Demonstrasi itu aksi politik, tapi membakar turku itu aksi keunggulan. Perjalanan Indonesia menjadi negeri demokratis, amat panjang dan dinamis. Hak bersuara dimiliki masyarakat Indonesia sepenuhnya.
Dalam mengkritisi kebijakan yang diambil pemerintah, demonstrasi menjadi salah satu cara yang selalu dipilih dalam menyuarakan pendapat. Kita melihat bahwa sebenarnya demokrasi itu berasal dari Laut Tengah, dari Yunani, khususnya dari sebuah negara kota atau polis namanya. Nah, dari Athena ini muncul sebuah gagasan di mana rakyat itu boleh menyampaikan pendapatnya bersuara. Nah, kalau mengenai sisi lain dari demokrasi, ya tentu yang penting itu adalah hak untuk mengemukakan pendapat. Termasuk memilih siapa pemimpinnya, seperti di Athena dulu.
Nah, di dalam rangka mengungkapkan pendapat ini ada banyak cara. Salah satunya adalah dengan demonstrasi. Tetapi itu menurut saya salah satu cara saja.
Terjadinya kekerasan, terjadinya konflik, itu biasanya terjadi ketika kelompok masyarakat atau pemerintah yang menjadi sasaran demonstrasi ini tidak mau membuka dirinya, menutup diri untuk melakukan komunikasi dengan masyarakat yang melakukan aksi demonstrasi. Kalau demonstrasi dilakukan dengan cara kekerasan, ya tentu itu akan mengurangi value-nya. Demonstrasi itu aksi politik, tapi membakar toko itu aksi kriminal.
Jadi menurutku ya tidak relevan untuk bisa diperhatikan dengan cara-cara bentrok, dengan cara mobilisasi pakai kekerasan. Itu enggak relevan era sekarang. Problemnya satu sebetulnya, kita sedang memasuki... satu transisi demokrasi yang celakanya tidak semua orang paham bagaimana dia harus menyampaikan pendapat secara benar.
Setuju sih kalau enggak anarki maksudnya enggak harus ngerusak, kan kalau ngerusak negara juga yang bayar. Jadi dulu masyarakat kalau menyampaikan pendapatnya di muka umum melalui unjuk rasa, demonstrasi, turun ke jalan, ya masih ada sekarang. Tetapi sebagian justru, bahkan nanti di masa depan barangkali sebagian besarnya ini akan menggunakan ruang digital untuk menyampaikan pendapatnya.
Jadi, ada sebuah istilah yang kemudian digunakan misalnya digital demokrasi atau demokrasi digital itu kurang lebihnya adalah ruang-ruang baru yang dimungkinkan dengan keberadaan teknologi digital. Nah, masyarakat zaman sekarang menggunakan... kan dua ruang tadi, open space yang memang sudah ada, yang telah biasanya orang gunakan dengan menyampaikan pendapat di muka umum, tapi juga orang menggunakan juga ruang baru di digital dengan menyampaikan pendapat di muka umum, tetapi melewati prasarana teknologi.
Kekerasan itu pun bisa terjadi di ranah digital juga. Dan bahkan bisa pindah begitu cepat dari fisik ke digital atau digital ke fisik kalau sekarang. Nah yang PR sekarang ini kan sebetulnya adalah justru di era media sosial pun tidak diikuti oleh kapasitas kematangan orang.
Sehingga seringkali tidak demonstrasi secara fisik tetapi memobilisasi lewat media sosial dengan cara-cara. Anarkia lewat kata-kata, hate speech, hoax Itu juga problem serius yang harus diantisipasi Jadi kuncinya bukan sekedar soal nipinisasi di dalam arti fisik Di era dimana kita bergeser dari fisik lewat virtual, lewat media sosial Itu kita dituntut juga untuk mematangkan diri Bahwa jangan sampai ada hate speech, jangan sampai ada hoax Karena jarang kebencian itu bisa Mampu memanipulasi yang sebetulnya nggak fakta seolah-olah jadi fakta gitu. Tantangannya adalah bagaimana mengedukasi.
meliterasi masyarakat. Pemerintah perlu berkolaborasi dengan perguruan tinggi, dengan pers, terus kemudian dengan CSO. Ruang terbuka digital yang aman itu perlu didorong oleh banyak pihak.
Perusahaan korporasi teknologi harus ikut berpatah. ...partisipasi. Lalu yang kedua, negara harus hadir, menjamin ruang terbuka digital yang aman. Kita sampaikan di dalam materi digital safety itu, keamanan berdigital itu, itu ada hukum loh yang mengatur itu.
Era di mana demokrasi ini dibutuhkan, ruang publik sekarang ini harus dibersihkan. dari kecenderungan manipulasi. Negara yang paling kaya keragaman ini dalam berbagai segi hanya satu, yaitu Republik Indonesia.
Dan sejauh ini menurut saya kita sangat berhasil. dengan keperluan yang belasan ribu itu, dengan suku-suku yang banyak sekali, sekarang kita berhasil, relatif berhasil, dibanding dengan negara-negara lain dengan keragaman yang kira-kira sama. Ini sebuah prestasi. yang harus kita sadari, dan ini bisa menjadi modal bagi pemerintah maupun masyarakat Indonesia untuk maju bersama, bukan hanya demi Indonesia sendiri, tetapi juga sebagai contoh, sebagai acuan bagi dunia.
Dan kita bisa, menurut saya. Terima kasih.