Title:
URL Source: blob://pdf/eb1c66e4-fd73-4645-a8bb-58ad48221611
Markdown Content:
[email protected]
A. Pengertian Interaksi Sosial
Sejak lahir manusia mempunyai naluri dengan sesama-
nya (gregariousness ), bahkan merupakan kebutuhan
manusia yang paling mendasar untuk memenuhi
kebutuhan lainnya, sehingga disebut juga sebagai
makhluk sosial. Interaksi sosial merupakan faktor
utama dalam kehidupan sosial.
B. Ciri-ciri Interaksi Sosial
1. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
2. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui
kontak sosial.
3. Mempunyai tujuan/maksud yang jelas.
4. Dilakukan dengan norma tertentu.
C. Macam-macam Interaksi Sosial
1. Interaksi antara individu dengan individu.
Contoh: interaksi jual beli
2. Interaksi antara individu dengan kelompok.
Contoh: proses belajar mengajar
3. Interaksi antara kelompok dengan kelompok.
Contoh: diskusi kelompok
D. Syarat-syarat Interaksi Sosial
1. Tujuan yang jelas.
2. Kebutuhan yang jelas dan bermanfaat.
3. Atas dasar kebutuhan bersama.
4. Adanya kesesuaian dengan norma yang ada di
dalam masyarakat.
E. Faktor yang Mendasari Terbentuknya
Interaksi Sosial
1. Imitasi, yaitu tindakan seseorang untuk meniru
orang lain.
2. Sugesti , yaitu rangsangan yang ditujukan kepada
orang lain hingga orang yang dipengaruhi menuruti
apa yang disugestikannya.
3. Identifikasi, yaitu upaya yang dilakukan seseorang
untuk menjadi sama (identik) dengan orang yang
ditiru.
4. Motivasi , yaitu dorongan yang diberikan seseorang
kepada orang lain yang bersifat positif.
5. Simpati, yaitu proses kejiwaan, seseorang yang
merasa tertarik kepada orang atau kelompok lain,
karena penampilan atau kewibawaannya.
6. Empati, yaitu hampir sama dengan simpati, namun
lebih cenderung diwujudkan dengan perbuatan.
F. Proses Terjadinya Interaksi Sosial
Kontak sosial merupakan awal terjadinya interaksi
sosial baik dilakukan secara langsung ataupun tidak.
Kemudian dilanjutkan dengan adanya komunikasi
adanya kesepakatan bahasa/simbol-simbol yang
digunakan, sehingga akan terjadi hubungan timbal
balik dan saling mempengaruhi.
# BAB 1 INTERAKSI SOSIAL
# Sosiologi
[email protected]
# BAB 2 NORMA DAN NILAI SOSIAL
# BAB 3 SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
A. Nilai Sosial
Menurut Kimball Young, nilai sosial adalah anggapan
yang abstrak tentang apa yang benar dan apa yang
penting. Jadi, nilai sosial adalah sikap dan perasaan
masyarakat sebagai dasar merumuskan apa yang benar
dan apa yang penting.
Nilai-nilai sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Nilai sosial hasil dari interaksi sosial di dalam
masyarakat (proses belajar).
2. Nilai sosial bukan bawaan sejak lahir.
3. Nilai sosial dipelajari melalui sosiologi.
4. Nilai sosial dapat memuaskan manusia dalam
usaha pemenuhan kebutuhan sosial.
5. Nilai sosial merupakan tempat konsensus sosial
tentang harga relatif dari objek dalam masyarakat.
6. Masing-masing nilai memiliki efek yang berbeda
antarorang dan masyarakat.
7. Nilai mempengaruhi perkembangan pribadi baik
positif atau negatif.
Fungsi-fungsi nilai sosial.
1. Mengarahkan masyarakat berpikir dan berperilaku.
2. Penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi
peranan sosialnya.
3. Alat solidaritas di kalangan anggota masyarakat.
4. Sebagai alat pengontrol perilaku manusia.
B. Norma Sosial
Di dalam kehidupannya, yang tidak dapat hidup serta
memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia memerlu -
kan pengaturan agar dapat hidup harmonis. Tata pe-
ngaturan itulah yang disebut norma sosial . Norma
sosial adalah sesuatu yang berada di luar individu,
sehingga bersifat membatasi/sebagai pengontrol dan
memiliki sanksi.
Norma sosial terdiri atas 6 golongan berikut.
a. Cara (usage), terbentuk dari proses interaksi yang
terus-menerus. Norma ini mempunyai kekuatan
sanksi yang lemah. Pelanggaran terhadap norma
ini hanya dianggap tidak sopan.
b. Kebiasaan (falk ways), adalah perbuatan yang
diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Pelanggar-
nya akan mendapat teguran atau sindiran.
c. Tata kelakuan (mores), kebiasaan yang tidak hanya
dijadikan sebagai cara berperilaku, melainkan
diterima sebagai norma pengatur. Sanksi yang
diberikan bagi yang melanggar yaitu diusir atau
diasingkan.
d. Adat istiadat (custom), yaitu tata kelakuan
yang kuat integrasinya dengan pola perilaku
masyarakat, sehingga mengikat dan menjadi adat
istiadat (custom).
e. Norma hukum (laws), tepatnya disebut sebagai
hukum tertulis. Berisi ketentuan, kewajiban, dan
larangan agar terwujud suatu ketertiban dan
keadilan di dalam masyarakat. Laws memiliki
sanksi paling tegas dibandingkan norma lainnya.
f. Mode atau fashion, cara atau gaya melakukan
atau membuat sesuatu yang sering berubah-ubah
dan diikuti orang banyak.
A. Proses Sosialisasi
Secara sederhana sosialisasi dapat diartikan sebagai
sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan
bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup serta
nilai dan norma sosial yang terdapat dalam kelom -
poknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang
dapat diterima oleh kelompoknya.
Proses sosialisasi berlangsung dalam tahap-tahap
berikut.
1. Tahap Persiapan ( Preparatory Stage )
Dialami sejak manusia dilahirkan, untuk memper-
oleh pemahaman tentang diri sendiri dan mulai
melakukan kegiatan meniru meskipun tidak sem-
purna atau meniru tanpa mengetahui maksud dari
perilaku tersebut.
2. Tahap Meniru ( Play Stage )
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya
seorang anak meniru peran yang dilakukan oleh
orang dewasa.
3. Tahap Siap Bertindak ( Game Stage )
Pada tahap ini peniruan yang dilakukan sudah mu -
lai berkurang dan digantikan oleh peran secara
langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesa-
daran.
[email protected]
4. Tahap Penerimaan Norma Kolektif ( Generalized
Stage )
Pada tahap ini seseorang telah dianggap
dewasa dan mampu menempatkan dirinya pada
masyarakat secara luas.
B. Jenis Sosialisasi
1. Sosialisasi Primer
Terjadi pada usia 1-5 tahun dan merupakan proses
sosialisasi di lingkungan keluarga, dalam tahap ini
peran orang-orang terdekat sangat penting dan
akan menjadi ciri mendasar kepribadian anak
setelah dewasa.
2. Sosialisasi Sekunder
Kelanjutan dari proses sosialisasi primer yang
memperkenalkan individu ke dalam kelompok
atau masyarakat. Dalam proses sosialisasi ini yang
berperan adalah orang lain seperti teman sebaya
dan teman sepermainan.
C. Media Sosialisasi
1. Keluarga
Peran agen sosialisasi dalam keluarga pada tahap
awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada
dalam lingkungan keluarganya terutama orang
tuanya sendiri, sehingga ia dapat membedakan
dirinya (mengenal dirinya) dengan orang lain.
2. Sekolah
Sekolah memberikan pengetahuan dan keteram-
pilan yang dibutuhkan siswa serta membentuk ke -
pribadian agar sesuai dengan nilai dan norma yang
ada dalam masyarakat.
3. Teman Bermain
Dialami anak setelah ia mampu bepergian keluar
rumah dan puncaknya adalah pada saat remaja.
Anak dapat mempelajari peranan orang-orang
yang kedudukannya sederajat.
4. Media Massa
Besarnya pengaruh sangat tergantung pada kualitas
dan frekuensi pesan yang disampaikan. Media
massa dapat dipergunakan untuk mempengaruhi
bahkan mengubah pendapat umum.
D. Peran Sosialisasi dalam Pembentukan
Kepribadian
Interaksi sosial merupakan inti dari semua kehidupan
bermasyarakat, baik antarindividu maupun interaksi
dengan kelompok akan melahirkan suatu proses yang
dinamakan sosialisasi. Dalam bersosialisasi, dipelajari
berbagai nilai, norma, dan pola-pola perilaku individu
maupun kelompok yang lambat laun nilai-nilai dan
norma-norma yang diserap menjadi bagian dari kepri-
badian.
Proses sosialisasi jika berlangsung dengan baik maka
akan baik pula kepribadian seseorang, begitu juga se -
baliknya. Kepribadian seseorang juga dipengaruhi nilai
dan norma sosial kebudayaan yang berlaku di lingkun -
gan sekitar.
E. Faktor-faktor Pembentukan Kepribadian
1. Faktor Biologis
Warisan biologis seseorang bersifat unik. Artinya
tidak seorang pun yang mempunyai karakteristik
fisik yang sama bahkan anak kembar sekali pun
dan hal lain yang mempengaruhi kepribadian
seseorang adalah kematangan biologis.
2. Faktor Lingkungan Alam
Adanya perbedaan iklim, topografi dan SDA
menyebabkan manusia harus menyesuaikan
diri terhadap alam dan akhirnya mempengaruhi
kepribadian orang tersebut.
3. Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial seperti keluarga, sekolah,
tempat kerja, dan masyarakat luas juga dapat
mempengaruhi kepribadian. Hal ini disebabkan
setiap kelompok mempunyai nilai dan norma yang
disosialisasikan oleh anggotanya.
4. Faktor Lingkungan Budaya
Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat
dapat mempengaruhi kepribadian seseorang,
misal kebudayaan masyarakat Asia tentu
memperlihatkan corak kepribadian yang berbeda
dengan kebudayaan masyarakat Eropa.
[email protected]
# BAB 4 PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGEDALIAN SOSIAL
A. Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dinyatakan
sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok
atau masyarakat (P. B. Horton).
Sebab tejadinya perilaku menyimpang dari sudut pan-
dang sosiologi adalah sebagai berikut.
1) Perilaku menyimpang karena sosialisasi, hal
tersebut karena adanya gangguan pada proses
penyerapan dan pengamalan nilai-nilai yang ada di
masyarakat.
2) Anomie, yaitu situasi tanpa norma dan arah
sehingga tidak tercipta keselarasan antara
kenyataan yang diharapkan dengan kenyataan
sosial yang ada atau mulai memudarnya norma
lama yang tidak relevan tetapi masyarakat
belum menciptakan norma baru yang sesuai
sehingga masyarakat mengalami kegalauan dalam
bertindak.
3) Pemberian julukan ( labeling ), upaya kontrol sosial
yang diberikan kepada masyarakat melalui pem -
berian label (julukan). Pada perilaku menyimpang
seringkali menimbulkan serangkaian peristiwa
yang justru mempertegas dan meningkatkan tin -
dakan penyimpangan.
Jenis penyimpangan sosial ada dua.
- Penyimpangan sosial primer , merupakan penyim-
pangan yang bersifat sementara atau temporer.
- Penyimpangan sosial sekunder , merupakan pe-
nyimpangan sosial yang dilakukan oleh pelakunya
secara terus-menerus meskipun telah diberi sang -
si.
B. Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial adalah suatu proses yang diren-
canakan atau tidak direncanakan yang mengajak,
membimbing, bahkan memaksa warga masyarakat
agar mematuhi nilai dan kaidah yang berlaku dalam
masyarakat.
Fungsi pengendalian sosial yang utama adalah mewu -
judkan ketertiban dan keteraturan di masyarakat.
a. Sifat Pengendalian Sosial
- Preventif : bentuk pencegahan terhadap
terjadinya tindakan menyimpang.
- Represif : pengendalian yang bertujuan untuk
mengembalikan keserasian akibat suatu
pelanggaran atau tindakan menyimpang.
b. Cara-Cara Pengendalian sosial
- Persuasif, pengendalian dengan cara damai,
melalui bimbingan atau ajakan untuk mema -
tuhi atau berperilaku sesuai dengan kaidah
yang ada.
- Koersif, pengendalian sosial dengan cara pak-
saan atau kekerasan dan bersifat memaksa.
c. Lembaga Pengendalian Sosial
i. Kepolisian, bertugas menjaga ketertiban
sosial serta menegakkan kaidah-kaidah sosial
khusus-nya kaidah formal dalam masyarakat.
ii. Pengadilan, lembaga resmi yang mempunyai
wewenang untuk menyelidiki, mengusut, dan
menjatuhkan hukuman kepada warga yang
melanggar hukum.
iii. Lembaga adat, lembaga yang terdapat pada
masyarakat yang masih kuat memegang adat
istiadat.
iv. Tokoh masyarakat, tokoh yang memiliki pengaruh
besar, disegani, dihormati di hadapan masyarakat.
v. Sekolah, lembaga pendidikan formal
[email protected]
Struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara
posisi sosial dan antarperan ( Soerjono Soekanto ), atau
dapat diartikan sebagai susunan masyarakat secara
hierarkis baik secara vertikal maupun horizontal.
Wujud konkretnya tampak dalam sistem diferensiasi
sosial dan stratifikasi sosial yang ada pada masyarakat.
A. Stratifikasi Sosial
Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial adalah
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam ke -
las-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Adanya per -
bedaan status sosial diawali dengan adanya sikap ma -
syarakat yang masih menghargai hal-hal tertentu.
1. Kriteria-kriteria Pelap isan Sosial
a) Kekayaan (capital ), kepemilikan harta atau
peng-hasilan tinggi akan menempati lapisan
sosial yang lebih tinggi.
b) Kekuasaan ( power ), seseorang yang memiliki
kekuasaan dan wewenang yang besar akan
me-nempati lapisan sosial yang di atas.
c) Kehormatan ( nobility ), baik masyarakat mo-
dern maupun tradisional golongan bangsawan
menduduki kelas sosial yang tinggi
d) Kepandaian (ilmu pengetahuan) , hal ini
terkait dengan kesempatan orang tersebut
untuk meraih berbagai hal dengan ilmu yang
dimilikinya.
2. Sifat-sifat Stratifikasi Sosial
a) Stratifikasi sosial terbuka , yaitu setiap
warga masyarakat mempunyai kesempatan
untuk meng-alami mobilitas sosial, naik ke
lapisan sosial lebih tinggi bagi yang memiliki
kemampuan dan sebaliknya.
b) Stratifikasi sosial tertutup, yaitu adanya ba -
tasan terhadap seseorang terhadap kemung-
kinan pindah kedudukan dari lapisan sosial
satu ke lapisan sosial yang lain dan bersifat
tetap. Salah satu jalan masuk dalam satu
lapisan sosial adalah kelahiran, contoh: lapisan
pada kasta dan masyarakat feodal.
B. Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial merupakan pembedaan penduduk
atau masyarakat secara horizontal atau pembedaan
masyarakat berdasar pada kriteria yang tidak
menunjukkan adanya tingkatan.
1. Kriteria yang Dijadikan Dasar D iferensiasi Sosial
a) Ciri fisik, masyarakat dibedakan berdasarkan
ciri-ciri fisiknya, misal ras atau jenis kelamin
b) Ciri sosial, berkaitan dengan status dan peran
warga masyarakat di dalam kehidupan sosial
misal pekerjaan dan pendidikan.
c) Ciri budaya, ciri yang berdasarkan pada
pandangan hidup suatu masyarakat, misal
religi dan suku bangsa.
2. Bentuk Diferensiasi S osial
a) Diferensiasi berdasarkan ras: pembedaan
masyarakat berdasarkan ciri yang bersifat fisik
seperti warna kulit, rambut, dan bentuk muka.
b) Diferensiasi sosial berdasarkan agama:
merupakan pembedaan atau penggolongan
masyarakat berdasarkan kepercayaan, hal ini
tampak pada adanya berbagai umat agama
seperti Islam, Katholik, Hindu, Budha, dan
Kristen.
c) Diferensiasi sosial berdasarkan jenis kelamin:
menunjukkan pada pemisahan peranan antara
laki-laki dan perempuan dalam kehidupan ma-
syarakat.
d) Diferensiasi sosial berdasarkan klan : pembe -
daan kesatuan kelompok kekerabatan yang
berdasarkan atas hubungan keturunan atau
darah yang terdapat di masyarakat.
e) Diferensiasi sosial berdasarkan suku bangsa
(etnis): merupakan pembedaan golongan
manusia yang terikat oleh kesadaran dan
identitas akan kesatuan kebudayaan yang ada
di masyarakat (bahasa daerah, kesenian, dan
adat).
f) Diferensiasi sosial berdasarkan profesi: meru-
pakan penggolongan anggota masyarakat
yang berdasar pada jenis pekerjaan yang
dimilikinya.
# BAB 5 STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT
[email protected]
A. Pengertian Konflik
Konflik adalah suatu benturan antara berbagai nilai-
nilai dan kepentingan tertentu. Soerjono Soekanto,
mendefinisikan konflik sebagai bentuk pertentangan
dari proses sosial individu atau kelompok yang
berusaha memenuhi tujuannya dengan menentang
disertai dengan ancaman atau kekerasan .
B. Sebab-sebab Terjadinya Konflik
1. Perbedaan individu, dipicu adanya perbedaan ka-
rakteristik setiap individu.
2. Perbedaan kebudayaan (sistem nilai dan norma) ,
kebudayaan mempengaruhi perkembangan/pem-
bentukan kepribadian seseorang.
3. Perbedaan kepentingan, setiap individu atau ke -
lompok pasti memiliki kepentingan yang berbeda,
dan perbedaan itu dapat memicu konflik.
4. Perubahan sosial, setiap orang tidak sama dalam
menyikapi adanya perubahan, dan perbedaan
sikap tersebut dapat menimbulkan konflik.
C. Bentuk-bentuk Konflik
1. Konflik pribadi, konflik antarindividu yang diawali
dengan rasa tidak suka.
2. Konflik rasial, konflik yang terjadi di suatu negara
yang memiliki banyak suku.
3. Konflik antarkelas sosial, konflik yang terjadi
karena perbedan kelas sosial.
4. Konflik antarkelompok sosial, terjadi karena
banyaknya kelompok di dalam masyarakat dan
menganut paham atau politik yang beda pula.
5. Konflik yang bersifat internasional, terjadi karena
perbedaan kepentingan setiap negara dan biasanya
berlangsung lama serta sering menimbulkan
perang.
D. Upaya Mengatasi Konflik
1. Kompromi, kedua belah pihak yang bertikai mau
saling mengalah.
2. Toleransi, sikap saling menghormati/menghargai
pendirian masing-masing.
3. Konversi, salah satu pihak ada yang bersedia
mengalah.
4. Paksaan (Coersion), cara ini bisa dilakukan secara
fisik atau psikis jika salah satu pihak ada dalam
posisi yang lemah.
5. Mediasi (Mediation), menggunakan pihak ketiga
bertindak sebagai penasehat.
6. Perwasitan (Arbitration), menggunakan pihak ke -
tiga yang memiliki kekuasaan dan wewenang lebih
tinggi sehingga pihak ketiga dapat memaksakan
keputusannya.
7. Konsiliasi (Consiliasi), pengendalian konflik melalui
lembaga-lembaga tertentu yang mengusahakan
adanya diskusi dan pengambilan keputusan.
8. Ajudikasi, penyelesaian pangkal pertentangan di
pengadilan.
9. Segregrasi, upaya saling menghindari di antara
pihak yang bertentangan agar mengurangi kete-
gangan/menghilangkan konflik.
10. Genjatan senjata (Dtente), melakukan pendekat-
an kepada pihak yang sedang bertentangan dalam
mencapai perdamaian.
E. Pengaruh Interseksi dan Konsilidasi terhadap
Integrasi Sosial
Interseks i merupakan hasil kesepakatan dari berbagai
kepentingan semua komponen masyarakat yang berupa
peraturan, sedangkan konsolidasi adalah suatu usaha
untuk menata kembali kelompok-kelompok sosial yang
mengalami perpecahan. Jadi, interseksi dan konsilidasi
adalah suatu upaya untuk meminimalisasi konflik
dan perpecahan akibat masyarakat yang majemuk,
sehingga dapat tercapai integrasi nasional.
# BAB 6 KONFLIK SOSIAL
[email protected]
A. Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial berasal dari bahasa Latin mobilis yang
artinya banyak bergerak. Dalam bahasa Indonesia
diartikan sebagai perpindahan, sehingga mobilitas
sosial dapat diartikan gerak/perpindahan individu atau
kelompok dari satu status ke status yang lain.
B. Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial
1. Mobilitas Sosial Horizontal, perpindahan status
sosial yang dialami seseorang atau kelompok
dalam lapisan yang sama.
2. Mobilitas Sosial Vertikal , perpindahan status
sosial seseorang atau kelompok warga pada
lapisan sosial yang berbeda. Saluran mobilitas
sosial vertikal menurut Pitirim A. Sorokin:
a. Angkatan bersenjata, karena jasanya prajurit
akan mendapat kesempatan naik pangkat se-
hingga memiliki kekuasan, wewenang yang
lebih besar.
b. Lembaga keagamaan, agama mengajarkan
bahwa di mata Tuhan hanya keimanan yang
membedakan manusia. Maka semakin tinggi
tingkat pengetahuan agama seseorang akan
semakin tinggi pula statusnya.
c. Lembaga kependidikan, merupakan saluran
konkret mobilitas sosial karena dari tamatan-
tamatan jenjang pendidikan akan menem -
patkan pada jabatan tertentu sesuai dengan
ijazah yang dimiliki.
d. Organisasi politik, ekonomi dan keahlian ,
orang-orang yang mempunyai keahlian
dalam bidang tertentu akan mendapatkan
kedudukan tersendiri di dalam bermasyarakat
dan menduduki lapisan tertinggi.
e. Perkawinan , melalui perkawinan akan terjadi
mobilitas sosial vertikal naik ataupun turun.
3. Mobilitas Sosial Antargenerasi , adanya perbedaan
status antara anak dengan orang tua, yang ditandai
dengan perkembangan taraf hidup dalam suatu
garis keturunan.
C. Faktor Mobilitas Sosial
1. Status sosial , setiap manusia sejak lahir mempunyai
status yang sama seperti orang tuanya. Status yang
diperoleh langsung diterima dari orang tua.
2. Keadaan ekonomi , banyak anggota masyarakat
yang melakukan urbanisasi demi meningkatkan
taraf hidup yang lebih baik.
3. Situasi politik , mobilitas manusia bisa juga disebab-
kan oleh masalah politik di suatu negara yang tidak
stabil atau karena kebijakan politik yang tidak
sesuai dengan pola pikir anggota masyarakatnya.
4. Motif-motif keagamaan , mobilitas sosial dapat
terjadi karena tugas missioner /penyebaran agama
ke negara lain atau juga karena dapat tekanan dari
agama lain.
5. Faktor-faktor kependudukan (demografi), perkem-
bangan penduduk yang pesat dapat menyebabkan
terjadinya transmigrasi.
# BAB 7 MOBILITAS SOSIAL
# BAB 8 PERUBAHAN SOSIAL
A. Pengertian Perubahan Sosial
Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat
yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk
di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola
perilakunya di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
B. Proses Perubahan Sosial
1. Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari orang perorang kepada orang
perorang yang lain dan dari masyarakat ke
masyarakat yang lain.
Proses difusi:
a. penetration pacitique (secara damai),
b. melalui paksaan/kekerasan,
c. melalui simbiotik/proses hidup secara ber -
dampingan.
2. Akulturasi adalah proses penerimaan unsur-unsur
kebudayaan baru dari luar secara lambat dengan
tidak mengubah sifat khas kepribadian kebudayaan
sendiri.
[email protected]
3. Asimilasi adalah suatu proses penerimaan unsur-
unsur kebudayaan baru dari luar yang bercampur
dengan unsur-unsur kebudayaan lokal menjadi
unsur kebudayaan baru yang berbeda.
4. Akomodasi adalah proses penerimaan unsur-
unsur kebudayaan luar.
C. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial
1. Perubahan evolusi dan perubahan revolusi
a. Perubahan evolusi adalah perubahan yang
ter-jadi dalam proses lambat dalam waktu
yang lama. Ada 3 teori tentang evolusi, yaitu:
i. unilinier theories of evalution (perubahan
melalui tahapan-tahapan tertentu)
ii. universal theories of evalution (perubahan
yang tidak melalui tahapan-tahapan
terten-tu)
iii. multilined theories of evolution (penelitian
terhadap tahap perkembangan)
b. Perubahan revolusi adalah perubahan
mengenai sendi-sendi pokok kehidupan
masyarakat yang berlangsung secara cepat.
2. Perubahan berencana dan tidak berencana
Perubahan berencana adalah perubahan yang
dikehendaki, diperkirakan dan direncanakan
sebelumnya, sedangkan perubahan yang tidak
direnca-nakan adalah perubahan yang tidak
dikehendaki yang berlangsung di luar jangkauan
masyarakat.
3. Perubahan berpengaruh kecil dan berpengaruh
besar.
4. Perubahan progress dan regress.
- Perubahan progres adalah perubahan yang
membawa ke arah kemajuan.
- Perubahan regress adalah perubahan yang
membawa ke arah kemunduran.
D. Faktor Penyebab, Pendorong, dan Penghambat
Perubahan Sosial
1. Faktor Penyebab Perubahan Sosial
a. Faktor ekstern (luar)
i. Masuknya unsur-unsur baru dari luar
ii. Interaksi dengan masyarakat luar
iii. Masuknya ide baru dari luar
b. Faktor intern (dalam)
i. Penemuan baru
ii. Pertentangan dalam masyarakat
iii. Terjadinya pemberontakan/evolusi
iv. Peran tokoh karismatik
v. Berkurang/bertambahnya penduduk
2. Faktor Pendorong Perubahan Sosial
a. Kontak dengan kebudayaan lain
b. Sistem pendidikan formal yang maju
c. Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat
d. Rasa ketidakpuasan terhadap bidang kehidup-
an tertentu
3. Faktor Penghambat Perubahan Sosial
a. Perkembangan IPTEK yang terlambat
b. Sikap tertutup
c. Rasa takut terjadi kegoyahan keseimbangan
tertentu
d. Hambatan yang bersifat ideologis
E. Dampak Positif dan Negatif Perubahan Sosial
1. Dampak Positif Perubahan Sosial
a. Globalisasi adalah proses integrasinya bangsa-
bangsa di dunia dalam sebuah sistem global
yang melintasi batas-batas suatu negara.
b. Modernisasi adalah suatu proses perubahan
dari cara-cara tradisional ke cara baru yang lebih
maju, dengan maksud untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakat. Syarat-syarat
modernisasi:
i. cara berfikir ilmiah
ii. sistem administrasi negara yang baik
iii. adanya sistem pengumpulan data yang
baik dan teratur.
iv. penciptaan iklim yang favourable
v. tingkat organisasi yang tinggi
c. Demokratisasi adalah upaya melakukan
sesuatu atau memutuskan sesuatu secara
demokrasi.
2. Dampak Negatif Perubahan Sosial
a. Westernisasi adalah suatu proses peniruan
oleh suatu masyarakat atau negara tentang
kebudayaan dari negara-negara barat.
b. Sekulerisasi adalah suatu proses pembedaan
antara nilai-nilai keagamaan dengan nilai-nilai
kepentingan dunia.
c. Konsumerisasi adalah suatu paham atau
gaya hidup yang menganggap barang-barang
mewah sebagai ukuran kebahagiaan.
d. Hedonisme adalah suatu paham yang melihat
bahwa kesenangan atau kenikmatan menjadi
tujuan hidup dan tindakan manusia.
[email protected]
A. Pengertian Lembaga Sosial (Pranata Sosial)
Lembaga sosial merupakan sistem nilai, norma atau
peraturan, dan istiadat untuk mengatur hubungan ma-
nusia dalam memenuhi kebutuhan pokok.
B. Karakteristik Lembaga Sosial
Menurut Gillin dan Gillin sebagai berikut.
1. Suatu organisasi dari pola-pola pemikiran dan pola
perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasya-
rakatan dan hasil-hasilnya.
2. Mempunyai tingkat kekekalan tertentu
3. Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu
4. Mempunyai alat-alat perlengkapan untuk menca -
pai tujuan
5. Mempunyai lambang/simbol
6. Mempunyai tradisi tertulis/tidak tertulis
C. Fungsi Lembaga Sosial
1. Menurut Huky
a. Mengingatkan keberadaan dan loyalitas ang -
gota
b. Menyiapkan partisipasi aktif anggota sesuai
dengan peran masing-masing
c. Mewujudkan perolehan kebutuhan utama
manusia
d. Pedoman tingkah laku
e. Petunjuk dalam kontrol sosial
f. Menjamin keutuhan lembaga itu
2. Menurut Horton dan Hunt
a. Manifest
Adalah fungsi yang diharapkan dapat dipenuhi
oleh lembaga. Misalnya: keluarga merawat
anak, sekolah mendidik siswa.
b. Laten
Adalah fungsi sebagai konsekuensi yang ditim -
bulkan dan tidak dikehendaki atau diramalkan.
Misalnya: lembaga pendidikan tidak hanya
mendidik tetapi juga menyelenggarakan hi -
buran.
D. Jenis-jenis Lembaga Sosial
1. Lembaga keluarga
Keluarga (batih) adalah sekelompok sosial kecil
yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
mempunyai ikatan darah, perkawinan atau adopsi.
Keluarga (batih) / nuclear family terdiri dari ayah,
ibu dengan anak-anak, dan kalau melibatkan orang
lain disebut keluarga luas atau extended family .
Ciri keluarga menurut Iver :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Susunan kelembagaan yang sengaja dibentuk
dan dipelihara
c. Merupakan suatu sistem norma, termasuk
perhitungan garis keluarga.
d. Ketentuan ekonomi dibentuk menurut keten -
tuan khusus sesuai kebutuhan keluarga.
e. Mempunyai tempat tinggal bersama.
Fungsi keluarga
a. Fungsi tetap meliputi: fungsi biologis, fungsi
afeksi, dan fungsi sosialisasi
b. Fungsi yang telah berubah meliputi: fungsi
pendidikan, fungsi rekreasi, dan fungsi per-
lindungan.
2. Lembaga Ekonomi
Adalah lembaga yang berhubungan dengan sektor
produksi, distribusi dan konsumsi baik barang
maupun jasa.
3. Lembaga Politik
Adalah lembaga yang diselenggarakan oleh negara,
karena negara mempunyai otoritas memaksa
terhadap warganya, ini dikelola oleh pemerintah.
4. Lembaga Pendidikan
Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
di Indonesia wewenang dan tanggung jawab
terletak pada keluarga, masyarakat, dan negara.
5. Lembaga Agama
Lembaga sosial yang menurut manfaatnya diang -
gap sangat penting untuk menuntun manusia
dalam rangka menemukan kedamaian hakiki.
# BAB 9 LEMBAGA SOSIAL (PRANATA SOSIAL)
[email protected]
A. Kelompok Sosial
Kelompok didefinisikan sebagai kumpulan orang yang
memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya
dan saling berinteraksi ( R. Bierstedt ), sedangkan yang
dimaksud kelompok sosial adalah kelompok yang
anggota-anggotanya memiliki kesadaran jenis dan ber-
hubungan satu dengan yang lainnya atau hubungan
timbal balik yang saling menghargai.
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung
pada kedekatan fisik, tetapi kesamaan di antara ang-
gotanya (minat, kepecayaan, nilai, usia, dll.)
1. Syarat Kelompok Sosial
a) Adanya kesadaran para anggotanya sebagai
warga kelompok.
b) Adanya hubungan timbal-balik antaranggota
dalam kelompok.
c) Adanya faktor pengikat di antara para anggota
menjadi satu kelompok (ideologi).
d) Adanya struktur, kaidah, dan pola perilaku.
2. Bentuk-bentuk Kelompok Sosial
Berdasarkan keteraturannya, kelompok sosial di-
bedakan menjadi kelompok sosial yang teratur,
yaitu kelompok sosial yang memiliki empat syarat
di atas, di antaranya sebagai berikut.
a) In-group dan Out-group
In-group adalah kelompok sosial di mana
individu mengidentifikasikan dirinya dalam
kelompok tersebut, sedangkan out-group
adalah kelompok sosial yang diartikan individu
sebagai lawan dari in-group dan biasanya
ditandai dengan antipati terhadap kelompok
lawan.
b) Primary group dan Sekundary group
Primary group merupakan kelompok yang
ditandai dengan adanya saling mengenal
antara anggota-anggotanya, jumlah anggota
sedikit dan berdekatan secara fisik, sedangkan
sekundary group merupakan kelompok yang
lebih besar, bersifat sementara untuk tujuan
tertentu dan bersifat impersonal.
c) Gemeinschaft dan Gesselschaft
Gemeinschaft (paguyuban) adalah bentuk
kehidupan bersama di mana anggotanya
terikat hubungan batin murni dan bersifat
alamiah serta kekal, sedangkan Gesselschaft
(patembayan) diartikan sebagai suatu
kelompok yang hubungan antaranggotanya
bersifat longgar dan impersonal.
Kelompok sosial yang tidak teratur, yaitu kelompok
sosial yang tidak memiliki empat syarat di atas, di
antaranya sebagai berikut.
a) Kerumunan (crowd) yaitu individu-individu
yang berkumpul secara kebetulan di suatu
tempat dan pada waktu yang bersamaan.
b) Publik yaitu orang-orang yang berkumpul yang
mempunyai kesamaan dalam kepentingan.
c) Massa yaitu sekumpulan individu yang tercipta
bisa setiap saat karena kesamaan tujuan.
d) Community yaitu kelompok-kelompok yang
terbentuk atas dasar wilayah dan tidak memi -
liki kepentingan yang khusus.
B. Masyarakat Majemuk
1. Pengertian Masyarakat Multikultural
Adalah masyarakat yang terdiri dari banyak
kebuda-yaan. Pengertian masyarakat majemuk:
masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih
komunitas atau kelompok-kelompok yang secara
kultural dan eko-nomi terpisah serta memiliki
struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu
sama lain.
2. Ciri-ciri Masyarakat Majemuk
a. Segmentasi ke dalam kelompok-kelompok
atau terdiri dari bermacam suku yang masing-
masing memiliki budaya yang berbeda-beda.
b. Kurang mengembangkan konsensus.
c. Sering mengalami konflik vertikal dan horizon -
tal.
d. Integrasi sosial atas paksaan.
e. Dominasi suatu kelompok atas kelompok lain.
Istilah lain kemajemukan masyarakat adalah
diferensiasi sosial.
f. Bersifat heterogen.
g. Hubungan sosial individu.
3. Jenis-Jenis Masyarakat Majemuk
a. Kompetisi seimbang
b. Mayoritas dominan
c. Minoritas dominan
d. Fragmentasi
4. Faktor Penyebab Kemajemukan Masyarakat
a. Letak dan keadaan geografi Indonesia.
b. Keanekaragaman cara hidup masyarakat kare-
# BAB 10 KELOMPOK SOSIAL DAN MASYARAKAT MAJEMUK
[email protected]
na perbedaan curah hujan dan perbedaan ke-
suburan tanah, timbul perbedaan pertanian.
c. Adanya berbagai suku bangsa, etnis, ras, dan
agama yang hidup dalam suatu masyarakat.
d. Adanya masyarakat dalam negara yang terdiri
atas pulau-pulau.
5. Primordialisme dalam Masyarakat Majemuk
Primordialisme merupakan keterkaitan seseorang
dalam kelompok atas dasar ikatan kekerabatan,
suku bangsa, asal daerah, bahasa, dan adat istiadat
sehingga melahirkan pola perilaku serta cita-cita
yang sama (Ramlan S. ) atau dapat diartikan juga
dengan loyalitas yang berlebihan terhadap budaya
subnasional seperti suku bangsa, ras, agama, dan
kedaerahan (Robuskha dan Shepsle ).
Beberapa sebab munculnya gejala primordialisme,
di antaranya adalah adanya sesuatu yang sikap
untuk mempertahankan suatu kelompok atau
kesatuan sosial terhadap ancaman dari luar dan
adanya nilai-nilai yang berhubungan dengan
sistem keyakinan seperti nilai-nilai keagamaan dan
pandangan.
6. Proses Terwujudnya Integrasi Masyarakat
Proses integrasi sosial merupakan proses penyesu-
aian di antara unsur-unsur sosial yang berbeda-be -
da sehingga membentuk suatu kesatuan masyara -
kat yang serasi.
Proses menuju sebuah integrasi masyarakat meng-
alami beberapa taraf, yaitu sebagai berikut.
a. Taraf akomodasi yaitu proses penyesuaian
diri atau kerjasama antarindividu atau kelom -
pok dalam bidang-bidang terbatas, taraf ini
merupakan taraf kompromi dan toleransi.
b. Taraf kooperasi yaitu taraf ketika telah terjadi
perkembangan reaksi-reaksi yang sama terha -
dap berbagai problem yang dihadapi bersama,
taraf ini tercapai sesudah hubungan kerjasama
antar- kelompok bisa bertahan lama.
c. Taraf koordinasi yaitu beberapa individu dan
kelompok sudah mulai bersedia bekerjasama
dalam bidang-bidang yang semakin luas se -
hingga menuntut adanya pembagian kerja dan
koordinasi. Pada tingkatan ini solidaritas mulai
nyata dan mulai berkurangnya prasangka.
d. Taraf akulturasi, terjadi bila kelompok sosial
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada
kebudayaan asing yang berbeda sehingga
unsur kebudayaan asing itu lambat laun
diterima ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
menghilangkan ciri kebudayaan sendiri.
e. Taraf asimilasi yaitu bersatunya dua kebu -
dayaan atau lebih dalam kelompok sosial ma -
syarakat yang akhirnya melahirkan kebuda-
yaan baru yang berbeda dari sebelumnya.
Taraf demikian dianggap paling ideal dalam
terwujudnya integrasi masyarakat.
[email protected]
A. Definisi Penelitian
Sebagai usaha menarik kesimpulan yang dapat diper -
caya kebenarannya, yang dilakukan dengan sadar dan
teliti menurut prosedur ilmiah tertentu.
B. Jenis Penelitian
1. Menurut tujuannya:
Penelitian dasar dan penelitian terapan.
2. Menurut metodenya:
a. Penelitian historik
b. Penelitian survey
c. Penelitian eksperiment
d. Penelitian observasi
3. Menurut taraf pemberian informasinya:
a. Penelitian deskriptif
b. Penelitian eksplanasi
c. Penelitian eksplorasi
4. Menurut pendekatan dan data yang dikumpulkan:
Penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
5. Menurut tempat pelaksanaannya:
Penelitian laboratorium, penelitian lapangan, dan
penelitian perpustakaan.
C. Rancangan Penelitian
1. Pengertian
Rancangan penelitian adalah pokok-pokok peren -
canaan seluruh penelitian yang tertuang dalam
suatu kesatuan naskah secara ringkas, utuh, dan
jelas.
2. Manfaat Rancangan
a. Memberi pegangan yang jelas kepada peneliti
dalam melakukan penelitian
b. Menentukan batas-batas penelitian yang ber-
hubungan dengan tujuan penelitian
c. Memberikan gambaran tentang tahap yang
harus dilakukan dan kesulitan-kesulitan yang
akan dihadapi saat penelitan.
3. Syarat-syarat Rancangan
a. Sistematis artinya rancangan harus tersusun
secara sistematis.
b. Konsisten artinya terdapat kesesuaian di
antara unsur-unsur tersebut.
c. Operasional artinya dapat menjelaskan cara
penelitian itu dilakukan.
4. Isi Rancangan
a. Latar belakang masalah
b. Rumusan masalah
c. Tujuan dan manfaat
d. Tinjauan pustaka
e. Hipotesis
f. Batasan konsep
g. Metodologi penelitian
5. Persiapan Menyususn Rancangan Penelitian
a. Menentukan topik penelitian
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
i. harus terjangkau oleh peneliti
ii. penting dan menarik
iii. memiliki kegunaan teoretis dan praktis
iv. harus didukung data yang cukup
v. memungkinkan dengan dukungan dana
yang ada
b. Menentukan judul
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
i. singkat padat dan jelas
ii. mencerminkan spesifikasi masalah pene-
litian yang diteliti
iii. memuat variabel utama yang dilibatkan
dalam penelitian
iv. menyebutkan secara jelas jenis hubungan
antarvariabel
v. mengungkapkan objek yang diteliti
c. Merumuskan masalah
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
i. menggunakan kalimat pertanyaan
ii. mengungkapkan variabel penelitian
iii. mengungkapkan jenis hubungan variabel
iv. mengungkapkan objek penelitian.
d. Menentukan populasi, sampel, dan pende-
katan
D. Proses Pelaksanaan Penelitian
1. Pengumpulan Data
a. Pengertian
Adalah fakta/keterangan yang diperoleh oleh
peneliti. Berdasarkan cara memperolehnya, data
dibedakan menjadi data primer dan data se-
kunder. Jika dilihat dari jenisnya, dibedakan
menjadi data kaulitatif dan kuantitatif.
# BAB 11 RANCANGAN PENELITIAN SOSIAL
[email protected]
b. Teknik pengumpulan data
i. teknik observasi
ii. teknik wawancara
iii. angket (kuesioner)
iv. tes
2. Pengolahan Data
a. Pengolahan data kualitatif
Harus melewati 3 tahap pemrosesan:
i. reduksi data/memilih data
ii. penyajian data
iii. menarik kesimpulan/verifikasi
b. Pengolahan data kuantitatif
i. Proses pengolahan data
Editing yaitu memeriksa data yang
sudah terkumpul
Coding yaitu kegiatan memberikan
kode pada data yang terkumpul
Tabulating yaitu memasukkan data-
data yang sudah dikelompokkan ke
dalam tabel-tabel yang mudah dipa -
hami
ii. Teknik pengolahan data
Distribusi frekuensi yaitu data hasil
penelitian disusun dan dihitung jum -
lahnya agar dapat dilukiskan dalam
tabel frekuensi.
Ukuran memusat/ tendensi sentral
adalah bilangan yang wakil keselu -
ruhan data. Pengukuran sering digu -
nakan adalah mean (rerata), median
(nilai tengah), dan modus (nilai yang
banyak muncul).
E. Laporan Penelitian
1. Pengertian
Laporan penelitian adalah uraian tentang hal-hal
yang berkaitan dengan proses kegiatan penelitian.
2. Manfaat
Manfaat laporan dapat dirasakan oleh semua
pihak. Bagi peneliti, ilmuwan, pemerintah maupun
masyarakat luas.
3. Isi Laporan
Garis besar isi laporan penelitian dapat digam-
barkan sebagai berikut.
a. Bagian pembukaan
Judul penelitian
i. Kata pengantar
ii. Daftar isi
iii. Daftar tabel
iv. Daftar gambar/ilustrasi/diagram
b. Bagian isi
i. Bab I pendahuluan
ii. Bab II tinjauan pustaka
iii. Bab III metodologi penelitian
iv. Bab IV hasil penelitian
v. Bab V pembahasan hasil penelitian
vi. Bab IV kesimpulan dan saran
c. Bagaian penutup
i. Daftar pustaka
ii. Lampiran-lampiran
iii. Indeks