Transcript for:
Pentingnya Pendidikan dan Kebersamaan

Terima kasih telah menonton Tidak boleh berkelahia, bersaudara semuanya, gotong royong. Mbak, Mbak, Mbak, Mbak, apa arugan negeri kita, ya? Ih, hebat. Indonesia main bola, ya. Tidak kosong, Mbak. Indonesia satu, Indonesia tujuh. Masya Allah, baik sekali ya Indonesia, ya. Itu Pototano, itu yang ada pasir putihnya itu. Ah, yang ini Gili Panjang namanya. Itu laut alas ya, Nek? Umeh, yang terdiri di bawah pulau, laut. Selat, Papin. Itu Rinjani ya, Pak Pin. Rinjani itu. Yang mana lebih tinggi, olat Rinjani atau olat tempura, Pak Pin? Dulu olat tempura. Sekarang Rinjani. Kenapa bisa begitu, Pak Pin? Dulu gunung itu pernah meletus. Hampir separuh badannya hilang. Ada tiga kerajaan juga yang ikut terkubur, dikubur oleh lahar. Apa artinya tempura, Pak Pin? Aida, itu ada ceritanya. Menurut bahasa Bima Ta artinya Mengajak Apa? Mengajak Bora itu artinya menghilang Mengajak menghilang Belum ngerti Papin Papin juga belum mengerti Menurut cerita dulu disitu ada orang sakti yang bertapa Terus padanya moksa menghilang Tapi kemudian ada orang Orang yang melihat dia menampakkan diri di sebuah pulau. Pulau itu namanya pulau... Tandanya. Artinya tanda persis seberang tamboran. Alpin, bisa meletus lagi gunung itu. Apaan saja dia mau, Jafar. Seperti kau. Hanya Allah yang tahu. Bawa kemana kan, Cak Bu? Oh, panen, Cak. Oh, sehari? Panen apa? Sehari dua minggu. Masya Allah, dua minggu. Sekali, Bu. Bawa panen-panen. Ume! Saya, Pak. Bisa pakai tangan kanan tidak? Tidak sopan. Saya, remat bangun, Pak. Pantas kau tidak lulus tahun lalu. Berikutnya. Bebat saya di semingga kanan di saya, Pak. Pusan, pusan, langganan ini. Baju saya dicuci nenek saya, Pak. Kiki saya sakit, Pak. Seliu, Pak. Lari! Semua lari! Ayo lari! Lari! Cepat! Suara! Suara aja mana! Suara! Ayo! Satu tahun itu... 365 hari. Si Badu tidak masuk sekolah, tidak belajar itu 27 hari. Nah, si Badu itu tidak sadar. Kalau tanggal merah dalam kalender satu tahun itu 90 hari. Berapa hari anak-anakku? 90 hari. Bagus. Nah, dengarkan pertanyaannya. Berapa harikah seharusnya si Badu itu masuk sekolah dalam satu tahun? Jubaida, coba kamu. Eh, Bu Siti. Apa ruangan, eh? Ruangan balong. Ada apa, Siti? Ehm, saya mau pinjam sama Mek sebentar, Pak Openg. Ada apaan ini, Ani Hari? Nggak. Ehm, sebentar saja. Ini ada penting, ini, eh. Ame, sini, nak. Terima kasih, Pak Openg. Kalian berdua pasti sudah besar-besar. Ayah minta maaf sama Ina, dan minta maaf sama kalian. Ayah berharap kalian semua sehat dan bahagia. Ini nomor telepon teman ayah. 021-8240-7830 Kalau ada penting, telepon saya di sini. Wassalamualaikum. Ada yang bilang kapan mau kirim uang? Pidpes. Ada yang bilang kapan mau pulang? Nah, kalau yang ini? Kepagi guru, langganan, cinta, neka. Ya, pintar. Sekarang ibu mau tanya, di antara kalian ada yang punya cita-cita jadi guru? Saya, ibu. Pintar. Yang mau jadi polisi? Saya, ibu. Dodol, Saya ingin membunuh kejahatan, Bu. Umbe, pakai kata membahas ini atau memberantas pasti lebih bagus. Itu maksud saya, Bu. Terutama memberantas kejahatan, Bu. Kalau kau, Achan, apa cita-citamu? Saya ingin jadi kiai, Bu. Oh, kiai. Alasannya apa? Saya mau tangkap hantu. Soalnya banyak... Sali orang yang ingin lihat hantu. Achan, menjadi kiai itu bukan buat gagah-gagahan. Tapi bagaimana caranya kita mengabdikan diri kita kepada Allah dan sesama. Ya, mengerti Achan? Ngerti, Bu. Oh, Ame yang jawab. Pasti semua teman-teman di sini mau tahu kan cita-cita Ame mau jadi apa? Ame, cita-cita mau jadi apa, nak? Ame, ya sudah yang lain lagi. Guru memaji! Wih! Lima dosen! Wih! Jubaida punya restoran alam taliwang Yeayyy Yapar Burung mengaji Woh Sikin Bupati Bukannya sudah meninggalin Bukan itu sikinnya lain Abis sikin itu Sikin yang ini justru jadi menteri Menteri apa mbak? Kau gak tau Pokoknya menteri jaman dulu lah Chan, cepat ke gantung itu Ame? Cuma satu-satunya dia anak yang mau tidak punya segacita Chan Ame? Ame? Sampai kita ke Bukit ya. Ame. Ame. Apa ini? Sampai kita ke Bukit. Berak sembarangan ini. Ya itu sekitar kurang lebih 30 cm. Dan yang... Iya, iya. Dari jarum pentul hingga pesawat terbang, kalau bisa dijual, kita jual, leh. Yang penting jadi duet dan alah. Halo? Halo? Tsk, tidak gimana mau dagang ini, ya? Waduh, beri! Beri! Woy, Ame! Apa ruangan negeri kita ini? NTV kemarin hujan macet Di darat macet banyak mobil Di laut banyak gelombang Di udara Nggak ada angin, nggak ada hujan macet juga ya Eh, bagaimana moda gang ini? Pida HP itu dijual Alhamdulillah, nggak macet ya Nanti aku pake apa, Mek? Bagaimana bisa jauh-jauh terbang? Jual HP satu saja tidak berani. Ini HP-HP murah, Mek. Bagaimana murahnya? 200-300 ribuan. Tukar anak kambing boleh, Meri? Kau HP untuk apa, Mek? Untuk telepon ayah. Nah ini Ini ya Jangan lupa kau belikan nomornya Belikan juga pulsa Terima kasih Meri Ambil satu ekor anak kambing Mau pipas beli nomor baru Ini Terima kasih, Meri. Meri, pindah motor itu dijual. Motor ini murah ini. Tapi jangan kau bilang akan tukar anak kambing lagi. Bukannya macet, langkrut aku. Ayo, Mek. Jelamu. Pih, dia jual pusannya. Ada yang 50 ribu, ada yang 25 ribu. Ih, mahal kok jual nomor perdana. Tidak bisa kurang. Ada yang lebih murah. Harganya 5 ribu rupiah. Nah, itu sudah. Jangan mau kita dibangun sama dia. Beli busa yang murah, tetap bisa lontok. Kalian tinggal di mana? Mantar. Mantar? Emangnya di sana ada sinyal? Kalau begitu, sekalian lebih sinyalnya ya. Angkat diri, angkat! Ame, nyambung ini Nyambung, Jan Halo Halo Halo, Ame Iya, Ame Ame Halo Halo Bagaimana ini? Gak jelas dong Apa? Habis ini pulsanya. Pelit sekali orang itu. Masa 5 ribu semua dikasih bicara halo-halo? 5 ribu? Nomor perdana? Iya. Pindah pulsanya. Astagfirullah. 2 ribu mau telepon ke Malaysia. Kenapa gak ke Arab Saudi sekalian? Eh, Nun, mana nomornya? Sini, Tuh. 021 824 Benar ini nomor wales ya? Eh, benar ini! nyambong nyambong ini halo Jainadi dari Tusun Mantar Sumbawa HP bahasa asing ini halo Ini suara mesin ini, salah sambung katanya. Masya Allah, Inna. Ini surat udah dua bulan yang lalu. Tidur malam-malam, jam orang tua ya. Kalau kita bangunkan, tak kasihan masuk tinggal kanan, tinggal kiri. Ame, Ame. Harus diri sendiri ya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Nah, Imah, ya Bu, apa yang bisa kamu dapat dari keterangan Ibu tadi? Semua warga negara sama kedudukannya di mata hukum. Pancasila sebagai farsa pabangsa tidak menyetujui adanya kekerasan dalam bentuk apapun. Semua setuju? Setuju! Bagus! Ulang lagi, ulang! Hitung, ulang! Hitung, ulang! Suara lagi, suara! Lebih keras! Lagi! Tunggu! Berdiri! Rakan tidak boleh kotor! Siap belajar? Siap! Tanah! Tanah! Masuk! Masuk! ke awal mungkin ada yang bisa ku temukan menyebrangi ilalat walaupun jauh yang harus ku tempuh Jalan masihlah panjang, pada keinginan yang dilupakan Masih harus berjuang, percayalah masih ada banyak harapan Kebanglah, kebang, raih dan hitim, di jalan pergi, kebanglah sekadu kumbang Hai, hai, hai, hai Tahun lalu, sekolah kita ini dianggap sebagai sekolah yang baik, anak-anak Karena dari 30 siswa peserta ujian nasional, yang tidak lulus cuma 18 orang anak. Sekolah lain ada yang tidak lulus 100%. Bukan begitu Pak Alin. Siap, betul Pak. Nah, tahun ini kita harus lulus 100%! Karena itu kita harus rajin belajar ya anak-anak. Harus rajin belajar. Contohnya, si Minun tuh. Dua tahun ini dia selalu juara kelas. Tahun ini, nilai ujian nasional kamu harus lebih baik dari yang lain ya Minun. Kalau perlu se-NTB ini. Insya Allah, Pak. Malah kita berharap, Pak, Minun dapat beasiswa untuk SMU-nya nanti, Pak. Jadi yang kita tingkatkan kedisiplinan dan kerja keras dalam belajar, Pak. Oh, setuju, setuju, setuju. Karena itu kita harus yakin bisa lulus 100%. Iya kan, Pak Lim? Siap, insya Allah, Pak. Bagus. Mana senyumnya? Mana teguk tangannya? Bagus, bagus. Ya, bagus. Kecuali, mereka ini yang berdiri di sini. Cita-cita, harapan, dan impian itu semuanya mulia, tidak ada yang dosa. Tapi kalau menyakiti orang dengan menghalalkan segala cara, itu dilarang Allah. Contohnya Pak Bin. Contohnya, naik kelas, lulus ujian, itu kan cita-cita mulia. Tapi kalau ujiannya nyontek... Kalau ketahuan nyontek kan dosa. Tapi kalau anda ketahuan... Tetap dosa. Anda ketahuan, tidak ada yang disakiti. Begini, begini, begini. Menurut kesepakatan, menurut aturan, nyontek waktu ujian itu boleh tidak? Tidak. Nyontek waktu ujian itu namanya ingkar janji. Kalau orang suka ingkar janji? Dosa. Apa? Dosa. Apalagi suka mencuri jeruk. di kebun orang daripada dimakan tikus Papin Oh umbek Papin baru tahu kamu sejenis tikus yang punya flitska Kalau orangnya pelit berarti kamu boleh mencuri. Hari ini jeruk, besok sandal di masjid, rusak semua kerbau kamu bawa pulak. Begitu. Pagi ini ada kabar gembira Karena tidak ada satupun yang terlambat Jadi tidak perlu ada yang dihukum Mari kita bertemu Begitu Jadi bapak semangat mengajar kalian Ternyata semakin hari kalian semakin kurang ajar. Di antara kalian siapa yang melakukan itu? Ayo ngaku! Kalau tidak, kelas tidak boleh ikut ulangan. Ayah, Pak. Maju, Pak. Pancas! Palim, Palim cukup. Tidak begitu caranya guru mendidik dan mengajar. Palim cukup. Ame, apa yang kamu lakukan itu berbahaya sekali dan keterlaluan, Me. Ame. Cobalah berubah Kalau tidak Nanti kamu sendiri yang rugi Saya tidak tahu pak Maksud kamu apa mek Saya tidak menukar kursi pak Alim bu Ame Jangan main-main Jangan main-main Demi Allah pak Terus siapa Terus tadi kenapa ameng aku Teman-teman Mau ikut ulangan bu Masya Allah, kamu kan juga harus ikut ulangan, Mek. Ami nakal, Bu. Tapi belum tentu dia salah. Alasannya apa? Waktu masuk kelas, sama-sama saya, Bu. Langsung dia duduk di bangkunya. Saya lihat, Bu. Saya juga lihat, Bu. Ima, tolong panggil Ami. Bu, minggu lalu kunci saya juga patah. Saya juga, Bu. Ini yang belum sembuh. Tidak ada pak, tidak tahu pak. Amin! Dan ini mayang kita, Membang berasal dari manusia. Ada anak kecil dibuang di hutan. Istri raja tidak tahu. Kenapa dibuang? Kenapa, Chan? Raja malu. Anak kecil itu cacat bisu. Karena tidak tahu jalan pulang, anak itu berdoa. Ya Allah, ampunilah ayahku ya Allah. Kalau boleh, aku ingin sekali bertemu ibu. Dia pun langsung berubah jadi kumbang, Mbak. Dia terbang ke rumah. ke sana sampai di istana-istana habis terbakar Raja mati rajurit rajuritnya juga mati Cikumbang pun terbang mencari inanya lihat enaknya lari kejar musuh mau dibunuh be anak itu pun berdoa lagi Ya Allah, kepadamu aku memohon, selamatkanlah ibuku dari jahatnya manusia. Inanya pun langsung berubah jadi kupu-kupu, Mbak. Semenjak itulah, kumbang dan kupu-kupu ada di bumi ini. Pak Kumbang! Pak Kumbang! Hai Terima kasih. Hai terhadap murid kembali terjadi sekolah itu bukan cuma kewajiban tapi juga perlu Hai men-men nonton terus-terus kemarin ya Hai Amin saja sendiri Ini wak Amin Kejar peru Apa yang akan ibu lakukan setelah kejadian ini ibu? Amin Saya Enrico Jonetti dan kameramen Roto mengapalkan ini 4 kejadian Kita kembali ke Najwa, silahkan Najwa Kenapa mau belajar kalau nonton TV terus? Orang tua siapa yang cuma lulus SD? Orang tua siapa yang cuma lulus SD? Tua siapa yang tidak sekolah? Masya Allah, masyarakat maaf, Pak Pin. Assalamualaikum, Mek. Waalaikumsalam, Pak Pin. Mana aja? Di rumahnya mungkin. Sudah, Isa? Sudah, Pak Pin. Di rumah tadi. Alhamdulillah. Apa rungan negeri kita, Mek? Ada anak SD dibakar sama api rokok, Pak Vin. Tangan kakinya melapuk semua. Masya Allah. Semua TV lagi menyarkannya, Pak Vin. Jadi kamu sholat sambil nonton TV? Kalau begitu, Pak Vin mau nonton TV juga? Pak Vin, Pak Vin. Maaf, Pak Vin. Saya berbohong. Saya tidak sholat hari ini. hehehehe tidak apa-apa meh, tapi lain kali jangan sampai lupa malu sama toha di masjid ya hehehehe mari kita pulang kita pulang kenapa mereka bangun rumah di atas betul karang can? Kenapa mereka bikin rumah di atas tanah? Bungin artinya apa? Bungin artinya banyak pasir. Suku Bajo? Iya, inak Bajo. Bapak mantar. Berarti kau... Ah, kau ini mau jadi polisi atau wartawan? Ah, jadi lain sajalah. Jan, pacinkan dong. Nih Jan! Ah, nanti malam sajalah. Biasanya bulan Purnama banyak ikan. Katanya banyak ikan. Nanti gue rembok tanya, kita bilang apa? Harus kompak, biar saja sakit. Nusi, masa sakit tiga-tiganya? Masa tiga-tiganya tidak boleh sakit, Chan? Hah, aku sudah sakit gini. Kamu sakit mata, Chan? Gimana? Ame? Bilang saja men, Cret. Oh, itu dosa, Umbe. Jadi kalau bolos-golah, itu tidak dosa. Eh, Ame, kita harus bilang apa nih? Bilang saja, bolos. Sekali berbohong, kita akan terus berbohong. Maaf ya ombe, sebenarnya bulan pernama jarang sekali ada ikan. Jangan buat susah Nekatnya abis Berapa ini, Me? 200 200 ribu rupiah Baik, Me Kemarin itu, Me, 83.300 Ya Nah, sekarang ini 91.400 Berapa semuanya? Ayo me, berapa me? 174.700 rupiah Berapa me? 174.700 rupiah Pinter kamu me Balong me, balong Kembali nya berapa? 25.300 Hahaha, bagus meh, rajin belajar meh ya. Oh, Mek! Ngok Malaysia? Iya, disini macet terus ya, Mek. Kenapa, Mek? Tolong, Meri, cari ayahku. Sudah kau telpon? Udah bisa nyamung, Meri. Udah tiga lebaran dah ada berita. Haida, aku tidak kenal ayah kau, Mek. Jakaria? Jakaria namanya, Meri. Haida, ada seribu orang yang namanya Jakaria di Malaysia, Mek. Tolong, Meri, kapalnya di Malaysia. Aku pulang ambil alamannya dulu ya. Nek, bisnis sudah mau berangkat. Tidak, ya. Langsung kita ayo, kau. Kau masih beruntung, sahabat. Umbek tidak pernah bertemu dengan kedua orang tuanya, Mek. Ketika Umbek berusia enam bulan, orang tua Umbek itu meninggal. Karena kapal yang mendekat tumpang itu karam di laut. Tapi aku masih bersyukur, Mek. Alhamdulillah. Umbek masih punya papin haji Mesa. Coba bayangkan, saudara-saudara. Kalau Pak Pini Umbe adalah Pak Alim. Hii, serem. Kenapa? Tidak mau jalan. Hai Ame, apa rungan negeri ini me? Anak SD disuruh demon dek, bakar buku pelajaran atas nama demokrasi. Masya Allah anak SD, kecil-kecil disuruh begitu. Tolong kau tanyakan sama gurunya me, kenapa gak bawa bensin sekalian bakar itu sekolahan. Ya, nanti saya tanya. Ada siapa di situ? Sebentar lagi maghrib, Mek. Assalamualaikum. Waalaikumsalam. Gara-gara sekolahnya disegal, mereka disuruh demo. Kecil-kecil diajarkan kekerasan pemirsa. Tenang, Burukia. Sabar. Saya minta hukumannya dihentikan, Pak. Iya, Pak. Kasian anak-anak. Tapi, Pak, mereka semua sudah semakin kurang ajar, Pak. Coba, Bapak bayangkan. Mau taruh di mana muka saya, Pak? Saya malu, Pak. Apa menikah tidak punya ibu di rumah? Ibu Rukia, segala sesuatu itu ada sebab dan akibatnya, Bu. Begini, begini. Kedisiplinan dan hukuman itu harus sejalan Pak Obeng. Sebab kalau tidak, berbahaya ini. Masya Allah Pak, tapi bukan begini caranya. Saya sudah 20 tahun mengajar. Saya mohon, Ibu nggak usah kebarat-baratan lah, kalau masih mau mengajar di sini. Apa saya bilang? Jangan ada kekerasan di sekolah ini Pak. Loh? Saya hanya menjalankan kedisiplinan, yang salah harus dihukum. Kalau masih ada kekerasan di sekolah ini, lebih baik saya mengundurkan diri, Pak. Umbe, umbe. Kalau cucu saya itu kurang ajar, saya minta maaf. Itu mungkin karena keturunannya memang kurang ajar. Tapi mungkin juga karena guru yang mengajarnya, mengajarkan kurang ajar. Saya mohon maaf, Pak Bin. Siapa nama guru muda itu, Openg? Alim, namanya Alim, Pak Pion. Alim? Tidak salah itu nama, ha? Ternyata orang-orang Indonesia sekarang sudah banyak yang berubah. Dia itu guru atau serdadu? Cucu saya tidak pernah minta dilahirkan dengan tangan kidil. Tetapi kenapa di sekolah dia selalu Diejek Karena tidak sopan Kurang timur Karena sering mempergunakan tangan kiri Berapa anak jabuk? Maaf Kemarin kami baru dapat cucu Pak Bin Alhamdulillah Lahir sehat? Ya Alhamdulillah sehat Ya, Bu. Coba bayangkan kalau cucu kau lahir, tangannya dua-duanya karat. Gimana? Ya, karena itu sekali lagi saya mohon maaf, Pak Bin. Masya Allah! Pendidikan macam apa yang kalian cita-citakan itu, ha? Saya tidak bangga kalau cucu saya cerdas di kepala, tapi tidak cerdas di dalam hati. Hah? Habiskan minumannya. Terbang tinggi ke awal Mungkin ada yang bisa kutemukan Menyerang hilanglah Walaupun jauh yang harus kutempuh Dapatnya! Jalan masihlah panjang Laju dimana ya? Laju lurus sana Lurus lagi ke belakang kiri Lurus ke sana Terus Hai lagi-lagi semuanya angkat ikannya Hai 1 2 3 ya anak Belajar minta maaf dan memaafkan orang lain itu penting. Jangan dikira jadi petani, TKI, nelayan, kalian tidak harus sekolah. Saya mau sekolah, Bu. Tapi selalu dihukum. Iya, capek Bu. Nah, yang rugi siapa? Gurunya atau kalian? Ingat, jangan diulangi lagi ya. Ibu sendiri tidak mengajar hari ini. Dari mana kamu tahu ibu tidak mengajar hari ini? Ini kan masih jam belajar, Bu. Kata Papi Mesa, kalau bohong itu dosa. Ibu bohong. Ame, ibu ketemu seseorang. Katanya dia pernah ketemu sama ayahmu, Me. Ayah saya di mana, Bu? Dia tidak bilang ada di mana. Tapi dia kasih nomor teleponnya sama alamatnya. Sebentar ibu ambil ya. Kenapa ini kambing bisa makan kertas? Pak, ini kenapa kambing bisa makan kertas? Kenapa, Bu? Kambing makan kertas. Jangankan kertas, Bu. Plastik juga dimakan. Beritahu. Mek, maaf, Mek. Kertasnya dimakan kambing. Alamat sama nomor telepon ayahmu ada di situ. Ibu kenal dengan orang yang kasih alamat itu? Maaf, Nek. Ibu ketemu juga kemarin tidak sengaja di pasar. Hai hehehe Budi dan Wati belajar di sekolah. Ayah dan Ibu pintar membaca. Nah, sekarang coba diulangi. Ayah. Budi dan Wati belajar di sekolah. Ayah, ayah dan ibu pintar membaca. Nah sekarang Papin coba. Ibu dan Lati belajar di sekolah. Ayah dan... Gak apa-apa ya Papin ya, coba kalau Jota. Ayah dan ibu pintar... Sedikit lah. Duh, nggak bisa, Bu. Yang lain ada. Ada yang bisa. Coba, Ibu, yuk. Ayah dan Ibu Acah. Bangun! Masalahnya, Pak Pin, Ibu, Bapak, kalau ada anak cucu yang mau sekolah, harus didukung, jangan tidak diperdulikan. Apalagi ada yang minta izin dua minggu untuk panitia. Iya, Bu. Iya, Pak Pin. Ya, tidak ada kita kalau tidak ada? Ya, iya. Menghormati orang tua berarti kita sayang? Ya. Menghormati guru berarti kita sayang kepada siapa? Kita. Kita semua ini ya Bagus Yuk kita mulai latihan yuk Satu, dua, tiga Bata turang Cisake Corain Antagantuna Bata tukang Bangsa keco Nondaran Cik nongda Marat Tambaran Cik tambah Marat Oh nyamak pada wangi Mata baru tuduh Bango rangki Tidak, tidak, tidak. Tidak kompak. Capek tidak? Tidak. Coba lagi yang kompak ya. Mie, ayah pulang. Ayah. Oke, kita mulai latihan lagi ya. Dari terima kasih. Satu, dua, tiga. Terima kasih, Bapak, Guru, Lain, Angka, dan Tuna. Terima kasih, Ibu, Guru. Terima kasih, Sahabat, Guru, Lain, Angka, dan Tuna. Hai ini ayah Mek ilang menu apa kabar Budak laki-laki tak boleh nangis, ya? Sepis kali kampung ini, meh? Kemana orang-orang? Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih. Alhamdulillah. Dek, kapan deh? Ya, tadi saya kesini naik pesawat lah. Oh, naik pesawat. Kemana tersini naik pesawat? Ya, kalau tadi naik ojek. Wey, Jack! Banyak pipi! Balu, Mas, ya, Jack? Oh, my goodness, Mas, Cik. Luar biasa. Masya Allah! Jangan, ya! Wey, jangan! Jangan, ya! Wih, saya belum sempat tadi ganti jam, ya. Jam Jakarta masih. Jangan, ya! Jack! Jack! Jack! Eh, Jack! Eh, Jack! Jack! Jack! Oh! We save the world! Oh, no more. Lebih. Kalau kita hemat, kita bisa dapat 3 atau 4 juta apapun. Dulu orang Malaysia belajar ke Indonesia, minta dikirimkan guru dari Indonesia. Sekarang orang Indonesia belajar ke Malaysia. Jadi babu, TKI. Impossible dream. Tak bisa lawan, Pak C. Kekun rumah kami menjadi indah Ya, sekarang coba Papin uan teruskan sendiri Nih, seindah Seindah anak cucu kami yang berahlah jernah Hei, bangun Papin Terima kasih Ibu Sama-sama, Pak Bin. Ini sudah menjadi kewajiban saya. Ya, Pak Bin, ya? Senang kalau semua pitar membaca. Banyak penyanyi Indonesia yang sukses di Malaysia. Berarti Nde pernah ketemu Siti Nur Aliza? Masya Allah, Datin Siti itu luar biasa. Itu baru namanya cantik banget. Tapi lebih cantik lagi Siti Aisyah. Terima kasih. Pernah ngobrol, Jek. Wih, orang yang gak sombong. Begini. Pernah ke rumahnya juga. Wih, Datin City itu rumahnya luar biasa. You tahu, itu paganya cat hitam semua. Kalau di Malaysia bisa kita main skeco, Jek. Oh, you mau apa saja, semua ada. Eh, apa itu skeco? Eh, itu kesenian, Jek. Oh, skeco. Jangankan skeco, Jek. Jek, tari pendek. Angklung, reo, semuanya laku. Very, very expensive. Gula, kopi, habis lagi ya. Udah warungnya, udah dipakai. Masya Allah. Ringgit ayam udah ditukar. Bagaimana Nun? Anak-anak SMP tidak bisa ikut latihan, Bu. Loh, bukannya kita sudah sepakat. Kalau ini latihan terakhir sebelum ujian. Mungkin mereka lupa, Her. Sebagian teman-teman dilarang ikut latihan, Bu. Eh, siapa yang bareng ikut latihan, ha? Siapa? Yang minta latihan kan kalian. Mencukupi cara kalian juga, kan? Kalau tahu tidak disetujui, kenapa tidak ngomong dari kemarin-kemarin? Her, kita minta maaf, ya. Wah, saya betul-betul tidak tahu, Pak Haji. Itu tidak masalah, Cepuk. Kalau begitu, terima kasih banyak Pak Haji. Tapi setelah Jabuk tahu sekarang, bagaimana? Saya tahu, sekolah kita ini membutuhkan guru-guru. Tapi saya tidak ingin guru-guru itu mengajarkan kebencian kepada anak cucu kami. Mau aku buktikan itu? Maaf, tidak perlu, Pak Haji. Pokoknya, saya ingin ketemu yang namanya alim itu. Kebetulan dia ada mengajar. Minggu tendang mengajar? Iya. Dia kasih les di kota. Tapi begini saja, Pak Pin. Nanti kami beri teguran dia. Kalau perlu saya kasih sanksi keras. Tuh, saya janji. Ya, masuk. Assalamualaikum. Waalaikumsalam. Alim. Astagfirullah. Tinggi ilmunya ini Jabuk, begitu disebut namanya sudah muncul orangnya. Anak muda, berbakat, cerdas, luar binasa. Dari mana saja nak Alim? Alim kan? Betul pak. Saya baru selesai mengoreksi ulangan harian anak-anak. Jelek-jelek semuanya, Pak. Alim. Kenapa Minun, Ame, gak disekolahkan di sana? Ya, tengok-tengok nantilah. Siapa tahu, saya bisa bawa budak-budak itu ke Malaysia. Eh, ada pengamis di sana, Jack. Ah, itu yang susah dicari, Jack. Jack, dari kemarin aku mau bilang, jam tangan kau itu, balung. Ini? Ini Rolex, Jack. Eh, pidai itu? Murah. Lima puluh? Lima puluh. Ya lima puluh juta. Astagfirullah. Itu bisa bangun satu masjid, J. Ada yang seratus juta lebih, J. Masya Allah, jam tangan ini? Ini Rolex, J. Untuk you, saya kasih murah. Sepuluh juta sudah. Sepuluh juta? Itu dua ekor jaran, J. Kenapa kau jual ini? Untuk J, apa yang tak saya kasih? Udah, J. Ini murah, J. Amin lah. Udah, J. Udah habis buat... buat anak-anak sekolah. Eh, karena kita tetangga. Udah, 8 juta sudah. 100 ribu pun aku udah dapet pes. Hah, silapmu. Eh, aku titip satu kopi ini ya. Dek! Hai eh apa kabar malam malam ya enak lebih baik ya apa kabar malam Ini rolet Mahal ya, Dik Harga asli cuma 50 juta Masya Allah Oke, saya tawarkan sama Yuyuyu 3 juta Mahal Murah, 3 juta murah Eh, kalau aku seumur hidup belum pernah pakai jam, Dek. Apaan sekalipun itu? Aku nggak punya uang. Ayo! Eh, aku sih, udah sedengar ember kokok, saya melihat matahari, Dek. Kalau begitu, coba tawarin sama Dek Ruslan. Eh, ini. Kasih, nak. Kasih, nak. Saya tidak perlu berbicara dengan Anda. Anda tahu sendiri kualitas barang itu seperti apa. Harga pun murah, Ruslan. Saya tidak mau mencari. Ini jam apa, Jack? Anda bisa lihat. Ini harganya mahal. Saya tidak punya uang, Jack. Ruslan, 5 juta. Sangat-sangat murah, saya pikir. Saya tidak mengerti Rolex, Jack. Almarhum saya baru mengerti. Innalillahi wa innalillahi rasyi'un Masya Allah Kenapa gak kasih kabar Sudah 3 tahun meninggal belia jak Kalau mahrum itu hatinya baik Ya Allah Kenapa orang baik cepat kau ambil Ya Allah Dia itu sering makan tidur di rumah saya. Dia itu suka sekali mendorong orang lain, Nusrat. Sudahlah, Jack. Sudahlah. Beliau sudah tenang di sana. Ini saya bayar 4 juta ya. Sudahlah. Sudahlah ya. Nusrat. Hai minum Ayo kita ke bukit ke pohon teman-teman mau ke sana enggak mau kalian saja ida ih ndak kompak kita hampir semua orang kampung ini ganteng-ganteng katanya kau mau dapat beasiswa Ayo kita gantung nun dada yang dirugikan hai hai Hai Ada anak matara menang kontes. Dia bisa bikin charger handphone di sepatu. Wah, hebat ya, Nek. Masuk akal, Nek. Umbe, Achan di situ. Ada. Hidur. Jangan lupa maghrib, kalian. Begitulah, pemirsa. Ternyata banyak penyimpangan di negeri ini. Mek, kau akan ikut lomba. Sudah siap, Mek? Insya Allah, Papin. Bagaimana perasaanmu sekarang, Mek? Mungkin pikiran Ame tidak tenang atau badan terasa tidak nyaman? Ceritakan sama Papin. Kenyang, Papin. Alhamdulillah. Besok kita latihan lagi. Sekarang kalian berdua ke masjid dulu. Nanti papin susu. Ya. Assalamualaikum. Waalaikumsalam. Waalaikumsalam Jawabannya aneh, Papin Tidak ada yang aneh kalau orangnya kekenyangan, Idrus Tapi, Papin, tadi kami lihat dia bicara sendiri Apa tidak bahaya? Eh, eh, eh, eh, eh, eh, eh Tidak seorang pun yang tidak pernah berbicara sendirian Hah? Hehehehe Oi, Jack! Eh, eh, Jack! Eh, eh, eh, eh, mau kemana ini bawa kambing malam-malam? Ada yang pesan buat kekahan, Pak Bin. Silamu! Silamu! Silamu! Apa yang bisa dibantu? Eh, begini, Pak Bin. Saya mau minta tolong supaya Aida, anak saya ini, bisa lulus ujian nasional, Pak Bin. Itu saja? Eh, sekalian supaya cita-citanya terwujud. Eh, jadi apa, Aida? Bintang sinetron, Pak Bin. Ya, bintang sinetron. Ini saya bawakan kambing sebagai mas kawinnya, Pak Bin. Kapan ujian? Lusa, Pak Bin. Besok jam 12 malam. Ingat, jam 12 malam, taburkan depan kelas. Mudah-mudahan, lulus. Oh iya, terima kasih. Terima kasih, Papin. Hei, ke sini rumahnya, Jatja. Deng! Ojek! Hei, Masya Allah, Ruslan! Eh, apa kabar? Eh, apa lu? Kembalikan langsanya kemana itu? Kurang ajar, jual barang-barang palsu. Penipu kau, ojek! Eh, you jangan sembarang cakap, Ruslan. You tau dari mana kalau barang ini palsu? Baca, baca, bisa baca tidak? Semua tulisannya rola gitu, L-nya satu. Baca! Ini kuning semua. Eh, ada apa ini, cik? Eh, eh, ganti kamu! Baca! Baca itu! Oh, Mek, coba Mek baca beratanya. Hei, bantu Bapakmu baca itu. Eh! Ehnya dua ya. Apa? Sahil juga ditipu, Ustaz. Urusanmu ditipu-ditipu. Sekarang kembalikan uang saya. Ya, nanti kalau ada uang akan saya kembalikan, Ustaz. Hei, kembalikan. Udah saya bayar-bayar utang, Ustaz. Kalau nggak ada uang sekarang, buka kalunya. Lepas! Jangan, Ustaz. Lepaskan, lepaskan. Jangan Ruslan, kalau ini palsu Ruslan. Oh, memang penipu orang ini ya. Penipu kamu ya. Udah, udah, udah. Bawa kudanya. Bawa kudanya. Udah, udah, udah. Ada uang kembali kuda. Eh, Zahid! Apaan lo kan, eh? Balong, balong. Eh, terus. Jotan. Balong. Eh, gimana Ruslan gak marah dia? Dia cerita sama orang pasar. Katanya dia dihipnotis. Masa sampai segitunya sih dia, Nek? Dik, tapi hati-hati juga ya. Jangan pernah takut dengan ilmu yang jahat-jahat, Jai. Setan apapun selesai dengan ayat kursi. Kenapa Ruslan gak baca ayat kursi waktu dihipnotis? Hei, jangan kan baca ayat kursi. Kalau dia tahu dia dihipnotis, dipnotis sholat di depan si Jack makanya supaya kita tahu kalau dipnotis orang kita harus mendalami ilmu agama dan percaya Tandang tahil kita lawan itu Iya iya kasihan anak-anak besok ujian Hai Dajai coba lihat muka kun hampir biru semuanya udah dua minggu aku enggak buang air besar Kenapa anakku bisa lulus enggak ya hai hai Maaf ya terus, Jota. Maaf, maaf. Maaf, Jota. Bisa minon? Insyaallah inna Kata papi Kita harus belajar saling memaafkan Kasian semuanya Semuanya juga bilang sama kainun Kasian ame Kalau Ame lulus ujian, kita ambil semodeng ya. Ujian nasional. Itu dah syaratnya, kalau mau. Benar ini? Rugi kalau berbuat dosa. Alhamdulillah! Ame! Udangnya masih panas! Ayo Ame, kamu kerjakan ini ya. Japar, umbek, yang lain juga. Coba dikerjakan, dihitung. Sama atau tidak sama jawaban Ame ya. Jawaban Ame betul tidak? Betul! Beda, tahun berapa Indonesia merdeka? 1945 Tuh, sekarang kau klikkan angka rombawinya disini ya Beda tambah pilih Terima kasih. Kura-kura dan penyu itu reptil atau mamalia? Reptil! Pinter-pinter! Nah sekarang, penyu dan kura-kura hidup di mana saja? Di darat dan di air. Betul, tapi bisa lebih detail? Katalah Jo, komen saya om, kura-kura ataupunnya bisa hidup di laut, sungai, hutan, rawa, padang rumput, bahkan gurung pasir om! 100 untuk pamannya Achan dan untuk Achan! Lihat ya, tanya sama paket nut apa aja yang ada di situ. Ayo, umbe. Dikayang ya umbe ya. Ayo me. Hai Masya Allah Terima Ada tiga cahaya api menyembur ke langit. Orang pikir dunia mau kiamat. Berbulan-bulan langit hitam, hujan abu, kematian di mana-mana. Itu sebabnya zaman itu disebut zaman hujan abu. Tapi Papin tidak tahu kapan itu terjadi. Tambora meletus 1815, Papin. Menurut ahli, letusan Gunung Tambora termasuk letusan paling dasyat di dunia. Melebihi olat krakatau. Paling tidak... Menelan 70 ribu juga ketika itu Masuk akal Minon Bukan hanya lahar Abu Tapi ada tsunami Ada penyakit Ada kematian dimana-mana Ada bing... Bukan begitu, Bogoro. Betul, Papin. Pada saat itu, Gubernur Raffles mengirimkan utusannya untuk melihat dampak dari letusan Gunung Tambora. Dan kata para ahli, dampaknya sampai ke benua Eropa. Nah, di antara kalian, siapa yang tahu Napoleon Bonaparte? Seorang jenderal dan panglima perang yang terkenal di Perancis. Eh, pintar kau, Minun. Napoleon yang terkenal itu kalah perang dengan Inggris. Karena mereka semua terjebak dengan cuaca yang sangat buruk. Perang itu terkenal dengan Perang Waterloo tahun 1815. Dan kata para ahli, semuanya itu karena dampak dari gunung Tambora yang meletus itu. Itu namanya kiamat kecil, Bu Imbok. Hukuman sekalian teguran dari Allah. Berdekat. terus-terus. Pak Pin, kita semua permisi pulang dulu ya, Pak Pin. Karena besok ada pengumuman kelulusan anak SMP, Pak Pin. Iya, iya. Jangan lupa sholat kalian. Kalau kita tahu kapan Gunung Mantar itu akan meletus, kita bisa lari. Tapi kalau tidak... Iya, Pak Pin. Insya Allah. Insya Allah, Pak Pin. Aida, ada apa C? Aida anakku udah lulus C, siapa? Eh, Pita yang udah lulus C Gak tau Hei, hei, hei, mau kemana? Sabar, sabar, sabar Jangan, jangan, jangan Jangan apa eh? Jangan marah-marah seperti ini Kita bicara baik-baik saja. Kami datang ke sini mau tanya, Jabuk. Kenapa bisa begini? Semua ini kan musibah. Eh, Jabuk. Pindah anak yang tidak lulus ini. Sabar. Eh, pindah. Pindah, Jabuk. 27 siswa terus. Semua tidak lulus. Astagfirullah. Minunan Asayan tidak lulus. Juara kelas, juara matematika setaliwang tidak lulus. Mau saya bawakan pialanya ke muka kamu, Jabok? Lebih pintarnya sekolah daripada kamu, Jabok. Iya, saya paham, Jakaria. Kami pun berharap semua siswa di sini lulus 100 persen. Tapi ini sudah ketentuan nasional. Kita tidak bisa bilang apa-apa. Sudahlah, kita lulus. Di depan anakmu pasti lulus. Tidak lulus itu juga bukan akhir dari segala-galanya. Nenek-nenek pun tahu itu, Jabo. Saya memang ga sekolah. Tapi pendidikan macam apa yang mengukur murid-murid seperti ini? Ini kan macam apa? Curang ini, curang. Ini kan macam apa ini? Terima kasih telah menonton Terima kasih. Kaminan! Kaminan! Tolong! Pesah saudaraku yang jahat, yang dekat, yang dekat, mari mesaksikanlah ini kisah sedadu mumbang yang lahir di negeri yang beralat curah. Di sini setelah sekian tahun menuju suatu saat penjaraan Ayo, tebang, tebang! Ini pohon harus ditebang, Mbak Ben! Jangan, Papin. Jangan ditebang pohon ini. Pohon ini nggak ganggu siapapun, Pak. Ini musrek, Bo! Apanya yang musrek, Jack? Apanya yang musrik? Sayang Bapak tidak pakai kaca batang ya? Cek! Bosol, batu, tali. Apa itu musrik? Bukannya orang-orang yang gantung semuanya itu yang musrik? Pak Jakaria, Pak, kalau kita tebang pohon ini berapa lama lagi kita dapat pohon sebesar ini, Pak? Lama lagi. Ada saya mati di sini, Bo. Jangan suka marah, Jack. Nanti cepat tua seperti papin. Ayo semuanya, bersihkan semua kantong-kantong itu sekarang. Ayo, bersihkan. Bersihkan. Ayo, bersihkan. Jack. Terima kasih. Kainun nebus modeng pake apa? Kainun kan punya tabungan. Itu kan tabungan Kainun untuk masuk SMP. Semodeng itu, keluarga kita me... Kalo Ame tidak lulus ujian lagi? Lulus tidak lulus, semodeng tetap keluarga kita me. Terima kasih telah menonton Ibu guru Terima kasih. Terima kasih. Aamiin Aamiin Ibu guru dimana Ayo ke rumah sakit! Melakota, lakota! Ayo! Eh, ayo! Lakota, eh! Eh, cepat, eh! Ayo cepat, cepat! sebentar ya bu dokter Halo Mana Amnya? Sini mek, ibu kenalkan sama ibu dokter ya Ibu dokter, ini Bapak Zakaria, ayahnya Muhammad Ini Ibu Siti, inaknya Muhammad Nah, ini Muhammad Salim nak, sama ibu dokter Halo Muhammad Ini yang waktu itu kita bicarakan Oh Bisa Terima kasih atas anugerahmu ya Allah Kainun Ame janji akan belajar lebih rajin Supaya cita-cita Ame tercapai Ame Terbang tinggi ke awal, ada yang bisa ku temukan Menyebrangi ilalat, walaupun jauh yang harus ku tempuh Jalan menuju ke depan, menuju ke depan Masihlah panjang pada keinginan yang dirupakan Masih harus berjuang Percayalah masih ada banyak harapan Apa yang kamu lakukan itu keterlaluan Umur 10? Ah! Ujian tapi saya yang menceret-menceret, Bu. Assalamualaikum! Waalaikumsalam. Ini Rolex, J. Gida itu? Murah. Murah. Percayalah harapan itu Pertarungkan itu juga Semuanya Tidak, Berapa semuanya? Aaaaah, no! Rafa! Hah! Jatuh kemungi lalai