Desa ini ada beberapa makam yang dikeramatkan. Banyak kejadian di mana anak-anak tidak boleh keluar malam. Yang saya lihat itu, kepala sutrisno di sini yang dibukuli.
Itu yang kapok-kapok, itu jendela, itu takut nikih. Bagaimana bisa kita menjaga kemampuan kita? Semua lah.
Ketika jiwa Niko, lakumu apa mbak? Di Surosok, sejak lahir saya tinggal di desa ini. Pada tahun 1976, saya berusia 8 tahun. Pada suatu sore, kami bersama teman-teman main bola di lapang.
tak terduga bola tertendang dan masuk ke dalam kebun jagung saya beserta teman saya berusaha mencari bola tersebut tapi apa yang kami dapatkan bola tidak pernah ketemu saya melihat teman saya Supresno mati dibunuh oleh sosok gadis yang seumuran dengan kami dipukul-pukul dengan batu kepalanya sampai kepalanya pecah Dibunuh siapa, Pak? Ada sebuah pertanyaan yang terus terngiang-ngiang di kepala. Apakah setan atau jin bisa menyakiti hingga bahkan membunuh manusia? Tentu jawabannya pasti tidak. Tapi...
Apabila setan atau jin itu bersemayam dalam tubuh dan mengendalikan tubuh itu untuk menyakiti manusia lain, apakah bisa? Niko, lagu apa mba? Sumala Awal kisah dimulai Ketika kami bermain bola bersama-sama di lapangan, di dekat kebun jagung, kami begitu asik bermain sampai-sampai lupa akan waktu. Seingat saya, ada tujuh sampai delapan anak yang ikut bermain.
Kami terus-menerus bermain sampai tak sadar waktu. Kala itu waktu mengambil suruk atau mahrib. Anak-anak lain sudah pulang satu persatu.
Mereka semua selalu diwanti-wanti untuk berada di dalam rumah menjelang surut. Tapi saya dan Sutrisno menolak ajakan mereka karena kami masih asyik bermain, juga karena rumah kami dekat dengan lapangan. Singkat cerita, hanya tinggal kami berdua, saya dan...
Dan Sutrisno masih asik bermain bola tanpa sengaja Sutrisno menandang bola. Sampai bola itu masuk ke kebun jagung. Kemudian kami berdua berusaha untuk mengambil.
Bula di dalam kebun itu, tapi anehnya, bula itu tidak pernah ketemu. Dan kami masih berusaha terus-menerus muter-muter di dalam kebun itu, tapi nggak ketemu juga. Kemudian saya berkali-kali mengajak Sutrisno untuk pulang.
Sutris, ayo balik, kembali, kembali. Dari jauh, Sutrisno menjawab, Kok saya, saya ketemu di sini balik. Saya ingatkan kembali.
sekali saya ajak pulang tapi sutresno tetap menolak agar supaya bola itu bisa ketemu dulu setelah itu dari jauh terdengar suara seorang wanita yang memanggil nama kita berdua tres di gitu itu di tengah-tengah kebun Jakoban Iya nanti boleh kita kebun Jakob itu Saat itu kondisinya persis seperti saat ini Cuman waktu itu Menjelang mahrib Surup mas Ayo masuk Sebenarnya saya takut mas, tapi juga penasaran. Tapi ingin mencari asal bunyi suara dari arah sana mas. Di batas ladang jagung dekat pohon jati itu mas, ada anak kecil pakai baju lusuk warna putih sambil bawa bola yang kita cari.
Malah lari masuk hutan mas anaknya Yuk yuk kita sana yuk Dan entah kenapa Sutresno spontan langsung lari Mengejar gadis itu Karena gadis itu membawa lari bulanya Nah saya sempat diem dan bingung Tapi Akhirnya ikut ngejar Sutresno di hutan itu. Semua sudah mulai gelap, tapi saya masih melihat. Saya panggil-panggil Sutresno.
Tres, nanti gue. Tres. Tapi, ada jawaban. Saya lebih masuk ke dalam hutan, saya panggil lagi, Tris, jangan-jangan ini di toko ini.
Tetap tidak ada jawaban. Nah, di sini dulu mas, saya malam buat ngejar sutrisno dan saya panggil-panggil, tapi tidak ada jawaban mas. Ayo kita masuk lebih ke dalam. Mari Pak. Dulu di sini masih rimbun Mas.
Masih banyak pohon-pohon besar selain pohon jatim. Yuk kita masuk ke arah sana. Oke, silahkan duluan Pak. Saya nggak bisa ngebayangin Gimana seremnya tempat ini beberapa tahun lalu, Pak Wah Ya memang seperti ini tempatnya Nah, Mas Tepat di tempat ini mas, saya mendengar seperti suara batu yang dihantam-hantamkan bako kelapa.
Tapi ternyata mas, yang saya lihat itu kepala sutrisno di sini yang dibukuli. Bu, bu, bu. Ngonol mas, saya yang melihat langsung panik. Saya teriak.
Saya lari mas Wah Itu saya sudah gak berani nengok ke belakang Saya cuma lari aja terus mas, cuma lari aja terus pokoknya Sampai di perbatasan kebun ini Untungnya saya bertemu sama Mbah Sabdo Beliau salah satu orang yang dituakan di desa saat itu Tapi anehnya, mulut saya seakan terkunci Hanya bisa nangis dan tidak bisa ngomong sepatah katapun Di sini Mbak Sabdo Mengajak saya pulang, diberi minumlah saya di rumah. Di situ, keluarga saya sudah panik semua. Bapak, Ibu, nah setelah diberi minum, barulah saya bisa ngomong.
Bisa cerita kejadian yang baru saja saya lihat. Di sini warga dikumpulkan buat masuk ke hutan mencari Sutrisno. Bapak Sutrisno ini sudah panik, ngomongnya sudah nggak karu-karuan. Teriak-teriak nggak jelas. Bapak Suteris itu sempat marah sama saya.
Di mana Suteris itu? Kok umpetkan di Suteris itu? Gitu terus. Tapi untungnya dipisah oleh Mbah Sabdo.
Setelah itu, karena semakin malam, akhirnya Mbah Sabdo menyuruh kami semua untuk pulang saja. Karena berbahaya malam-malam di hutan begini. Sampai di rumah, kembali terjadi ada perdebatan lagi. Bapak Esyutrisno ngotot, tidak percaya apa yang saya katakan tadi.
Bohong katanya. Lagi-lagi untung ada Mbah Sabdo yang nyanggah. Mbah Sabdo percaya apa yang saya ucapkan. Gadis kecil, lusuh.
Singkat pencarian tetap terus dilaksanakan tapi tidak membuahkan hasil. Akhirnya di hari yang ketiga ada seorang pencari rumah. yang menemukan jasad Sutrisno di sungai. Tidak jauh tempat dari yang saya sebutkan sebelumnya dengan kondisi kepala yang beramu. Isu mulai beredar di antara warga desa.
Beberapa mempercayai, beberapa menganggap sayalah pelaku pembunuh Sutrisno dan mendorong dari atas tebing. Namun semua itu disanggah oleh Mbah Sabtu. Sosok itu memang ada.
Orang zaman dulu menjuluki dengan nama sumber memolong Dan dari kalimat itulah dia diberi nama sumala Sumber malapetaka Dan saat itulah warga mulai benar-benar ketakutan Menjadi pantangan untuk berada di luar rumah di waktu mahrib sampai Di kampung ini sendiri kejadian-kejadian aneh yang tidak masuk akal juga beberapa kali warga alami. Misalnya pohon tidak bisa ditebang, diganggu saat sedang merumput di ladang, dan juga ada sosok yang menjadi kerabat mereka. Kerabat Pak?
Maksudnya? Desa ini ada beberapa makam yang dikeramatkan. Sejak dulu lokasi penemuan jasad banyak mas, karena memang sering terjadi.
Dan sekarang hampir semua tempat jadi wingit, salah satunya di subuh. Bu, ini buk, saya jadul buk, saking kota. Oh iya, terima kasih mas. Ini buk, saya berada di nama video buk.
Oh nama video, iya kagum apa mas? Video kagum aduh si cerita sumoloni ku loh buk. Oh, menikah? Kau tidak mengerti, mas?
Saya itu, mas. Kau tidak mengerti. Kau tidak mengerti, mas. Kau tidak mengerti, mas. Kau tidak mengerti.
Kau tidak mengerti, mas. Kau tidak mengerti. Hai Ibu-ibunya kelihatan takut banget ini betul tadi kayaknya gara-gara banyak kamera kita ini kamu disini ada bapak-bapak tak coba tanya sama Bapak takut disini Oke oke aku terus ini hai hai Pak, Pak, ini Pak, pada tanglet Pak. Tentang apa, Gek? Tanglet soal ini, Pak, ingin cerita kata yang jelik hilang, yang ada di sini, Pak.
Cerita-cerita, buatan-betan, cerita ini, Pak. Iya, Pak, sabar, Pak. Cerita tentang Sumala, ini, Pak. Sumala? Buatan-betan, ini cerita Sumala?
Iya, ngapun, Pak. Lu ngapun yang berikut? Iya, ngapun, ngapun, ngapun, Pak. Gek! Gila, saya tuh bener-bener gak nyangka bapaknya bisa se-emosi itu.
Hanya gara-gara mendengar nama Sumala. Mana buat celurit lagi. Jujur aja, nyali saya waktu itu bener-bener drop habis sampai bawah.
Tapi untungnya, gak lama setelah itu, Pak Abdi kembali. Setidaknya itu bisa ngebuat perasaan kami menjadi sedikit lebih lega. Ritpet, gila aku kaget tadi mas Mas Bet, takut Mas Zidul Itu Pak Abdi Wah, Pak Abdi dari mana aja pak? Ini mas, dari ngijinkan warga yang sedang melakukan ritual di hutan Ada pak yang lagi ritual di hutan?
Wah, kalau warga sini sangat kental sekali dengan ritual-ritual seperti ini mas Masnya mau lihat kan? Boleh pak Aduh, tapi mohon maaf sekali Pak. Saya tidak bisa mendampingi lagi.
Oh, tapi Pak Abdi nggak bisa mendampingi? Nggak bisa, Mas. Tapi kita tetap boleh lihat itu? Boleh lah.
Boleh, boleh, boleh. Tapi mohon maaf sekali lagi. Tidak bisa mendampingi saya.
Kita yang terima kasih banyak Pak, udah didampingin sampai sekarang ini. Ya, sama-sama. Mau go? Iya, Pak. Setelah Pak Abdi nganter kita ke beberapa tempat itu, Pak Abdi tiba-tiba ngomong nih kalau dia ada keperluan sebentar jadi mau gak mau kita harus lanjut cari narasumber melanjutkan petualangan ini sendirian dan ternyata memang gak semudah itu buat mendapatkan kepercayaan dari warga sekitar Selamat sore pak Oh, ya Pak?
Ya Pak, saya Citul Pak sama ada satu lagi teman saya, Bet, tapi masih di belakang. Kita tadi ketemu Pak Abdi, dan beliau juga menyampaikan ke kami bahwa ada yang sedang melakukan prosesi di sini. Ya, tadi saya ketemu dan memang menurutnya ada teman yang ingin meliput ritual. ya beginilah ribuannya tapi sementara jangan diganggu-ganggu ya tak toko-toko dan melakukan prosesi kalau mau meliput Oh ya Oke terima kasih terima kasih saya ke belakang ya terima kasih Sebenarnya banyak orang asing yang pengen tahu hal-hal aneh yang terjadi di sini.
Mungkin jika sudah pernah mendengar satu nama, tapi saya mohon jangan sebut nama itu. Ini masalah kepribadian, kepercayaan bagi kami. Dan setiap orang boleh punya kepercayaan berbeda. Saya meyakini ini, mempercaya ini, dan saya yakin sekali bahwa ada sesuatu yang tidak terlihat sedang mengawasi kita. Karena itu saya langsung saji, Mas.
Ah, mana saji ini bagi saya sangat-sangat luar biasa. Dan ini wujud penyerahan saya pada Yang Bawureksodo Suntini. Saya pernah punya pengalaman yang sangat-sangat membuat saya terpukul. Keluarga saya sudah menyerahkan satu jiwa raga untuk Yang Bawureksodo Suntini. Anak saya sendiri, Mas.
Beberapa tahun lalu saya membuat sebuah kesalahan yang saya sesali seumur hidup dan saya berharap tidak akan teruang lagi di anak kak saya yang terkecil. Itu sesuatu yang membuat saya sangat-sangat terpukul, membuat saya... Tidak punya daya apa-apa dalam menghadapi Mbak Danyeng Yang Bangurudzor. Semua hanya karena sebuah masalah sepele.
Saya tidak bisa memberikan sesuatu yang menjadi permintaan anak saya, sehingga dia marah. Kemudian dia nekat, Mas, melakukan sesuatu hal yang tidak boleh dilakukan oleh anak kecil, yaitu keluar malam. Saya panik, saya bingung. Saya kejar dia tapi sudah tidak terlihat lagi kemana arah larinya, sehingga saya harus meminta bantuan warga. Kami berduyun-duyun mencarinya kemana pun, ke titik-titik mana pun, karena di sini sering ada kejadian itu, tempat-tempat yang pernah ada kejadian kami periksa semuanya.
Dan tidak bisa kami temukan. Sepertinya Mbak Danyang sudah duluan mendapatkannya. Dua hari kemudian, dia ditemukan di sini, Mas. Sangat kehilangan.
Setelah pemakaman, malamnya dia datang kepada saya lewat mimpi. Pak E, jangan sedih. Gendok sudah senang sama Mbah Danyang.
Gendok sudah bisa mendapatkan apa saja dari Mbah Danyang. Sesuatu yang tidak pernah bisa berikan selama dia hidup. Mbah Danyang memberikan semuanya setelah dia bersamanya.
Memang di sini banyak kejadian di mana anak-anak tidak boleh keluar malam. Nanti saya bisa bawa jenengan-jenengan ke tempat hilangnya anak-anak itu dan tempat di mana badan yang sering menunjukkan diri. Saya memang takut, Mas, tapi dalam hati saya sangat tidak ingin melihat ada kejadian itu terulang lagi di desa ini.
Sesampainya di mulut gue, itu banyak sekali sesajen. Dan Pak Rusdi menjelaskan bahwa masing-masing sesajen itu Memiliki hajat kurang baik, biasanya mereka mengirim sesuatu yang dicantat atau apa-apa. Untuk orang-orang yang tidak disukai, sepertinya seperti itu. Bahkan di sini bisa orang mengirim santet.
Tergantung dari kebercayaan masing-masing. Ini adalah telur angsa yang tidak bisa menetas atau sudah membusuk di dalamnya. Nah ini biasanya digunakan sebagai alat-alat untuk berbuat kurang baik kepada orang lain.
Mungkin karena masalah ekonomi atau apa, atau kejuruteraan sosial dan sebagainya. Kita nggak tahu urusan mereka. Tapi itu bermacam-macam ya Pak?
Ada bubuahan, ada kendi, ada... Itu bunga selasi bukan sih Pak? Bunga selasi itu lambang perpisahan Pak. Biasanya ketika anak mereka sudah diminta ambas danya, mereka akan... Bagaimana menyebar bunga telasih Oh itu lambang terpaksa Banyak di pemakaman Telasih itu telas, telas habis Sih itu kasih Ada filosofinya Dan biasanya mereka dibawakan Kesukaan si anak Seperti yang Teman-teman lihat tadi di sana, saya juga memberikan sesaji khusus untuk kesukaan anak saya ketika masih hidup.
Nah, ini ada ketika anak mimpi mereka kehausan, kita akan mengirimkan air. Kendi. Di dalam kendi. Air itu ya? Air.
Jadi inilah kalau untuk yang di dalam, kalau mau memeriksa di dalam. Boleh, Pak. Boleh.
Banyak yang melakukan ritual di situ. Eh, Pat, sorry Mas Cetul. Aku nggak berani masuk ke tempat yang sempit. Aku punya mobil. Oh, kamu punya tempat sempit?
Iya, Mas. Mas Cetul serius ini mau masuk-masuk. Boleh, Pak. Boleh. Cuman pesan saya, apapun yang ada di dalam, jangan disentuh atau dibawa keluar.
Setelah Mas Cetul sama Valdo masuk ke dalam gua, saya cuma berdiri. berdua dengan Pak Rusti di luar tiba-tiba Pak Rusti ngomong Mas Pet daripada nanti kita kelamaan beliau masuk ke dalam buah ayo, tangan terus ada beberapa tempat yang perlu saya tunjukkan mumpung masih sempat, kalau besok saya sudah gak sempat lagi saya sempat bingung tapi ternyata tempat yang dimaksud sama Pak Rusti itu adalah tempat yang bisa dikatakan salah satu spot paling angker di desa itu dan saya juga sempat curiga kalau lokasi itulah dimana tempat Sutrisno dulu ditemukan ini kita mau kemana pak? ini tempat yang tadi sempat saya ceritakan mas sebuah kejadian yang walaupun sudah bertahun-tahun lalu tapi Masih ada sesaji yang disuruhkan di sini.
Dulu pernah ada yang jatuh dari atas tebing anak-anak. Ini tebing, Pak? Iya, tebing.
Di atas sana ada tanah lapangan yang biasa dipakai main anak-anak ya, Mas. Dan kejadiannya mereka bermain, kemudian salah satu orang bergelincir yang sama orang tuanya mereka didorong oleh salah seorang teman bermainnya. Berarti dia ditemukan meninggal di sini?
Iya, ditemukan meninggal di sini. Dan menurut saya, Mas, Itu bukan ulah anak ya atau dibunuh, dia tidak dibunuh, saya yakin itu. Sesepuh desa juga menyatakan dia dikerjakan, begitu. Saya punya pengalaman, anak saya juga sudah diminta oleh Mbak Danyang, jadi saya yakin si anak yang meninggal di sini itu juga dikerjakan oleh Danyang. Berarti ini sesajen yang disiapkan di sini itu untuk?
Anaknya? Ya, untuk dia mas. Ya, untuk dia. Ini kan apa yang disukai si anak waktu dia masih dalam masukan orang tuanya.
Ada kinang, inilah yang biasa dipakai oleh si Mbah Danyang ya. Untuk kenangan beliau. Jadi disuguhkan di sini supaya harapannya sama.
Suatu saat nanti tidak akan terjadi kejadian seperti ini lagi. Tapi orang tuanya sebenarnya masih ngotot mas. Mereka masih menyalahkan si anak teman bermain itu.
Itulah. Keadaan yang sebenarnya disini dan membuat geger sampai sekarang pun dua keluarga itu masih berseteru antara anak teman bermain dan anak yang meninggal, orang tua anak dari yang meninggal itu. Begitu mas. Sebanyak ini ya Pak, kisah di desa ini.
Desa ini mas, kalau kita mau kaji lebih dalam banyak hal-hal yang tidak masuk di akal. Sampai saat ini pun saya merasakan ada sesuatu yang tidak terlihat sedang mengawasi kita di tempat ini. Iya Pak, aku dari tadi juga udah ngerasa nggak enak Pak.
Nah. Lebih baik kita kembali lagi. Siapa tahu Mas Cetul sudah keluar tadi.
Oh iya, iya. Kita segera tinggalkan tempat ini, Mas. Hati-hati licin, Mas ya. Kemudian saya dan Valdo, tim kameramen, memutuskan untuk masuk ke dalam gua. Sementara Betz dan Pak Rusdi menunggu di luar.
Saat itu matahari sudah mulai terbenam, jadi saya benar-benar nggak nyangka kalau ternyata di dalam gue itu masih banyak kelelawar. Setelah mengetahui itu kelelawar, saya dan Valdo memutuskan untuk terus masuk ke dalam gue lebih dalam lagi. Saya tuh masuk gua bukan baru kali ini ya Di masa muda saya, saya tuh sering keluar masuk gua di seluruh Indonesia Tapi, baru di gua itu Saya mencium bau yang bener-bener tidak pernah saya temui sebelumnya Bahkan di luar gua pun saya tidak pernah mencium bau sepusuk itu Iyung gak?
Iya sih Di luar tadi kan manis Bau apa ya? Bius Terima kasih telah menonton apa ya? apa itu?
lanjut aja mas lanjut Hai Ini ya? Oke Setelah seharian penuh kami berada di desa ini, ternyata misteri mengenai Sumala masih belum juga bisa terpecahkan. Akhirnya pada hari kedua, kami kembali memutuskan untuk datang lagi ke desa ini. Tapi kendala tetap lagi-lagi kami temukan. Meski begitu, syukurlah.
Akhirnya kami bisa mendapatkan petunjuk yang lebih jelas. Di hari kedua, kami melanjutkan untuk mencari narasumber. Bukan hal sederhana, kami berangkat dari pagi. Siang, panas-panasan, tapi kami belum juga menemukan orang yang mau bercerita.
Untungnya, sore harinya kami bertemu dengan salah satu warga. Kalau dibilang... Di sini nggak boleh keluar pas malam hari, itu memang mas.
Apalagi buat anak kecil, karena ini kan di hutan, jadi ya bahaya. Kadang ada binatang buas, atau malah diculik. Dan setelah itu, kami bertemu dengan satu orang warga lagi, yang bahkan beliau mau mengantarkan kami ke rumah seseorang yang dituakan di desa tersebut.
Bu, bu Eh, iya mas? Bu, izin ngerekam ya bu Oh iya, mau gak? Bisa mas? Bade tanglet bu Iya?
Eee... Ibu Ngertos Cerita tentang Desa Om Rigi Cerita soal Sumala ini ada apa? Eh, ini mas.
Duh, beritahu aja. Kalau ngomong ceritanya seperti yang saya katakan, ini saya yang lari alet, yang saya ajak lari alet ke sana, terus ikal, ini anaknya yang jalan dengan saya, kalau dia mau, dia bilang, Pak Idris, ini saya yang selalu datang ke sini, kalau dia mau, dia ngadirkan, karena ini kanus, kanus surat. Itu dia. Hai dia bet ini adek-adek bet beres-beres cepet ya Mas nggak telah suruh menggeh Assalamualaikum pulang nun pak Idris pulang pak Hai eh Mbak Sri tinggalin Waduh nopo menikah Niko Pak Nderek ke mas-masa menikah Niko badai mengerti babakan cerita wantening dusun perikil lupa eh bukan pulau tak lajung mawan sampun surut nih jalan-galan enjeng maskul nyon pamit rumi Ngek Makasih banyak terima kasih banyak terima kasih banyak banget malam Pak Idris Iya Pak Hai perkenalkan saya Cetul Pak dan ini teman saya bet sebetulnya minta izin kita boleh ngerekam payah mogok mogok oke terima kasih Pak dan sebelumnya saya mohon maaf ya di ada sedikit salah paham di jalan dengan Pakin Pak Min Pak Mamin yang minyak Oh yang buat celurit itu ya hari maaf ya buka rita-rita ya nggak papa-papa kami maklum juga kopak Jadi pak, maksud dari tujuan kami datang ke sini adalah untuk mencari tahu lebih lanjut lagi tentang cerita yang ada di desa ini. Apa benar?
Kalau di desa ini tuh seringkali ada anak kecil yang hilang pak. Juga tentang sesosok yang warga desa ketahui bernama Sumala. Ngete mas, sejati ini aib mas, aib niku iyunsewu, sejati ini cerita ke, mergo cerita kuir itu umat tuh sejenis kok di ngekini Tapi, nepan jeningan badi ngeresakin cerita ini, uloh, badi cerita nopo sing sak ngerteni, opo sing dati ceritanya neng disokini Aslinya, Sini Sumala itu kurang dipercaya dengan asli Sopo Cuma, zaman Semunu, kami membuat yang kami sumber memolo sumber memolo terus kami mau Jendengi Sumolong, mas.
Mas Bet, kamu tidak tahu apa itu jendengan itu, takutnya. Ya, kamu beri tahu, jangan tak paham. Jadi, mas, sosok yang mas-mas tadi, yang dimaksud Sumalang tadi, mas, itu aslinya jendengi Kampung Geni, aslinya orang yang mengerti, mas.
Cuman perkembangan memisik gendeng kuih bucah kuih jadi sumber memulau kuitia tani sumoloh kuih mas, sumaloh. Nah, gendeng kuih selawas banget mas, kuih seikidadi singgah ruksono kampung kini itu sudah nyam. Tuh deni mas dekat seikikuih, ikian.
Dan cerita panjang. Jangan semono mas, aku jadi kelingan Tritonis Bambang Bia Kuih. Nangkabung igi kuwi tuh. Mas, biin ku makmur, mas. Tanai subur, kewane lemu-lemu, terus masyarakatnya ya sayuk ruput.
Nah, nangkampung gini ki ono juragan, mas. Sukih. Juragan lanang, wedok, dihormati, mas.
Cuman, nyusel, sayangi. Terhenti keturun. Ues istiar wuih, nang dindi, penda ono wong omong diparani, diparani, tapi tetep burung ono hasil. Lah, kok muntilah lah, ono seng andani mas.
Ono andani, ono wong pinter, seng sanggup bantu. Tanpo pikir panjang wuih mas, tanpo izin karo juga kecelanan, diparani mas, rungu itu imau wuih. Lah, nang pono. Diceritakan KB, berapa risiko, ini diceritakan KB.
Karena orang hidupnya sepetang pengen diketurunan, Mas. KB disanggupi. Nah, tegak titik wajinnya ritual, berapa KB disiapkan.
Lewat juga mau, Mas, mau pintar mau. Jin, ini mau nyanggupi, Mas. Yuk, menceritakan ini. Engkau, ini bakal, dan kita. Cuma, aku anakmu kembar ya, si Ji, anak yang wujud normal.
Aku menurut biasa, si Ji tidak anakku. Kuih, rawatan jogonen nanti umur 10 tahun, atau istilahnya, satu suara. Tanpa pikir panjang, anak-anak mas, disanggupi. Cepat mas, kuih. Langsung juragan wih dok mau Ngerebini utuh wometeng Ndah apa senengnya mas Ini juragan lanaan yuk Normal Lah pasat lahir mas Bayi cengger Saking seneng itu mas Juragan lanaan mau milih Kagetnya orang umum mas Mergopo Siji wujud normal Siji wujud Mak enek banget Iblis mas Siji malam Wui Nah, tanpa pikir panjang, kita menemukan air, isin, si bayi langsung dipateni, diguak.
Lah, orang perjanjian ini biar mau ditipani rawatan, melingi gitu, rawatan, nanti 10 tahun, laku dipateni, yuk, mesti nesu banget, jengkel banget, tapi ditahan. Mergo perjanjian ini 10 tahun, Mas. Juraan kemurungan yang menyebabkan orang memikirkan, semakin senang, lalu, kalau risiko kemurungan kita, kemurungan kita lalu.
Nah, setelah umur 10 tahun, yang ada hubungan dengan jin kita tetap dijalur janji. Sehingga wujud iblis kita, dilepaskan ke wujud yang menunggu saat kita, sifatnya, Dati iblis mas, bucah wimau mas, datini mas, dati sumber memolo, mulai saat ikuwi mas. Bien simpan panene apik dati rapik, kewan-kewan podo mati rawajar, ono surumbek ditilai, wih jantungnya ilang, ono sapi itu kebul, mati ketiwa rauno mas, belasimparak mas, bucah cilik. Kadang-kadang, di tempat kuburan, ada kali penemutan orang bisa ngomong kepadanya, Mas, lu parah bener, Mas. Agak simpul, tuh, gue.
Nah, cerita ini, tekan sakme, Mas. Itu adalah yang sering terjadi. Gue, jadi, semua lo mau, Mas, gue asini, orang latih, ini kanek.
Gendeng tidak disukur memoloh, bucah mahluk mau dijenengi sumol. Sumbering memoloh mas, kalau nggak mungkin ikuti. Tapi pak, apa mungkin ada mahluk halus yang bisa menyakiti manusia? Hmm, tak cerita nih ya mas ya.
Aslinya jin, setan, kiraisho mas. Neng dee isoy mempengaruhi kabih bergantung menungsani diwi. Mergo ona uporo sa api api ee hubungan karu jin mesisa ele ele ee hubungan karu menungso. Mergo opo hubungan karu menungso kui tetep cik diwi tepos liro utowo welas ase. Tapi nek nganak ke perjanjian.
Pembangunan karunjin, kita akan membuat perjanjian ini akan ditakdirkan. Berarti Sumala itu adalah hasil dari perjanjian manusia dengan Iblis, Pak. Dan sampai saat ini dia benar-benar ada.
Nah, Mas, beneran mas, aku lagi balik ya, harap tetulung mas. Mergunang kampung ini, ini juga ada yang kena sawat. Wistiu batke, wistiu ikhtarin, nanti nanti urung waras, urung mari.
Lah, nek, panjenian kerja pengen buktek ke, ayo, tajak rono. Mergakus janjian karo bapak nek, harap nilai bucah kui. Kami boleh ikut, pak.
Angsal, kan kau pengen buktek ke. Hai goh dangang galinya onekos cintenis oleh jempol goh goh goh goh goh goh goh selamat berjalan mas but Pak Idris, iya mas, iya iya, saya ingin menguatkan doket, wah, di kasis makan ya kumpar ini sabar ya ini sabar itu tadi kenapa kok diikat pak? cuma sawan mas sawan? sawan itu apa? sawan kuih Dan dengan 1,5 halus, sehingga bisa memperbaiki lorong awal.
Ditambahkan nanti di orang merah-merah. Sehingga pengloro, ya itu dikoyok mawi, koyok kesurupan. Kok bisa Pak Tengah Sawan? Bisa mas, jadi ini. Sawan mau, bisa menanggung-menunggsa, mergo, siji, ya.
Mergo, ada pantangan yang dilanggar. Nah, saya keping lu, ya mas, ya. Nyuntang apur, ya mas, ya. Mergo, pui, tungin ga ewang tua yang ura bengkak.
Perlu, salah. Ya, tenang. Justi Allah bakal ditolong, ya. Aku tak ijem nebu, ya. Hai sopok Hai Joget aku bengbo JG orai pemutus krokodil pokoknya bisa ikut melaku Bucah itu, jenis yang diberikan oleh orang tua ini, itu adalah masalah.
Kau yang tua, kau yang akan selamatkan bucah itu, kau yang akan selamatkan. Nah, kabeh penjahatmu akan tidak turun. Oke, semoga berjaya. Saya tidak akan sampai di rumah lulusan ini, minggat!
Mas, ini yang saya tolong, sudah sedikit saja. Kamu taruh, bukan? Ya, saya masukkan. Satu ini, dua ini, tiga ini. Ya, ya.
Tidak sabar ya. Tidak sabar. Alhamdulillah mas bud, sekolah selidikusi kaum mahrum mahu Anak jendengar, betul-betul antang Mereka wisnisa tak lupa Cuman tinggal buruk, kurang gelimetu mas bud Nah, kita mau mas, dia mau gelimetu, jangan usahara Terus sudah kowe mas, bisa nang. Sehingga pengoro, adu itu juga weh lelah rungan. Lelah rungan itu mau sesajen, sebutu dibuang, benemolomau ilang sekotino ini.
Iya mas. Sangat banget. Sangat ya.
Nesanggup dan inggal-inggal ngeraya, wajibnya agusin tui, ubor rampe, kabe takum rinti. Jadi, atuk buat tuh mas, ya. Lalu, atuk buat, ya. Mergok-gok bakal dilaru nang kerucukan, kecil-kecil sokaya, pak.
Ya? Menuh ya, mas, gitu ya. Ngokono ya, melu.
ya ya ya