Transcript for:
Konflik Rasial dan Upaya Persatuan

Intro Wanita ini bernamaan Dia adalah ketua komunitas pembela hak asasi warga kulit hitam di kota Durham, Amerika Serikat Pagi itu, Anda datang ke kantor wali kota untuk menuntut agar para warga kulit hitam disediakan tempat tinggal yang layak Tapi waktu An sedang serius menyampaikan tuntutannya, si petugas kulit putih malah cuek gak mau dengerin. An pun geplak palak tuh bocah. Di tengah keributan, wali kota muncul berusaha menenangkan.

Meski sebenarnya dia tak peduli, tapi demi pencitraan, wali kota menyarankan lebih baik An menyuarakan tuntutannya di sidang terbuka. Mendengar itu, An mengerti lalu pergi. Malamnya terlihat seorang pria bernama Ellis sedang berpidato memberi arahan di hadapan para anggota organisasi Ku Klaks Klan atau KKK. KKK adalah organisasi rasis yang menganggap kalau ras kulit putih itu adalah ras terbaik di antara ras-ras lainnya. Ellis adalah ketua KKK di kota Durham.

Dalam pidatonya, dia memberi tahu kalau sekarang warga kulit hitam sudah mulai bergerak menuntut kesetaraan. Agar orang-orang ras rendahan itu tak bertindak seenaknya, Alice menghimbau semua anggotanya untuk menggagalkan setiap pergerakan mereka. Kita harus tunjukkan siapa ras yang berkuasa di kota ini.

Esok paginya, wali kota mampir ke pom bensin milik Alice. Waktu isi bensin, wali kota memberitahu nanti malam, Anne bersama warga kulit hitam akan datang ke sidang terbuka di balai kota. Karena tak bisa menghalangi mereka secara langsung, wali kota minta Elis membantunya.

Mendengar itu, Elis mengerti. Malamnya, saat sampai di balai kota, An kaget melihat semua bangku penuh diduduki anggota KKK. Mau gak mau, An dan warga kulit hitam harus berdiri.

Ketika sidang dimulai, An maju lalu menunjukkan surat-surat keluhan sambil berkata, selama ini perumahan khusus warga kulit hitam dibangun asal-asalan dan tak layak huni. Tak ada toilet, lingkungan kumuh, airnya juga keruh. Dengan tegas, An minta wali kota memperlakukan mereka layaknya manusia.

Namun meski sudah berusaha keras memohon, wali kota malah bilang tuntutannya akan dipertimbangkan dulu. Sidang pun ditunda. Besok paginya terlihat Elis sedang ke rumah sakit menjenguk salah satu putranya yang mengidap autis. Meski berbeda dengan anak-anak normal lain, tapi Elis tetap menyayangi buah hatinya itu.

Di sisi lain, di sekolah khusus anak kulit hitam, ketika jam pelajaran sedang berlangsung, tiba-tiba terjadi kebakaran. Setelah dapat kabar sekolah putrinya kebakaran, Ann langsung datang. Beruntung putrinya baik-baik aja. Di tengah evakuasi, kepala sekolah bilang hampir seluruh bangunan terbakar habis, jadi terpaksa sekolah harus ditutup.

Mendengar itu, Ann shock. Demi menyelamatkan masa depan putrinya dan anak-anak kulit hitam lain, dia harus melakukan sesuatu. Malamnya di bar, waktu Alice lagi nongkrong, ada seorang politisi menghampiri lalu memberitahu tadi siang sekolah kulit hitam baru wajah kebakaran.

Jadi sekarang, Anne sedang mencoba mengajukan permohonan agar para siswa kulit hitam dibolehkan pindah bergabung ke sekolah kulit putih. Permohonan itu rencananya akan dibahas di sidang terbuka berikutnya. Alice sangat kesal.

Kalau didiemin, lama-lama ras rendahan itu ngelunjak. Beberapa hari kemudian di persidangan terbuka, Ann datang bersama orang tua siswa, sementara Alice juga datang membawa anggotanya. Selama sidang, gara-gara situasi memanas, lagi-lagi wali kota memutuskan menunda sidang. Besoknya di kantor Departemen Hukum, demi menengahi konflik di kota Durham, pemerintah pusat mengirim utusan seorang pengacara kulit hitam bernama Bill yang berpengalaman menyelesaikan masalah perselisihan antar ras.

Keesokan harinya, Bill mengundang Ann dan Alice makan siang bersama. Setelah berkenalan, Bill menjelaskan kalau dia diutus untuk menyelesaikan masalah perpindahan murid kulit hitam ke sekolah kulit putih. Selama beberapa minggu ke depan, Bill akan mengundang semua orang tua siswa dari masing-masing ras. Agar program ini berjalan lancar, Bill butuh asisten. Dia ingin Ann dan Alice bekerjasama membantunya mengkoordinasi kedua ras.

Mendengar ide yang sangat bagus itu, dengan senang hati mereka berdua nolak. Bill pun istighfar. Esok hari, Bill, Anne, Alice, serta para orang tua siswa datang ke sekolah. Saat rapat berlangsung, Bill bilang, selain orang tua siswa, nantinya kita akan mengumpulkan warga kota juga. Setelah menjelaskan panjang lebar tentang programnya, Bill menunjuk Ann dan Alice untuk jadi asistennya.

Awalnya mereka tetap menolak, tapi karena tak ada orang lain yang mau menggantikan, mau gak mau mereka berdua terpaksa setuju. Selesai rapat, besoknya semua mulai menyebar brosur untuk mengundang masyarakat ikut bergabung. So I can't see her letting him go Cause she's a queen CPLs don't scare me Folks in this town like things the way they are She's an old time ambassador And she says she come to exchange But she's a queen of such a queen That you don't make false claims But you betcha Satu minggu berlalu, setelah orang tua siswa dan masyarakat hadir di sekolah, Bill mulai memimpin jalannya rapat.

Berjam-jam lamanya diskusi, di akhir sesi, Bill bilang di pertemuan berikutnya kita akan memilih 5 orang juri dari masing-masing ras untuk memberi voting apakah para siswa kulit hitam boleh masuk ke sekolah kulit putih. Sebelum rapat ditutup, salah satu peserta menyarankan bagaimana kalau semua berdoa bersama. Namun Alice menolak, dia nggak sudi.

Baginya doa orang kulit hitam berbeda dengan doa orang kulit putih. Selesai pertemuan, di luar, Ann menemui Alice dan meluapkan amarahnya. Ras kita memang berbeda, tapi ingat Tuhan seluruh manusia tetap sama.

Keesokan harinya, ketika melihat orang-orang kulit hitam merusak atribut KKK di sekolah, Ann langsung memarahi mereka. Dia menasehati meski KKK organisasi jahat, tapi kita nggak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan juga. Dari kejauhan, saat melihat Anne merapihkan lagi atribut KKK, Alice hanya terdiam. Besoknya, setelah memilih lima orang juri dari masing-masing ras, Bill memulai rapat.

Selama diskusi, waktu kedua kubu saling berdebat menjelekan satu sama lain, seorang juri kulit hitam berusaha menenangkan sambil bilang, wajar jika semua orang tua di sini mengkhawatirkan anak-anaknya. Tapi apa yang para orang tua kulit putih khawatirkan berbeda dengan yang dikhawatirkan orang tua kulit hitam? Kekhawatiran kita berbeda.

Tak seperti anak kulit putih, setiap hari anak-anak kulit hitam harus mengalami diskriminasi. Meski masih kecil dan tak tahu apa-apa, anak-anak itu sering diludahi masyarakat. Harus mengalah saat berjalan di tempat umum. Tak boleh duduk sembarangan serta masih banyak penindasan lainnya.

Rasa sakit mereka tak akan pernah dirasakan oleh anak-anak kulit putih. Mendengar kisah itu, semua terdiam. Selesai rapat, waktu makan siang, Elis duduk satu meja dengan An.

Biar nggak canggung, An mulai ngajak ngobrol. Awalnya Alice cuek, tapi ketika Anne bertanya tentang putra Alice, Alice tersinggung. Dengan emosi, dia menyuruh jangan pernah membahas putranya lagi.

Anne pun minta maaf. Hari demi hari, Anne, Alice, dan para warga terus berdiskusi membahas masalah sekolah. Suatu pagi di sekolah, ketika Elis sedang diskusi, tiba-tiba dia dapat kabar kalau putranya ngamuk-ngamuk di rumah sakit. Elis pun buru-buru pergi. Saat sampai, ternyata anaknya dipindahkan ke ruangan umum bersama pasien normal lain.

Walaupun Elis sudah memohon agar putranya dikembalikan ke ruang perawatan anak berkebutuhan khusus, tapi sayang suster tak bisa. Selama tunggakan biaya rumah sakit bulan lalu, Belum lunas, maka putra Alice terpaksa ditempatkan di ruangan umum. Alice disitu cuma bisa pasrah.

Malamnya di rapat, Anne bingung kenapa Alice masih belum datang juga. Waktu mencari ke kantor, dia nggak sengaja menguping pembicaraan Alice di telpon yang sedang membahas tentang putranya. Besok paginya, diam-diam Anne menjenguk ke rumah sakit.

Ketika melihat keadaan putra Alice, Anne kasian. Dia lalu minta tolong suster untuk memindahkannya ke ruang perawatan anak berkebutuhan khusus. Masalah hutang biar dia yang lunasi.

Siang hari waktu dapat kabar, Elis langsung menghampiri Andi kantin. Bukannya berterima kasih, dia justru marah. Ia tak sudi dibantu ras kulit hitam rendahan. Mendengar kalimat itu, Andi istighfar. Keesokan harinya, Bill mengajak Anne, Alice serta para orang tua pergi mengunjungi sekolah anak kulit hitam yang kebakaran.

Saat berkeliling dan menyaksikan bagaimana parahnya kondisi sekolah itu, perlahan-lahan hati Alice mulai luluh. Malamnya sepulang ke rumah, dia curhat ke istrinya yang bernama Mary tentang keadaan sekolah anak-anak kulit hitam tadi. Mendengar cerita suaminya, Mary lega, akhirnya Alice sadar.

Di momen itu, Mary bertanya jika Alice sudah mulai membuka hati dan sudah mau saling menerima satu sama lain. Lalu sekarang apa yang sedang Alice perjuangkan? Siapa lawan Alice sebenarnya?

Keesokan paginya, Mary berkunjung ke rumah Anne dengan ramah Anne mempersilahkan masuk. Di dalam, mereka langsung akrab. Tuh cewek berdua langsung gibah cerita-cerita soal Alice.

Di sisi lain, di hutan, saat Elis sedang mengawasi anggota KKK berlatih menembak, rekannya menghampiri. Sambil udut bareng, rekannya memberitahu kabar tentang An yang menolong putra Elis. Kini telah tersebar ke telinga seluruh anggota organisasi. Rekannya pun mengingatkan tujuan awal mereka. Jangan gara-gara ditolong ras rendahan, Elis jadi lemah.

Tak hanya Elis, sepertinya para juri kulit putih lain kelihatannya juga mulai akrab dengan orang kulit hitam. Dia khawatir Elis dan para juri kulit putih berkhianat. Mendengar itu, Elis membantah lalu pergi. Besok paginya, waktu Alice mampir ke bar, rekannya memberi tahu saat penghitungan suara di sesi terakhir nanti, dia jamin Alice pasti menang voting soalnya dia dan wali kota telah bekerja sama untuk mengancam agar para juri kulit putih tak ada yang berani berkhianat. Bila hasil votingnya seri, maka otomatis tuntutan warga kulit hitam tertolak.

Alice pun kaget. Di rumah wali kota, ketika minta penjelasan, wali kota bilang demi kemenangan kadang kita perlu melakukan sedikit cara kotor. Meski kecewa, Elis tak bisa berbuat apa-apa. Malam harinya di pertemuan organisasi, Elis bingung kenapa para petinggi KKK pusat tiba-tiba ikut hadir juga.

Ternyata malam itu mereka ingin menganugerahi Elis penghargaan atas kerja kerasnya yang selama ini telah sukses membina organisasi di kota Durham. Di tengah tepuk tangan, Elis justru merasa gelisah. Ia bimbang apa yang selama ini dia lakukan adalah kesalahan. Esok hari di kantor, setelah mendengar cerita tentang para juri kulit putih yang diancam, Anne shock.

Tak lama kemudian, Alice datang. Sebelum sempat menjelaskan, Anne yang terlanjur kecewa langsung meluapkan amarahnya. Dan menyebut Alice pengecut. Kenapa sampai melakukan cara kotor? Alice disitu tak membantah.

Walaupun pengancaman ini bukan ulahnya. Tapi dia juga tetap ikut bertanggung jawab. Sepulang ke rumah, Anne menangis. Memikirkan bagaimana masa depan putrinya. Serta anak-anak kulit hitam lain yang akan putus sekolah.

Ia merasa telah gagal. Kini Anne cuma bisa pasrah menunggu hasil voting besok malam. Keesokan malamnya, sesi voting pun tiba. Para orang tua siswa, masyarakat, dan anggota KKK hadir dalam pertemuan itu. Setelah berpidato menyambut seluruh warga, Bill lalu mempersilahkan satu persatu juri maju untuk memberikan suara mereka.

Setuju atau tak setuju, siswa kulit hitam bergabung ke sekolah kulit putih. What? I'm a no.

Yes. Hell no. I vote hell yes. I vote yes.

Full integration and I vote yes. Yes, on school integration. Respectfully I vote no. No.

Miss Atwater. Yes Hingga akhirnya giliran Elis tiba Ketika maju ke depan, sebelum memberikan voting, Alice menceritakan bagaimana kisah waktu pertama kali dia bergabung ke organisasi KKK. Alice lalu menunjukkan kartu keanggotaannya sambil berkata, awalnya dia yakin bahwa ras kulit putih adalah ras terhebat. Sangat yakin. Namun semenjak membuka hati dan mencoba mengenal ras lain lebih dekat, akhirnya dia sadar ternyata kita semua manusia yang sama.

Apapun rasnya, Tuhan tetap sama. Tuhan yang menciptakan kita, menciptakan mereka juga. Keesokan harinya, pagi-pagi saat baru bangun, Alice dapet kabar, pom bensinnya mengalami kebocoran.

Beruntung api berhasil dipadamkan. Sepulang ke rumah untuk jaga-jaga, Elis menyiapkan senjata. Beberapa hari berlalu, akibat mendukung warga kulit hitam, sebagian besar pelanggan kulit putih terlihat sudah tamau. mau membeli bensin di tempat Alice lagi.

Bisnisnya jadi sangat sepi. Hari itu, Ann dan Bill datang menyapa. Saat mendengar kalau sekarang murid-murid kulit hitam sudah mulai masuk sekolah lagi, Alice ikut senang. Di tengah obrolan tiba-tiba ada banyak sekali mobil warga kulit hitam berdatangan ingin mengisi bensin. Elis pun kaget.

Dengan sigap dia langsung melayani para pelanggan baru itu satu demi satu. Film berakhir.