Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Innal hamdali lahu wassalatu wassalamu ala rasulillah wa ala alihi wa sahbihi wa mantabiahum bi ihsan illa yawmi al-kiyamah. Kepada seluruh para santri dan para santri wati yang hadir pada taman surga kesempatan hari ini. Kepada pula... para tamu-tamu di teras kehidupan ilmu pada kesempatan hari ini pula yang semoga kita senantiasa mendapatkan afiat, kita mendapatkan kesehatan dan semoga kita juga mendapatkan keberkahan.
Dan semoga kita senantiasa dibimbing oleh Allah, diarahkan oleh Allah pada kebaikan hingga hari nanti kita menutup mata. Saya kemarin baru saja menjumpai ada sebuah perkara. Ada sebuah peristiwa yang layak menjadi ibrah dan layak menjadi sebuah perenungan refleksi untuk kita.
Ada salah satu jamaah anak muda, saya nggak pernah bicara dengan beliau, tapi sering menjumpai beliau dan melihat beliau di masjid. Dengan celana, dengan sarungnya yang khas, dengan kausnya yang khas. Ternyata beliau kemarin ketika sedang tidur, beliau dijemput dengan ajalnya.
Beliau meninggal dunia. Allah semoga merahmati beliau. Usianya masih sangat muda. Umurnya baru 23 tahun dan beliau akhirnya meninggal dunia.
Padahal hari kemarin sebelumnya saya masih menjumpai beliau berjalan keluar dari masjid. Yang menarik adalah beliau ini adalah seorang pemuda yang baru datang ke masjid 6 bulan terakhir kalau tidak salah. Sebelumnya saya tidak pernah menjumpai beliau. Tiba-tiba saya menjumpai beliau hampir tiap hari di masjid dengan gaya sarungnya yang khas gitu.
Dan ternyata beliau meninggal. di usia yang sangat muda dan kemungkinan adalah penyakit jantung yang beliau derita dan menyerang kepada beliau disitulah kemudian saya berpikir Masyasya Allah ya ada banyak orang yang jauh lebih muda daripada kita tetapi Allah wafatkan mereka ada banyak orang yang mereka ketika kena pandemi COVID mungkin mereka lebih muda pula daripada usia kita badan mereka juga lebih sehat dan bisa jadi mereka tidak memiliki komorbit Tapi bisa jadi saudara-saudara kita banyak yang meninggal dunia walaupun usia mereka muda dan walaupun pola kehidupan mereka sehat. Dan itu pula yang menjadi perenungan untuk kita.
Kita kadang-kadang lebih tua, ubahnya lebih banyak. Dan mungkin sebagian dari orang yang menderita COVID adalah orang yang juga punya komorbid. Tapi ternyata justru kita diselamatkan, lalu kita selamat dari COVID-nya dan selamat dari pandemi. Disinilah kita harus mengambil hikmah. Karena setiap peristiwa pasti memberikan hikmah dalam kehidupan.
Salah satu hikmah yang kita petik dari kejadian ini adalah, kenapa Allah masih menghidupkan kita? Walaupun uban kita sudah kelihatan, walaupun sebagian dari kita sudah berusia lebih dari 30-40 tahun, tapi kenapa Allah masih sehatkan kita? Dan masih Allah berikan kesempatan hidup dalam kehidupan kita? Penting untuk kita ambil hikmahnya.
Karena sesungguhnya, Allah ingin supaya kita mengembalikan hati kita dulu sebelum nanti kita kembali jasad dan fisik kita kembali kepada alam barzah dalam kematian kita. Inilah yang menjadikan kita, semoga kita termasuk seorang penutup ilmu yang tentunya selalu pandai mengambil setiap ibu roh dari setiap kejadian yang ada di sekitar kita. Semoga Allah memberikan kepada kita afiat, Allah memberikan kepada kita keberkahan, dan semoga setiap peristiwa yang kita peroleh Dan selamatnya kita sampai hari ini dari berbagai macam hal yang kita jumpai, maka supaya kita mampu mengembalikan hati kita terlebih dahulu sebelum nanti ajal kita datang menyapa kita. Orang yang beruntung adalah orang yang telah kembali hatinya sebelum kembali fisiknya. Alhamdulillah tentunya senang sekali kami pada kesempatan hari ini berjumpa dengan kalian semuanya para penonton ilmu.
Pertemuan kita dan perjumpaan kita adalah perjumpaan yang luar biasa, walaupun tampaknya sederhana, tetapi sesungguhnya Taman Ilmu adalah sebuah taman yang luar biasa. Sebuah taman yang menjadikan Allah mengabadikan setiap nama dari mereka yang berkumpul di Taman Ilmu. Sebuah taman yang menjadikan para malekat ridha dan mengepakkan sayapnya kepada mereka yang berkumpul di Taman Ilmu dan menjadikan seluruh spesies yang jumlahnya ribuan.
yang ada di daratan hingga di lautan, yang kadang-kadang kita pun mungkin tidak mengenal semua spesies itu, mereka juga memintakan ampunan kepada kita ketika kita berkumpul di satu taman yang disebut dengan taman ilmu. Inilah bagaimana... Mempesonanya taman ilmu dibandingkan taman bunga, dibandingkan taman hiburan.
Taman hiburan hanya menawarkan sensasi kepuasan. Taman bunga hanya menawarkan sensasi pandangan mata yang kita manjakan. Tapi taman ilmu memberikan kepada kita petunjuk.
Karena dengan kita mendapatkan ilmu, kita akan memperoleh petunjuk. Kita akan menjumpai banyak pelita, sehingga kehidupan kita tidak perlu kita merabah. Dan kita tidak perlu terperosok kepada jurang kerusakan selama kita memiliki pelita.
Dan pelita itu adalah ilmu yang kita peroleh dari Allah dan Rasulullah. Tidak setiap orang diberikan oleh Allah kenikmatan untuk mencintai ilmu. Tidak setiap orang diberikan kenikmatan untuk duduk pada taman-taman ilmu.
Jumlah mereka yang duduk pada taman ilmu jumlah mereka limited edition. Dan betapa bergembiranya kita, Allah menjadikan kita termasuk orang yang sedikit. Allah menjadikan kita termasuk minoritas orang yang mau belajar, yang mau duduk di tamat ilmu supaya kita mendapatkan petunjuk dan pelita.
Semoga kita senantiasa tamak, semoga kita senantiasa serakah ketika kita mendapatkan ilmu sebagaimana rasa haus dan rasa kurang yang dimiliki Nabi Mas terhadap ilmu sampai menjadikan beliau rela melakukan perjalanan di pinggir pantai untuk menemui Nabi Khidir. Semoga kita senantiasa haus dengan ilmu sebagaimana Rasulullah. Hausnya beliau kepada ilmu, tersermin dari doanya beliau di setiap subuh.
Allahumma inni asaluka ilman nafian. Ya Allah, aku meminta kepadamu ilmu yang bermanfaat. Dan itulah yang menjadikan kita bersyukur. Sesungguhnya siapapun yang mendapatkan kenikmatan ilmu, pada dasarnya kenikmatan ini tidak akan rusak dengan musibah apapun.
Dan tidak akan hilang walaupun terjadinya hari kiamat. Saya akan sampaikan sebuah. Perkataan emas yang patut menjadi refleksi, perenungan untuk kita.
Zahusaymin itu berkata, ucapan satu kali tasbihmu itu lebih baik daripada dunia dan seisinya. Jadi kalau ada seorang muslim mengucapkan subhanallah, datang dari hati yang ikhlas, maka itu lebih baik daripada dunia dan seisinya. Padahal kita paham dunia dan seisinya ini, terdapat ribuan gedung pencakar langit, uang dolar, ribuan triliun berputar setiap harinya.
Barang-barang mahal dari mobil-mobil sport yang harganya puluhan miliar, jumlahnya ada ribuan di atas permukaan bumi. Dan berapa banyak orang yang mengenakan merek-merek branded di dalam pakaian mereka dengan harga yang fantastik. Tapi semua yang tadi kita sebutkan ternyata kalah dengan ucapan satu kali tasbih ketika mengucapkan subhanallah.
Pertanyaan kita, kenapa ucapan tasbih itu bisa mengalahkan ribuan triliun yang berputar setiap harinya pada kehidupan manusia. Simple. Zaidul Hussein menkatakan seluruh dunia dan seisinya itu akan hilang seiring dengan datangnya musibah alam ataupun seiring datangnya hari kiamat.
Hanya menjadi kenangan yang terkubur bersama dengan bumi yang diluluh lantakan ketika terjadinya kiamat. Tapi beda dengan ucapan Subhanallah. Kamu, saya mengucapkan Subhanallah satu kali. Masyaka ucapan itu akan membersamai kita dari semenjak kita mengucapkan, sampai nanti kita meninggal, sampai kita di alam barzah, sampai nanti kita berdiri di hadapan Allah Satu ucapan subhanallah itu akan dinilai oleh Allah dan diberikan pengganti dan pembalasan yang terbaik. Masyari kita merenungkan.
Kalau ucapan sekali subhanallah ternyata akan menjadi kenangan yang mewujud menjadi sebuah pembalasan manis dari Allah di pengadilan akhirat. Apalagi ketika kita duduk di majlis ilmu, mendapatkan perkataan Allah, memahami apa yang Allah inginkan, memahami apa yang disampaikan oleh Rasulullah. Masyaka itu adalah jauh lebih banyak daripada dunia dan seisinya. Karena apa yang kita lakukan secara rutin, mengikuti majlis ilmu, maka itu tidak hanya menjadi kenangan yang terkubur bersama dengan datangnya hari kiamat.
Tidak, itu akan menjadi kenangan yang akan diingat dan dicatat rapi oleh malaikat. dan akan menjadi pemberat dalam misen kebaikan kita. Betapa beruntungnya orang yang disibukkan di dalam ilmu. Dan semoga kita termasuk orang yang disibukkan dengan ilmu tanpa harus sombong, tanpa harus jumawa kepada orang lain. Kepada Allah kita bersyukur atas kenikmatan semua yang kita peroleh.
Seluruh para santri dan seluruh para santriwati yang semoga Allah rahmati dan Allah berkahi. Kita tentunya paham, tentunya kita mengerti. Ternyata kita memahami, pemicu penyakit itu ternyata bukan hanya datang dari pola makanan, tapi sangat tergantung pada pola pikir dalam kehidupan kita selaku manusia.
Dulu kita sering menyangka bahwasannya pemicu, penyakit itu hanya datang dari pola makan. Memang betul pola makan itu merupakan salah satu pemicu berbagai macam penyakit. Tapi sesungguhnya pola makan itu jauh lebih rendah daripada pola pikir yang menjadi pemicu penyakit-penyakit berat dan serius dalam kehidupan kesehatan kita. Karena ternyata kalau kita berpikir negatif, kalau kita suka dendam, kalau suka kita berprasangka yang buruk, itu ternyata semua yang terjadi pada hati ketika melakukan itu, maka akan mengalir kepada darah dan yang akan terkena dampaknya adalah tubuh kita ketika kita melakukan berbagai macam pola pikir yang negatif.
Itulah kata para dokter hari ini ketika mereka kembali memberikan sebuah riset. Ternyata pola pikir itu justru merupakan pemicu penyakit yang paling banyak. Jantung biasanya ada kaitannya dengan dendam. Penyakit lambung biasanya ada kaitannya dengan perasangka yang buruk kalau tidak salah. Dan itu ternyata betul-betul terbukti secara medis.
Saya ketika mendengarkan penjelasan ini, Masyasya Allah ya, akhirnya saya teringat kepada sebuah hadis nabi. Hadis ini adalah hadis yang terkenal sekali. Dan mungkin sebagian dari antum Masya...
Masya... menghafalkan artinya. Hadis ini berkata, sesungguhnya di dalam tubuh kita ini ada segumpal darah.
Masyaka kemudian Rasulullah mengatakan, segumpal darah ini kalau baik, maka seluruh hal yang lainnya akan menjadi baik. Kalau segumpal darah ini buruk, maka yang lainnya pun akan menjadi buruk. Masyaka Nabi mengatakan, ala wahya al-kolbu, segumpal darah itu adalah hati manusia. Masyasya Allah ya. Kalau kita membaca hadis ini, dengan penjelasan medis yang tadi saya sebutkan, akhirnya kita menangkap korelasi.
Jadi yang disebutkan Nabi, kalau hati kita itu baik, hati kita itu bersih, maka yang akan baik itu bukan hanya ibadahnya, tapi kesehatan tubuh kita pun akan terjaga ketika hati kita bersih. Orang yang tidak punya dendam, orang yang tidak punya prasangka yang buruk, orang yang tidak berpikir negatif, orang yang tidak suka mencelah ketetapan takdir, orang yang ringan di dalam menjalani kehidupan, itu pada dasarnya adalah orang yang sangat minim kemungkinan dia terkena penyakit, kecuali memang ditakdirkan oleh Allah bagian dari ujian. Jadi Masyasya Allah ini berkaitan erat di dalam kehidupan kita dan itulah yang menjadikan kita semakin paham.
Berarti memahami materitas kiatun nafas, bagaimana membersihkan hati kita, itu merupakan bagian dari upaya menjaga kesehatan kita. Menjaga kesehatan supaya kita tidak memiliki mental illness, penyakit kejiwaan, sebagaimana penyakit fisik pun merupakan dampak dari berbagai macam penyakit-penyakit mental yang kita miliki ketika hati kita tidak bersih. Jadi inilah kemudian banyak hal yang kita kemudian pahami Masyakanya ketika saya ngobrol dengan Dr. Zaidul Dr. Zaidul Akbar itu menyampaikan kepada kita Kasus-kasus yang terjadi, banyak penyakit Ketika dibedah penyakit itu, di breakdown, dicari historinya Itu selalu ada kaitannya dengan berbagai macam tekanan pada hatinya Jadilah penyakit ini, jadilah penyakit itu Disitulah kita terbuka mata kita. Oh Masyasya Allah ya. Kenapa materi tazkiyatun nafas termasuk materi yang cukup penting dan urhen untuk dibahas, dikaji, diamalkan, lalu diatur bagaimana aplikasi dan realisasi dari apa yang kita pelajari di dalam materi ini.
Karena penting, kalau kita sudah mampu menempah hati kita, mensucikan hati kita, lalu tidak timbul dendam yang kesumat, tidak ditimbul kemudian prasangka yang begitu buruk, akhirnya kita mudah memaafkan, mudah memberikan undur. Hidup kita tidak terbebani, kemudian kita tidak mencari pujian, tetapi kita betul-betul hidup kita mencari rinduannya Allah dan tidak terbebani dengan perkataan dan penilaian manusia. Orang kalau hatinya sudah bebas dari itu semuanya, bukan hanya menjadikan dia bertambah ibadah dan khusyuk kualitas ibadahnya, tapi bertambah sehatnya.
Sekali lagi, pola pikir itu jauh lebih besar memberikan prosentase penyebab penyakit daripada pola maaf. Masyakanya, masih ingat nggak kita di awal-awal pandemi, banyak mereka, ahli medis, mengatakan jangan terlalu takut berlebihan, karena justru yang membunuh kita itu adalah ketakutan. Ketika ketakutan itu berlebihan, dan takut berlebihan itu biasanya ketika hati kita tidak terjaga pada kesehatan.
Inilah yang menjadikan kita akhirnya memahami, ini loh pentingnya kita mempelajari Tazkiyatun Nafus. Masyakanya, kita pada kesempatan hari ini akan melanjutkan materi Tazkiyatun Nafus kita. Dan ini upaya untuk menjaga hati kita dari berbagai macam polusi, dari berbagai macam pengotor radiasi dan polutan yang nempel pada hati kita. Berulang-ulang sering saya sampaikan kepada diri saya dan antum semuanya.
Berulang-ulang saya sering menyampaikan. Bahwasanya, hati itu merupakan organ tubuh yang paling cepat kotor. Karena tidak ada organ tubuh yang paling cepat kotor kecuali adalah hati.
Dan sesungguhnya hati merupakan organ tubuh yang paling capek dan paling letih. Karena ketika mata melihat, yang merespon pertama kali dari apa yang dilihat oleh mata itu adalah hati. Ketika telinga kita mendengar sesuatu yang paling cepat merespon itu dan akhirnya bekerja untuk merespon apa yang didengar telinga itu adalah hati.
Jadi mata, kemudian telinga, dan apapun yang terjadi di sekitar kita yang paling banyak merespon itu adalah hati. Masyakanya hati itu merupakan organ tubuh yang paling cepat lelah. Dan sesungguhnya hati itu merupakan organ tubuh yang paling cepat kotor. Inilah yang menjadikan kita mempelajari materitas keatur nafas. materi yang cukup penting bagi setiap penuntut ilmu.
Dan ini termasuk amanah yang harus kita selesaikan. Karena penuntut ilmu, kata Imam Al-Ghazali, rahimahullah ta'ala, setiap penuntut ilmu, setiap penuntut ilmu, harus menyelesaikan PR di dalam hatinya. Karena tidak akan berkah ilmu yang dia dapatkan selama. Hati yang memperoleh ilmu, hatinya itu kotor. Masyaaf ya.
Kalau ada orang mendapatkan ilmu, tetapi hatinya kotor, ilmu akan dijadikan pembenar atau semua sikap buruknya. Pernah nggak kita melihat ada penuntut ilmu kasar. Kalau ngomong mau menang sendiri.
Kalau dijelaskan sedikit masukan, marah-marah. Padahal dia ngajinya sudah lama. Kata Imam Al-Ghazali Rahimahullah Ta'ala.
Kalau ada ilmu yang datang, yang merespon hati adalah hati yang kotor, maka ilmu hanya dijadikan menjadi pembenar untuk membenarkan setiap perilaku, perkataan, dan perbuatan yang dia lakukan. Tapi kalau kemudian ilmu yang datang direspon sama hati yang bersih, setiap hati yang bersih ketika datang kepadanya ilmu, setiap hati yang bersih ketika mendapatkan ilmu, maka ilmu akan berusaha menjadi petunjuk dan mengendalikan apa yang harus dikerjakan. Nah inilah yang menjadikan kita mempelajari kitab Tazkiyatun Nafas, karena ini merupakan bagian terpenting.
Salah satu di antara amanah yang harus selalu kita lakukan, menyelesaikan PR hati. Dalam proses kita belajar. Karena saya tahu betul, selain kita belajar taskiatun nafas, kita belajar tafsir, kita belajar tematik, kita belajar bermacam-macam. Dan itu akan menjadi berkah.
Ketika ditopang pada hati yang bersih, dan hati yang bersih itu harus dengan ilmu. Saya... Beberapa waktu hari ini, tiba-tiba muncul di timeline sosial media saya tentang sebuah peristiwa yang sebenarnya sudah terjadi 5 tahun yang lalu. Tapi nggak tahu kenapa kok tiba-tiba hadir di timeline sosial media saya.
Saya teringat ada sebuah kejadian, ingatkah kita dulu? Ada sebuah padepokan, di mana banyak warga Jakarta yang mereka frustasi, mereka stres. Kemudian mereka pergi ke padipokan tersebut dengan sebuah niatan menenangkan diri, healing. Mereka ingin terapi supaya menenangkan hati mereka.
Tidak ada yang tahu pada saat tiba-tiba padipokan itu muncul, menyeruak di keramaian masyarakat. Sampai beberapa waktu tiba-tiba gemparlah masyarakat Indonesia ketika mendapati ternyata di padipokan itu sering terjadi pesta, narkoba, dan sering terjadi... Hubungan seks atau hubungan zina.
Dan itu kemudian satu per satu orang memberikan testimoni. Kan kita kaget. Nah inilah yang kemudian menjadi sebuah pelajaran untuk kita.
Membersihkan hati itu harus dengan ilmu. Karena kalau kita membersihkan handphone saja harus dengan ilmu. Kita membersihkan iPad itu pun harus dengan ilmu.
Apalagi membersihkan hati. Membersihkan iPad tidak bisa sama dengan membersihkan kamar mandi. Membersihkan kamar mandi tidak sama dengan membersihkan mobil. Setiap barang memiliki maintenance sendiri, treatment sendiri di dalam membersihkannya. Membersihkan mobil ada sabunnya sendiri, membersihkan iPad tentunya ada cairannya khusus.
Membersihkan handphone juga terkadang berbeda dengan membersihkan barang-barang yang lainnya. Nah disitu kita paham, hati adalah organ yang paling cepat kotor. Masyaintenance, mentreatment, bagaimana hati kita tetap bersih, itu tidak bisa dilakukan secara serampangan.
Tetapi harus dilakukan dengan merujuk kepada referensi-referensi yang jelas. Supaya kita mampu menjaga hati kita. Sekarang kita sampai kepada halaman 3.32. Di sini disampaikan penyebab sakitnya hati.
Ternyata tentunya pada pertemuan-pertemuan sebelumnya kita sudah membahas. Hati itu ternyata ada tiga kategori. Yang pertama ada hati yang sehat. Dan kita sudah membahas indikator hati-hati yang sehat itu semacam apa. Yaitu sebagaimana yang kita jumpai hati yang sehat itu adalah hati yang memiliki kerinduan untuk khidmat kepada Allah Hati yang sehat itu tidak memiliki keinginan kecuali taat kepada Allah Hati yang sehat itu bakhil betul dia terhadap waktu.
Hati yang sehat itu adalah hati yang memuliakan dan mengagumkan sholat. Tidaklah ada perkara dan aktivitas yang dilakukan ketika sudah masuk waktu sholat. Hati yang sehat itu tidak pernah lelah untuk berpikir kepada Allah Dan hati yang sehat itu selalu membenarkan setiap perkataan Allah dan Rasulullah. Ini sudah kita bahas. bahwasannya kategori yang pertama ada hati yang sehat.
Ada hati yang kedua, ada hati yang sakit. Dan ada pola yang ketiga yang disebut dengan hati yang mati. Dan kita pada kesempatan hari ini, kita akan sampaikan kategori hati yang kedua, yaitu adalah hati yang sakit. Sebelum kita menjelaskan panjang lebar, di antara yang kita bahas dan kita kaji di dalam buku ini, pada alaman 32, Sebelum kita membahas ini, saya ingin menyampaikan terlebih dahulu bahwasannya hati yang sehat itu berbeda dengan fisik yang sakit. Masyari kita bedah, mari kita cari perbedaan antara jasad yang sakit dengan hati yang sakit.
Terjadi perbedaan cukup mencolok antara hati yang sakit dengan fisik yang sakit. Fisik yang sakit menyebabkan kita tidak mampu mencicipi makanan dan minuman. Selezat apapun makanan dan minuman itu disajikan kepada kita. Itu ciri khasnya hati, itu ciri khasnya fisik yang sakit. Jadi kalau fisik kita lagi sakit, maka kita tidak mampu mencicipi nasi goreng, telur mata sapi setengah matang, jus mangga, jus alpukat, es jeruk ditambah.
Es kelapa muda ditambah jeruk. Tidak mampu kita nikmati. Kenapa? Karena fisik kita sedang sakit.
Berbeda ketika kemudian kita menjumpai, ketika kita mendapati bahwasannya hati yang sakit. Hati yang sakit itu adalah sebuah hati yang, dia makanannya tetap lezat. Minumannya juga tetap lezat. Dia mengkonsumsi berbagai macam makanan dan minuman yang lezat. Tetapi, Ketika dia mengkonsumsi, tetapi dia tidak mampu merasakan kenikmatan dan tidak mampu merasakan kelezatan di dalam setiap dia beribadah kepada Allah SWT.
Jadi dia tidak mampu merasakan kelezatan di dalam beribadah kepada Allah Fisik yang sakit menyebabkan dia tidak mampu merasakan kelezatan makanan. Tetapi hati yang sakit itu tidak bisa menyebabkan kita merasakan kelezatan dan kenikmatan di dalam beribadah. Sholat tidak ada kenekmatannya, kemudian tilawah tidak ada kenekmatannya, ta'lim tidak ada kebahagiaannya, dan seluruh ketaatan itu pada dasarnya tidak ada kebahagiaan sedikitpun.
Kenapa? Bukan karena ketaatan itu tidak memberikan rasa manis pada kehidupan kita. Ketaatan itu memberikan rasa manis. Kenapa ketaatan itu tidak memberikan rasa manis kepada orang yang mengerjakan?
Karena yang mengerjakan hatinya sakit. Persis sebagaimana kita menjumpai, kalau fisik kita yang sakit maka lidah kita menjadi pahit. Kalau lidah kita sudah pahit, makanan semahal apapun pun akan terasa pahit dan tidak mampu kita konsumsi kecuali kita ingin muntah karena mual pada perut kita.
Sama, hati yang sakit itu dia tidak mampu merasakan semua kelezatan ibadah itu, tidak akan mampu dia rasakan. Dia tidak akan mampu merasakan sensasi kenikmatan duduk di taman ilmu. Dia tidak mampu merasakan sensasi kenikmatan ketika dia membaca kitab. Dia tidak mampu merasakan kenikmatan hati yang tenang ketika mendengarkan nasihat.
Semuanya hilang. Padahal semua ketaatan itu pada dasarnya memberikan sensasi kenikmatan. Sebagaimana makanan memberikan sensasi kenikmatan dan kelezatan. Ketaatan itu memberikan sensasi kelezatan.
Tapi ketika orang itu hatinya sakit. Masyaka dia tidak akan merasakan apapun itu kecuali hanyalah beban. Dan justru dia sering meninggalkan ketaatan karena merasa tidak ada sensasi kelezatan yang dirasakan ketika dia beribadah. Bahaya itu kalau hati orang itu sudah sakit. Kalau dibiarkan, dia menjadi mati.
Dan para ulama salaf sudah mengingatkan, hati yang mati itu lebih parah dan lebih buruk daripada kematian. Kematian hanya menghentikan laju nafas yang ditarik oleh manusia ketika dia mati. Tapi kalau hati mati, maka seluruh aktivitas kebaikan sudah tidak lagi berjalan ketika orang itu hatinya mati.
Walaupun kematian belum menyapa dirinya pada fisik dan jasadnya. Nah ini yang menjadi perbedaan mencolok fisik yang sakit dengan hati yang sakit. Perbedaan yang kedua antara fisik yang sakit dengan jasad yang sakit.
Fisik yang sakit itu, kalau orangnya ridho, tidaklah dia menderita satu penyakit, yang Allah kirimkan kepadanya, kecuali penyakit yang dia terima dengan ikhlas akan menggugurkan dosa. Masyakanya Rasulullah mengatakan tidaklah seorang mu'min, dia menginjak satu jarum atau satu duri, kecuali Allah akan hapuskan dosa-dosanya. Dan berapa banyak manusia yang mereka nanti akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi Allah Karena penderitaan sakit yang dia terima disikapi dengan sikap ikhlas, disikapi dengan sikap ridha, menggugurkan banyak dosa dan kemaksiatan ketika dia terima dengan keridoan pada penyakit yang dia dapatkan dari sisi Allah Beda dengan hati yang sakit.
Hati yang sakit itu tidak menggugurkan dosa. Hati yang sakit itu justru menambah dosa dan menambah kehinaan seseorang itu di hadapan Allah Masyakanya Allah menyampaikan salah satu di antara pemilik hati yang sakit itu hatinya orang munafik. Allah menyampaikan, فِي كُلُوبِهِمْ مَرَضْ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضَ Hatinya orang munafik itu terdapat penyakit.
Justru Allah menambahkan penyakit itu untuk mereka. Jadi kalau orang itu hatinya sakit, kok dia tidak sigap? Lalu tidak sensitif mencoba untuk mengobati hatinya ketika hatinya itu sakit, maka sesungguhnya ketika hati itu sakit, justru akan ditambahkan penyakit kalau dia tidak bersegera untuk menyembuhkan hati tersebut.
Beda dengan fisik. Fisik itu kalau sakit, dia terima seluruh rasa yang dia dapatkan ketika sakit, maka seluruh rasa yang dia dapatkan ketika berat merasakan sakit yang dia terima, maka itu akan menggugurkan dosa-dosanya di sisi Allah SWT. Masyakanya Masyasya Allah inilah yang menjadikan kita memahami perbedaan fisik yang sakit dengan hati yang sakit. Yang ketiga, kita tentunya mendapati bahwasannya ada orang-orang sholih yang diuji dengan sakit pada fisiknya, tapi tidak ada orang yang sholih yang diuji dengan sakitnya hati. Orang sholih diuji dengan penyakit pada fisiknya banyak.
Bukankah kita mencumai Nabi Ayub, beliau diuji oleh Allah dengan sakit pada fisiknya? Tetapi tidak ada orang yang sholih yang diuji dengan sakitnya hati. Karena apa? Sakitnya hati itu semuanya berpulang kepada apa yang dilakukan olehnya sebagai manusia ketika mereka membiarkan penyakit-penyakit menggerogoti hatinya sampai hatinya tidak mampu menjalankan fungsinya.
Yaitu memerintahkan ketaatan ketika hatinya sudah terlanjur sakit. Nah inilah yang menjadikan kita memahami perbedaan yang cukup mencolak antara fisik dan hati yang sakit. Setelah kita paham bahwasannya inilah salah satu di antara hal, bahwasannya di antara hal yang kita harus waspada itu adalah hati yang sakit, Rasulullah SAW kemudian sudah menyampaikan kepada kita, memang pada dasarnya hati itu sangat punya potensi yang besar untuk sakit.
Disebabkan karena berbagai macam dosa dan kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia. Hati itu pada dasarnya putih ketika pertama kali manusia dilahirkan di atas muka bumi. Hatinya putih, bersih. Sampai satu persatu dosa-dosa yang dia kerjakan, kemaksiatan yang ada di sekitarnya, lalu dia kerjakan, lalu diserap oleh hatinya.
Masyakanya saya sudah menyampaikan kan. Hati merupakan organ tubuh yang paling cepat telah, karena dia menyerap apapun. Menyerap kebaikan, maka akan memuktikan hatinya.
Menyerap kemaksiatan, maka itu menjadikan hatinya menjadi hitam lega. Masyari kita baca penjelasan. Penjabaran dari Nabi ketika beliau menyampaikan tentang fenomena hati yang sakit disebabkan karena maksiat.
Rasulullah SAW kemudian beliau menyampaikan, fitnah yang masuk ke dalam hati seperti dianyamnya tikar seleh demi seleh, jadi kalau ada fitnah itu, fitnah itu sesuatu yang sifatnya menjadi ujian, fitnah itu nanti kita sampaikan ada dua ada fitnah syahwat ada fitnah syubhat, kalau dia masuk ke dalam hati itu sebagaimana anyaman tikar, jadi masuk satu anyaman, satu anyaman, polanya itu sudah terbentuk menjadi anyaman demi anyaman kalau hati menjumpai dan merespon adanya fitnah. Sampai kemudian hati pun menerima sampai kemudian setiap fitnah itu akhirnya menghitamkan permukaan hati. Terdapatlah setitik demi setitik hitam pada permukaan hatinya.
Lalu kemudian hati yang mana yang menolaknya? Kalau hati itu menolak fitnah, dia menolak fitnah Masyaka selamat dari fitnah, maka hati itu akan menjadi putih Kalau kemudian hati itu menerima fitnah, maka hati itu akan menjadi legam Masyaka kata Rasulullah, maka akhirnya hati akan terbagi menjadi dua Masyaka ada hati yang pertama, hati yang legam Seperti gayung yang terbalik, yang tidak mengenal kebaikan dan tidak pula mengingkari kemungkaran Kemudian ada hati putih yang bercahaya yang tidak tertimpa, mandirat fitnah selama langit dan bumi masih ada. Nah disinilah kita akhirnya mengerti, Rasulullah itu kemudian membedah tentang masalah hati ini.
Ketika Nabi SAW, Alayhu wassalam menyampaikan sesungguhnya hati itu putih sebenarnya semenjak manusia dilahirkan. Lalu terjadi berbagai macam fitnah yang ada di sekitarnya sampai orang itu melakukan fitnah-fitnah di dalam hidupnya. Masyaka hati itu menyerap sebagaimana tikar yang diayam.
Jadi tikar itu kalau diayam kan begini, terus kemudian begini. Menjadi anyaman. Masyaka setiap ada fitnah yang dikerjakan dan dilakukan membentuk satu titik-satu titik hitam, sampai akhirnya permukaan hatinya itu menjadi hitam legam. Sebagaimana gayung yang terbalik? Tidak tahu kebenaran, tidak paham, dan tidak pula mengingkari kemungkaran.
Lalu kemudian, kalau hatinya menolak setiap fitnah, dia menjaga diri, dia mentalak, dan dia menceraikan fitnah itu, maka hatinya terjaga dari putihnya dan hati itu akan bercahaya. Disinilah kita mendapati satu pelajaran pentingnya. Berarti semua perkara di sekitar kita itu sangat mempengaruhi bagaimana kualitas dan kondisi hati kita. Dan Rasulullah SAW sudah menyampaikan kepada kita, fitnah itu yang direspon oleh hati, fitnah yang direspon oleh hati itu ternyata ada dua.
Walaupun sebagian ulama menambahkan ada tiga, yaitu fitnah yang ketiga nanti kita jelaskan. Imam Nur Rajab itu mengatakan bahwasannya fitnah yang direspon oleh hati itu dan bisa menjadikan hati yang sakit itu ada dua. Yang pertama fitnah syubhat, yang kedua fitnah syahwat. Jadi ini dua perkara yang sangat mempengaruhi bagaimana kualitas hati manusia. Yang pertama yaitu fitnah syubhat.
Fitnah syubhat itu adalah fitnah yang samar-samar di dalam kita memandang agama dan memandang konteks kebenaran, lalu kita mendapatkan referensi-referensi yang salah, lalu kemudian kita meyakini yang salah itu benar, dan meyakini yang benar itu salah. Itu namanya syubhat. Lalu ketika seseorang itu terkena fitnah syubhat, maka akan menjadikan perilakunya yang didasarkan kepada narasi dan kesimpulan ketika dia mengambil satu referensi yang syubhat, itu akan menjadi sebuah perbuatan yang akan menjadikan anyaman pada hatinya, permukaannya itu menjadi hitam. Dan itu disebabkan karena referensi-referensi samar-samar yang dia peroleh.
di antara referensi itu justru menarik dia supaya kemudian dia tidak berpijak kepada kebenaran. Dan kita harus paham ya, seluruh para santri dan para santriwati, para tamu pada teras kehidupan ilmu. Fitnah subhati itu hari ini kuat sekali.
Masyakanya tidak menghirankan kalau zaman hari ini disebut dengan zaman fitnah. Hari ini disebut dengan zaman fitnah. Tidaklah zaman hari ini disebut oleh Allah dengan zaman fitnah, kecuali salah satu makna fitnah itu apa?
Samar-samar. Untuk mengetahui yang benar dan yang salah. Tidak usah kita membicarakan yang benar dan yang salah ya. Kita hari ini membedakan antara laki-laki dan perempuan aja sulit dan susah.
Ini laki atau tidak ya? Perempuan atau laki? Ada kejadian yang bisa untuk kita korelasikan.
Saya pernah ketika menjaga istri saya di rumah sakit, biasanya kalau pagi ada office boy yang membersihkan kamar rumah sakit. Saya tahunya perempuan, karena memang saya fahamnya office boy-nya itu rata-rata perempuan, karena itu rumah sakit bersalin. Ada satu waktu ada office boy masuk, saya kemudian... Dia lupa ngetok pintu kamar istri saya.
Langsung masuk. Saya langsung tinggi suara saya. Istri saya juga menjerit.
Kenapa? Karena saya lihat itu perempu. Karena saya lihat laki-laki.
Eh, kok masuk nggak ketok pintu? Saya kan harus jaga urat istri saya. Istri saya pun juga marah. Langsung narik korden dan berkata. Kok nggak ngetok pintu dulu, Masyas?
Ternyata yang kita panggil Masyas, ternyata dia bilang, maaf, Pak, saya perempuan. Saya nggak laki-laki. Padahal rambutnya pendek, kemudian pakaiannya betul-betul kayak laki-laki.
Tidak lama setelah itu, dua menit, tiga menit, ada ofis bel lagi. Pakai jilbab dan berkata, maaf, Pak, ini perempuan kok, teman saya perempuan. Memang gayanya begini.
Disitulah kita akhirnya mengkorelasikan. Hari ini, untuk mengenali laki-laki dan perempuan itu aja susah. Untuk mengenali barang kawi dan barang ori sekarang sulit.
Untuk membedakan bakso yang berformalin dengan bakso yang tidak berformalin, sulit. Kalaulah hanya untuk mengenali bakso yang berformalin dan tidak berformalin, kita susah. Untuk membedakan barang kawi dan barang ori, sulit.
Untuk membedakan mana perempuan, mana laki-laki sekarang kita juga tidak gampang, apalagi ketika kita hari ini hidup pada zaman fitnah. Ketika setiap orang itu bisa bicara, dan setiap orang bisa memberikan narasi, dan setiap orang itu bisa mendapatkan akses untuk dilihat oleh ribuan orang. Sehingga akhirnya fitnah itu betul-betul menyebar dan menjadi syubhat dalam kehidupan masyarakat, sampai masyarakat itu bingung bagaimana mereka mendefinisikan kebenaran dalam kehidupan mereka.
Dan kita mendapati hari ini, itu sudah semacam itu. Dan banyak sekali yang kemudian kita jumpai banyak pemikiran dan narasi yang dibuat itu sebenarnya supaya menarik kita dari jalan kebenaran dan supaya kita mengikuti jalan kebetulan. Dipakai, dikemas dengan cara yang terbaik, lalu kemudian banyak orang ketika dia lemah ilmu, akhirnya membenarkan syubhat itu, lalu mengikuti syubhat itu, tanpa disadari syubhat itu akhirnya merusak hatinya. Saya akan sampaikan, saya akan sampaikan sebuah hal.
Saya akan memberitahukan kepada kita, memberitahukan kepada kalian semua bagaimana syubhat itu hal yang sangat luar biasa, memang sudah terjadi semenjak Rasulullah mendakwakan agama ini. Saya masih ingat, mungkin kalian masih ingat di dalam surat Al-An'am. Ada sebuah peristiwa ketika Allah itu mengharumkan bangke. Ketika Allah itu mengharumkan bangke, orang-orang musyrik itu membuat syubhat. Mereka datang kepada para sahabat, mereka ngomong kepada para sahabat Nabi Bener, ini kalau dalam konteks pembicaraan kita ya Bener nih, kalian mengharumkan bangkai itu Para sahabat menjawab, iya kami telah diharumkan bangkai Lalu lihatlah narasi yang diberikan sama orang-orang musyrik Kalian itu aneh deh Bangke itu yang mematikan Allah, kalian haramkan, tidak boleh dimakan.
Padahal yang mematikan bangke itu siapa? Allah Sisi yang lainnya, kalian menghalalkan sembelian tangan kalian. Padahal yang menyembeli itu tangan kalian.
Lalu, orang-orang musyrik... Berkata, sejak kapan tangan kalian itu lebih baik? Sejak kapan tangan kalian itu lebih suci daripada perbuatan Allah ketika mematikan hewan?
Wow, para sahabat yang saat itu sudah mengharamkan bangke, tiba-tiba mendapatkan narasi yang semacam ini, mereka akhirnya berkata, oh iya juga ya. Bukankah yang mematikan hewan itu adalah Allah? Tapi bukankah sembelian itu adalah disembelih dengan tangan kita sendiri?
Lah, kok kita menghalalkan yang disembelih tangan kita, tetapi justru mengharumkan apa yang diperbuat oleh Allah Dan hampir para sahabat itu ingin menghalalkan kembali bangkai. Sampai Allah turunkan salah satu ayat di dalam surat al-An'am. Ketika Allah turunkan di dalam surat al-An'am itulah, maka itulah yang kemudian menjadikan kita akhirnya paham.
Sampai kemudian Allah turunkan surat al-An'am, dan surat al-An'am itulah yang akhirnya Nah itu kemudian kembali meluruskan pemahaman para sahabat Nabi. Disitulah kita akhirnya paham, disitulah kita ngerti betul, Masyasya Allah ya. Bahwasannya itulah yang dinamakan syubhat. Syubhat itu kayak angin syurga, tetapi di dalamnya itu memang jalan kerusakan.
Syubhat itu merupakan perkara-perkara yang tampaknya dinilai baik, tetapi justru dia itu memerangi kebenaran. Dan ini termasuk salah satu perkara yang merusak hati. Ini termasuk perkara yang merusak hati. Contoh orang terkena syubhatnya kapitalis. Sekulerisme.
Pokoknya beragama itu sudah cukup di mesir, cukup di rumah, cukup di pesantren. Dalam konteks pasar, mal, negara, tidak usah menghadirkan agama. Supaya kemudian agama itu tidak usah terkotori dan ternodai dengan perilaku-perilaku yang tidak benar.
Orang kalau membenarkan, rusak pikirannya. Akhirnya dia tidak sadar. Dia mengkapling-kapling agama, syariatnya Allah, hanya di tempat-tempat yang kecil. Dari pondok, rumah, masjid, musyolat, dan tidak boleh lebih daripada itu.
Kalau orang mengatakan semua agama itu adalah baik, maka kemudian dia akhirnya tidak memiliki keyakinan kepada agama Allah yaitu adalah Islam. Memang betul, semua agama itu baik, tetapi agama yang benar itu cuma satu, yaitu adalah Islam. Allah tidak meminta kita hanya menjadi baik, tapi Allah menyuruh kita supaya kita memilih yang baik dan benar. Dan itu yang menjadi sebuah petunjuk.
Masyakanya hari ini kita ini dikepung dengan berbagai macam perkara yang bisa menjadikan seseorang itu kebingungan. Karena memang tidak mudah hari ini untuk menentukan arah mana yang harus kita ikuti. Kita ini harus betul-betul memberikan effort dan pengorbanan supaya betul-betul tahu yang benar itu benar adanya. Karena apa yang kita dengar, apa yang kita lihat itu bisa jadi merupakan hasil dari framing yang tidak kita sadari di belakang mata kita mereka bekerja untuk merubah yang benar menjadi batil, yang batil itu supaya diserupakan menjadi yang benar. Dan itu yang dinamakan syubhat.
Syubhat itu kalau sudah direspon, masuk ke dalam hati, merusak itu. Seluruh permukaan hati itu akan menjadi rusak. Lalu kemudian jadilah apa yang terjadi.
Lalu menganggap dosa itu menjadi biasa. Menganggap perbuatan maksiat itu tidak apa-apa. Menganggap perbuatan-perbuatan yang diingkari oleh Allah dan dipenci oleh Allah itu tidak apa-apa dilakukan. Masyakanya doa yang harusnya tidak pernah kita lepaskan dalam keseharian kita.
Dan ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga hati itu apa? Mintalah kepada Allah dengan doa yang diajarkan Nabi. Allahumma arinal haqqa haqqa warjukna tiba'ahwa arinal batila batila warjukna jitinabah.
Ya Allah tunjukilah yang benar-benar adanya. Lalu kami diberikan kekuatan untuk mengikuti yang benar. Dan tunjukilah yang batil itu.
batil adanya ya Allah Supaya kemudian kami mampu untuk meninggalkan kebatilan itu dan menjauhinya. Masyasya Allah Inilah zaman yang disebut dengan fitnah. Dan fitnah syubhati ini berbahaya untuk kesehatan tubuh, untuk kesehatan hati kita. Banyak orang yang mereka mungkin tidak berzina. Mungkin mereka tidak minum khomer.
Tapi mereka rusak cara mereka berpikir. ketika tidak sesuai dengan apa yang dijelaskan. Konsep kebenarannya oleh Rasulullah SAW. Cukuplah musibah dalam agama, bukanlah ketika kita tidak hafal Quran, tapi cukuplah musibah di dalam agama itu ketika konsep kebenaran yang kita yakini ternyata berbeda dengan konsep keyakinan kebenaran yang diajarkan oleh Rasulullah.
Dan inilah perkara yang sejatinya bisa merusak kehidupan manusia, merusak hati. Dan orang kalau sudah terkena syubhat, matinya pun dia tidak merasa kalau dirinya melakukan perkara-perkara yang menyimpang. Masyari kita belajar. Masyari kita belajar dari sebuah kisah nyata dari seorang ulama. Ada seorang ulama yang memiliki nama Ibn Farid.
Ada seorang ulama yang memiliki nama Ibn Farid atau yang disebut dengan Umar Al-Hamawi. Umar Al-Hamawi ini sebenarnya adalah orang yang baik, orang yang solih taat ibadah. Tapi Masyasya Allah dia terkena syubhat. Terkena syubhatnya itu bagaimana?
Dia meyakini ajaran khululiyah. Tahu ajaran khululiyah? Ajaran yang mengimani bahwasannya kalau makom seorang manusia semakin naik, Masyaka dia akan punya kesempatan menyatu dengan datnya Allah Jadi kalau Allah sudah menyatu datnya pada dirinya makhluk, maka makhluk itu khalik, khalik itu makhluk.
Allah itu dia, dia itu Allah Itu namanya ajaran khululiyah. Banyak orang mengingatkan, banyak orang memberitahu bahwasannya konsep berpikir dia kacau, dan itu bertentangan dan menabrak konsep kebenaran yang kot'i dalam kehidupan iman. Tapi dia tetap bersikeras, dia tetap menyakini bahwasannya Allah itu bersemayam dalam tubuhnya mahluk, kalau mahluk itu mencapai makam tertentu. Dan ternyata Allah memberikan sebuah pelajaran, dimatikanlah ia dalam kondisi suul khotimah. Dan para ulama mengomentari kematian Ibn Farid, tidaklah Ibn Farid mati, tidaklah Ibn Farid mati dalam kondisi suul khotimah walaupun dia rajin ibadah.
Kecuali karena berpikir dia yang kacau. Ketika tidak sesuai dengan kebenaran yang disampaikan Rasulullah. Inilah yang dinamakan syubhatnya.
Masyasih ingat tadi kisah yang tadi saya sampaikan masalah di Padipokan. Orang yang pergi ke Padipokan itu, mereka ingin menenangkan diri. Mereka ingin mencari ketenangan batin. Mereka tinggalkan hingar-bingar kehidupan kota di Jakarta.
Mereka pergi ke Padipokan. Tapi ternyata di Padepokan itu terjadilah berbagai macam perilaku menyimpang. Pemakaian narkoba, adanya zina bebas atau seks bebas dilakukan.
Yang menarik adalah, orang yang pada saat itu berada pada Padepokan itu, mereka tidak menyadari kalau itu sudah melenceng jauh dari ketentuan agama. Tapi mereka tetap melakukan dan mereka itu sadar setelah rame kejadian, baru mereka itu seakan-akan sadar. Kenapa kok bisa semacam itu? Itulah desyatnya. Pemikiran syubhat, kalau sudah menarik manusia dari jalan kebenaran dengan sebuah packaging yang indah, tetapi di dalamnya adalah jurang kerusakan.
Karena banyak sekali syubhat. Kita pernah menjumpai bagaimana ada orang ngaku wanita Imam Masyahdi, tapi tetap ada pengikutnya. Kita pernah menjumpai sebuah kejadian, ada orang yang digadang-gadang bisa...
Memperbanyak uang yang ada di belakang badannya, lalu dia bisa memperbanyak uangnya. Padahal itu cuma tipuan. Itu pun juga memiliki banyak sekali pengikutnya. Itulah syubat. Hari ini begitu banyak.
Dan syubat itu terus ada. Dan kita terus diarahkan, supaya kemudian kita betul-betul lepas dari jalan kebenaran. Mengatakan bahwasannya humunda apa-apa, karena itu bagian dari ham.
Ngapain? mengurusi masalah panjang dan masalah orientasi seksual manusia itu selalu ditanamkan bagaimana kemudian ditanamkan oh seks itu tidak apa-apa, zina selama atas dasar suka sama suka selama atas dasar suka sama suka, tidak bisa disebut dengan zina, itu pun ditanamkan terus aja, dan syubhat itu betul-betul mengitari pada kehidupan manusia, dan kita sudah diingatkan oleh para ulama, syubhat itu mengotori permukaan hati syubhat itu mengotori permukaan hati Kalau syubat itu sudah mengotori permukaan hati, itulah yang menjadikan hati itu menjadi sakit. Jadi yang mengotori hati itu bukan hanya sekedar zina, maksiat.
Bukan hanya sekedar khamer. Bukan hanya sekedar ribah. Bukan hanya sekedar kemudian membunuh, bercudi.
Memang betul itu mengotori hati, tapi termasuk yang mengotori hati itu pemikiran-pemikiran yang melenceng dari garis kebenaran. Masyaka itu termasuk perkara-perkara yang mengotori hati. Hari ini, kita hidup pada satu kondisi waktu ketika kita digempur dengan berbagai macam pemberitaan. Di sosial media, informasi yang datang dalam bilik kita, dalam teras kita, fitnya kita, itu sudah jauh lebih besar dari kemampuan otak kita untuk memilih.
Kita tuh gitu. Sekali lagi saya ulangi kata orang yang kemudian memberikan riset. Hari ini informasi yang datang mengalir di feed dan beranda kita itu jauh lebih besar daripada kemampuan otak kita untuk memilih mana yang patut untuk dibaca dan mana yang patut untuk diikuti dan tidak. Kenapa? Karena memang kita disetting bagaimana kemudian kita pindah secara cepat dari satu informasi ke informasi yang lainnya supaya kita tidak lagi memikirkan mana yang benar dan mana yang salah.
Lalu akhirnya memaklumi yang salah. Membiarkan yang salah. Dan akhirnya yang salah bisa mendominasi kehidupan. Itulah syubat. Itulah syubat.
Dan ini berbahaya. Mengotori hati. Bahkan bisa mematikan hati. Secara lebih cepat itu. Subahat, raconnya subahat itu lebih parah daripada racon syahwat.
Kalau syahwat dosa-dosa yang dilakukan dengan hawa nafsu, tingkat raconnya, kalau satu skala satu sampai lima, raconnya subahat itu mungkin dua. Tapi raconnya subahat itu satu sampai skala lima, dia lima. Dan itu yang akan menjadikan manusia itu berantakan cara dia beribadah ketika tidak ditopang dengan pemaaman yang benar.
Nah inilah pentingnya kita. Di dalam komitmen untuk menjaga hati itu apa? Betul-betul jaga hati kita dengan referensi yang benar.
Mempelajari apa yang dijelaskan Nabi. Memahami apa yang difahami oleh para sahabat Nabi kepada Rasulullah SAW. Masyaka ini yang akan menjadikan hati kita menjadi hati yang bersih kembali.
Bertobat itu bukan hanya dari dosa ketika dulu bohong. Bertobat itu bukan hanya dari dosa ketika berzinah ataupun makan riba. Tapi termasuk di antara tobat kita kepada Allah itu apa?
Ya Allah, saya bertobat kepadamu ya Allah Dari pemikiran saya yang salah. Dari kesimpulan-kesimpulan yang saya sering ambil secara serampangan. Mintalah ampunan kepada Allah Karena itulah yang mengembalikan hati selayak mutiara bersih kembali.
Jadi kalau kita mendapati ada orang, dia tidak zina, tidak homer, tapi pemikirannya rusak. Masyaka dia terkena fitnah yang disebut dengan fitnah syubhan. Dan itu lebih parah efek damagenya, efek rusaknya itu lebih parah daripada kerusakan yang ditimbulkan oleh fitnah pada kehidupan syahwat.
Ada fitnah yang kedua, yang disebut dengan fitnah syahwat. Fitnah syahwat ini adalah fitnah yang ditimbulkan dari hawa nafsu. Orang yang mereka tidak mampu mengekang hawa nafsunya. Mereka membiarkan hawa nafsunya menjadi liar, tidak terkontrol sama sekali.
Sehingga dia melakukan apapun yang dia mau. Dia tidak perlu di syariat, dia tidak peduli tentang petunjuk, dia tidak peduli tentang hukum Allah Pokoknya syahwat saja. Syahwat main, syahwat hobi yang berlebihan, syahwat di dalam dosa, yang akhirnya syahwat-syahwat itulah juga menjadi mesin yang menciptakan hati kita menjadi hitam.
Masyakanya inilah yang kemudian kita harus pahami. Bagaimana menghindarkan kita dari fitnah syubhat? Teruslah belajar tanpa taklit buta, dengan hati yang merendah.
mengkaji setiap kebenaran yang datang dari Nabi dan para sahabat, maka itulah sejadinya yang bisa membebaskan kita dari fitnah syubhan. Bagaimana kita supaya mampu terjaga dari fitnah syahwat? Banyaklah bertobat kepada Allah Berkumpul sama orang-orang sholih.
Karena kebaikan orang sholih itu membersihkan hati kita. Dan kebaikan itu menular sebagaimana keburukan itu juga menular. Mengikuti kajian. Menyibukkan dan memaksa kesibukan kita di dalam kebaikan itu merupakan cara mengendalikan fitnah syahwat dalam kehidupan kita.
Nah ini yang kemudian kita pelajari hari ini. Jadi dari poin inilah kita akhirnya mengerti betul yang menyebabkan hati menjadi sakit itu. Bukan hanya karena zina, karena memandang perempuan, memandang laki-laki tanpa batas, bukan hanya itu saja.
Tapi setiap pemikiran-pemikiran yang salah. masuk ke dalam pikiran kita ternyata itu salah maka itu akan menyebabkan dampak rusaknya hati kita dan inilah yang kita harus hati-hati kadar racun Pada fitnah syubhat itu kadarnya lima, kadar racun pada fitnah syahwat itu cuma dua, kalau boleh saya buat range-nya. Karena apa?
Para ulama lebih takut kepada fitnah syubhat daripada fitnah syahwat. Karena orang yang melakukan fitnah syahwat, dia berzina, dia mungkin makan riba, di dalam hatinya ada penyesalan. Tapi orang ketika mereka terjerembab, terprosok kepada fitnah syubhat, Fitnah syubat itu biasanya dia tidak akan pernah merasa bersalah. Sampai mati pun dia tidak pernah merasa bersalah.
Persis kayak Ibn Farid yang tadi saya sampaikan. Dia menganggap dirinya Tuhan karena dia mencapai makam tertentu, tetapi dia tidak pernah merasa bersalah dan Allah menimpakan kepadanya su'ul khatimah untuk membalas bagaimana pemikiran dia yang melenceng dari jalan kebenaran. Semoga Allah merahmati kita dan menjaga kita.
Dari dua perkara itu, dari fitnah syubat dan fitnah syahwat, ada lagi tambahan sedikit dari Imam Ibn Qayyim. Imam Ibn Qayyim itu menambahkan, ada fitnah yang ketiga yang disebut dengan fitnatul atau bablul ghadban, pintu kemarahan. Orang kalau sudah marah menyebabkan kerusaknya banyak perkara. Salah satu adalah hati, akan terkena dampak dari kemarahan apabila membabi buta.
Semoga Allah memberikan keselamatan fikiran, keselamatan fisik, keselamatan anggota badan kita dari perbuatan maksiat dan dosa. Dan inilah yang menjadikan kita betul-betul paham betapa sulit dan sukarnya menjaga hati pada zaman fitnah ini. Jangan menjadi sombong dengan ilmu.
Kesombongan itu akan menjadikan kita sulit mendapatkan hati yang bersih. Ikhwan dan Ikhwati, paham gak? Kenapa Adam dan Iblis sama-sama melakukan satu kesalahan, tapi Allah membimbing Adam untuk kembali kepadanya dan bertobat kepada Allah Tapi Allah tidak membimbing Iblis pada sama-sama satu kesalahan. Apa kesalahannya Adam memakan buah yang diharamkan oleh Allah?
Apa kesalahannya Iblis tidak mau bersujud kepada Adam? Kenapa sama-sama satu kesalahan tetapi... Allah membimbing Adam bertawabat, tetapi Allah tidak membimbing Iblis untuk bertawabat. Simple. Para ulama mengatakan, karena Adam tidak sombong dengan apa yang telah dia perbuat, tetapi justru hatinya merendah dan menganggap dirinya itu betul-betul dolim.
Karena perasaan rendah hatinya seorang Adam, maka Allah membimbing Nabi Adam. Kenapa Allah tidak membimbing Iblis? Karena Iblis sudah melakukan kesalahan tapi sombong. Kebenaran dan kebersihan hati itu kayak air, hanya mencari tempat yang rendah. Semoga hati kita tetap merendah, tetap membumi.
Semoga dengan itu kita terjaga dari fitnah syubhat dan fitnah syahwat. Syubhat yang samar-samar, yang apabila kita terjurumus, kita terjurumus kepada kerusakan dan kebatilan tanpa disadari. Fitnah syahwat ditimbulkan dari syahwat dan hawa nafsu yang mendominasi manusia.
Dua perkara itulah yang menyebabkan hitamnya hati menjadi lega. Masyasya Allah wa'ala nabina Muhammad. Walhamdulillahi rabbil alamin. Subhanakallahumma wa bihamdika. Syadu'ala ilaha ila anta.
Astagfirullah wa atubu ilaika. Dan saya mohon maaf pada kesempatan hari ini. Kita tidak bisa membuka tanya-jawab karena kodar Allah Saya ada udur yang...
tidak bisa saya tinggalkan insya Allah pada kesempatan berikutnya kita akan berjumpa dan kita memiliki waktu yang lapang untuk membahas tanya jawab diantara kita supaya lebih terang apa yang kita pelajari dan menjadi lebih jelas. Ini yang dapat saya sampaikan jasa kumuloh air jangan lupa ikuti The Homeland of Salihin yang kita akan selenggarakan nanti di bulan Juni menjadi bagian dari sensasi ribuan orang yang menjadi penonton ilmu Ini yang dapat saya sampaikan. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.