Transcript for:
Materi Kuliah Fonologi Vokal

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera untuk kita semua Perkenalkan, nama saya Zudia Faninsabitah dari kelas R2E, kelompok 6 Tujuan saya membuat video ini untuk memenuhi tugas fonologi Bapak Irwan Siagian MPD Di sini saya akan menjelaskan materi mengenai monofton, diphtong, dan tulisan fonetis Yang pertama yaitu ada pengertian monofton. Monofton atau disebut juga dengan vokal murni atau pure voice. Beberapa pendapat para ahli mengenai monofton yaitu menurut Rosa Da Costa Tilman dan Ika Nurhayani, monofton atau vokal yang murni adalah bunyi vokal tunggal yang terbentuk dengan kualitas alat bicara atau lidah tidak berubah dari awal hingga akhir artikulasinya dalam sebuah suku kata. Sedangkan pengertian monoftong menurut Krindalaksana Harimurti, monoftong atau vokal murni adalah dua buah vokal yang diucapkan menjadi vokal tunggal.

Vokal tunggal tersebut dihasilkan dari sebuah suku kata yang memiliki kualitas alat artikulasi secara konsisten. dan tetap dari awal hingga akhir Selanjutnya yaitu pengertian maftongisasi menurut Hair Abdul Monoftong atau vokal murni dapat dikontraskan dengan diphtong Proses perubahannya disebut dengan maftongisasi Dalam bahasa Indonesia, proses ini untuk mempermudah ucapan Berikut proses monoftonisasi menurut Kerindalaksana Harimurti. Monofton adalah dua buah vokal yang diucapkan menjadi vokal tunggal.

Vokal tunggal dihasilkan dari sebuah suku kata yang memiliki kualitas artikulasi alat bicara secara konsisten dan tetap dari awal hingga akhir. Huruf monofton adalah huruf vokal, yaitu A I, U, E, dan O Contohnya, pada kata apa terdapat vokal A Pada kata kita terdapat vokal I Pada kata buku terdapat vokal U Pada kata enak terdapat vokal E Pada kata tokoh terdapat vokal O Ada pun vokal tunggal menurut Ahya Rudin dalam bahasa Indonesia berjumlah 6 buah, yakni A, I, U, E, O, dan E. Pembentukan vokal ini didasarkan pada posisi bibir, tinggi rendahnya lidah, dan maju mundurnya lidah. Menurut Ahya Rudin, Berdasarkan tinggi rendahnya lidah, vokal tunggal dapat dibedakan, yaitu 1. vokal tinggi atau atas yang dibentuk apabila rahang bawah merapat ke rahang atas, menghasilkan vokal I dan vokal U. Selanjutnya yaitu vokal media atau tengah yang dibentuk apabila rahang bawah menjauh sedikit dari rahang atas.

Menghasilkan vokal E dan vokal O Yang ketiga, vokal rendah atau tengah Yang dibentuk apabila rahang bawah diundurkan lagi sejauh-jauhnya Menghasilkan vokal A Menurut muslih Mas Nur, kedudukan lidah dalam mengucapkan vokal ini dapat terlihat setelah menggunakan pemotretan sinar X, sehingga dapat diketahui titik tertinggi letak ketinggian lidah yang melengkung. Berikut gambar kedudukan lidah dalam mengucapkan vokal. Menurut Ahyarudin, vokal tunggal I diucapkan dengan meninggikan lidah depan setinggi mungkin, tanpa menyebabkan terjadi konsonan geseran. Sedangkan vokal tunggal A diucapkan dengan merendahkan lidah depan atau ujung lidah serendah mungkin.

Vokal E diucapkan dengan merendahkan pangkal lidah sebawah mungkin. Selanjutnya yaitu vokal U di ucapkan dengan menaikkan pangkal lidah setinggi mungkin. Vokal E dan E di ucapkan dengan lidah depan terletak di antara vokal I dan vokal A. Selanjutnya vokal O dan E di ucapkan dengan posisi pangkal lidah di antara U dan A. Selanjutnya yaitu jenis monofton.

Dibagi menjadi empat, yang pertama vokal tertutup, yang kedua vokal semi tertutup, yang ketiga vokal terbuka, dan yang keempat vokal semi terbuka. Jenis monofton menurut Ahya Rudin, yang pertama vokal tertutup, merupakan vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi mungkin. Mendekati langit-langit dalam batas vokal. Jika digambarkan, vokal tertutup ini terletak pada garis yang menghubungkan antara vokal I dan vokal U.

Karena itu, menurut strukturnya, vokal I dan vokal U merupakan vokal tertutup. Yang kedua, yaitu vokal semi-tertutup. Merupakan vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian 1 per 3 di bawah tertutup atau 2 per 3 di atas vokal yang paling rendah.

Terletak pada garis yang menghubungkan antara vokal E dengan vokal O. Karena itu, vokal E dan vokal O termasuk vokal semi tertutup. Yang ketiga yaitu vokal terbuka, merupakan vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah mungkin, kira-kira pada garis yang menghubungkan antara vokal A dengan A, karena itu kedua vokal itu termasuk vokal terbuka. Yang keempat yaitu vokal semi terbuka. merupakan vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga di atas vokal E dengan O.

Dengan demikian, vokal E dan O termasuk vokal semi terbuka. Berikut akan diuraikan monoftong dalam bahasa Indonesia menurut Muslih Mas Nur. Yang pertama, vokal I, tinggi rendah lidah.

tinggi atas, gerak lidah bagian depan, struktur tertutup, bentuk bibir tak bulat, contoh kata, ini ibu, kita ciri, lari yang kedua, vokal i tinggi rendah lidah, tinggi bawah, gerak lidah bagian depan, struktur semi tertutup, bentuk bibir tak bulat, contoh kata, pinggir kerikil kelingking. Yang ketiga, vokal E, tinggi rendah lidah madia atas, gerak lidah bagian depan, struktur semi terbuka, bentuk bibir tak bulat, contoh kata ekor, eja, enak. Yang keempat, vokal E, tinggi rendah lidah madia bawah, gerak lidah bagian depan, struktur terbuka, Bentuk bibir tak bulat, contoh kata nenek, leher, geleng, dendeng. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel.

Materi yang kedua yaitu giftong. Menurut Prihantini Aini, giftong memiliki pengertian dua vokal berurutan yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu. atau disebut juga dengan gabungan bunyi dalam satu suku kata. Diphtong menurut Unsyah dan Yulianti merupakan pengucapan dua buah vokal dalam satu suku kata. Sedangkan menurut Marsono, dalam bahasa Indonesia terdapat tiga diphtong, yaitu ai, au, oi.

Masing-masing dituliskan ai, au, dan oi. Dua vokal pada diphtong melambangkan suatu bunyi vokal. yang tidak dapat dipisahkan.

Hal tersebut dapat dibedakan dalam dua vokal yang berjejer. Berikut huruf-huruf diphtong beserta contohnya menurut Marsono. Pada kata santai terdapat diphtong ai, pada kata harimau terdapat diphtong au, Pada kata asoi terdapat diphtong oi, pada kata survei terdapat diphtong ei.

Eyed diphtong dibagi menjadi tiga, ai, au, dan oi. Namun yang saat ini kita gunakan yaitu adalah puebi diphtong, dibagi menjadi empat, yaitu ai, au, oi, dan ei. Selanjutnya yaitu proses diphtongisasi. Menurut Hair Abdul, diphtongisasi adalah perubahan bunyi vokal tunggal menjadi dua bunyi vokal atau vokal rangkap secara berurutan.

Ciri diphtong ialah waktu diucapkan posisi lidah yang satu dengan yang lain saling berbeda. Perbedaan itu menyangkut tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, serta strukturnya. atau jarak lidah dengan langit-langit. Contoh proses diptonisasi menurut Hair Abdul. Yang pertama, anggota diucapkan menjadi anggota.

Yang kedua, sentosa diucapkan menjadi sentosa. Pada contoh 1 dan 2, terdapat perubahan pada vokal O ke vokal rangkap. Yang ketiga teladan diucapkan menjadi tauladan.

Pada contoh ketiga terdapat perubahan vokal E menjadi au. Selanjutnya yaitu jenis diphtong. Diphtong dibagi menjadi tiga yaitu yang pertama diphtong naik, yang kedua diphtong turun, yang ketiga diphtong memusat.

Yang pertama, diphtong naik menurut Hayer Abdul. Diphtong naik terjadi jika vokal kedua yang diucapkan dengan posisi lidah menjadi lebih tinggi daripada yang pertama. Contoh, Gulai, Pulau, Sekoi. Sedangkan menurut Pratiwirina, diphtong naik terjadi dari 6 jenis.

Yaitu, yang pertama, diphtong naik menutup maju EI, yang kedua, diphtong naik menutup maju AI, yang ketiga, diphtong naik menutup mundur AU, yang keempat, diphtong naik menutup mundur AU, yang kelima, diphtong naik menutup mundur OU, yang keenam, diphtong naik menutup memusat AI. Yang kedua yaitu diphtong turun menurut Marsono. Diphtong turun dihasilkan ketika vokal kedua diucapkan dengan posisi lidah lebih rendah daripada yang pertama. Contoh dalam bahasa Minang.

Menurut Hair Abdul, diphtong turun yakni yang terjadi bila vokal kedua diucapkan dengan posisi dalam lidah lebih rendah daripada yang pertama. Yang ketiga yaitu diphtong memusat, menurut Unsiyah dan Yulianti. Diphtong yang vokal kedua diacu oleh salah satu vokal atau vokal yang lebih tinggi dan lebih rendah.

Contoh diphtong oe pada kata floor dalam bahasa Inggris. Materi yang ketiga yaitu pengertian tulisan fonetis. Muslih Masnur berpendapat bahwa tulisan fonetis adalah tulisan yang digunakan untuk mencatat atau mentranskripsi bunyi-bunyi bahasa secara detail dalam rangka penyelidikan bahasa, terutama penyelidikan bunyi-bunyi bahasa oleh fonetik dan fonemik. Menurut muslih Mas Nur, dalam penulisan fonetis memakai set huruf atau grafem atau fonem yang sudah diatur oleh International Phonetic Association atau IPA yang berlaku untuk penulisan fonetis seluruh dunia. Tulisan fonetis merupakan lambang huruf berupa bunyi-bunyian.

Dapat dilihat tabel lambang fonet. Tulisan fonetis menurut muslih Mas Nur. Terdapat lambang O kecil dengan contoh soto, O besar dengan contoh oncom. Selanjutnya ada I terbuka dan I tertutup.

Cara membedakan antara I terbuka dan I tertutup dapat dibedakan dengan memisahkan katanya. Contoh pada kata bisa. I disini tidak ditutup dengan huruf konsonan, maka dari itu I disini menggunakan I terbuka. Sedangkan kata cubit, bit, I disini ditutup dengan huruf konsonan T, maka dari itu menggunakan I tertutup. Selanjutnya, ada huruf E dibagi menjadi tiga.

E yang pertama, Itu tidak berubah. Contohnya, sate. E yang kedua, yaitu E tertutup. Contohnya, pendek. Pen dan dek.

E di sini ditutup menggunakan huruf konsonan. Maka dari itu menggunakan E tertutup. E selanjutnya yaitu adalah e.

Yang dilambangkan dengan huruf e kecil terbalik. Contohnya, kelelawar. Selanjutnya ada u kecil. Contohnya, suku.

U besar sama untuk. A di sini tidak berubah. Contohnya, kakak, saya.

Tabel selanjutnya, yaitu adalah diphtong. Pada diphtong au, tidak ditulis A dan U. Namun ditulis A dan berpangkat W.

Namun letaknya di bawah. Begitu juga dengan ai, oi. dan EI dilambangkan dengan A berpangkat Y namun letaknya di bawah contohnya dapat dilihat pada tabel selanjutnya di graf KH dilambangkan dengan huruf X contohnya khusus akhir di graf N dilambangkan dengan huruf N dengan kail menjorok ke dalam Contohnya, sayang, yang. Selanjutnya, di graf NY, dilambangkan dengan huruf N dengan kail menjorok ke depan. Contohnya, nyanyi, bunyi.

Selanjutnya, di graf SY, dilambangkan dengan huruf S dengan lambang topi di atas. Contohnya, syarat, syukur. Tabel selanjutnya yaitu ada huruf B terbuka dan B tertutup.

B terbuka tidak berubah, sedangkan B tertutup akan berubah menjadi P, atas apabila B terletak di akhir kata. Contohnya, adab. Jawab.

Selanjutnya, huruf C tidak berubah. Contohnya, cucu. Huruf D dibagi menjadi dua. Huruf D terbuka tidak berubah.

Contohnya, dodo. Huruf D tertutup akan berubah menjadi T, atas apabila D terletak di akhir kata. Contohnya, akad, tekad. Selanjutnya, huruf F.

Huruf F tidak berubah. Contohnya, fabel. Selanjutnya, ada huruf G. Huruf G dibagi menjadi dua, terbuka dan tertutup.

Huruf G terbuka. tidak berubah, contohnya guru, sedangkan huruf G tertutup akan berubah lambangnya menjadi K, atas apabila G terletak di akhir kata, contohnya beduk, gudeg tabel selanjutnya terdapat huruf H Huruf H terbuka tidak akan berubah, sedangkan huruf H tertutup akan berubah lambangnya ketika huruf H terletak di akhir kata, contohnya basah, ah. Selanjutnya huruf C tidak berubah, contohnya jambu. Huruf K dibagi menjadi tiga.

Huruf K yang pertama tidak berubah, contohnya kaki. K tertutup akan berubah lambangnya menjadi K koma atas apabila K terletak di akhir kata. Contohnya batuk. Selanjutnya ada tanda tanya. Tanda tanya di sini menjadi perwakilan dari huruf K yang berbunyi Hamzah.

Contohnya kakak, makmur, nenek, rakyat, kakek. Selanjutnya huruf L tidak berubah, contohnya Lulu. Huruf M tidak berubah, contohnya Mami.

Tabel selanjutnya terdapat huruf N. Huruf N tertutup dan N terbuka. Contoh dapat dilihat pada tabel.

Selanjutnya terdapat huruf P. P yang pertama tidak berubah. Contohnya pipa, sedangkan P yang kedua, yaitu adalah P tertutup, akan berubah menjadi P, atas apabila P terletak di akhir kata. Contohnya atap. Selanjutnya huruf Ki, tidak berubah.

Contohnya kias. Selanjutnya GH, akan berubah menjadi lambang seperti huruf hijaiyah alif lam. Contohnya Maghrib, balik.

Selanjutnya huruf R tidak berubah, contohnya rasa. Huruf S tidak berubah, contohnya susu. Tabel selanjutnya, huruf T dibagi menjadi dua.

T akan berubah menjadi T, atas apabila T terletak di akhir kata. Contohnya, kusut. Selanjutnya, huruf V tidak berubah. Contohnya, viral. Huruf W dibagi menjadi dua.

Yang pertama, tidak berubah. Contohnya, wajar. Yang kedua, akan berubah menjadi lambang W, atas.

Apabila W mendapatkan tekanan. Contohnya, ruwet. Beda dalam mengucapkan wajar dan ruwet. Ketika kita mengucapkan wajar, W tidak mendapatkan tekanan.

Sedangkan ketika kita mengucapkan ruwet, W mendapatkan tekanan. Selanjutnya, yaitu huruf X dilambangkan dengan huruf X, contohnya silem. Huruf Y tidak berubah, contohnya bayi.

Huruf Z tidak berubah contohnya zaman. Selanjutnya yaitu adalah contoh tulisan fonetis apabila diaplikasikan menjadi sebuah kalimat. Yang pertama, saya ingin menjadi guru yang handal. Yang kedua, aku menyanyi lagu baru. Yang ketiga, mereka tidak suka.

kue yang manis yang keempat, kita akan segera sampai ke tempat tujuan Simpulan, monophthong merupakan vokal tunggal yang tidak dapat berubah artikulasinya dalam setiap suku kata, sedangkan diphthong merupakan pengucapan dua vokal yang menjadi gabungan bunyi huruf yang tidak dapat terpisahkan dalam satu suku kata. Kemudian, tulisan fonetis adalah tulisan yang digunakan. untuk menulis bunyi-bunyi bahasa secara detail dalam bentuk lambang huruf berupa bunyi-bunyian.

Sekian penyampaian materi dari saya. Kurang lebihnya mohon maaf apabila ada kesalahan kata-kata dalam menyampaikannya. Wassalamualaikum. warahmatullahi wabarakatuh