Shalom Jumat yang dikasih Tuhan, senang sekali saya Pendeta Rubin Andi Abraham bisa mencumpai Anda dalam ibadah ini. Dan hari ini saya akan menyampaikan firman dengan judul Pembaruan Pikiran. Mari kita baca Roma 12 ayat yang kedua yang berbunyi.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu. Sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Saudara, pikiran adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan kita. Seorang kaisar Romawi yang bernama Marcus Aurelius pernah berkata, kehidupan seseorang dibentuk dari jalan pikirannya.
Seorang penulis bernama Norman Vincent Peale berkata, rubahlah pikiranmu dan engkau akan bisa mengubah dunia yang ada di sekelilingmu. Dalam Amsa 23 ayat yang ke-7a Firman Allah berkata, sebab seperti orang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri. Demikianlah ia. Dalam bahasa Inggris dikatakan as a man think in his heart so is he. Berarti kita akan menjadi seperti apa yang kita pikirkan.
Kalau saudara selalu bilang saya gagal saya sial, saya tidak akan berhasil. Wah itu akan menerkam kehidupan kita. Tetapi kalau saudara berkata aku diberkati Tuhan aku tidak lagi dihidup di bawah kutuk aku hidup di bawah kasih karunia maka Perkara-perkara yang baik Tuhan akan berikan kepada kita. Alkitab berkata, jadilah menurut imanmu. Kalau engkau mempercayai perkara baik, kalau engkau memperkatakan dalam hidupmu, jadilah menurut imanmu.
Sebaliknya Ayub 3 ayat 25 mencatat, karena yang kutakutkan itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan itulah yang mendatangi aku. Apa yang kita khawatirkan, apa yang kita cemaskan? Itulah yang kemudian akan datang menerkam kehidupan kita.
Makanya kalau kita ingin memiliki nasib yang baik, masa depan yang baik. Kita harus mulai dari pola pikir kita. Sebab mengubah pola pikir akan mengubah masa depan kita.
Nah jadi penting sekali untuk kita memiliki pikiran yang benar. Pikirannya Kristus. Dalam 2 Korintus 10 ayat 3-5 dikatakan. Memang kami masih hidup di dunia tetapi kami tidak berjuang secara duniawi. Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.
Kami mematakan setiap siasat orang, dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia, untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran, dan menaklukannya kepada Kristus. Ada banyak orang yang dalam pikirannya itu ada benteng-benteng yang kuat. yang menolak pengenalan akan Kristus. Artinya apa?
Ada banyak orang yang punya konsep pemikiran yang tidak sesuai dengan firman Allah. Perang rohani kita dengan iblis sekarang ini bukan melawan setan, tuyul, gondruwo, dalam arti seperti itu, tapi melawan konsep berpikir, filosofi, yang tidak sesuai dengan firman Allah. Misalnya Alkitab bicara soal creation, Allah pencipta segalanya. Tapi orang sekarang percaya kepada evolution. Oh semuanya terjadi karena proses evolusi.
Nah maka kita harus menyampaikan firman kebenaran supaya orang berubah pola fikirnya. Jangan kita serupa dengan dunia ini, kata Alkitab tadi. Tapi berubahlah. Berubah dengan apa? Berubah dengan firman.
Filipi 4 ad 8 berkata, jadi akhirnya saudara-saudara Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Kalau kita membaca Alkitab, semua yang benar, semua yang baik ada dalam benak kita, ada dalam hati dan pikiran kita. Dan itu yang akan mengubah masa depan kita. Saya perhatikan ada banyak masalah yang terjadi dalam kehidupan, baik pribadi maupun keluarga, yang menyebabkan orang tidak bahagia. Bukan karena masalah-masalah yang sifatnya objektif.
Misalnya, aduh saya ditabrak mobil. Wah saya kebanjiran. Waduh ada bencana alam.
Gunung meletus sehingga kita punya masalah. Itu kan sesuatu yang objektif. Tapi banyak masalah disebabkan karena sesuatu yang sifatnya subjektif.
Ya hidup biasa aja, gak ada bencana alam. Kita juga gak ditabrak mobil. Tapi ada kepercayaan yang salah. Ada keyakinan, asumsi. Persepsi, anggapan yang tidak tepat, iman yang keliru, kita sebut misbelief.
Misbelief itu akan mempengaruhi kehidupan seseorang karena pola pikir yang salah akan menentukan perasaan menjadi salah dan kelakuan juga menjadi salah. Saya ambil contoh begini, katakan ada seorang ibu yang namanya Lucy. Ibu dia punya suami, jadi bapaknya, itu pernah nyeleweng. Lalu ibunya itu cerita sama Lucy ini, eh hati-hati lho, laki-laki nggak bisa dipercaya.
Maka tertanam pola pikir dalam Lucy ini, laki-laki tidak bisa dipercaya, laki-laki suka nyeleweng. Dia suka curiga, cemburuan kepada suaminya, kalau suaminya telat aja. Pulang rumah, ditanyain terus, diteleponin, di WA-in.
Dimana mas? Suaminya jawab, OTW, on the way. 20 menit kemudian belum datang lagi, ditanya lagi.
Dimana? OTW, ojotakon wae. Jangan nanya terus, kata aja. Sampai suaminya juga kesel, saudara. Kalau pulang ke rumah, dicium-cium baunya.
Jangan-jangan ada parfum wanita, misalnya. Lah ini kan sesuatu yang disebabkan karena persepsi yang keliru. Pola fikirnya yang harus dirobah.
Kalau tidak, itu akan merugikan dia. Satu kali suaminya pulang, bawa baju bagus. Sayang, kamu kan mau ulang tahun.
Saya belikan baju bagus ya. Aduh susah nih kalau cari kado buat istri. Tapi ya, mudah-mudahan kamu cocok.
Begitu baju itu dilihat. Si istri bilang, loh ini kok mirip selera pacar kamu yang dulu ya? Oh berarti kamu masih ingat sama pacar kamu yang dulu? Suruh saya pakai baju seperti ini ya?
Dasar laki-laki. Loh sampai suaminya bingung. Aku kan beli, tujuannya baik. Gak pernah mikir pacar yang dulu atau siapa. Tapi ini loh saudara, misbelit yang mungkin ada dalam pikiran kita.
Merugikan kita. Atau ada pria katakan namanya Teddy. Begitu Dia punya papa yang kasar Suka memukul dia Maka Teddy kemudian Punya miss beli bikin dalam pikirannya Saya tidak boleh dikontrol oleh orang lain Saya harus menjadi pria mandiri Lalu menikahlah dia Tono biasa-biasa aja kelihatannya Tapi pola pikirnya Aku gak mau dikuasai orang Aku gak mau dikontrol orang Nah saudara-saudara Istrinya ini agak cerewet, suka nanya, kamu dari mana? Ini kenapa?
Ini uang kok habis begini? Dia pikir, oh ini saya ini ingin mengontrol saya ya, ingin menguasai saya ya. Uh, marah dia saudara sekalian, ngamuk, seringkali bertengkar. Bahkan satu kali saudara dia pergi, si Teddy ini ke wanita Tunasusila.
Wah, istrinya dengan ngamuk luar biasa. Lalu ditanya, benar ya kamu pergi ke PTS ya? Dia bilang, ya.
Emang mau apa kamu? Itu hanya menunjukkan bahwa dia tidak mau dikuasai oleh istrinya. Ini karena misbelief, saudara. Akibatnya apa?
Mereka cerai. Gara-gara persepsi pola fikir misbelief yang salah. Dan bukankah pola fikir yang salah itu sangat menurut kita?
Dalam Yohanes 8 ayat 31 dan 32 firman berkata, maka kata Yesus kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadanya. Jikalau kamu tetap dalam firmanku, kamu benar-benar adalah muridku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakanku. Saudara tahu, kebenaran firman yang kau baca, yang kau yakini, akan membebaskan kita dari asumsi praduga yang negatif, yang merugikan kehidupan kita.
Makanya kita harus pertama mengenali anggapan, keyakinan, atau kepercayaan yang salah. Ketahui misbelief saudara apa. Yang kedua, singkirkan misbelief itu, pola pikir yang salah.
Yang ketiga, ganti dengan pendapat yang benar sesuai dengan firman Allah. Karena kalau kita kepercayaan dasarnya berubah sesuai firman, Perasaan dan tingkah laku kita berubah, kita menjadi orang yang penuh damai, suka cita dan bisa percaya kepada orang lain. Saudara, karena kepercayaan yang ada di dalam benak kita, pola pikir kita akan mempengaruhi sikap, perasaan, ucapan, penampilan, tingkah laku.
Nah sekarang saya ambil beberapa contoh ya, misbelief atau kepercayaan keliru yang tidak cocok dengan firman Tuhan. Barangkali saudara juga ada pemikiran itu. Yang pertama adalah misbelief yang berkaitan dengan diri sendiri.
Saya hanya berharga bila saya kaya. Nah banyak orang punya pikir gitu. Saya berharga bila saya kaya.
Karena waktu saya miskin, saya dihina-hina. Saya harus kaya. Kalau nggak kaya, saya nggak berharga.
Saudara, apakah benar hidup kita hanya berharga kalau kita kaya? Bukankah menurut Alkitab kita berharga karena kita adalah anak Allah? Kita biji matanya Allah. Kita berharga karena kita ditebus oleh darah Yesus.
Kalau engkau miskin, lalu saudara minder, maka saudara akan sombong ketika engkau kaya. Karena engkau meletakkan harga dirimu pada kekayaanmu. Ini pola fikir yang harus dibenahi oleh firman.
Saya harus selalu berhasil, selalu menang dalam semua pertandingan kehidupan. Saudara, hidup itu mesti seimbang. Kadang ada kalah, ada menang, ada untung, ada rugi. Ya kadang-kadang kita kasihlah kesempatan untuk orang menang. Sebab apa?
Kita harus punya hati yang legowo. Dunia ini tidak selalu seperti apa yang kita harapkan. Nggak semudah itu.
Makanya kalau orang yang selalu pikir, saya harus selalu sukses, sukses ketika gagal, bisa frustrasi bunuh diri, saudara. Tapi dalam segala keadaan, di gunung atau di lembah, aku ingin tetap mengucap syukur kepada Tuhan. Nah itu yang membuat kita kuat. Atau misbelip lain, saya berhak selalu hidup, enak.
Jadi yang kita kejar adalah kenyamanan. Maunya nyaman semuanya, kalau nggak nyaman, komplain, mengeluh. Saudara, saya mau bilang. Yang kita harus kejar adalah kita harus selalu taat kepada kehendak Tuhan. Tuhan menebus kita bukan supaya kita hidup lebih nyaman, tapi supaya hidup kita lebih memuliakan Tuhan.
Yang kita kejar bukan kenyamanan, yang kita kejar adalah kehendak Tuhan, ketaatan kepada Tuhan. Misbelief lain, saya berhak membalas orang yang menghina saya. Saya nggak akan ganggu orang lain, tapi kalau dia menghina saya, wuuu, tujuh turunan, aku balas dia. Apakah itu pemikiran yang sesuai dengan firman?
Tuhan mengajar kita mengampuni 70 kali 7 kali. Pembalasan adalah hakku kata Tuhan. Tuhan mengajar kita mengampuni, mengasihi, dan selebihnya kita serahkan kepada Tuhan. Bukankah pola fikir yang salah, merugikan, merusak harus diganti dengan kebenaran yang membebaskan kita? Atau ada misbelief dalam pernikahan?
Ini yang menyebabkan pernikahan cekcok terus. Kalau suami atau istri punya pikiran gini, saya berhak dilayani, saya berhak diperhatikan terus oleh partner saya. Kalau pasangan kita tidak melayani kita, tidak memperhatikan kita, kita ribut aja terus.
Bukankah kita mengajarkan, biarlah seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya. Jangan mencari kepentingan diri sendiri, tapi kepentingan orang lain juga. Bukan mau dilayani, tapi ingin melayani. Bukankah itu teladan Yesus yang datang bukan untuk dilayani, tapi untuk melayani. Ketika kita melayani yang terbaik bagi pasangan kita, bagi keluarga kita, memperhatikan mereka membersihkan rumah, menyiapkan makanan, minuman, memberikan uang karena kita bekerja dengan baik, maka pasangan akan merespon dengan sikap hormat.
Ada misbelief lain, pola fikir yang salah. Partner saya harus selalu setia. Bila tidak, saya tidak berharga.
Oh memang sakit kalau partner tidak setia, selingkuh dengan orang lain. Tapi tidak berarti saudara harus balas yang jahat dengan yang jahat. Balas yang salah dengan yang salah. Kita berharga, tidak berharga bukan karena kesetiaan pasangan.
Kita berharga karena kita sudah ditebus oleh darah Yesus. Sehingga ketika saudara kecewa, saudara tidak akan membuang. Hidupmu ke dalam dosa.
Karena kita tahu patokan kita, pedoman kita bukan suami atau istri. Patokan kita adalah Yesus yang selalu setia, yang selalu kudus. Ada juga istri yang punya pikiran gini, suami saya harus gesit dan menghasilkan banyak uang. Kalau nggak banyak uang, aku lari cari orang lain. Jadi filosofinya, ada uang abang sayang, tidak ada uang abangku tendang.
Kira-kira seperti itu. Wah kalau... Cewek matre model gini, repot, saudara-saudara. Suami menghasilkan uang sebetulnya, tapi kalau tidak sebanyak tetangganya, sebanyak temannya, dia marah-marah, ngamuk-ngamuk.
Dan kalau ada pria lain yang menggoda dia aja, kalau konsepnya pria itu yang bagus adalah yang menghasilkan, punya banyak uang, maka dia bisa nyeleweng. Karena apa? Misbelief dalam pikirannya.
Ada juga yang pikirannya... Begini, kalau ada perbedaan pendapat, saya harus selalu menang. Saya tidak mau kalah debat.
Loh dalam hidup ini saudara sekalian, kadang-kadang kita harus belajar win-win solution. Jangan dia kalah saya menang. Dan kita harus belajar mengalah. Mengalah itu bukan kalah.
Mengalah itu memberikan kesempatan agar Tuhan memproses kehidupan kita. Bukankah kita harus selalu berpikir demikian. Lagipula dalam rumah tangga bukan soal menang kalah, tapi bagaimana kita mencari solusi bersama. Atau ada orang udah nikah, wah saya salah pilih jodoh nih, salah nih. Ini bukan tulang rusuk, ini tulang rusak ini.
Loh saudara, ini juga misbelief yang salah. Sebab begini, sebetulnya kita tidak memilih jodoh. Tapi apa yang kita pilih, sudah dipilih nih, itu adalah jodoh.
Artinya, jangan cari pasangan yang cocok, tapi jadilah pasangan yang cocok. Kita yang harus mencocokkan diri. Sebab kita juga nggak sempurna.
Kalau Tuhan sudah berikan, partnermu itu adalah pasangan yang terbaik dari Tuhan. Oh, tapi sifatnya beda sama saya. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya. Tuhan izinkan untuk memproses hidup saudara. Bukankah kita harus punya pola pikir yang alkitabiah?
Atau ada misbelief dalam keluarga? Ya, bukan cuma terhadap partner, tapi juga dalam keluarga. Ada yang punya pikiran gini, pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan wanita. Jadi misalnya nggak ada pembantu di rumah atau pulang karena lebaran. Oh istri kecapean, anak-anak masih kecil harus dimandikan, dikasih makan.
Oh rumah berantakan. Suami cuma nonton TV, main game. Pak tolong dong saya capek.
Ah itu urusan perempuan itu, jangan minta-minta saya. Wah ini kan misbelief saudara. Bukankah di dalam keluarga kita harus saling tolong-menolong, tidak ada pekerjaan yang hina, tapi kita harus saling membantu satu dengan yang lain. Atau ada yang punya pikiran gini, saya gagal bila anak saya tidak ranking satu di sekolah.
Makanya, kalau ada ulangan, maka ibunya yang cari soal bocoran dari sana sini, berani bayar mahal supaya anaknya bisa juara begitu. Ini kan keliru, saudara. Membuat anaknya tidak jujur karena hal tersebut.
Dan anak saudara tidak ranking 1 juga gak apa-apa. Gak jadi masalah. Harga diri kita kan bukan karena ranking.
Ada banyak orang yang ranking 1 hidupnya gak berhasil. Tapi yang penting dia mengalami pertumbuhan dalam segala hal. Saudara, ada yang bilang, saya harus bekerja keras dan tidak kenal waktu. Karena saya cinta kepada keluarga.
Itu misbelief juga. Dia panting tulang peras keringat supaya cabut duit. Anak-anaknya istrinya bilang, nggak ada waktu buat saya.
Papa nggak cinta saya. Papa nggak peduli sama saya. Loh, aku ini kerja kan cari uang untuk kamu.
Wuribut keluarga. Apa yang kita harus lakukan? Miliki kehidupan yang seimbang. Karena cinta itu tidak harus melulu karena masalah uang.
Tapi perhatian, waktu, dan sebagainya. Saudara-saudara. Misbelief-misbelief semacam ini yang harus diubah melalui pemberitaan firman Tuhan Sehingga kita punya iman, keyakinan yang benar Sayang kadang-kadang ada hamba Tuhan juga punya misbelief yang tidak benar sodara Nah sodara sekalian Jadi ada banyak pola pikir yang tidak tepat yang kita harus luruskan dengan firman Dan saya mau bilang kalau kita mau bahagia Kita harus punya pola pikir yang benar seperti ini Ini menjadi dasar Kristus cukup untuk saya. Kristus cukup untuk kebahagiaan saya. Dasar dari semua misbelief pada hakikatnya adalah mesti ada hal-hal lain di luar Yesus Kristus yang perlu untuk membahagiakan saya.
Jadi Kristus saja tidak cukup. Kristus plus titik-titik-titik baru saya bahagia. Artinya saya baru bahagia kalau saya percaya Yesus, tapi saya juga punya... Pasangan yang setia. Saya percaya Yesus, tapi uang saya banyak.
Percaya Yesus, tapi punya mobil mewah. Percaya Yesus, tapi punya rumah besar. Percaya Yesus, tapi sehat.
Percaya Yesus, tapi dihormati juga oleh orang di sekitar. Percaya Yesus, tapi punya anak. Punya gelar. Punya kedudukan tinggi.
Punya penampilan yang baik. Jadi kalau saya percaya Yesus, tapi uang tidak banyak, saya nggak bahagia. Nggak punya rumah atau mobil bagus, saya nggak bahagia.
Nggak punya gelar kedudukan tinggi, nggak punya anak. Saya ceraikan pasangan saya itu gara-gara nggak punya anak. Tuhan kejam karena saya tidak punya kedudukan tinggi.
Nah ini kan misbelief semuanya. Saya mau bilang semakin banyak tambahan-tambahan. Di belakang Yesus yang harus kita miliki untuk kita berbahagia, semakin kita tidak bahagia.
Kalau saudara menderetkan Kristus nomor satu, tapi pasangan setia nomor dua, uang banyak nomor tiga, rumah yang besar, mobil yang bagus nomor empat, nomor lima, nomor enam. Semakin panjang deretnya, saudara justru makin gak bahagia. Bagaimana supaya kita lebih bahagia?
Kristus cukup artinya, walaupun aku gak punya anak. Kalau aku diselamatkan oleh Yesus, aku beriman kepada Yesus, aku bahagia, aku anak Allah, aku dijamin masuk sorga. Walaupun aku nggak punya gelar dan tidak punya kedudukan tinggi, ya hidup pas-pasanlah, cukuplah.
Tapi karena Kristus adalah Tuhanku, aku berbahagia karena aku punya hidup kekal. Semakin banyak tambahan-tambahan yang harus dimiliki agar kita bahagia, maka kita makin tidak stabil. Kita makin...
Makin tidak bahagia. Misalnya kalau pasangan saudaranya leweng. Saudara rasa tidak berharga. Engkau ingin bunuh diri. Apa artinya aku hidup?
Aku disiasiakan. Ataukah engkau berkata Tuhan aku sedih. Tapi engkau satu-satunya Kristus yang cukup untuk saya. Engkau tidak pernah meninggalkan saya. Aku mau setia kepadamu.
Saudara akan mengatasi badai yang besar dalam kehidupan keluargamu. Kalau saudara tidak punya banyak uang dan saudara berpikir, oh saya percaya Yesus tapi harus banyak uang, suami harus menghasilkan banyak duit, maka saudara akan marah-marah walaupun saudara orang Kristen. Karena apa?
Saudara selalu punya pemikiran. Saya baru bahagia kalau ada Yesus tapi tambah banyak duit. Suami yang nggak bisa menghasilkan banyak duit, aku nggak suka. Saudara.
Kalau engkau ditipu orang, uangmu hilang, habis, kurang. Wah kita ngamuknya luar biasa. Ya tentu kita sedih lah. Tapi bisakah kita bilang, Tuhan tolong saya. Aku sedih, aku berdoa supaya ini balik.
Tapi aku yakin bahwa walaupun duitnya tidak balik. Berkat Tuhan yang lebih besar, Tuhan akan berikan. Di dalam kehidupanku ketika aku bekerja dengan baik.
Saudara-saudara. Jadi kalau engkau tidak punya rumah. Tidak punya anak, engkau tidak merasa kurang lengkap, karena Kristus cukup untuk kita.
Engkau kalau sakit, tidak langsung berarti, aduh hidupku tak berharga, aku sakit, ada di rumah sakit, tidak sembuh. Tapi bila hidup kita berkata, Kristus cukup untuk saya, kebahagiaan kita lebih stabil, kita akan lebih tahan banting dalam kehidupan ini. Seperti yang Paulus katakan dalam Filipi 4, 11-13.
Ku katakan ini bukan karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan, aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara, tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku. Baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan, maupun dalam hal kekurangan. Dan segala perkara dapat ku tanggung di dalam dia yang memberikan kekuatan kepada aku.
Kalau engkau merasa cukup, Kristus cukup, engkau tegar menghadapi segala tantangan. Bahkan marah, bahaya, tantangan, kesulitan boleh datang. Asal fokusmu kepada Kristus, pikiranmu tertuju kepada Yesus, engkau akan kuat menghadapi segalanya.
Seperti dalam 2 Korintus 11, 23-27, Paulus berkata, Apakah mereka pelayan Kristus? Aku berkata seperti orang gila. Aku lebih lagi, aku lebih banyak berjeril lelah. Lebih sering di dalam penjara, didera di luar batas, kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali 40, kurang satu pukulan.
Tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal. Sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku, aku sering diancam bahaya banjir, dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi, dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi.
Bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut. Dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjeri lelah.
Dan bekerja berat. Kerap kali aku tidak tidur. Aku lapar.
Aku dahaga. Kerap kali aku berpuasa. Kedinginan. Dan tanpa pakaian.
Kesulitan-kesulitan dialami oleh Paulus. Tapi dia berkata. Aku cukup di dalam Kristus.
Dia berkata. Segala sesuatu aku dapat tanggung di dalam Kristus. Oh inilah orang yang digoncang oleh macam-macam masalah tapi tetap stabil. Karena dia punya pola fikir yang akitabiah. Tuhan adalah gembalaku, itu cukup bagiku.
Saudara-saudara. Makanya kita harus punya pikiran Kristus. Dan bagaimana supaya kita punya pikiran Kristus?
Baca firman setiap hari. Dengar firman setiap hari. Dan selalu selaraskan pikiran kita, pendapat kita.
Apakah cocok dengan firman atau tidak. Kalau tidak cocok, itu misbelief. Sudah harus buang. Dan kalau kita makin hari pikirannya makin selaras dengan firman. Jangan kamu serupa dengan dunia.
Tapi berubahlah oleh pembaruan budimu. Change of your mind. Maka saudara akan berbahagia.
Saudara sekalian sekarang maukah kita membuka hati. Menerima firman. Mengizinkan Tuhan menjamah kita.
Sehingga pikiran kita menjadi selaras. Dengan apa yang Tuhan mau. Mari kita berdoa.
Bapak terima kasih untuk kebenaran firmanmu. Kami sadar dalam pola pikir kami. Masih banyak yang salah.
Baik tentang pribadi. Tentang pasangan, keluarga, tentang kehidupan. Oh Tuhan merobah itu dengan kebenaran firman. Dan biarlah kami menjadi orang yang tidak berkata.
Saya bahagia kalau saya punya Yesus. Ditambah uang yang banyak, mobil yang mewah, gelar yang banyak, anak yang taat. Segala macam hal. Semakin panjang deretan itu semakin kami tidak bahagia.
Tapi kalau kami berkata. Hanya Yesus yang tidak pernah mengecewakan. Hanya Yesus yang merupakan fokus kehidupanku.
Maka kami percaya, goncangan boleh terjadi. Tapi kami tetap terpelihara, iman kami teguh. Karena kami punya pembaruan pola pikir karena firman Allah. Jamah hidup kami ya Bapak, supaya kami makin hari, makin jadi orang Kristen yang rohani, yang dewasa. Karena kami taat kepada firman Tuhan.
Berkat muatas kami, dalam nama Yesus. Amin. Tuhan Yesus memberkati.