Kebanyakan meditasi itu adalah dasarnya salah Makanya aku bilang gak perlu meditasi Karena dasar dari meditasi yang umum tersebar di Kalaya adalah ingin mengubah pengalaman. Misal pengalamannya pikirannya rame. Dia meditasi agar pikirannya hening. Itu kan berarti menolakkan.
Berarti akhirnya kita terlibat dengan pikiran kita ingin mengeningkan. Love is God. Kenapa?
Karena ketika kita berkata Tuhan adalah cinta, maka cinta hanyalah salah satu sifat dari Tuhan. Oke. Tapi ketika kita bercinta, eh, bercinta.
Ketika kita mengatakan cinta adalah Tuhan, maka ya Tuhan itu salah satu sifat dari Tuhan. satu kualitas dari cinta ketika kita mengatakan aku sudah tercerahkan kita harus tahu konteks akunya aku yang mana kalau kita konteksnya aku sebagai Riko ya salah kalau aku sebagai jiwa yang ada yang asumsinya ada di tubuh Riko salah tapi aku yang melingkupi Mas Hendra, melingkupi Riko, melingkupi Om Joko, melingkupi Mas Dika, melingkupi segala sesuatu benar karena Lautan memang sudah tahu kalau dia Lautan tapi kalau ketika Ombak mengaku akulah Lautan ya gila berarti Ombak Mas Riko pernah menulis soal rahasia kaya Bila ingin kaya bersyukurlah, itu namanya menerima rezeki dari segala arah Bila ingin miskin banyak-banyaklah mengeluh tentang kurangnya rezekimu Curhatlah sana sana sini tentang kurangnya rejeki mu jaminan kiri didapat bener seperti itu mas Riko Mas Fakal banget ya mereka yang selalu mengeluh mengeluh curhat sana sini gitu justru malah melegitimasi kemelaratannya kekiriannya itu kan yang kaya pasti makin kaya, yang kiri makin kiri pasti dan ketika dia berusaha merubah kekiriannya, dia makin kiri karena dia berusaha merubah padahal dia tinggal milih bedakan antara memilih dengan merubah Kalau merubah kita pasti gagal. Iya, iya, iya.
Intinya manusia itu punya kebebasan memilih. Masalahnya, bagaimana kita mendapatkan kembali kebebasan itu. Nah, saat ini kan kita nggak punya kebebasan memilih, karena ada samskara kan.
Karena ketika kita punya samskara, kita teridentifikasi dengan ego. Dan ego nggak bisa memilih. Yang bisa memilih ya cuma ruang, artinya kita perlu menerima samskaranya kemudian dari penerimaan tercipta satori atau tercipta lubang kecil lah dimana akhirnya kita itu bisa kembali.
kembali ke lautan dari lubang yang kecil itu jadi satori itu adalah momen segilas pencerahan dimana kita tahu Oh oh sebenarnya aku berarti ini kayak gitu loh bener-bener mengalami secara aktual Oh tiba-tiba aku ini momen aha gitu loh Oh ternyata aku ini yang itu ternyata bukan aku atau itu cuma bagian dariku kayak ombak ketika dirinya sadar bahwa aslinya ya dia lautan nah di momen itu muncul pilihan hai hai tapi kalau kita masih teridentifikasi dengan samskara dengan ombak ya nggak ada pilihan karena hanya cycling terus terus kita teridentifikasi dengan samskaranya otomatis kita nggak bisa milih karena pilihannya terjadi secara tanpa sadar ketika kita berusaha mengubah Ya nggak bisa, susah. Kayak kita misalnya botol ini sudah isinya kopi, kita mau ganti air putih, ya botolnya berair putih, kopinya tetap. Ya kopinya harus dibuang dulu ya. Atau kita nggak usah buang, dibuang dikit, akhirnya kita tahu bahwa sebenarnya kita itu ruang di mana kekosongan yang menampung kopinya. Akhirnya kita baru ada pilihan.
Pilihan atau gendak bebas. Nah praktiknya bagaimana Mas Riko? Praktik ini dalam arti misalnya kita dapat rezeki gitu ya.
Kita dapat uang. Karena saya kan dapat cerita banyak dari teman-teman Mas Riko itu ketika dapat uang. Langsung sebagian dikasih ke teman, kasih-kasih.
Selalu begitu. Nah itu... Kenapa? Kenapa melakukan hal itu gitu?
Jadi supaya kemudian teman-teman itu, karena saya melihatnya rata-rata teman-teman saya yang kemudian dia pelit. Pelit gitu Susah banget uang keluar Ya banyak problem Dalam hidupnya entah itu dia tidak bahagia Entah itu yang masuk Ke rekening terlalu sedikit dan seterusnya Gimana soal ini Intinya yang penting itu Kita mampu masuk ke Diri kita yang sebenarnya Atau ruang atau kesadaran itu Ketika kita ada kesadaran otomatis Ada sensasi keluasan Dan otomatis Secara reaksinya Kita akan mudah berbagi tapi kalau kita masih di samskara masih diego kemudian egonya berusaha berbagi yang nggak ada salahkan karena ada usaha sedangkan ketika kita di ruang atau di kesadaran itu jadi reaksi berbaginya itu ya karena Oh gitu kita merasa kaya bukan karena ego tadi ya tapi kalau itu karena dorongan dari sana ya misalnya misal si ego ini merasa miskin terus dia ingin kaya terus mendengar ceramah kalau kamu ingin kaya kamu bang banglah uangmu buat bersedekaya kemudian ego berusaha memberikan atau berbagi tapi dasar basisnya adalah samskara kekurangan yang gak efektif misal gini ya kalau kamu misalnya pengen cepat kaya Kamu harus mancing, mancingnya traktir orang yang lebih kaya daripada kamu gitu kan Atau kalau nggak gitu, kamu cari anak yatim kurung Anak yatim kurung itu yang ayahnya yang meninggal sejak anak itu berada di dalam kandungan atau kalau gak gitu sedekah subuh selalu nominalnya sekian sekian sekian oke dari beberapa testimoni tidak sedikit yang berhasil tapi juga banyak sekali yang dia tidak merasakan efek apa-apa begitu nah ini ini kalau dari perspektifnya Mas Riko seperti apa Mas nah doing itu kan doing kan aktivitas atau perbuatannya lah doing itu tercipta melalui being nah beingnya itu harus bener dulu kalau beingnya salah artinya beingnya being samskara atau being ego ya otomatis tindakannya adalah berdasarkan ego artinya kita melakukan manipulasi udah bener ya samskaranya kita merasa kekurangan merasa miskin misal samskaranya, terus kita sebagai solusi ingin memanipulasi tindakan, kita berbagi biar kita lebih kaya tapi samskaranya itu masih ada tapi kalau kita mau mengendal samskaranya, mau letting in samskaranya lenyap, digantikan oleh perasaan yang lebih positif positif otomatis tindakannya berubah tapi kalau kita berubah merubah usaha merubah dari dimensi yang lebih rendah ya susah kalaupun berubah dikit nanti pasti balik lagi hai hai hai hai Ada perubahan dikit, naik dikit, jatuh lagi. Iya.
Kayak karet, karet direntangkan, ada tekanan untuk balik. Karena sedekahnya basisnya kekurangan. Iya. Cuma sebagai itu, metode atau sarana.
Intinya kita perlu mengenal diri kita terlebih dahulu hasilnya. Di kitab manapun pasti gitu, awal beragama adalah mengenal diri sendiri. Oke misalnya gini deh, saya ikut pelatihan pemberdayaan diri itu. Terus kemudian saya disuruh menguras seluruh isi dompet saya untuk sedekah bersama-sama gitu. Ya kan?
Nah, yang terjadi mas... Hai supaya kemudian saya juga basisnya tidak basis kekurangan itu yang harus saya lakukan dulu apa sebelum saya sedekah itu sebenarnya yaitu disadari harus menyadari kan kalau kita mau sedekah misal masjid tak suruh sedekah ya misal aku motivatornya dan kamu sedekah aja biar kamu sama kaya nah waktu kita di momen disuruh sedekah itu rasanya pasti enggak enak kalau ada samskara rasa kekurangan oke itu yang perlu dilatih ini jadi apapun kejadian itu itu bisa menjadi pemicu yang sangat bagus. Kalau misalnya kita ketemu motivator, disuruh sedekah, terus pas kita melihat isi dompet, mau ngeluarin, itu rasanya pasti nggak enak kalau ada saham sekarang.
Nah, di detik itu kita bisa menyadarinya, dan kemudian membiarkan perasaan itu lewat, atau membiarkan perasaan itu masuk semuanya. Kemudian otomatis selenap, baru secara tidak terpaksa, kita ada keinginan untuk menyumbang. Nah, itu baru benar.
Tapi kalau... di detik pertama mengeluarkan uang rasanya gak enak ah gak apa-apa nanti kan nanu nah itu kan Manipulasi Lihat yang ini itu cara untuk mengubah kesadaran tadi ya Iya penuansa kesadaran Dari yang tadinya apa itu namanya Basis kekurangan jadi basis keberlimpahan Iya Oke, tapi sebenarnya apa yang menjadi kesalahan fatal yang dijelaskan dalam seminar-seminar pengembangan diri itu? Dengan topik penerimaan diri, pengajaran pemberdayaan diri, dan mengapa banyak alumninya yang tidak mendapatkan hasil apa-apa mas?
Karena, apa ya, karena gini. Jadi kebanyakan motivator atau spiritual itu berbicara dengan bahasa asing. Paham maksudnya?
Misalnya, misalnya aku bicara tentang kekosongan. Mas Jendra pahamnya antara kosongku dan kosongnya. kosongnya mas Hendra itu beda dan ketika aku membahas kosong kosong kosong mas Hendra pahamnya adalah kosongnya mas Hendra bukan kosongku artinya dari pihak pendengar perlu memaknai bahwa apa yang dia dengarkan adalah bahasa asing karena Karena misalnya, misal meja ya, misal meja kalau di bahasa planet Nameks mungkin meja ini artinya adalah kasur.
Kan nggak nyambung aslinya, walaupun kata-katanya sama-sama meja, nggak nyambung. Itu pertama, itu faktor pertama. Jadi kalau aku misal ngomong kosong, mungkin kemungkinan pendengar akan mengira kalau kekosongan itu adalah ketiadaan pikiran.
Iya kan? Padahal maksud dari kekosongan adalah background atau ruang di mana segala. Gala keramaian itu muncul dan kemudian tenggelam.
Artinya bahkan ketika rame, itu ada kekosongan yang melatar belakangnya. Itu kosong. Tapi kalau dari pendengar, kosong adalah ketiadaan obyek.
Padahal bukan. Itu contoh sederhana. Belum lagi yang kalimat-kalimat lain.
Yang kedua adalah karena Usaha, ketika kita misal disuruh trainernya misal kamu berperasaan baiklah gitu. Nah di posisi praktisi yang masih berperasaan buruk, itu akhirnya memunculkan asumsi bahwa kita harus berusaha berperasaan positif. Iya kan? Nah artinya ketika kita berusaha, ya nggak bisa. Usaha nggak bisa terlalu berefek di area-area ini.
Jadi kita perlu benar-benar menyadari siapa atau apa yang ada di balik perasaan yang kurang nyaman ini. Ketika kita menyadari ruang di mana perasaan nyaman ini muncul dan kemudian kita tahan. Kita perlu melepaskan upaya kita dari perasaan tidak nyam, kemudian dibiarkan lewat.
Otomatis hanya ada kekosongan. Baru skenario selanjutnya bisa muncul. Dan kemudian tenggelam lagi, muncul tenggelam lagi.
Intinya tidak ada usaha. Tapi pasti pendengar pasti akan memaknai sebagai usaha. Kayak misalnya disuruh, kamu ningo. Aslinya ini bukan usaha, tapi kalau pendengarnya masih ada di basis samskara, pasti mengira bahwa kita ya berusaha untuk hening. Padahal hening itu tidak perlu usaha.
Bahkan di dalam keramaian saat aku bicara itu ya hening. Jadi hening adalah latar belakang dari semua obyek. Jadi walaupun ruang kamar ini penuh akan perabotan, kualitas ruangnya itu tetap tidak berkurang sama sekali.
Contohnya itu, jadi pasti disalahpahami dengan usaha. Bahkan ketika aku bilang letting in, ya diterima aja. Pasti mereka berusaha menerima.
Padahal inti dari letting in bukan berusaha menerima, yaitu menemukan ruang di mana penerimaan sudah terjadi. Penerimaan itu sudah terjadi, sedang terjadi, dan telah terjadi. Jadi, lautan pasti menerima ombaknya kan?
Nah, kita perlu menemukan kualitas itu. Tidak berusaha menerima, tapi kita perlu menemukan kualitas itu. Di mana segala pikiran dan semua perasaan...
Diizinkan muncul dan diizinkan lewat Di ruang mana Itu pasti ketemu Gak mungkin gak Dimana, pertanyaannya aslinya dimana Dimana pikiran ini muncul dan tenggelam Itu pasti ketemu Ruang dimana gimana pikiran perasaan muncul dan tenggelam. Dan kita berusaha selalu berada di state itu. Iya, intinya kita perlu membiarkan pengalaman kita apa adanya. Intinya itu, kebanyakan meditasi itu adalah dasarnya salah. Makanya aku bilang nggak perlu meditasi.
Karena dasar dari meditasi yang umum tersebar di kalaya adalah ingin mengubah pengalaman. Misal pengalamannya pikirannya rame, dia meditasi agar pikirannya rame. Binding Itu kan berarti menolak kan? Berarti akhirnya kita terlibat dengan pikiran kita ingin mengeningkan.
Iya kan? Tapi kalau kita mau, kita mau ya dibiarin aja. Ketika kita membiarkan, otomatis kita mundur ke belakang.
Oh ternyata aku udah ning, walaupun pikiran kurami. Intinya itu. Intinya tidak ada usaha. Kalau ada usaha berarti clear. Kalaupun berusaha tidak ada usaha juga keliru.
Tricky, memang agak tricky. Tricky ya? Tricky.
Oke. Oke Mas Rico, yang disebut pandangan peripheral ya Mas ya? Itu yang seperti apa sih Mas? Pandangan peripheral itu adalah pandangan yang meluas.
Ditarik lebih luas begitu? Iya. Biasanya kan kita sejak kecil kan diajarin untuk konsentrasi kan Nah konsentrasi itu kan pandangan yang nero kan Nah ketika pandangan kita nero, otomatis sistem syarab otonom yang aktif adalah sistem syarab otonom simpati artinya sistem saraf yang kita gunakan ketika kita ada di motif survival atau kita lagi dikejar binatang puas bayangkan kita sehari melakukan niru ais pandangan yang konsen kira-kira gimana? Ya kayak kita dikejar-kejar hewan buas 24 jam.
Nah bayangkan kita dididik dari kecil lah. Anggaplah dari kecil 10 tahun. Kita akhirnya terbiasa sampai umur 40 tahun. Berarti selama 30 tahun kita dikejar-kejar hewan buas tanpa henti. Yang gak ada yang bisa kita lakukan.
Tak heran kalau penyakitnya macam-macam kan? Karena ketika saraf otonom simpatik yang aktif, otomatis tubuh kita dihujani oleh hormon kortisol dan adrenalin. Otomatis ekspresi gen akan memproduksi protein.
yang terkait nah akhirnya muncul penyakit macam-macam intinya paling gampang ya lewat peripheral eyes karena defaultnya matanya manusia itu peripheral, jadi bukan kita berusaha peripheral, enggak kita membalik ke settingan pabrik karena settingan pabriknya mata itu peripheral mata kan mekanismenya cahaya yang masuk artinya cahaya dari sini cahaya dari kanan, cahaya dari atas bawah itu masuk... Tapi kita menggunakan mata kita dengan cara yang salah. Kita mengarahkan pandangan ke obyeknya.
Padahal sistem dari mata adalah cahaya yang masuk. Oke oke oke oke Nah sekarang begini Mas Riko Kapan sebenarnya keinginan kita itu terjadi? Apakah saat kita sedang rajin-rajinnya berdoa Atau memaksa Tuhan Ataukah saat kita sudah pasrah Sudahlah terserah Tuhan dikabulkan atau tidak Terserah manut, nurut gitu Menurut pengalaman hidupnya Mas Riko bagaimana? Di dua-duanya itu sudah terjadi hasilnya Walaupun kita maksa itu ada ruang dimana pemaksaan terjadi Ya oke Kita tahu kalau kita sedang maksa berarti ada ruang di mana fenomena itu terjadi. Terus yang kedua adalah ketika kita pasrah.
Nah ada ruang di mana pasrah itu terjadi. Intinya adalah tidak pasrah dan tidak memaksa. Artinya kita perlu stay di kesadaran.
Aku yang adalah aku. Kalau di spiritual gitu, aku yang adalah aku, dimana aku melingkupi segala sesuatu, dualitas dari... Ini yang disebut ketuhanan, bukan Tuhan.
Bukan Tuhan. Jadi aku yang besar itu bukan Tuhan, tapi ketuhanan. Iya, jadi sumber kualitas ketuhanan. Oke, oke, oke. Jadi karena memang tidak sedikit ya, teman-teman yang kemudian dulunya effort luar biasa ketika kemudian anaknya pengen diterima kuliah di kampus negeri favorit begitu, sampai orang tuanya tirakat begitu kan, tapi nggak masuk gitu kan.
Tapi tiba-tiba ikut tes lagi yang sama tanpa effort berlebih, masuk ya syukur, nggak masuk ya syukur, keterima mas. Keterima. Nah itu, karena ada ruang di mana kita yang mampu melingkupi keterima oke, nggak keterima oke.
Berarti ruang itu melingkupi dualitas. Nah, ketika kita dengan sengaja mampu berada di ruang itu, ya enak kan? Oke, nah mas ini ada yang teman-teman minta dijelaskan mas, bedanya tanpa pintu dan bersejiwa itu apa sih mas? Nah kalau bersejiwa itu tentang seks, hasilnya itu tentang kesadaran. Cuma karena orang kan biasanya kalau mau belajar kesadaran itu kan agak-agak anu kan.
Apa namanya? Ah, hidupku belum selesai, aku masih ingin menyenangkan. Belajar kesadaran, tapi lewat seks.
Iya. Karena kan semua orang hampir, nggak hampir sih, pasti semua orang suka seks kan. Jadi kita jebak melalui jalur seks. Aslinya kita jebak. Biar kita belajar kesadaran lewat seks.
Dan itu lebih gampang, ketika kita mengalami vale orgasme, kita akan mengalami apa yang diwakili dengan nama ketuanan, atau apa yang diwakili dengan nama aku. Vale ya? Iya.
Bukan parkir ya? Bukan parkir. Lembah.
Tapi anggapan bahwa kemudian seks itu kotor, kayaknya memang hampir semua orang sepakat ya? Hampir semua orang sepakat. Makanya setelah sekar diharuskan mandi. Kalau nggak kotor ya nggak harus mandi. Iya juga sih ya.
Bener, bener, bener, bener. Oke. God is love atau love is God yang paling... paling tepat love is God Kenapa karena ketika kita berkata Tuhan adalah cinta maka cinta hanyalah salah satu sifat dari Tuhan Oke tapi ketika kita bercinta eh bercinta ketika kita mengatakan cinta adalah Tuhan maka ya Tuhan itu salah satu kualitas dari cinta sifat cinta itu apa hai hai Menerima segala sesuatu Tapi kalau Tuhan Siwatnya dualitas Iya kan?
Maha baik, tapi juga maha penyemburu Iya kan? Masih dualitas, tapi kalau cinta ya Menerima segala sesuatu Termasuk kalau menurut pikiran kita buruk Mas, sekali lagi nih ya, banyak sekarang guru-guru spiritual yang dia mendeklarasikan diri sebagai orang yang paling tercerahkan gitu ya. Dan kemudian dia bisa memetri kesadarannya orang lain.
Entah itu lewat, entah itu lewat. lewat apa namanya lah ya macem-macem itu dimetri cuma Oh ini nilainya sekian gitu ya atau kemudian ini jiwanya sekian banyak kan kayak kayak gitu tuh banyak dan mereka memang mata penjahariannya itu kayaknya, metri kesadaran orang dan metri jiwanya seseorang jiwa tua apa enggak itu mungkin sudah menjadi mata penjaharian tetapi kan enggak salah juga kemudian ketika dia mengatakan bahwa saya sudah tercerahkan karena memang kita memulai dari garis finish kita semua tercerahkan nah gimana? kalau kita balikan dengan ini nah ketika kita mengatakan aku sudah tercerahkan kita harus tahu konteks akunya, aku yang mana kalau Kalau kita konteksnya aku sebagai Riko ya salah. Kalau aku sebagai jiwa yang ada, yang asumsinya ada di tubuh Riko, salah. Tapi aku yang melingkupi Mas Hendra, melingkupi Riko, melingkupi Om Joko, melingkupi Mas Dika, melingkupi segala sesuatu benar.
Karena Lautan memang sudah tahu kalau dia Lautan. Tapi kalau ketika Ombak mengaku akulah Lautan ya gila berarti Ombaknya. Iya kan?
Ombak ya ombak. Walaupun ombak itu termasuk substansi dari lautan, tapi dia tidak bisa mengklaim dirinya sebagai lautan. Jadi konteks akunya itu harus benar.
kalau bilangnya aku intinya tergantung orangnya, karena kita gak tau maksud orangnya, kalau misalnya dia berkata aku sudah tercerahkan, kalau aku konteksnya adalah kesadaran, ya bener, tapi kalau aku konteksnya adalah keperibadian karakter, nama, peran ya salah berarti dan pasti akan melenceng Kang Abu Marlo bergabung Thank you Kang salam dari Mas Riko untuk Kang Abu Marlo ini banyak teman-teman muda yang luar biasa oke hai hai