Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Sebelumnya, perkenalkan nama saya Dea Aprilia Busbita dari Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Erlangga Di sini saya akan menjelaskan mengenai sejarah kajian bahasa pada zaman Yunani Pada zaman Yunani, linguistik bukan merupakan sebuah cabang ilmu yang berdiri sendiri Melainkan berkembang dari banyaknya bidang pertanyaan yang kemudian dikenal dengan nama filosofia filosofia adalah sebuah istilah yang mencakup sejumlah topik yang dewasa ini merupakan disiplin-disiplin ilmu yang terpisah termasuk disiplin ilmu pengetahuan alam dan tidak begitu saja disamakan dengan ilmu filsafat yang sekarang ini Di samping itu, disiplin linguistik juga dikatakan bermula dari retorik, gramar, dan komparatif filologi. Seperti halnya ilmu lain, sejarah linguistik juga bermula dari orang-orang Yunani yang mengembangkan ilmu retorika. Tokoh-tokoh yang terkenal dalam ilmu retorika adalah Georgius, Socrates, dan juga Plato.
Pada masa Prasokates, Bahasa merupakan media yang digunakan oleh masyarakat Yunani yang dianggap memiliki daya majis dan juga kekuatan supernatural untuk berkomunikasi dengan para dewa-dewa sehingga doa-doa yang mereka ucapkan dapat dengan cepat terkabul Hal tersebut mengakibatkan masyarakat Yunani mengalami kegonjangan dalam jiwanya dan mereka merasakan adanya krisis intelektual Seiring berjalannya waktu, fungsi majis dari bahasa itu mulai memudar. Bangsa Yunani sadar bahwa bahasa tidak mampu mengubah alam benda-benda fisis. Bahasa tidak mampu mengubah kehendak dari para dewa-dewa. Tetapi bahasa bukanlah tidak memiliki arti ataupun tidak memiliki potensi.
Bahasa memiliki ciri logisnya tertentu. Bahasa memiliki subtansi bentuk dan maknanya. Kata dalam hal ini tidak lagi dilihat dari segi majisnya, melainkan dilihat dari segi fungsi dan juga simbolisnya. Nah, dengan demikian, pemikiran filsafat Yunani yang awalnya berasal dari pemikiran filsafat alam, sekarang bergeser, berubah menjadi filsafat bahasa. Berbagai spekulasi muncul pada zaman Yunani yang berkaitan tentang hakikat sebuah bahasa.
Apakah bahasa itu merupakan produk alami atau bahasa merupakan bentuk konvensional dari umat manusia? Dari spekulasi-spekulasi tersebut, muncullah dua pertentangan yang mengakibatkan para filsuf harus berdiskusi panjang. Pertentangan tersebut yaitu, yang pertama, pertentangan antara fises.
dan juga nomos, dan yang kedua pertentangan antara anomali dan juga analogi. Pertama, pertentangan antara visei dan nomos. Sejak abad keempat sebelum masehi, Plato sudah mengajukan sebuah pertanyaan.
Apakah ada hubungan antara kata-kata yang diucapkan dengan acuan-acuannya? Plato mengatakan bahwa adanya hubungan antara kata dan juga acuannya. Sedangkan muridnya Aristoteles mengatakan sebaliknya bahwa tidak ada hubungan antara kata dan juga acuannya Tetapi menurut Socrates antara bentuk dengan arti kata-kata adalah persoalan konvensional Dan persetujuan antara pemakai bahasa atau biasa kita sebut dengan masyarakat tutur Contohnya Penyebutan kata kuda di Indonesia, horse di Inggris, dan jaran di beberapa daerah yang menggunakan bahasa Jawa di Indonesia. Tidak ada alasan logis mengapa penyebutan-penyebutan tersebut digunakan di berbagai daerah. Pertanyaan tersebut mengarah pada pertanyaan apakah bahasa itu merupakan produk alami atau bahasa itu merupakan bentuk konvensional dari umat manusia.
Bahasa yang bersifat alamiah mempunyai hubungan dengan asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan keberadaannya tidak dapat ditolak. Dari pertentangan Ini muncullah dua pendapat, yaitu dari kaum naturalis dan juga dari kaum konvensionalis. Kaum naturalis mengatakan semua kata pada umumnya menekati benda yang ditunjuk, sedangkan kaum konvensionalis mengatakan makna bahasa diperoleh dari hasil-hasil tradisi dan kebiasaan-kebiasaan, berupa tacit agreement atau pesetujuan diam. Kedua, Pertentangan antara anomali dan analogi Perdebatan awal mengenai Visee dan juga Nomos mengalami kontroversi yang lebih luas lagi, yaitu tentang teori bahasa dari pengikut aliran analogi dan juga pengikut aliran anomali.
Masing-masing teori tersebut ditukung oleh filsafat Aristoteles dan juga aliran Stoa. Pengikut aliran analogi menekankan Keteraturan struktur gramatikal dan bentuk kata, serta kesepadanan antara bentuk gramatikal dan makna kata, merupakan sebuah inti bahasa dan arah yang harus diikuti oleh standar ketepatan. Sedangkan, pengikut aliran anomali menekankan bahwa sejumlah besar bentuk tak beratur dalam paradigma gramatikal dan asosiasi yang menyimpang antara jumlah yang jamak dan kesatuan tunggal, genus yang tidak berkaitan dengan jenis kelamin, dan sebagainya.
Tokoh-tokoh yang terkenal pada zaman Yunani yaitu Yang pertama, kaum Sobis. Kaum Sobis membedakan tipe kalimat berdasarkan isi dan maknanya. Tokoh kaum Sobis yaitu Protagoras, yang membedakan tipe kalimat atas tipe doa, pertanyaan, pernyataan dan juga perintah ada sumber lain yang mengatakan bahwa tipe kalimat dibetakan menjadi narasi, pertanyaan, jawaban, perintah, laporan, doa dan juga undangan sementara itu Gorgias membicarakan gaya bahasa seperti yang kita kenal sekarang yang kedua Plato dalam karangannya yang berjudul Dialog Menyajikan perdebatan tentang pertentangan hakikat sebuah bahasa Yang alamiah ataupun konvensional Dan juga anomali dan analogi Selain itu, Plato juga membagi kelas kata Yaitu onoma dan juga rema Kelas kata onoma diinterprestasikan dengan berbagai makna Yaitu kata nomen, nominal, dan juga subjek Sedangkan rema Dapat berarti frasa, ucapan, verb, verbal, dan juga predikat. Onomat dan nerema merupakan anggota dari logos, yaitu kalimat, frasa, dan juga klausa. Yang ketiga, Aristoteles.
Dia dikatakan tidak membawa kemajuan lebih luas dibandingkan dengan Plato. Dia hanya menambahkan satu kelas kata yang telah dijetuskan oleh Plato. Yaitu sindesmoi Selain itu, ia juga membedakan jenis kelamin kata Yaitu maskulin, feminim, dan bentuk antara intermediate yang kemudian disebut neutral ataupun netral Yang keempat, kaum stoa Kaum stoa ini melangkah lebih maju dan berusaha memisahkan gramar dari filsafat Mereka Juga mengenakan cabang baru yaitu etimologi yang berasal dari bahasa Yunani, etma, akar yaitu ilmu yang mempelajari asal-usul dari sebuah kata, dan perkembangan historis kata-kata. Secara umum, kontribusi kelompok stoa dalam perkembangan kajian bahasa adalah, yang pertama, membedakan antara studi secara logika dan studi bahasa secara gramatikal. Yang kedua, menciptakan beberapa istilah teknis khusus untuk berbicara tentang bahasa yang ketiga, dari kedua kontribusi tersebut memiliki hubungan dengan logika yang merupakan penganut aliran Aristoteles yang kelima, kaum Aleksandrian kaum Aleksandrian ini telah mewarisi tata bahasa tradisional karya Dionysius Trax buku tata bahasa Dionysius Trax adalah Buku tata bahasa pertama yang bersifat komprehensif dan sistematis yang berkembang di belahan dunia barat.
Trax menggunakan istilah-istilah yang sampai saat ini masih digunakan, yaitu noun, verb, participle, article, pronoun, preposition, adverb, dan juga conjunction. Dalam bidang fonologi, Trax membahas dan mendeskripsikan mengenai vokal dan juga konsonan. Sedangkan, dalam kajian morfologi, Trax membahas mengenai part of space jenis kata dan membedakannya menjadi 8 jenis kata, yaitu onoma, kata benda, rema, kata kerja, methods, participle, artron, article, antonimia, pronomina, prothesis, preposisi, epirema, adverbium, dan juga sintesmoid.
konjungsi. Sekian penjelasan dari saya. Terima kasih Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh