Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah Naha malu nasta'inu Nantubu ilaih wa nasta'ufiruh Naudh billahi min syurwa Misina min sayati a'malina Ma'ihli Allah falaa ma dhillalah Wa madlil Falaa hadialah Rabi sahih sadri Wasili amri wa ahlul uqdatam Lissani yafqahu qawli InsyaAllah kita akan teruskan seri kajian kita balau waktu Al-Quran dan lepas kita telah mulakan peran kita yakni Al-Iltifat Insiroful mutakalim minal ikhbar ilal mukhotabah o minal mukhotabah ilal ikhbar Perubahan Uslub structure atau diksi ayat daripada bentuk pemberitahuan kepada percakapan atau sebaliknya perubahan struktur atau tarkib diksi suatu jumlah sama ada daripada susunan bentuk pemberitahuan sebelumnya kepada bentuk percakapan atau sebaliknya perubahan ini boleh jadi yakni dengan mengubah kata ganti nama ataupun tomir yang ada di dalam ayat tersebut Seumpama, yakni perbuatan atau perubahan maksud saya daripada orang pertama kepada orang kedua, orang pertama kepada gaib, atau mungkin daripada gaib kepada mutakalim, gaib pada mukhotob, dan lain sebagainya. bahkan kadang-kadang perubahan daripada Khitab Jama' menjadi Khitab Tasniyah daripada bentuk Jama' menjadi bentuk Mutanna dan ada beberapa jenis iltifat di dalam Al-Qur'an Sebagai mana yang dicatat minggu lepas Yang pertamanya yakni Al-iltifat Minal mutakallim ilal muhotob Al-iltifat minal mutakallim ilal muhotob Perubahan daripada bentuk orang pertama bertukar menjadi al-mukhotab bentuk apa namanya bentuk goib daripada orang pertama kepada khitab kepada khitab Ini boleh kita lihat yakni contohnya di dalam surah apa disitu yang tersebut kan Al-Fathu coba perhatikan dalam surah Al-Fathu dimana iltifatnya dan apa contohnya Surah Al-Fatuh, Surah yang ke-48 Ayat yang pertama dan ayat yang kedua A'udzubillahimnashaitanirrojim Bismillahirrahmanirrahim Inna fatahna laka fatham mubina Liyaghfirulakallah ma taqaddama min dhambika wa ma taakhkhar wa yutimma ni'matahu alaik wa yahdiyaka shiratam mustaqimah dan seterusnya, dan seterusnya Inna sunyakami fathahna kata Allah kami telah bukakan laka bagi engkau atau sunyakami kami telah memberikan kemenangan bagi engkau fathamubina dengan kemenangan yang nyata liyagufirallah kallah kerana Allah hendak mengampunkan bagi engkau ma taqaddama apa sahaja yang telah berlalu min dambik daripada dosa engkau wa ma ta'akhara dan apa saja dosa yang kemudian Yutimman ni'matahu dan dia Allah dak menyempurnakan nikmatnya alaika keatas engkau Wayahdiaka dan dia Allah dak memberi engkau petunjuk siratamustaqimah kan jalan yang lurus Dalam ayat ini, yang ini ayat pertama dan yang kedua ini ada iltifat Ada pengalian, ada pergantian diksi ayat yakni ada al-intiqal minad-domir ilad-domirin akhar perubahan domir kata ganti nama daripada satu kepada yang lain Pahamanya di dalam ayat yang pertama Ini firman Allah, Allah berfirman kepada nabinya Mula-mula Allah subhanahu wa ta'ala berfirman Kepada nabi Yakni dengan Damir mutakallim Inna sesungguhnya kami Ini mutakallim Fathahna kami telah membuka atau memberi kemenangan Adana Tudamir mutakallim ma'alwair Sesungguhnya kami, kami telah membuka atau memberikan kemenangan kepada Muhammad Dengan kemenangan yang nyata Jadi Allah dalam ayat ini gunakan domber kami Kami itu orang pertama Tetapi dalam ayat kedua Structure-nya, dombernya ditukar Si mutakalim dalam hal ini Allah SWT Menukar kata ganti namanya Liya'l-fir'al-hir'al-fir'al-lakallah Karena Allah hendak memberi ampun kepadamu. Karena Allah hendak memberi ampun kepada engkau. Nah ini bertukar menjadi gaib. Ya ghafirallah.
Itu kan jadi gaib. Jadi daripada mutakalim, nahnu. Kami bertukar menjadi dia Walha yang dimaksudkan kami dan dia itu adalah Allah Jadi pada mulanya Allah berfirman kepada Nabi Dengan bentuk mutakalim orang pertama Kemudian dalam ayat yang kedua Allah gunakan dalam daumir wa'ib menjadi dia, liyagfirullah sepatutnya kalau tidak ada iltifat ayat ini bunyinya begini Inna fatahna laka fathammu bina li naghfiru laka Sesungguhnya kami telah membukakan atau memberikan kemenangan kepadamu Dengan kemenangan yang nyata Kerana kami Macam itulah Kerana kami hendak mengampunkan engkau Kau tahu kan? Jadi bukan liyagufiro, tapi linagufiro, itu tak ada iltifat.
Tapi ini ada iltifat, ada insirof. Insirof ul kalam. Daripada mutakalim malghoir, yakni nahnu, kami, betulkan menjadi goib.
Menjadi goib. Atau, boleh juga disebut, ada iltifat pemalingan diksi daripada mutakalim, daripada khitab, kepada ikhbar. Daripada bentuk mukhotobah kepada bentuk ikhbar.
Mukhotobah itu mana bentuk percakapan. Ada orang pertama, ada orang kedua. Itu mukhotobah.
Pertama, semasa ketika Allah berfirman, sesungguhnya kami telah memberi kemenangan kepadamu Itu kan bentuk khitabah, bentuk mukhotabah, bentuk percakapan Ada orang pertama, ada orang kedua Diksi yang seperti itu namanya mukhotabah Oke, mukhotobah. Kemudian daripada bentuk mukhotobah, perbualan ditukar menjadi bentuk ikhbar. Ikhbar makanya pemberitahuan.
Bentuknya menjadi bentuk ikhbar. Yakni, liyagfirullah kallah. Dalam bentuk gaib itu bentuk pembentukan Karena Allah nak memberi Ampun Karena dia Allah memberi ampun Lailah kalau susunya tetap Karena kami Hendak memberi ampun kepadamu So, mukhotobah, tak mukhotobah, ini tidak, ini mukhotobah ayat pertama dan kemudian ikhbar ayat kedua Karena ada pengalian atau perubahan, ada insurof, ada iltifat dari segi domirnya Perubahan daripada domir mutakalim bertukar menjadi domir gaib.
Ini jenis iltifat. Iltifat. Jadi, iltifatul mutakalim ilal gaib. Iltifatul mutakalim ilal gaib. Bentuk pertama, orang pertama, betulkan menjadi orang yang ketiga.
Ada nampak? Dan bentuk seperti itu, yakni ada insyraf atau iltifat, saya kata tadi, kalam, mukhotobah. Batuka beri kalam Ikhbar Itulah daripada bentuk susunan percakapan yang pada mulanya dalam bentuk perbualan antara orang pertama dan orang kedua bertukar pula jadi bentuk perhabaran sebab ada lawannya nanti mungkin daripada bentuk perhabaran bertukar menjadi percakapan daripada ibar kepada mukhotobah, ada yang begitu Atau, kalau dari segi domir, ada perubahan domir Daripada ghaib kepada mutakalim Daripada ghaib kepada mutakalim Nih, jadi Apa namanya?
Muta Kalim kepada Oke Baik Kemudian Yang pertama, apa tadi? Muta Kalim pada Bukan pada waib Minal Ra'ib Minal Mutaqalim Ilal Ra'ib Minal Ra'ib Itu Oh, minal buta kalim, ilal? Hitaf Hitaf Dan yang kedua?
Buta kalim Ilal? Ra'ib Terbulak, eh terbalik Mutakalim, ilal Kedua, mutakalim, ilal Waib Contohnya Al-A'raf Coba perhatikan Coba perhatikan Al-A'raf 1, 5, 8 Allah subhanahu wa ta'ala berfirman Qul ya Ya Ayuhannas, wahai sekalian manusia Ini Rasulullah ilaikum Sesungguhnya aku adalah utusan Allah Kepada kamu jami'an semuanya Allah itu ialah Alladhi Lahu Mulkus Samawati Wal'ad Allah adalah zat yang baginya kekuasaan, kerajaan, beberapa langit dan bumi Allah ialah La Ilaha Illahu Yuhyi Wa Yumit Tuhan yang Tiada Tuhan yang berisbah melainkan dia Yang menghidupkan dan yang mematikan Aminu billahi wa rasulih Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasulnya Rasulnya yang mana? An-Nabi'il Ummi Nabi yang Ummi Alladzi yu'minu billah Nabi yang ummi itu Nabi yang ia beriman kepada Allah wa kalimati dan kalimat-kalimatnya bukan sekadar mesti beriman tapi juga wa'ttabi'u dan ikuti olehmu akan aku La'allakum tahtadun Supaya kamu Kamu Mendapat Petunjuk Baik, dalam ayat yang Ke seratus lima puluh Lapan surah al-aruf ini Ada Iltifat Iltifatnya ialah Daripada Ninal mutakallim ilal gaib ilal mutakalim ilal gaib mana agaknya yang mutakalim dan kemudian bertukar menjadi gaib tolong cari tunjukkan mula-mula mutakalim maknanya usruk perkataannya menggunakan first person kemudian setelah itu menggunakan apa? gaib mana agaknya mana dan mana Mutakalimnya Ini Rasulullah Allah suruh Kan begitu ya Allah suruh Nabi Memberitahu Kepada seluruh umat manusia Apa yang Allah yang Nabi Mesti sampaikan kepada Seluruh manusia atas perintah Allah Yakni sesungguhnya Nabi itu adalah utusan Allah bunyinya struktur ayatnya yakni ini Rasulullah ilaikum Jami'ah ini ini Rasulullah ilaikum Jami'ah jadi Nabi sebagai mutafsir mutakalim dalam ayat ini dalam ayat ini Allah asap namanya sebutkan Nabi sebagai mutakalim orang yang bercakap orang yang memberitahu kepada umatnya isi pemberian pemberitahuan itu bunyi dia ini Rasulullah ini bukan Allah memberitahu pada kita dengan ucapan ini Rasulullah Kalau Allah memberitahu pada manusia dengan ucapan ini Rasulullah ya kacau lah Allah beritahu pada manusia mesti ini Anallah Rabbukum Rabbul Alamin jadi Allah berikan ayat susunan ayat Yang Nabi mesti sampaikan pada umatnya.
Bunyi ayat itu. Ini Rasulullah. Jadi dalam bentuk. Mu. Takalim.
Takalim. Kemudian ada perubahan. Diction.
Ada perbuatan diksi. Dalam ayat ini. Ada iltifat.
Bertukar menjadi. Mana gaibnya. Ya Ya mana bunyi dia Yang masih merupakan Ucapan Allah yang suruh Nabi sampaikan Ucapan itu ucapan Allah Ayat itu Allah yang menyusunnya Tapi Nabi yang disuruh menyampaikan dengan macam-macam itu, contohnya nak kata orang tua, tolong sampaikan pada pakcik itu bahwa apa belah-belah dan Nabi hanya menyampaikan apa yang disampaikan, yang Allah suruh sampaikan Mana?
Yang pertama Pertama yang Allah suruh sampaikan Nabi Ayatnya berbunyi Ini Rasulullah Yang kedua Yang Allah suruh Nabi sampaikan Aminu Billahi wa Rasulihi Nabi'il Ummi dan seterusnya Aminu Billahi wa Rasulihi tadi Allah suruh Nabi beritahu tentang jawatannya Ini Rasulullah Sekarang Allah suruh bagi Nabi, suruh Nabi sampaikan Aminu billahi wa rasulihi Kalau tidak ada itifad, bagaimana bunyinya? Aminu billahi Kalau tak ada ilifat Katalah disampur dengan yang tadi Muhammad beritahu kepada umatmu Sesungguhnya aku adalah utusan Allah pada kamu Satu Sebab itu berimanlah kamu Kepada Allah dan Dan kepada aku Takkan bingung lah macam itu pun Muhammad, beritahu umatmu Pertama, beritahu pada dia orang Sesungguhnya aku utusan Allah pada kamu semua, baik manusia Sebab itu imanlah kamu pada Allah dan imanlah kamu pada ku Semacam mana bunyinya sepatutnya Kalau tidak ada iltifat Aminu Aminu Billahi Imanlah kamu kepada Allah dan kepada ku Aminu Billahi Wabi Bukan Aminu Billahi Wabi Itu waris sangat simple itu Bilahi wa bi Mana ada imanubillahi wa'ana Bi Bi Bi Aminubi Aminubi Bukan aminu ana. Amanah kan disandirasa dijangka dengan bak. Aminu billah.
Yu'minuna bilghaib. Yu'minuna bilakhirah. Yu'minuna bilmalaikatihi. Aman tu billah. Amantubika Amantubihi Jadi Aminubi Jadi sepatutnya Aaminubillahi Wabi Tapi disini tidak ada wabi Waha di depan tadi Ini Di depan ada ini Mutakalim Yang ini Rasulihi Sudah jadi Wa'ib Inilah namanya al-iltifat, intiqal daripada bentuk mutakallim berubah menjadi bentuk gaib bentuk gaib bukan karena tidak bukan bukan tidak konsisten ya memang begitu ada sebabnya ada maaf ada faedahnya ada tujuannya ini perubahan domir kepada domir senang dicari senang dikesan kan hanya perubahan domir pada Intiqalul Doma'ir Intikalu domair daripada domir mutakalim menjadi domir gaib kemudian aliltifat minal khotab ilal gaib aliltifat minal mukhotab ilal ghaib perubahan daripada bentuk mukhotob mukhotob second person berubah menjadi orang yang ketiga Bertukar-tukar walha yang dimaksudkan orang kedua itu, muhattab itu, ya orang ketiga itulah Yang dimaksudkan kamu, itu dia lah Yang dimaksudkan awak itu dia, ketika mutakalim kata awak Kemudian selepasnya kata dia, dia itu awak, awak itu dia Tapi ada perubahan Wahal dalam bahasa ini mungkin kalau awak itu bukan dia, dia bukan awak Sehingga yang Mukhotob Mukhotob Ketika mutangkaling kata awak Selepas itu kan menjadi dia Si Mukhotob pun merasakan bahwa dia itu sebenarnya dirinya Lihat firman Allah SWT dalam disitu apa contohnya?
Yunus ayat 22 Coba perhatikan surah Yunus surah yang ke 10 ayat 22 Ya, asal sudah nampak saja. Nampak satu, nanti yang lain nampak sendiri. Asal yang satu.
Saya selalu menyatakan, sebenarnya contoh apabila telah difahami, satu pun memadai, sebab yang lain nanti ikut. Jadi bukan banyak contoh yang pentingnya, koidahnya. Kenal betul, ya tak akan ubahlah, tukar tukar macam itu Allah subhanahu wa ta'ala berfirman di dalam ayat yang ke-22 Surah Yunus, amu bilahi minasyaitonirrojim huwaladzi yusayyirukum fil barri walbahri Dialah Allah, zat yang telah menjalankan kamu atau membawa kamu bergerak, berpindah, randah Sama ada melalui transportasi laut, darat, atau melalui lautan. Fil barri wal bahri.
Allah pindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Sama ada melalui jalur darat, ataupun laut. Artinya, isyaratnya, dalam Al-Quran sudah ada isyarat, sudah ada maklumat.
yang tersembunyi bahwa suatu saat akan timbul pelbagai jenis kendaraan alat pengangkutan pada zaman turunnya ayat ini alat pengangkutan di daratan dari transportasi darat ya hanya untuk keledai kuda Belum ada seperti sekarang. Sekarang ya sudah ada kenari, sudah ada kancil, kijang, rusa. Kuda, rimau, lembu. Itu sudah ada. Sebab Allah kata, Allah lah yang menjalankan kamu.
Jadi sudah ada. Hatta sehingga, Iza apabila kuntum adalah kamu, atau kamu berada, sehingga apabila kamu telah berada, di dalam kapal. Sudah masuk. Dalamnya Dan kapal itu pula Wajaroyna Bihim dan kapal itu Berlayar dengan membawa mereka Birihin toyibah Dengan oleh Sebab angin yang baik Yang bertiup Tidak terlalu kencang Tidak terlalu kuat dan juga tidak perlahan Sehingga kapal itu boleh berjalan bergerak Sebab kalau ribut pun Kapal tenggelam Wafarihu dan mereka penumpang kapal itu gembira biha karenanya Ja'atharihun asif Datang menimpa kapal yang sedang berlayar tadi oleh angin yang asifun Bertiup Kencang Ngeributlah Ja'ahum dan telah datang menimpa mereka mereka si penumpang kapal dan kapal seri al-mauj gelombang maja ya Mujudu mananya menggelombang bergelombang katalah ya Mujul bahru Olautan bergelombang masdarnya mauj jamatnya amwaj amwajun Gelombang Gelombang itu pula Datangnya bukan satu arah Tapi mingkul dimakan Dari tiap tempat Depan, belakang, kanan, kiri Silih berganti memukul kapal tadi Sehingga kapal tadi tenggelam timbul Dalam keadaan kapal tenggelam timbul itu Dalam injil mati Dayung patah Nah udah mabuk Coba macam mana Di tengah lautan Kapal itu gelombang tenggelam timbul, tidak tenggelam hanya tenggelam timbul ijil meti dayung patah nakhodanya dah mabuk dulu kalau nakhoda pun mabuk penumpangnya waktu itu yang dirasa oleh si penumpang dan mereka semua penumpang kapal itu yakin An-nahum bahwasanya mereka uhi taubihim akan ditenggelamkan Dengan, mereka akan ditenggelamkan Maknanya tunggu saat dan ketikanya lah Untuk mengucapkan selamat tinggal Dalam keadaan seperti itu Da'au pastilah mereka semua penumpang kapal yang masih hidup tuh Akan berdoa menyeru memohon pada Allah mukhlisi nalahuddin dalam keadaan ikhlaskan lahu baginya agama tidak ada dah tak ingat yang lain lah walaupun masa di darat dalam keadaan umal dia orang yang musyrik orang yang percaya macam-macam percaya hari Percaya tanggal, percaya ta'ilalat, percaya tarikh lahir, percaya pintu, percaya warna, percaya keris, percaya tepung tawar, percaya apa lagi? Buah kegeh, bawang merah, bawang putih, atar.
Atau daripada Sri Lanka Masa itu tiba-tiba hilang Tuhan-Tuhan yang mereka sembah saling Allah lenyap Ya, yang ada dalam hati mereka hanya Allah sahaja. Dan dia pun berjanji kepada Allah. لَإِنْ أَنْ جَيْتَنَا Ya Allah, demi jika Engkau selamatkan kami lah, janganlah Engkau matikan kami di sini. مِنْ حَاضِهِ Daripada bencana ini. لَنَكُونَنَّا مِنَ الشَّاكِرِينَ Sungguh pasti kami akan jadi orang ber...
Ini sebenarnya ada ijaz. Ijaz ilmi ada, ijaz ghaibi ada, ijaz sunnafsi ada. Kemujizan Al-Quran dari segi psikologi pun ada. Contoh, Nabi ini tidak pernah pergi laut.
Apalagi mungkin pergi laut, laut bebas luas, sana-luas dengan laut, jauh sekali mengalami gelombang seperti ini. Cuman seorang yang tidak pernah pergi laut, apalagi melaut, memang bukan pelaut. Tapi boleh cerita keadaan hati jiwa penumpang kapal di laut, bila dipukul gelombang.
Cuman boleh banget tau, sedang dia tak ada pengalaman. Satu. Yang keduanya, kalau lah Nabi bohong, pasti pasal zaman Nabi, pelaut-pelaut itu akan menustahkan. Kau ini bohong lah Muhammad.
Tak pernah pergi laut, tapi mandai-mandai cerita tentang laut. Tapi kenapa tidak ada orang mendustakannya, tidak ada orang menafikannya? Karena rupanya orang yang pernah melaut mungkin ada yang berpengalaman seperti ini. Jangan mengiyakan.
Pertanyaannya, dari mana Rasul tahu? Ini bukan tahu tentang gelombang, gelombang mungkin semua orang tahu. Kapal belayar mungkin tahu.
Bila kapal dibul gelombang, tenggalan tibul, tenggalan tibul, semua orang tahu. Boleh dilihatkan dengan mata. Tapi bagaimana? Boleh mengerti perasaan orang ketika dalam keadaan ketika.
Tentulah Nabi tahu karena diberitahu oleh Yang Maha Tahu. Ini namanya ada ijaz disitu, nilai ijaznya Dan ingat, ayat-ayat ini Berkaitan dengan laut, inilah Yang menyebabkan dahulu seorang nakhoda Inggris Memeluk ugama Islam, akhirnya berisyaht terkenal di Al-Azhar Hai namanya setelah kerja dia jadi bakal daripada Inggris sana ke India perjalanan ya mengharungi lautan begitu kerja dia namanya nakoda Berpuluh tahun pengalaman ini dan satu diantara hobinya membaca itu bagusnya orang membaca tidak menghadkan objek bacaan itu bagus sekali sebab kita tak tahu bila dapat manfaat daripada hasil bacaan kita jangan instant sangat bacaan ini maunya dapat manfaat dari ini belum tentu Habis semua buku dibacanya, termasuklah terjemahan Al-Quran. Setelah baca terjemahan Al-Quran, karena dia tidak tahu Arab, mana-mana ayat yang cerita tentang laut diberi tanda.
Sebab mengagumkan sekali. Dia berpengalaman, sebab dia pelaut. Bagi tanda semuanya. Satu, satu, satu, satu.
Setelah dikumpulkan, habis, dia pun makin kagum, makin kagum. Sesampai di India, jumpa seorang Sheikh di India Tanya berasya India Betulkah Nabi mu yang menyampaikan koran ini Pernah pergi laut, pernah belayar di lautan Sebab banyak maklumat-maklumat dalam kitabnya Berkaitan dengan laut dan semuanya betul Sebab dia mengalami Bukan ini saja, banyak ciri-ciri laut, air masin, air tawar Dan apa Laut dalam Yang di dalam alur-alur dalam ini Cahaya pun tidak dapat menembusi Dalam kedalaman sekian meter Tidak cahaya matahari pun tidak boleh sampai ke situ karena dibiasakan oleh apisan air laut semua maklumat saya ini mengagumkan dia sebab itu ingin mengetahui kepada Syekh India Salman dan Muhammad ini pernah pergi laut atau mungkin dia seorang pakar laut Mana tahu dia dulu pernah masuk universiti, ambil course Merin, pakar oksinologi, mana lah tahu Oksinologi kan Maksudnya lebih luas daripada merin saya Seh India itu pun tau juga Rupanya yang bertanya ini orang yang minat baca Jadi walaupun bertanya Betulkah Nabi ini pernah pergi laut Sebenarnya kan jawabannya Senang senang sekali mudah, iya atau tidak tapi se-India ini tahu yang bertanya, suka membaca akhirnya tidak dia iya atau tidak sebaliknya disodorkan kitab siroh ini ada buku siroh nabi kue ini, ini ada empat jilid, kuhabiskan dahulu, nanti kamu tahulah jawabannya begitulah orang pandai nih cara belajar kalau kita tanya mungkin apa lah, tanya macam itu pun suruh baca kitab, bang masa iya tuh tidak itu senang lah setelah menghatamkan empat jilid sirah itu bukan sehari dua itu Puan, setelah paham, jumpa lagi saya India ini. Saya India tanya senalah, sudah baca, sudah habis, habis.
Anda sudah tahu jawabannya? Sudah, ya sudah. Jadi apa jawabannya?
Siroh yang paling lengkap ini Rupanya tidak ada satu pun Ayat yang menyebutkan Muhammad Nabi mu yang Quran ini pernah pergi laut Mana tidak tahu Lahut Jadi jika ia tak pernah pergi laut Sedangkan ia boleh memberi maklumat kepada kita Tentang laut yang sangat-sangat akurat, tepat Pasti ini bukan ucapan dia Pasti ini firman Daripada yang mencipta alam Ringkas kata ia Meluk agama Islam Tinggalkan profesi Kelautannya Ya Pencin awal Apa? Pencin awal kan namanya itu Yalah Pencin dini Wah Pensiun dini Dan terus ingin mendari agama pergi ke Mesir, Allah Azzi wa Jalla mesti. Tentu daripada bawah belajarnya, tapi tak kisah karena peminat ilmu.
Dia tak tengok umurnya sudah berapa tidak penting. Yang penting dia belajar apa yang dia belum tahu. Bukan tengok umur aku ini patut tak patut. Sebab dalam belajar semuanya patut. Dalam belajar, ini semuanya patuh, tidak kira umur.
Kalau dalam bermain, itu kena tengok umur. Ini karena bermain tak tengok umur. Umur dah 7 series, 8 series, tiup belon.
Itu tak patut. Belajar Al-Quran. Oh udah tak patut.
Ini 7 series ini. Takkan baru belajar nak betulkan makhrot. Yang itu dia kata tak patut. Tapi cuk bilun. Eh masih patut.
Belajar daripada bawah. Akhirnya alim. Jadi syekh di Mesir.
Syekh Abdullah Brown namanya dan ramai daripada orang-orang Asia Tenggara yang pernah belajar penuh video ini abad 19 dahulu ulama-ulama Asia Tenggara, ulama Indonesia pernah belajar penuh video yang ini saya sampaikan bagi Bagaimana seorang kapil memeluk ugama Islam setelah baca Al-Quran sendiri dan membacanya dengan membuka hati. Bukan membuka mulut, membuka hati. Bagaimana? Cara berfikirnya mulai-mulai sangat sederhana.
Bagaimana? Orang ini pasti sudah hidupnya di laut, rumahnya pun masih di laut. Yang di fikir mesti begitu, Muhammad ini mesti buat rumah, mesti di laut ini Sebab faham betul nampaknya tentang laut Setelah ditanyakan dan tanya ciri jawabannya, rupanya ini bukan tidak penipu laut, takkan terkejut Lalu siapa yang beritahu? Ya pasti yang mencipta laut lah Tengok, cara berfikirnya sangat sederhana kalau kita fikir Tapi karena hatinya terbuka, sesederhana itu pun, ya hidayah masuk lah masuk, ya contohnya ini lah gimana boleh tahu ini kita percaya walaupun belum mengalami kan kita percaya walaupun belum mengalami, kalau ingin nak meyakinkan diri lah ya pergi aja lah ke laut Hai sewa sampan jangan besok sangat jangan kapal peserang krus yang sebesar pulau tak rasa ya sampan nelayan yalah Hai pergi lau Cina Selatan tunggu musim tengkuju jangan dekat pantai ke tengah sini dan rasakan waktu tuh baru percaya betul ini kadang pengalaman Dan... Kalau perlulah Dalam keadaan seperti itu Baca lagi ayat yang lain Kan makin takut nanti Baca curah yasin Dan jika kami kendaki kapal ini Kami tenggelamkan Lagi menangis-nangis Supaya lebih kesan nih, baca Quran mesti ya carilah tempat yang sesuai dengan ayat itu Ayat ini mungkin kalau kita kaji disini ya kesannya kurang sebab kita tidak sedang merasa Coba perhatikan ayat ini Allah cerita tentang Seseorang yang Menumpang kapal Naik kapal Di lautan Ketika kapal tadi berlayar Dengan selesa Tenang, tak ada gelombang Semuanya gembira Oh gembira semuanya Nyanyilah, kejauh-mengejauh Suruk-suruk Tengok aja lah pokoknya sejarah dalam keadaan tenangkan semua kejo-kejo makan-makan makan-makan suruh-suruh pintu di kejohonnya lagi begitu kapa sudah mulai bergoyang singit sana singit sini Ya Kalang bin kabut lah Kalang bin kabut Dalam ayat ini Dari segi balerohnya Kita ambil sedikit saja aspek Kemujizatannya Ijaz baleri bagian iltifat Supaya tidak ada Ijaz ilminya ada Ijaz ilminya ada Ijaz jugrofinya ada Ijaz nafsinya ada Ijaz gaibinya ada Hai kemujetan al-qur'an ayat ini adalah ini sangat banyak satu di antaranya karena kita sedang berlawan jadi ijaz balaginya kemujetan al-qur'an ayat ini dari segi balagonya baik dalam ayat 22 ini ada uslub iltifat mudah sekali Mana usrup iltifatnya?
Pemalingan pertukaran. Diksi. Daripada bentuk e, menjadi bentuk yang lain.
Wahai yang dimaksudkan itu sama. Apa tadi pertukarannya? Daripada apa tadi?
Minal. Mukhotob ilal. Ghoib. Mana mukhotobnya, mana ghoibnya. Mukhotob itu ghoib, ghoib itu mukhotob.
Maksudnya, merujuk pada orang yang sama. Mukhotobnya mana? Mukhotob Mukhotob itu second person Ya Personalia kedua Personalia kedua Mana ya?
Qom Walladhi yusairu Qom, Allah lah yang menjalankan kamu, Qom Yaitu hatta idha kuntum. Itu masih kamu tuh. Kuntum tuh adalah kamu.
Ketika kamu sudah berada di kapal. Tapi tengok. Wajaroyna bihim.
Birihin toibah. Dan kapal itu. Telah berlayar. Bihim membawa. Bagaimana jadi mereka pula.
Tengok. Daripada kamu. Jadi mereka daripada Qumqaf Menjadi hum Jadi ra Raib Dan kebelakang itu semua menjadi hum mereka Yalinabihim Wafarihu Hu itu mereka juga Ja'ahum Hum juga Wadhanu Anahum pun mereka Bihim mereka Da'au pun mereka juga Yang peliknya kemudian Lainanjaitanan min hadihi la nakunanna minash sakirin itu lain ceritanya karena itu ucapan si hum tadi jadi disini iltifatnya domir kum tukar jadi domir hum atau iltifat minal mukhotob ilal goib yang dimaksudkan kum itu adalah yang dikatakan hum itu ala kum yang dimaksudkan kamu itu mereka mereka itu kamu yang peliknya saya katakan tadi pada zaman turunia ini sastra-sastra Arab tidak ada yang mengatakan susunan ini salah wal pergantian pertukarannya sangat ketara Sehingga apabila kamu telah berada di dalam kapal dan kapal itu berlayar membawa mereka kan ketara sekali perubahan dia tapi sastra-sastra tidak ada yang membantah tidak ada yang menyalahkan uslupnya sehingga ini Muhammad silap nih Muhammad nampaknya belum fasih, belum fakih, belum balik dalam bahasa Arabnya, dalam sastranya dalam kuidahnya, dalam grammanya kita pun tak tahu siapa yang sebenarnya Muhammad maksudnya ini yang dimaksudnya ini kum atau hum inilah ada iltifat daripada mukhotob ilal wa'ib atau kalau daripada struktur ayat al-iltifat minal mukhotobah ilal wa'ib ikhbar daripada mukhotobah kalau susunan jumlahnya Struktur ayatnya, tarkibul jumlah, ada iltifat.
Jadi tarkib jumlah, tarkib jumlah itu struktur ayat lah. Jadi ada perubahan daripada tarkib jumlah. Daripada mukhotobah, bentuk perbualan. kepada pemberitahuan sebab jahum tiba-tiba mereka mereka, mereka, mereka, mereka, mereka ini bentuk pemberitahuan karena ada perubahan domir ada iltifat domir daripada domir khitab mukhatab kepada domir gaib Hai nampak ya sepatunya cuma kalau tidak ada iltifat sepatunya cuman katakanlah tidak ada iltifat Ida kota Ida kuntum Phil full key menan kalau tak ada iltifat lah wajar oina bikum lewajar oina bikum berikin tojiba kemudian Baru Wa Alah lemahnya Alah basah Huwa huma hum Ya huma humna fa'ala fa'ala fa'alu Fa'alata fa'alata fa'alatum Itu basic itu Itu sangat basic Wa farih to Tasrib Madi Mundore Kena luar kepala Itu tidak memang bingung aja Sebab itu paling basic Demikian juga nanti amarnya If'al if'ala if'alu If'al if'ala if'alna Karena ini bicara iltifat dan yang kita sedang pelajari Jadi hanya khas iltifat domir Ya itu kena tahulah domir kan kaitannya Dengan fiil pula Ya madi, eh mudara Madi dan Amal itu tidak boleh lupa Fa'ala fa'ala salah takkan Farihu untuk home tukar jadi antum bingung Farih kumdu menara Farid ya Farid huji Farid tumleh anak Farid tuh jadi Fariha Fariha Farihu Farihat Farihata Farihna Itu tidak boleh lupa itu Itu bukan pelajaran lagi sebenarnya Kalau kita ingin belajar sampai sejauh ini Itu jangan dianggap lagi sebagai pelajaran Karena sudah terpatri dalam ini Bukan lagi untuk dipelajari Itu sudah Itu syarat mutlak Syarat mutlak Tidak ada itu, tidak boleh jalan Ibaratnya, mesti ada paspor Tidak boleh Duit tidak Duit tidak ada mungkin boleh minta serkah Pergi luar negeri Passport kena bawa Kalau duit tidak bawa Tak apa, insya Allah boleh minta serkah Kalau lapor Ada orang tolong Jangan duduk hotel Duduk tinggal di masjid Insyaallah Kemudian join dengan jama tablik Free Tapi pasport mesti bawa Pasport mesti bawa Jangan duitnya nomor satunya pasportnya Nah demikian juga ini Jadi Fafari Tum biha ja'adari fun asib wajah Jatum Jaakum Jaakum Itu bahasa mongolia Wajahatum Jaakum Datang pada kamu Al maud min kulli makanin wadhan Bismillah itu Wadhanu jadi Hai wuih rasa-rasa aku udah tahu rupanya tak tahu sekali ditanya itu kacau itu ih rasa-rasa aku macam dah fakih harusnya masa aku fakih tapi enak sekali diperlukan oleh lenyap wa donantum itu saya kata lagi donan donan donu donan ta donan ta donan tuna donan ta donan tuma donan tum wa donan tum an nakum uhito bikum dah Hum da'aw untuk antum, da'aw tum, da'aw tumullaha mukh, mukh muhlih sin Kenapa ada ditukar takkan muhlisi nantukan muhlis itu sudah terlalu pandai mukhlisin-mukhlisin mukhlisin ini apa ini lahuddin lahuddin kenapa tukar hu itu untuk Allah kan? mukhlisina lahuddin lahu itu kan untuk Allah macamnya kalau mukhlisina lahuddin malah syirik disitulah kalau nak tes rasa-rasa yang kita ibaratnya macam inilah macam ujian tulis ambil license kan ujian tulis yang kepalai komputer sekarang kan semua betul itu Buat makar 100 Wah ini macam mana ini Ini ada double line apa yang perlu buat Boleh potong atau tak boleh potong Ini ada traffic light Berhenti ke terus Kan tahu sebenarnya jawab kan Sekali praktikal pula Ini aku nih Ini ada simpang 3 Ini ada simpang 3 Ini ada simpang 3 Sebenarnya teori Tidak sama dengan praktik Teori tidak sama dengan praktik.
Dalam semua hal. Dalam semua hal. Hatta dalam beragama.
Hatta dalam beragama. Teori tidak sama dengan praktik. Contoh, kalau kita belajar tentang sabar.
Kita belajar tentang sabar, definasi sabar, root word daripada sobar, pengertian sabar, dalil sabar, ciri-ciri sabar, tingkatan-tingkatan sabar. Ini kan teori ini. Hadisnya tahu, ayatnya tahu, itu teori saja mas kalian.
Belum tentu nanti segi praktikannya kalau sudah ditimpa musibah, boleh mempraktikannya. Z itu ada, kemudian ada orang yang dekat teori hatam, tapi praktikalnya fail. Ada orang yang teori tak tahu, karena tak ada peluang untuk belajar. Tapi Masya Allah dalam kehidupan, tak pernah mengeluh. Dan ingat yang dihargai, yang dinilai oleh Allah praktikalnya itu.
Ini kaitannya dengan hati Soalnya itu sempat hari saya katakan Bila kita belajar tentang sabar umpamanya Kita sebenarnya baru belajar teori Kata guru saya dahulu Bahkan lebih keras bahasanya Kamu sebenarnya belum ibadah Kamu baru belajar macam mana nak ibadah Ibadahnya bila Nantilah bila ditimpa musibah Sabar atau tidak, disitu Apakah kita fikir teori kita Fahaman kita, ilmu kita tentang sabar bermanfaat bagi kita Jika semasa ditimpa musibah kita mengeluh Tak ada artinya ilmu tadi Kosong Ya paling-paling kita lulus peperiksaan Lulus kan, dapat markah 10,5 Lebih setengah Lebih Sebab ini dulu-dulu, belajar dulu mana ada markah 100, paling tinggi 10 saya belajar tak pernah dapat 100 sebab markahnya paling maksimum 10 ya lah markah penuh 10 gak ada 100 itu bila dapat 8, 9 wah dah hebatlah tuh ada 3 subjek dapat 30 wah itu masih dah best student lah tuh nah hebat tuh muntaz dia muntaz dan mahal dia itu jadi muntaz mahal muntaz mahal muntaz mahal dapat itu ya Jadi dari Daripada kum. Mu. Khotab. Bertukar jadi.
Hum. Apa? Menjadi. Ro.
Roib. Ini iltifat. Apa faydahnya? Nanti. Kita baru belajar.
Baru tengok saja. Baru kenal. Oh. Dia tahu.
Dia bila dia tahu itu. Kemudian coba ditambah pertanyaannya. Bagaimana ya susunan ini.
Jika tidak ada iltifat. Nah itu menambah lagi ilmu. Sekarang saya tahu ada iltifatnya. Bagaimana jika dalam ini katakanlah Allah tidak ada letakkan iltifat dalam firmannya.
Ya kita cobalah perhatikan. Tidak salah itu. Dalam begitu tidak boleh berbual mana kita ingin mengubah Quran. Jika kita andikan tidak tifat, kemudian kita kata-katalah tadi Itu bukan nak mengubah Al-Quran Itu untuk kita belajar Itulah Memang macam itu Memang tidak boleh, ditukar tidak boleh Dosa nanti Kapir kita Tapi untuk melatih, begitu Boleh, menin?
Terusnya yang Keempat, apa dia? Al-iltifat minal-ghaib ilal-mutakallim. Al-iltifat minal-ghaib ilal-mutakallim.
Di mana? Apa namanya ayatnya? Contohnya itu?
Fatir Ayat? Sembilan Coba perhatikan Fatir sembilan Fapirun Yang maha mencipta atau yang memulakan ciptaan A'udzubillahiminasyaitonirrojim Bismillahirrahmanirrahim Wallahu alladhi arsalariyaha Dan Allah lah zat yang telah mengutuskan angin atau beberapa angin Fatuthiru sahaban Lalu dia menggerakkan akan awan Fasuknahu Kemudian, iya Tuhan kami menghalaunya, mengiringnya, mengarahkannya, nyawan itu ila baladin mayid, negeri yang mati, maknanya tanah yang tanda. kandus yang kering keruntang karena lama tak turun hujan faahyainah bihil arda lalu kami telah menghidupkan dengan sebab air hujan itu akan bumi yang asalnya mati ba'da mawtiha selepas kematiannya Selepas Allah cerita tentang ayat kaunia, hidupnya bumi selepas matinya, suburnya bumi selepas tandusnya, Allah samakan pula, kadhalik macam itulah, seperti itulah, begitulah, annusyuru, kebangkitan. Artinya, ini ada apa nih kalau kita kembali pada pelajaran-pelajaran dahulu?
Allah mulai cerita tentang bumi yang mati kemudian dihidupkan dengan sebab turunnya hujan Di hujung pula, macam tolah, seperti itulah, an-nusyur, kebangkitan. Ini ada apa nih? Dalam kadhalika nusyur.
Dalam pelajaran yang dulu-dulu. Kadhalika nusyur. Seperti itulah.
Apa islah baladoh ini? Tashbih. Ini ada tashbih Seperti itulah An-Nusyuru Kan tashbih itu? Artinya ada tashbih Penyerupaan Antara Hari kebangkitan nanti Kita dibangkitkan daripada alam barzah Dengan Suburnya bumi selepas Tandus Tumbuhnya tumbuh-tumbuhan daripada bumi yang Tandus selepas diguyur hujan Sama dengan hari kebangkitan.
Nah, di mana aspek percerupaannya? Atau dalam bahasa Balagohnya, di mana wajhut tashbihnya? Kan dalam arkanut tashbih ada berapa dulu ya? Empat.
Empat, satu, mesti ada. Khairul Fudh, Tashbih, 2, 3, 4, 5 Ada, ada tuh Tashbih, ada tapi tuh maknanya hurufnya Seperti mana mitlu, seperti kaf. Itu kan uruf. Ada musyabah. Bih.
Musyabah bih itu apa? Yang? Ada musyabih.
Yang musyabih itu mana? Musabah apa Musabah? Musabah bih? Musabah yang diserupakan, yang disamakan. Musabah bih?
Yang diserupakan dengannya. Katalah, Ali seperti Ahmad. Ali jadi apa ya? Musabah Ahmad, Musabah Bih.
Seperti? Seperti? Adatut Tasbih.
Tapi mungkin orang akan tanya, dari segi apa persamaan? Oh, katalah. Dari segi apa omongnya?
Senyumnya. Baik, senyumnya itu, apa namanya? Senyumnya.
Apa namanya senyumnya? Wajhut Tasbih. Kena ingat empat itu. Ada empat loh Jadi dalam ayat ini Oke Musabah sudah ada, Musabah sudah ada Nah wajhutashbihnya yang itu Kita tidak, apa, Allah tidak sebutkan Jadi boleh dicari Dimana Wajhutashbih antara Kehidupan manusia selepas dimatikan dengan tumbuhnya pelbagai tumbuh-tumbuhan daripada bumi selepas matinya.
Ini luar biasa sekali ini. Sebab kalau tidak ada persamaan, tidak mungkin ada tasbih. Inilah cabaran ilmu pengetahuan hari ini.
Dan kita, ya biasanya kita tertinggal dalam hal ini Orang-orang barat, satya-satya barat, satya-satya barat sudah mulai mencari Kemungkinan manusia dihidupkan, kata mereka kemungkinan sebab mereka tidak percaya asalnya Tapi sekarang orang satya-satya barat sudah mulai meyakini bahwa Orang-orang yang mati Suatu saat akan Walaupun mereka belum pasti Belum yakin dan belum tahu apa yang berlaku Selepas kehidupan Setelah mereka menemukan Rupanya dalam tubuh manusia Ada sel yang tidak reput Tidak mati sampai bila-bila Walaupun dibakar Jadi karena dari segi itulah Mereka mulai meyakini Jadi barat yang rajin Mengkaji ini mereka sudah Peringkat mengkaji Mengetahui Kita Ya Baru apa Kita sudah yakin lah Tapi belum Sudah yakin Tapi belum dapat Melakukan pembuktian Barat belum yakin Tapi mereka yang beri Iya, iya Sangat namam Pembuktian tak apa lah Akhirnya Barat membantu kita lah Menunjukkan bahasa Quran Barat sudah sejauh itu Kita mungkin baru Tadi peringkat ada biar peringat membetulkan makhrus Antu berapa? Dua-dua. Kazalikan.
Dua harakat. Nusyuk-syuk. Nusyuk-nusyuk.
Sedih tak sedih? Setengah orang Islam terhadap Al-Quran peringkat, pertama-tama baru peringkat membetulkan makhrosh. Di barat yang KP sudah peringkat Pembuktian Walaupun tak disuruh oleh orang Islam Mereka menggunakan Hartanya, belanjakan hartanya Menggunakan masanya, tenaganya Dia sendiri yang keluarkan belanja Tanpa mereka sadari Usaha mereka itu membuktikan Kebenaran Al-Quran, kan hebat itu Mereka telah mentafsikannya, yang kita itu adalah ringkat. Itu pun kadang-kadang gaduh.
Jadi sedih, sangat sedih kalau kita berpikir lebih, lebih jujur maksud saya. Cara berpikir kita mesti lebih jujur pada diri sendiri. Baik, dalam ayat ini ada iltifat Iltifat daripada apa tadi? Minal gaib ilal mutakalim Mula-mula bicara gaib. Dia, dia, depa, depa, depa, depa, depa.
Kemudian menjadi orang pertama. Sedangkan yang dimaksudkan dia itu adalah kami. Yang dimaksudkan dia itu aku.
Yang diadakan mereka itu kami. Mana agaknya? Yang gaibnya dahulu.
Gaib. Kita baru bicara intikalu damir ya. Allah bukan damir. Allah bukan damir, Allah isim zahir Jadi tak ada kena-muna ikhlas dengan Allah Ya Mana yang pertama Yang gaibnya mana Ya Pakai tropong biar nampak Domer Goib Arsalah Takkan tak nampak Arsalah Arsalah Yurisilu Arsalah itu kan madi untuk Hua Itu namanya Domer Goib Lagi Domer Goib lagi Yang itu Goib Wa'ib Arsalah huwa Huwa itu siapa ya?
Huwa itu kembali pada? Allah Ya itu namanya Wa'ibnya Lagi? Tuthiru Tuthiru itu siapa yang tuthiru? Allah Hai ini dah makin bingung lagi itu siri itu angin kan itu mu'annas kalau itu bukan Oke itu siru bukan So itu sajalah Waibnya Waibnya dalam kalimat Arsalah Dia, dia, dia, dia itu Allah Tiba-tiba daripada Mula-mula Allah berfirman dia, dia Eh ditukar pula Menjadi mutakalim Mana dia? Suknahu Suknana itu kami Kemudian kami giring, kami halau Si, who do?
Who do apa? Kamar, who do? Awan Buat apa angin digiring Cuman Awan itu yang Allah arahkan Angin itu kerjanya Menggerakkan awan Tapi angin tidak reti Ini aku nak gerakkan mana Sebab angin tak ada mata Tugas aku menggerakkan awan yang diam, geralah tapi yang memandu, nak diarah mana? kanan, kiri, selatan, utara, timur barat, atas, bawah, ini Allah sebab angin tidak punya kendak sebab itu apa namanya?
itu kemana? pada sahab kemudian lagi, mana yang untuk mutak kalim? fahyainah fahyainah, kami kami itu Allah juga Bihil Arda Haa Hii Dengan nya, ini apa nih? Hii apa nih?
Awan Kan awan yang sudah mengandungi air Dengan sebabnya, awan yang ada air itu lah Banda mautihal, sebab matinya, nyanya, nyanya Hai al-al-al-al jadi disini ada perubahan ketara sekali segitu Mir untuk doa Allah asalnya arsala itu Hua Allah arsala kemudian Allah berfirman fasukna Fa'ahyaina kami kami Wahal kami itu mana dia, dia itu kami Ini namanya Iltifat Minal Roib Ilal Mu Ta'lim Sekarang kita andaikan Dalam pembelajaran boleh Tidak ada iltifat Bagaimana bunyi ayat ini Kita andaikan Wallahu'l-lazi arsalariyaha Fa Ini tak ada iltifat nih Fa Tuthiru Sahaban Fa Ini tak ada iltifat nih Nah tak boleh sebab Nah ada iltifat, kalau tak ada iltifat Sukna jadi macam mana Hai Nah itu kami nah nu kalau untuk Hua Sarko Fasa kohu Hai kadwa Sarko Sarko Sarko Sarko Sarko sawta sukna kemudian ilah baladimajidin fa Terima kasih. Wah wah wah ah iya buanglah Nadia untuk Wah Wah tuh paling-paling besikan buatukan pertama sekali malapalapun buang aja masih betul itu fahyab itu jika tidak ada iltifat karena dilipat ya tukar Daripada huwa menjadi nahnu, daripada goib menjadi mutakalim, daripada mutakalim, tuh, daripada, kalau daripada struktur ayat, daripada diksi jumlah, daripada struktur Apa itu? Ikh?
Ikhbar. Allahu ladi arsariyah fatuthiru sahaban. Ini bentuk ikhbar ini.
Pemberitahuan. Menghabarkan. Beritahu, beritahu. Kemudian, itu kan jadi khih. Khitab Jadi bentuk mukhotbah Bentuk mukhotbah Tuh Il tifat Ada nampak Nampak apa Iya kena nampak Kalau tak nampak Kata Ahlil Nujum Pendek umur Tak nampak pendek umur Takut nampak Nampak Ini hanya contoh sahaja Bukan satu-satunya Tapi hanya salah satu daripadanya dalam Quran Sebab itu nanti Selebihnya nanti bila kita jamah baca Quran Coba perhatikan Dan amatikan jangan semua sekali Oke sekarang saya nak baca Quran Dan untuk mengingati pelajaran balaunya Katalah bab ma'ani saja Katalah Katalah ma'ani tahu Saya nak ma'ani saja Satu muka surat ini Ada tak ma'ani Oh ada, oh ada, oh ada Esok pula Sekarang ada hatam ma'aninya Saya nak baca Al-Quran Dan saya nak cari dari segi badiknya saja Kan sudah dipelajari itu Ya badiknya saja Itu bayangkan ada jenis-jenisnya Itu cara dia, memang begitu caranya Tidak ada cara lain Jadi Jangan semuanya diingat, nanti susah Satu-satu dahulu Oh, saya nak tasbihnya saja Yang senang dulu, yang tasbihnya Atau Atau mungkin yang paling basic dahulu.
Saya baca ayat Al-Quran. Buka surat ini, surat ini. Saya nak cari fiil amarnya saja.
Mana fiil amarnya saja. Atau kalau lebih mudah. Saya nak cari wow yang bermana dan saja. Satu, dua. Tapi apa artinya nak koleksi wow.
Wow. Tidak ada. Ada kena-mengena pun tak ada koleksi.
Wow. Kecuali nanti sudah sampai ada wow apa jenisnya. Itu baru mustahak.
Oh ini wow ini. Oh ini wow ini. Oh ini wow ini.
Oh iya. Ini wow dan. Ini wow demi.
Ini wow padahal. Ini wow dalam fase yang sama. Wah, itu cantik Kalau sampai itu, sudah jadi semakin cantik Begitulah Itu akan ada kaitannya dengan Mubayang juga Wallah, alhamdulillah Mudah-mudahan Ini berkat oleh Allah SWT