Terima kasih telah menonton Jalep dulu. Jangan seruman kawan dan kawan. SD, sini teman-teman ya. Makanya saya rupanya awak. Awak masuk SMA di Bambuang.
Lalu taruh di ITB. ITB! Yo, saya rupanya Johabibi. Ah, itu yo.
Mantap tuh. Ya, ibu hati-ambu mali ke sekolah kamu cuma jadi tampik pembuangan anak-anak saja. Iya, tapi kan tidak sedihnya bantu itu.
Lampir gini, kalau macam itu apa jadinya? Bodohlah Islam, bisa tidak dolayan orang macam kamu kah? Ah, Raymond Randai Jeffrey, bakal lebih hebat dari Habibi.
Catat tempuh harian angkuh. Iya setuju, bentuk anaknya sebuah yang hebat, anaknya banding, bawlahnya di pasar, bawlahnya juga di sekolah, dan naik kelas anaknya, supaya lebih tanggung jawabnya masuk anak-anaknya ke pesampren. Bentuk itu kan. Dih, soal durian awak tuh masih jadi kan? Waang indah takwe kan?
Masih utak waang bisa tambuh itu ya, Bek? Yo, jadilah. Waang Bekonan harus memborong durian sama ninja konto, Den. Kalau begitu kita mau nyalam gini. Ayo.
Ayo, saya yang paling banyak mau bensi, ini saya akan bilang. Ayo! Boleh, seperti itu ya.
Tapi kalau anaknya, bibitnya, payah seperti itu saja, ya nanti saya pasti lebih payah lagi. Saya bisa merasakan seorang, kok sedang mengajar anak itu, kan? Itu anak pandai ya, pastilah bisa mengarati.
Nih, amu kok elok ya. Assalamualaikum. Waalaikumsalam.
Waalaikumsalam. Aduh, apa ikut, Mak? Ayah. Alimindad namo, Sob Sandret Eee...
Pondok An namonya tadi? Madani Eee... Dimana?
Ponorogo, Jawa Timur Aden Kamari bukan untuk mengajari kau geografi, Randai. Pai sudah marah-marah. Santri, yuk.
Kau besar uang. Wah, aku setuju, Indah. Kalau Indah, yuk, jangan berangke.
Enak saja, Lidangtu. Aku maunya orang tua. Randai, makanlah.
Tidak usah, Maite. Terima kasih. Perjuang saja, Ma. Lir!
Lift, lift, buka pintunya nak Lift, lift Kawani ayah Itu kabu awa satu-satunya Bahaya mengharap sawabiku Jangan kau pikirkan kabu awa itu Kalau ada rasaki, awa bisa balik-balik Tapi ini bukan sekolah kamu ya? Tapi apa kau pikir itu yang paling elok? Makasih ya, sekolah kamu lebih elok Lalu nanti, alif tadi cari kan, waktu ayah menjual kabau, ayah merosok ke dalam saruang.
Kalau ayah tidak masukkan tangan ayah ke dalam saruang, ayah tidak tahu apa yang akan berlaku untuk kabau. Hidu itu, model itu, saat kita benar-benar menjalani, wak jabat dulu, jalani. Baru awak tahu, nama yang paling bagus untuk awak.
Tapi seindahnya, ini sama kau itu luar biasa. Sama aku itu, memikirkan nasib umat. Ini tidak memikirkan diri sendiri.
Bisa alih bantah itu. Kini saya tanyakan satu hal ke Alif. Apa pernah selama aku sama kamu memasukkan sesuatu ke Alif?
Pernah? Pernah? Tidak, ayah. Saran ayah.
Jabat dulu. Jalani. Jangan cuma mencari dari luas ruang. Baru Alif tahu apa yang paling baik untuk Alif.
Alif Makan durian tapi tidak makan nasi Baik kok pari uang sakit balik ya Makanlah dulu nak, indah do, Rana bisa bapik ya, jopar ukasong do. makan yuk Ayo ayo, makan Wak, makan. Balik tak balik. Terima kasih.
Siapa yang akan memimpin doa? Sapa atau Leli? Udah alif! Anak, randang kalau dimasukkan ke dalam kaleng susunan gadang itu bisa tahan berapa bulan?
Untuk dibawa ke Jawa Beko? Bisa untuk sebulan, nak. Makan aku dulu.
Liv. Pimpin baca doa A'udzubillahimnashaitanirrojim Bismillahirrohmanirrohim Allahumma bariknana Bima rozaktana Wa kinna azabanar Amin Alif iyo mak rasa doangnya yuk titipan uang iyo mak, saya mau kasih kata juw aden adu apu? jadi juw uang barang kek iyo aden minta maaf yuk cemarupin rasa juw angku Hai ya lah wangpilih durian nama nama suka deh ah lupakan saja masalah tuh Hai kini nampak yang yakin nih itu saja Hai deh harus baik kamu emang nyuruh membalik minyak Hai Om bagi remsurek yo ah, baiklah baiklah Hai, gue bilang, malam gue jangan ke IP, keser, habis dagangan gue ke buang.
Mak, ini apa iya? Ya Allah, makin bangkit, Ale. Pak, aku harus kesana dulu.
Jangan ke suri itu, ayo. Ayo, baik, Ale. Kirim ke misalnya, ya. Pak Pem, lo-lo di rumah ya. Assalamualaikum.
Waalaikumsalam. Ayo nak. Ayo deh. Udah nak.
Pancak kan? Pancak Tep, jauh lah Mana anak? Muntan, muntan lah, muntan.
Sudah minum obat? Muntan, anak. Alah minum obatnya, Pak. Tapi kok masuk angin, loh. Tempelkan ini di pusarnya.
Itu rahasia saya kalau masuk angin. Banyak orang yang masuk sini ya? Iya Berapa banyak setiap tahunnya Pak? Bisa sampai ribuan Iya, besok pagi akan ada tes masuk. Ada tesnya?
Oh iya jelas ada, dari ribuan yang daftar. Hanya ratusan yang bisa keterima. Sebelum saya pamit, apa ada pertanyaan lagi ya?
Silahkan. Saya dengar begitu lulus tes, saya akan masuk kelas persiapan dulu. Itu benar.
Karena sistem pengajaran di Pondok Madani sangatlah berbeda. Dimulai dengan kelas adaptasi. Setelah itu lanjut ke kelas 2, kelas 3, dan kelas 4. Ada lagi? Jadi aku bakal sekolah lebih lama setahun.
Ter Nah Waktu pertama kali ayah masuk SMA, waktu aku membelikan ayah bapak-anak. Ayah rohat bana bapak-anak. Sampai kini, alhamdulillah masih terjaga.
Ya, ujian sudah bisa dimulai. Silahkan. Jadilah, tapi semoga tidak.
Assalamualaikum. Waalaikumsalam. Indah ya menara itu.
Iya, bikin aku ingat dua hal. Yang pertama, aku ini kecil sekali ternyata. Yang kedua, ada saja orang yang membangun menara seindah ini di tengah kampung yang seperti ini. Hebat tuh. Liv!
Iya, iya. Kamu duluan ya. Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Hai apa kabar Lihat lulusan Allah Intro Kaifahalakum Alhamdulillah, ini Mikhail Oh iya, Pantajaya Sekarang Kafa Marabia Kaifahalakum Artinya bagaimana kabar kalian? Bagaimana kabar kalian?
Alhamdulillah Jangan malu-malu disini ya Saya Iskandar, Kepala Asrama Indonesia 1 Kalian sudah saling kenal? Belum? Tunggu apa lagi? Ah, masih malu rupanya.
Saya kasih tau ya. Orang-orang yang ada di sebelah kamu, itu akan menjadi orang-orang yang terdekat bagi kamu. Bukan lagi keluarga. Jadi saran saya mulailah berkenalan dengan keluarga baru kamu.
Seperti Rasulullah bilang, tetangga itu kecil surga. Bagus. Ini kecil-kecil, suaranya besar juga.
Kamu siapa namanya? Saya Baso, asli dari Goa, Surabaya Selatan. Yang lain? Sair, Surabaya.
Raja Lubis, asli dari Medan. Jauh, kamu pasti capek ya kesini ya. Saya Atang, di Bandung.
Atang, di Bandung. Ayo Kalau saya Dulmajid Asli Madura Dari Pesawak Jakarta Dari Jangan Saya Idris dari Blitar Nama Ambo Ali Nama Ambo Ali dari Padang ya Sekarang sudah saatnya saya membacakan peraturan pondok ini. Peraturan ini hanya akan dibacakan satu kali kepada santri baru.
Dan akan dibacakan sama-sama. Tengko disiplin santri pondok madani Bukla dimar Perbaiki kembali niat belajar kalian di pondok ini Masing-masing individu harus selalu mengkondisikan dan menciptakan miliu untuk belajar di pondok ini Sopanan pakaian Baju yang panjang tidak boleh diperlukan Bukla dimar Untung aja siapkan nasi ya Tikit-tikit Duh Angat ya, Rek Iya Kalian mau? Kita masih ikhlasnya aja ya Eh, sesedat-sedatnya lumayan Iya, boleh Bener Ayo, makasih Liv.
Sehat kita setiap hari kayak gini nih. Sama-sama. Pake es, tenas kulit.
Alis, Raja, ayo. Si Jaros udah manggil. Nanti kalian telat loh.
Wah, siapa pula itu Jaros? Xenio. Oh, kamu harus kenal. Dia yang bakal ngatur waktu kita. Bel Pondok, manggil mesra nya Jaros.
Ayo. Jangan lari, kelas itu kalian kejar. Duduk saja, Mi, di sini. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Apa kabar?
Apa kabar? Kalian bisa manggil saya Ustadz Salman. Karakter Ingat, bukan yang paling tajam, tapi yang paling bersungguh-sungguh.
Manjada wajada. Manjada wajada. Manjada Wajada Manjada Wajada Siapa yang bersungguh-sungguh Dia yang akan berhasil Nih, yang tadi tuh bikin kaget, tapi asik.
Manjada, wajada. Gini, gini. Aku udah pernah denger, koncokku itu ada yang lulusan sini. Tapi begitu ngalamin langsung, DUAL!
Beda, bud. Beda. Emang menarik perhatian sih.
Tapi kalau saya mah belum kerasa efeknya, ui. Ini weh kuping, rada budak sedikit. Kurang besar kuping kau.
Kotor kali ta. Enak aja. Hei, jangan masak yuk.
Kamu masih, sudah. Hei, cepat, cepat. Cepat, jangan masak. Cepat, cepat. Pakit, ada pegang tuh sambutan dari kira isik.
Iya nanti tapi itu. Tapi si Syah. Ayo, cepet yuk. Tyson Letakkan lemarinya Semuanya baris Buat satu staff Kalian sudah pasti terlambat datang ke masjid. Tidak dengar bunyi jaras berkali-kali?
Jawab telinga kawan sebelah. Cepat! Jawab sekeras saya menjawab kamu.
Lajar, mereka semuanya santri baru. Santri baru yang terlambat datang ke masjid. Masuk, kita bikin lingkaran. Kau jewer kelingaku. Ya sudah, Hogi.
Set berangkat terus. Assalamualaikum. Waalaikumsalam.
LAMBING RAS! Hai saya di Raffiapur genius kupingku besar kalau saat gede itu raja-raja kayak badut lebih keras lagi Allah akbar Terima kasih. Somebody please check the generator Rusak kok rutin Aduh Udah usah Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh Selamat datang kepada para halifah baru Saya tidak akan bicara panjang lebar disini Saya hanya akan bertanya Siapa diantara kalian yang menganggap ini Adalah sekolah agama, Tok. Ayo.
Salah semuanya, Salah. Ini bukan sekolah agama, Tok. Dan juga ini bukan sekolah Islam, Tok.
Tapi ini sekolah pembelajaran hidup yang islami. Berdasarkan nilai dan jiwa pesantren. Di pondok ini juga kalian akan belajar...
Soal keilmuan, kepribadian, dan juga kemasyarakatan. Jadi bukan hanya belajar bagaimana cara menghapal Al-Quran, hadis, atau kitab kuning. Bukan hanya itu.
Kalian juga akan kami didik untuk menjadi kader-kader pemimpin. Dan juga belajar. Untuk menjadi orang besar. Apa itu orang besar? Apakah mereka yang jadi pengusaha besar?
Atau jadi ketua partai? Ketua ormas Islam yang besar? Bukan itu yang saya maksud orang besar.
Orang besar itu adalah mereka yang lulus. Dan keluar dari pesantren ini dengan kemudian dengan ikhlas mengajarkan ilmunya kepada orang-orang di pelosok-pelosok desa. Sampai di kaki-kaki gunung, dimanapun mereka berada. Di bukit-bukit atau di kolam jembatan sekalipun. Itu yang saya maksud orang besar.
Apakah kalian termasuk orang besar itu? Eh, excuse me please. Hot, hot, hot.
Hot, hot, hot. Waktu kacangku di cekuncuk. Eh, excuse me.
Lihat, aku akan jadi mi orang besar itu. Amin. Kalau saya menjadi ketua partai, tapi tidak jadi kolam jembatan, kan dobel menjadi naya. Ini adalah cara kita mengamati bahasa Inggris kita.
Oke, teman-teman? Ingatkan bagianmu. Siap? Maaf, pak.
Bisa kasih tahu di mana trafalgar square itu? Maaf, pak. Saya tidak bisa membantu. Saya gelap.
Maaf, pak. Tidak ada masalah. Selamat pagi, Pak Polis.
Bisa kamu beritahu saya di mana Trafalgar Square itu? Saya ingin mengambil gambar dari keluarga saya di Washington. Jangan risau.
Anda sudah di sini. Tunggu saja. Dan Anda akan melihat Trafalgar Square.
Jangan heran, Lief. Biasa itu. Perang rat syaraf.
Di sini apapun bisa jadi kompetisi. Dan ada pialanya. Nah, kayak mereka. Kapan kompetisi dimulai? Biasanya sebentar lagi.
Tunggu aja. Kawan, ini nomor pertama Dan ini harus jadi pilihan pertama kita juga Coba coba coba, nomor apa sih? Wah, gak ngerti aku Wah, bahasa inggris mahalif Kurang lotok saya Ya terus, kalau gak ada yang mau siapa? Quran All over the world, regardless of their color, the Enlightenment so purifies moral. Jadi lebih terasa.
Sekarang kan cuma ada kalian yang nyemuran ini. Demi panggung aku kalau depan banyak orang. Dia memang satu itu. Agak susah, Bani Kawan.
Yang penting percaya diri aja, So. Lanjut, So. Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Jangan tenang mereka Islam.
Al-Quran leads men to understand. It's all in this world. And. And. Masuk.
This is your audience. Ayo tau. Semangat.
Al-Quran leads men to understand. dan memperkenalkan bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana baga Hukum-hukum, hukum-hukum, Tuhan berkati. Al-Quran adalah Al-Quran adalah pengajaran universal. Orang-orang di seluruh dunia, tidak peduli warna mereka.
Mereka memiliki keamanan yang menyenangkan, memiliki moral yang baik, menghapus kesalahan. Second winner Madanis English Pitch Competition Hebat kamu So Kan sudah tak bilang Yang paling penting itu bukan lidah yang paling tajam Lidah kayak sampingan juga bisa So Weh, pernah-pernah gak denger ya Weh, So Alamak Kembali terobsesi dengan hafalan 30 juz dia Aku bukan cuma menghafalai Aku akan jadi misantri pertama Yang akan menulis tafsir lengkap Al-Quran Waktu dia masih jadi santri Amin Lulus aja rasanya susah Sosok Mimpi terus jauh, tinggi Lihat mimpi menara ini Nyaris ke langit Bener Soh Kayak kita aja barusan ya Baru aja berhasil belintir lidah goa Jadi punya lafaz booking hem Juara lagi Basso Basso salah Udin Basso bener Udin Itu Hei, Mu Yong Kemana mimpimu? SMA di Bandung, terus ke ITB SMA? Kan kamu udah disini Alif Kumaha Apanya si Alif ini? Apa tuh Alif maksud lu?
Laman lagi Eh, saya belum narah Masih pada disini, bentar lagi bel tuh Eh, Alif Ada surat buatmu tuh di papan paman Ya syukur Hei, bagus juga nama tadi buat kita Sahibul Menara Yang punya menara Oh iya bener, Jack Keren tuh Bisa jadi nama LSM Atau partai juga oke Iya kan? Dah, jawab Taison nanti Hei, Sok Eh, ikannya Biar kamu, Sok Aduh, aduh Intinya SMA di Tanah Sunda ini luar biasa sekali, Liv. Belum lagi maluk-maluk manisnya. Wah, tutip ujahankah waktu madrasah itu? Kalah telak di sini.
Sebenarnya aku mau bicara ini waktu sebelum kau berangkat. punya usulan untuk situasi kau sekarang ini bagaimana kalau biar adil, kau coba dulu selama setahun menghormati kemauan orang tua tapi, kalau memang tak cocok kau minta dengan amat serius pulang pada amatmu kalau kau minta dengan memohon dia pasti dengar asal kau setahun ini, kau jadi anak yang berbakti Sebul, jangan lama lah. Alif, yuk.
Kenapa, Nis? Gak apa-apa. Apapun yang ada di surat itu, Nis. Manjada wajada. Ayo, Nis.
Ayo, Nis. Coba, Miko, cari kegiatan. Tinggal pilih mana yang cocok dengan minatmu.
Hai selagi kita ada jamur nasional yang mungkin kita butuh ide untuk itu ada lebih siapnya gimana kalau kita buat-buat mesin Waalaikumsalam Waalaikumsalam Ya, kita tinggal bentar. Pokoknya, di majalah kita minggu ini, masukin aja sedikit informasi masalah pramuka kita yang akan ikut jambore nasional. Ya?
Rahmat! Tolong ambilin formulir satu, Man. Saya mau bawain pulpan ke sini.
Siapa nama? Alif Fikri. Alif Fikri.
Asyik ya? Udah yakin apa masih belum yakin? Belum tau, Kak.
Kalau belum yakin gak apa. Ya? Nah ini kamu jelit dulu aja baru kamu kasih ke saya.
Kamu coba aja dulu, seminggu. Gimana? Kalau memang kurang sedap, kamu boleh pilih kegiatan yang lain.
Eh, gini. Sebelum kamu isi formulir itu, aku mau tanya dulu satu hal sama kamu. Kamu tahu, apa yang hebat dari orang bikin berita?
Jadi jurnalis Datang Nge Kodarta ala tah hirid dunia Fakot bil kalimah Kamu Bisa merupakan dunia hanya dengan kata-kata Just sweet words Gimana? Mau pegang gitu juga? Pengen, Kak. Boleh.
Tapi bikinkan dulu berita bagus. Bisa? Insya Allah. Pelajari. Setelah kamu isi formulir itu, balikin lagi ke Rahmat.
Saya tinggal meeting dulu. Ya? Wabdulloh!
Sampai dimana? Inggris, tapi maya. Tapi konstan hasilnya. Nooo...
Hey! Coba lihat yang lama awan-awan itu. Bisa jadi gajah, monyet, hehehehe...
Halo, Mak. Aku melihat peta dunia Subhanallah Eh, kalian ingat kisah Pnubatu, tak? Ya ingat, Tato So. Kan diulang-ulang terus sama kamu tiap malam.
Itu karena aku yang merantau, menuntut ilmu di pelbagai belahan dunia. Seperti Pnubatu, Tato. Apa kalian tidak ingin melihat tanah lain selain tanah yang kalian injak ini?
Sekarang, coba, Mikau, lihat awan-awan itu. Aku melihat benua Asia. Aku harus menikalinya. Ah, kau tengok itu.
Aku mau ke Inggris. Kasih salam sama kerajaan di sana. Kalau saya mau ke sana tuh.
Afrika. Mesir. Al-Azhar.
Kalau aku cinta Indonesia. Jadi aku lihatnya Indonesia. Tuh, tanah Irian Jaya. Iya, It.
Sama dengan aku. Aku cinta Indonesia Eh, ini sedang bicara dunia Eh, eh, kok pikir Indonesia bukan dunia? Eh, Alif, kemana mimpimu?
Masih mau ke kampung saya, Bandung, ITB, tanah dekat kebun binatang Kita mau kembaran ya, Alif? Mirip emang itu Aku mau ke Amerika. Jauh juga ya, Liv.
Sama kayak kamu, jauh duduknya dari sini. Sini yuk, gambar yuk. Sini, sini, sini. Jauh. Eh, siap tempat tadi?
Punya menara tuh. Berarti ada lima menara yang harus kita taklukan. Benar juga.
Nanti akan kebawa fotoku di depan Travel Guard Square. Pasti kalah semua foto kelulusan saya di Al-Azhar nanti. Udah ya, butang.
Sama orang hitam-hitam itu ya, tang. Hei, ini saja. Kita bikin janji mi di menara ini. Nanti kita akan bertemu dengan foto menara kita masing-masing.
Situ! Setuju? Ayo! Setuju? Setuju!
Tahimul Malam! Panjang! Terima kasih!
Assalamualaikum! Kak, sayur nih. Alhamdulillah.
Bu Nadiem. Kenapa yang kesini? Apa, Kak?
Kenapa yang jalan kesini? Oh, ini. Ada titipan dari Kak Iskandar.
Nah kasih ya Adiknya Hilmi disini ngapain kak? Lagi jaga generator Lagi jaga generator Lagi jaga? Iya Kok dijaga kak? Mesinnya udah tua Kiai Raiste memang hebat ya pidatonya Tapi kalo ditanya masalah generator Ngerti mu asok Maksudmu?
Iya, untuk urusan yang kecil-kecil kayak gitu ya Biasanya kalo pangkat udah tinggi Suka lupa sama yang kecil-kecil Eh, jangan sulit Jangan-jangan dia memang tidak tahu. Masih diberitahu itu. Benar, Toh.
Benar, Oge, sih. Tapi jangan sampai kalau kita udah laporan nanti ya, cuma ditampung-tampung aja hasilnya. Gak manfaat nanti.
Gateng, gateng. Eh, bener, kan? Iya, sih.
Cuma jangan susunlah. Eh, musik apa itu? Bocah gendeng main musik bule. Cari gara-gara, ayo. Si Raja.
Innaullaha jamil wa yuhibbul jamal Latihan terus ya Jangan, belum yakin sayanya. Pasti bisa, Tang. Kamu pasti bisa.
Kalau ditanya, ayo. Ayo, kamu pasti bisa, Tang. Aku yakin kamu bisa.
Rencana kamu ini bagus sekali. Sekarang tinggal waktunya mewujudkan. Saya belum yakin, sayanya.
Cuman Kiai yang bisa bantu kita. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Tumben malam-malam ada apa tuh? Iya Ustazah, mau ketemu sama Pak Kiai?
Ada, ada. Tunggu sebentar ya. Monggo?
Ya, terima kasih. Saya sempat ke ruang generator kemarin dan ternyata generatornya masih sering mati Kiai. Tapi ada masalah lain gak selain masalah generator?
Untuk sementara itu dulu. Yakin ya? Jadi begini, kita analogikan ibarat sebuah pemerintahannya.
Saya ini sebagai penguasa di sini atau sebagai otoritas, tugas saya adalah memberikan fasilitas kepada kalian. Nah, perkara masalah dinamisasi, pergerakan atau pertumbuhan itu ya datangnya harus dari kalian sendiri. Itu yang namanya pemerintahan yang bottom up. Dari bawah ke atas. Yang di atas ini kewajibannya tinggal memberikan semua kebutuhan yang dirasakan oleh yang di bawah.
Ya? Loh kok melongo? Masih belum paham apa? Hmm? Nah ginilah.
Gini. Yang, yang... Yang si protes itu sopo Kamu kan?
Yang protes itu Biasanya si ngerti tau Yang ngerti itu tau dong solusinya Iya wadah Itu baru bener namanya Gak asal protes aja Gini ya Kalau kalian siap untuk dibimbing Kalian juga harus siap untuk memimpin, ya? Paham ya? Paham, Bu Iki.
Betul? Betul. Masih ngerjain tugas, Tiff? Iya, Ustadz.
Perlu dibantu? Nggak usah, Ustadz. Terima kasih.
Good. Go yang di ekstramas. Assalamualaikum Waalaikumsalam Ini kak Sesuai janji saya Duduk!
Sepertinya ini muat sama kamu. Selamat bergabung, kawan jurnalis. Deadline setiap hari rapuh.
Berarti? Iya, Kak. Ya, Wis. Makasih, Kak.
Ya. Terima kasih. Terima kasih ya Sudah pak Barang-barang buat genset sudah semua Kiay Bener gak ada yang bisa ditunda dulu Ya gak apa-apa Aku sudah terlanjur janji sama anak-anak Untuk memenuhi semua fasilitas yang mereka butuhkan Ayo Ini ya Iya iya iya Aku terima dulu ya Ayo Terima aja Apa ini? Buat jaminan Oh, just like that Emang aturannya begitu?
Ngutang, Ki? Nah, bukan Itu pinjem barang, Ahmad Kamu lihat sendiri kan? Ada jaminannya, ya?
Maksudnya? Nah, itu aku lakukan buat kemajuan Buat progres, ya? Baik, baik Baik banget Halo, halo. Harus dimulai dari mana, tang? Kau pimpin lah.
Yaudah, Baswo. Di depan dulu, Sol. Baswo, cek rangka-rangka ya, Sol ya.
Raja, boleh belanja? Boleh, boleh. Said, alis bersihin aja. Cek kalau ada mur-mur yang bisa dipakai, pisahin dulu, Id. Oke.
Bersihin aja. Ini alis ini kalau bisa dipakai. So, sambungin juga yang itu So.
Nah, ini satuin ya. Jadi dua. Oke, sip. Enak mana Soh? Makanya, kemarin waktu meluncarkan genset, jangan terlalu nafsu.
Enggak juga Mi dengan istirahat. Ya udahlah Soh, yang penting kan sekarang enak dipijitin sama kamu. Iya Mi, ini minyak pemberian nenekku.
Sudah terang ampuh dari zaman dia muda dulu. Makanya enak. Kalau begitu pastikan itu cukup ya sampai kita lulus nanti.
Bisa aku pesankan lagi dari kampungku Asal kau benar, Miss, mau sampai lulus di sini Ada tugas meliput kulit bulu tangkis, ya, Li? Iya, Dul Ntar lagi ada Thomas Cup, kan? Aku pengaruhnya buat lo, Pita.
Lek langsung mepet. Tapi pastikan kulitmu itu udah sembuh ya. Jangan sampai nanti di lapangan ada bau-bau tak sedap lagi. Wih, ada yang cantik.
Masukin, ya. Sini. Nanti aja rilap lagi, ya, Kak. Pastiin dulu.
Ustaz, ayo kita pulang. Hai oi hati-hati itu Sarah benangkan kira is kau dari mana kau udah empat hari dia terlihat di sini lagi liburan kali ya udah aku lihatnya dulu foto ya yang keren Apa enggak ada pertimbangan lain, Tiay? Ini atasan saya lumayan kecewa, C. Pohonanya kok enggak bisa masuk di sini? Lah, langsung sampean?
Nah, sudah dilakukan, toh. Enggak lulus. Lebih.
Apa enggak ada kekejaksanaan lain, Tiay? Tiay kan orang bijak. Ada.
Ada kalau itu. Kebijakan yang paling bijaksana adalah tidak diluluskan itu. Permisi kalau begitu, nanti saya sampaikan kepada komandan saya.
Assalamualaikum. Waalaikumsalam. Bagus, kalau gitu semua hasil riset besok saya tunggu di meja saya. Yo, yaudah terusin ketiknya.
Sep, bikinin saya laporan tentang Thomas Kalt Sama bikinin proposal izin buat Kiai Rais untuk masukin majalah-majalah luar Kak Fahmi Ya? Eh Liv, kenapa? Sudah mau ngasih tulisan tentang bulu tangkis toh? Bukan kak Beres Saya mau nanya, bagaimana untuk melengkapi tulisan saya yang waktu itu?
Tulisan contoh kamu waktu itu? Bentar Biar tambah afdol, saya mau wawancara Kiai Rais kak Oke, Rais. Serius kamu? Serius, Kak.
Boleh juga. Udah sana. Iya, Kak. Makasih, Kak.
Yo. Gaya banget, Lin. Hei, mau bergaya gaun di masjid? Aku dapet izin kok.
Izin apa, Lin? Izin bergaya di masjid? Mau wawancara Ki Rais lah.
Ki Rais apa Ki Rais? Habis ketemu cewek dia. Siapa? Punakan kira is.
Gimana dulu biasanya dia? Biasanya sih ada digor. Di Gor, sekarang ada nggak?
Ada kalau sekarang. Lagi latihan dia. Gimana kalau kita bawa dia ke Gor?
Ayo disibuk. Sibuk-sibuk. Apa kamu?
Sudah, cukup-cukup. Tolong. Gimana? Baik.
Baru foto. Kita-kita ini kan juga pengen kenalan. Ajak dong kita-kita ini wawancara.
Bukan begitu maksudku. Aku bisa saja kenalan sendiri. Cuma aku pengen tahu. Apa si Alif bisa kenalan nanti. Palingan ya, udah modalnya bawa-bawa syam kayak begini, tetep aja gak akan bisa.
Saya mau modal dengkul juga udah pasti bisa. Saya juga, kawan. Gue pake nasi.
Udah saju nanti kalian. Apanya mau dilihat? Ada bukti, kawan. Kalau ada bukti...
baru aku akui kau jantan tidak modal jabatan jadi sekarang udah cantan? iya, masih bawa-bawa nama Syams masih pakai dasis belum pakai ini, tampang kalau aku bisa wah, datangin ya datangin ya aku cuci baju kau setiap minggu aduh, jangan taruhan Ali, dosa itu oh itu aku nggak setuju ya udah, sampe kau setiap ikut Ayo Waaaah! Bill! Bill! Ayo!
Siap-siap cuci baju! Lah? Kamulah.
Assalamualaikum, Kei. Waalaikumsalam. Ada apa lagi sekarang?
Makanannya kurang enak? Atau kamarnya kurang besar? Bukan itu, Kei.
Saya mau wawancara buat Shams. Jam, mancar apa? Soal pondok ini kayaknya lebih detail.
Nisa, Nisa. Tolong ambil keminum buat bapak ya, sekaligus ada tamu ini. Iya, Pak.
Silahkan. Coba pertanyaannya lebih spesifik, Ono. Banyak bener ya.
Daftar pertanyaan. Tanya-tanya Soal Soal Ustadz misalnya oke Saya dari awal tertarik dengan mereka Soal apa? Berapa gajinya? Gaji? Gak ada gaji itu Gak ada yang dibayar Semua disini dilakukan berdasarkan keikhlasan Dan pengabdian aja Ini anakku namanya Nisa.
Nisa dan ini... Sarah, konaanku. Terbaru ya? Kameranya.
Iya, kok kamu tahu? Ya jelas dia ahli, toh. Fotografi. Iya, fotonya bagus-bagus sih, Pak, ya? Iya, wah.
Udah juga. Coba kamu fotoin nih, Pak Demo ini sama... Siapa nama kamu? Alif. Iya, Alif.
Alif, kasih kameranya ke Sarah. Ya? Sarah, fotoin. Kita lagi wancara. Eksen, bener-bener.
Iya, Pak Demo. Ya? Jangan kagum-kagum Iya santai aja ya pak ya Coba tadi sampai mana? Terus?
Sampai soal dibayar itu kek Lah udah kan debi Jawab debi Astagfirullah Liv bener nih gak apa-apa kalau aku pakai kameranya Oh enggak gak apa-apa pakai aja Nanti kalau bagus bisa masuk kurik foto di Shams Tapi apa ya kak objeknya ya? Bunganya bagus tuh, Nis. Oh, ini.
Itu yang warna merah. Oh, yang tinggi ini. Iya, yang tinggi.
Kameranya enak ya, Liv? Live matter-nya masih manual. Kalau punya aku di rumah itu, WES otomatis, Liv. Jadi kurang menantang. Ngerti live matter, kan?
Oh iya, iya, ngerti. Nis, bagus Siki. Oh iya, iya, iya. Foto dong.
Coba, coba. Bisa ndak? Sarah.
Bisa gini ya. Aku itu pengen ngetes auto... Itu lo yang bisa foto sendiri? Auto...
Otomatisnya. Terus Sopo yang mau difoto? Ya kita bertiga. Senyum, Kak. Geser, geser.
Iya, iya. Nisa, Nisa. Kamu dipanggil ibu-ibu di dapur. Oh.
Salah juga, ya. Liz, pergi dulu, ya. Oh, iya, iya.
Assalamualaikum, Kay. Waalaikumsalam. Hai mama bolak-balik bolak-balik kau cari kerja lain apa pusing pula kau tengoknya iya jeet selamat malam Yang satu list, Su.
Yang satu hiperaktif. Kenapa, Mi? Kamu orang. Bukan itu, So. Masalahnya Sarah tiga hari lagi pergi ke Jogja.
Foto aja belum dapat. Ada yang cuci baju, nih. Cuci baju seminggu.
Niah! Alamak, Mas. Apa sih, Cid?
Malem-malem kok. Tiga hari lagi tuh, Bella Thomas. Aku nih, gak pernah gak nonton.
Pasti rame tuh, Cid. Pasti rame lah, It. Ini tuh musuh bebuyutan yang tanding.
Indonesia versus Malaysia. Wah, bener juga tuh, Jed. Kalau di kampungku, selalu nonton bareng di rumahku setiap ada Piala Thomas.
Matang. Nah, begini. Kita bikin nih, nonton bareng Piala Thomas satu pondok. Hah, repot-repot? Enggak-enggak-enggak.
Setegel kok, kawan. Aku sudah bisa bayangkan. Pasti akan ramai orang yang datang gitu.
orang yang suka buru tangis macam Dul Majid ini pasti akan datang. Hebat juga sih Soh, idemu itu jenius. Tapi gimana caranya? Sampaian-sampaian-sampaian kan tahu, dilarang menonton TV. Nah, kita kirim lagi si Atang ke KI Rais.
Nggak mau, enak aja. Disuruh nyari solusinya sendiri, ya ho. Yang betul Atang, buat urusan begini lebih baik kita urus aja sendiri. Oh iya, Jid.
Bukannya di klub berutang kisah dari Ustadz pengesuhan ya? Oh iya, Ustatorik. Ustatorik itu maniak. Sering penasaran kalau kalah sama saya. Kayak yang paling coklat.
Jadi gimana nih? Kayaknya kita perlu bantuan. Siapa yang mau bantu?
Assalamualaikum. Waalaikumsalam. Kok masih pada belum tidur?
Jadi bagaimana Ustaz Torek, kalau misalkan masalah TV-nya bisa diatur, saya bisa pinjam ke Kiai Rais. Peraturannya memang sudah begitu, kecuali kalau ada kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar. Ustaz Torek, mengapa kau... Datorik dan Dormaji menjadi 9-14 Boleh saya bertanya Ustadz? Ustadz Siapa pemain bulu tangkis favorit Ustadz?
Liam Sweeking Semesternya Datorik, mirip betul dengan dia Subhanallah Ustadz Ternyata benar Ustadz, pukulan Ustadz sama dengan King Smash. Akan sangat bermanfaat sekali Ustadz bila teman-teman satu pondo ini bisa menyaksikan itu dengan langsung. Mereka bisa termotivasi untuk jadi seperti Ustadz. Betul. Jadi sebenarnya kegiatan ini sejatinya belajar mengajar juga Ustadz.
Persis. Jadi bagaimana Ustadz, demi santri-santri yang cerdas? Saya yakin ada banyak nilai-nilai heroisme yang bisa mereka dapat di pertandingan nanti Ustaz. Indonesia, Edo! Edo, Indonesia, Edo!
Ya, mari. Assalamualaikum. Waalaikumsalam.
Jadi ya, ini persen. Insya Allah, insya Allah. So, please drive carefully ya.
Bidu aja, insya Allah. Insya Allah. Assalamualaikum.
Jadi barang taruhan nih, cuma dapat baju kotor saja toh Masya Allah So, ini nilai apa mukjizat so? Coba liat coba liat Encer kali otak kau Susah ini mau ngejarnya juga ya Kapan aku bisa kikau Eh ada apa ini? Bah! Kok belum tau? Si juara Lompi Datu ini sekarang jadi juara di kelas kita!
Basso Salahuddin. Ya, nggak usah dilebih-lebihkan itu. Kalau kalian berusaha, kalian juga bisa.
Sayangnya ada basso, jadi susah. Oke, itu asal. Oh iya, Liv. Kau naik kelas, tidak?
Iya, So. Mengalihkan perhatian. Terakhir waktu, So. Yang juara yang terakhir.
Nah, benar. Terakhir apa? Ayam bakar!
Kamu mau apa, Liv? Sati padang. Pokoknya, kalau aku, semua enak-enak. Biar rata. Saya traktir itu.
Nasi pakai kerupuk. Eh, So. Amak minta maaf. Liburan ini tidak bisa mengirim biaya untuk kau pulang. Panen senang sulit.
Amak berharap liburan ini kau bisa betah di pondok dulu. Tang, gimana, Tang? Orangtuamu tidak masalah? Bermasalah kalau kalian gak ke Bandung liburan kali ini.
Kamu gimana, Nir? Mau ikut? Apa perang kampung? Enggak kayaknya, It. Aku disini saja.
Indah doang. Ikut aja, Lip. Liburan sama-sama kita ke Bandung. Kamu mau jadi penjaga podo apa? Ayo.
Indah repot, Bang. Enggaklah, disuruh malah sama mama saya. Yuk.
Tuh. Ayo. Udah, ikut aja. Ayo. Ayo, sama-sama kita.
Iya deh. Wah, bagus. Saya pun menarik ghost di Bandung.
Terpana apa ini? Hei Raja! Hei Raja, kenapa sampai aja?
Randai. Si Basso di mana-mana? So, so, ngapain? Belok kiri Asia Afrika yuk. Biar Mi, biar saya tau ini kota Bandung.
Wuh, ayo saya tau. Ayo, ayo tenang Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Masuk dulu Terima kasih. Assalamualaikum Ayo ayo, balik terus salam Alif!
Wahang ini Mau balik suri enggak, tapi mau datang Lho, kenapa rambut Wahang itu? Panjang ceritanya Oh Itu sejujurnya kamu siap ke kamar ini? iya, kawan pendek ayo masuk ayo cari itu di dalam ayo ayo pak A, di kelas tadi ada yang kabar saja di kelas itu mendapat lihat terbaik memang rancang tapi ternyata tidak serancang yang anda kira ada yang belum salah tahu ini karena yang satu lebih unggul yang tidak bantuan ayolah kenapa dia bantuan?
Keren nanti yang lebih penting, kenapa dia diberi? Keren lebih mana yuk? Iya.
Keren nanti yang lebih membangkitkan kualitas dari sumber daya batu syahid. Lihat tuh, adain Mbak Raja di tempat Pak Habibie Mbak Raja. Kelak, adain kabar pidato di podium tuh.
Sampai lupa Pak Habibie. Iya, saru buah bibik. Saya tadi mengatakan, teknologi dengan filsafat.
Interwoven. Tapi jangan kira teknologi itu hanya kapal terbang atau kapal. Para wartawan, media, atau politisi yang ada di sini. Memanfaatkan teknologi.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh Hari ini saya menggantikan Ustadz Salman yang berhalangan hadir Darsunala'an Alhamdulillah Apakah kunci untuk mendapatkan ilmu? Dan apasajakah yang menghalangi manusia dari mendapatkan ilmu? Tunggu saya di dalam ya. Ahmad, Siddiq.
Ada apa, Salman? Surat dari Fitri, Kiai. Bagus. Tapi kok murung? Ibunya menanyakan kapan saya akan ngelamar dia.
Terus? Tapi yang saya pikirkan adalah, sekarang ini saya dalam proses memwakafkan diri Pak Piri. Dan saya rasa dalam waktu 6 bulan saya tidak bisa meninggal. Dan jika saya ambil pak, itu paling cepat pun itu 2 bulan dan itu pasti banyak hal-hal yang saya...
Kamu ini ngomong apa sih, Salman? Semua itu kan buat orang lain, toh. Dan selama ini kamu sudah membuktikan banyak pengorbanan kamu yang cukup. Buat dirimu sendiri kapan?
Inilah saatnya. Pikirkan buat diri kamu sendiri. Waktu itu saya sempat juga wawancara Kiai Rais.
Oh, bagus itu. Kata Kiai, di sini nggak ada ustad yang dibayar. Benar itu. Jadi bagaimana ustad-ustad di sini bisa mencukupi dirinya? Pertanyaan bagus sekali, Ali.
Jadi di sini para ustad menganggap bahwasannya pondok ini adalah ladang perjuangan, bukan ladang penghidupan. Jadi kita berusaha menghidupi pondok, bukan kita yang menggantung hidup dari pondok. Hai, saya bangunlah. Kita harus buat sejarah lagi nih.
Kalian tahu, dua minggu lagi ada panggung sini untuk pementasan kelas akhir. Iya, tahu kok. Ada pementasan sininya juga kan.
Biasanya ada dari dua kelas. Kelas tiga, kelas empat. Yang ada bupati nonton itu ya? Dan katanya, kaya Rais langsung yang menilai ya?
Hah, persis. Bagaimana kalau kita menampilkan kelas ini kita juga? Pasti bagus itu.
Ayo, ayo, ayo. Kamu masuk. Kan kita masih kelas dua tuh.
apa yang tidak mungkin untuk menjadi Ayo. Ayo. Ayo.
Ayo milih. Ayo milih. Oke.
Sahibu Munara. Manjada-manjada. Ayo, aku mau tidur. Apa lagi, Baso?
Kami butuh bantuan, ini semua demi angkatan kita. Sebentar Baso, emangnya kos dobel ya ikutan? Kalau masalah itu tenang aja, tadi udah aku cek dan tak ada larangannya. Tradisi sajeng selama ini cuma boleh kelas 3 dan kelas 4. Kalau nggak percaya, tanya sama Dulmajir. Bener, nggak ada larangannya sama sekali.
Oke teman-teman, gimana? Kalian mau bahas apa nggak? Mau bahas nggak? Hai Eh, silahkan duduk, silahkan duduk, Basso.
Aku mengerti kekecauan kalian. Kalian pernah bertanya padaku, kenapa aku tidak pernah menerima surat atau ada keluarga yang mengunyungiku, kan? Ini misal satunya yang mengingatkanku kalau aku pernah punya orang tua. Dan ini juga yang membuat aku berjuang untuk mengapakan Al-Quran. Supaya aku bisa memberikan jubah kemuliaan untuk dua orang tuaku di akhirat nanti.
Sekarang aku cuma punya neneku. Beliau buta huruf dan tidak kuat lagi naik kapal dari goa ke Jawa. Sekarang sakit beliau semakin parah.
Tidak bisa lagi yang bangkit dari tempat tidurnya. Sudah pasti aku harus pulang, kawan. Di luar itu bukannya pamanmu. Biarnya saja yang mengurus. Ngapain kau mesti pulang?
Dia bukan pamanku. Tetanggaku. Bayangkan, berdaya hari ia naik kapal dari gua ke Jawa selepas si Akros pulang.
Jangan takut. Aku akan jadi milerung besar gua nanti. Pegang itu janjiku.
Bener gak bisa, So. Gak ada lancaran Al-Quran dari kamu lagi dong, So. Alif, kamu gak balik ke asrama? Tidur disini.
Yowes, aku duluan ya. Sama-sama kami disini, setahun saja buat kau terlama, ha? Kau pikir saya boleh menaruh cuma basuh? Nggak ada hubungannya dengan itu! Aku memang dari awal nggak mau disini!
Sabar aja. Aja, sabar. Hai Allah ada aja gimana pula ini sutradara datang telat saya nyelesaikan tugas Dulu, Jak. Emang kamu bisa, Pak? Dekali cakapmu.
Gimana? Lalu, kemana aja? Gimana, Liv, kabarnya?
Jadi, ke Bandung. Gimana caranya? Aku bisa masuk sebagai murid pindahan.
Pondok bisa mengurus itu. Tinggal menunggu surat dari amakku. Kalau amakmu gak setuju gimana?
Aku akan tetap pergi. Pasti ada cara. Manjada wajada.
Alif. Alif. Lihat aku.
Jangan pernah menyalah artikan Menjadah wajahnya Oh iya Kalau kamu mau tetap pergi Sakar pun Hidup hidupmu kok Amak dan Ayah bisa mengerti, mungkin salahku terlalu maksakan kehendak dulu. Amak dan Ayah tidak akan melarang. Sudah amat kirim surat persetujuan pemindahanmu ke pihak pondok.
Satu saja pinta amat. Entah itu di Bandung atau dimanapun kamu belajar, lakukanlah dengan kesungguhan. Amak juga baru menyadari, tempat belajar memang penting.
Tapi kesungguhan hati lebih penting lagi. Udah beres, cuma nunggu lesis pemain baru Oh iya bener Ntar lusa paling ya, saya kasih Ngapain sampe lift? Amboi gak jadi pulang Bukan waktunya bercanda ini Jangan main-main, Liv Emu yakin? Ending dramatisnya botol mentasan ajalah Tinggal seminggu lagi nih Demi menghormati Baso, kita semua akan mementaskan Ibnu Batuta. Buat perubahan karakter udah saya fikirin kok Disini semua gak ada yang mudah Kita kerja sama-sama ya Raja juga udah ngatur musiknya Siap, musik oke Dan dari artistik masih bisa diakali Aku sudah buatkan gambarnya, silahkan lihat sendiri Kita main terakhir.
Wah, beban, eh. Iya. Yaudah, kamu kasih tangan lain, deh. Eh, ada apaan? Kita main terakhir dulu.
Bagus itu. Hei, teman-teman. Kita main terakhir. Terakhir, sih? Tenang.
Di mana-mana, nih. Jaguan memang muncul terakhir, Tayo. Lagi, lagi. Ais kering?
Buat epek asap? Yaudah lah, beli aja lagi. Uangnya kan cukup. Udah jam 3 ini, Jak.
Mana sempet. Sempet sih, Tang. Aku tau tempatnya. Yakin?
Caya sama aku. Yaudah, kita izin sama-sama. Ayo. Jadi gimana, Ustadz? Boleh?
Ya, boleh. Tapi ingat, sebelum maghrib, kalian harus sudah ada dalam pondok. Bisa, start. Masih start ya. Sekarang, start.
Cepetan, mas. Udah, cepetan. Cepetan. Hei! Oh, mau start.
Sekarang, start. Assalamualaikum. Oh, balik kiri, Pak. Mudah.
Nah, ini, ini. Ini toko ya, saya. Ini. Ini, Pak.
Kiri, Pak. Sopak, Pas jembat Masih apa? Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Pak Terima kasih.
Mas, mas, mas. Hai saya aja gue tunggu Sain jangan kena takut-takut Ketika, satu, dua, tiga. Tunggak, Cip, kipas, kacau, ayo. Bentar dulu, sahabat. Terima kasih.
Bah, kalian akhirnya jago mukul, kawan. Sudahlah, kita mainkan saja pokoknya. Yuk.
Untuk kesuksesan kita ya, berdoa dimulai. Selesai. demi basuh untuk basuh untuk basuh peace sudah dibetulkan kau mati lagi Pada hakikatnya, kita memang perantau dan ditugaskan Tuhan untuk menjelajah dan membawa kebaikan untuk bumi, langit, dan semua makhluk. Lantas, kita semua mencoba kembali mencari jalan menuju ke sana. Jangan lupa like, share, dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru dari kami.
Sampai jumpa di video selanjutnya. Terima kasih. Terima kasih telah menonton Terima kasih. Halo?
Halo Alif? Mana kamu menelepon? Jangan melarang amanan saya dan Taraga.
Kan Alif kecil kan? Alif saja yang menelepon. Mahal beku, Mak. Yolah, cari balik yuk.
Assalamualaikum. hahahaha hahahaha lama kali kau eh lagakmu makin lenenes aja kawan beginilah kawan doan aja ya hahahaha hahahaha macem mana panitia telat aduh buntan sayang kali ya kita gak lengkap Sebentar, belum tau ya? Di Jakarta Teh ada pertemuan sekolah Islam Nasional.
Basuh bersama mereka sekarang. Iya kawan. Iya.
Kudengar metode mengajinya cukup berhasil di Makassar. Oh. Mau ditelepon?
Ah, boleh boleh boleh. Buru atuh. Sabar sabar. Assalamualaikum.
Waalaikumsalam. Eh, Alif! Ah, ramai sekali.
Sebentar, Riff, ya. Majid, Syed, Alif! Alif? Alif, ada siapa saja di sana? Ada Atang hadir!
Raja! Akhirnya kalian ketemu di mana? Don't worry, we're already here! Hahaha, mati aja kalian suka menedek saya Apa kabar orang-orang besar?
Manjaga-manjaga! Kestirik! Setiap nafasku di dalam detak jantung Tak pernah aku meragu Hanya engkau yang di hatiku Wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, wajah, waj Kanku mata alam, hadapi semua rintangan