Transcript for:
Pentingnya Keikhlasan dalam Hidup

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirrahmanirrahim wa bihi nasta'in ala umri dunya wa din salat wa salam ala asrafi anbiya wa mursalin wa ala alihi wa sahbihi wa man sara'ala nahjihi bi ihsanin ila yawmi din wa ba'at Allahumma inna nas'aluka ilmana fi'a wa nanguthubika min ilmin layanfa' Allahumma alimna ma'infa'una anfa'na bima'alamtana Allahumma nsurnabu'l-muslimin al-madlumina fi filassinu fi kulli makana Allahumma aslih lana umuruna kullaha wa aslihulata umurina wa'afatna wa baladana min kullisu inna kawali wa thalik wa laqadiru alaihim Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat yang Allah berikan kepada kita. Sebagai mana salawat dan salam. Semoga tercurah kepada Rasulullah alaihi salatu wassalam beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqomah berjalan di wahadungan sunnah beliau sampai hari kiamat kelam. Alhamdulillah Semoga Allah memberikan kita Kebaikan di majlis ini Dan kita bersyukur Kita kembali dipertemukan Kembali oleh Allah SWT Di majlis yang Penuh dengan Keterbatasan dan kekurangan ini Bukan karena DKM-nya, tapi lebih kepada kitanya sebagai pemateri. Dan kita semualah yang banyak kekurangan dan banyak kesalahan. Semoga Allah SWT ampuni dosa-dosa kita dan mengangkat rejat kita. Amin. Dan semoga kita diberikan ilmu nafi dan dilindungi dari ilmu yang tidak bermanfaat. Dan semoga Allah perbaiki urusan kita dan urusan pemimpin-pemimpin kita. Semoga Allah jaga kita dan wangsa kita, tolong kita dan saudara-saudara kita, khusus yang terzolimi di Palestina dan berbagai macam tempat. Dan Allah maha berkuasa atas segala sesuatu. Hadirin Allah muliakan, Alhamdulillah kita kembali bersama nantai keratus sami. Sebuah karya yang direkomendasikan oleh banyak para ulama dan diajarkan oleh banyak para ulama dalam rangka mengikuti metodologi para ulama-ulama kita terdahulu sampai hari ini. Karena kita tahu bersama-sama bahwa tidak ada yang bisa membuat ilmu kita bermanfaat itu kecuali Allah Ta'ala. Itu yang dijelaskan oleh para ulama kita. Makanya Azar Nujirahimahullah Ta'ala mengatakan bahwa ilmu pemahaman dan taufik itu berasal dari Allah SWT. Dan itu syiarnya ahlus sunnah. Berbeda dengan sekte sesat kata beliau. Kalau sektor sesat itu wujud dengan pandangan pribadi dan pemikiran pribadi mereka. Al-Sunnah wal-Jamaah itu yakin bahwa ilmu, pemahaman, dan taufik itu semua pemberian dan taufik dari Allah SWT. Dan keberhasilan seseorang untuk memanfaatkan. ilmu dan pemahamannya itu benar-benar pertolongan Allah karena banyak diantara kita berpikir kalau kita memahami sebuah konten mengerti sebuah materi otomatis kita berhasil jawabannya enggak jawabannya tidak karena Manusia itu lebih pelik daripada yang kita pikirkan hadirin. Ada banyak faktor yang akan membuat kita gagal berhasil di dunia dan di akhirat. Walaupun kita sudah paham, bahkan sudah paham dan hafal. Makanya kan para ulam mengatakan, Kalau bukan karena pertolongan Allah kepada seseorang, maka yang pertama kali, atau pihak yang pertama kali rentan menghancurkan dirinya adalah blunder pribadinya sendiri. Jadi pihak yang paling mengancam untuk menjadi pihak yang pertama menjegal kita, itu bukan yang benci sama kita, bukan yang hasad dan iri sama kita. Tapi pihak yang pertama yang paling mengancam kita justru diri kita sendiri. Belunder-belunder kita, kelalaian kita, lupanya kita. Itu yang paling mengerikan. Makanya para ulama itu Benar-benar fokus gimana mendapatkan pertolongan Allah. Sehingga ilmunya bermanfaat. Nah untuk mendapatkan pertolongan Allah. Sehingga ilmu kita bermanfaat. maka kita harus memuliakan ilmu. Dan diantara bentuk memuliakan ilmu, beradab dengan ilmu. Makanya ulama mengatakan, seperti dijelaskan oleh Sheikh Saleh, man la yukrimil ilma la yukrimhul ilmu. Barang siapa yang tidak memuliakan ilmu, Allah tidak akan memuliakan dia dengan ilmunya. Tidak akan. Dan salah satu bentuk memuliakan itu adalah beradab dengan ilmu. Nah ini pentingnya. Makanya Umar bin Khattab lagi-lagi mengatakan, Ta'ad dabu thumma ta'allamu. Beradablah lalu kalian belajar. Jadi itu kronologinya gitu, biar kita ngerti. Kalau hadirin gak ngerti urgensi sesuatu, kita gak akan semangat belajarnya. Manusia kan begitu kata para ulama, dijelaskan Nurojab. Dan para ulama-ulama yang lain, rahimahullahu ta'ala, manusia itu baru semangat mengerjakan sesuatu kalau ngerti keutamaannya atau urgensinya. Kalau dia gak ngerti, atau bahkan salah paham, Sehingga sesuatu yang bernilai, dianggap merugikan dia, dia gak akan mengerjain. Sebaliknya, kalau dia salah paham juga, sehingga sesuatu yang merugikan dia, dia anggap menguntungkan, maka dia akan kerjain itu. Makanya itu banyak kasus ketipu di masyarakat. Itu kan karena itu hadirin. Hadirin pernah ketipu gak? Kalau nipu, kalau itu sering. Kalau itu ya berapa kalilah. Kenapa ada orang ketipu 10 juta, 50 juta, 100 juta? Karena kok dia mau keluarkan uang 100 juta? Karena awalnya dia anggap temannya itu teman yang menguntungkan. Anggapan dia. Padahal faktanya ini orang ngerugiin. Akhirnya dia chip in, dia keluarkan 100 juta, ternyata dibawa kabur. Jadi sekali lagi manusia itu bergerak dengan asas keuntungan itu manusia. Kalau dia merasa ini gak menguntungkan, dia gak tertarik. Dia gak peremeh. Nah ini yang perlu kita tanamkan bersama-sama. Makanya kenapa kita penting? Ini menentukan seberapa bermanfaatnya ilmu kita. Makanya kita gak terkejut kalau misalnya ada orang banyak ngaji, banyak belajar, tapi gak bermanfaat ilmunya. Bahkan berantakan. Berantakan di rumah tangga, berantakan di keluarga, berantakan di lingkungan. Kalau bermu'amalah berinteraksi, uang orang hilang, gak bertanggung jawab, wan prestasi. Tapi kalau ditanya dalil cepat. Kalau ditanya ngerti, udah ngerti deh Pak Ustadz. Kenapa demikian? Kan itu tadi. untuk mengubah atau melanjutkan proses dari hafalan kita dan pemahaman kita menuju kondisi kebermanfaatan. Artinya kita bisa memanfaatkan ilmu kita untuk kebenaran, untuk kebaikan, dan untuk kebahagiaan kita di dunia dan di akhirat, itu jelas butuh pertolongan Allah SWT. Dan Allah hanya tolong orang-orang yang punya adab dengan ilmunya. Itu keendahnya. Kalau enggak, enggak. Maka itu yang membuat masalah besar. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita, bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan memaafkan diri kita yang banyak lalai-nya dari hal-hal tersebut. Amin. Hadirin Allah Muliakan, kita masih bersama keterangan penulis Rahimahullah Ta'ala tentang ahlak yang diridhoi yang kedua setelah yang pertama dawah mutawbah. Setelah dawah mutawbah yang kedua keikhlasan. Dan kita gak boleh bosen dengar kata-kata ikhlas. Kenapa demikian? Kenapa kembali ditekankan oleh penulis? Dan ini bukan hanya penulis, tapi banyak para ulama kita. Karena dijelaskan para ulama bahwa keikhlasan salah satu hal terumit di dalam hidup. Sebagaimana sudah kita jelaskan? Hal yang paling susah di dalam hidup. Sangat sulit. sangat jelimet, sangat berat, bahkan ikhlas itu lebih sulit daripada amal itu sendiri, kata para ulama. Bukan kata saya, kata Yusuf bin Asbab rahimahullah ta'ala. Sebagaimana yang disampaikan. Dalam kitab Al-Mujalla sahabat, تَخْلِصُ النِّيَّةُ مِنْ فَسَادِهَا أَشَدُّ عَلَى الْأَمِرِينَ مِنْ تُلِي الْإِجْتِحَدِ Mengikhlaskan niat dari semua virus-virusnya itu lebih susah, lebih berat, lebih sulit bagi orang-orang yang beramal dibanding Tulil istihad dibanding amal itu sendiri dan upaya, effort yang luar biasa untuk mewujudkan amal itu sendiri. Jadi mewujudkan keikhlasan itu lebih susah daripada amal itu sendiri Dan proses panjang untuk mewujudkan amal itu sendiri Kalau memang butuh proses Bisa dipahami gak diri? Jadi contoh Ikhlas dalam sholat maghrib itu lebih berat daripada sholat maghrib itu sendiri. Itu maksudnya. Ikhlas dalam sholat isya itu lebih berat daripada sholat isya itu sendiri. Itu kata para ulama. Jadi ikhlas dalam puasa. Itu lebih berat daripada puasa itu sendiri. Ikhlas dalam berinfak dan bersedekah, itu lebih berat daripada infak dan sedekah itu sendiri. Ikhlas dalam zakat, itu lebih berat daripada zakat itu sendiri. Jika zakat hadirin senilai 2,5 M. Masya Allah. Ini misalkan, jangan seneng dulu. Misalkan. Berarti uang kita berapa? 100 M. Susah ngomong, ngumpulin uang 100M Gampang atau susah? Gampang atau Gampang banget? Mukanya dia kayaknya gampang Susah Ngumpulin 100M Baru kita bisa dapat 2,5M Ikhlas dalam berzakat 2,5M Itu lebih susah dalam mengumpulkan 100M itu Itu kata orang lain Susahnya minta ampun haji hadirin susah haji itu haji mau yang lebih ekonomis puluhan tahun orang bisa nunggu 35 tahun bahkan ada yang 40 tahun bayangin kalau hadirin di daerah tersebut kalau hadirin daftar sekarang usia 35 tahun berarti insya Allah hajinya tahun berapa? Kalau 40 tahun? 75, hadirin. Ya Allah. Kira-kira masih jadi manusia atau enggak? 75 tahun, agak berat itu. 40 tahun, hadirin. Itu pengorbanan luar biasa. Ulama mengatakan, Itu belum berangkatnya, masih nunggunya, belum berangkat. 75 tahun atau 80 tahun. Kemina, wukuf di Arofa. Apalagi kalau lagi piknya musim panas. Lalu musdalifah, lalu tawaf. Oh berat itu hadir. Tapi ikhlas dalam menjalani itu semua lebih berat lagi kata para ulama. Lebih berat lagi kata ulama. Susah itu. Biar kita ngerti nih hadirin. Nikah jadi suami. Berat gak jadi suami? Terus kenapa nikah? Astagfirullah. Berat, Bapak. Oh, menjadi suami itu beratnya. Luar biasa lah. Berat lah jadi suami. Ditanya di hadapan Allah di hari kiamat. Harus nafkahin. Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari siksa. Api neraka, kata Ali bin Abi Tal, prodok-prodok, cara menjaga istri dan anak-anak dari api neraka apa? Ajarkan agama dan didik dia dengan adab yang benar. Itu susah. Didik. Susah. Tapi ikhlas dalam menjadi suami. Ikhlas ketika mendidik istri. Lalu menafkai istri. dan semata-mata mencari ridha Allah SWT. Bukan pride kita sebagai laki-laki, bukan kedudukan kita sebagai pemimpin. Oh itu susah, susah. Secara umum kita, kalau istri suaranya naik, suara kita gimana? Jujur aja lah. Paling gak masuk surga dari kejujuran. Suara kita naik lagi gak? Kenapa suara kita naik lagi? Bener untuk mendidik gitu? Atau kepancing? Atau saya perlu tanya saf belakang? Kepancing. Kepancing. Kalau kepancing berarti itu kepentingan siapa? Kepentingan Allah. Bukan. Pribadi gitu. Susah. Ibu-ibu jadi istri gampang atau susah? Ngadepin bapak-bapak di depan ini gampang atau susah? Oh kencang hadir. Susah ngadepin hadir sekali. Terus harus nurut, harus taat. Udah nurut taat, lupa dikasih nafkah. Karena itu susahnya minta ampun. Tapi ikhlas menjadi istri jauh lebih susah. Dia lebih susah. Oh susah. Jadi orang tua, didik anak-anak gampang gak Pak Sustah? Hari gini nih didik anak, dijagain dan seterusnya. Oh susah. Udah capek-capek kita didik, terus kita sekolahkan di sekolah yang menurut kita terbaik, lalu biayanya mahal. Tiba-tiba dia bentak kita. Oh itu sakitnya luar biasa. Dia gak mau ikut kita, kita ke kanan, dia ke kiri. Oh itu berat. Dia mau keluar dari rumah. Setelah 20 tahun di rumah gitu loh. Ketika belum bisa berdiri dengan kulit kakinya, makan pakai uang kita. Semua pakai uang kita. Mentang-mentang sekarang udah punya kerjaan, dia mau keluar rumah dan gak pedulikan kita. Lalu pas keluar kita gak pernah ditelepon, gak pernah ditanya. Kita mau ke rumah sakit, dia gak pernah ada untuk anterin kita. Hadirin ya Allah muliakan. Wih, itu susahnya minta ampun. Terus kalau kita tersinggung itu benar karena Allah. Atau karena kita sebagai orang tua gak dihargai. Susah jadi. Lalu masihkah kita meremehkan keikhlasan? Dan menganggap keikhlasan itu pelajaran anak TK. Pelajaran anak SD. Sedangkan setiap episode kehidupan kita selalu berkaitan dengan ini. Dan kita berantakan gara-gara ini. Sebagaimana kita bahagia kalau kita bisa mewujudkan hal ini? Susah, benar-benar susah. Dan ini pengaruhnya kemana-mana. Benar-benar sulit. Itu yang dijelaskan oleh para ulama. Kata Al-Imam Ahmad binul Halim, orang yang ikhlas itu, bihayatu yakununa indil haqqibilakhalqin wa indil khalkibilahawa Aduh, berat banget hadirin. Ini saya... Bagian nerjemahin aja ya hadirin, ini berat banget. Kata parula orang yang ikhlas itu, kalau udah... Kalau udah berhadapan dengan kebenaran, itu gak ngeliat orang. Bayangin. Orang ikhlas itu kalau udah liat kebenaran, itu gak ngeliat orang lagi. Dan kalau berinteraksi dengan makhluk gak pake hawa nafsu, gimana caranya juga? Kecuali orang-orang yang dirahmati oleh Allah. Dan kita masih bilang ini gampang. Berinteraksi dengan orang gak pakai hawa nafsu. Kaki kita cantengan terus diinjek ketika lagi nyari sendal. Dan orang itu minta maaf. Mohon maaf, ahi. Masih bisa bilang, gak apa-apa. Bisa. Kan minta maaf. Terus gunanya marah-marah sama dia apa? Kan udah minta maaf. Dan dia gak sengaja. Gitu. Gak sengaja. Bisa gak bilang begitu? Indal khalki bilahawa. Anda berinteraksi dengan orang. Gak pake khawanafsu. Murni itu hak Allah. Gimana caranya juga. Kalau kita gak dijaga sama Allah. Itu tadi. Itu kan berat aja sekarang. Misalnya dalam rumah tangga tadi, suami kita melakukan kesalahan, fatal. Atau istri kita tidak sesuai dengan harapan kita. Sikap kita gimana? Tersinggung, lalu segera minta cerai. Atau kita berpikir bagaimana caranya agar istri saya atau suami saya bertobat kepada Allah SWT. Katanya ikhlas. Ketika nikah kan bilang, kenapa sih mau nikah? Untuk ibadah kepada Allah SWT. Asyik ya, untuk ibadah. Tapi begitu pasangan lo kan kesalah, kok gak disuruh tobat? Justru minta cerai. Kalau dia gak mau taubat, lalu melakukan kesalahan yang kata para ulama, Anda harus bercerai, bercerai jelas. Tapi ada sebagian, pasangan Anda sudah bertaubat. Kok Anda masih sakit hati? Lalu kenapa Anda cecer terus? Lalu begitu Anda segalanya diungkit-ungkit lagi kesalahannya. Apakah itu ibadah? Ibadah gitu. Ini masalah karena Allah atau karena kepentingan Anda? Itu gak mudah. Hadirin Allah muliakan. Makanya sebagian para ulama mengatakan, Sebagiannya katakan oleh Abu Nu'aym, Ithnatan ana u'alijuhu mamundhu thalathina sana. Ada dua hal, ada dua penyakit. yang aku obati semenjak 30 tahun yang lalu. Tarqutama'fi mabaini wabainannas wa ikhlasu la'amalilillah Yang pertama, menghilangkan ketamakan antara aku dengan manusia. Menghilangkan rasa pengen punya yang dipunyai oleh orang lain. Apalagi kalau sampai pada titik ingin merebut secara haram. Tamak gitu. Kalau dia punya, gue harus punya. Kalau dia punya ini, aku harus level dengan itu. Kompetisi antar manusia aja. Pertama, harus jadi yang terbaik secara duniawi. Harus punya yang lebih daripada orang lain punya. Harus punya yang gak dipunya oleh orang lain. Untuk menunjukkan bahwa saya nomor satu, saya lebih bagus daripada dia. Saya lebih kaya, saya lebih sukses. Yang kedua, ikhlas karena Allah kalau melakukan sesuatu. Itu kata para ulama, sebagaimana yang dikeluarkan oleh Abu Nu'aym. Itu para ulama, ini ulama loh ya, bukan mediocre. Ulama, bukan orang-orang yang gagal atau pecundang. Ulama, itu pengobatannya 30 tahun. Lalu sekarang kita, kok materinya tentang ikhlas sih? Nah ini ikhlas penting. 30 tahun ulama cukir balik dalam masalah ini. Uwais al-Qarni hadirin. Uwais al-Qarni. Sebagai mana yang dibawa di riwayat, sebagaimana yang dibawakan dalam kitab Saffatu Saffah atau Sifatu Saffah dalam Sifatu Saffah, Waisakhoi mengatakan, di riwayat kan Iza kumta fadaullaha an yuslihalaka qalbaka wa niyataka Kalau Anda melakukan sesuatu, doalah kepada Allah. Agar Allah memperbaiki hati Anda dan niat Anda. Jadi kalau kita mau ngerjakan sesuatu, udah doa belum? Doalah kepada Allah. Biar Allah memperbaiki hati kita dan niat kita. Kalau kita mau, kita-kita keluar dari rumah, mau ke masjid, mau sholat, atau mau kajian, doa enggak sama Allah. Agar Allah memperbaiki hati kita dan niat kita. Bapak-Ibu. kita mau ngaji, doa gak sama Allah agar Allah memperbaiki hati kita dan niat kita pada saat kita mau puasa, doa gak sama Allah agar Allah memperbaiki hati kita dan niat kita pada saat kita mau berbuat baik, mau buat baksos atau membuat program-program sosial, doa gak sama Allah agar Allah memperbaiki hati kita dan niat kita Lalu boleh mengatakan, فَلَنْ تُعَالِجَ شَيْئًا أَشَدَّ عَلَيْكَ مِنْهُمَا Karena Anda tidak akan mengobati satupun penyakit yang lebih sulit daripada mengobati dua hal di atas. Mengobati penyakit hati dan mengobati ketidakikhlasan dalam niat. Allahu Akbar. Itu Uwais Al-Qarni. Rahimahullah. Kata para ulama, siapa Uwais al-Qarni? Uwais al-Qarni itu adalah Orang yang kata Nabi SAW fa'inistato'ta an yastagfirulaka fa'f'al Kalau Anda bisa membuat uwes mendoakan ampunan kepada Allah untuk Anda Bintalah agar uwes mendoakan Anda Dan uwes adalah salah satu simbol keikhlasan yang ada Itu kata beliau susahnya mengobati keikhlasan atau mengobati ketidakikhlasan. Uwais itu yang dikatakan Nabi SAW Sebaik baik tabiin Rajulun yukalu uwais Sebaik baik tabiin Seseorang yang bernama Uwais Ini sebaik baik tabiin Dan beliau mencapai derajat Sebaik baik tabiin Itu karena keikhlasan beliau Itu saja mengatakan Gak ada yang lebih berat Dibanding mengobati ketidakikhlasan. Itu poin hati-hati. Jadi ini harus terus diingatkan, harus terus disampaikan, harus terus menjadi bahan ibrah bagi kita semua. Bahkan Yusuf bin Hussein, rahimahullah, Itu pernah menyampaikan bahwa A'azu shay'in fid dunya'l ikhlas Sesuatu yang paling mulia dalam kehidupan dunia itu adalah keikhlasan Sesuatu yang paling mulia di dunia itu keikhlasan Wakam axtahidu fi isqatir riyai an qalbih Sudah gak terhitung berapa kali aku berusaha Mengubur riakku di dalam hatiku. Mengobati riakku dalam hatiku. Menghilangkan riak dari hatiku. Faka'annahu yanbutu ala launin akhar. Lalu dia muncul dari sisi yang berbeda dan warna yang berbeda. Bentuk yang berbeda lagi. Jadi, Begitu riak ditumpas, muncul potensi riak baru lagi. Riak ditumpas lagi, muncul lagi dari sini. Riak ditumpas lagi, muncul dari sini. Wah itu luar biasa. Itu nama-nama besar yang mengatakan. Bukan mediocre. Bukan orang-orang gagal. Nama-nama besar dalam Islam. Nama-nama besar. Dan belum mengatakan gak terhitung berapa kali aku sudah lakukan itu. Lalu kita cuma ikut kajian ikhlas sekali seumur hidup, terus kita wakilnya aku udah ikhlas. Itu merekomendasi diri sendiri aja. Bahkan sebagian ulama mengatakan, saya berharap ada ulama yang mendedikasikan waktunya untuk mengisi kajian dan materinya hanya tentang keikhlasan. Saya begitu. Karena ini bahaya latin umat kata beliau. Jadi ada ulama gitu misalnya kajiannya Senin sampai Senin. Hari Senin apa materinya? Ikhlas. Kalau Selasa? Ikhlas juga. Rabu-rabu? Tentang ikhlas. Kamis? Oh kalau Kamis tentang ikhlas. Jumat, ini seru, ikhlas. Sabtu, ini serius pembahasannya, ikhlas. Ahad, ahad kan waktu libur. Jadi harus kuat, ikhlas. Jadi dari Senin sampai Ahad, ikhlas semua materinya. Itu kejelian ulama. Dan itu blind spot kita. Kita meremehkan. Karena ini susah, ya minta ampun. Itu poin. Ini PR besar kita semua hadirin. Jadi hadirin yang semoga lo muliakan. Kenapa para ulama menekankan ini kembali? Karena memang susah, berat, jelimet, pelik. dan sulat untuk diselesaikan. Tapi intas duke layas duka, Nabi SAW bersabda, jika Anda jujur, Allah akan wujudkan cita-cita Anda. Nah hadirin dalam muliakan, mengapa ikhlas itu susah? Yang pertama, kenapa sih susah? Kenapa kok ribet banget? Kenapa ulama-ulama mengatakan ini terus berat, ini terus sulit untuk diobati, ini apa namanya bermuncul, apa bisa muncul dengan warna-warna yang berbeda padahal intinya virusnya sama. Kata mereka, kata para ulama kita, yang pertama dan ini sudah sempat kita tekankan An-nal-ikhlas la-nasiba li-nafsi fihi Karena dalam keikhlasan tidak ada Tidak ada tempat untuk nafsu Tidak ada tempat untuk kepentingan pribadi Tidak ada tempat untuk kepentingan pribadi Itu poin. Itu bikin susah, sedangkan yang lain, itu ada. Sedangkan ikhlas, gak boleh ada tempat untuk kepentingan pribadinya. Hadirin Allahumma liyakan, itu yang dijelaskan oleh para ulama seperti al-imam Ahmad bin Abdul Halim. فَالَّذِي يَخْصُلُ لِأَهْدِ الْإِيمَانِ إِنَّ تَجْرِيْدِ تَوْهِدِ قُلُوبِهِمْ إِلَى اللَّهِ Dan yang terjadi bagi orang-orang beriman ketika mereka mentauhidkan hati mereka kepada Allah, sehingga mereka ikhlas. wa iqbalihim alaihi duna masiwa dan ketika mereka menghadap Allah dan dukan kepada Zainullah bihaythu yakununa kuna fa'alahu mukhlisina lahuddin yang artinya mereka mengikhlaskan mengikhlas atau mereka menjadi hanif dan menjadi ikhlas dan mengikhlaskan amal ibadah mereka kepada Allah la yuhibbuna shai'an illa lahu Kalau itu sudah terjadi, mereka tidak mencintai apapun kecuali karena Allah. Susah tuh. Mencintai seseorang karena Allah, bukan karena dia menguntungkan kita. Kan susah. Oh itu susah banget. Makanya kata para ulama, cinta karena Allah itu apa sih? Layazid. Bilbir walayan kusubil java Kita mencinta seseorang Dan cinta itu tidak bertambah Karena kebaikan pribadi dia kepada kita Dan cinta itu tidak berkurang karena Dan cinta itu gak berkurang karena Sikap negatif pribadi dia ke kita Bisa gak hadirin? Oh, berat. Kata Nabi S.A.W. Itu ikatan iman paling tinggi. Ada orang bentak-bentak hadirin, ya mungkin temperamen, tapi di satu sisi, orangnya sebenarnya baik, amalnya banyak. Dan walaupun hadirin bentak-bentak dia, hadirin tetap mencintai dia. Karena Allah kenapa? Karena dia ahli sholat. Karena dia puasa. Kok lo gak sakit hati sih lo dibentak-bentak depan semua orang kemarin? Ya gue tau dia salah. Tapi dia puasa loh bro. Coba ada yang pernah begitu gak? Tapi dia tuh baca Quran terus gitu loh. Tapi dia tuh pikirnya kenceng gitu loh. Pernah gak kita begitu? Atau sebaliknya? Lo, jangankan di cross-check, kita yang kasih tau. Lo tau gak gue tadi dibentak-bentak sama dia? Padahal lo tau kan dia tuh rajin sholat, puasa, zikir. Dia bentak-bentak gue. Munafik tuh orang. Gitu langsung. Yang penting itu akhlak Akhlak kan gitu ya Itu karena kita udah sakit hati Jadi kita udah gak manda Semua nol deh gitu Sholatnya nol, nilainya puasanya nol Dikirnya nol dan seterusnya Itu kan kata para ulama Aini ridho Wa aini sukti Tubdil Masawiyah, kata para ulama Mata ini kalau gak suka, semuanya salah Kita kalau udah gak suka sama orang, semuanya salah Dia yang nengok ke kanan salah, yang nengok ke kiri salah Bener gak sih? Enggak ya? Enggak Secara umum demikian, semoga jamaah dijaga oleh Allah SWT Tapi begitu, kita udah gak suka Kita ngelewak Assalamualaikum, gak dijawab Lo liat kan tadi, gue kasih salam Dia udah ngaji bro, dia hafal hadisnya Gak ngejawab Emang munafik tuh orang Nanti besoknya ngelewak ketemu lagi Pas kembang-kembangnya, dia yang kasih salam duluan. Eh, tadi dia kasih salam lo loh. Lo jangan percaya pencitraan itu. Jadi semua salah udah. Mau dia gak jawab salam kita, dia mau salam duluan, salah udah. Kenapa? Aino suhti, kata orang. Mata tuh kalau gak suka, semua buruk. Makanya kan... Sampai Allah tekankan di dalam Al-Quran tentang masalah ini. Dalam surat Al-Ma'idah ayat 8. Jangan sampai ketidaksukaan Anda kepada sebuah kaum. Membuat Anda tidak adil. Anda tidak objektif. Berlaku adillah dan objektiflah. Karena itu lebih dekat kepada ketakwaan. Itu poin. Lihat bagaimana. kemegahan adab yang diajarkan di dalam Al-Quran Al-Karim. Jangan sampai ketika Anda gak suka, Anda gak objektif. Gak boleh. Berlaku objektif lah. Dan itu ciri-ciri orang yang ikhlas, dia objektif. Jadi parameternya itu karena Allah, bukan karena kita. Jadi kepentingan pribadi kita gak punya tempat di dalam hati dan diri kita sendiri. Kan susah diri. Bayangkan. Ini kan rumah gua kata kepentingan kita. Ini kan tapi ternyata gak ada tempat. Karena semua hati kita diisi dengan konsep inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi robbil Alamin sesungguhnya sholatku, ibadahku, sesembelihanku, hajiku, hidupku dan matiku Itu untuk Allah SWT Enak tuh ayatnya, kita baca dari kecil ya. Tapi Allah ngamalinya jungkir balik, susahnya setengah mati. Semoga Allah tolong kita semua. Amin. Itu tadi. Kita lanjutkan. Layuhibbuna shai'an illa lahu. Dia gak mencintai kecuali karena Allah. Walai tawakaluna illa alaih. Dan dia tidak bergantung kecuali kepada Allah. Susah kan itu hadirin. Gak bergantung kecuali karena Allah. Susah ini. Kalau teman kita gak ada yang punya kelebihan dan segala macam, mungkin enak gak bergantung sama mereka. Kita punya teman. Duitnya tinggal 250 rupiah. Enak gak bergantung sama dia? Lebih mudah gak? Tapi kalau kita punya teman, Fulusnya 250 miliar. Oh berat tuh. Untuk gak bergantung sama dia, 250 miliar. Apalagi teman kecil. Dulu SPP-nya sempat dibayarin emak kita. Oh berat itu. Lo inget kan emak gue? Iya, iya gitu. Susah itu loh. Itu gak bergantung sama orang. Itu susahnya minta ampun. Tapi orang yang ikhlas gak bergantung sama orang. Mau dia sekaya apapun, Lihat Nabi Ibrahim AS, gak bergantung sama orang. Subhanallah. Walayu waluna illa fi, walayu aduna illallah. Lalu beliau melanjutkan, dia tidak mencintai kecuali karena Allah. Dan dia tidak membenci kecuali karena Allah SWT. Walaupun ini hobi dia, tapi ternyata haram. Gak suka dia lagi sama hobi. Gak mau dia. Walaupun itu bidang yang dia geluti bertahun-tahun, ternyata ketika dia belajar haram ini, gak mau dia itu. Gak mau sih. Itu orang ikhlas. Dan dia tidak meminta kecuali kepada Allah. Dan dia tidak berharap kecuali kepada Allah. Jangan berharap sama si A, jangan berharap sama si B, sama si C. Aduh itu susahnya minta ampun. Dan dia tidak takut kecuali kepada Allah SWT. Takut ibadah. Ya'buduna, mereka beribadah kepada Allah. Waista'inu nabi, minta pertolongan kepada Allah. Baru setelah itu yang tadi kita nukilkan. Bihaithu yakununa indal haqi bila halk wa indal halki bila hawa. Sehingga hidup mereka itu kalau sudah bertemu dengan kebenaran, gak ngeliat yang lain udah. Nggak lihat apa kata orang, nanti orang bilang apa, nanti gimana, segala. Tapi menghormati orang lain. Nggak sombong, nggak. Tapi udah, kalau benar ya udah benar. Tetap hormati semua. Dia nggak berlagu, dia nggak arogan. Tapi orang mau cacimakin, dia mau segala macam, udah dia nggak peduli. Kalau itu tadi, kalau pekerjaan ini halal, dan saya hanya bisa ini, mau teman-teman kantor yang kantor saya yang dulu ngeliat gitu loh, gak ada masalah, gak peduli dia. Ada sebagian. kita ketika berhijrah dan harus mulai dari nol, malu gitu loh. Malu untuk mulai usaha dari nol. Malunya apa? Takut dilihat sama teman kantornya. Takut dilihat sama bawahannya. Itu berarti ada masalah dengan keikhlasan kita. Padahal kita udah merasa berhijrah. Kita udah meninggalkan pekerjaan kita yang haram dulu misalnya. Tapi ternyata Ada masalah dengan keikhlasan kita. Orang yang ikhlas gak peduli. Kalau ini halal, ini yang bisa saya lakukan, bismillah. Mau diomongin kek, mau dikesenin-kesenin orang kek, mau diketawain, mau dinyinyirin, mau dibully, bukan urusan saya. Dan ketika berinteraksi dengan manusia, tidak pakai hawa nafsu, tapi pakai perintah dan larangan Allah SWT. Itu yang menjadi PR besar. Dan itu susahnya minta ampun, tidak ada kepentingan pribadi dalam diri kita. Susah itulah hadirin. Kecuali jika Allah ridhoi dan tidak mengganggu tujuan hidup kita tersebut. Nasib oleh nafsillah. Susah. Jadi itu poin. Yang kedua, hadirin sekalian. Yang kedua, kata para ulama, karena ma jubila alaihi l-insanu min hubi syahwat penyebab kenapa ikhlas itu susah. Karena itu, karena tabiat manusia itu suka dengan syahwat. Suka dengan syahwat. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Imran 14 Zuyina linnas dihiasi bagi manusia kecintaan terhadap syahwat Jadi memang kita ini suka dengan syahwat, memang itu tabiat yang Allah kasih ke kita. Dan syahwat gak 100% haram, tidak. Tapi sekali lagi, itu menjadi PR tersendiri ketika kita bicara keikhlasan, karena kita harus bisa mengontrol itu. Hub zuyina lindas yuhub syahwat minan nisa. Manusia itu dibuat mencintai atau dihiasi mencintai syahwat. Lalu Allah sebutkan tuh perinciannya. Yang pertama minan nisa, wanita. Kenapa? Karena itu tadi. Kata Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam, saya tidak tinggalkan setelah diriku wafat, fitnah yang lebih berat bagi laki-laki dibanding wanita. Itu fitnah. Wal banin. dan anak dan harta yang banyak dari emas dan perak dan kuda-kuda yang bagus, yang pilihan kendaraan kalau bahasa sekarang dan hewan ternak serta ladang pertanian perkebunan dan itulah kesenangan kehidupan dunia dan di sisi Allah tempat kembali yang baik atau surga hadirin Allah muliakan lihat bagaimana Allah sebutkan hal detail yang benar-benar tajam. Kata para ulama, mari kita simpan kata para ulama, tadi Allah menyebutkan wanita. Dan wanita adalah fitnah yang sangat berat bagi laki-laki. Sebagaimana wanita pun juga bisa terfitnah dengan laki-laki. Lalu, Setelah wanita dan bisa memalingkan kita dari keikhlasan loh. Makanya kan hadis tentang niat apa? Innamalakmalu biniyatwa innamalikulimriinmanawa Lalu apa? Faman kanat hijratu ilallahi warasili, fahijratu ilallahi warasili, waman kanat hijratu lidunyayusibuha awimroatin yankihuha Fahijratu ilamahajro ilai Innamalakmalubiniyat Sesungguhnya amal itu ada niatnya Tergantung niatnya Wa innamalikulimri'inmanawa Dan setiap orang akan diganjar sesuai dengan niatnya Setelah Allah Setelah Nabi S.A.W memberikan sebuah kaedah besar Beliau Nabi S.A.W memberikan sampel Sampelnya adalah hijrah Barang siapa yang hijrahnya untuk Allah dan Rasulnya Maka ia akan mendapatkan Allah dan Rasulnya Dan barang siapa Ini sampel yang bagus, yang positif Lalu setelah bicara Contoh positif, Nabi S.A.W. menyebutkan contoh negatif. Dan barang siapa yang hijrah? Untuk dunia. Awimro'atin, atau wanita. Jadi ada orang yang berhijrah untuk wanita. Ada orang yang datang ke kajian itu untuk wanita. Biar dapat jodoh. Kok dapat kabar di kajian itu bening-bening bro, misalnya. Misalnya, gak tau. Bukan di sini juga, belum tentu. Kalau bening kan transparan, kayaknya gak ada kata-kata kita transparan di belakang. Jadi sekali lagi, jadi bukan untuk siapa gurunya, pelajarannya apa, bisa ditadaburi atau tidak. Enggak, fokusnya ke perempuan. Ada, itu Nabi Sosok sudah sebutkan 15 abad yang lalu. Jadi wanita ini bisa membuat kita gak ikhlas. Lalu setelah itu bening, anak. Kata parulah, Peran anak dalam peradaban, dalam kehidupan manusia dari dulu sampai sekarang, anak itu support system, dan jelas lah. Ketika orang punya anak, dia punya support system yang kuat. Apalagi kalau dia sudah memasuki usia tua, usia senja, anak itu akan men-support dan mem-make up dia. Lalu, Dan anak itu adalah pihak yang sangat dibanggakan oleh manusia. Sangat dibanggakan oleh manusia. Dibanggakan oleh manusia. Dan ini bisa merusak keikhlasan. Karena intinya kebanggaan diri. Bangga gitu. Andir pernah ketemu dengan orang tua-orang tua gak? Yang menceritakan anaknya, menceritakan prestasi anaknya. Pernah? Belum selesai. Pernah gak ketemu orang tua yang menceritakan presiasi anaknya, lalu dalam hati kita mengatakan gini, ini kan udah 15 kali gue denger dari dia. Pernah gak? Ada orang begitu. Jadi semua diceritakan gitu lah. Nah ini kan kalau niatnya gak dijaga, bahaya hadirin. Kita gak menjudge itu ya, tapi sekali lagi, kalau niatnya gak dijaga, Karena bisa jadi hadirin sekalian, misalnya contoh lah, kita mungkin udah gak punya harapan untuk hafal 30 jus. Jangankan jus 30 aja 0,1 persen Pak Ustadz. Tapi anak kita punya harapan untuk itu. Makanya kalau kita gak jaga keikhlasan. Dan berhasil anaknya 30 juz. Oh itu hati-hati. Itu kebanggaan besar. Dan bisa jadi itu mengganggu keikhlasan kita. Itu menunjukkan anak itu memang kebanggaan. Kebanggaan. Kita misalnya udah Hampir difonis gak mungkin jago bahasa Arab. Tapi belum tentu dengan anak kita. Karena itu bahasanya just Jesus gitu loh. Itu orang tua tuh ada rasa ini hadirin. Nah kalau kita gak jaga, sekali kita gak menjudge, tapi kalau kita gak benar-benar jaga, oh bahaya keikhlasan. Karena kan tugas kita mendidik dia jadi anak yang soleh. Makanya kan emang berat, karena proses mencetak anak yang soleh itu kan puluhan tahun. Atau belasan tahun lah, minimum belasan tahun, sampai puluhan tahun. Maka butuh menjaga niat yang estafet juga. Itu anak. Berikutnya apa? Kona tirimu kantora, harta. Jelas harta. Harta sepihak yang bisa merusak niat kita. Tummal mal adalikut ya jima'uhu lil fakhir wal khuyala. Wata kabur ala du'afa, wata jabur ala al-fuqara. Harta itu adalah alat untuk berbangga-bangga, untuk menyombongkan diri. Untuk meremehkan orang miskin, meremehkan orang lemah, bahkan juga bisa meremehkan middle class dan seterusnya. Kalau dia di atas. Dan sekali lagi, itu bisa merusak keikhlasan kita. Padahal kan kita tadi, orang yang ikhlas tadi apa? Hidupnya hanya inna sholati wa nusuki wa mahi dan seterusnya. Dan orang ikhlas kan tawadu, bukan menyembuhkan diri. Sedangkan harta itu salah satu hal yang bisa mengancam. Sehingga kita lupa siapa diri kita. Bahwa kita hanya hamba. Hamba Allah SWT. Lalu berikutnya, apa yang berikutnya? Wal khil musawwama. Kata Allah, dan kendaraan yang bagus seperti kuda yang baiklah, yang berkualitas. ثُمَّ مَا أَنْعَمَا بِهِ عَلَى النَّاسِ مِنْ بَهِ مَتِ الْأَنْعَمِ Dan kendaraan juga begitu adil. Kendaraan salah satu alat untuk membanggakan diri, menyombongkan diri. Bukan berarti selalu dipakai untuk itu, enggak ya. Tapi maksud saya itu bisa menjadi alat untuk menyembangkan diri yang efektif dan membangkakan diri dengan efektif. Benar gak? Benar gak? Dan sebaliknya, makanya kan di... Di masyarakat kan masih banyak orang-orang kalau mobilnya bagus, pede. Turun di lobi itu pede. Robi hotel bintang 5 atau di mal-mal yang bagus, enak. Tapi kalau mobilnya... Zuhud gitu, itu udah basement dua deh, basement dua, paning pojok segala macam. Bahkan kalau ditawarin di lobi, gak pede sendiri yang turun, harusnya kan pede aja. Sampai aja kan gak ada masalah. Tapi gak pede sendiri itu lah, karena itu tadi beda. Mobil itu pengaruh lah, ya jelas lah. Ya kenapa orang rela ngutang dan nyicil demi mobil yang itu? Kan itu tadi poin. Masyarakat tuh ngeliat mobil. Bahkan ada banyak pihak, rumah tuh boleh jelek tapi mobil harus bagus. Kenapa? Karena mayoritas yang dilihat oleh orang-orang mobil, bukan rumah saya. Kan demikian. Tapi kemana-mana, ketemu di sana mobil, ke sana mobil, mobil oke. Bahkan kalau hadirin gak punya mobil modern, bener-bener ngambil ayat inilah kuda deh. Atau beli kuda-kuda arok yang jago-jago. Oh keren hadirin. Coba deh sekali-sekali kesini kuda. Beneran keren. Serius gak pernah ya? Coba deh. Oh, karena gitu loh. Oh, insyaallah lah gitu. Lamaran gitu, ahwat, hadir naik kuda, kudanya gagah gitu. Harga yang 10 miliar, 15 miliar. Oh, gitu. Itu insya Allah diterima Bahkan mungkin kudanya lebih diterima Dari pandang Allah musta'ala Wa ilaihi tuklam Artinya kita pakai letter kuda Kuda itu fahr Apa Gagah hadirin, naik kuda itu keren Itu semua, itu bisa jadi alat kebanggaan dan kesombongan. Benar, ini poinnya, ini jafarullah. Tapi bukan berarti semua orang demikian, tidak. Makanya kan harus jaga niat. Terus apa lagi? Wal-an'am, hewan ternak gitu, jelas lah. Punya peternakan, punya peternakan ayam atau kambing. Ribuan kambing ijras itu alat juga untuk, bisa jadi alat untuk kesombongan, keangkuhan, dan seterusnya. Wilhar, gitu. Hadirin punya perkebunan misalnya kelapa sawit puluhan ribu hektare beda. atau punya sawah puluhan ribu hektar, itu kebanggaan. Ketika hadirin di, itu pasti akan dianggap sama orang kampung, atau di desa tersebut, atau bahkan bisa jadi di provinsi itu, kalau kita punya sawah yang begitu luas dan begitu ini. Yang intinya, kata para ulama, semua hal tersebut, itu bisa menjadi alat untuk kesombongan, keangkuhan dan lain sebagainya dan bisa menyelewengkan niat kita dan yang jadi PR besar kita dikasih tabiat suka sama itu semua jadi jangan ada mengatakan gue tidak suka Allah yang katakan kita suka Tinggal kita diberikan taufik untuk menjaga atau enggak. Bahkan di dalam surat al-fajr, وَيُحِبُونَ الْمَلَىٰ هُبًا جَمَّا Kalian mencintai harta dengan kecintaan yang luar biasa. Bukan cinta biasa. هُبًا جَمَّا itu benar-benar cintanya di level yang sangat tinggi. Ini menjadi keikhlasan itu susah. Karena kita suka. Dan itu yang Allah firmanakan tentang kita. Zuyina lina sihubu syahwat. Allah menghia atau manusia dihiasi, diberikan tabiat suka dengan syahwat. Itu poin. Dan yang ketiga yang terakhir hadirin sekalian. Kata para ulama, Yang ketiga, kita sebutkan tiga faktor saja, bahwa besitan-besitan yang masuk ke dalam hati kita itu gak berhenti jadi serangan-serangan ke hati kita itu terus gitu loh terus, terus, terus, terus, terus, terus gitu dan tabiat ke hati kita itu labil makanya organ ini dinamakan kolbu Karena tako lup, tako lup itu berbolak-balik, gak sabit gitu loh, sabit itu kokoh. Jadi organ ini, ya kan kita selalu bilang, kita kolbu kita nih, kolbu, kolbu, kolbu. Kenapa dinamakan kolbu? Li takolubihi. Takolub dalam bahasa Arab itu artinya labil. Bolak-balik, bolak-balik, bolak-balik, bolak-balik. Itu tadi makanya, kayaknya hari ini ikhlas, besok berat lagi, kayaknya gue udah mantep gitu loh. Sama kayak misalnya kita umroh atau haji. Kayaknya tuh kalau pas wukuf atau pada saat di depan ka'bah, kayaknya udah deh. Gue udah siap berjalan menuju sorga Kayaknya gitu banget Begitu pulang ke tanah air Buyar semua Begitu Itu banyak dialami Dan bukan berarti Berarti anda gak jujur Belum tentu Emang hati itu mau bolak-balik Kayak kita itikaf Sepuluh hari terakhir Kayaknya kan benar-benar Alia akhirat Tapi begitu ketemu opor di Belum Belum Belum kita bisa dulu Kok ada Satu syawal ketemu opor Dan teman-temannya itu Goncang gak diri Minimum Kita Dan sebagian sholat zuhur udah terlambat Gitu loh Di tanggal 1 syawal Ada yang subuh Gak ke masjid Padahal baru pulang Bada isya dari masjid Subuh lupa lagi Memang gak mudah Dan memang pada dasarnya Hati kita tuh bolak-balik Makanya butuh perjuangan ekstra. Butuh perjuangan ekstra. Karena serangan itu masuk lagi, masuk lagi, masuk lagi. Nanti besitan ini, pengen ini. Itu gak selesai-selesai. Itu yang membuat susah. Belum lagi poin pemungkas, syaiton gak akan tinggal diam, hadirin. Syaiton tidak akan tinggal diam. Dan dia akan manfaatkan itu semua. Dan kata Ibnul Qayyim rahimahullah ta'ala, hubungan syaitan dengan hawa nafsu apa? Syaitan menjadikan hawa nafsu sebagai alat dia. Atau alatnya di dalam internal kita. Jadi dia manfaatkan hawa nafsu kita untuk nyerang sana, lalu nyerang sini, lalu buat kita pengen ria, buat kita pengen sum'ah. Itu memanfaatkan hawa nafsu kita. Jadi tambah lah kenapa ulama mengatakan ini tuh ribet banget dan harus diulang, diulang, diulang, dan terus diulang. Dan kalau kita gak sadar ini kita akan gagal. Naudzubillahirrahmanirrahim. Naudzubillah. Saya rasa cukup, kita akan lanjutkan pada sholat maghrib insyaallah ta'ala. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Wabihina sna'in ala umri dunya wa dinu wa salatu wa salamu ala ashrafi anbiya wa mursalinu ala alihi wa sahbihi ajma'in wa ba'ad Wallahumma inna nas'aluka ilman nafi'a wa na'udhu bika min ilmin La ya nafa'Penutup di materi kita Kembali saya ingin ingatkan bentuk niat yang ikhlas ketika kita menuntut ilmu. Disampaikan oleh Imam Ahmad bahwa ketika beliau membahas tentang talabul ilmi afdolul akmal liman sohat niyatuh beliau menyampaikan bahwa menuntut ilmu itu sebaik-baik amal jika niatnya ikhlas jika niatnya benar lalu ditanya apakah itu sesuatu yang menarik? dengan apa niat itu benar atau apa tolak ukur kalau niat kita ikhlas karena Allah. Lalu beliau menjawab, Qala rahimahullah yanwi yatawadaufi wayanfi anhu jahla. Ketika seseorang berniat untuk tawaduk dengan ilmunya atau dalam ilmunya dan menghilangkan kebodohan dari dirinya. Jadi kalau seseorang punya dua hal di atas maka niatnya ikhlas karena Allah. Kata Imam Ahmad. Itu pada saat dia, dia niat, dia berniat untuk tawadu, untuk merendah, dan dia berniat untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya. Jadi, Kalau kita ingin tahu niat saya ikhlas apa enggak ya, ya coba tanya, kita punya ambisi untuk tampil apa enggak? Kita punya ambisi dapat panggung atau enggak? Kita punya ambisi dikenal apa tidak, kita punya ambisi meninggi apa tidak, ingin terlihat hebat, jago, atau dekat dengan sosok tertentu, atau lain sebagainya. Orang yang ikhlas itu justru niatnya semakin dapat ilmu, semakin merendah. Semakin merendah, dapet ilmu lagi semakin merendah. Jadi kayak ilmu padi gitu kan, semakin tinggi semakin merendah, merendah, dan merendah gitu. Makanya kan gelar kesukaan Rasulullah SAW itu apa? Abdullah. Abdullah. Hamba Allah. Itu gelar. Itu gelar yang sangat prestisius. Dan gelar yang disukai oleh Rasulullah SAW. Dan gelar itu simbol kerendahan seorang hamba kepada Allah. Kan hamba. Hamba. Kurang rendah apa hamba itu? Hamba. Jadi kita itu belajar bukan untuk meninggi, kita belajar itu untuk merendah. Nah kalau kita jujur dengan niat tersebut, nanti Allah akan tinggikan kita. Nanti Allah yang akan tinggikan kita. Bukan kita berjuang cari panggung, bukan. Nanti Allah yang akan angkat kita. Ya Rafa'illahu lazina amanu minkum wa lazina udul ilma darajat. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat Allah yang angkat Surat yang kita Hafal bersama-sama alam nashrah laka sadrak wa bada'na anka wizrak alladhi anqadha zahrak Terus, wa rafa'na laka zikrak Dan kami akan angkat nama mu'ayyid Muhammad Allah yang angkat, itu poin, itu keyakinan kita Yang mengangkat kita itu Allah Bukan ambisi gitu Bukan ambisi meningkatkan status, bukan. Justru niat kita merendah, merendah, merendah. Itu niat kita. Nanti oleh angkat. Dan itu janji Allah SWT. Dan kami telah angkat. Dan di ayat sebelumnya, semua orang-orang yang beriman dan beremo diangkat oleh Allah SWT. Jadi itu gak perlu dikhawatirkan, itu janji Allah. Dan Allah gak pernah bohong. Jadi gak perlu jadi ambisi kita lagi. Itu udah janji Allah SWT. Dan Allah gak mungkin menyelisihannya. Allah gak pernah menyelisih janji-janjinya. Kalau ancaman ya, Allah bisa menggugurkan ancamannya. Karena kemahabaikan. Tapi kalau janji, enggak. Janji positif, Allah akan kasih. Jadi hadirin Allah muliakan itu janji. Jadi jangan pernah kita belajar atau hijrah atau segala macam. Ambisinya itu untuk tampil, untuk meninggi, untuk punya ini. Makanya kan. ciri-ciri orang yang ikhlas kata Rasulullah SAW apa? Inqana fisikoya, inqana fisikoya, inqana fisikoya atau inqana filhirosa, inqana fisikoya, inqana fisikoya, inqana fisikoya tubalahu, tubalahu kalau dia ditempatkan menjaga perbatasan maka dia akan jaga perbatasan Dan kalau dia ditempatkan dari bagian nganterin air atau logistik, maka dia akan semangat gitu loh. Dia akan antar, dia akan tunaikan kewajiban itu atau tanggung jawab itu secara amanah. Tubalahu, tubalahu. Itulah orang yang beruntung. Itu orang yang beruntung. Itu hal yang perlu kita cabutkan. Walaupun gak dianggap. Walaupun gak dianggap sama orang. Walaupun gak dianggap oleh seseorang. Makanya kan dalam hadith Abu Hurairah tersebut kan kata Nabi Ibn Al-Qurayri Inka nafil hirosa, kana fil hirosa Kalau dia ditempatkan untuk menjaga malam atau perbatasan, dia akan jaga Wa inka nafisaqo, kana fisako kalau dia disuruh bagi-bagi air, bagian konsumsi atau logistik, maka dia akan lakukan itu dengan amanah. Insya Allah, kalau dia kasih rekomendasi, gak diterima rekomendasinya. Ya siapa? Cuma petugas jaga malam atau petugas dapur, ini orang siapa? Bagi sebagian pihak. Allah memang gak lihat demikian, tapi sebagian pihak kan ngelihat, ini orang siapa sih? Kasih rekomendasi. Kalau dia memberikan rekomendasi, gak diterima. Kalau dia minta izin, gak diizinkan. Dia minta izin ini, gak diizinkan. Tapi itu yang kata Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam, Itu bali abdin, orang itu yang beruntung. Orang itu yang beruntung. Itu orang yang ikhlas. Jadi orang yang ikhlas itu gak peduli tempatkan dimana. Itu tadi. Jadi kalau kita masih, kenapa sih gue ditempatin disini? Kenapa gak disitu? Karena mungkin gak bergensi, gak berbobot. Itu berarti ada masalah dengan keikhlasan kita. Orang yang ikhlas itu tidak ingin cari panggung. Tidak ingin tampil. Bukan tidak tampil ya, tapi tidak ingin tampil. Makanya kan kita lihat para sahabat kan kalau itu tampil itu kan ketika gak ada pilihan lain. Kalau hadirin baca pembahasan tentang fatwa, kan dulu para dan sampai sekarang ulama-ulama rebani, itu kalau bisa saudaranya yang ngejawab, saudaranya yang ngejawab. Kalau bisa saudaranya yang tampil untuk menjawab pertanyaan tersebut, saudaranya yang tampil. Itu mereka. Itulah orang-orang yang ikhlas. Sampai ketika mereka harus jawab, mereka jawab. Ini PR besar bagi kita sebenarnya. Jadi ingat Imam Ahmad mengatakan bahwa ketika kita ingin merendah, jadi belajar itu untuk merendah. Bukan belajar itu ambisinya untuk meninggi. Dan pasti, kalau kita jujur, Allah kan tinggikan kita, itu sudah pasti. Jadi tidak usah dipikirkan. Dan jadikan ambisi. Habis itu jangan ke sana. Habis itu bagaimana merendah di hadapan Allah. Lalu rendah hati di hadapan orang. Tawadu dan seterusnya. Dan lain sebagainya. Tapi saya itu berusaha rendah hati, dibilang sombong Ustaz. Kan saya tersinggung. Ya berarti meninggi juga itu. Iya dong. Kalau kita benar-benar ingin merendah, lalu ada orang mengatakan kita sombong. Apa? Celaan itu, lo sombong lo, itu merendahkan atau meninggikan? Hah? Ngerti gak? Bisa dibangun. Ada orang bilang, lo sumbong banget sih, itu kalimat itu menjatuhkan seseorang atau mengangkat seseorang? Merendahkan kan? Tujuan kita tadi apa? Merendah kan? Cocok gak? Yaudah kenapa marah? Kan gitu pokoknya, kenapa tersinggung? Kan emang begitu kita tersinggung? Berarti merendahnya ada motif terselubung merendah untuk meninggikan mutu, jangan-jangan ribet ya ya ini kenapa paling susah ya begitu kenapa ulama 30 tahun jungkir balik ya itu susah itu kenapa tadi saya berusaha kata Yusuf bin Hussein saya berusaha padamkan api ria dari satu sisi eh kebakaran dari sisi yang lain Tapi itulah upaya. Dan yang mujahadatun nafs harus setiap saat. Tapi intinya ketika kita belajar niatkan untuk merendah. Bukan untuk meninggi. Bukan untuk meninggi. Makanya kan Abdurrahman bin Mahdi sampai mengatakan, saya berharap semua orang menggibahi saya. Jika tidak ada unsur kemaksiatan dalam gibah dan fitnah Karena siapa yang enggak? Siapa yang apa? Hal mana lagi yang lebih menyenangkan Dibanding dapat pahala sholat gratis, puasa gratis, pikir gratis, dan seterusnya Loh tapi kan kalau orang Ghibli rusak dong nama baik beliau, kan gitu ya? Mereka gak peduli, itu aja. Karena mereka gak punya ambisi untuk itu. Mereka berharap bisa dapat pahala akhirat yang banyak. Makanya hadirin Allah Muliakan, yang harus kita renungkan adalah sebuah Firman Allah SWT dalam surat al-qasas 83 Ketika Allah berfirman Tilkad darul akhirah Naj'aluha lilladhina layuriduna uluwan fil ardi Wala fasada Dan kampung akhirat, surga itu hadirin Allah jadikan, Allah ciptakan untuk orang-orang yang tidak ingin meninggi di bumi ini. Dan tidak ingin melakukan kerusakan. Wal-akibatulilwadakin. Dan ending selalu untuk orang-orang yang bertakwa. Itu. Makanya orang yang belajar ngerti ayat ini. Orang yang ikhlas ngerti. Jadi mereka niat untuk tawadu. Lalu menghilangkan kebodohan dari diri dia. Menghilangkan kebodohan. Makanya orang yang ikhlas itu hadirin semangat kalau ngaji. Enggak ngantuk. Main ya dia. Kok langsung naik wajahnya itu. Enggak ngantuk. Karena kalau ngantuk, kebodohannya enggak jadi hilang. Untuk menghilang kebodohan apa? Harus disimak dari awal sampai akhir Jadi orang ikhlas itu Gak ngantukan kalau kajian Gak ngobrol kalau kajian Gak jawab inbox kalau kajian Gak ngejawab WA atau apapun Message yang masuk, kecuali darurat Kenapa? Karena begitu saya jawab Saya akan kehilangan Sebuah part, sebuah pembahasan Dan itu membuat Kebodohan saya gak hilang Nanti, gitu loh Dan orang ikhlas itu Gak Gak ada pengaruhnya, apakah Terlihat atau dibalik hijab? Gitu loh. Jadi walaupun ibu-ibu gak terlihat, tapi tetap fokus gitu loh. Gak ngobrol sendiri, gak ngobrol. Gak sambil ngemil kacang, rujak, atau sambil ngunyah gitu loh. Karena orang yang ikhlas dia cari ridho Allah Ustadz saya gak tau, Allah tau Kan ikhlas Carinya ridho Allah Jadi walaupun gak keliatan tetep Bersikap seakan-akan diawasi Karena memang diawasi Oleh as-sami'ul basir Al-alimul khabir Dan itu makanya indikasinya Menghilangkan kebodohan Kalau niatnya menghilangkan kebodohan Demikian Lalu nanti catatan waktunya diperbaiki, datang sebelum usatnya mulai misalnya. Kenapa? Kalau datangnya 5 menit sebelum bubar misalnya, ya gak dapet apa-apa dan gimana kebodohan bisa hilang. Kita datang 5 menit setelah dimulai aja, itu bisa jadi gak mendapatkan kesimpulan secara utuh. Maka saya harus perbaiki catatan waktu saya. Kecuali ada udhur syari. Kecuali ada udhur syari. Bapak Ustadz lagi nyindir saya nih tadi setelah ber... Lo, gini lo hadirin. Apa namanya, kalau ngeliat orang kan kita kasih udhur gitu loh. Kata para ulama, kalau ngeliat sikap saudara kita ada kejanggalan, kasih 70 udhur. Kecuali kalau kita punya bukti. Kan kita gak tau juga, mungkin ada urusan ini, urusan itu, dan seterusnya. Tapi kita ini, kitanya nih. Upaya kan tidak terlambat. Kenapa? Karena kita datang setelah dimulai, bisa kehilangan pesannya secara utuh, bisa kehilangan maksudnya secara utuh. Dan itu bertentangan dengan keikhlasan. Karena tujuan ikhlas adalah menghilangkan kebodohan. Lalu kalau mau anak dikondisikan, biar kita gak ribut sendiri dengan anak kita, karena kesalahan kita tidak briefing atau tidak kondisikan dari awal. Dan akhirnya kita kehilangan lagi momentum untuk belajar. Jadi ini hal-hal simple yang harusnya kita benahi lah. Karena itu keikhlasan. Keikhlasan itu merendah dan menghilangkan kebodohan. Jadi bukan untuk pamer, bukan untuk menjatuhkan pihak lain, menunjukkan bahwa kita lebih pintar, enggak. Makanya orang yang ikhlas itu tidak ada hasad-hasud sama orang lain. Tidak ingin mengalahkan pihak lain, gak ada. Justru pengen ngerendah, bukan mengalahkan pihak lain. Bukan yang menunjukkan kita lebih pintar daripada pihak lain. Karena gak ada urusan ilmu orang lain sebanyak apa. Tujuan saya ingin menghilangkan kebodohan dari diri saya, titik. Dan juga orang yang ikhlas itu gak minder. Nggak minder. Misalnya orang ikhlas itu ikut kelas tahsin Al-Quran. Kalau satu-satunya kelas taksin di dunia yang fana ini mengharuskan kita digabungkan sama keponakan kita yang usia 5 tahun kita akan ikut kelas itu. Kelas taksin yang ada di dunia ini mengharuskan kita ikut kelas cucu kita yang 4 tahun kita ikut kelas itu. Kenapa? Gak ada urusan sama teman sekelas. Yang penting kebodohan saya hilang. Jadi gak minderan. Makanya orang yang ikhlas itu gak minderan, berani tapi terukur. Bukan berani kurang ajar, tapi terukur gitu loh. Kalau misalnya gurunya nanya, angkat tangan gitu loh. Walaupun salah, gak minder dia. Walaupun diketahui di satu masjid, gak baper gitu loh. Aku sih gak baper, cuman aku gak mau datang lagi ke sana. Yaitu baper namanya. Karena kan semakin, gini loh hadirin, semakin ketika kita salah, lalu satu masjid ngetahuin kita, semakin dalam gak sih kesadaran kita tentang jawaban yang benarnya? Berarti positif atau negatif? Nah, itu. Jadi diketahuan teman-teman kita satu masjid yang ketahuan kita itu, mensupport kita, sehingga kita gak pernah melupakan kejadian itu. Sehingga maklumatnya mantap gitu, sampai 15 tahun yang lalu, 15 tahun kemudian kita masih ingat, kenapa? Diketahuan satu masjid. Berarti kita harus mengucapkan apa sama saudara kita di masjid? Jazahumullah khairan Gitu loh, jazahumullah khairan Gitu, semoga Allah kasih pembalasan Bagaimana? Itu alaihim, ini kan jazahullah khairan Maksudnya kasih pahala yang besar Kenapa? Karena ekspresi mereka itu membuat saya ingat terus Mau jawaban saya salah, yang benar itu. Bagus. Kan tujuan kita menghilangkan kebodohan. Bukan ingin tampil hebat dan ingin jaga pride di depan. Pride kita di depan satu menit. masjid, enggak, kita gak pikirkan itu yang penting saya ngerti Alhamdulillah jadi, bayangkan ya dua sisi ini itu dampaknya kemana-mana loh hadirin, dampaknya kemana-mana jadi gak minder jadi berani jadi gak hasad gak hasud, gak sombong, gak pengen jatuhin orang gak nginggi gak ujuk lalu menghormati gak nginggi ingin tampil, lalu ngabah peran, lalu gak ngincer sebuah posisi, siap ditempatkan dimana saja tadi. Banyak sekali dampaknya. Makanya para ulama itu simple, tapi kalau kita jalani, itu efeknya kemana-mana. Beton itu mahal. Punya keberanian untuk menjawab. Kan sebagian kita kalau ingin, siapa yang tahu? Lihat dulu, lihat dulu. Jadi kayak, ini kok bergerak sendiri? Itu kenapa? Karena Makan ya kan Momok orang ngejawab Pertanyaan di forum Seperti ini Kalau salah Itu apa sih hadirin? Diketawain Kenapa? Kok diketawain orang itu momok Kenapa hadirin? Karena kita masih punya unsur Ngejaga Sisi Diri kita atau gengsi kita Nah orang ikhlas itu udah gak mikir itu Yang penting saya dapat ilmu Jadi Itu dibawa simple aja Gak apa-apa Jadi dalam sekali Mungkin itu yang bisa disampaikan Kita buka sesi tanya jawab Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih. Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Semoga Allah selalu memberikan Ustadz, keluarga, para panitan atau majlis Amin wa rahmatullahi wa barakatuh Dan jangan lupa doakan ulama-ulama kita Hadirin doakan Ibn Jama'ah Dan para ulama-ulama kita yang lain. Begitu juga yang pernah nanya. Ustaz izin bertanya, bagaimana kalau ada orang yang belagu, arogan, egois? Perlukah kita tetap ikhlas kalau dia tidak sholat dan tidak puasa? Terima kasih Ustaz. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dia yang gak sholat, kenapa kita jadi gak ikhlas? Kan itu poinnya. Dia sholat, dia gak sholat, kita tetap harus jadi orang yang ikhlas. Gak bisa di hari kiamat, Allah tanya, kenapa anda gak ikhlas? Abisan dia gak sholat. Kan gimana sih? Hubungannya apa ya? Kan bingung kita. Ya jadi kenapa anda gak ikhlas? Abisan dia gak sholat ya Allah. Dia sholat gak sholat, tetep ikhlas. Gini loh, kita perlu dudukan bahwa ikhlas itu amalan hati. Ketika sikap kita, respon kita, tutur kata kita itu karena Allah SWT. Jadi ikhlas itu bukan sama dengan lembut, bukan. Ikhlas itu bukan sama dengan selalu ramah. Bukan. Nabi SAW mendiamkan kaab 50 hari. Dan itu ikhlas. Mendiamkan. Karena Nabi SAW mendiamkan kaab. Bukan karena benci. Tetapi karena Allah. Itu loh. Nah ini seringkali kita ada rancu dan bias disini. Itu poin. Jadi hadirin Allah mulia kan, Umar bin Khotob itu ketika Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal, itu gembong munafik. Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal, itu... Ketika anaknya, anaknya Abdullah, jadi anaknya namanya Abdul juga, datang kepada Nabi S.A.W. lalu datang membawa sebuah permintaan, minta bajunya Nabi S.A.W. untuk dijadikan dengan kafan. Lalu Nabi S.A.W. memberikan baju tersebut. Lalu setelah berhasil, minta Nabi S.A.W. mensolatkan. Dan Umar bin Khattab gak terima. Dan mencegah Nabi Sosel menyerah Saluh, jangan mensolatkan, dia munafik. Nah ketika Umar bin Khotob tidak mau mensolatkan Abdullah bin Umar bin Saluh, dan tidak setuju kalau Nabi Sosel mensolatkan Abdullah bin Umar bin Saluh, itu ikhlas. Bukan karena sakit hati atau baperan. Karena itulah pendalinan Umar dari surat At-Tawbah 80. Itu ikhlas, gak mau. Jadi hadirin Allah. Dan pada saat itu, Nabi SAW punya sudut pandang lain. Karena sifat rahmah Nabi SAW. Dan akhirnya Allah SWT menurunkan ayat yang tegas. di ayat ke-84-nya, walatusoli ala ahadimin humata abadat. Dan jangan sekali-kali Anda mensolati salah seorang dari orang munafik ketika mereka meninggal selama-lamanya. larangan mensolatkan orang munafik yang nifak keyakinannya. Dan ini untuk detailnya harus dicek lagi ditanyakan kepada guru-guru kita dan ulama-ulama kita, jangan buat kesimpulan sendiri. Tapi intinya larangan mensolatkan orang munafik itu ikhlas karena Allah. Jadi ikhlas itu bukan sama dengan selalu lembut, ikhlas itu bukan sama dengan selalu ramah dan seterusnya. Tapi kembali ke apa perintah dan larangan Allah dalam kasus tersebut. Lakukanlah karena Allah subhanahu wa ta'ala. Itu hal yang perlu kita capai. Terima kasih. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. di usianya yang masih 10 bulan, proses saya untuk recovery dari kesedihan butuh 6 bulan, lebih untuk melepas rasa kepemilikan dan berujung kepada ikhlas yang saya kira saya tahu dulu maknanya, saya tahu dahulu maknanya. Tapi sore ini, kata beliau, saya jadi mempertanyakan lagi, Ketika rindu terhadap anak saya adalah bentuk coping mechanism saya dalam menghilangkan kesedihan. Samakah itu dengan memberikan makan ego kita sehingga bisa jadi diri ini belum ikhlas. Makna rindu di sini adalah melihat foto, bercerita, dan mengenang ia semasa hidupnya. Lalu bentuk kegiatan ikhlas seperti apa contohnya? Apakah dengan melupakan completely atau sebenarnya boleh mengenang tapi harusnya tidak diikuti dengan kesedihan? Jazakumullah khairan. Hadirin Allahumma niyata. Yang pertama, kesedihan. Kesedihan ketika anak kita meninggal. Kalau didasari oleh sifat rahmah, sikap kasih sayang, sikap atau sifat rahmah dan kasih sayang maka itu adalah sunnah Rasulullah s.a.w itu sunnah Rasulullah s.a.w karena Nabi S.A.W nangis ketika Ibrahim anak beliau wafat alaihi s.a.w itu beliau nangis Dan beliau mengatakan, innal ainala tadma'a wal qalba la yahzan wa inna lifiraqi ka ibrahim la ma'zununa wa qama'qal. Sesungguhnya mata ini meneteskan air mata dan hati ini bersedih dan kita benar-benar sedih dengan perpisahan dengan muwai Ibrahim. Jadi, sekali lagi Itu adalah sebuah sunnah Rasulullah SAW, bahkan sebagian ulama menyampaikan bahwa apabila Rasulullah SAW nangis ketika kehilangan orang-orang terdekat beliau, karena rahmah, bukan karena gak sabar, tapi karena sifat rahmah, maka yang menjadi catatan negatif adalah orang yang tidak nangis ketika orang-orang terdekatnya wafat dan itu bukanlah kesabaran. Nah inilah masalah Amalan hati hadirin Yang menjadi PR besar di amalan hati Kita itu Diseringkali Di banyak kesempatan Diminta Untuk mengamalkan lebih dari Satu amalan hati dalam Sebuah kejadian Dan disitulah ujiannya Contohnya itu tadi ketika misalnya Anak kita Misalnya anak kita meninggal atau orang terdekat kita meninggal, kita diperintahkan untuk sabar tapi di waktu yang sama kita diperintahkan untuk mengungkapkan rasa sayang. Karena innamayirhamullamin ibadiruhama sesungguhnya yang disayang oleh Allah dari hamba-hambanya yang bisa mengungkapkan kasih sayang. Nah dua hal itu harus berjalan paralel. Nah banyak? Sebagian itu suka salah paham dan berpikir bahwa kalau nangis berarti kita gak sabar. Kalau kita gak sedih, ingat anak kita yang wafat misalnya beberapa waktu yang lalu berarti anda gak sabar. Itu gak tepat. Sabar itu... Makanya kita suka bias tentang makna keikhlasan. Sebagaimana juga kita suka bias tentang makna sabar. Sabar itu misalnya identik dengan... pasif bagi banyak kita. Gak semua, tapi sebagian pihak berpikir sabar itu pasif. Jadi, gue harus sabar terus sih, gak boleh ngapa-ngapain, sering kita denger gitu. Atau kalau dalam musibah, sabar itu artinya gak nangis. Gitu loh. Suka gitu gak sih? Kan sebagian pihak demikian. Padahal sabar itu dalam bahasa Arab kan imsak. Ramadan Pak Ustadz? Bukan, imsak itu bahasa Arab, artinya menahan. Jadi sabar itu secara bahasa, secara etimologi itu artinya menahan. Jadi kita sabar itu kita menahan diri, menahan kepentingan, menahan ego, menahan nafsu, menahan amarah, menahan syahwat. Agar tetap berada di jalan Allah. Nah jalan Allahnya itu apa? Tergantung kondisi. Bisa jadi. Jalan Allahnya nangis. Sebagaimana Nabi SAW meneteskan air mata dan menangis ketika Ibrahim wafat atau keluarga beliau wafat. Alayhi salatu wassalam. Jadi nangis bagian dari kesabaran karena itu bentuk pengungkapan ekspresi. Jalan Allah ini tergantung kondisi yang sedang kita hadapi, tergantung ujiannya gitu loh. Makanya bisa jadi sabar itu, apa namanya, misalnya sabar itu menjatuhkan hukuman, bukan memaafkan. Karena ada beberapa kesalahan, itu hukuman harus dijatuhkan. Justru kalau kita tidak jatuhkan hukuman bagi pihak tersebut, kita gak sabar. Karena sabar itu menahan ego, amarah, emosi, kepentingan pribadi, dan seterusnya agar bisa tetap di jalan Allah Ta'ala. Nah itu berat. Makanya kata Nabi, wassobrudia. Sabar itu adalah... Sabar itu seperti dibakar oleh sinar atau cahaya yang sangat panas. Susah, kan untuk menahan gitu loh. Itu sabar. Jadi insya Allah ketika kita sedih, asal itu tadi ya, kata Nabi SAW apa? Kaedahnya sebagaimana kata Nabi SAW? mata itu menetaskan air mata dan hati itu sedih dan kami tidak mengucapkan kecuali kalimat yang diridui oleh Allah jadi sedih tetapi ekspresinya terukur gak liar gitu loh Kami tidak mengatakan, walaupun kami sedih, kami tidak mengatakan apapun kecuali yang diridhoi oleh Allah. Jadi selama kita jaga sholat, jaga ibadah kita, jaga... kewajiban-kewajiban kita, lisan kita juga dijaga gitu loh. Makanya itu gak masalah. Mengingat, apa namanya, mengingat anak atau cerita gak masalah, itu riksa dalam kultur para ulama. Selama proporsional Insya Allah gak masalah Selama tidak sampai titik Tidak rido atau tidak sabar Atau berandai-andai Tidak, kita tetap beriman kepada Takdir Allah subhanahu wa ta'ala Dan kita ingat bahwa Anak yang meninggal sebelum balik itu Di hari kiamat gimana hadirin? Masuk surga kata Nabi SAW Dan dihandle langsung sama Nabi Ibrahim AS Jadi yang membuat sebagian kita benar-benar pilu dan terpukul, karena kita lupa dengan iman kepada hari akhirat. Karena kalau kita ingat iman kepada hari akhirat, Bisa jadi wafatnya anak kita yang tidak kita inginkan itu, itu justru pertolongan dan solusi dari Allah SWT agar udah anak itu aman di akhirat dan Anda gak diminta pertanggung jawabannya. Beda dengan orang tua yang anaknya itu umurnya panjang dan sampai dewasa. Itu kan PR mendidiknya setengah mati hadirin, susahnya minta ampun. Jadi itulah kemahabijakan atau kemahabijaksana Allah SWT. Hidup itu selalu plus minus. Ketika orang tua yang anaknya meninggal waktu kecil harus mengalami duka yang sangat dalam. Maka ada pelipurnya, ada sisi positifnya dikasih sama Allah. Anakmu masuk surga selama meninggal belum balik. Dan nanti sama Nabi Ibrahim, itu aman. Dan kalau Anda sabar, Anda masuk surga. Karena berat memang, sangat berat. Makanya hadiahnya juga spesial, karena sangat anak belum balik itu kan lucu semua hadirin. Yang apa yang ngenesin itu kan kalau udah balik biasanya anak-anak itu Ya Allah kok begini anak gue Tapi kalau masih satu tahun, dua tahun, tiga tahun Ya Allah lucunya minta ampun terus pelipur gitu Coba apalagi era pandemik kemarin itu kan rumah yang hidup yang rumah yang ada anak-anak kecil coba yang kayak kita-kita begini aduh, mentok-mentok dia lagi dia lagi, dia lagi terus pada paranoid segala penuh anak kecil ada takutnya, senang, ketawa nanti dia jungkir balik lah, nanti dia kecebur lah, nanti dia kejedot itu ya terukur lah bukan ini ya, tapi intinya menyenangkan, nah begitu itu diambil orang tuh bisa bisa terpukul habis-habisan, nah hadiahnya masuk surga Di sisi lain, orang-orang yang anaknya diberikan umur panjang, ya di satu sisi nanti anaknya akan mensupport seterusnya, tapi dia punya tahun jauh mendidik yang tidak kalah berat. sisi lain kan dia udah dapet keuntungan kalau yang meninggal anaknya ini belum tentu dia punya anak lagi dan kalau dia gak punya anak berarti dia akan hidup sama pasangannya atau sama isi suaminya sampai akhir hari tuanya, dan itu berat. Makanya langsung sehorga. Nah ini sampai hari tua, ada temannya sampai hari tua, ada anak yang nganterin ke rumah sakit, ada anak yang nganterin CT scan, ada anak yang nganterin MRI, ada anak yang nganterin fisioterapi, ada anak yang bayarin rumah sakit, ada anak yang jaga pada saat diopnam, ada anak yang ngingetin minum obat, ada anak yang bawa obatnya, ada asenenselah sarab. Kamis, Jumat, Sabtu, Selasa. Itu semua disana. Nah, itu kan kenikmatan dan keuntungan. Maka harganya adalah ya Anda didik dia itu anak. Dan itu beratnya minta ampun. Dan Anda akan ditanya kalau Anda gak didik dia. Anda akan ditanya. Jadi jangan berpikir kalau anak kita soleh dari luar, terus otomatis kita gak ditanya. Bisa jadi anak kita soleh, tapi bukan karena kita. Kita tetap mau prestasi sebagai orang tua. Karena kita gak ada usaha untuk mendidiknya. anak kita soalnya setelah taufik Allah dari luar, dari gurunya dari teman-temannya dan seterusnya apa gak berat pertanggung jawaban di hari kiamat jadi dari sini hidup itu apa namanya, membuat kita mengerti bahwa tidak ada yang dianak emaskan dan tidak ada yang dianak tirikan karena hidup itu plus minus selalu plus minus Dan disinilah kita melihat Allah itu Ahkamul Hakimin Paling tahu mana yang terbaik buat kita Karena semua itu plus minus, itulah kehidupan dunia. Nah yang jadi masalah, mayoritas kita seringkali hanya melihat satu sisi dari sebuah kejadian. Dan kalau enggak sisi yang baiknya aja atau sisi yang jeleknya aja. Padahal kita harus melihat dari dua sisi, sehingga menjadi utuh gitu loh. Kalau kita hanya melihat dari baiknya aja, maka kita akan terlena, merasa oke dan seterusnya. Itu kayak faham mal insan ini. Akroman Manusia itu kalau dikasih kenikmatan Lalu uang satu sosial Mereka akan berpikir Allah akan Eh Allah telah memuliakan dirinya Karena lihat dari satu sisi Tidak melihat dampak negatif dari atau ancaman dari uang dan status sosial tersebut, maka langsung berpikir Allah memuliakan saya. Sebaliknya, di sisi lain, Ahanan. Ada sebagian orang kalau dikasih kesulitan, dijatuhkan status sosialnya, langsung dia menyimpulkan robnya telah merendahkan dan menghinakan dia. Kenapa? Karena mikirnya satu sisi aja. Dia gak mikir kunci. Keuntungan di fase itu jadi orang miskin, keuntungan satu sosialnya rendah dan lain sebagainya. Akhirnya salah dalam membaca kehidupannya dan Allah katakan kalah. Bukan begitu cara berpikirnya. Nah itu PR kita semua. Jadi insyaallah sedih adalah hal yang positif dan sunnah Nabi SAW tapi terukur, terarah dan tetap berada dalam koridor iman kepada takdir yang iman kepada Allah SWT dan jangan lupa ada sisi harapnya karena anak kita akan masuk surga nanti di hari kiamat kelak dan sekali lagi ada unsur sabar dan sedihnya juga karena ditinggal di dunia jadi hidup itu bagaimana kita menerapkan semua amal ibadah khususnya amalan hati di waktu yang bersamaan dan disitulah peliknya kehidupan bagi yang tidak diberikan taufik bagi yang tidak belajar dan bagi yang tidak tidak punya tidak punya apa ya support system yang utuh makanya kan kita disuruh punya support system utuh untuk itu, untuk kasih tau blind spot dalam hidup kita, itu penting itu sangat penting Allah Ta'ala Alam Bisa'a saya rasa cukup, semoga Allah memberikan kita topik untuk menjadi orang orang yang ikhlas, dan harus terus diulang-ulang terus, dan semoga Allah jaga kita semua, dan semoga ilmu kita bermanfaat, dan semoga beliau yang bertanya dijaga hatinya oleh Allah SWT, dan bisa bisa sabar dalam ujian seperti ini. Subhanakumullahu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih. Satu benih sedekah tumbuh jadi 700 pahala. Satu sedekah kita bisa berbalas 700 kali lipat pahala dari Allah Ta'ala. Bahkan berbalas lebih bagi hamba-hamba yang Allah kehendaki. Salah satunya, hamba yang ikhlas bersedekah demi meraih cinta Allah Ta'ala. Sebuah keuntungan besar ketika kita dapat merutinkan amalan ini. Ratusan pahala insyaAllah mengalir untuk kita setiap harinya. Sampaikan sedekah terbaik kita. Mulai dari yang terdekat, seperti keluarga, kerabat, hingga saudara jauh yang membutuhkan. Sahabat juga bisa terlibat dalam perjuangan menebar kebaikan melalui program ragam aktivitas muhajir projek peduli yang insya Allah bermanfaat. Raihlah ratusan kali lipat pahala bersedekah setiap harinya. Salurkan sedekah terbaik kita melalui. Terima kasih.