Hai Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh shalom om swastiastu namo buddhaya salam kebajikan berjumpa dengan saya santri kesuma dalam video pembelajaran kimia organik topik yang akan kita bahas kali ini adalah tentang aldehyd dan keton hai hai kita sering mendengar istilah pengawet mayat formalin selain itu kita juga sering mendengarkan istilah stone untuk pelarut kuteks formalin merupakan salah satu contoh dari senyawa aldeid diperanan yang banyak dimanfaatkan sebagai desinfektan Aseton juga merupakan bentuk senyawa keton paling sederhana yang banyak dimanfaatkan sebagai pelarut Bila ditinjau dari struktur molekul aldehid dan keton, mereka sama-sama mempunyai gugus karbonil. Yang membedakan, hanyalah letak gugus karbonil tersebut pada suatu rantai karbon. Apabila gugus karbonil tersebut terikat di ujung rantai karbon, maka senyawa tersebut merupakan senyawa aldehid. Dan jika gugus karbonil tersebut terikat di ujung rantai karbon, maka senyawa tersebut merupakan senyawa aldehid.
antara rantai karbon, maka senyawa tersebut adalah senyawa golongan keton. Bila ditinjau dari rumus molekul aldehyd dan keton, maka aldehyd dan keton mempunyai rumus molekul yang sama, akan tetapi struktur molekul aldehyd dan keton adalah berbeda. seperti terlihat pada tabel Senyawa dengan rumus molekul C3H6O apabila dalam bentuk aldehyde adalah sebagai propanal atau propionaldehida Dan pada bentuk keton adalah dimethylketon atau acetone Contoh berikutnya pada C4H8O pada aldehyde adalah butanal atau butiraldehida Dan pada keton yakni ethylmethylketon atau butanon Dan seterusnya Aldehyd merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus karbonil dan hidrogen pada ujung rantai karbon tersebut. Bila digambarkan, rumus umum senyawa aldehyd adalah R.C.
dengan R dapat berupa alipatik, alisiklik, atau aromantik sehingga secara umum rumus molekul aldehyde dapat dituliskan sebagai CNH2NH2N untuk penamaan senyawa aldehyde umumnya diturunkan dengan mengganti akhiran a dari suatu rantai alkana dengan akhiran al pada aldehyde sederhana dengan rantai alifatik maka gugus aldehyde diberi nomor terkecil Dan jika rantai karbon aldehyde mengikat substituen penomaran rantai utama tetap dimulai dari atom C yang mengandung gugus karbonil. Seperti contohnya pada gambar pertama adalah gambar pentanal. Dimana penomeran dimulai dari atom C dengan gugus karbonil Begitu juga dengan 3 etil 4,6 dimethyl heptanal Walaupun terdapat percabangan pada rantai Akan tetapi atom C karbonil juga mendapat penomeran yang terkecil Contoh berikutnya 3 heksenal Angka 3 menunjukkan posisi ikatan rangkap alkena dan penomaran terkecil tetap pada atom C karbon ini Aturan berikutnya Jika gugus aldehyd CHO terikat langsung pada suatu rantai siklik maka senyawa dinamai dengan memberikan akhiran karboksaldehyd atau karbaldehyd pada nama sikloalkananya seperti contohnya siklopentanacarboksaldehid atau siklopentanacarbaldehida contoh berikutnya siklohexanacarboksaldehid atau sikloheksana karbaldehida. Contoh yang lain yang lebih komplek, yakni salisildehida, atau dengan kata lain, 2-hidroxibenzene karbaldehida. Selanjutnya untuk senyawa keton, senyawa keton merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai gugus karbonil yang terikat di antara rantai karbon.
Bila digambarkan, struktur molekul aldehyde adalah R, CO, R aksen, di mana R dan R aksen bisa saja senyawa alkyl yang sama atau berbeda. Dengan R dapat berupa alifatik, alisiklik atau aromatik. Sehingga, secara umum, rumus molekul keton dapat dituliskan sebagai CNH2NO. Rumus ini sama dengan rumus molekul aldehyd.
Sama halnya dengan penamaan senyawa aldehyde, dalam penamaan senyawa keton juga diturunkan dari rantai utama dengan mengganti akhiran A dengan ON. Pada keton sederhana alipatik, gugus karbonil diberi nomor terkecil yang terdekat dengan rantai induk. Seperti contohnya 3 pentanon, dapat dilihat di sini. posisi gugus karbonil berada di tengah sehingga penomeran dapat dimulai dari sebelah kiri atau sebelah kanan berikutnya untuk 3,3 dimethylbutanol penomeran dari ujung sebelah kanan ke sebelah kiri karena posisi gugus karbonil lebih dekat di sebelah kanan Begitu juga untuk 3-methyl-2-pentanon, penomeran juga dari ujung kanan ke ujung sebelah kiri.
Cara penamaan lain yang biasa digunakan adalah dengan menyebutkan alkil atau aril penyusunnya terlebih dahulu, dan kemudian ditambahkan dengan kata keton, seperti contohnya ethyl-methyl-keton. Di mana di kedua sisi gugus karbonil mengikat 1 etil dan 1 metil Berikutnya ada di venil keton Di mana di kedua sisi gugusnya masing-masing mengikat gugus venil Berikutnya metil venil keton dan ciklohexanon Untuk contoh lainnya silakan Anda cari dan beri nama sendiri sesuai dengan aturan yang ada Reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada aldeitan keton yang pertama adalah reaksi adisi nukleofilik Reaksi ini merupakan reaksi serangan nukleofil pada ikatan rangkap karbonil menghasilkan senyawa intermediate yang mana oksigen menjadi bermuatan negatif Spesies ini kemudian terprotonasi atau berikatan dengan suatu asam lewis menghasilkan suatu produk. Dapat dilihat pada gambar mekanisme reaksi pada gugus karbonil. Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga karbon akan memiliki kecenderungan bermuatan positif, dan oksigen akan memiliki kecenderungan bermuatan negatif. Pada suasana netral atau basah, adanya suatu molekul atau atom nukleofil, maka akan cenderung berikatan dengan karbon dan menghasilkan suatu karboanion yang bermuatan negatif.
Maka untuk menetralkan muatan negatif tersebut terjadilah pembelahan hidrolitik ikatan rangkap ke arah atom oksigen Sehingga oksigen menjadi bermuatan negatif menghasilkan senyawa intermediate. Selanjutnya, oksigen yang bermuatan negatif ini akan berikatan dengan suatu kation dari suatu asam lewis dan menghasilkan suatu produk. Dan pada suasana asam, reaksi yang terjadi, oksigen akan terprotonasi oleh kation yang menyebabkan oksigen bermuatan positif. Di saat yang sama, terjadi serangan nukleofil pada atom karbon, yang menyebabkan karbon bermuatan negatif. Maka untuk menetralkan kedua muatan tersebut, terjadilah pembelahan hidrolitik pada salah satu ikatan rangkap karbonil ke arah oksigen Sehingga pada akhirnya dihasilkan suatu produk yang tidak bermuatan Reaksi adisi nukleofilik yang berikutnya adalah reaksi adisi nukleofilik dengan menggunakan H2O atau air Adisi air terhadap bukus karbonil pada suatu aldehit atau keton akan membentuk suatu senyawa diol atau hidrat yang bersifat reversible jadi dapat kembali ke bentuk asal aldehit atau keton.
ketonnya dengan melepaskan OH dan H seperti contohnya pada reaksi etanal dengan air akan menghasilkan 1,1 etan diol dan reaksi aseton dengan air akan menjadi 2,2 propan diol hai hai Hai berikutnya adalah reaksi adisi aldehyde atau keton dengan menggunakan alkohol pada reaksi ini alkohol akan mengadisi ke dalam gugus karbonil dari aldehyde atau keton menghasilkan suatu senyawa intermediate hemiastal untuk aldehyde dan hemi ketal untuk keton reaksi ini hai hai Terus berlanjut hingga akhirnya terbentuk senyawa astal untuk adeid dan ketal untuk keton Berikut ini merupakan suatu contoh senyawa ketal yakni 2-ethylhexanaldimethylastal Yang merupakan hasil reaksi adisi 2-ethylhexanal dengan metanol Contoh yang lain adalah sikloheksanon dimethylketal, yang merupakan hasil reaksi adisi sikloheksanon dengan metanol. Reaksi adisi nukleofilik yang berikutnya adalah dengan adisi ACN. Reaksi adisi ini terjadi pada kondisi sedikit basah. Biasanya menggunakan larutan buffer NAC.
CN-HCN. CN-min yang merupakan nukleofil kuat tidak membutuhkan katalis. Produk reaksi adisi dengan hidrogen cyanida ini akan menghasilkan suatu produk siano hidrin contoh hasil reaksi adisi dengan menggunakan HCN adalah ethyl metyl siano hidrin atau bisa juga disebut 2 hidroksi 2 metyl buta nitril contoh lain adalah siklohexano siano hidrin reaksi adisi nukleus berikutnya adalah dengan menggunakan pereaksi grid nyer reaksi grid nyer merupakan senyawa organolog gam dengan rumus rmgx dimana R adalah alkil atau aril X adalah halogen dan MG adalah logam magnesium senyawa aldehyde dan keton bereaksi dengan grid nyer menghasilkan senyawa alkohol hai hai Seperti terlihat pada gambar, reaksi antara formalin dengan reagen gripnya akan menghasilkan alkohol primer. Untuk senyawa aldehyde selain formalin akan menghasilkan alkohol sekunder. Dan reaksi senyawa keton dengan reagen gripnyad akan menghasilkan alkohol terfier.
Mekanisme yang terjadi antara aldehyd atau keton dengan reaksi gripnyad ini sama persis dengan mekanisme yang terjadi pada proses pembuatan alkohol yang pernah kita bahas sebelumnya dengan menggunakan metode gripnyad. Berikut ini merupakan contoh pembuatan 2-methyl-2-butanol dengan pereaksi gridnya. Mula-mula, mereaksikan propanon dengan ethyl magnesium bromida. Pada tahap 1, akan diperoleh 1,1-dimethyl magnesium bromide propoksida. Selanjutnya, reaksi berlanjut ke tahap 2, maka akan dihasilkan 2-methyl-2-dimethyl magnesium bromide.
metil 2 butanol dan hidroksi magnesium bromida reaksi berikutnya yang dapat terjadi pada senyawa aldehyde dan keton adalah reaksi reduksi antara lain reaksi reduksi dengan hidrogen atau disebut juga dengan reaksi hidrogenasi pada reaksi ini gugus karbonil pada aldehyde atau keton direaksikan dengan gas hidrogen menggunakan katalis nikel pada suhu dan tekanan tinggi sehingga akan terjadi pemutusan homolitik salah satu ikatan rangkap pada gugus karbonil masing-masing radikal yang terbentuk akan mengikat hidrogen agar menjadi stabil dan terbentuklah senyawa alkohol hai hai Seperti terlihat pada contoh gambar, di mana senyawa sikloheksanon direaksikan dengan gas hidrogen dengan menggunakan katalis nikel pada suhu dan tekanan tinggi, maka akan menghasilkan suatu senyawa sikloheksanol reaksi reduksi berikutnya adalah menggunakan hidrida logam dalam hal ini litium aluminium hidrida atau atau juga bisa menggunakan natrium borohidrida dalam suasana asam encer. Pada reaksi ini, hampir sama dengan reaksi hidrokinasi, akan tetapi tidak memerlukan suhu dan tekanan yang tinggi. Produk akhir yang diperoleh dari reaksi ini adalah suatu senyawa alkohol.
Seperti terlihat pada contoh reaksi reduksi 2 butanol dengan menggunakan litium aluminium hidrida dalam suasana asam encer akan menghasilkan 2 butanol. Reaksi berikutnya adalah reaksi yang berbasis pada reaksi oksidasi, di mana pada reaksi ini aldehyd akan mengalami suatu reaksi oksidasi, sedangkan keton tidak dapat dioksidasi. Oksidator umum yang digunakan dalam reaksi ini adalah larutan KMnO4 dalam suasana asam. Reaksi ini Juga dapat digunakan sebagai reaksi identifikasi untuk membedakan antara senyawa aldeid dan keton. Seperti terlihat pada contoh, reaksi antara propanal dengan KMnO4 maka akan menghasilkan asam propanolat atau suatu senyawa karboksilat.
Sedangkan reaksi antara 2 butanon dengan KMnO4 maka tidak akan bereaksi. Selain reaksi adisi nukleofilik dan reaksi redox, ada juga reaksi tolens yang digunakan untuk membedakan aldehyd dan keton Aldehyd memberikan hasil positif dengan terbentuknya endapan perak, sedangkan keton tidak bereaksi Pada dasarnya, reaksi ini juga merupakan reaksi redox Reagen tolens dapat dibuat dengan mereaksikan perak nitrat dengan larutan NaOH Kemudian endapan yang terbentuk direaksikan dengan larutan amonia berlebih Hingga terbentuk larutan perak amoniakal Larutan perak amoniakal yang terbentuk ini Kemudian akan mengalami reaksi reduksi menjadi perak Dan terbentuk endapan perak yang mengkilat pada dasar tabung reaksi Untuk pembuatan senyawa aldehyd dan keton sederhana dapat dibuat dengan mengoksidasikan alkohol Untuk alkohol primer akan menghasilkan senyawa aldehyd dan untuk alkohol sekunder akan menghasilkan senyawa aldehyd nyawa keton oksidator yang lazim digunakan adalah kromium oksida dimana pada akhir reaksi krom oksida akan mengendap sebagai krom Banyak oksidator lain yang dapat digunakan seperti KMNO4, Potassium Dichromate, Senyawa Klorat, Senyawa Iodat, dan lain-lain. Berikut ini ke...
Gunaan senyawa alde dan keton yang lazim kita jumpai, seperti formalin yang merupakan pengawet non-pangan karena bersifat sebagai desinfektan. Selain itu, formalin juga merupakan ajen polimerisasi resin buatan untuk industri kayu. Dalam industri tekstil, digunakan sebagai pengikat warna pada kain agar tidak mudah luntur, dan lain-lain.
Untuk keton pada suhu rendah seperti aseton, banyak digunakan sebagai pelarut, misalnya pelarut kutek. Untuk senyawa alde dan keton lainnya pada suku yang lebih tinggi, banyak dimakan. memanfaatkan sebagai pemberi aroma contohnya heptaldehida yang memberi aroma buah-buahan contoh berikutnya senyawa aldehyde adalah nonanal yang memberi aroma seperti jeruk contoh lain senyawa keton adalah 2,3 pentan dion yang memberi aroma manis hai hai yang digunakan pada pembuatan kue demikian tadi sedikit penjelasan tentang senyawa aldeh dan keton semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan anda semua jangan lupa tekan tombol like, subscribe, share dan komen akhir kata, bila hitafiq walidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh