Terima kasih. Satria Sejata Terima kasih telah menonton Aku pemburu di sana Temanku memberi sarat Tuh, di balik bukit sana banyak hijang Wah, panen di sana Mari Siapa adik? Siapa? Anggota kerumbulan Aga Wulung Kangarum Wah pasti mereka itu mata-mata penjahat perampok itu Saudara ada perampok Aga Wulung Mereka mau meroboh kisah kita. Mari cepat pulang.
Mari. Ayo. Ayo pulang. Selamatkan barang-barang kita yang di rumah.
Ayo cepat. Cepat. Bukiamat tadi.
Bukiamat. Ini tidak pernah tersentuh petugas keamanan negara. Mari kita lapor palu rakam.
Jangan lupa SUBSCRIBE, LIKE, KOMEN dan SHARE... Sembunyi saja, sudah neng kamu masuk rumah sana yang aman. Sembunyi. Kenapa? Sudah, anda sembunyi.
Jangan setepat yang aman. Selangkah, Pak Lurah. Kita harus segera mengirim utusan ke Mandangkara. Baik.
Parwan. Kalian langsung menghadap Tuan Kopang Lima Bernawa. Mohon bantuan pada malam ini juga.
Desa kita dalam bahaya. Jangan buang-buang waktu. Awas, jangan sampai ketahuan. Kami berangkat pelurah.
Hei, jangan diganggu! KIDARBA! Orang-orang camparing lapor ke Madangkara! Kita nggak usah panik. Kita lebih cepat dari prajurit-prajurit Madangkara.
Jarak kita lebih dekat. Sedang dia harus rapat dan musyawarah dulu sebelum ambil keputusan. Tapi mereka akan langsung ke Palima Bernawa.
Hah? Kebetulan? Jangan lari.
Kebetulan, aku ingin berang tanding dengan banteng Madangkara yang diakul-akulkan itu. Kalau mereka datang sebelum urusan kita selesai, gunakan cara apa saja. Yang penting kita menang, kita perampok. Tidak terikat peraturan seperti orang-orang kerajaan itu. Kasih tahu temanmu.
Cepat, baik-baik. Bang Limah bernawah Aku harus bunuh dia Supaya rakyat tidak percaya dengan dia Rakyat tidak percaya dengan negerinya Akulah yang berkuasa Hahaha Hahaha Woy, ayo berangkat Ayo berangkat Hahaha Hahaha Hahaha Hahaha Hahaha Hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai Hai anjing itu tanti-antinya melolong burung kulit burung tuh juga hai hai Dewa Maut. Dewa Maut sudah singgah di Jambaring.
Menunggu penjahat laknat itu di Basmi Pracurit Madangkara. Madangkara jauh, Kang. Dan perampok itu mungkin hanya di balik bukit itu.
Mudah-mudahan keratan mengirim pasukan berkudanya. Lagi pula, biasanya perampok-perampok itu beraksi menjelang tengah malam Katanya perampok-perampok itu seperti siluman, secepat itu datang, secepat itu pula pergi. Aku khawatir Kang, desa yang jadi sasarannya tak pernah utuh. Rumahnya, harta bendanya, penduduknya, dan perempuan-perempuan.
Tidak peduli gadis atau yang sudah bersuami. Hidup ini sudah tersurat, Gayatri. Namun kita wajib berusaha.
Karena suratan itu merupakan rahasia alam, milik yang kuasa. Hai ambil semua barang-barang yang berharga Hai kamu salah-salah bahkan Takutkah? Gayatri, kita harus berjuang. Adalah dosa besar kalau kita berpangku tangan sementara kejahatan merajalila di depan mata. Mudah-mudahan ini akhir suratan mereka.
Pegang ini. Pakai kalau perlu. Terima kasih telah menonton Hiyah!
Huh? Huh? Hiyah!
Hai! Hiyah! Hiyah! Hai!
Hiyah! Hai! Hai! Hai!
Hai! Hai! Hai!
Hai! Hai! Hai!
Hai! Hai! Hai!
Hai! Hai! Hai! Hai! Hai!
Hai! Hai! Hai! Hai!
Hai! Hai! Hai!
Hai! Hai! Hai!
Hai! Hai! Hai! Hai! Hai!
Hai! Hai! Hai! Hai! Hai!
Hai! Hai! Hai!
Hai! Hai! Hai!
Hai! Hai! Hai!
Hai! Hai! Hai!
Ramboknya disana pak Ramboknya disana Mas Anur Pak Ramboknya disana pak Iya pak Ramboknya disana pak Ramboknya disana pak Ayo pak disana pak Ayo Hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai Iyoh! Iyoh! Iyoh! Iyoh! Iyoh!
Iyoh! Iyoh! Iyoh!
Iyoh! Iyoh! Iyoh! Iyoh! Iyoh!
Iyoh! Iyoh! Iyoh! Iyoh! Iyoh!
Iyoh! Iyoh! Iyoh!
Iyoh! Iyoh! Iyoh! Iyoh!
Iyoh! Iyoh! Iyoh! Iyoh!
Iyoh! Iyoh! Iyoh! Iyoh!
Iyoh! Iyoh! Iyoh!
Iyoh! Iyoh! Terima kasih Hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai Kayak trik Pramah sini nak Kau...
Kau... Kau... ADIARO Gayatri Gayatri Atas nama pemerintah Aku mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas pengorbanan suamimu. Semoga yang maha kuasa menempatkan beliau di Nirwana. Dan semangat kepahlawanannya tetap hidup di hati kita semua.
Hei kawan-kawan! Berhenti, berhenti! Ini tidak betul! Masa perang tidak jelas siapa kawan, siapa lawan? Siapa prajurit, siapa panglima?
Hei, sekarang harus ditentukan. Siapa yang jadi panglima? Aku! Diam! Baik kawan-kawan, kalian semua jadi panglima, saya jadi prajurit.
Ya! Tunggu dulu. Mana ada prajuritnya satu panglimanya banyak? Habis, bagaimana? Panglima harus jago berkelahi.
Jadi, sekarang kita berkelahi. Siapa yang paling jago, jadi panglima. Gak ada yang berani Kalau begitu, sekarang kita adu lari Siapa yang paling cepat sampai di sana, diangkat jadi panglima Setuju?
Setuju! Sekarang kita bikin barisan Satu Dua Tiga Siapa yang tidak puas? Berkelahi sama saya! Brahma! Ayo pulang!
Ya, Mak. Maaf, teman-teman. Saya pulang dulu, ya.
Jangan. Bilang sama Makmu. Mainnya lagi seru. Nggak mau, ah.
Dosa membantah sama Mak. Yuk! Brahma! Brahma! Panglima kok takut bantamaknya?
Bagaimana kalau sama musuh? Sama emak harus patuh Tapi kalau sama musuh Biar besar Biar banyak Sikat! Yuk ah! Ayo Panglima! Terima kasih ya, permisi.
Mari Bu Arum. Mari Mbak Yu. Wah, laris ya dek.
Lumayan kak. Orang desa pada belanja di sini. Biar berkah katanya.
Memang ada apanya sih warungmu ini? Tuh. Oh itu, ramai ya? Dengan belanja di sini, membantu anak yatim katanya Kak.
Eee Brahma sini, itu loh ada kirab dari keraton sini Ayo Brahma cepat, beli pedang dulu ma Hai jongkok peramah siapa yang naik kuda itu itu Tuhan ku Panglima bernawa hebat sekali sudah diam duduk yang tak asing Siapa kamu? Berani menghentikan pasukan keraton? Saya Brahma, tuanku Panglima Bernawah. Saya juga Panglima.
Panglima Jamparing. Ampun, tuanku. Maafkan anak saya yang tidak senonoh ini.
Tidak apa-apa. Kau Gayatri, bukan? Betul, Tuanku. Maafkan anak saya ini. Brahma.
Apa boleh Panglima punya tai lalat di telinga, Tuanku? Boleh saja. Ini karunia yang kuasa, yang harus disyukuri. Dan mungkin nanti suatu saat ada manfaatnya. Coba lihat pedangmu.
Wah, pedangmu bagus. Tentu saja, pedang panglima. Bagus mana dengan pedangku? Bagus pedang tuanku, sebab pedang besi.
Kamu ingin punya pedang besi? Ingin, tuanku. Ini pedangmu, ambillah.
Untuk saya. Ampun Tuhanku, jangan. Pedang itu sangat mahal. Dan tentunya pedang itu sangat berarti bagi Tuhanku. Tidak apa-apa, aku masih punya banyak.
Ayo ambil. Gayatri. Aku suka anakmu, cerdas dan berani.
Mudah-mudahan, kelak kau benar jadi panglima. Jorohan Jorohan Jorohan Jorohan Jorohan Jorohan Jorohan Terima kasih atas sambutan saudara-saudara. Kami datang dari negeri seberang.
Tepatnya, negeri yang tidak asing lagi bagi saudara-saudara. Kami datang dari negeri Kuntala. Tenang saudara-saudara Jangan berperasangka buruk terhadap kami Kami seniman, kami pedagang, memang kuntalan negeri penjajah dan tidak pernah puas melebarkan sayapnya. Kami tidak ada sanggup pautnya dengan mereka.
Kami seniman, kami pedagang, tugas kami adalah menghibur dan menyediakan kebutuhan saudara-saudara. Kami bawakan barang-barang dari negeri jauh yang sudah sangat terkenal tinggi mutunya. Ah, sutra dan keramik dari Cina, cita dari India, permadani dari Indonesia, dari Persia dan perhiasan dari Siam.
Masih banyak lagi. Nah, silakan belanja. Semua bisa saudara-saudara dapatkan di sini. Dan kami akan selalu menghibur dengan tarian khas Kuntala. Silakan, Bapak-Bapak.
Silakan menyaksikan tarian. Ayo, tarian. Tahu berapa pendapatan saya? Kalau saya bayar sedikit, saya untung besar, Tuhan rugi. Juga sebaliknya.
Kalau Tuhan tidak mau membayar pajak, seperti yang saya juga. Saya punya wewenang untuk menutup usaha Tuhan. Tuhan Durbala, saya bangga dan merasa terhormat karena mendapat teguran langsung dari Tuhan. Tuhan, saya punya usul.
Kalau Tuhan berkenan, saya ingin datang ke rumah Tuhan untuk membicarakan masalah. Pertama, kita harus saling menguntungkan. Belanja, Suta? Harganya tak terjangkau olehku.
Jangan, nanti temanku curiga. Belilah buat istrimu. Terima kasih. Ayo, ayo, silahkan. Ini kain bagus.
Ini kain bagus. Ini kain halus sekali. Sutra halus sekali. Tidak puas-puasnya kau pandangi pedangmu, Brahma? Besok saya mau ke kuburan Bapak.
Besok kan bukan harinya orang nyegar, Brahma? Saya harus bilang sama Bapak, sudah jadi panglima, dan sudah memiliki pedang besi ini. Bapak jago tidak, Mak.
Jago? Seperti kamu. Kalau jago, kenapa sampai terbunuh?
Bapakmu dibokong, dipanah dari belakang. Nanti akan ku cari pembunuh Bapak dengan pedang ini. Dia harus mati di tanganku.
Kamu tidak perlu mencarinya. Mereka sudah mati. Pemanah itu mati oleh golok bapakmu yang dilempar oleh tuanku Panglima Bernawa. Hebat sekali tuanku Panglima Bernawa ya, Mak.
Belajar di mana ya biar bisa seperti dia. ini segedar oleh-oleh Tidak ada maksud lain di luar itu. Sebagai orang baru, saya harap Tuhan jangan segan-segan menegur saya jika ada tingkah laku saya yang tidak sesuai dengan adat istiadat di sini. Terima kasih Tuhan Sukanta. Semoga Anda banyak mendapat untung.
Nyonya adalah orang pertama yang mendoakan saya untung di negeri ini. Terima kasih. Bawa ke dalam. Bagaimana soal pajak? Tidak keberatan dengan yang saya ajukan?
Tuan seorang ahli taksir yang hebat. Jumlah itu sesuai. Tetapi bagaimana kalau ditawar separohnya?
Tidak bisa, Tuan. Tunggu dulu, Tuan. Maksud saya begini. Yang separoh kita bagi.
Saya dan Tuan. Setuju? Tuhan selalu berpegang pada filsafat untung.
Baiklah, tapi ini rahasia kita berdua. Oh Dahlia, sasaran kita tepat. Untuk mendapatkan keterangan tingkat atas, bisa kita dapatkan dari kepala pajak itu.
Angkatan perangnya, penting pertahanannya, dan kelemahan-kelemahan negeri Madangkara. Dan saya yakin, untuk menemukan... Akhlukkan tidak sesulit negeri ini sekalap. Madangkara punya panglima yang hebat.
Bernama panglima Bernawa Tuan Sukanta. Benar tuanku. Seluruh rakyat bangga kepadanya tuanku. Biarkan.
Dan anak dewapun, dia tak akan bisa melawan angkatan perang kita. Yah, cuma seperti biasa. Rakyat tidak boleh membenci kita. Supaya mudah memasukkan kebudayaan dan mengeruk harta dari negeri yang makmur ini.
ini Kartijah itu tugasmu Kartijah semua anak buahku sudah saya sebar ke segala penjuru Tuhan Oh ya Jangan lupa like, share, dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru dari kami. Jangan lupa like, share dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru dari kami. Terima kasih atas bantuan Kidemang. Terima kasih atas bantuan Kidemang.
Ini sudah menjadi kewajiban sesama manusia. Saya harap Tuhan hati-hati. Sodagar besar seperti Tuhan menjadi incaran menjahat. Selamat jalan Tuhan.
Permisi. Orang itu seperti yang diberi uang oleh Tuan Durbala kemarin? Oh iya iya, kalau begitu diam-diam Durbala mengirimkan pengawal untuk kita. Orang itu harus diberi hadiah. Ini harus segera dibina, khusus untuk urusan keperajuritan.
Ayo jalan. Teman-teman segera Jangan sedih, jangan luka, luka di hati Bergembira dengan kami para pesegang dari Kuntala WUH WUH WUH WUH YA YA WUH WUH WUH WUH Bapak, saya sudah jadi Panglima Jam Paring dan sudah memiliki pedang besi pemberian Tuanku Panglima Bernawa. Bapak, aku kalau besar nanti mau jadi Panglima, seperti Tuanku Panglima Bernawa.
Jagoan bisa membunuh penjahat dan pembela negara. Bapak, bolehkan saya jadi panglima? Bapak pasti merestui, tapi cita-citamu tidak akan turun dari langit begitu saja.
Kamu harus belajar. Brahma, sementara, simpanlah cita-citamu dalam hati. Kita rakyat kecil.
Kata orang, Tuan Kupang Lima Bernawa itu berasal dari desa, Ma. Aku ingin sekali. Silahkan pilih.
Silahkan pilih, Bapak-Bapak Ibu-Ibu. Silahkan pilih, barang-barang ini lain daripada yang lain. Silahkan, Bapak-Bapak Ibu-Ibu. Ayo, silahkan. Jangan ragu-ragu, mana yang disuka harga ditanggung lebih murah daripada harga di Pasar Madangkara.
Dan yang lebih istimewa, Bapak-Bapak Ibu-Ibu, harga ini boleh dicicil, boleh dibayar dengan hasil bumi. Silahkan, Bapak-Bapak Ibu-Ibu. Ayo, silahkan. Kang? Ini loh Nyai Iya Kang Di pasar ramai sekali Nyai Ah dari dulu sih pasar juga ramai Kang Maksudku adalah Ramai membicarakan Negeri ini skala Dikalakan oleh negeri kuntar Kuntala hanya dalam tempo tiga hari nyai ya tentu saja tokang negara Kuntala kan besar ya saya dengar angkatan perangnya juga kuat rajuritnya puluhan ribu.
Punya meriam lagi. Perang, perang, Nyai. Mereka akan menyerbu kita. Oh ya?
Dan kemudian mengalahkan kita dan kita dijajah, Nyai. Siapa yang akan menyerang kita, Kak Arung? Kuntala.
Paman, dia harus berhadapan dulu dengan Panglima Jamparing. Ini perang betulan, Brahma. Saya kan punya pedang, Paman. Ini perangnya orang tua.
Biar kecil, saya jago, Paman. Ayo main, Pak Rima. Ayo main. Itu, pasukanmu menanti.
Maaf, Pak saya. Boleh main? Boleh, tapi pulangnya jangan terlalu sore ya. Iya.
Bagus sekali ya bahannya. Anak pintar. Saudara-saudara tidak perlu takut. Sebab, biasanya, prajurit kuntala tidak pernah mengganggu rakyat. Karena musuh mereka adalah tentara yang mereka serang.
Bahkan, negara yang ditaklukannya itu selalu dipenuhi segala kebutuhannya. Pembangunan diperhatikan. Jadi yang penting sekarang ini, rakyat mau mengangkat raja yang berkuasa adalah Narendra dari Kuntala. Mentang-mentang kuat, besar, semua yang ada di kolong jagad mau ditelannya. Saudara orang Kuntala Iya, tapi saya hanya bilang apa adanya Saudara-saudara Yang namanya dijajah Selamanya tak pernah enak Sebab nasib kita ditentukan oleh orang asing Tapi apa salahnya kalau nasib kita lebih baik?
Saudara-saudara Seluruh rakyat Madangkara harus melawan. Siapapun yang hendak menjajah kita, dijajah itu aib. Hmm, cinta tanah air itu memang mulia.
Memang mulia. Oh, maaf. Bukan saya mempengaruhi saudara-saudara.
Lupakanlah kata-kata saya. Tapi, itu... Itulah yang terjadi. Sekarang silahkan pilih mana yang disuka.
Soal harga bisa diatur gampang. Saya itu percaya dengan rakyat di sini. Orang yang jujur dan tahu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Ayo silahkan pilih mana yang disuka. Ayo masalah harga gampang. Bisa diatur gampang. Jangan dengar omongannya Tuan Sukanta Iya Kapan kerajaan Kuntala akan menyerang kerajaan Madangkara Saya buta politik Tahu saya cuman berdagang Kenapa Tuhan berkata begitu Karena kerajaan Iskalla tetangga kami, sudah mereka tak lukan.
Madangkara satu-satunya negara yang masih berdeka. Ya, ya. Raja Narendar bercita-cita mendirikan negara Kuntala Raya. Saya kira cuma soal waktu. Malah petak.
Sebagai bangsa Kuntala. Tuhan tahu bagaimana cara menghindari? Untuk menghindari perang saya kira tidak mungkin.
Saya paham betul bangsa saya. Tapi untuk menghindari akibat perang, saya bisa memberikan saran. Bagaimana? Tuhan kerjasama dengan kami. Kalian sudah memulai.
Berarti tidak bisa dihentikan. Sanca, siapa saja orang-orang Madangkara yang bersekongkol dengan Kuntala? Pertama, Kepala Pajak Durbala. Suta, Ajudan Panglima Bernawa.
Dan banyak orang yang ditugaskan menghasut rakyat. Basmi, semua yang sekongkol dengan Kuntala, kecuali Suta. Kita tangkap dan kita serahkan kepada Panglima Bernawa, biar matanya terbuka.
Bahwa di dunia ini, tidak ada yang bersih. Jangan takut Tidak semua rahasia negeri ini aku berikan padanya Aku masih punya perhitungan Kemungkinan kita masih bisa menang dengan negeri Kuntala Terlalu banyak yang mereka berikan Kalau mereka kalah Karena kau tidak beri semua rahasia Kita bisa celaka Tidak! Tidak!
Kang! Kang! Kang! Kang! Berita upang lima, baik.
Siapa kalian? Saya Gatawa Ringkas. Saya mau menghadap Panglima, temanmu ini. Ternyata telah menjadi Antek-Antek Kuntala.
Silahkan masuk. Buka pintunya! Terima kasih.
Hai ketulah Panglima anak buahmu ini telah jadi antikuntala Hmm, rupanya macan Madangkara pun sudah terperangkap. Kalau kisah nak bermaksud baik, ayo masuk. Aku tidak biasa menerima tamuku di halaman. Hah, nacis! Panglima, berapa kau jual harga dirimu kepada kuntala?
Jangan lupa like, share dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru Aku tahu, Kisanak bermaksud baik. Aku tidak mau rencanaku dikacaukan oleh tindakan liar. Tapi Kisanak terlalu menuruti kata hati, mengenyampingkan nalar. Soal Suta itu tanggung jawabku, kalau Kisanak betul-betul ingin membela tanah air.
Ikuti aturannya. Santoloyo! Keadaan ini harus dilaporkan pada Maharaja.
Supaya penyerangan dilaksanakan secepatnya. Sebelum muncul banyak laskar. Bagaimana tentang Suta, Adi Kartija?
Dia sudah tidak pulang lagi sejak peristiwa itu. Tidak pulang? Saya masih hidup, Tuan-Tuan.
Mari. Apa kedatangan saya mengganggu? Ah, tidak.
Mari, silakan. Mari. Diluar dugaan, he he he, siapa yang pintar, he he he he.
Masih baik, Tuan Kupang Lima Bernawa tidak mendukung tindakan kelompok kata. Terima kasih. Bisa manusia, kungsatria, di badan kerjana, sejata, deng agara.