Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Saudara-saudara sekalian, kita lanjutkan pembahasan materi kuliah kita yang pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang hadis prinsip-prinsip dakwah pada bagian pertama karena nanti pembahasan tentang prinsip-prinsip dakwah itu ada dua bagian karena ada beberapa hadis yang perlu kita sampaikan karena ada 4 atau 5 hadis maka nanti dibagi dalam 2 hal Oleh karena itu pada bagian pertama kali ini kita lihat beberapa hal yang menyangkut tentang prinsip-prinsip prinsip-prinsip yaitu prinsip-prinsip dakwah kita awali dari pembahasan ini bahwa perlu kita sampaikan bahwa dalam prinsip-prinsip dakwah Ini, dalam prinsip-prinsip dakwah itu ada beberapa hal yang harus kita fahami. Yang pertama adalah diawali dari pandangan basit, menyangkut tentang prinsip-prinsip dakwah diantaranya bahwa satu, ketika kita melakukan dakwah itu tidak ada paksaan, kita tidak memaksa. Tapi, yang akan kita cari adalah kesadaran mereka.
Yang kedua adalah bahwa dakwah itu dimulai dari diri sendiri. Yang ketiga adalah bahwa dakwah itu diselenggarakan dengan menggunakan rasionalitas. Yang keempat, dakwah itu ditujukan kepada semua umat manusia dan melepaskan diri dari fanatisme kelompok golongan.
Ini penting kita tekankan di sini. Yang kelima adalah dakwah itu harus memberikan kemudahan kepada umat. Bukan mempersulit, tapi memberikan kemudahan.
Yang keenam adalah dakwah itu ditempuh dengan memberikan kabar gembira. Bukan membuat umat lari. Sebagaimana kita temukan di dalam ayat-ayat Al-Quran selalu dikatakan bashiro wa nadhiro.
Jadi memberikan peringatan, tapi juga di situ ada kabar gembira. Yang ketujuh adalah jelas dalam memilih metode pendekatan. Yang kedelapan adalah aktivitas dakwah itu harus bermanfaat berbagai macam media yang dipakai itu.
Jadi ada delapan prinsip dalam dakwah Islam itu, yang semuanya itu mulai dari tidak ada paksaan, ibtabinafsi dari diri kita sendiri, menggunakan akal pikiran, kemudian... untuk semua amat manusia tidak ada rasa fanatik kemudian memberikan kemudahan kepada umat kemudian memberikan kabar gembira jelas metodenya dan media-media yang dipakai itu selalu memberikan manfaat ini kira-kira prinsip-prinsip di dalam dakwah kemudian menurut Karem Zidan bahwa dakwah itu pada mulanya adalah tugas para rasul seperti yang itu pernah kita sampaikan, namun pada akhirnya seluruh umat manusia ditugasi untuk mengajak manusia menyembah Allah semata-mata dengan syariat yang diturunkan, ini saya sekali lagi saya tegaskan bahwa mulanya adalah dakwah itu tugas Rasul tapi pada akhirnya tugas-tugas itu juga karena Rasul dipanggil Allah, wafat kemudian kita sebagaimana diperintahkan dalam beberapa ayat disunah oleh Nabi bahwa kita mau tidak mau harus mengajak manusia untuk menyembah kepada Allah SWT begitu juga bahwa karena pada Rasul itu semuanya adalah da'i jadi Nabi-Nabi, Rasul-Rasul itu semuanya adalah da'i mengajak mengajak beriman, mengajak bertakwa untuk mengajak selalu untuk berbuat ikhsan maka da'i itu mempunyai Mempunyai misi suci Yaitu mengajak seluruh orang itu Ke jalan Allah SWT Ini perlu kita garis bawahi Sudah sekalian ada beberapa hadis Yang bisa kita sampaikan pada kesempatan ini Yang pertama adalah bahwa Salah satu prinsip yang telah kita sampaikan di atas Dalam pengantar tadi adalah bahwa Di dalam berdakwah itu tidak ada paksaan Tidak ada paksaan. Hadis ini, yang pertama adalah hadis dari Sulaiman ya.
Jadi dari Sulaiman. bahwa Nabi Muhammad SAW ketika sakit ya, ketika sakit fa'atahu nabi SAW ya'uduhu faqad faqo'ada inda ro'sihi faqola lahu aslim fa'nadharu ila abihi wa wa indahu faqola lahu ati' abaa'l qasim SAW fa'aslama fa'harajan nabi SAW وَوَيَقُولُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَضَهُ مِنَ النَّارِ Ini hadis ini menceritakan bahwa ada seorang anak kecil Yahudi yang bekerja membantu Nabi ketika Nabi menderita sakit maka kemudian Nabi menjenguknya jadi ketika Nabi jadi ketika anak itu sakit kemudian menjenguknya dan beliau duduk di sisi kedua pulangnya bersabda Mas'ulah Islam Anak kecil itu memandang kepada bapaknya yang berada di dekatnya. Lalu ia berkata, Taatilah Abul Qasim.
Salamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Maka anak kecil itu masuk Islam. Kemudian Nabi Muhammad SAW keluar. Semua bersabda.
Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu dari api neraka. Jadi hadis ini dari Sulaiman bin Harb telah ketika mereka menceritakan kepada Ahmad bin... kemudian menceritakan kepada Abu Zaid bin Zaid, kemudian dari Sabit, kemudian dari Anas S.A.W. bahwa ada seorang anak kecil yang bekerja, yang sehari-hari bekerja membantu Nabi, kemudian ketika mereka menerita sakit, maka Nabi menjenguknya dan beliau duduk di sisinya, kemudian sambil dapur kita masuklah Islam, anak kecil itu memandang pada Nabi dan Kepada bapaknya yang berada di dekatnya Kemudian bapaknya Bapaknya itu berkata Taatilah Abu'l-Qasim Jadi Abu'l-Qasim itulah Nabi Muhammad SAW Maka anak kecil itu masuk Islam Dan kemudian Nabi SAW Keluar sambil bersabda Segala puji bagi Allah yang telah Menyelamatkan anak itu dari neraka Nah hadis dari Bukhari Hadis yang ke 1268 ini Memberikan Memberikan pemahaman kepada kita sekalian bahwa pernyataan Islam sangat tegas.
Dari kasus tadi, dari peristiwa tadi bahwa Islam itu ketika orang masuk Islam tidak ada paksaan. Jadi ketika tidak ada paksaan untuk masuk Islam. Maka dari sini mencobankan bahwa dalam hal beragama Islam, dalam beragama Islam itu lebih menekankan pada aspek kesadaran. Bukan pada aspek keterpaksaan.
Jadi, seperti tadi, ketika Rasul mendatangi keluarga yang dulu pernah ikut Nabi, meskipun orang Yahudi, kemudian diperintahkan untuk masuk Islam, maka kemudian akhirnya mereka masuk Islam. Kemudian dengan kesadaran sendiri anak tadi, maka kemudian Nabi sampai mengucapkan Alhamdulillahi aladzi angkodahu minanar. Ini ucapan Nabi tadi. Saudara sekalian, jadi Islam mempersilahkan seorang untuk masuk Islam tapi syaratnya bukan karena terpaksa atau apalagi di teror atau bahkan tetapi yang diharapkan oleh Islam jadi adalah masuk Islam atas dasar kesadaran orang yang bersangkutan bahwa spirit Islam adalah spirit kebebasan jadi saya tegaskan disini bahwa spirit Islam itu spirit kebebasan dan kesadaran spirit kebebasan, dan spirit kesadaran.
Bukan ancaman, bukan pemaksaan. Nah, terkait dengan ini, maka dalam beberapa penjelasan bahwa tidak ada paksaan untuk masuk Islam itu. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat menghargai kebebasan bagi manusia dalam memeluk dan menjalankan agama masing-masing.
Dari penjelasan-penjelasan ini, tentu menjadikan ... Menjadikan Koraksi terhadap pemahaman-pemahaman Khususnya orang-orang orientalis Orang-orang barat bahwa Islam itu selalu ditegakkan Dengan pedang Islam itu ditegakkan dengan kekerasan Maka ketika kita membaca hadis ini Kemudian ada beberapa penjelasan ini Saya kira clear Bahwa orang masuk Islam itu Tidak ada paksaan Maka prinsip-prinsip ketika orang berda'wah adalah Mencoba Menyentuh kesadarannya, menyentuh kebebasannya, seperti-seperti kebebasan dan kesadaran itulah yang kemudian Orang mulai berpikir, karena tadi salah satu prinsip adalah menggunakan akal pikiran atau harus rasional ketika kita berdakwah. Nah, maka kesadaran pribadi ini karena kesadaran untuk memulai Islam, kesadaran untuk memilih agama Islam itu karena orang-orang itu memfungsikan akalnya untuk memilih mana yang paling baik dan mana yang dipandangnya buruk. Maka dengan akalnya itu, manusia bisa menentukan pilihan agama mana yang terbaik buat dirinya. Sehingga dengan bekal akalnya Allah sendiri yang akan nanti memberikan kemendekaan kepada manusia untuk menentukan agamanya.
Maka ada ayat Al-Quran yang berbunyi, Ahal tabihim shuradikuha Dan katakanlah bahwa kebenaran itu datanya dari Tuhanmu Maka barang siapa yang ingin beriman, indahlah ia beriman Dan barang siapa yang kafir, biarlah mereka kafir Sesungguhnya kami Allah telah sediakan bagi orang-orang jahat itu neraka Yang gejolaknya mengebong mereka Jadi Allah sendiri di dalam ayat ini sangat memberikan kebebasan orang tinggal mau memilih mau memilih jalan kebenaran atau ingin mereka memperoleh jalan kesatan, kalau mereka ingin memperoleh jalan kebenaran maka mereka tentu akan memeluk agama islam tetapi ketika mereka ingin jalan kekafiran maka tetap mereka adalah kafir, atau mereka akan menempuh jalan ke neraka itu, ini penjelasan untuk memberikan penjelasan, ketegasan dari hadis tadi bahwa yang namanya berdakwah itu memberikan kebebasan, menanamkan kesadaran apakah mereka akan milih mengambil jalan Islam atau tidak, itu urusan lain. Tapi yang jelas tugas kita sebagai dakwah, mereka memberikan kesadaran ketika mereka menawarkan Islam itu tidak ada. Tidak ada keterpaksaan, ini saya kira menjadi menguatkan dari hadis yang tadi. Maka hadis ini adalah hadis tadi sebagai litakkit terhadap ayat ini. Sudah sekalian, jadi berdasarkan ayat tadi, Allah sendiri menjamin kebahasan manusia dalam hal kekeyakinan.
Bahkan kalau manusia itu memang lebih memilih untuk tidak beragama pun, Allah tetap mempersilahkan. Hanya saja setiap pilihan itu pasti ada konsekuensinya. Jadi sekali lagi saya tegaskan bahwa Allah itu menjamin kebebasan manusia dalam berkeyakinan.
Jadi ada kebebasan. Mau beragama maupun tidak itu Allah bersilahkan. Tetapi yang perlu diingat bahwa disini adalah pilihan itu pasti ada konsekuensinya. Kalau mereka memilih jalan Islam maka konsekuensinya adalah surga ketika mereka menolak.
Tentu sudah disediakan Abin ragam Nah orang yang telah menentukan pilihan itu Tentu harus berani Menanggung konsepensinya atas pilihan itu Maka prinsipnya bahwa Allah tidak menekankan harus beragama Kepada seorang, melainkan Allah menekankan tang jawab Apa yang mereka pilih Bertanggung jawab apa yang telah mereka lakukan Ini Saya kira juga penting Untuk difahami Secara bersama-sama Kita lanjutkan pada hadis yang kedua Jadi hadis yang kedua Ini terkait dengan bahwa Prinsip yang kedua tadi adalah Ketika kita berdakwah Itu harus dengan hikmah Dengan bijaksana Dengan pengetahuan Jadi hikmah itu bisa diartikan pengetahuan Bisa diartikan kebijaksanaan Bisa diartikan kebajikan Jadi ketika orang menempuh dalam jalan dakwah itu Tentu harus mengembangkan sikap-sikap bijaksana Harus selalu menekan kebajikan Harus kemudian menekankan pada hikmah, pengetahuan, keilmuan, dan sebagainya Saya kira dalam menanamkan kesedaran dan kebebasan itu Maka hikmah menjadi sesuatu yang amat penting Terus sekalian, ini saya bacakan Matanya hadis saja Yaitu Fakola Rasulullah SAW Mahlan ya Aisatu Fa'inna allaha yukhipurrifqa Fil amri kullihi Fakultu ya Rasulullah Awalam tasma maqalu qala rasulullah yusalam faqad kultu wa'alaikum Kalau kita terjemahkan bahwa ini telah menceritakan kepada kami Maksudnya adalah karena artisnya dari Bukhari Kemudian dari Abu Yaman Mereka telah mengaparkan dari Shoaib, dari Azhuri Pernah mengabarkan juga bahwa Yang berasal dari Ruwah Kemudian bahwa Aisyah Radiyallahu'l-Aliyahu'l-Aliyahu itu berkata Beberapa orang Dari kaum Yudhim menunggu Rasulullah Mereka berkata Assalamualaikum Assalamualaika Kemudian Yang kemudian kita hatikan sebagai Kebinasaan atasmu Maka aku pun Memahami ucapan mereka Semuanya aku menjawab Wa'alaikumussalam Wa'alaikumussalam Jadi maksudnya Wa'alaikumussalam Wa'alaikumussalam Wa'alaikumussalam Wa'alaikumussalam Yaitu semoga atas kalian Kebinasaan dan juga laknat R.W. bersabda Tenanglah wahai Asia Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan setiap perkara. Kemudian Rasulullah juga bersabda bahwa apakah Anda tidak mendengar apa yang diucapkan mereka?
Ini Aisyah, Rasulullah salam, kemudian bersatu. Aku telah menjawabnya, waalaikum. Nah, sekali lagi kita nariskan kembali hadis ini.
Jadi hadis ini ketika... Beberapa orang dari kaum Yahudi itu memenuhi Rasulullah SAW. Mereka mengucapkan, Assalamualaikum. Jadi orang rakyat itu mengatakan, Assalamualaikum. Kebinasan atasmu.
Kemudian Aisyah itu menjawab, Waalaikumsalam. Semoga atas kalian kebinasan juga dan juga laknat. Nah, maka Rasulullah SAW itu bersabda kepada Aisyah, Wahai Aisyah, tenanglah. Karena Rasulullah SAW itu mencintai kelembutan setiap perkara. Kemudian Rasulullah SAW, waktu itu Aisyah berkata, Wahai Rasulullah, apakah Anda tidak mendengar apa yang diucapkan oleh orang rakyat itu?
Rasulullah bersabda, Aku telah menjawabnya, Waalaikum. Nah, dan atas kalian, wa'alaikum, dan atas kalian. Karena orang-orang Yahudi itu mengucapkan Assalamu'alaika yang berarti kebinasaanmu, maka dijawab dari Nabi.
Dan atas kalian juga. Jadi yang dimaksudkan kebinasaan itu adalah atas kalian juga. Wa'alaikum. Ini yang dimaksudkan adalah kebinasaan orang-orang Yahudi itu.
Dari hadis ini, jadi hadis ini bisa difahami bahwa wujud dari peristiwa, wujud dari hikmah itu bisa berupa memilih perbuatan yang terbaik. Jadi ketika tadi Nabi mendengarkan salam dari orang-orang Yahudi itu, yang kemudian Aisyah itu agak emosional, maka Pilihan-pilihan Nabi yang dipakai adalah mereka menggunakan kata-kata wa'alaika. Ketika dikatakan kebinasan atasmu, maka jawab Nabi hanya dan atas kalian juga.
Berbeda dengan Aisyah, mereka sampai mengatakan alaikumussam wa'alaiknah. Jadi di situ semoga kalian juga binasa dan juga dilaknat. Maka pilihan-pilihan inilah.
ketika memilih itu ada dua hal mesti ada pilihan yang baik dan ada pilihan yang buruk maka inilah yang kemudian disebut sebagai hikmah karena kita bisa menentukan mengambil pilihan-pilihan berdasarkan ilmu yang kita miliki kita mengambil pada posisi yang pilihan-pilihan yang baik pilihan-pilihan yang kemudian dianggap bijaksana pilihan nabi tadi tidak emosional tapi bijaksana hanya Dengan mengucapkan sekali lagi Wa'alaina Jadi kamu juga kan begitu Wa'alaika Sehingga disini hikmah Atau ketika kita berdakwah dengan cara hikmah, itu adalah sebagai sebuah pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan-kesalahan, dari kekeliruan. Jadi mereka mengambil hikmah itu dalam langkah untuk membebaskan dari kesalahan-kesalahan itu. Maka hikmah di sini adalah himpunan segala ucapan atau pengetahuan yang marah kepada perbaikan keadaan.
Jadi kalau kita ingin mengambil jalan dakwah dengan hikmah tadi, Seperti yang saya jelaskan di atas tadi adalah bahwa Disinilah Maka disinilah bahwa Segala ucapan Pengetahuan yang terhimpun tadi Itu harus mengarah kepada kebaikan Harus mengarah kepada perbaikan keadaan Dan kepercayaan manusia secara berkesinambungan Nah ini yang dimasukkan dengan hikmah ya Jadi ketika kita berdakwah Itu bagaimana kita harus Menghimpun segala ucapan, menghimpun pengetahuan, kemudian harus diarahkan kepada perbaikan keadaan, kemudian bagaimana kita menanamkan kepercayaan sehingga disitulah ada kesinambungan, sustainable bahasa sekarang. Nah, berdasarkan beberapa pengertian tadi, bahwa kita memahami bahagia itu merupakan bentuk dari sikap yang bijaksana. Maka, orang berdakwah tadi harus bijaksana.
Sama seperti yang tadi dilematis. yang diwadikan dari Aisyah tadi ketika ada ucapan yang tidak baik kepada Nabi, kepada Aisyah, maka kemudian dijapulah dengan baik. Karena ini bagian dari sikap yang bijaksana. Nah dalam konteks ini, dalam konteks ini bahwa ilmu, termasuk ilmu agama, metode berpikir yang membantu menganalisis dan jiwa yang tulus, ini Tentu bisa kita lihat bagaimana pesan-pesan Rasulullah. Agar di dalam dakwah itu tidak bertele-tele.
Kemudian di dalam menyampaikan pesan-pesan itu juga bisa direspon dengan baik. Kemudian dimengerti. Tidak emosional seperti tadi, Aisyah tadi.
Maka di situ diperlukan cara-cara. Apa cara-cara itu? Yang diperlukan adalah bagaimana cara-cara untuk mengambil hati.
Atau bahasanya itu bagaimana kita menyentuh banyak orang daripada kemudian kita memusuhi. Bahasa Jawa itu kita harus mengambil hati. Kita tidak boleh frontal.
Hikmah itu jauh dari sikap frontal. Hikmah itu jauh dari sikap permusuhan. Hikmah itu jauh dari Sikap-sikap yang kemudian menjustifikasi, apalagi kemudian memberikan penilaian yang tidak baik, itu tidak demikian.
Maka hikmah itu sejumlahnya adalah dari pengetahuan-pengetahuan itu dalam rangka untuk menyentuh perasaan hati orang-orang yang dijadikan sebagai sasaran kita berdakwah. Ini saya kira penting untuk difahami para da'i ketika menggunakan prinsip-prinsip dengan hikmah. dengan pengetahuan atau dengan ilmu atau dengan yang lain dalam mereka harus berdakwah tersusun rapi, harus betul-betul dipersiapkan, tadi sekali lagi tidak emosional, dan lain-lain. Nah, maka ketika kita tidak emosional, maka yang kita tekankan di sini adalah kelembutan.
Jadi kelembutan dalam berdakwah itu sangat penting. harus diperhatikan betul. Maka di dalam Quran Surah Taha ayat 43 dan sampai 44 itu menyampaikan bahwa ketika kita berdakwah itu harus dengan kelembutan.
Sebagaimana digambarkan ketika Fir'aun, ya, kepada Fir'aun oleh Nabi Musa itu juga dengan kata-kata yang lembut. Dengan kata-kata yang tidak emosional. Kemudian mereka selalu membadiri menghindari konflik dan sebagainya.
Ini ketika digambarkan ketika Musa berhadapan dengan Fir'aun. Bukan Isa, tapi Musa berhadapan dengan Fir'aun. Mereka terus mengikuti, diikuti dengan bahasa-bahasa yang lemah, lembut, kan begitu.
Nah, maka Rasulullah pun juga sebagai taulat dan kita pun juga, mereka, Nabi pun juga selalu mengedepankan tentang lemah, lembut dalam berda'wah. Dan Rasulullah SAW juga selain lemah lembut juga memperhatikan akhlak dan hikmah yang harus dimiliki. oleh seorang dak itu.
Yang menjadi pertanyaan apa? Bagaimana cara kita memperlakukan orang lain? Jadi ini yang menjadi persoalan, bagaimana kita memperlakukan orang lain?
Orang lain, ketika kita orang lain itu orang lain yang menjadikan sasaran dakwah sebagai objek, sebagai dakwah. Maka, ada beberapa contoh ketika Rasulullah SAW itu orang-orang baik Dwi itu yang sering kencing di masjid Itu waktu itu Aisyah marah betul Ketika mendengar orang yuti mengucapkan Tadi ya ketika mengucapkan Asamu alaik Tadi kebinasan atasmu Dijabah Aisyah semoga engkau mendapatkan Kebinasan dan laknat Pakar Rasulullah itu hanya berkata Dengan sebuah kelembutan tadi ya Kelembutan ya kelembutan itu dengan Dengan kelembutan dengan bahasa Waalaikah dan sebagainya Sehingga ini tentu Apa ya harapannya agar orang-orang badui, orang-orang Yahudi tadi badui atau Yahudi ini ada dua, ada yang mengatakan Yahudi ada yang mengatakan orang badui tapi tadi Yahudi yang disebutkan dalam penjelasan ini sudah sekalian kemudian yang ketiga ini kita bacakan hadis yang sangat sederhana tentang yang pendek kita bacakan dan Matanya saja, yaitu bahwa bahasa dakwah itu harus sederhana. Bahasa dakwah itu sederhana dalam berbicara itu.
Yang poin-poin tidak banyak dan sebagainya. Sebagaimana hadis disitu ada kalimat atau matan hadis. Sama itu Rasulullah SAW. Ini artinya bahwa Telah bercerita, ini artinya panjang sekali Bahwa aku berpandangan Aku berpandangan bahwa Beliau mengatakan Aku diperintahkan untuk sederhana dalam berbicara Sebab sederhana dalam berbicara adalah Suatu kebaikan Jadi hadis yang tadi ini kalau kita lihat peristiwanya bahwa Sulaiman bin Abdul Hamid Al-Baran itu membaca dalam bukunya Ismail dan telah cerita kepada Muhammad bin Ismail anaknya kemudian mereka menceritakan kepada bawahnya bahwa telah menceritakan kepada Dam-Dam dari Surai bin Ubaid Mereka menceritakan bahwa Abu Zabiyah pernah menyampaikan bahwa Amru'al-As pada suatu hari pernah berkata saat itu ada seorang laki-laki yang berdiri banyak berbicara. Ketika Amru'al-As ini ketika berhadapan dengan orang yang banyak bicara.
Kemudian sikirannya ia bisa diam dalam berbicara tentu lebih baik. Maka kemudian dia ingat dari pesan Rasulullah bahwa Aku yang dimaksudkan Amru'al-As itu diperintahkan untuk sederhana dalam berbicara. Sebab sederhana dalam berbicara itu adalah kebaikan.
Ini kisahnya tentang Amru'al-As ya. Jadi Amru'al-As ini ketika berhadapan dengan orang-orang yang banyak bicara itu, mereka hanya bisa diam saja. Kemudian karena ingat dari pesan Nabi, pesan Rasulullah bahwa Aku diperintahkan untuk sederhana dalam berbicara Sebab sederhana dalam berbicara adalah suatu kebaikan Kalau artinya tadi adalah Untuk iman berbicara itu bagian dari kebaikan Nah sekarang kita lihat penjelasannya Dalam dakwah Hal yang harus diperhatikan adalah pemakaian bahasa yang bisa dipahami oleh orang lain. Jadi ketika berdakwah itu, bahasa yang sederhana bisa dipahami oleh orang lain. Itu saya kira menjadi yang pokok ketika dalam dakwah.
Hal ini karena bahasa merupakan hal yang sangat vital dalam suatu interaksi. Bahasa itu sangat menentukan keberhasilan ketika Anda berdakwah. Terima kasih. Ketika berdakwah itu kan tentu berinteraksi antara sekitar pelaku sebagai da'i maupun dengan mat'u orang-orang yang didakwah sebagai sasaran itu.
Maka bahasa itu menjadi penting. Maka harus dipaham bagaimana kita menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh kaumnya. Karena Allah pun berfirman dalam surat Ibrahim itu. وَمَا أَرَسَلْنَا مِنْ رُسُولٍ إِلَّا بِلِسَانٍ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَا لَهُمْ فَيُدِلُّ اللَّهُ Mayasyau wayahdimayasyak wa wal azizul hakim Jadi kami diutus kami tidak mengutus seorang Rasul wa ma'arsalna mir Rasulin Jadi kami tidak mengutus seorang Rasul melainkan dengan bahasa kaumnya illa bidisani kaumihi liyubayinalahum untuk memberikan atau supaya dapat memberikan penjelasan dengan terang kepada lahum kepada mereka kemudian Allah menyesatkan siapa yang dikendaki kemudian mereka juga memberikan petunjuk kepada siapa yang dikendaki wa wal azizul haqim dan dialah Tuhan yang maha kuasa lagi maha bijaksana jadi ini penjelasan bahwa bahasa itu menjadi penting jadi bahasa itu menjadi penting maka ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa Nabi Muhammad SAW diutus tidak hanya dengan kaum yang berbahasa Arab Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Kurey Sihab bahwa ayat itu terkait dengan kaum musyidikin Mekah yang bertanyakan mengapa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab padahal kitab-kitab suci lain tidak dalam bahasa Arab. Jadi Zabur, Injil, kemudian yang lain adalah tidak, suku-suku tidak dalam bahasa Arab tapi justru Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab.
Maka dijawablah bahwa Disini jelas bahwa ketika Allah mengutus seorang Rasul, maka yang dipakai adalah dengan bahasa kaumnya. Karena orang-orang Arab itu pakai bahasa Arab, maka kemudian ayat atau kitab suci Al-Quran itu memakai dengan bahasa Arab. Ini untuk menjawab pertanyaan orang-orang musyrik pada waktu itu. Dan setiap Rasul ketika menjelaskan, Tuntutan ilahi tentulah ini disesuaikan dengan bahasa dakwah atau bahasa sasaran dakwah. Jadi karena umat itu dituntut memahami ajaran ilahi, maka bahasa-bahasa yang dipakai tentu bahasa-bahasa di mana sasaran dakwah itu berada.
Maka ketika karena waktu itu sasaran dakwahnya adalah orang-orang kaum Arab, Maka suku Arab, Badui dan Sepah yang memakai bahasa Arab, maka bahasa yang dipakai adalah bahasa Arab. Maka sekali lagi bahwa Nabi Muhammad itu diutus untuk semua manusia. Namun karena manusia itu tidak memiliki bahasa yang sama, maka sangat wajar jika bahasa yang dipakai itu bermacam-macam.
Maka dari awal bahasa Arab kemudian ditransfer ke bahasa-bahasa lain, maka disitulah semuanya bahasa agama itu akan menjadi bahasa yang sangat universal. Karena bahasa yang universal itu bermacam-macam, maka Al-Quran yang dulunya itu dipahami sebagai bahasa orang Arab, kemudian Al-Quran itu kemudian menjadi bahasa yang universal bisa dipahami oleh bangsa-bangsa di luar orang-orang Arab. Sudah sekalian, maka dalam penggunaan bahasa da'wah itulah harus diperhatikan dengan baik, karena selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga menjadi cermin dari pikiran-pikiran. Pikiran-pikiran siapa? Pikiran-pikiran orang yang menggunakan bahasa itu.
Maka dalam skala yang lebih luas, bahasa menggambarkan watak dan pandangan suatu masyarakat. Begitu pentingnya bahasa, maka tatanan kehidupan manusia, termasuk dalam berda'wah itu, menjadi penting. Maka bahasa-bahasa itu sangat terkait dengan tatanan-tatanan da'wah.
Maka, sebagai yang disampaikan oleh Quraish Shihab, bahwa ketika Allah mengutus setiap rosul pun dengan bahasa kaumnya yaitu bahasa lisan Dan ketika bahasa lisan itu tentu mengandung tuntutan-tuntutan dan tuntunan-tuntunan yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan pemikiran. Karena tadi di awal sudah disampaikan bahwa pada saat kita itu, karena berakal, maka salah satu prinsip tadi dalam berdakwah itu adalah mereka itu harus rasional. Maka ketika kita ingin rasional, maka bagaimana penggunaan akal pikiran.
Bahasa juga terkait dengan bagaimana kemampuan menggunakan akal pikiran. Ketika bahasa dan akal pikiran ini nyambung, maka saya kira dalam konteks berdakwah itu selalu akan meskipun bahasa-bahasa Arab yang tadi awalnya bahasa lokal kemudian menjadi bahasa universal. Karena Allah memberikan akal pikiran, yang kemudian akal pikiran itu bisa memperluas bahasa-bahasa yang dari bahasa Arab.
bisa dipahami dengan orang-orang yang tidak berbahasa Arab. Ini saya kira penting dari penjelasan dari Quraysh Shihab. Maka di dalam Al-Quran Surat Al-Fusilat ayat 44 itu juga dijelaskan.
Budha wasifah Yang artinya dan jika kami Jadikan Al-Quran itu suatu bacaan Dalam bahasa selain Arab Tentulah mereka mengatakan Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya Apakah Al-Quran ini Menjadi bahasa asing Sedangkan Rasulnya lah orang-orang Arab Ini menjawab tadi pertanyaan-pertanyaan Maka katakanlah Al-Quran itu adalah petunjuk Al-Quran sebagai penawar atau sebagai asifat obat bagi orang-orang mu'min. Jadi sekali lagi menjadi aneh, menjadi rancu. Misalkan ketika Al-Quran itu memakai bahasa Ibrani. Ketika nakwa hamat dikasih wahyu kemudian tidak berbahasa Arab tapi bahasa Ibrani.
Atau dikasih dengan Al-Quran itu dengan bahasa Yunani misalkan. Itu akan menjadi aneh. Maka ketika Al-Quran itu diturunkan dengan bahasa Arab, maka ini sangat masuk akal, sangat rasional. Karena bahasa yang dipakai ini dianggap nanti kalau dipakai bahasa Inggris berarti itu namanya ajami. Ajami atau ajamian itu yang asing.
Maka saya kira tadi sesuai dengan prinsip-prinsip dalam berdakwah itu adalah menggunakan bahasa Inggris. Bahasa, bahasa yang mudah Nah, bahasa yang dimudah itulah Kata waktu itu, ketika Nabi masih hidup, ketika berda'ah Maka bahasa yang paling mudah itulah bahasa Bahasa Arab, maka Sebagaimana pandangannya pendapatnya Ibn Taymih bahwa sesungguhnya Allah itu Menurunkan kitabnya dengan lisan Arab Dan menjadikan rasulnya sebagai penyampaiannya Itu baik dari Kitab sunnah itu dengan bahasa Arab Dan menjadikan orang yang terdahulu itu dalam agama Ini juga berbicara dengan bahasa Arab Nah ini Saya kira apa yang ditekankan oleh Ibn Taymiyyah itu menggambarkan bahwa bahasa yang paling mudah pada waktu dakwah disiarkan atau disampaikan itu yang paling mudah adalah bahasa Arab. Tentu itu nanti akan berbeda bagi orang Indonesia yang ingin berdakwah karena bahasa Indonesia tapi kemudian memandang bahasa Arab ini sulit.
Bahasa Arab itu agak kesukaran dan sebagainya. Itu sesuatu. Tapi ketika kita memahami bahwa bahasa Arab, bahasa Al-Quran universal, maka lambat laun kita juga akan bisa mengikuti bahasa Al-Quran itu dengan kemudahan-kemudahan.
Sudah sekalian, maka kalau kita lihat dalam konteks ini, maka subtansi dawah Islam yang tadi disampaikan dalam beberapa penjelasan-penjelasan itu, kalau kita analisisnya, jadi kita analisis dalam kerangka tadi, Dari hadis, beberapa hadis tadi, mulai dari hadis yang pertama, kedua, dan ketiga itu apabila kita analisis begitu bahwa prinsip-prinsip dakwah prinsip-prinsip dakwah itu tentu yang harus kita miliki dalam konteks prinsip itu adalah bagaimana kita memahami dulu konsepsi kita, konsepnya daripada dakwah karena yang menyatakan bahwa dakwah itu sebagai usaha untuk mewujudkan ajaran Islam dalam realitas kehidupan atau usaha orang-orang yang beriman dalam mengakukan sistem Allah dalam kehidupan manusia, baik itu individu maupun juga keluarga maupun juga masyarakat, maupun juga umat itu sesungguhnya dalam rangka untuk kebahagiaan hidup dunia dan akhirat ini penting untuk, jadi konsepsi dakwah, jadi kita menggunakan prinsip-prinsip dakwah tapi juga kita harus memahami konsepsinya seperti apa, tadi sudah kita tegaskan bahwa dalam konteks ini dari analisis dari beberapa hadis yang telah disampaikan tadi dari tiga Hadis tadi tentu memberikan pemahaman kepada kita bahwa dalam prinsip-prinsip yang dipakai prinsip dari dakwah itu adalah sesungguhnya dalam rangka untuk mewujudkan sistem ajaran Islam. Jadi prinsip-prinsip itu tadi yang kita ada delapan prinsip tadi sesungguhnya kemudian diperjelasin oleh hadis-hadis itu dalam rangka untuk apa? Untuk mewujudkan sistem ajaran Islam dalam...
realitas kehidupan. Baik manusia itu sebagai individu, baik manusia itu sebagai bagian dari keluarga, baik manusia itu sebagai masyarakat, maupun juga kita sebagai umat serak seluruhan ini dalam rangka untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Ini prinsip-prinsip yang dipakai dalam berdakwah.
Yang kedua, perlu kita faham bahwa subtansi, subtansi tadi Konsepsinya seperti itu, bagaimana subtansinya? Subtansinya adalah bahwa dakwah itu berdasarkan prinsip-prinsip itu adalah bagaimana usaha orang-orang beriman dalam rangka mewujudkan ajalan Islam itu, kemudian memperbaiki segala segi kehidupan, itu bisa dilakukan baik dengan melisan, dengan tulisan, dengan perbuatan, dengan perbuatan, atau dengan cara-cara yang lain. dengan cara berdaulah pernegara, dengan cara berjamaah, atau dengan cara pakai nidom sistem atau manhads, agar seluruhnya terus sebagai khairul umah.
Jadi khairul umah, sebaik-baiknya umat, atau dalam bahasa lain sebagai daulah taibah, sebagai kebaikan dalam pernegara ini. Sehingga Islam ini tidak lagi menjadi bagian individual, tapi... Islam menjadi rahmatan ilamin yang sering dipahami oleh banyak orang.
Maka ketika kita bicara prinsip-prinsip, maka salah satu subtansinya adalah ingin ingin wujudkan Islam itu dalam konteks rahmatan ilamin. Tapi dalam konteks konsepsi tadi adalah untuk wujudkan kebahagiaan. Kebahagiaan apa kebahagiaan dunia akhirat. Ini perlu kita faham bersama-sama.
Nah, maka... Berdakwah itu berarti kita pahami dalam konsepsi maupun dalam konteks subtansi tadi bahwa ketika berdakwah itu berarti kan melanjutkan tugas-tugas para nabi dan rosul. Jadi tugas-tugas melanjutkan tugas-tugas nabi dan para rosul. Jadi secara konsepsi maupun secara konsepsi maupun secara subtansi bahwa prinsip-prinsip dakwah yang hadis 1 yang kita sampaikan itu bahwa berdakwah itu sesungguhnya melanjutkan tugas para Nabi dan Rasul salah satu dari inti ajaran Islam memang kita diperintahkan yaitu untuk berdakwah jadi diperintahkan untuk berdakwah, mengajak orang kejar Allah, Taufik dengan hikmah, dengan argumen yang baik maka ketika kita melihat Quran Surat Yusuf Surat Yusuf 108 itu saya kira jelas sekali Kul hadihi sabili ut'u ilallah ala basiratin anna wa minat tabagani wa subhanallahi wa ma'ana minal musriki Sangat jelas sekali bahwa katakanlah wahai Rasul kepada orang yang engkau dakwa'i Kul hadihi sabili ut'u ilallah ala basi ratin anna wa minit daba'ani jadi inilah jalanku yang kuda'wahkan kepada umat manusia aku sendiri menda'wahkannya berdasarkan hujah yang jelas begitu juga orang lain mengikuti jejakku mengikuti petunjukku dan mengikuti sunahku maka menda'wahkannya berdasarkan hujah yang jelas dan aku bukan golongan orang lain yang menunjukkan Allah Tetapi aku adalah gulungan orang-orang yang mengusahakan Allah. Saya kira ini penting untuk dipahami bersama-sama.
Yang namanya berdakwah itu berarti melanjutkan tugas utama para nabi dan rasul. Karena kita harus mengambil jalan apa yang ditemui oleh nabi kita. Kemudian bahwa tugas utama nabi Muhammad adalah sebagai seorang rasul berdakwah mengajak umat manusia menuju jalan kebahagiaan, kebenaran atau jalan yang dirimati oleh Allah maka Dalam sejarah tadi Muhammad itu berhasil menegakkan sebuah peradaban yang khas Penuh dengan rahmat, ada tawhid Ini bisa kita lihat bagaimana dulu Arab yang waktu itu Arab yang disebutkan dengan sebagai bangsa yang jahiliah, yang bodoh Tapi kemudian yang peradabannya sangat-sangat jauh dari nilai-nilai kemanusiaan Tapi kehadiran Nabi dalam berdakwah itu Jalan dakwah yang ditempatkan Nabi itu, maka disitulah ada peradaban. Peradabannya banyak dibuji oleh banyak orang.
Perubahan-perubahan yang besar di Arab itu sejauh ini tidak lepas dari dakwah dari Nabi Muhammad SAW. Begitu juga Nabi Isa, Nabi Musa mengisahkan dua tugas utama para Nabi Rasulullah adalah juga menyampaikan dakwah. Melalui dakwah itu adalah apa?
Yaitu upaya-upaya. Upaya-upaya menunjukkan ketahuan para nabi itu dalam rangka untuk menunjukkan sebagai jalan, jalan Tuhan ya. Tadi dikatakan sebagai kul hadisah bili tadi.
Katakanlah ini jalanku. Maka ketika ini jalanku tadi, sahabili, maka ut'u ilallah, maka ajaklah ke jalan Allah. Jadi ini penting untuk difahami ya. Kita tunjukkan kejalanan Allah, maka ajaklah. Untuk ilah Allah, ajak kepada Allah.
Ini saya kira penting untuk dipahami. Yang kedua adalah, berdakwah itu sesamaatnya berjihad. Maka ketika orang berdakwah itu, ya untuk berjihad.
Berdakwah itu juga bagian dari jihad. Samaatnya jihad. Karena anjuran Allah, karena jihad itu merupakan keutamaan menjadi.
ketamaan ya, jadi ketamaan amalan Islam, maka seorang yang mampu menjalankan jihad dengan benar, maka ia memiliki keutamaan dan kedua yang tinggi baik dunia dan di akhirat, maka jihad merupakan amal kebaikan yang disyaratkan Allah, maka ketika anda ingin menjadi mujahid, maka berdakwah lah berdakwah lah, tapi dakwah tidak harus diartikan, jihad itu diartikan kemudian berperang kemudian memangkul senjata, ya dulu pada zaman nabi saya kira begitu karena mereka harus ada proses ilami Islamisasi harus kemudian Mereka penaklukan karena Berbagai ya berbagai Kepentingan-kepentingan itu Karena memang ketika Menyampaikan tahu itu ada tantangan Ada tekanan ada perlawanan maka Sesungguhnya itu Jihad yang dulu itu diperlukan Karena dalam rangka untuk bertahankan diri Tapi pada kesempatan ini tentu Jihad yang dipakai adalah bagaimana mereka Selalu menyampaikan Pesan-pesan ilahi itu kepada Orang-orang baik orang yang sudah muslim sebagai peningkatan kapasitas itu atau juga dengan orang-orang yang non-muslim dalam rangka untuk mengajak kepada Islam. Oleh karena itu, Ibn Taymiyah itu menyatakan bahwa jihad yang dimaksudkan adalah melawan orang-orang yang menyelisih para rosul. Jadi berjihad itu ketika ada orang-orang yang melawan menyelisih para rosul dan melaksanakan kewajiban-kewajiban disebabkan karena pernyataan mereka untuk menolong Nabi dan Rasulnya maka ketika orang menolong para Nabi yaitu menegakkan agama, mengajarkan agama menyampaikan kabar gembira memberikan peringatan maka inilah tadi hati wisabili tadi inilah jalan, maka kita harus menyeru kepada Allah SWT sudah sekalian banyak juga pandangan-pandangan para Ulama terkait dengan jihad yang diartikan sebagai dakwah itu berarti disitu memberikan pengarahan Pengarahan dengan segala kemampuan yang dimiliki itu untuk melawan kemungkaran Kemungkaran itu salah satu Tapi juga itu berarti dakwah yang bersifat internal Maupun juga dakwah yang bersifat eksternal Berarti disitu ada perluasan mengajak orang-orang yang berulang Islam menjadi Islam Jihad itu tidak selalu ditentukan dengan upaya-upaya teror, anarki, dan sebagainya.
Saya kira itu adalah pengertian yang salah. Maka di dalam surat Al-Anfal itu, ayat 60, Itu selalu dijadikan pemenar orang-orang yang melakukan perang. Sebenarnya itu tidak demikian. Karena secara historis tentu punya hal yang berbeda secara historis. Maka kesungguhan-kesungguhan untuk menyebarkan agama itu, itu sama dengan jihad.
Maka ketika orang bisa berdakwah di daerah-daerah yang pernah kita sampaikan, daerah terluar, daerah terpencil, terdalan. Nah itulah, ini saya kira itu bagian dari jad untuk menyebarkan agama-agama Meningkatkan kapasitas bagi orang-orang yang belum mulai agama Atau yang sudah mulai agama tapi mereka masih terbatas Selanjutnya sekalian, inilah saya kira penting untuk disampaikan Kepada kawan-kawan semuanya Terkait dengan penjelasan ini Mudah-mudahan pertemuan kuliah tentang prinsip-prinsip dakwah yang kedua ini Maaf, yang pertama ini nanti akan kita lanjutkan pada prinsip-prinsip dakwah yang kedua, yaitu ada beberapa hadis yang kita sampaikan, kemudian kita melihat ada beberapa hal lagi yang perlu kita jelaskan. Saya kira dari saya terima kasih, buat rakan-rakan semuanya, like and share ya, dengan teman-teman sekalian, mudah-mudahan kuliah hadis ini, prinsip-prinsip dakwah ini, memberikan pandangan baru. atau membuat informasi baru kepada saudara sekalian dan para mahasiswa terima kasih, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh