Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Export note
Try for free
Sejarah dan Dampak Perang Bubat
Aug 12, 2024
Perang Bubat
Pendahuluan
Perang Bubat terjadi antara pasukan Majapahit dan Kerajaan Pajajaran.
Dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada (Majapahit) dan Maharaja Prabu Linggabuana (Pajajaran).
Berlangsung sekitar tahun Saka Wasa 1273 (atau Masehi).
Diceritakan dalam Serat Pararaton dan Kidung Sunda.
Latar Belakang
Rombongan Raja Sunda menuju istana Majapahit untuk menikahkan putrinya, Diah Pitaloka Citraresmi, dengan Maharaja Majapahit, Prabu Hayam Wuruk.
Pernikahan atas keinginan Prabu Hayam Wuruk yang jatuh cinta pada Diah Pitaloka setelah melihat lukisan kecantikannya.
Mahapatih Gajah Mada menentang pernikahan ini karena keinginannya untuk menyatukan Nusantara.
Proses Perjalanan dan Ketegangan
Rombongan tiba di Bubat, disambut meriah oleh prajurit Majapahit.
Gajah Mada menemui Prabu Linggabuana, mengusulkan agar Sang Putri dihaturkan sebagai sesembahan kepada Majapahit.
Prabu Linggabuana merasa terhina, menyebabkan ketegangan antara kedua pihak.
Terjadinya Perang
Keributan terjadi di antara punggawa Galuh dan Prajurit Bhayangkara.
Perang meletus, mengakibatkan Prabu Linggabuana dan punggawa Galuh dihabisi.
Diah Pitaloka memilih untuk bunuh diri dengan keris Singa Barong untuk menjaga kehormatan keluarganya.
Dampak Perang
Prabu Hayam Wuruk marah pada Gajah Mada, menyalahkan ambisi Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara.
Hubungan antara Prabu Hayam Wuruk dan Gajah Mada semakin renggang.
Gajah Mada diasingkan dan akhirnya mengundurkan diri dari pemerintahan.
Mitos dan Validitas Cerita
Niskala Wastu Kencana, adik Diah Pitaloka, yang selamat, mengeluarkan maklumat agar rakyat Sunda tidak menikah dengan orang Jawa.
Sebagian sejarawan modern menilai cerita Perang Bubat fiktif karena kurangnya bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
Serat Pararaton dan Kidung Sunda dipertanyakan validitasnya, terutama karena ditulis jauh setelah peristiwa tersebut.
Kesimpulan
Tidak ada jejak sejarah yang kuat mengenai Perang Bubat, baik prasasti maupun lokasi.
Kitab Negarakretagama, yang diakui validitasnya, tidak mencantumkan kisah Perang Bubat.
Cerita Perang Bubat dianggap lebih merupakan alat politik untuk memecah belah oleh kolonial Belanda.
📄
Full transcript