Transcript for:
Putri Purbasari: Kisah Kebangkitan dan Keadilan

Riri, Kumpulan Dongeng dan Cerita Anak Yuk dukung Riri dengan menekan tombol subscribe Jangan lupa bunyikan tanda lonceng untuk notifikasi Selamat menonton Putri Purbasari Ah, badanku! Kau telah melakukan kesalahan. Kau pantas diberi hukuman. Turunlah ke bumi! Hmm, di antara mereka, siapa yang pantas menjadi penerusku? Apakah kakak mau coba membelainya? Uh, tidak. Dia kotor dan membuatku geli. Kakakak ini, kakak harus coba sekali-kali merawat hewan. Dengan begitu, hewan akan... Sepertinya pilihanku sudah tepat. Putri-putriku, sudah saatnya ayah menyerahkan tahta ini kepada salah satu dari kalian. Purbasari, sebagai putri pertama, engkau pantas meneruskan tahtaku. Apalagi, kini engkau telah bertunangan dengan Raden Indrajaya. Dan kau, Purbasari... Walaupun masih muda, namun kau sangat bijaksana, berhati lembut, dan penyayang. Ini adalah pilihan yang sulit, dan ayah memutuskan penerus tahta berikutnya adalah Purbasari. Eh? Tapi ayah, akulah putir pertama. Bukankah tadi ayah juga bilang bahwa aku pantas meneruskan tahta? Purbasari, ayah harap engkau bisa menerimanya. Semua patih kerajaan telah setuju bahwa Purbasari yang akan menjadi ratu. Terima kasih ayah, ini merupakan tanggung jawab yang berat. Namun, aku akan berusaha dengan baik. Ini tidak bisa dibiarkan. Masa adikku yang menjadi ratu? Bagaimana kalau kita usir Purbasari saja? Bagaimana caranya? Aku punya kenalan penyihir yang hebat. Mari kita ke sana dan meminta bantuan. Berikan ini pada adikmu, dia akan terjangkit penyakit yang sulit disembuhkan. Sulit disembuhkan? Tapi ini tidak sampai membunuhnya bukan? Kurang ajar, apakah kau meragukanku? Tidak, aku percaya padamu. Ini bayaran untukmu. Purbasari! Purbasari! Kakak Purbasari, ada apa nih pagi-pagi begini? Kakakak bawakan teh hangat untukmu, ratuku. Ah, kakak ini. Ayo masuk, kak. Enak tidak? Kakakak menyeduhnya khusus untukmu. Enak sekali, kak. Aku sangat suka. Bagus, minumlah yang banyak. Eh, kamu kenapa? Entahlah, aku merasa gatal-gatal. Karena kau belum mandi mungkin? Enak saja, aku sudah mandi tadi pagi. Ya sudahlah, kakak pergi dulu ya. Iya kak, terima kasih untuk tehnya hari ini. Ehh, gatel. Ehh. Aaaaah! Kenapa badanku penuh bentol seperti ini? Purbasari, ada apa? Ayah, badanku bentol semua. Astaga, apa yang terjadi? Tuangu, ayah. Jangan mendekat. Penyakit aneh itu tiba-tiba muncul. Bagaimana kalau itu adalah penyakit yang menular? Menular? Ayah, kita harus mengasingkan berbasari. Itu tidak mungkin. Dia adalah calon ratu berikutnya. Hanya untuk sementara saja, ayah. Hingga dia sembuh. Apa? Diasingkan? Sepertinya ini keputusan terbaik. Ayah akan mengirimmu ke tempat yang aman. Engkau bisa memulihkan diri di sana. Baiklah, jika itu kehendak ayah. Kita sudah sampai, Tuan Putri. Saya akan mendirikan pondok untuk Tuan Putri tinggal. Dan saya juga akan sering-sering datang kemari. Terima kasih, Paman. Engkau begitu baik padaku. Paman, istirahat dulu yuk. Kita makan bersama. Wah, terima kasih, Tuan Putri. Wah, bagaimana Tuan Putri bisa memasak seenak ini? Sebenarnya kakak yang mengajariku memasak. Eh, apa itu? Hai, Kelinci. Kau mau makan wortel ini? Nah, Kelinci, apakah kau mau menjadi temanku? Sepertinya Kelinci itu menyukai Tuan Putri. Tuan Putri sangat baik hati, pasti tidak akan pernah merasa kesepian. Selama Tuan Putri tinggal di hutan, semua hewan akan menjadi teman Anda. Dan Anda tetap bisa menjalani hidup ini dengan bahagia. Hup! Huuu! Apalagi yang dia lakukan kali ini. Astaga, kau memetikan buah pisang untukku. Terima kasih. Sudah berapa lama ya aku tinggal di hutan ini? Bagaimana kabar ayah dan kakak? Sepertinya penyakit ini tidak bisa sembuh. Apa itu artinya aku tidak bisa kembali ke kerajaan? Tapi tinggal di sini juga tidak buruk. Karena ada kalian yang selalu menemaniku. Benar kan, lutung? Hei, kenapa lu Tuan? Kau mau mengajakku kemana? Sejak kapan ada telaga di sini? Perasaan kemarin tidak ada. Kau ingin aku masuk ke telaga ini? badaku ah aku jadi sembuh ini luar biasa semua ini berkat engkau lutung Terima kasih banyak Tuan Putri kau sudah sembuh Iya, Paman, seperti yang Anda lihat, semua ini berkat lutung. Ah, ini mukjizat. Karena Tuan Putri sudah sembuh, mari kita kembali ke kerajaan. Aku ingin mengajaknya, karena dia sangat berarti bagiku. Baiklah, Tuan Putri. Purbasari, kau sudah sembuh? Betul, kak. Aku senang bisa pulang ke rumah lagi. Selama kamu pergi, akulah yang mengurus negeri ini. Apa sekarang kau ingin merebut tahta ini dariku? Kalau soal tahta... Aku tidak akan menyerahkannya. Jika kamu mau merebutnya, kalahkan aku dulu. Rambut adalah kebanggaan bagi semua ratu. Rambut siapa yang paling panjang? Dialah yang pantas menjadi ratu. Tentu saja engkau pemenangnya, ratuku. Aku tak yakin. Rambut kakak selalu lebih panjang dariku. Itu tidak mungkin. Hah? Apakah rambutku sepanjang ini? Tuangu dulu. Seorang ratu harus memiliki pasangan. Dalam hal ini, akulah pemenangnya. Karena aku telah bertunangan dengan Raden Indrajaya. Lantas, siapa pasanganmu? Aku, aku, aku mempunyai lutung Pasanganmu seekor lutung Menggelikan sekali Walau lutung, namun ia sangat baik dan setia menemaniku Baik suka maupun duka Kenapa? Bagaimana bisa berubah menjadi manusia? Hai Purbasari, hai semuanya. Aku sebenarnya adalah Sang Hyang Guru Minda. Aku berbuat kesalahan di kayangan, hingga akhirnya aku dikutuk menjadi lutung dan dikirim ke bumi. Kutukan itu terlepas berkat ketulusan Purbasari. Ini berarti aku harus meninggalkan kerajaan. Kakakak tidak perlu meninggalkan kerajaan ini. Benarkah? Kakakak bisa terus membantuku memimpin kerajaan kita. Terima kasih Purbasari. Sejak saat itu, Purbasari dan Sang Sang Guru Minda bersama-sama memimpin kerajaan dengan adil dan bijaksana. Yuhuuu Eh, kok ada rumah disana? Permisi Apakah mereka bersaudara? Hei, apa yang kau lakukan dengan foto itu? Kau berniat mencuri di rumahku Eh, siapa kau? Cuma turun sebentar saja tidak akan masalah Eh? Eh? Adam! Adam! Penasaran dengan kisah akhirnya? Video ini bisa ditonton di Riri loh! Yuk, download aplikasinya di Google Play Store atau App Store.