Kama solayta ala Sayyidina Ibrahim wa ala ala Sayyidina Ibrahim wa barik ala Sayyidina Muhammad wa ala ala Sayyidina Muhammad Kama barokta ala Sayyidina Ibrahim wa ala ala Sayyidina Ibrahim fil alaminna innaka hamidun majid Ibu-ibu yang dirahmati Allah, mari kita siapkan semuanya, jasad dan ruh kita. alat tulis kita untuk sama-sama mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh Ustazah Siti Hasanah kepada beliau, layar, dan waktu kami persilahkan. Terima kasih Bu Eris.
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdul Kama barok ta'ala ibrahim wa ala ali ibrahim fil alaminna innaka hamidu majid Alhamdulillah segala puji bagi Allah Ibu-ibu semuanya yang tergabung dalam kelas mukena Mulazamah keluarga Sakina Yang diselenggarakan, difasilitasi oleh IHC Ikatan Sekolah Ibu Malang IHC Alhamdulillah kita pada Pagi hari ini ingin bersama-sama mengenal ta'aruf hidup bersama salah satu nama Allah yang luar biasa. Semua nama Allah itu luar biasa. Semua nama Allah, sifat-sifat Allah itu merujuk satu zat yaitu Allah. Hanya saja Allah memberikan banyak namanya ini karena Allah tahu betapa banyak pula kebutuhan, keinginan.
keperluan kita kepada Allah SWT ketergantungan kita kepada Allah SWT itu begitu banyak maka Allah menyediakan nama-namanya yang itu nanti bisa kita panggil dalam doa-doa kita sebagaimana di dalam surat Al-A'raf ayat 180 walillahil asma'ul husna fada'uhu biha jadi Allah tahu betul tentang ciptaannya, khususnya diri kita ini, manusia sehingga kemudian dengan nama-nama ini harapannya kita hidup kita dalam menjalani kehidupan ini, penang menjalani kehidupan ini dalam keadaan yang baik-baik saja, menjalani kehidupan ujian di dunia ini dalam keadaan khusnulun selalu kepada Allah karena kita yakin rob kita adalah Rob yang maha baik Dengan nama-nama dan sifat-sifat yang baik Dan nanti Nama Allah Al Latif ini Kita akan tambah Masya Allah Nama Allah Al Latif Itu adalah Allah yang maha lembut Allah yang maha halus Dan beberapa menit ke depan Insya Allah kita bersama-sama Untuk kemudian Haruf, ma'rifah Mengenal hidup dengan nama ini Oke, ibu-ibu Nama Allah Al-Latif Yang punya arti Maha lembut Maha halus Seperti itu ya Maha lembut Maha halus Seperti itu Tapi Halus dan lembut Yang seperti apa Nanti kita akan pahami Karena kalau tidak kita pahami Hanya mengenal artinya saja Kita Kadang salah dalam memaknai nama ini, seperti itu. Nama Allah Al-Latif disebut tujuh kali di dalam Al-Quran. Dari tujuh, lima itu disematkan, disandingkan bersama nama Allah yang lain, yaitu Al-Khawir. Kenapa?
Karena nama Al-Latif, Al-Khawir, dan Al-Alim itu ada kedekatan. Jadi Al-Latif... Al-Khobir, Al-Alim Itu hampir-hampir mirip Tetapi ada perbedaannya Kalau al-alim itu Allah yang mengetahui secara global, universal, secara umum. Seperti itu Allah mengetahuinya.
Jadi apa yang di langit, Allah mengetahui apa saja. Seperti itu. Kalau ilustrasinya seperti ini. Ilustrasinya ketika kita ke manusia ya.
Saya tahu ketika yang hadir ini berapa. Orang gitu, misalkan ini hari ini, sekarang ini, saat ini 77. Yang hadir di Mugenah berapa, Bu Siti? 77. Itu mengetahui secara global. Tetapi Al-Khobir itu lebih detail. Ya, detail.
Yang ibu-ibu yang buka on-cam, yang on-cam berapa, yang off-cam berapa, yang pakai kurudung merah berapa, yang pakai... Kerudung putih berapa, yang pakai kerudung kuning berapa, itu al-khabir. Kalau bahasa kedokterannya, kalau al-alim itu dokter umum gitu, analoginya ya, ini analogi, ilustrasinya.
Kalau al-khabir itu ahli, spesialisnya, itu al-khabir. Nah, alatif ini memiliki... Al-alim, al-khobir.
Tetapi al-latif ini lebih spesifik lagi, yang halus-halus, yang lembut-lembut, yang tidak banyak orang tahu, itulah Allah al-latif. Misalkan ada spesialis, yang spesialis itu jarang orang yang kemudian dia tahu itu. Ada misalkan penyakit dalam, lalu kemudian penyakit dalam itu banyak ya, spesialis, apa-apa. spesialisnya nanti ada yang paru, ada yang jantung ada yang apa gitu ya itu nanti misalkan darah darah yang lembut lagi dari darah yang gak banyak orang tahu gitu, maka itulah alatif alatif itu mahal lembut mahal halus seperti itu nah itu ya, jadi tiga nama ini memiliki ada kesamaan, tetapi ada perbedaan yang setiap nama Allah itu tidak ada yang sama nah Meskipun sama ya Al-Ghofar, Al-Ghofur misalkan gitu Dari kata Ghofarot tetap saja ada perbedaannya sedikit gitu ya Oke, dan Allah dari yang umum, yang spesifik, yang detail sampai yang halus Itu Allah tahu Nah alatif ini kalau bahasa saya secara itu ini Bu Apa namanya Allah itu memiliki daya deteksi Allah itu memiliki Kemampuan deteksi Allah, detektornya itu sangat luar biasa Dari yang kecil-kecil, yang halus-halus orang nggak lihat, Allah tahu Tatapan mata yang sama, tetapi Allah tahu itu tatapan mata penuh rencana jahat Atau tatapan mata pengkhianatan, atau tatapan mata sinis, atau tatapan mata tulus dari hati yang paling dalam atau tatapan mata kosong itu Allah tahu itulah apa ya sensornya daya sensor, kemampuan sensornya itu sangat sensitif jadi itu alatif nanti kita akan tahu kita belajar dari para ulama sebetulnya apa sih makna Allah alatif ini jadi nama Allah alatif ini Imam Al-Ghazali menyampaikan dan ulama-ulama lain...
Menyampaikan bahwa setidaknya ada dua makna dari nama Allah Al-Latif ini Jadi Al-Latif Allah yang maha lembut, maha halus Pertama ilmunya, pengetahuannya Jadi Allah yang halus, yang lembut pengetahuannya Artinya apa? Artinya bahwa Allah Al-Latif Allah yang lembut ilmunya itu Artinya Allah yang maha mengetahui segala sesuatu, segala perkara yang samar, yang tipis, yang kecil, yang tersembunyi, yang halus, atau sesuatu atau perkara yang pelik, itu Allah tahu. Jadi ini makna pertamanya.
Makna pertama Allah Al-Latif itu adalah sangat halus lembut ilmunya Artinya bahwa meliputi segala sesuatu. Yang kecil-kecil, yang samar, yang pelik, yang tersembunyi. Karena ini halusnya itu sampai itu.
Kalau yang besar-besar Allah tahu. Al-alim Allah tahu yang besar. Tapi ini al-latif ini yang orang banyak tidak tahu. Di kedalaman laut itu apa saja yang terjadi itu Allah tahu. Dalam apa ya?
teknologi sekarang ini, teknologi kedokteran, dulu tidak tahu yang dikandung seorang ibu itu, laki atau perempuan, tahunya kalau sudah lahir. Hari ini, sudah dengan teknologi yang USG, yang empat dimensi, tahu bahwa ini anak, meskipun nanti ada kesalahan. Berapa persen itu gitu ya.
Istilahnya ini anak laki apa ini anak perempuan yang akan lahir itu tahu. Itu khobirnya Allah. Tetapi alatifnya Allah tidak banyak orang yang tahu dan tidak ada yang tahu. Apa itu janin ini nanti besarnya meninggalnya kapan? Dimana akan jadi seorang presiden?
Seorang konglomerat atau orang yang melarat? Menjadi direktur atau kondektur itu Allah tahu. Nah itulah alatifnya Allah. Jadi alatifnya Allah itu begitu luar biasa.
Jadi orang tidak tahu tapi Allah tahu. Pengetahuan Allah itu detail, sekecil-kecilnya halus. Di mana orang itu tidak tahu, Allah itu tahu. Hari ini seperti itu, tahu orang. Sampai kapanpun nggak akan pernah tahu teknologi secanggih apapun.
Bahwa ini orang mau jadi apa. Di kemudian hari matinya di mana. Matinya kapan.
Dia tidak ada yang tahu. Dan nasibnya kayak apa. Dia nggak ada yang tahu.
Maka alatifnya Allah sampai seperti itu. Kita punya pohon bunga. Yang kemudian di rumah kita. Di depan rumah kita.
Di belakang rumah kita ketika daun itu jatuh, kita yang punya rumah, yang punya daun itu ada di rumah kita, itu kita nggak tahu kapan itu jatuhnya. Tetapi Allah tahu jatuhnya daun di seluruh bumi ini, Allah tahu, satu-satu Allah tahu. Itulah latifnya Allah. Pengetahuannya sangat luar biasa.
Jadi pengetahuan Allah itu makanya kemudian kita harus hati-hati. Maka saya sering sampaikan bahwa boleh jadi apa yang ada di dalam hati kita belum terungkap dan belum terrefleksi, maka itu belum tercatat, kata sebagian ulama, belum tercatat. Karena malaikat itu mencatat perkataan kalau di dalam surat Al-Qur'an. Surat Kof itu, ayat 17-18 itu Surat Kof itu ada malaikat yang duduk di kanan-kirinya Yang tidak satu pun luput perkataan dan perbuatan Karena di sana ada malaikat yang mengawasi dan mencatat Artinya kalau sudah terucap dan diperbuat Maka itu malaikat tahu Tapi kalau masih ada di dalam hati Malaikat itu enggak tahu Seperti itu Tetapi Allah tahu Inilah Allah al-Latif Sampai malaikat tidak tahu Makanya kemudian nanti ketika dalam catatannya itu Dia seorang syahid Mati di medan perang Tapi nanti yang akan mengadil itu bukan malaikat Tetapi Allah Maka Allah nanti akan membahas Mengetahui yang tidak banyak orang tahu Dan tidak malaikat pun tidak tahu Apa itu?
Apa yang ada di dalam? Niat-niatnya itu. Maka hati-hati sekali seperti itu.
Ketika saya membahas tajabur surat al-Muhluk itu, di situ ada Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Allah nama, Rahasiakanlah dan rahasiakanlah perkataanmu atau tampakkan, nyatakan dengannya. Seperti itu. Jadi Allah tahu apa yang ada di dalam hati kita.
Maka pengetahuan Allah itu sangat halus. Halusnya ini orang lain tidak tahu. Bahkan malaikat tidak tahu.
Tapi Allah tahu. Seperti itu. Maka keyakinan kita itu bukan kemudian bahwa nanti dicatat malaikat.
Kita yakin ada malaikat yang mencatat, kita yakin. Tetapi sebetulnya lebih kepada Allah Al-Alim, karena itu malaikat hanya ditugasi saja oleh Allah. Tetapi memang ada catatan yang kemudian Allah perintahkan kepada malaikat untuk mencatat yang terucat dan yang terzahirkan itu dicatat.
Tetapi yang ada di hati kita. Malaikat tidak tahu, tetapi Allah Al-Latif. Begitu lembut halusnya.
Allah mengetahui hal-hal yang sangat kecil sekali. Di dalam surat Ali Al-An'am ayat 103. Tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata Karena Allah itu sangat halus Sebetulnya tidak hanya al-latif Karena yang disebut al-latif, ar-rahman, ar-rahim, al-jabar Itu semuanya satu menuju kepada zat yang satu yaitu Allah Allah itu tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata Seperti itu Sedang dia dapat melihat segala penglihatan itu Jadi kalau Kemudian Allah itu tidak terlihat oleh mata kita Tetapi kata Allah Dia dapat melihat segala penglihatan itu Artinya apa yang tidak bisa dilihat oleh manusia Maka Allah bisa melihatnya Kejadian yang terjadi di dasar laut Allah mengetahui aliran darah kita. Di sana ada penyakit atau kemudian Allah mengetahui jaringan-jaringan sel-sel dalam tubuh kita yang kita tidak tahu. Di sana mungkin ada sel-sel yang kemudian sel-sel liar yang disebut oleh kedokteran itu sel kanker seperti itu. Allah tahu kan gitu.
Aku tahu seperti ini. Jadi Allah itu Tahu apapun yang kemudian kadang seorang dokter itu tidak dicek, tidak ada apa-apa gitu ya. Tapi kita merasakan apa-apa gitu kadang kan gitu ya.
Dan Allah itu tahu kan gitu ya. Maka Allah mengetahui atau melihat segala penglihatan itu, lalu Allah sebutkan yang berkaitan dengan itu, kenapa? Karena Karena Allah itu maha halus Maha teliti Seperti itu Yang kecil-kecil itu tahu Kemudian di dalam surat Luqman Ini juga menjadi dalil Di sana Allah sebutkan namanya Dan menjadi dalil bahwa Allah itu pengetahuan Allah itu halusnya Ilmunya Allah sampai yang halus-halus Yang kecil-kecil Yang detil-detil itu Allah tahu Di dalam surat Luqman Surat Luqman ayat 16 Ya bunaya, innaha intaku misqala habbatim min kardalin fatakum fisakhratin aw fis samawati aw fil ardi ya'ibihallah inna allaha latifun khabir Luqman berkata, wahai anakku, sungguh jika ada sesuatu perbuatan seberat bijisar sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, nisaya Allah akan memberinya balasan.
Sesungguhnya Allah Maha Halus, Maha Teliti. Ini menjadikan pelajaran bagi kita, Ibu, tentang pengetahuan Allah Al-Latif ini. Pengetahuan ilmunya Allah itu sangat halus, di mana setiap orang mungkin tidak tahu apa yang kita lakukan.
Mungkin setiap orang tidak tahu apa yang terpetik dalam hati kita, atas niat-niat kita. Tapi Allah tahu, sehingga ini menjadikan kita Tenang, menjadikan kita itu tidak galau, tidak gusar. Dengan apapun yang kita lakukan, meskipun tidak ada reward, tidak ada apresiasi, tidak ada penghargaan, tidak ada balasan, tidak ada respon baik orang, tetapi kita yakin Allah tahu apa yang menjadi niat-niat kita. Apa yang kita lakukan meskipun tidak ada satu orang pun yang tahu. Tetapi Allah Al-Latif tahu apa yang kita lakukan.
Meskipun kita lakukan itu di kegelapan malam, di dasar lautan, hal kecil yang kita lakukan Allah tahu. Pun sebaliknya, hati-hatilah kita. Menimbulkan rojak kita kepada Allah Harapan besar kita kepada Allah Meskipun tidak ada apresiasi Tidak ada reward Tidak ada penghargaan Tidak ada kata pujian Tidak ada kemudian sanjungan Tapi kita yakin Nama-nama kita menjadi Diberi sanjungan di hadapan para malaikat Kita yakin itu Karena iftisab kita itu kepada Allah, bukan kepada manusia. Sehingga kita roja, kita ikhlas, kita tenang dengan apapun yang kita lakukan. Tidak galau meskipun tidak ada sesuatu apapun yang diberikan kepada manusia, kita tenang.
Sebaliknya, khawf harus kita hadirkan ketika kita melakukan kemaksiatan sekecil apa. Mungkin niat-niat jahat kita itu tertutup. Dengan sesuatu, dengan rekayasa, dengan apapun itu.
Tapi ingat, Allah itu alatik. Allah tahu di kedalaman hati yang paling dalam. Ketika itu kemaksiatan, niat-niat buruk yang kita ingin lakukan. Maka Allah tahu hal itu.
Dan ini menjadi hati-hatilah kita. tentang apa yang ingin kita lakukan, apa yang ingin kita katakan, karena sebetulnya apa yang kita katakan, apa yang kita pikirkan, apa yang kita lakukan itu lahir dari kehendak yang kuat dari hati, dari dorongan keinginan kita untuk mengatakan, untuk berpikir, untuk berbuat. Maka selalulah kita kemudian memperbaiki.
Niatan-niatan kita Kemudian selalulah kita Kemudian niat-niat kita itu hanya Lilah-lilah Agar lelah letih kita Kemudian tidak Menjadi sia-sia Seperti itu Kalau Allah Maha Al-Ali Mengetahui tsunami Yang terjadi dulu di Aceh Puting beliung Yang mungkin semua orang tahu Tapi tidak semua orang tahu betapa ada tsunami dalam hati kita. Yakinlah Allah tahu apa yang ada di dalam hati kita. Seandainya orang tahu turunnya hujan, Allah tahu hujan itu turun.
Apa namanya seperti itu. Tetapi derasnya derita, duga yang ada di dalam dada kita, Allah pun tahu. Bahkan mungkin tidak semua orang tahu seperti itu.
Kalau kita tahu turun hujan, maka Allah lebih khabir berapa kapasitas kemudian air yang turun dari langit itu, yang turun ke bumi itu. Lebih detail lagi, Allah tahu penyebarannya di mana saja dan itulah pengetahuan Allah tentang nama Allah Al-Latif yang begitu halus, yang begitu lembut seperti itu. Ini pengetahuan Allah.
Bisa kita bayangkan. Jadi Allah tahu apapun yang saya tadi sebutkan bahwa mata yang memandang itu Allah tahu. Ini orang memandang, pandangannya kosong, pandangannya perlu dengan rencana jahat, pandangannya mengintai, pandangannya yang mengkhianati. Kadang kan kita kan... Lirik-lirikan, pandangan sama teman gitu ya Yang kita mau bahasanya itu ngomong dengan bahasa mata gitu Yang kita mau omongin itu gak ngerti di depan kita Makanya kita gak ngomong dengan mulut tapi dengan mata Gitu ya, saling pandang-pandangan Seolah-olah, kan gitu ya Itu gak ada orang yang tahu Itu saking halusnya Allah, lembutnya Allah Allah tahu Jadi sensornya Allah, detektornya Allah Itu detektor yang paling canggih Kalau ada pendeteksi kebohongan itu bisa luput Tetapi detektor Sensornya Allah itu Sangat halus dan sangat lembut Menyentuh di kedalaman Hati kita Menyentuh di kedalaman bumi ini Menyentuh di atas langit Allah mengetahui itu semuanya Jadi itu Yang pertama makna Allah al-latif Jadi seliri apapun yang kita Katakan Allah tahu Ya seperti itu Dalinya di surat tadi Surat Apa namanya Surat Surat apa tadi itu Al-An'am ya bu Surat Luqman dan surat Al-Mulk tadi ya yang saya sampaikan Wa asiru qawlakum Awijiharu bih Innahu ala kulli shai'in qadir Ala ya'lamu man Oh apa Bener ya salah ya bu ya Innahu ala kulli Shai'in qadir bener ya Ala ya'lamu man khalaq Wahual latiful khobiyan Jadi seperti itu Oke, jadi surat Al-Muluk ayat 13, 14, surat Luqman 16, kemudian surat Al-An'am ayat 103. Ini dalil bahwa pengetahuan Allah itu sangat luar biasa.
Oke, sekarang makna yang kedua. Makna kedua Allah Al-Latif. Allah Al-Latif, makna yang kedua itu adalah bahwa Allah yang...
Memberikan, jadi Allah yang dengan kelembutan dan halusnya itu memberikan kebaikan, mendatangkan kebaikan, menganugerahkan rahmatnya kepada hambanya sehingga hambanya itu terkadang tidak merasakannya. Kita akan nanti lihat contoh-contohnya. Allah Al-Latif adalah yang kedua, makna yang kedua adalah Allah yang dengan kelembutan dan halusnya Allah itu mendatangkan, menganugerahkan, memberikan kebaikan, kemaslahatan, rahmatnya kepada hambanya itu dari arah-arah, dari arah atau dari sesuatu yang dia tidak duga, yang dia tidak sangka-sangka, yang dia tidak ketahui. Bahkan seringkali kita tidak mengetahui bahwa itu adalah rahmat Allah saking halus dan lembutnya kebaikan Allah.
Jadi seperti itu. Itu makna yang kedua. Nah ini yang kemudian banyak akan dibahas di dalam buku ini contoh-contoh yang kedua itu. Makna yang kedua.
Jadi kata ulama al-latif itu adalah kata sifat yang dari dua kata dasar. Jadi Alatif itu kata sifat. Yang maha lembut, yang maha halus.
Tapi dari dua kata dasar. Kata dasar yang pertama itu alatof. Alatof itu baik. Nanti sifatnya itu latif.
Ada juga alutuf. Jadi alutuf itu lembut. Nanti kata sifatnya itu ya. Latif Tetapi al-latuf Itu mengandung makna Baik Jadi kelembutan Allah itu Bermakna kebaikan Allah Tetapi kebaikan Allah itu Tidak seringkali Tidak dirasakan oleh manusia Saya sering katakan Saya sampaikan seringkali ketika Mengawali Apa namanya Mengawali Sampaian saya itu Saya menyampaikan sesuatu Saya sering mengawalnya seperti ini Nikmat Allah itu Sangat luar biasa Tetapi kita sering Menganggapnya Biasa-biasa saja Anugerah Allah itu besar Nikmat Allah itu besar Tetapi kita sering menganggapnya Kecil Allah itu memberikan nikmatnya, anugerahnya terus menerus, rahmatnya kepada kita terus menerus. Tetapi sering kita membatasi.
Bahwa Allah itu memberikan kebaikan saat kita itu sesuai dengan selera kita. Saat kita sehat, alhamdulillah nikmat sehat. Tetapi ketika kemudian, ketika diberi sakit, Allah tidak memberikan kebaikan kepada kita. Padahal disitulah letak kebaikan. Dan Allah juga ada, tetapi kita sering tidak menganggapnya itu kebaikan.
Itulah alatifnya Allah. Jadi, Makna yang kedua bahwa Allah memberikan, mendatangkan kebaikan, rahmat, kemaslahatan kepada makhluknya, kepada hambanya. Itu yang seringkali tidak dirasakan, tidak kemudian menganggapnya itu kebaikan Allah. Banyak yang kita tidak merasakan itu kebaikan Allah. Artinya kita tidak, oh setiap itu ini kebaikan.
Tapi kalau kita dikasih. Dapat rezeki nomplok kelihatan Itu kelihatan Tapi apakah kemudian kita Merasakan bahwa Mata kita berkedip itu Tanpa kontrol kita Kita berkedip tanpa kita kemudian Oh aku mau kedip kan gitu Kedip mata kita Kemudian darah itu yang bisa mengalir Di dalam tubuh kita Itu kalau kemudian Tersumbat, disumbat saja Ada sesuatu yang menyumbat Berhenti Jantung yang kemudian terus memumpah darah Keseluruh tubuh Saat kita kemudian beraktifitas Meskipun kemudian kita yang punya Jantung bahasanya Yang jantung itu ada di tubuh kita itu Kita tidur, orangnya tidur Matanya tidur Tapi kebaikan Allah itu halus Yang seringkali tidak kita rasakan Jantung itu terus memompah. Bayangkan kalau dalam seberapa detik saja jantung itu berhenti.
Bablas kita. Paru-paru ketika kita nafas seperti ini. Oksigennya Allah seringkali kita tidak rasakan itu sebagai kebaikan Allah. Padahal oksigen itu gratis.
Dan kita bisa menghirupnya secara brutal gitu ya. Kalau orang sekarang bilang itu. Karpedewi, sakpenaidewi Bahkan tidak kita rasakan Kita menghirup, mengeluarkan Karbon dioksida Menghirup oksigen Itu seringkali tidak kita rasakan Ini sebagai nikmat Allah Tetapi ketika kemudian Ada sesuatu yang kemudian Yang terganggu Maka kita baru merasakan Bahwa ini adalah nikmat Allah Makanya Nabi mengatakan Nikmatani Melbunun Dua nikmat yang seringkali manusia itu lupa Sehat Kita punya jempol Itu seringkali kita enggak sadar punya jempol Tapi kalau sudah cantengan Baru itu jempol dielus-elus Kita enggak berpikir bahwa Ternyata jantung ini memumpah, paru-paru itu kembang kempis, di dalam tubuh sistem, tubuh itu luar biasa, kerjanya sangat rumit dan sangat detail.
Dan itu untuk mengetahui manusia itu harus mengeluarkan banyak uang, harus sekolah waktunya lama, dan itu saja istilahnya tidak sempurna juga manusia itu. spesialis-spesialis, dokter-spesialis, itu kan untuk mengetahui lebih dalam. Itu kadang juga ada yang luput seperti itu. Nah, itu semua adalah kebaikan, kebaikan Allah yang seringkali kita tidak menduga, tidak merasa, tidak kemudian ini menjadikan bahwa ini adalah kebaikan Allah SWT.
Jadi banyak sekali kebaikan Allah yang tidak sering kita rasakan. Yang sering kita tidak duga, kita tahu tapi kita tidak merasakan itu sebagai nikmat. Contohnya ya, lembutnya Allah kebaikan, Allah memberikan matahari.
Bayangkan, tidak ada satupun orang yang bisa mencapai matahari. Karena apa? Sebelum sampai sudah terbakar. Tetapi kedahsatan matahari, cahayanya itu yang intinya itu panasnya luar biasa gitu. Dan itu karena bermanfaat bagi manusia.
Allah sampaikan dengan cahayanya yang lembut masuk ke rumah kita. Dan seringkali itu tidak menjadikan sebuah kebaikan bagi kita. Biasa saja. Ya memang ginilah.
Bayangkan. Air hujan itu juga kebaikan Allah yang seringkali. Yang seringkali kita tidak memikirkannya ini sebagai sebuah nikmat. Maka orang-orang yang tahu ilmu Nabi ketika hujan selalu mengatakan. Alhamdulillah.
Alhamdulillah. Allahumma sayyiban nafi'a Karena apa? Karena faham Bahwa ini adalah rahmat Allah Ya seperti itu Maka kita akan lihat ya Buya Lebih jauh yang apa yang disampaikan Di dalam buku Asma'ul Husna ini Apa saja kebaikan-kebaikan Bentuk-bentuk kelembutan Bentuk-bentuk kehalusan Allah itu kebaikan Allah Yang sangat halus itu Yang seringkali kita tidak merasakan bahwa itu adalah kebaikan dari Allah SWT. Yang pertama di buku yang, jadi perlu diketahui dulu bahwa alatifnya Allah ini adalah bagian dari rahmatnya Allah. Nah ini harus, jadi untuk membahas tentang makna yang kedua ini bahwa alatifnya Allah, Allah alatif ini adalah Bagian dari ar-Rahman ar-Rahimnya Allah.
Jadi alatifnya Allah ini sifatnya kelembutan Allah itu adalah rahmat Allah yang sifatnya khusus. Karena kalau kita masih ingat belajar ar-Rahman ar-Rahim, rahmat Allah itu ada yang sifatnya khusus, ada yang sifatnya umum. Alatifnya Allah ini khusus untuk orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT.
Alatifnya Allah ini adalah rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-hambanya yang dikehendaki baik oleh Allah SWT. Makanya ulama mengatakan ini adalah rahmat. Khususnya Allah Kalau rahmat Allah Yang bersifat khusus berarti Itu masuk ar-rohim Mudah-mudahan tidak bingung ya Bu Karena ini bahasanya Ar-rohman ar-rohim sudah Oke, nah sekarang kita Apa namanya Kebaikan Allah itu Yang lembut yang kadang sering tidak Tidak dirasakan Itu contoh secara global Contoh secara global Itu adalah pada kisahnya Nabi Yusuf, kisahnya Nabi Musa. Seperti itu. Jadi caranya Allah itu untuk mengangkat derajat Nabi Yusuf itu lembut banget sampai nggak ketahuan.
Dengan cara yang luar biasa gitu ya. Insya Allah. Kemudian Nabi Musa juga.
Cara Allah menyelamatkan Nabi Musa itu luar biasa. Sangat halus, lembut. Diilhamkan dalam diri ibunya Musa itu untuk membuang Nabi Musa bayi saat itu Fir'aun memberikan aturan kebijakan setiap anak laki-laki yang lahir harus dibunuh.
Hati seorang ibu itu ingin anaknya selamat. Maka ada ilham. Allah ilhamkan kepada ibunya Nabi Musa disuruh membuang. Menaruh kemudian di sungai Dengan kemudian ditaruh di keranjang Tapi ditaruh di keranjang ya Bu Terus kemudian dialirkan di sungai Gak was-was gimana Bu Sampainya itu kepada tangan Fir'aun dan istrinya Coba bayangkan Itu kalau kita jadi ibunya Nabi Musa itu ya Bayangkan istilahnya kita Oh iya wes di itu daripada kemudian di depan mata disembelih moga-moga selamat gitu ya tetapi sampainya malah ke orang yang mau membunuh siapa yang kemudian kerasnya hati Fir'aun itu dilembutkan mau menerima Musa padahal sudah jelas-jelas melihat Musa bayi itu kulitnya kulit Bani Israel kulitnya agak gelap gitu lah ya Itu kulitnya Bani Israel, sudah tahu itu, Fir'aun itu.
Tetapi Allah susupkan ke halus Allah alatifnya itu. Kerasnya Fir'aun itu mau menerima usulan istrinya. Asia.
Nanti siapa tahu ini mau tergerak. Bayangkan. Padahal itu aturan dibuat sendiri.
Sangat tegas ini laki-laki yang akan lahir di tahun ini. Itu akan menghancurkan kerajaannya. Tapi ketika di depan matanya.
Allah memberikan sifat Allah al-Hatif itu. Masuk untuk menolong Nabi Musa. Dengan apa?
Dengan kemudian melembutkan Fir'aun. Untuk kemudian mau menerima tawaran istrinya. Untuk mengasuh Nabi Musa sebagai bayi. Oke. Jadi ini di dalam surat Yusuf ayat 100 itu.
Nabi Yusuf pun menyatakan bahwa. Sungguh inna robbi. Sungguh robku itu. Latiful lima yasyak Terhadap apa yang Maha lembut terhadap apa yang Dia kehendaki Ini setelah bercerita tentang Kisahnya Nabi Yusuf Nabi Yusuf itu kan Hanya ada ceritanya secara Komplet itu di Surat Yusuf Jadi bukan seperti Kisahnya Nabi Musa Yang itu Nyelepas Bukan Apa Bersambung ke surat-surat lain Maka kita lihat Kisahnya Nabi Musa itu ada di Beberapa surat tersebar Tapi kisahnya Nabi Yusuf Dari awal sampai kemudian Bahasanya film lepas Kalau film itu Kisah itu kisah yang Tidak ada seri Langsung selesai Surat Yusuf itu Maka kemudian Sungguh Inna robbi latiful lima Yusya Sungguh Rabu itu mahal lembut terhadap apa saja yang Allah kehendaki.
Apa saja yang dia kehendaki. Oke, kita akan lihat contoh-contoh dari kebaikan, rahmat, kemaslahatan yang Allah berikan kepada mahluknya, hambanya. Yang kemudian tidak dirasa. Saking lembutnya. Yang pertama, Allah itu memberikan paufik.
Allah itu memberikan taufik kepada hambanya yang dikehendaki agar kemudian bisa menahan diri dari keinginan hawa nafsunya dan menjauhkan mereka dari keburukan dan kekejian. Meskipun di sekelilingnya itu ada sebab-sebab yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan. Ini coba kita... Kembali kepada diri kita masing-masing.
Kita sampai di titik ini, kapan titik balik kita itu mendapatkan hidayah. Kapan titik balik kita itu, Allah itu memberikan taufik kepada kita. Itu caranya itu kadang sangat lembut. Jadi ada kisah seorang...
Orang yang sedang berpergian, biasa kalau pas waktunya sholat pergi mampir ke masjid, seperti itu kan, ketika mampir ke masjid, dia tahu keutamaannya ke masjid suatu daerah. Kemudian dia tahu keutamaannya sof paling depan. Maka dia berdirilah di sof yang paling depan. Seperti itu.
Ketika sudah sholat sunnah, terus kemudian sholat fardunya, Maka ternyata ketika melihat ke belakang, ketika mau keluar, itu sudah penuh banyak orang. Ternyata pada hari itu ada kajian yang mengundang ustadz, yang mungkin ustadznya itu ustadz yang terkenal, yang semua orang itu pengen hadir seperti itu. Dia pengennya keluar, tapi dia terjebak di dalam kajian itu. Jadi karena dia di tempatnya di depan sendiri, dia nggak mau ngelengkah-ngelengkahin gitu. Akhirnya terpaksalah, awalnya terpaksa untuk tetap di situ.
Tetapi setelah beberapa menit, dia mendengar kajian itu, itulah yang menjadikan hidayah itu masuk ke dalam dirinya. Sehingga dia kemudian berubah menjadi lebih baik. Halu sekali cara Allah masuk untuk memberikan hidayah kepada seseorang itu. Mungkin setiap diri kita pernah merasakan itu.
Mungkin awalnya orang ini tadi, yaudah terjebak. Ya Allah, ini kan gitu ya bahasanya orang malam. Mau keluar konglengkai orang banyak gitu.
Tetapi kemudian dengan itu kita nggak ngerti. Ternyata inilah halusnya Allah ingin masuk memberikan taufik kepada kita. Mungkin kalau dulu saya pakai jilbab itu, awalnya itu caranya Allah itu begini.
SMA itu tahun berapa ya? 80-an, 90-an gitu ya SMA gitu. Ikut lombat cerdas cermat.
Cerdas cermat, kelompok gitu ya, tiga orang. Ini kelas ini, kelas ini. Saya dengan kelas saya ikut cerdas cermat.
Caranya Allah itu, Bu, pengen menghantarkan saya pakai jilbab. Itu caranya itu, Masya Allah. Itu kok di situ menang gitu.
Apa, menang. Hadiahnya apa? Bukan hadiahnya yang apa, hadiah macam-macam. Hadianya boleh ikut pesantren kilat tiga hari, gratis. Di situlah kemudian ketika ikut pesantren kilat itu, mbak-mbaknya gitu yang kayaknya teduh gitu pakai jilbab gitu.
Pulang dari sana saya langsung pakai jilbab. Meskipun dengan keterbatasan, roknya pakai pendek, kaos kakinya yang panjang sedengkol gitu kalau sekolah. Baju atasnya ke meja itu juga dari kakak ipar yang waktu baju saat akad nikah gitu, ke meja putih gitu.
Dari situlah kemudian Alhamdulillah sampai sekarang. Jadi kadang Allah itu sangat halus. Mempertemukan teman-teman yang tadinya kita tidak kira. Dari situlah kemudian kita mendapatkan senang dengan ilmu, senang dengan itu.
Akhirnya disitulah kemudian. Kita mendapatkan taufik, mengetahui kebenaran, dan kita kemudian mendapatkan didaya. Di situ kelembutan Allah itu menyapa kita. Alatifnya Allah itu hadir dalam kehidupan kita dan itu kebaikan untuk kita. Kalau kita melihat ke belakang bagaimana jahiliahnya kita, maka kita ya Allah kan gitu.
Padahal lingkungan itu tidak mendukung untuk pakai jilbab. Tidak mendukung untuk kemudian kita berbuat sunnah Tetapi itulah Allah berikan alatifnya Allah kepada kita itu Untuk kemudian menahan diri dari keinginan hawa nafsu kita Yang kemudian Allah memberikan, merasukkan taufiknya kepada diri kita Kemudian Kita mendapatkan hidayah untuk kemudian melakukan syariat-syariat Allah. Ini yang pertama.
Ketika Allah memberikan hidayah. Bagaimana kalau contoh besarnya itu. Bagaimana Allah lembutnya memberikan hidayah itu kepada sahabat Umar bin Khattab.
Bayangkan. Itu datang untuk membunuh, membawa pedang. Membunuh Nabi kita Muhammad SAW. Caranya itu enggak kemudian perang lawan perang gitu kalah kamu mau masuk Islam enggak gitu itu awalnya ingin membunuh niatnya tetapi Allah memasukkan kelembutan surat Tuhan dari lisan adiknya Fatima seperti itu lalu kemudian ketika dia kenapa dia kemudian menampar lalu kemudian dengan tamparan ini juga hatinya sebetulnya hati Umar itu lembut.
Hati Umar itu lembut. Cuman penampakannya itu seperti itu. Tegas.
Tapi hatinya lembut sebetulnya. Itu sudah terlihat dari ketika orang-orang berhijrah gitu. Sebelum dia masuk Islam. Dia lembut hatinya melihat seorang ibu yang menggendong bayinya ingin hijrah. Ya sudahlah.
Cepat kamu. Ya gak apa-apa. Kamu cepat-cepat pergi.
Biasanya dihalangi gitu. Ketika dia menampar. Adiknya, adiknya kemudian terluka, disitulah kemudian hati lembutnya Umar itu Allah memasukkan kelembutannya itu untuk kemudian dengan juga mendengar. Coba Bu, mendapatkan hidayah dengan mendengarkan lembutnya surat toha yang dibacakan oleh adik.
Lalu langsung menjadi orang yang 180 derajat itu berubah. Yang tadinya membenci menjadi orang yang sangat mencintai Rasulullah. Yang awalnya memerangi Islam menjadi orang yang... Di depan itu melindungi, membantu, membela Islam. Seperti itu.
Umar bin Al-Khattab. Ada juga mungkin ibu-ibu mendengar ya, orang yang mendapat taufik hidayah itu dari apa coba? Masya Allah. Inilah kemudian, Masya Allah ya Bu. Ini kemarin cerita-cerita gitu ya.
Ternyata setiap apapun kadar kita, ketika Allah menghendaki kebaikan taufik, apapun. potensi kita. Allah bisa berikan lewat itu. Dimana orang yang punya londrean, tukang londre, itu bisa mu'alaf masuk Islam.
Karena apa? Karena dia melihat, memperhatikan anak-anak mahasiswa orang Islam yang kemudian ngelondre ke tempatnya. Itu berbeda dengan orang-orang yang bukan Islam. Itu pengamatannya luar biasa.
Kok kalau kemudian orang Islam itu gak ada celana dalaman-dalaman itu gak ditaruh seperti itu. Kemudian baunya juga gak begitu luar biasa. Ketika ditanya kenapa kok saya ini kok kalau memperhatikan orang yang agamanya Islam. Ketika masukkan londrean itu pakaiannya itu ya artinya karena katanya karena kita diperintahkan untuk menjaga kebersihan.
Coba Bu itu kan latifnya Allah itu lewat kayak gitu gitu. Ada yang mendengar azan saja, kemudian ada yang kemudian seorang dokter spesialis kulit gitu, yang kemudian masuk, itu juga karena kelembutan alatifnya Allah. Caranya itu Masya Allah memberikan taufik itu, yang tidak disangka-sangka.
Ya, Masya Allah ini. Maka inilah kemudian yang pertama contoh yang dari makna kebaikan Allah itu begitu luar biasa. Sehingga orang lain itu tidak merasa bahwa itu adalah rahmat, kemaslahatan, kebaikan dari Allah. Memberikan taufik dengan cara yang sangat halus. Mungkin ibu-ibu nanti merasakan sendiri.
Dulu saya Masya Allah ini dikenalkan ini, enggak tahu ini. Seperti itu. Mendapatkan suami juga kadang.
Kan kalau orang nyonsew ya Bu, kalau orang pacaran dulu gitu kan genah gitu. Jadi suaminya genah. Tapi kalau kemudian...
Dapat suami kita, orang-orang yang Pengen dianggap baik itu Itu yang tadinya pacarnya, gak jadi Tapi Sangat halus, entah dengan cara apa Kemudian tanpa pacaran Dengan tak aruf saja Lalu menjadi suami kita Yang sekarang, seperti itu Jadi ini caranya Allah itu luar biasa Kebaikan Allah itu Luar biasa, oke Ini yang pertama Contoh yang pertama, yang kedua Kelebutan Allah itu Kepada orang-orang yang beriman itu, menentukan kadar rezeki berdasarkan pengetahuan Allah. Jadi kita ini kan punya banyak teman, kita punya kenalan banyak. Setiap orang itu punya rezekinya masing-masing, kadarnya masing-masing. Dan ini sebetulnya kebaikan Allah yang sangat lembut.
Kalau saya tanya ibu-ibu, semua saya kalau ditanya, ibu-ibu kalau ditanya, pengen uang banyak apa uang sedikit? Pengennya kita semua punya uang banyak. Pengen rumah yang besar apa yang kecil? Kita pengennya pengen rumah yang besar. Kita pengen setiap tahun umroh apa enggak?
Kita pengennya setiap tahun itu umroh. Luka? Tetapi kan Allah kasih kadar kita itu berbeda-beda. Berbeda-beda kadar Allah memberikan rezeki kepada kita, itu sebetulnya kebaikan Allah atas pengetahuan Allah.
Seandainya kamu ini kalau dikasih uang rata lebih gitu misalkannya, itu malah melalaikan kamu. Itu nggak baik untuk akhiratmu, itu nggak baik. Seperti itu.
Kita nggak kalau bilang nggak, nggak. Kalau itu enggak, enggak mungkin aku kayak gitu Iya, omongan orang yang belum banyak uangnya itu ya gitu Kalau dikasih mobil Insya Allah aku tambah rajin Iya, omongan orang yang kemudian belum punya mobil gitu Kalau dikasih gini-gini Iya, tapi Allah lebih tahu daripada diri kita sendiri Karena Allah yang menciptakan Ya, Allah yang menciptakan kita Allah yang lebih tahu tentang diri kita Makanya kemudian Allah memberikan kadar rezeki kepada setiap orang itu berbeda-beda. Itu Allah atas pengetahuan Allah. Terhadap untuk kemaslahatan mereka Allah kasih kita itu bukan atas dasar keinginan kita Kalau inginnya kita, pengennya ini, pengennya itu, pengennya ono, pengennya ini Tetapi Allah memberikan rezeki kepada kita berdasarkan kebutuhan kita Bukan keinginan kita Jadi seperti itu Maka Ini yang sering sekali kita tidak sadari kan Bu.
Kita kadang malah kalau sudah dapat uangnya masih banyak, pendapatannya dikurangi gitu saja, kita sudah bilang ngeluh dah. Ya income-nya tahun ini turun, bulan ini pendapatan turun. Padahal masih saja tetap untung gitu.
Biasanya untungnya 20 juta, ini untungnya 10 juta. Tetap saja bilangnya turun. Sekarang beda sama yang dulu.
Ya, Masya Allah. Itulah yang saya sering katakan. Allah itu nggak pernah berhenti memberikan kebaikan kepada kita.
Kemarin kita berbicara tentang nama Allah Al-Bahr. Seperti itu ya. Tetapi kita sering membatasi kebaikan Allah itu dengan standar menurut kita.
Jadi standar kita kalau Allah kasih kita dikurangi padahal masih ada kebaikan gitu, kita masih menikmati gitu, kita sudah bilang Allah kasih kurangi gitu, turun. Padahal ketika Allah kemudian membatasi itu, itu adalah dalam rangka melindungi, menjaga agar kita tetap berada di dalam kebaikan dan kemaslahatan. Jadi itulah cara Allah.
Kemudian memberikan alatifnya itu kebaikan Allah yang sifatnya lembut, halus itu sehingga kita itu gak nyadar bahasanya. Jadi Allah berikan tentukan kadar rezeki itu berdasarkan pengetahuan Allah terhadap kemaslahan mereka. Jadi seperti itu. Allah di dalam surat Ashura ayat 19. Allahulatifun bi'ibadihi yarzuqu mayyashaa wahual awiyul aziz Allah mahalembut terhadap hamba-hambanya dia memberi rezeki kepada siapa yang dia kehendaki dan dia Allah maha kuat lagi maha perkasa jadi dengan perbedaan kadar yang diberikan rezeki kepada hamba-hambanya itu ini menunjukkan kebaikan Alatifnya Allah, kebaikan Allah yang latif, yang lembut, yang halus, yang seringkali kita tidak bisa menangkap kebaikan itu.
Saking halusnya dan baiknya Allah itu. Oke, kemudian contoh yang lain. Bentuk kelembutan halusnya, kebaikan Allah itu adalah dengan cara memberikan musibah. Memberikan berbagai musibah, cobaan, ujian kepada mereka. Sebagai apa?
Supaya Allah menghantarkan seseorang hambanya itu untuk menghantarkan kepada kesempurnaan saat menghadap Allah SWT. Luar biasa. Tapi sering kita ngamuk-ngamuk. Ketika dikasih ujian, dikasih musibah, dikasih cobaan yang tidak menurut selera kita.
Sering kita marah-marah sama Allah. Padahal cobaan musibah ini, itu caranya Allah. Kelembutan alatifnya Allah yang kemudian ingin memberikan kebaikan kepada makhluknya, yang ingin menghantarkan dia menjadi makhluk yang sempurna saat kemudian menghadap Allah SWT.
Karena Allah ingin saat kemudian menghadap Allah, dia itu tidak punya dosa. Dan itulah kesempurnaan. Karena Allah menciptakan kita itu dalam kondisi sempurna.
Tidak ada dosa. Fitrah, suci, bersih. Dan Allah ingin saat kembali kepada Allah, itu juga sudah dalam keadaan dilondri. Dicuci, dibersihkan. Kotoran-kotoran dosa-dosa kita.
Itulah cara Allah. Agar kemudian menghantarkan kesempurnaan Diri kita saat menghadap Allah Dengan cara apa? Dengan cara diberi ujian, cobaan Untuk apa? Untuk menghapus, menggugurkan dosa-dosa Tapi kita seringkali menganggapnya ini bukan sebuah kebaikan. Ini sebuah perasaan.
Suudhunya kita itu. Ini sebuah kezoliman. Ini sebuah keburukan.
Ya Allah kenapa aku lagi? Ya Allah kenapa aku? Ya Allah. Kenapa aku terus?
Aku salah apa? Aku sudah menjalankan perintahmu. Kan gitu.
Seringkali kita menuntut Allah. Menganggap Allah zalim kepada kita. Padahal alatifnya Allah itu. Begitu lembutnya.
Masuk kebaikan itu ke dalam diri kita. Untuk kemaslahan kita. Salah satu caranya itu adalah dengan memberikan musibah. Ujian. Agar kita sampai.
Menghantarkan kita dalam bentuk kesempurnaan makhluk saat menghadap ropnya. Mudah-mudahan kita bisa merenungkan ini ya Bu. Bahwa makanya ketika apapun itu, ini adalah alatifnya Allah. Saking lembut dan halusnya, kita tidak merasa kalau ini adalah kebaikan Allah. Itulah alatifnya Allah.
Maka kita harus tahu. Bahwa musibah itu adalah arrohmannya Allah Kebaikan Allah kepada kita Karena Allah ingin menghantarkan kesempurnaan diri kita itu Kesempurnaan saat kemudian kembali kepada Allah Makhluk itu kalau menghadap Allah penuh dosa Itu makhluk yang tidak sempurna Itu kayak binatang ternak Bahkan lebih rendah Itu Allah ingin menjadikan kita itu selevel malaikat bahkan lebih tinggi dari malaikat. Itu yang Allah inginkan untuk kita.
Tapi kita seringkali kemudian menuntut, komplain, tidak terima dengan apa yang Allah takdirkan atas diri kita berupa ujian atau musibah. Ini yang ketiga bentuk kelembutan Allah. Kemudian, Sebagaimana juga Nabi Yusuf itu ya Bu, kalau Nabi Yusuf dibuang ke sumur, seperti itu, kemudian sampai dijual, divitnah, untuk melakukan sesuatu yang tidak seronok, kepada istri pembesar Al-Aziz di Besir, sampai di penjara, itu kan tidak mikir, tidak sampai mikir yang akhirnya nanti Nabi Yusuf itu menjadi orang yang Masya Allah Nah inilah kemudian Nabi Yusuf tadi mengatakan di ayat yang 100 itu Bahwa sesungguhnya Allah itu Maha lembut terhadap hamba-hambanya Seperti itu Kemudian yang berikutnya Kelembutan Allah Kepada hamba-hambanya Itu adalah Salah satunya itu Memberikan Memberikan kita itu teman-teman yang baik Di sini disebutkan seperti itu Menadirkan seorang hamba Di bawah asuhan orang-orang yang solih Yang berilmu, yang beriman Di lingkungan orang-orang yang baik Seperti itu Kadang anak-anak kita masuk pondok itu Awalnya kok aku kayak di Apa ya Kayak diasingkan gitu ya Nggak bersama ibu sama bapak Sama ummi sama abah Kadang kan anak-anak Mikirnya seperti itu Tapi disana kemudian Allah itu kasih Kita ketemu orang ini yang tadinya Cuma say hello Terus ternyata menjadi teman Yang dari sinilah kemudian Kita tahu tentang beberapa Majelis taklim Ketika kemudian kita sama-sama Bersama akhirnya kita senang Dengan ilmu Yang awalnya tidak mau mencoba Menghafal Quran Tetapi karena Dalam lingkungan orang-orang yang Allah itu sangat lembut Saya kalau bilangnya Allah itu kalau ngatur segala sesuatu itu cantik banget Itu bahasa saya Karena kekinian Orang keren banget Itulah alatifnya Allah Jadi Allah itu kalau mau Nepakno itu Meletakkan, mau mempertemukan Mau membuat takdir kita Itu kayak sangat cantik Sangat cantik banget Itulah halusnya Allah Sampai kita gak terasa Kadang ada Apa namanya Ada seseorang itu yang kemudian harus meninggal muda gitu ya.
Ibu muda meninggal gitu ya. Punya anak masih kecil-kecil. Tetapi halusnya Allah itu caranya Allah itu Masya Allah.
Anaknya ini sudah dekat sama embahnya. Dia selalu sama embahnya gitu ya. Ternyata Allah dengan pengetahuan Allah.
Ibu dari anak-anak yang masih kecil-kecil itu dipanggil dalam usia muda. Tetapi anak-anak ini sudah settle sama mbah-mbahnya itu. Sudah terbiasa. Mbahnya juga senang sama cucu-cucunya ini. Dan itulah kemudian alatifnya.
Barang biasa. Mungkin kita juga punya pengalaman tentang hal itu. Jadi ketika kemudian anak-anak ini sudah dalam...
Perlindungan seorang Mbah ya, nenek Pakai nya gitu ya, meskipun Kemudian ditinggal oleh Ibunya gitu ya, dan Ditinggal oleh ayahnya gitu Tetapi ini Allah sudah mempersiapkan Makanya gak usah khawatir Dengan apapun yang Allah akan takdirkan atas diri kita Karena Allah sudah mempersiapkan Dengan detail, dengan luar biasa Untuk kita, makanya saya sering Katakan Untuk orang-orang yang khawatir gitu ya, khawatir. Saya juga sering khawatir, tapi saya kembalikan lagi. Dengan mengenal nama Allah, Asma'ul Husna, ini luar biasa Bu. Menjadikan hati kita itu jauh lebih tenang tentang keadaan-keadaan yang belum terjadi. Belum terjadi.
Saat kemudian saya bilang, kita khawatir dengan anak kita kan seperti itu. Bagaimana nanti masa depannya gitu kan. Nanti ya Allah sekolahnya diterima apa enggak. Nanti lulus apa enggak. Itu kan kekhawatiran seorang ibu.
Itu wajar gitu. Tetapi ketika kemudian kita kembalikan kepada rob kita. Allah yang kemudian mengatur dengan luar biasa itu. Itu jauh lebih tenang.
Ya Allah anakku ini bukan anakku. Ini milikmu anakku ini. Milikmu. Hanya kau titipkanlah beberapa waktu kepada kami.
Aku yakin. Makin engkau telah merencanakan sesuatu untuk dia. Kebaikan untuk dia. Sekolah untuk dia. Rezeki untuk dia.
Sekolahnya nanti akan selesai. Ya Allah aku serahkan semuanya kepada-Mu. Itu milik-Mu ya Allah. Dan aku serahkan semuanya kepada-Mu. Itu jauh lebih tenang daripada kita mikirkan sesuatu.
yang kita gak pernah tahu juga kayak apa. Makanya orang-orang yang hidupnya dengan ma'rifah kepada Allah, hidupnya itu bahagia. Bahagia. Tentang, punya positive thinking, selalu punya positive thinking terhadap apapun yang ada, kondisi yang ada pada hari ini, selalu positive thinking.
Oke, jadi itu kemudian kelembutan Allah kepada hambanya juga itu memberikan cobaan berupa musibah. Kemudian lalu memberi taufik padanya untuk dapat melaksanakan kewajiban dan bersabar. Ini bedanya dengan yang di atas, kalau yang di atas itu untuk menghapus dosa, tetapi yang bentuk kelembutan Allah ini memberikan cobaan tetapi untuk mengangkat derajat.
Jadi kan... Fungsinya cobaan itu kalau tidak menggugurkan dosa, mengangkat derajat. Dan Nabi itu adalah yang besar sekali ujiannya. Dan memang Allah ingin memberikan tempat yang terbaik untuk para Nabi.
Karena ujiannya yang luar biasa. Seperti itu. Ketika kita jatuh dalam suatu jalan yang mungkin salah.
Dalam salah. Apakah itu diizinkan Allah? Kalau sudah terjadi. Diizinkan Allah Kenapa ya Allah engkau izinkan aku Masuk dalam lubang kemaksiatan Enggak engkau tahan dulu Allah tahu orang ini Harus kena kayak gitu dulu Baru setelah itu nanti Allah Berikan sesuatu hidayah Taufik kepadanya yang ini Menjadi penyesalan besar bagi dirinya Jadi harus memang kena itu dulu Allah tahu model orang-orang yang Ini harus dijatuhkan dulu tertimpa musibah sakit dulu baru nanti kayak Umar itu kan luar biasa ya Bu ya kenapa kemudian dijadikan tuh padahal nanti apa namanya Umar itu nanti kayak gitu baiknya luar biasa dengan terhadap Nabi dan Islam gitu ya kenapa kok sampai kayak gitu dulu gitu Supaya nanti Allah itu tahu modelnya Umar itu.
Itu kalau sudah nyesel, itu betul-betul tobatnya luar biasa, maka dia akan menjadi orang yang sangat luar biasa. Betul-betul memegang hidayah itu dengan luar biasa. Ada orang-orang itu yang dengan lembut, dengan lembutnya Allah, diberi hidayah karena orang ini dengan seperti itu tahu.
Tapi caranya Allah, kelembutan Allah yang lain itu, Memberikan cobaan yang kita anggap ini adalah sesuatu yang menyakitkan, sesuatu yang menderitakan kita, seperti itu. Tetapi sebetulnya dibalik itu semua, Allah nanti dengan kesabarannya itu Allah ingin kasih surga. Dengan cobaan yang luar biasa itu, dengan kesabarannya itu nanti Allah ingin kasih kedudukan yang tinggi. Seperti itu. Kita akan lihat sebuah riwayat.
yang Rasulullah menyampaikan nanti ada orang-orang yang dia selalu dalam keadaan susah di dunianya. Ibaratnya nggak pernah senang sama sekali. Tapi dia bersabar dengan keadaannya lalu kemudian nanti di akhirat itu dia langsung dicelupkan.
Belum di itu, cuma ingin dirasakan. Dicelupkan di dalam surga sekejap. Dicelupkan lalu diangkat.
Lalu kemudian orang ini ditanya, apa yang kau rasakan? Aku rasanya tidak pernah mengalami penderitaan. Padahal selama hidupnya dia menderita.
Dengan satu celupan saja ketika ditanya oleh Allah, apakah kamu pernah mengalami penderitaan? Katanya, tidak pernah aku merasakan penderitaan. Rasa senang ini sudah menghapus penderitaannya yang selama hidupnya itu.
Padahal hanya satu celupan. Belum dimasukkan, itu baru dicelupkan terus diangkat lagi. Istilahnya belum dihisap, belum disidang.
Cuma mau dirasakan karena dia terlalu banyak penderitaan, ujianya itu di dalam kehidupan dunianya. Jadi Allah ingin memberikan rasa bahagianya itu dengan cara seperti itu. Jadi inilah yang seringkali kita tidak merasakannya. Tidak seringkali tidak menjadikan ini kebaikan Allah. Kenapa kok tidak tahu hidup enak ya Allah.
Kenapa kok gini ujian satu ini sudah selesai. Ujian yang lain ya Allah. Kenapa ya Allah. Kenapa ya Allah.
Engkau panggil suamiku ya Allah. Anak-anak masih kecil ya Allah. Mungkin ada sebagian kita yang kemudian mengalami seperti itu. Itu kebaikan.
Rasakan bahwa itu adalah alatifnya Allah. Yang saking lembutnya kita tidak merasakan itu kebaikan Allah. Padahal Allah punya rencana, Allah punya maksud, Allah paling tahu apa yang kemudian akan terjadi di kemudian hari. Sebagaimana kidir yang Allah berikan ilmu tentang ilmu masa depan dibandingkan Nabi Musa yang tidak diberitahu tentang ilmu-ilmu. Seolah-olah Nabi Musa, kenapa kau bunuh gulam ini?
Kenapa kau bunuh anak muda ini? Kenapa kau bocori kapal ini? Kenapa kau bangun rumah yang ini? Padahal penduduknya tidak baik sama kita. Jadi itulah maha taunya Allah.
Yang itu Allah mengetahui dan Allah hanya ingin memberikan kebaikan kepada kita. Seperti itu. Oke, ini sudah jam berapa? Jam 9 lebih 20 menit, Ustazah.
Oke, sudah selesai. Kalau secara singkat saja tentang konsekuensinya ya, dengan nama Allah Al-Latif ini. Oke, secara cepat, setiap kita membahas soal Asma'ul Husna, maka Ahsoha yang akan menjadikan kita masuk ke dalam surga dengan nama Asma'ul Husna itu adalah bahwa kita harus tahu namanya Allah itu artinya apa.
Kemudian, mau tahu maknanya, tadi sudah disampaikan, dalilnya sudah disampaikan juga, lalu kemudian kita pakai nama Allah itu saat berdoa, kemudian yang keempat ini konsekuensi artinya apa yang harus kita lakukan, apa tuntutan keimanan kita, kita mengenal nama Allah al-Latif. Yang pertama, kita akan semakin berhati-hati dalam berkata atau berbuat karena pengetahuan Allah itu sangat halus sekali tahu apa yang ada di dalam hati-hati kita, tidak ada orang yang tahu, tetapi Allah tahu tadi seperti pembahasan makna Allah yang pertama al-latif yang pertama, kemudian yang kedua konsekuensi itu selalu menghadirkan pengawasan atau murakobatullah. Bahwa Allah selalu mengawasi kita. Jadi kita tidak akan serampangan, tidak akan brutal, tidak akan macam-macam, tidak akan sembarangan baik berfikir, berkata maupun berbuat. Jadi selalu menghadirkan pengawasan Allah SWT.
Nah yang terakhir ini berkaitan dengan makna yang nomor dua tadi, bahwa kita... konsekuensi kita itu adalah khusnul dan selalu khusnul dan karena apapun yang Allah takdirkan berikan kepada kita, tetapkan kepada kita karena Allah hanya ingin memberikan yang terbaik untuk kita Allah ingin memberikan kemaslahatan bagi orang-orang yang dikehendaki memang nanti baik seperti itu maka apapun yang kita alami hari ini itu adalah bentuk Kebaikan Allah yang sangat halus Yang sangat halus dan lembutnya itu Menjadikan kita tidak merasakan Biasanya itu untuk hal-hal yang kemudian Ya itu hal-hal yang Kenapa begini Kenapa anak punya anak begini Ujian-ujian, cobaan-cobaan Seperti itu yang kita alami Dalam kehidupan kita Itu juga kebaikan yang Allah berikan kepada kita Dan kita harus tetap khusnudhan Kada Allah selalu memberikan kebaikan untuk kita. Sebagai makhluknya, hambanya yang dipilih untuk kemudian diberikan kebaikan. Ini mimpi yang bisa disampaikan, mohon maaf.
Mungkin kalau ada yang mau tanya. Ada satu pertanyaan di kolom chat. Saya baca kan, Gius Daza? Assalamualaikum, izin bertanya. Bagaimana memberi pengetahuan?
pada anak muda yang tentu masih laki-laki lain dengan yang tua dalam menyikapi musibah atau ujian. Bagaimana untuk selalu membangkitkan semangat dalam ikhtiar, dalam masalah atau musibah yang didapatkan. Contohnya mencari kerja belum dapat, dalam keluarga yang ada, dalam keluarga yang ada masalah. Misal belum dapat omongan, nah ini sering beliau dengar yang bertanya.
Mohon pencerahannya, Ustazah. Iya, sebetulnya ini yang agak sulitnya anak muda. Kalau orang tua sudah mulai yang ingin kembali, ingin memahami Islam, memahami agama kita ini, terus ingin menuntut ilmu. Sebetulnya ilmu yang menjadi poin pertama ya Bu. Tetapi memang rata-rata anak muda masih belum tertarik dengan ilmu agama.
Inilah yang kemudian menjadikan mereka itu sulit untuk difahamkan. Sebetulnya sama saja memahamkannya. Hanya saja karena mereka itu belum tahu ilmunya, belum paham.
Belum mengenal nama Allah. Kalau kayak gini kan misalkan anak muda tahu ya. Misalkan kita itu yang terbaik.
Seringkali kalau anak-anak yang sudah paham, mudah saja. Kalau yang sudah paham agama. Jadi Allah itu maha baik. Nggak akan dikasih yang buruk. Dulu ketika anak saya nggak diterima melalui jalur reguler di sebuah universitas negeri, saya bilang...
Berarti itu tidak yang terbaik untukmu. Coba lagi saja. Terus dia coba lagi.
Di satu universitas negeri. Tidak keterima. Berarti memang Allah tidak.
Ini bukan yang terbaik untukmu. Saya begitu saja. Karena dia mungkin dulu ada pemahaman. Karena di pondok. Jadi dia agak paham.
Jadi dia juga enjoy. Artinya saya tidak menekan. Saya memberikan ini yang tidak terbaik.
Bukan yang terbaik berarti coba lagi aja Gak dapat yang reguler Ikut mau tetap mau Yang negeri Ya ikut coba mandirinya Maka saya suruh coba Pas mandirinya Berarti bahwa mungkin kita dianggap Mampu Kak untuk kemudian Ikut mandiri seperti itu Bayar yang reguler untuk Orang-orang yang kemudian Memang Allah ingin siapkan Dia gak mampu dapat terima Meskipun mungkin Di bawah kamu kemampuannya. Tetapi ini Allah mengatur semuanya. Jadi menganggap kita itu mampu. Sebetulnya caranya itu begitu, Bu. Sulit.
Kemarin juga ada yang tanya untuk anak-anak muda. Kalau kita insya Allah paham ya, Bu. Kita insya Allah paham.
Tetapi mereka itu kadang anak-anak sekarang dengan mentalnya, dengan pemahamannya, dengan ilmunya yang kemudian belum lah gitu ya. Artinya belum sampai gitu. Mereka sulit untuk difahamkan lewat jalur itu. Terkadang dia harus kena mentok tembok dulu.
Kena akibatnya dulu baru kemudian dia paham. Atau setelah beberapa lama baru kemudian dia akan paham hikmah itu. Seperti itu. Ya itulah alatifnya Allah itu kadang saat ditimpa musibah itu kita nggak ngerti hikmahnya apa.
Tapi setelah sekian hari, sekian waktu baru kita paham ini hikmahnya. Nah itu alatifnya Allah. Nah ini Bu, jadi memang masalahnya itu di pemahaman. Di pemahaman, di ilmu. Karena kemudian belum ada ilmu itu agak sulit memang memahamkan ke anak-anak.
Tetapi saya yakin ketika kita belajar ilmu agama, belajar Asma'ul Husna, kita transfer ke anak-anak, walaupun dengan cara yang nyantai, dengan cara hari-harian yang kita sampaikan, dengan obrolan-obrolan, omongan-omongan kita. Celetukan-celetukan kita ke anak-anak itu Maka itu menjadi Pemahaman mereka Sehingga mereka nanti mudah diberitahu Tetapi kalau anak-anak yang sulit Diberitahu, ya mungkin karena memang Belum sampai ke sana Saya yakin kok Bu Anak-anak yang dalam lingkungan Lingkungan keluarga Yang orang tuanya itu paham Dan sering menyampaikan pemahaman Tentang agama, tentang Allah Tentang hakikat kehidupan Bahwa semuanya ini Terkait dengan takdir ketetapan Allah Seperti itu Maka dia akan mudah menerima Tetapi kalau dia tidak pernah mendapatkan itu Ya akan sulit menerimanya Jadi itu saya tidak bisa menjawab Dan ini saya kemarin ada tanya Juga saya bilang gini Ini menjadi PR besar saya Untuk bisa masuk ke anak-anak muda Anak saya Kemarin itu Ikut senang ikut organisasi Dan saya bilang begini Karena mi'im-mi'im mau juga kapan mau ditanya mau disuruh ngisi, oke saya kasih waktu saya karena saya selama ini berbicara banyak di orang-orang yang sudah, artinya sudah setengah abad, sudah menjalani, merasakan pengalaman asam garam kehidupan itu sudah banyak, sehingga sudah banyak yang tersadarkan untuk kembali kepada Islam, syariat Islam dan Itu banyak, ya Bu, ya kayak kita lah Contohnya kita ini Tetapi anak muda itu jarang Yang kemudian tersentuh Untuk hal-hal seperti itu, ketika saya ditanya Oke, saya bilang Ini memang ummi pengen hadir Di tengah-tengah anak muda Saya bilang gitu Saya bilang gitu Saya bilang saya siap Kalau nanti kalau dipinta Untuk Untuk berbicara di tengah-tengah Anak muda Dia ikutnya bateriot gitu ya. Dulu itunya ACT itu Bu. Jadi itu dengan kemudian anak-anak muda yang relawan-relawan yang dimotivasi untuk peduli dengan lingkungannya gitu ya. Nah itu saya bilang saya mau gitu.
Karena memang dasarnya itu pemahaman Bu. Jadi kalau mau gimana caranya gitu. Itu kalau mau di...
Kasih tahu itu karena dia dasarnya pemahamannya itu nggak nyampe sana, ya kembali lagi agak sulit memang. Dan ini menjadi PR saya pribadi dan PR kita semua untuk kemudian memahamkan anak-anak kita tentang hikmah Rifatullah, tentang pemahaman agama ini kepada anak-anak kita, supaya mereka mudah. Mudah untuk ketika kita kasih tahu itu sangat mudah nanti, insya Allah mereka insya Allah paham.
Allah maaf ya Bu yang bertanya Saya belum bisa menjawab pertanyaan ini Cuma beri kabaran saja Alhamdulillah Jasa gila khair Ustazah Di generasi Z ini kita harus sering Bertemu anak muda Dan memberi lahan pada mereka Lahan baru Ustazah Nanti kita Nanti kita Iya, saya memang kayaknya pengen ketemu anak-anak muda gitu. Dengan gaya saya yang agak rodo, agak cuek juga gitu, saya harapannya bisa masuk. Anak-anak muda harus kita rangkul Ini generasi yang akan Meneruskan, itu anak-anak kita Meskipun bukan Anak-anak biologis kita, tetapi mereka Itu adalah anak-anak yang Akan meneruskan, menegakkan agama ini Dan itu menjadi PR saya sebetulnya Dan ini saya belum pernah bisa Masuk ke tengah-tengah anak muda Karena sudah tua Karena sudah tua Ada pertanyaan lagi Ustazah? Assalamualaikum Ustazah. Ijin bertanya, bagaimana dalam menyikapi jika kondisi yang tidak nyaman adalah bentuk sayang Allah yang harus kita syukuri, itu tidak membatasi kita untuk terus berikhtiar agar mendapatkan kondisi yang nyaman.
Ini penting. Ini bukan bentuk tidak terima dengan keputusan Allah atau takdir Allah yang diberikan. Jadi bukan hanya pasrah kita terima dengan iman kondisi tidak nyaman tersebut, tapi kita tetap berusaha untuk berikhtiar dan bermohon kepada Allah untuk memberikan kita kenyamanan.
Apakah boleh Ustazah? Ya, memang wajibnya gitu Bu. Sangat amat boleh Dan seperti itulah yang harus kita lakukan Jadi menerima Cobaan atau mungkin sakit Bukan kemudian nerima Ramah kita kan ada Ramah kita itu Ya tadi itu Ibu sudah menjawabnya Ya seperti itulah harusnya Ikhtiar maksimal Doa optimal Maka setelah itu Serahkan Tawakal kepada Allah Hasilnya Itulah bentuk kita menerima ketetapan Allah. Karena hak Allah untuk menyembuhkan, hak Allah untuk merubah keadaan kita, hak Allah untuk menjadikan kita seperti apa, tetapi ranah kita itu bukan untuk menetapkan itu semua, tetapi ranah kita hanya ikhtiar dan berdoa secara maksimal dan optimal. Tetap itu, harus seperti itu.
Betul. Terus ketawakal ya. Tawakal kepada Allah. Ini sesuatu ya Ustazah.
Tawakal, ikhtiar dan bersyukur dengan ikhlas keputusan Allah. Sementara belum ada pertanyaan dari kolom chat. Bu, yang ingin bertanya langsung kepada Ustazah bisa raise hand. Belum ada Ustazah.
Boleh bertanya Ustazah? Boleh. Terkait dengan anak muda ini, memang kita perlu tenaga dan pikir yang ekstra Ustazah. Bagaimana kita mendekati mereka? kalau kita sudah dekat, terus kemudian mereka seperti, apa ya kalau bahasanya orang arema, ngelama gitu loh Ustazah.
Itu mungkin ada doa yang bisa kita berikan kepada mereka supaya mereka lebih bisa menghargai ketika kita menyampaikan nasihat sedikit gitu. Karena kan mereka nggak bisa dinasehat yang banyak. Ngelamaknya biye, Bu.
Maksudnya ngelamaknya biye. Ya, biasa misalkan kalau kita menyampaikan nasihat, mereka akan membalas dengan, ah bohong, boak, dan lain sebagainya, sok pintar, dan lain sebagainya gitu. Baik.
Begini, Bu. Kadang kita itu, kesalahan kita ketika kemudian menghadapi anak-anak muda, kita itu kekeh dengan cara kita. Jadi kita itu zaman old, zaman kolonial.
Mereka zaman milenial. Harusnya kita yang kemudian tahu cara mereka. Mereka itu kita bawa ke cara kita itu agak susah.
Kalau kita ingin punya keinginan mereka, maka kita harus turun ke zaman mereka. Karena kata Ali bin Abi Tolik juga kan. Didiklah anak-anak kalian itu sesuai jamannya kan Giten. Artinya bahwa kita harus mengikuti jaman mereka.
Dan saya dengar... Dari dokter Aisyah Darlah tentang saraf itu, sel saraf itu bahwa di otak orang yang lahir otak itu ada 100 miliar sel gitu dan setiap sel itu ada saraf-saraf yang satu selnya itu seperti komputer tercanggih di zamannya. Kalau kita mungkin dulu belum ada komputer gitu ya bahasanya ya.
Mungkin mesin tik gitu ya Ya kayak gitu lah Nah sekarang ini Anak ini komputer yang tercanggih di zamannya Anak-anak sekarang itu luar biasa gitu Yang kemudian kadang mereka Ya itu tadi kita rasakan memang seperti itu ya Artinya kayak agak bahasa mereka itu Menurut kita itu ngelama gitu ya Kalau kita dulu dipendeli itu Udah langsung takut ini gini Kalau anak sekarang dipendeli Mendeli geti gitu ya Dikasih tahu membantah gitu ya Jadi seperti itu Karena memang begitu luar biasanya sel-sel yang ada di otaknya itu yang cepatnya itu juga secanggih komputer tercanggih hari ini gitu katanya. Katanya seperti itu gitu. Nah jadi kita yang harus turun dan kita harus pahami. Jadi gak baperan gitu, artinya kita gak baperan. Artinya apapun respon dia yang kemudian, ah bang.
Apa gitu ya kita nanti Dan seringkali ya Bu Anak-anak itu tidak dikasih Tetapi kita ajak mikir Anak-anak itu diajak mikir Kalau seperti ini Nanti menurutmu gimana Jadi kita seperti Nabi Ibrahim itu Seperti Nabi Ibrahim Ketika ingin ngajak Ketika itu nanti dia akan Ada satu titik yang itu Celah kita bisa masuk Jadi caranya anak sekarang itu Tidak bisa kayak dikasih Tetapi dia dimintai pendapat Dimintai Apa namanya Penurutmu itu kayak apa Kalau seperti ini Menurutmu apa Tidak gitu Itu lebih banyak dimintai pendapat dulu Pikiran pola pikir dia Nanti ketika dia menyampaikan Celah itulah Kemudian yang kita akan masuk Untuk kemudian meng-closing apa yang menjadi pikirannya. Jadi memang caranya itu kayak nggak dikasih gitu. Nggak disuapi gitu. Nggak diduduk manis kayak kita hari ini. Ini kan bisa duduk manis ya.
Mereka nggak bisa. Jadi sikap kita satu berdoa bu. Untuk dilembutkan hati mereka.
Yang kedua dari diri kita sendiri. Kita siapkan benteng yang kuat untuk tidak baperan. Jadi tidak baperan.
Dengan anak-anak muda yang hari ini. Kita bandingkan dengan kita dulu Sudahlah kita ini Anak itu yang gak gitu ya sama orang tua Nanti anaknya Sama orang tua sopanan gitu ya Gak sama orang tua itu yang bener ngomongnya Itu nanti kayak gitu-gitu Munculnya gitu Meskipun nanti itu akan kita sampaikan Akhlak itu kita sampaikan Tetapi memang kadang di awal Kita harus banyak Gak boleh bapernya Jadi bapernya gak boleh banyak Banyak Jadi betul-betul kita itu memang ingin memperbaiki mereka Dengan kondisi mereka yang kayak generasi strawberry Yang kemudian tidak apa ya Yang mereka itu gampang putus asa Yang kemudian mereka itu langsung bahasa kita nyolot saja Bahasa kita langsung kasih sekali ngomong mereka Ngomongnya berkali-kali gitu. Gak gini, mamah gak ngerti sekarang itu kayak gini. Itu kayak gini ya gitu kan. Udah banyak gitu.
Nah itu kita banyak dengarkan memang mereka itu. Jadi dengarkan dulu. Nanti kita ajak diskusi.
Caranya sih kayaknya kayak gitu sih. Walau alam seorang. Maaf Bu Eris kalau belum bisa. Kayaknya perlu diskusi banyak untuk mempersiapkan anak-anak kita ini ya.
Banyak dekat sama anak-anak. Ini ada satu pertanyaan lagi. Bagaimana, Ustazah? Gege, gege.
Sayang ini nyantai, kosong. Assalamualaikum, Ustazah. Isin bertanya. Apakah masih boleh sholat Qobliya subuh, tapi yang sholat subuh dari masjid sudah pulang?
Terima kasih. Boleh, Ibu. Boleh. Jadi yang penting sebelum sholat subuh, Uh... waktu sholat itu kan yang penting udah masuk sholat subuh waktu sholat subuh itu udah masuk lalu kemudian kita kadang masih umbek kemar mandi apa yang di itu sudah boleh intinya masih boleh pokoknya sebelum ibu sholat subuh ya sholat wabliyah dulu ya belum pulang tah sudah pulang itu enggak papa enggak papa kalau misalkan ikut sholat subuh di masjid Masjid, Ustazah, jamaah subuh.
Kobliah dikerjakan setelahnya atau tidak dikerjakan, Ustazah? Ya, kalau kita memang sudah rutin istiqomah selalu kobliah-kobliah-kobliah. Suatu saat kita kemudian berjamaah kok waktunya pepet, kita nggak bisa sempat kobliah, maka kerjakanlah kobliah itu dikodok waktu badia setelah subuh.
Bukan apa-apa. Yang penting gak sering-sering ya Bu Nanti jadi bukan Kobliah Subuh Jadi Badiyah Subuh Boleh, Nabi pernah melakukan Bu Tetapi gak sering Ya sekali dua kali gitu Jadi kesiangannya gak sering-sering G Kerjakannya setelah Salam atau setelah pikir Subuh Kobliah Subuh tadi Kerjakannya Kalau kita sudah kebiasaan solat jamaah di masjid subuh, solat jamaah di masjid subuh, kopliannya dikerjakan setelah salam atau setelah bersikir? Oh, ya sikir dulu, Bu.
Sikir fardu, kan. Sikir setelah solat. Sikir dulu, selesaikan.
Terus nanti pulang ke rumah, kerjakan solatnya. Karena takutnya kalau dikerjakan di masjid, boleh saja. Kalau yang sudah tahu, ngerti. Tapi kalau yang nggak ngerti, kok emang enek, Mbak Diyah, subuh kan? Jadi Ibu pikir dulu, selesaikan, terus kemudian pulang ke rumah untuk kemudian sholat sunnah untuk mengkodok Kobliyah tadi di waktu Mbak Diyah.
Seperti itu. Jangan sering-sering gitu ya, Ustazah. Jangan sering-sering, karena memang ini kaidahnya Kobliyah, bukan Mbak Diyah. Tapi itulah untungnya orang yang istiqomah.
Kalau orang yang istiqomah tidak melakukan saja, Allah itu melakukan. Kalau orang yang istiqomah yang saat tertinggal boleh diganti. Tadinya sholat malam, tidak sholat malam, diganti di siang. Itu kan dua yang kontroversi, yang sangat bertolak belakang.
Tapi bagi orang-orang yang istiqomah melakukan terus, melazimi, mendawangkan, maka... Nabi pernah mencontohkan itu Allah Allah Masya Allah Baik jam 9.45 Pertanyaan di kolom chat Sudah tidak ada Ustazah Rise and Belum muncul Nafatulir Untuk memberikan nasihat kepada kami Berkait dengan materi Dan mohon berkenan Untuk menutup dengan doa Nafatulir Ustazah ibu-ibu Masya Allah Allah masih memberikan kita kesempatan untuk mengenal mengenalnya ini sebuah nikmat yang luar biasa semakin kita mengenal satu-satu nama Allah maka semakin kita hidup kita ini semakin insya Allah baik-baik saja dalam kondisi apapun dalam episode apapun Allah Al-Latif itu seringkali tidak tampak, tidak terlihat kebaikan Allah kepada diri kita. Tetapi yakinlah apapun yang kemudian Allah izinkan, Allah tetapkan atas diri kita.
Kejadian-kejadian apapun maka itu adalah bentuk-bentuk kebaikan Allah, bentuk rahmatnya Allah, bentuk kemaslahatan yang Allah ingin berikan kepada diri kita. Dan muncullah harapan besar dalam diri kita. Juga takutlah sekecil apapun, sehalus apapun, dosa, kefaksiatan yang kita lakukan, Allah mengetahui itu.
Jadi kita harus berhati-hati untuk kemudian melakukan segala sesuatunya. Oke ibu-ibu kita berdoa sejelak untuk kita semuanya kebaikan. dunia dan akhirat kita audzubillahiminasyaitanirrohim bismillahirrohmanirrohim Ya Allah, aku memohon kepada engkau taufik yang diberikan kepada orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ya Allah, aku memohon kepadamu amalan orang-orang yang memperoleh keyakinan dan keikhlasan orang-orang yang bertobat. Keteguhan hati orang-orang yang bersabar. Kesungguhan orang-orang yang takut. Dan usaha mencari yang dilakukan oleh orang-orang yang gemar kepada engkau ya Allah.
Dan ya Allah kami memohon ibadah orang-orang yang warog. Dan mengetahui orang-orang yang berilmu. Hingga aku takut kepadamu ya Allah.
Ya Allah jadikanlah kami haba-haba yang hanya takut kepadamu ya Allah. Ya Allah. Allahumma inna nas'aluka al-huda wa tukom wal'afafa wal'ghina.
Ya Latif, Ya Khamim, Ya Allah, Engkau yang maha halus, kebaikanmu, Ya Allah. Engkau yang maha teliti, Ya Allah. Ya Allah, berikanlah kepada kami hikmah, pemahaman bahwa apapun yang datang darimu, Ya Allah. Itu semuanya kebaikan.
Kebaikan untuk kami. Kebaikan untuk kami dunia dan akhirat kami. Allahumma inna nas'aluka ilman nafian.
Wa rizqan tayyiban wasian. Wa amalan butaqabbala. Allahumma a'ina ala zikrika. Wa syukrika wa khusni ibadatika. Rabbana atina fid dunya hasana.
wa fil akhirati hasan wa qina adabatna subhanarrabbika rabbil izzati ammin yasifun wassalamun alam mursalin walhamdulillahirrahmanirrahim mohon maaf atas segala keterbatasan dan kekurangan alhamdulillahirrahmanirrahim, kebenaran hanya milik Allah ilahi taufiq wal hidayah assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh Ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Jasa kuno lahoyir atas pertemuan kita pagi hari ini. Semoga pertemuan ini menjadikan pemberat amal baik kita dalam diomil akhir nanti. Karena dengan menutup ilmu, insya Allah akan semakin memahami tugas-tugas kita sebagai hamba Allah.
Bismillahirrahmanirrahim. Ijin menyampaikan apabila ada keluasan dan kelapangan risiko meski yang akan disalurkan melalui. Iasi bisa mengirimkan ke nomor rekening Mukenah Iasi Bank Syariah Indonesia dengan nomor 7234552768 dan bisa menambahkan angka cantik di belakangnya untuk infak 001, untuk donatur tetap 002, untuk Palestina Dan bisa setelah mentransfer, bisa mengkonfirmasikan kepada yang bertugas yaitu Mbak Yulis di nomor 0822-3393-2127 dan Mbak Anies 0821-3964-5159.
Selamat beraktifitas, selamat bekerja, selamat melanjutkan. kegiatan-kegiatan setelah pertemuan saya sebagai pembuka dan penutup acara Mohon maaf apabila ada kata yang kurang berkenan semoga kita dipertemukan Allah di surganya nanti dengan rahmat yang seluas langit Amin ya Allah berhenti atau enggak Mari kita sama-sama tutup dengan bacaan hamdallah Alhamdulillahirrahmanirrahim. Dan doa kawan-kawan majelis. Subhanakallahumma wabarakatuh.
InsyaAllah kita akan kembali bertemu di hari Jumat, insyaAllah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Saya mohon undur diri dulu Terima kasih Bu Ibu semuanya.
Selamat beraktifitas.