja.
Jadi, mengapa kita lalu berbeda dengan Yahudi dan sebagainya? Bagi saya, tidak masalah. Kita punya kekasan sendiri.
Tidak perlu harus sama seperti mereka. Dan kelebihannya gitu kita berfokus pada teks itu. Nanti tafsirannya bisa bermacam-macam.
Nah tentu setiap gereja harus punya, kalau di dalam gereja katolik ada magisterium yang mengendalikan di situ, sejauh mana dianggap menyimpang atau tidak. Tapi di gereja-gereja lain kan tentu ada sinodenya. Siapa yang harus bisa mengendalikan itu, supaya orang jangan terlalu bebas di dalam.
menafsirkan teks. Jadi bagi saya kita tidak perlu seperti orang Yahudi, lalu Talmud pun ada tafsiran-tafsiran mereka, tidak apa-apa, yaitu cara mereka mencoba memahami teks secara lebih baik. Kalau Anda baca pun Talmud itu ya kadang-kadang lucu juga, lucu juga isinya.
Tapi ya tidak apa-apa, itu cara mereka membaca sebuah tulisan-tulisan suci, bagaimana seorang pokok seorang yang dianggap mumpuni di dalam kitab suci lalu membaca, menafsirkan teks-teks yang ada itu, lalu memberikan tulisan-tulisan tafsiran-tafsirannya, tapi itu kan bukan sesuatu yang harus dilakukan di situ kalau mau tahu ya ambil yang teks aslinya, kitab sucinya itu yang pegangan dasarnya baik, terima kasih Pak Pak Paskalis boleh Pak ya, ini masih ada dua pertanyaan lagi Pak, dua pertanyaan terakhir Pak ya. Ya, sahabat Alkitab mohon maaf kita tutup untuk sesi tanya jawabnya, kita akan bacakan saja dua pertanyaan terakhir ini yang sudah masuk. Pertama Pak Paskalis ini dari atas nama akun Babau Hari, apa pada saat itu liturgi relatif saling identik atau berbeda-beda Pak?
Itu maksudnya apa ya? Apakah pada saat itu liturgi relatif saling identik atau berbeda-beda? Ya, di zaman gereja awali mereka belum punya liturgi serubit kita. Di kisah para rasul kita diberi informasi apa yang mereka lakukan. Jadi mereka berkumpul bersama, mereka berdoa di rumah-rumah, kemudian mereka istilahnya merakukan semacam ekaristi ya, makan bersama.
Tapi di situ juga ada konflik yang kaya bawa makanan sendiri yang miskin lalu ditagur leks. Itu berkembang. Liturgi itu kan cara orang mengungkapkan imannya, pujian dan syukurnya kepada Tuhan. Kita bisa belajar dari gereja awali, tapi gereja di dalam perkembangannya mulai mengembangkan juga liturgi-liturginya.
Nah dalam perkembangan itulah kemudian terjadi perbedaan-perbedaan di dalam bentuk-bentuk liturgi. Dan bagi saya, itu sah-sah saja. Sejauh tidak menyimpan dari makna dasar. Misalnya ada unsur pujian dan syukur, dan sebagainya ada kriteria-kriteria yang diambil, tidak bebas begitu saja.
Mengungkapkan itu ada kriteria-kriteria yang harus diikuti. Nah, kalau ada perbedaan satu tempat dan ketempatan lain, sejauh itu bukan perbedaan yang esensial, ya sah-sah saja. Kalau tidak, kita kan bosan. Gaya di Eropa, gaya di Afrika, gaya di Indonesia tidak harus sama persis di situ.
Tapi unsur-unsur dasarnya tidak boleh hilang. Nah pada saat dulu karena masih orang Kristennya masih terbatas dan mereka mengendali para rasul, tentu ungkapan-ungkapan iman mereka itu masih seputar itu dan banyak mengikuti tata cara Yahudi. Jangan lupa di dalam gereja awali mereka masih ke sinagoga. Mereka masih membaca masmur.
Masih model-model seperti itu. Mereka masih ikut itu. Baru dalam perkembangannya mereka punya tata cara sendiri. Hari demi hari gereja lalu mengembangkannya.
Dan mudah-mudahan ada yang kreatif tahun ini. Bisa membuat liturgi di masa COVID. Mana liturgi di masa COVID yang mungkin bisa...
mengungkapkan iman secara bagus. Kita tunggu ada peserta nanti yang punya kreativitas yang bentuk liturginya bisa diterima orang banyak. Kita ikuti zaman di situ berkembang. Kemudian, di tengah situasi pandemi sekarang ini apakah bisa dipelajari dari kisah para rasul mengenai tugas kita mengabarkan Injil? Nah ini, saya Injil berpikir begini ada bahaya di masa pandemi ini karena kita sudah lama tidak ke gereja berdoa di rumah, ibadah di rumah ada bahaya kita kehilangan sense gereja rasa menggereja, rasa kebersamaan akhirnya nyaman udah di rumah aja gak pernah terlibat di dalam kebersamaan itu bahaya bisa kehilangan sense gerejawi perkumpulan bersama nah, di dalam masa COVID-19 ini Ini dibutuhkan sebetulnya orang-orang yang berani, yang keluar dari zona nyaman yang dulu hanya modelnya berkumpul-berkumpul, tapi menemukan cara-cara bagaimana satu sama lain, orang tetap berkorelasi, berkomunikasi, semoga sehingga merasa sebagai gereja.
Saya ini satu kelompok satuan, gereja itu komunitas, bukan hanya keluarga yang disebut. apa ini, gereja domestik tapi sebagai satu kesatuan bersama persekutuan nah ada bentuk-bentuk misalnya online-online yang saya lihat banyak dilakukan kelompok-kelompok karismatik ini akan membantu kita melihat bahwa saya itu bersaudara dengan mereka, saya masih dalam persekutuan dengan mereka, jangan sampai itu hilang, nah kerasulan-kerasulan ini, saya kira bisa dibuat, dan saya lihat anak muda banyak yang kreatif sekarang di media online, renungan-renungan, banyak sekali orang sampaikan, kupasan-kupasan, saya kira itu salah satu bentuk pewartaan, pekabaran ijid. Jadi kita bisa masih buat banyak, jangan sampai kita kehilangan sense menggerija, hanya kita terlalu lama di rumah, lupa bahwa kita itu satu keluarga yang besar, yang tetap punya relasi, kaitan satu sama lain.
Itu. Terima kasih Bapak Sekalis. Itu pertanyaan terakhir Pak, sekaligus menutup seminar kita pada saat ini ya.
Pertanyaan yang menarik yang disampaikan oleh Pak Julius Wijaya, bagaimana kaitan atau refleksi dari apa yang sudah kita pelajari, saksikan bersama pada saat ini, di dalam masa pandemi COVID-19 seperti ini ya, di dalam kita berkereja. Terima kasih Bapak Sekalis, ya sahabat Alkitab. Ini adalah akhir daripada kegiatan seminar kita pada saat ini, kita akan berjumpa lagi di dalam kegiatan-kegiatan seminar yang berikutnya di Seperti Biasa, setiap hari Sabtu, jam 16.30 waktu Indonesia Barat di channel Lembaga Alkitab Indonesia.
Dan bagi sahabat Alkitab yang merasa diberkati atau mendapatkan pengetahuan yang baru tentang apa yang sudah kita saksikan bersama ini, kami mengajak untuk dapat subscribe channel dari Lembaga Alkitab Indonesia ini, dapat share juga, bagikan kepada teman-teman, rekan-rekan yang membutuhkan daripada informasi atau materi yang saat ini kita saksikan. Berikutnya, kami juga menunggu Bapak Ibu atau sahabat Alkitab yang nanti rindu untuk ikut dalam kegiatan kursus tentang mendalami kisah para rasul, dapat menghubungi nomor yang tercantum tadi di deskripsi box dan juga... di live chat ya masih banyak hal-hal menarik yang nanti akan disampaikan oleh Pak Paskalis yang tadi kita dengarkan hanya sebagian kecilnya saja, sebagian garis besarnya saja tetapi untuk lebih jelas dan detailnya kita bisa ikuti nanti di kursus mendalami kisah para rasul ini sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Pak Paskalis terima kasih Pak untuk setiap materi yang disampaikan kiranya ini memberkati kita semua dan semoga Bapak Salih juga diberikan kesehatan ya Pak ya dan seluruh sahabat Alkitab semua dapat mendapatkan berkat dan kesehatan dari Tuhan ya sahabat Alkitab ini saja kegiatan kita terima kasih untuk sahabat Alkitab semua dan sudah menyaksikan dari tayangan lembaga Alkitab ini khususnya untuk seminar Alkitab yang sudah kita saksikan terima kasih sampai berjumpa lagi di kegiatan-kegiatan selanjutnya Tuhan Yesus memperkati salam Alkitab untuk semua