Di dalam bukunya itu Murni memberikan peta yang cukup bagus. Apa sih yang baru dalam sejarah Islam? Nah, menurut dia ada empat tema utama kalau kita bicara tentang... Apa yang disebut sebagai Islam awal dan Al-Quran hanya salah satu darinya. Yang pertama berbicara tentang asal-usul Islam, itu kan perdebatan sejak lama apakah sejarah Islam itu sesuatu yang terang-benderang, yang kemudian orang-orang Islam merasa unik dengan agamanya sendiri.
Ataukah masih banyak kegelapan di dalamnya sehingga ada banyak tafsir dan... proyeksi-proyeksi dari kaum beriman tentang agamanya. Nah, ada bukti-bukti baru yang muncul.
Salah satunya agak mengejutkan, sebetulnya misalnya ini ada kaitannya sama konflik dan lain-lain. Beberapa tahun lalu ditemukan ada sejumlah manuskrip, sekitar 2.000-an atau 3.000-an manuskrip di Yamal setelah konflik perang saudara itu. Ada pengeboman dan lain-lain.
Kemudian ditemukan... Ada manuskrip-manuskrip yang ditelusuri di beberapa dokumennya itu sampai masa late antiquity. Ya, sekitar abad ke pertama Masyadi sampai awal-awal datangnya Islam.
Ada beberapa manuskrip dan inskripsi tentang itu diselamatkan, sebagian dibawa ke Inggris. Sebelumnya tidak tersentuh karena ada soal keamanan dan kebijakan pemerintah di Yaman. Beberapa aksip-aksip itu sekarang mulai dipelajari.
Itu buat para arkeolog, buat para antropolog itu menjadi sesuatu yang menarik. Ada bukti-bukti baru yang memperkaya argumen mereka sebelumnya. Karena itu diskusi tentang Islam awal menjadi menarik bahwa Islam itu ternyata Ya sama saja dengan agama-agama lain, ada perkembangannya, ada dinamika di dalamnya, bukan sesuatu yang unik. Klaim-klaim yang selama ini dibuat oleh orang-orang Islam itu ternyata bisa dijelaskan secara wajar, secara normal dari perspektif keimuan.
Nah yang kedua tentang sejarah Muhammad, ini juga sebetulnya tema lama, tapi lagi-lagi karena makin banyak orang yang melakukan hukum. Dan suasana makin terbuka. Tentu saja ada yang apa yang disebut sebagai di dunia barat itu sekarang dengan adanya Islamophobia mereka sangat sensitif bicara tentang itu.
Tapi ada beberapa kelompok yang berusaha ya terserang aja berbicara apa adanya, kelompok-kelompok di kalangan akademis khususnya. Nah itu yang memungkinkan. Perlusuran ke penelitian tentang hal-hal yang sensitif, yang kontroversial itu muncul lagi ke permukaan. Kalau kita ikuti di Youtube itu kan perdebatan antara orang-orang polemik ya antara Kristen dan Islam itu banyak banget.
Jadi itu menurut saya ya orang yang gak tahan akan marah mendengar itu. Tapi mungkin itu bagian dari ruang publik yang kita miliki yang sebelumnya gak pernah ada. Kemudian tentang ekspansi Islam, ini juga menarik sekali. Jadi sejak kecil kita selalu diajarkan bahwa Islam menyebar dengan begitu cepat dan penjelasannya cuma satu, itu mujizat.
Dalam kurang dari 100 tahun Islam itu sudah sampai ke Spaniel, tahun berapa itu? 6, 7, 11 kalau tidak salah. Tarif bin Ziyad itu sudah menyeberang ke Andalusia. Nah, penjelasan yang selalu kita dapatkan dari buku-buku sejarah versi Islam adalah ya tidak ada lain, karena itu kekuatan muslim bagaimana mungkin seorang, apa, sekelompok yang nggak pernah punya sejarah militer di masa silam, yang tidak punya kesiapan, mereka disebut bad doing dan sebagainya, tiba-tiba bisa meruntuhkan buah kehali ke...
Kaisaran besar, Romawi dan Persia, dan itu menjadi pertanyaan banyak orang juga. Nah tetapi dulu yang mencoba men-challenge argumen itu kan cuma beberapa sejarawan. Saya ingat misalnya Herbert Spencer atau Will Durant itu mengatakan ya itu sesuatu yang lumrah apa yang terjadi dalam ekspansi melakukan Islam. Keberhasilan-keberhasilan itu ada penjelasannya yang sangat rasional.
Nah belakangan saya nampak banyak membaca argumen-argumen itu. Yang saya dapatkan yang paling menarik adalah penjelasan dari Fred Donner, gurunya Munim. Itu dia menulis tentang... The Origins of Islam, ada beberapa bab tentang itu, dia menjelaskan soal ekspansi, keberhasilan ekspansi Islam di Damascus, di Iraq, di Iran, yang semua itu bisa dijelaskan dari konteks historisnya pada saat itu. Misalnya, banyak sekali sumber-sumber yang agak keliru menceritakan tentang penaklukan-penaklukan itu.
Damascus. Itu ditaklukkan kan kalau kita baca atabari atau sumber-sumber Islam itu dramatis sekali. Padahal nggak ada itu historisnya, dramatis gitu.
Karena Damaskus itu sudah jatuh sekitar 15 atau 10 tahun sebelum Islam lahir. Jadi Konstantinopel mengarah, gini, awalnya itu apa yang disebut sebagai Justinian Sleeve, pandemi Justinian, dan itu pandemi yang... mematikan hampir separuh warga Bizantium atau Romawi pandemi yang kurang lebih seperti COVID-19 tapi kan pada saat itu orang ilmu pengetahuan belum ada belum tahu bakteri dan virus bakteri dan virus adalah pengetahuan baru sehingga itu mematikan banyak sekali orang-orang penting kaum elit di Roma dan Persia kemudian sebagaimana pandemi dia menyebar kebanyakan di kota-kota Daerah yang lebih sekludi itu aman.
Itu yang menjelaskan kenapa Mekah dan Madinah aman. Karena dia lebih terisolir. Sementara orang-orang penting di Bizantium, di Damascus, di Persia, habis dimakan sama pandemi itu. Nah, selain perang yang bertahun-tahun dilakukan oleh Persia dan Romawi, human capital itu habis pada saat itu. Sehingga ketika ada kekuatan Islam datang dan orang ini relatif bersih dari wabah pandemi, sebetulnya pandemi itu ada sampai ke Islam.
Kalau kita baca hadis-hadis nabi itu kan ada tentang pandemi. Masih ada, tetapi dampaknya tidak sebesar yang diterima oleh orang-orang Romawi dan orang-orang Persia. Ini salah satu penjelasan Fred Donner kenapa pada saat itu. Persia dan Romawi yang begitu kokoh ini bisa dikalahkan sama orang-orang dari Bandung yang gak tau apa-apa. Kira-kira begitu lah.
Penjelasannya kemudian ya menurut saya dengan banyak sekali data, sangat rasional. Buat ilmu pengetahuan kan harus begitu cara penjelasannya. Bukan karena ada kekuatan adik kodratinya di mana-mana gitu.
Itu gak bisa dijelaskan. Tentang pandemi, siapa dulu? Apa nih?
Oh, Herbert Spencer yang pertama. Herbert Spencer itu pertama tapi gak pernah populer setelah itu. Maksudnya sekarang tuh hampir semua orang bercerita tentang itu dan buku-buku tentang pandemi Justinian banyak banget. Saya punya ada 2-3 buku tentang itu.
Ada seorang historian di zaman itu yang mencatat pandemi itu, dia melihat di jalan-jalan Istanbul waktu itu Konstantinopel. Dia hitung ada 3.000 maya yang tidak sempat diurus saat pandemi. Nah itu historian yang hidup pada saat itu.
Salah satu historian. Namanya mirip-mirip dengan Skopus, orang Latin. Saya ingatkan dia Skopus.
Dia seorang historian terkenal, meninggalkan beberapa buku dan dia menceritakan tentang pandemi pada saat itu. Nah bukti-bukti seperti ini, seingat saya tidak dikemukakan oleh Herbert Spencer tapi diperlihatkan oleh Fred Donner. Ya, buku-buku historian Ada di front-end Kalau gak salah ada di front-end Yang Islamic Studies atau?
The Original Jerusalem The Original Jerusalem, ya Coba kita cek Nah jadi, argumen data-data baru seperti ini Itu membantu kita mencoba merasionalisasi Apa yang terjadi di dalam Islam yang selama ini kita menjelaskan dengan cara yang tidak rasional? Ya sebetulnya dari sisi ilmu pengetahuan yang disebut penjelasan-penjelasan metafisis itu kan penghenti percakapan. Kalau kita mengatakan ini karena... Ini karena berkat Tuhan habis sudah bertangkapan, berhenti.
Tapi kalau kita mencoba menjelaskan dari aspek yang lebih historis, lebih bisa difahami, dicek bersama, itu kan diskusi jalan terus. Tujuan dalam diri hukum tahun kan seperti ini. Nah, kemudian juga tentang Al-Quran. Saya melihat tidak ada terlalu banyak yang baru ya, dari perdebatan 20 tahun lalu tentang diri Al-Quran.
Hanya saja... Makin tegas, makin tegas kelompok-kelompok revisionis dan apa yang disebut sebagai kelompok skeptik. Kelompok-kelompok skeptik terhadap, bukan hanya terhadap Quran seperti ini, terhadap apa saja yang berbau agama. Ini makin banyak kelompok-kelompok ini yang sehingga kemudian al-Quran, studi al-Quran diperlakukan, ya sama saja dengan kitab-kitab kecil lain.
Nah ini... Apa yang disebut sebagai kelompok revisionis itu betul-betul game changer di dalam perdebatan studi Quran kontemporer. Sekarang hampir semua orang kalau bicara tentang Al-Quran, ya kelompok revisionis ini yang selalu dibicarakan.
Paling tidak mereka mengajukan pertanyaan ulang terhadap persoalan-persoalan lama lah. Oke, ini singkat saja bagi yang kurang akrab dengan studi Quran, bahwa perkembangan studi Quran modern itu sudah dilakukan oleh para sarjana barat sejak abad 19. Kalau dari kajian Islam kan sudah lama, tidak putus itu. Misalnya di pusat-pusat pendidikan di Timur Tengah, kajian tradisional berada Quran sampai sekarang yang melahirkan orang-orang. seperti Quraysh Shihab, kemudian siapa lagi ulama kita yang dari semua, termasuk Kamal bin Mazuki.
Itu adalah model pengkajian tradisional. Kenapa studi Quran kemudian menjadi sangat menarik? Ada karya-karya para orientalis yang tentu saja dari perspektif Islam ini sangat kontroversial.
Ada banyak sekali buku yang mengkritisi pendekatan-pendekatan orientalis. Dulu kita menganggap bahwa pendekatan orientalis itu sesuatu yang berbahaya dan lain-lain. Tetapi begitu datang revisionis, itu enggak ada apa-apanya ternyata kajian orientalis ini.
Bahkan revisionis. tradisionalis itu sebagian besar mengkritik pendekatan orientalis karena orientalis itu umumnya masih berpegang pada sumber-sumber tradisional orang seperti Noldek atau William Muir bahkan William Muir itu menulis biografi Nabi hampir seluruhnya berpegang pada buku surah Ibn Ishaq pada At-Tabari dan lain-lain ini yang saya mau kelihatan dua buku ini umumnya mengambil sumber-sumber tradisional. Sumber yang sama digunakan oleh Kuraisiha, oleh Manakatan, oleh tokoh-tokoh tradisional selainnya.
William Mowiri bukunya. Sangat, apa ya, jadi sangat tradisional dalam pengertian cukup empatik gitu. Kalaupun ada kritik-kritik atau pandangan yang sedikit kritis terhadap biografi Nabi itu bagian dari watak disiplin Baharat kalian. Selalu ada aspek kritis dalam melihat sesuatu. Tapi umumnya secara metodologi atau sumber-sumber yang digunakan itu lebih banyak masih menggunakan sumber-sumber visual.
Nah, dari sana saya mau memetakan pendekatan yang dilakukan oleh para sarjana kontemporer terhadap Tuhan. Saya perhatikan ada beberapa sarjana yang juga melakukan pemetaan yang sama, tetapi datang dengan beberapa penamaan dan kelompok. kelompok tradisionalis dan repressionis ini biasa digunakan. Jadi pendekatan tradisionalis adalah pendekatan yang masih menggunakan sumber-sumber klasik di dalam Islam.
Itu namanya pendekatan tradisionalis. Umumnya orang Islam percaya bahwa Quran itu berasal dari Allah langsung, kemudian disampaikan kepada Muhammad dan dibukukan lewat periode yang terang-benerang. Itu ada penjelasannya.
riwayatnya dan sebagainya. Itulah pandangan tradisionalis. Nah yang menarik seperti saya katakan tadi, sebagian besar orientalis menggunakan sumber-sumber tradisional.
Ini kritik-kritik para revisionis. Jadi apa yang kita anggap berbahaya dari orientalis? Orientalisme sebetulnya tidak ada apa-apanya bagi kaum revisionis. Bagi kaum revisionis justru kesalahan orientalis karena mereka masih percaya dan berpegang teguh pada sumber-sumber yang sebetulnya.
sebetulnya tidak layak untuk dipegang, kira-kira begitu lah. Nah, kaum revolutionis ini baru muncul pada mungkin tahun 70-an, 80-an awal-awal penelitian mereka ya. Ada salah satu tokonya, John Wansbrough. Ya ini orang Amerika yang mengajar Inggris. Mungkin asalnya Jerman kali ya?
Wansbrough itu asal? Inggris. Inggris. Bukan Jerman bukan ya? Bukan.
Nah, Wanspro ini? Ya, ini. Saya suka nama Soas.
Ya, Soas. Banyak menghadirkan, melahirkan sarjana kurang kemudian. Nah, Wanspro ini pengaruhnya besar sekali buat studi-studi. Islam kontemporer, dia punya dua buku yang saya kira sangat penting untuk kita kaji. Yang pertama, Islamic Studies.
Yang kedua, Sectarian Milieu. Menurut saya bukunya agak rewel dan sedikit agak rumit. Saya baca, ngantuk saya baca bukunya. Ya tapi penting, idenya penting.
Tapi cara nulisnya agak kurang enak. Jauh sekali dengan Fred Donner. Fred Donner itu lancar dan enak betul cara nulisnya.
Nah, beberapa murid Wansbro, seperti Patrice Kron, kemudian Michelle Cook, itu pun jadi tokoh-tokoh revision. Nah siapa, apa sih revisionisme itu? Revisionisme adalah pendekatan baru dalam studi-studi Islam yang mencoba mengkritisi sumber-sumber Islam.
Kenapa sumber-sumber Islam itu dikritisi? Pertama adalah alasan Gap waktu, sebagian besar buku-buku tentang biografi Nabi, tentang sejarah awal Islam, termasuk sejarah penulisan Quran, itu baru dibukukan, baru ditulis kira-kira 100 tahun setelah Nabi wafat. Misalnya kalau kita... Bicara tentang buku sejarah biografi Nabi, yang paling pertama kan adalah Sirah Ibn Ishaq, yang itu merupakan buku pertama, Ibn Ishaq itu hidup sekitar 90 sampai 100 tahun setelah Nabi menindal. Nah jadi bagaimana mungkin kita...
Apa? meyakini apa yang ditulis Ibn Ishaq itu benar-benar terjadi pada masa awal Islam. Kita bicara, gak usah 100 tahun yang lalu, bicara tentang pemilu kemarin aja ada banyak tafsir itu, yang masih di depan mati kita.
Bicara tentang Suharto, misalnya biografi, biodata Suharto atau Soekarno, kita banyak sekali tafsir-tafsir tentang itu. Apalagi bicara seorang tokoh yang 100 tahun lalu. meninggal di zaman ketika belum ada tradisi informasi yang begitu besar seperti sekarang. Nah, itu alasan pertama.
Alasan kedua adalah banyak sekali tulisan-tulisan dari sejarawan atau sarjana muslim itu lebih banyak bersifat hagiografi. Dan menurut Wansbrock itu lebih kepada... Apa yang disebut sebagai salvation history, sejarah penyelamatan. Jadi kalau mau menulis tentang sejarah awal nabi atau sejarah awal islam, itu lebih banyak memproyeksikan apa yang dibayangkan oleh penulisnya, bukan menceritakan tentang fakta-fakta sejarah.
Itu yang disebut sebagai salvation history. Bahwa islam penuh dengan kejayaan, bahwa islam penuh dengan hal-hal yang... luar biasa, itu adalah proyeksi penulisnya, bukan sedang menceritakan.
...apa yang tengah berlaku, bukan menceritakan peristiwa-peristiwa, tapi membayangkan apa yang terjadi, memproyeksikan peristiwa-peristiwa itu disematkan kepada peristiwa nanti. Misalnya, peristiwa pembelahan dada Nabi, apakah itu ketika Nabi masih kecil? Apakah itu peristiwa historis atau itu adalah proyeksi sejarawan muslim karena merasa peristiwa itu penting dan itu harus ada? untuk menegurkan bahwa Nabi itu sejak kecil sudah diangkat kotoran dalam tubuhnya.
Meskipun dalam tradisi Islam itu sendiri ada kontroversi soal itu. Sebagian ulang mengatakan cerita itu bohong karena itu mengandaikan bahwa Nabi punya kotoran kejahatannya. Jadi dalam tradisi Islam sendiri itu ada kontroversi dan perdebatan.
Itu adalah salah satu contoh yang disebut sebagai salvation history, bahwa sejarah-sejarah... sejarawan Islam menulis itu bukan berdasarkan fakta, tetapi berdasarkan proyeksi-proyeksi yang ada dalam kepala mereka. Nah, jadi itu, yang kelompok pertama yang disebut sebagai kelompok tradisionalis, kebanyakan kaum beragama melakukan pendekatan ini.
Yang kedua adalah kelompok revisionis, yang mulai pada tahun 1970. dan sekarang banyak diikuti oleh sarjana di Amerika, pusatnya di North Kedam University, tempatnya Munim Siri, di situ ada Munim Siri. ada Fred Donner juga, kalau gak salah ketemu aja. Fred Donner dimana mas? Fred Donner.
Oh di Chicago dia. Tapi, oh Munim dari Chicago ya? Ya betul-betul. Itu pembimbingnya Munim itu.
Nah di Notre Dame itu sekarang ada, saya mengikuti podcast, mereka punya podcast itu yang setiap tahun, setiap minggu membahas tentang beberapa aspek dalam sejarah Islam dan khususnya dengan Quran. Studi tentang Quran, khususnya dari perspektif revisionist itu cukup banyak di Amerika. Kemudian, nah ini, revisionist ini pendekatan yang agak ekstrim, sehingga kemudian dari revisionist ini muncul orang-orang yang agak kurang nyaman. Dari sinilah kemudian pemetaan itu ada dua kelompok lain, yang satu adalah pengembangan dari kelompok tradisional, Jadi kelompok tradisional yang kritis terhadap sumber-sumber Islam sendiri Itu disebut sebagai pendekatan neo-tradisionalis Jadi kelompok neo-tradisionalis ini Kelompok yang mengkaji Al-Quran dengan mengkritisi sumber-sumber Islam sendiri Tidak sepenuhnya mengambil begitu saja sumber-sumber Islam Nah sementara kelompok yang skeptis terhadap atau kelompok yang tidak nyaman dengan pandangan revisionist yang begitu ekstrim, itu disebut sebagai kelompok skeptis.
Karena itu biasanya beberapa sarjana memetakkan menjadi empat kelompok. Kelompok tradisionalis, kelompok revisionist, kelompok neotradisionalis, kelompok skeptis. Biasanya begitu.
Kalau kita melihat, saya baca beberapa artikel, selalu penjelasan seperti itu. Tapi... setelah saya baca, neotradisionalis dan skeptik ini sama sebetulnya, sama-sama kritis. Yang satu kritis terhadap pendekatan tradisionalis, yang satu juga kritis terhadap pendekatan tradisionalis. Karena itu saya menggabungkan mereka itu ke dalam apa yang saya sebut sebagai konstruktivis lah.
Salah satu argumen konstruktivis ini adalah, kalau kita komplain bahwa tidak ada sumber yang reliable, itu bukan alasan. untuk membuang semua sumber yang dikabini. Jadi ada pandangan yang cukup konstruktif menurut saya dari kedua belah pihak, baik itu dari orang-orang tradisional maupun dari kaum revisionis sendiri.
Nah, tokoh-tokoh revisionis seperti Michael Cook misalnya, atau siapa lagi yang bisa keluar? Nah ini, Harald Morski, ini juga tokoh yang dari repressionis kemudian banyak. Kemudian pendekatannya belakangan lebih, menurut saya lebih...
Jadi, Haka Mesho Cook itu meskipun dia menulis buku bareng dengan Patricia Cron, itu belakangan tulisan-tulisannya lebih moderat lah. Patricia Cron juga ada paham kan? Tapi katanya, aduh ada kritik, dia tidak melakukan pertobatan.
Udah tau gak dia gak mau menjawab? Dia gak mau menjawab, makanya gak melakukan pertobatan istilahnya. Tapi kalau boleh melakukan itu ya, dia seharusnya menjawab.
Dia gak mau menjawab, gak dia sakit terakhir mas, kesian kalau dia sakit. Iya, sampai ada di itu, peristiwa pengobatan dia dari... Jadi, saksit apa gitu?
Sangat unik. Tapi bukan kualat lah ya. Hah? Bukan kualat. Dia kan dapat saya yang kualat.
Nah jadi, for the sake of simplicity, saya bagi kepada tiga ya. Kalau melihat trend kontemporer studi Quran itu ada yang tradisionalis, ada yang revisionis, ada yang konsumtivis. Gitu aja lah, biar lebih sederhana. Nah, pendekatan tradisionalis umumnya kita paham, saya akan skip ini aja, tapi saya memperlihatkan buku, dua buku penting ini. Dulu aku belajar ulumul Quran, ini jadi textbook.
waktu saya kuliah. Mabahif yang ulul Quran kayak karya Mana Al-Qartan ini banyak dibakai di Timur Tengah. Nah, belakangan ada seorang scholar dari India, asal India. Sebetulnya hidup, separuh hidupnya, karir akademisnya di barat, di Amerika, namanya, sudah bersekan, bukan, ya dulu India belum lahir, tahun 30 dia adalah akhir seorang. Pembangunan.
Nah, namanya Mustafa Azami. Azami atau Azami? Mustafa Azami.
Ini boleh dibilang dia menggunakan cara yang modern, scholarly approach, tetapi ujungnya kurang lebih tradisional. Dia seorang yang banyak membela pendekatan-pendekatan tradisional terhadap Quran, melakukan kritik terhadap pendekatan orientalis, dan sebagainya. Tapi kalau dibandingkan Manak Potong, saya kira lebih modern pendekatan.
Nah, tadi sudah saya jelaskan sedikit tentang Once Bro. Ada satu argumen Once Bro yang saya kira ini sikap dasar kaum revisionist yang selalu kalau membuat statement itu agak berlebihan. Misalnya bilang gini. Kalau kita menyimak ayat-ayat Al-Quran, itu umumnya adalah ayat-ayat polemis. Dan ayat-ayat polemis itu seharusnya lahir di situasi atau di suasana polemis.
Yang dia sebut, sebagai sektarian milik, sebagai dalam suasana sektarian. Nah itu yang kemudian disimpulkan oleh Patricia Krohn, muridnya, Islam itu tidak lahir di Mekah. Islam itu paling tidak lahir di Damascus atau di sekitar Yordania, namanya Petra. Kebetulan ada di situ ada kepeninggalan, Mas Bebe ke sana gak kemarin?
Ke Petra. Petra itu adalah salah satu rute perdagangan. dari wilayah timur ke barat, timur tengah.
Kalau dari arah Irak atau Aqaba ke Yerusalem itu kita lewat Petra. Itu salah satu rute berbeda. dan itu ada peradaban abad teah di sana.
Nah, salah satu argumen Petrusia Kron bahwa Islam itu lahir dari Petra, bukan dari, atau sekitar itulah, bukan dari Mekah, karena... Sekarian miliu itu ada di situ, di wilayah Jordania, di wilayah Damascus, di wilayah Yerusalem. Di situlah banyak interaksi antara Kristen dan Islam, Kristen dan Yehudi, dan seterusnya. untuk menjelaskan betapa banyaknya ayat-ayat dalam Al-Quran yang menyebut soal agama-agama lain. Nah penjelasannya menurut Kulon Ruhya, ini pasti karena lahir di sektor yang minim, gak mungkin di tengah padang pasir sana gitu.
Itu yang dia sebut sebagai soal tangga sektor yang minim. Nah kalau kita percaya dan berpegang pada revisionis saja, masuk akal. Kita mencoba berempati pada sumber-sumber yang ada, termasuk sumber. Bahkan kalau kita berpegang pada sumber-sumber yang Islam ya, itu kita menemukan penjelasan lain tentang Mekah.
Bahwa Mekah itu tidak terlalu terisolid. Mekah itu meskipun dia berjarak dengan dua kekaisaran besar pada saat itu, masih punya pengaruh dan selalu punya hubungan sejak sebelum Islam datang. Ada banyak sekali penjelasan belakangan, ini yang dilakukan oleh pendekatan konstruktifis, bahwa misalnya buku-buku yang menjelaskan pre-Islamic Mecca, Mekah sebelum Islam, itu hubungan orang-orang Mekah dengan utara dan selatan.
Itu intensif banget, dan itu kan direkam di dalam Al-Quran, di surah, apa itu, di Gilafi Quraishin. Ya orang-orang Quraishin itu pada musim dingin pergi ke Yaman, pada musim panas pergi ke Damascus. Itu menunjukkan intensitas hubungan itu. Jadi nggak perlu Islam itu lahir di Damascus atau di Yaman. Yaman itu ada waktu itu ada pusat kerajaan Yahudi terakhir namanya Kerajaan Himya.
Ini salah satu pusat perdagangan rempah-rempah dan... Komoditas dari China dan India itu lewat hindiar, pulau-pulau hindiar pada saat. Jadi kalau kita mau bicara tentang peradaban yang mempengaruhi Mekah itu enggak perlu Islam itu lahir di hindiar atau di Damascus.
Karena kontak orang-orang Quraysh, kontak orang-orang Mekah itu cukup intensif, tidak lama. Nah salah satu buku yang ditulis oleh Michel Lector, salah satu tokoh konstruktivis yang saya... Banyak baca, itu ada beberapa tulisan menarik tentang kawin-mawin orang-orang Pekah dengan orang Yahudi. Itu menarik sekali. Jadi ada, bahkan disitu disebutkan kakek buyut ngabi pergi berdagang ke Syam, kemudian mampir ke Yerusalem, dan disana kawin dengan seorang Yahudi.
Ada sedikit kontroversi. Ada artikel tentang itu menarik sekali. Itu untuk menunjukkan bahwa...
Pada saat itu biasa saja kontak, bahkan sampai kawin-kawin antara orang-orang Mekah dengan agama lain. Untuk menunjukkan, ini salah satu argumen kaum konstruktif bahwa kaum revolusionis ini terlalu berlebihan. Mentang-mentang Islam ini terisolir dan tidak ada miliosektarian itu, Islam ini pindahkan.
Asal-usul Islam tidak benar ada di Mekah. Nah, cara pandang itu agak ekstrim karena itu harus dilihat lebih objektif dan lebih proporsional. Nah, ini dua buku yang tadi saya sebutkan, ya.
Karya ini buku yang menarik dan memberikan pengaruh sangat besar. Meskipun Crown sudah bertempat, kata Mas Yudh, tapi paling tidak, ya, Crown itu memberikan... Mengguncang atau mendorong kita untuk mempertanyakan ulang atau memformulasikan ulang pertanyaan-pertanyaan lama kita.
Nah ini juga karya lain, yang sebelah kiri ini ada penulis namanya Christoph Luxemburg. Ini anonim sebetulnya, dia menulis banyak sekali buku dan mengumpulkan buku-buku artikel-artikel yang... Agak kontroversial mungkin karena takut dia menyebut menggunakan nama anonim disitu Sama seperti siapa itu?
Ibn Warraq ya, nanti akan saya melihatkan nama dia Ibn Warraq juga banyak menulis Ibn Warraq ini seorang sarjana, kalau gak salah asal Pakistan atau Iran gitu Kenal gak? Kenal, terus sama Enggak, bukan, kalau itu udah pasti bukan Dia seorang Saya pernah baca, pernah baca ada orang yang mengungkapkan dia, dia itu muridnya Montgomery Wall. Jadi belajar di Inggris, ngambil studi Islam di bawah Montgomery Wall. Karena itu pasti sekali di jambatan Islam.
Kalau sama dengan dia enggak, enggak tahu banyak tentang Islam, enggak sedalam itu. Nah, Christopher Sombag ini menulis satu buku. yang disebut Syirio Aramaic Riddin al-Bukuran.
Jadi beberapa frase-frase dalam bahasa Aramaic itu dikontraskan dengan ayat-ayat Al-Arquran. Mirip, sumber-sumbernya itu mirip. Dan sebenarnya ini bukan hal baru, dalam studi orientalisme itu sudah sering dilakukan. Dulu ada, apa itu namanya, aduh saya lupa.
Itu mencoba mencari... Mencari kesamaan ayat-ayat Quran dengan beberapa ayat dalam Talmud, dan upaya-upaya menelusuri ayat-ayat Quran dengan tiga-tiga suci sebelumnya. Nah, ini dia. Sumbangan yang terpenting dari revisionis menurut saya seperti yang diungkapkan oleh tokohnya sendiri, yaitu Patrick Shekron. Kata dia, kontribusi terbesar Sarjana Revisionis bukan pada solusi atau jawaban yang diberikannya.
Tapi pada pertanyaan-pertanyaan yang dihancurkan. Jadi, Kron sendiri mengaku itu. Saya datang bukan untuk memberikan jawaban, saya datang untuk bertanya, dan ini kira-kira jawaban sementara saya seperti ini.
Rata-rata kalau kita baca buku-buku kaum revisionis adalah itu. Kadang-kadang kan pertanyaan itu lebih penting daripada jawaban. Ya. Makanya di dalam bahasa Arab itu, Asy'u'adun his'ul'aynum, bertanya itu separuh pengetahuan. Jadi kalau kita cara bertanya yang salah, keliru jawabannya.
Jadi salah satu sumbangan terbaik dari revisionalisme adalah bagaimana kita bertanya. Jangan-jangan selama ini kita bertanya salah. Jadi, Pertanyaan ini jangan dianggap remeh, pertanyaan ini adalah bagian dari ilmu dan itu penting dalam studi-studi kesarjanaan.
Nah, ada satu kelompok di Jerman namanya Inara, Inara Institute. Saya rencana akhir tahun mau ke sana dan pengen mampir ke lembaga ini. Ini ada di Sarjana. Saya pernah ke Sarbukan, itu berbatasan dengan daerah selatan. Desa terpencil, tapi ada satu institut yang luar biasa dalam studi tentang awal Islam.
Mereka menyebut institutnya dalam bahasa Inggris. Bahasa Inggris Institute for Early Islamic History and the Quran. Jadi betul-betul fokus pada sejarah awal Islam dan Quran.
Nah tokoh-tokohnya rata-rata orang yang punya ketertarikan dengan sejarah, ada mantan anggota parlemen, ada mantan wakil gubernur di situ yang latar belakangnya terkait dengan sejarah dan segi ilmu-ilmu sosial. Nah saya ngecek di websitenya salah, saya itu udah banyak tahu nama-nama. nama ini yang saya tahu ada cuma Ibn Warraf.
Jadi Ibn Warraf itu sekarang menjadi fellow di Inara. Mudah-mudahan aja saya bisa ketemu kalau pas ketemu nanti. Pengen banget ketemu Ibn Warraf ini.
Saya baca banyak karyanya, tapi enggak pernah tahu siapa dia. Nah ini Inarang mengeluarkan beberapa buku, tentu mungkin teman-teman tahu bukunya Ibn Warraq ini sudah cukup lama terbit, The Origins of the Quran, ini sebetulnya karya para orientalis yang dia seleksi, dia kumpulkan buku-buku. tentang Quran.
Kalau kita mencari di Justor atau di jurnal kan banyak banget tuh dan susah nyarinya. Ini dipilihin sama Ibn Marok artikel-artikel penting yang pernah ditulis oleh orientalis tentang Al-Quran. Ada satu buku lagi yang diterbitkan oleh Inara, The Hidden Origins of Islam. Ini juga beberapa informasi yang selama ini tidak terlalu umum di dalam tentang sejarah awal Islam. Nah, yang menarik tadi di awal sudah saya sebutkan bahwa kalau kita mencoba cross-discipline studies ya, membandingkan ini dengan pencapaian yang dilakukan oleh disiplin-disiplin lain, misalnya dengan antropologi agama, itu...
ada apa yang didiskusikan oleh Wansbro, oleh Patricia Krohn oleh orang-orang yang mencoba meletakkan Islam sebagai bagian dari sejarah perkembangan manusia Itu akan terjadi paralel Saya melihat misalnya Saya sekarang banyak membaca buku tentang evolusi manusia Dan evolusi budaya secara umum Ada satu sarjana Jerman Namanya Inaung Buku ini ditulis dalam bahasa Jerman kemudian di Jerman Dia menulis buku menarik sekali bagaimana menjelaskan suatu agama muncul dari agama sebelumnya. Dalam teori evolusi kan gak dikenal yang disebut penciptaan, tetapi bagaimana suatu spesies itu lahir dari spesies sebelumnya. yang membuat Darwin kontroversial karena konsep penciptaan dalam agama itu hilang karena manusia itu bukan yang diciptakan karena itu tidak ada manusia pertama dalam konsep penciptaan ada manusia yang tumbuh dan berkembang dari spesies sebelumnya.
Nah ini dipakai, karena ini seorang evolusionis, Ina Wunni, dia memakai perangka itu untuk memahami agama-agama. Menarik sekali bagaimana setiap agama itu lahir. Kalau dalam, sedikit aja, 5 menit saya jelaskan soal ini karena penting. Bagaimana agama dan budaya itu terkait dengan pergerakan manusia. Kalau kita lihat pusat-pusat peradaban yang melahirkan agama-agama besar itu semuanya saling terhubung.
Kecuali Cina agak bisa sedikit, tapi kalau kita mau lihat rute perjalanan manusia ini juga masih ada sambungannya. Bagaimana manusia pertama datang dari Afrika Timur, kemudian ke Mesir, kemudian ke Mesopotamia, kemudian ke... wilayah lembah Indus yang menjadi cikal wakal agama Hindu dan budan tradisi timur ya. Nah itu semua saling terkait dan bagaimana agama-agama berikutnya itu lahir dari agama sebelumnya.
Nah ini misalnya, ini peta yang saya pahami dari buku Ginaun yang saya buat, family tree-nya, bagaimana Mesopotamia dan Mesir itu melarikan Yahudi, Kristen, Islam. Islam Zoroastrianism dari Islam muncul kemudian dari komunitas Islam ya tidak mengatakan dari Islam langsung tapi dari komunitas Islam itu kemudian muncul terus dan bahaya pada satu sisi dari India itu ada Zoroastrianisme Zoroastrianisme ini agama yang sangat menarik lahir dalam budaya Persia tetapi Zoroastrian sendiri lahir di pertengahan perbatasan antara Pakistan dan antara Afghanistan dan Persia kalau sekarang orang masuk wilayah Afganistan. Pada saat itu Afganistan adalah bagian dari Indus Valley, bagian dari Indus Civilization. Nah karena itu Jorat Zainus ada yang orang, ada yang mengatakan ini agama monotheis atau politeis.
Beberapa prakteknya terpengaruh politeisme Hindu, beberapa doktrinnya juga dekat dengan monotheisme. Nah ini yang oleh Ina Wunjela. Kan selalu agama itu punya interaksi dengan budaya-budaya sebelumnya.
Tidak ada agama yang lahir dari vakum. Itu itu dari yang tanpa putus itu bedanya dengan yang putus-putus apa? Kalau yang putus dia berada, kalau yang apa namanya... Yang langsung ini itu agama yang lahir dari budaya itu langsung.
Misalnya kayak yang Yahudi, itu kalau kita baca sejarahnya Ibrahim itu lahir di Ur. Ur itu salah satu kontan. di Sumeria. Dia pergi ke Haran, Haran itu persis di ujung bulan sabit peradaban itu di daerah Syria.
Kemudian dia pergi ke Hebron, ke Holil di Yerusalem. Karena itu Ibrahim itu kan dua peradaban itu antara Mesopotamia sama Mesir. Dan jangan lupa Musa itu adalah Mesir. Sebagian tokoh-tokoh dalam perjanjian lama atau Hebrew Bible itu adalah Mesir. Antara Mesir sama Mesopotamia, Babilonia kan beberapa kali disebut dalam sejarah Mesir.
Jadi, itu adalah... menunjukkan bahwa Yahudi adalah produk dari dua peranatan ini. Nah, Kristen kan langsung lahir dari Yahudi, sebetulnya. Yesus adalah orang Yahudi.
Nah, Islam begitu juga. Nah, Islam ini, ya, dia karena beda geografi dan tidak langsung dari Kristen, tetapi ada, kata Inaul, ada banyak sekali pengaruh dari Judeo-Kristian di dalam ajaran-ajaran Islam. Itu maksudnya agak putus-putus gitu.
Jadi bayangkan, Kalisura Stainis itu memang dia produk langsung dari Perciana. Oke, saya kira pendekatan konservatifis tadi sudah saya jelaskan. Nah, saya mau menyebut satu tokoh yang jarang sekali disebut, saya heran.
Saya lihat di bukunya Donner, di bukunya Monimi, itu enggak disebutkan. Atau saya miss penyebutan itu ya. Tetapi ada satu tokoh, dua bahkan, dari Universitas Hebrew, namanya Michael Lecker dan Mayor Jacob Easter.
Mas Fifi kenal gak? Yang Michael Adler Ada bukunya Itu jarang disebut Buku-buku download dan lain-lain Karena dia rupanya sangat cinta dengan Bahasa Arab Dan dan budaya dan memang dia ininya ahlinya terjadi S1 nya MS2 nya dia menulis tentang Jewish exile in Babylon Itu periode paling menarik dalam sejarah penulisan Taurat. Karena Taurat itu ditulis dalam era exile Yahudini Babylonia.
Nah, dia Talmud, dia Ahli Talmud. Terus S2-nya dia nulis tentang Muhammad in Madinah. Dan dia punya banyak...
penjelasan tentang bagaimana hubungan Zaid bin Sabit sebagai, sebagai apa namanya, pen... Penulis Quran dan ketua dari panitia penulisan Quran itu dengan medras. Medras itu pesantren Yahudi di Madinah. Salah satu medras terbesar di Timur Tengah pada saat itu menurut Nusyalecker adalah di Madinah, di Yasir. Ini menjelaskan, menurut Nusyalecker, Zahir bin Sabit ini pasir berbahasa Tiran.
Jadi Jokowi jangan heran kalau di dalam Al-Quran banyak sekali buku itu naratif. Bukan itu, sebagian ayat-ayat bisa dilihat. Iya, bisa dilihat kalau kata Mas Fidil.
Nah ini dua buku ini penting banget, saya nikmat betul bahasa ini. Senang banget baca buku Masha Lecker dengan Kister. Kister ini, gurunya Masha Lecker, dia profesor besar di Hebrew University. Iya, ada.
Ada website khusus yang menerbitkan buku-buku dia. Dia nulis bagian dalam bahasa Ibrani dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Nah ini...
apa pandangan dari musyaleh kira sangat saya suka kata dia literatur Islam itu tetap menjadi tulang punggung riset-riset tentang Islam awal jadi jangan pernah dibuang atau baris sama hal itu itu kata dia gaya penulisan membosankan saya sebelah kata dia baca buku-buku Islam tapi jika kita sabar ada banyak sekali mutiara berharga di dalam Mungkin. Terus tulisan, yang misalnya gini. Terlarung-larung?
Nah, misalnya gini. Buku kalangan silat-silat Kockinghol. Dengan...
Harry Potter? Bukan. Dengan Harry Potter.
Kockinghol itu termasuk model lah, menurut saya. Tapi dengan... yang orang Indonesia juga, tapi menurut saya nol gaya lama, mau bosan kan juga.
Iya, kira-kira gitu lah. Cerita di sini itu paling jokos. ya maksudnya membosankan gitu ya kadang-kadang misalnya karena karena ingin patuh pada apa yang disebut sanad separuh dari kitab-kitab awal Islam itu, ruiaan-ruiaan buahnya sekali. Kalau diedit, buku seribu halaman mungkin tinggal seratus halaman.
Tapi itu justru satu tradisi luar biasa. Karena enggak ada satu tradisi intelektual seperti Islam semuanya. Yang menggabar malah. Nah, masyarakat itu udahlah bersabar menghadapi pedihnya.
Penulisan orang-orang Arab lama itu bersabar aja, karena di dalamnya itu ada banyak sekali mutiara berharga. Ini yang saya suka dari pendekatan Nusyala Iker, ketika dia bicara tentang Mekah sebelum Islam, itu beberapa sumbernya dari akabari, beberapa sumbernya dari buku-buku sejarawan Muslim, yang menarik. Sama seperti kita baca alif, kalau kita mau jujur baca alif, kalau perdebatan tentang pembukuan. Quran itu kaya banget.
Satu kisah di dalam Al-Istani misalnya, ada seorang berlari-lari ke panitia pembukuan Quran. Al-Istani itu perlu diterangkan dulu. Oh. Al-Istani ini adalah buku tentang ilmu-ilmu Quran. Ditulis oleh Jalaluddin Asyuti.
Abang ke-9. Bukan. Oh adunya?
Nah, di dalam bukunya itu Asyuti Mengulis banyak sekali Data dan informasi Tentang bagaimana sejarah Al-Quran itu Disisatnya, yang sebagian Ada informasi yang Dari sudut pandang awam, sudut pandang kita Sangat kontroversial Yang itu sering sekali dilupakan Oleh tradisi pengajaran di dunia pendidikan kita. Karena sensitif, karena kontroversial, mungkin dianggap-anggap gak terlalu banyak berguna dan seterusnya. Nah hal-hal yang semacam ini banyak sekali di buku-buku Islam Pasif, kata Michael Lutton.
Ini salah satu mutiar yang harus digali gitu. Jangan dibuang. Ini salah satu buku, tulisan dia, yang tentang Zaid bin Sabit. Ini menarik, itu menurutku. Kalian harus baca sejarah, ini ada kaitan dengan kebusuhan Quran.
Jadi, a Jew with two side locks. Side locks itu rambut yang dipintal-pintal kiri-kanan. Menunjukkan bahwa Zaid bin Sabi masa kecilnya adalah orang Yahudi.
Dia kan memang dari keluarga Yahudi, tapi dari sumber-sumber Islam itu sebagian dari, ada yang bilang dia dari keluarga Ansar, ada yang bilang dari keluarga... Tapi kalau lihat riwayat-riwayat yang dibuat oleh Abdullah bin Mas'ud misalnya, beberapa hadis dari Abdullah bin Mas'ud, itu selalu mengatakan Zaid bin Sabit itu orang Yahudi. Dan ini terkonfirmasi dengan beberapa data yang dimiliki oleh Leikar, bahwa di situ ada madras terbesar di Timur Tengah, ada pusat kajian Yahudi, dan Zaid bin Sabit itu...
salah seorang poliblot pintar beberapa bahasa, bukan hanya bahasa Arab, tapi bahasa Ibrani, bahasa Syria bahasa Arab kebayang gak? Zahir bin Sabit itu poliblot kita kan kalau belajar belajar itu, enggak maksudnya enggak bisa, itu enggak itu bisa disingkapi berbahaya lah mas, buat buat sebagian orang Nggak, tapi kalau kita dari perspektif tradisional, itu pengetahuan yang hampir jarang kita ketahui. Saya kan tahu-tahu gini karena baca masyarakat, kalau baca umur-umur kuran aja nggak tahu. Ini menurut saya artikel yang sangat menarik, bagaimana dia mengeksplorasi biografi.
Zaid bin Sabih dan semakin mengukuhkan pandangan saya bahwa kenapa yang diangkat jadi panitia penulisan Quran Zaid bin Sabih karena dia yang paling pasif berbicara tentang sumber-sumber bahkan disebut sebagai nabsuci jadi masuk akal, gak sembarangan orang keputusan aja tepat lah Nah ini tulisannya Jacob Kistler, ini salah satu aja, jadi ada banyak sekali tulisan ada dalam sejarah itu, saya lupa istilahnya, jadi sejarawan yang hanya fokus pada aspek-aspek kecil saja tapi kemudian mengubah cara pandang kita, salah satunya ini jadi, apa, labaik Allahumma labaik itu menurut Kistler, itu sebetulnya talbianya orang Jahiliyah, ada beberapa versi tentang orang Jahiliyah. Ya kan haji itu sebetulnya tradisi Jahiliyah. Jadi kalau kita lihat sejarah haji itu ya tidak terlalu mengejutkan. Tapi yang mengejutkan dari ini adalah bahwa salah satu kesimpulannya bayangan kita tentang politeisme orang-orang Mekah itu tidak, tidak apa.
Tidak seseram atau tidak sebesar yang terjadi, banyak orang-orang Mekah itu yang masih yang cukup monotheis. Mungkin itu disebut Nabi sebagai orang-orang Hanif. Jadi kan kalau kita melihat orang Mekah itu umumnya politais, penyembah berhala dan seterusnya.
Padahal beberapa kelompok dari sana ada yang cukup monotheistik. Eh, sudah harus. Saya kira itu saja ya sebagai pengantar atau pematik diskusi buat kita pagi ini.
Sekali lagi, ini disclaimer dari saya bahwa saya bukan sudah agak lama berpisah dengan studi kulan. Entah kenapa Mas Pipi itu meminta untuk membicarakan ini. Dan saya senang, semoga ini bisa menjadi...
Pemandu Kerajaan Disklusifikan