aduh enak banget nih siang-siang panas kayak begini ngerujak aduh sambal pake mangga nih, ada jagung juga mantep banget ini panas-panas begini nih oh iya ngomong-ngomong soal rujak kalian tahu nggak sih kalau peralatan batu kayak ulekan gini tuh Udah kita gunain? Dari kapan coba? Jauh sebelum kamu lahir, ibu kamu lahir, nenek kamu lahir, dan lebih jauh lagi, sebelum kita semua kenal sama tulisan, manusia tuh udah pake batu sebagai peralatan buat menunjang hidupnya. Batu ini tuh bisa kita dapetin di alam, dibentuk sesuai keperluan, terus dipake deh.
Masa-masa dimana manusia belum kenal tulisan disebut juga dengan masa praaksara atau masa nirleka. atau masa prasejarah. Kenapa ya pas manusia belum kenal tulisan disebutnya masa prasejarah atau masa sebelum sejarah? Emangnya sejarahnya belum dimulai?
Kalau gitu, kapan dong dimulainya sejarah? Penasaran? Penasaran? Hah, ayo deh kita bahas! Masa sejarah suatu bangsa dimulai ketika bangsa itu sudah mengenal tulisan.
Jadi, dimulainya masa sejarah suatu bangsa bisa beda-beda. Contohnya nih, tulisan tertua di dunia itu adalah tulisan paku yang diciptain sama bangsa Sumeria di Mesopotamia. Tulisan itu udah digunain sejak 3000 tahun sebelum masehi lho. Kalau Indonesia kira-kira kapan ya? Nah, sebelum kita ngomongin masa sejarah atau masa aksara di Indonesia, kita tuh harus belajar dulu tentang masa prasejarahnya.
atau masa praaksara. Ingatkan, kalau lagi belajar sejarah, lebih baik secara kronologis. Nah, di Indonesia sendiri, masa praaksara terbagi jadi dua zaman.
Zaman batu dan zaman logam. Kenapa disebut zaman batu dan zaman logam ya? Di zaman batu, manusia pakai peralatan dari batu buat menunjang hidupnya.
Walaupun peralatan mereka masih sederhana atau kasar, tapi itu udah cukup buat memenuhi kebutuhannya. Nah, seiring berjalannya waktu, Kebudayaan mereka makin kompleks, hingga mereka membuat tempat pemujaan roh nenek moyang, kayak dolmen. Karena kebudayaan makin kompleks, mereka butuh peralatan penunjang yang lebih bagus, misalnya moko, alat bunyi-bunyian dari logam yang jadi alat bantu ritual pemujaannya. Dari situlah dimulainya zaman logam.
Menarik ya perkembangan dari zaman batu ke zaman logam ini? Kita mulai dari zaman batu ya. Kalau kita urutin secara kronologis, zaman batu bisa kita bagi ke 4 zaman. Zaman Paleolitikum, Zaman Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum.
Zaman Paleolitikum berlangsung dari 50.000 sampai 10.000 tahun sebelum Masehi. Waktu itu, di wilayah Nusantara, kita bisa nemuin beberapa jenis manusia purba. Ada Megantropus Paleojavanicus, Pitecantropus Erectus, dan Homo Erectus yang ditemuin di tiga daerah. Ada juga Homo Wajakensis di Tulung Agung Jawa Timur, Homo Floresiensis di Pulau Flores, dan Homo Soloensis di Pulau Jawa. Nah, mereka ini hidupnya di dekat sungai.
Kenapa ya? Karena di zaman itu manusia hidup dengan cara berguru dan mengumpulkan makanan. Makanan-makanan itu banyak ditemuin di sekitar sungai. Di masa ini mereka menggantungkan hidupnya pada alam.
Jadi, kalau sumber makanannya udah habis, ya mereka bakal pindah ke tempat lain. Nah, cara hidup yang berpindah-pindah ini disebut dengan nomaden. Kira-kira manusia purba di zaman Paleolitikum itu pake apa ya buat berburu dan ngolah hasil buruannya? Tentu aja mereka gak berburu dengan tangan kosong. Mereka pake peralatan yang terbuat dari batu.
Contohnya kapak dan alat-alat serpih. Selain itu, mereka juga pake alat-alat dari tulang. Peralatan yang dipake waktu itu masih sederhana banget. Karena waktu itu manusia purba belum nemuin cara untuk bikin peralatan yang lebih canggih.
Tapi peralatan sederhana kayak gitu tuh udah cukup banget buat manusia purba bertahan hidup di masa itu. Mereka berburu dengan kapak genggam, kapak pendek, dan kapak perimbas. Pas hewan buruan udah kelihatan, manusia purba bakal ngelemparin kapak ke arah hewan buruannya.
Setelah hewan buruannya jatuh, mereka bakal buru-buru nyamperin hewannya dan mestiin hewan itu udah mati pake pisau yang terbuat dari tulang. Sehabis berburu, hasil buruannya bakal dikulitin pake alat serpih atau flakes. Nah, karena di zaman Paleolitikum itu belum ditemuin api, jadi mereka makan langsung hasil buruannya.
Ya semacam dijadiin sashimi gitu. Ternyata bukan cuma Megantropus Paleojavanicus, Pitecantropus Erectus, Homo Wajakensis, dan Homo Soluensis aja yang hidup di sepanjang zaman praaksara lho. Di zaman Mesolitikum yang terjadi sekitar 10.000 tahun sebelum masehi, wilayah Nusantara kedatangan ras baru.
Ada ras Austromelanesoid dan ras Mongoloid yang datang dari Asia Tenggara. Terus, apa yang terjadi sama manusia purba sebelumnya ya? Nah, Hipotesis atau pendapat paling populer bilang kalau Megantropus Paleojavanicus, Pitecantropus Erectus, Homo Wajakensis, dan Homo Soluensis udah punah atau sedang mengalami kepunahan pas ras pendatang tiba. Mereka tuh punah karena keterbatasan kemampuan otak mereka. Akibatnya, mereka jadi nggak bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang makin berkembang.
Makanya nih, kita harus selalu mengasah otak biar kita nggak ketinggalan zaman ya. Ada juga hipotesis yang bilang kalau sebenarnya manusia purba ini nggak punah. Mereka melebur lewat proses kawin-mawin dengan ras pendatang. Hasilnya, jadilah manusia Indonesia yang sekarang.
Terlepas dari dua hipotesis itu, di zaman Mesolitikum, ras Austromelanesoid dan ras Mongoloid telah yang menguasai daratan Nusantara. Ras-ras ini termasuk ke dalam jenis manusia modern atau Homo Sapiens. Karena dihuni sama ras pendatang, maka kebudayaan Mesolitikum juga berculik asing. corak asing ini dapat pengaruh dari wilayah-wilayah di Asia Tenggara, khususnya kebudayaan Baksen Hoa Binh di daerah Tonkin, Vietnam.
Manusia di zaman Mesolitikum masih hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan, tapi caranya sedikit beda dari zaman sebelumnya. Di zaman ini, manusia purba udah hidup semi-menetap di gua-gua dekat sungai. Makanya manusia di zaman ini banyak ninggalin kiochen modinger.
Kiochen modinger itu adalah sampah dapur dari kulit-kulit kerang. Manusia di zaman ini tuh hidup di Abriso Rose, gua yang berbentuk ceruk di batu karang. Karena mulai menetap, mulai juga dikenal pembagian kerja. Laki-laki bertugas buat berburu dan perempuan bertugas sebagai ibu rumah tangga.
Laki-laki bakal berburu dengan alat-alat yang lebih canggih dari zaman sebelumnya. Ada alat serpih bilah yang berkembang di Indonesia bagian timur, ada alat tulang yang banyak ditemuin di Jawa Timur, dan ada juga kapak genggam Sumatera, yang berasal dari tradisi di Asia Tenggara. Karena laki-lakinya berburu, perempuan menetap di gua bersama anak-anaknya. Tugas utama mereka itu adalah mengasuh anak-anaknya dan juga memasak.
Kegiatan yang baru di zaman ini. Ibu-ibu bisa masak karena di zaman Mesolitikum, api pertama kali ditemuin. Mereka tuh ngegesek-gesekin batu sampai akhirnya keluar api. Bukan karena petir kayak di Spongebob ya. Api ini punya peran penting lho.
Selain buat masak hasil buruan, di dalam gua, api dipakai untuk menghangatkan tubuh di malam hari. Api juga berfungsi untuk menghalau binatang buas yang menghampiri guanya. Menjelang akhir masa Mesolitikum, manusia udah kenal dengan cara bercocok tanam yang sederhana. Cara bercocok tanamnya belum menetap, karena mereka masih pindah-pindah sesuai dengan tingkat kesuburan tanah.
Kalau udah mutusin buat bercocok tanam, hutan yang bakal mereka jadiin tanah pertanian dibakar dan dibersihin. Teknik ini dinamain slash and burn. Nah, kalau udah bersih, mereka bakal nanam umbi-umbian kayak keladi dan jagung.
Keladi dan jagung mereka nikmatin sepanjang tahun sampai kira-kira tanahnya udah nggak subur lagi. Setelah itu, mereka bakal nyari tempat baru buat bercocok tanam lagi. Nah, di masa ini juga manusia mulai kenal sistem kepercayaan yang paling awal.
Selama tinggal di gua-gua, manusia mulai melukis di dinding gua dengan cap tangan mereka. Salah satu contohnya itu adalah lukisan di Leang Petakere, di Taman Prasejarah Leang-Leang Maros, Sulawesi Selatan. Mereka meyakini lukisan ini sebagai simbol kekuatan atau perlindungan dari gangguan roh-roh jahat. Kalau di cap tangan, jarinya itu nggak lengkap. Diperkirain itu tuh ungkapan berkabung manusia di zaman itu.
Oke teman-teman. Di video ini kita udah belajar tentang masa praaksara atau masa prasejarah. Masa prasejarah sendiri kebagi jadi dua zaman. Zaman batu dan zaman logam. Di zaman batu, kebagi lagi jadi empat zaman.
Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum. Di video ini, kita udah belajar dua masa besar di zaman batu. Pertama, kita udah belajar tentang masa Paleolitikum. Di masa ini, manusia hidup secara nomaden.
dengan alat-alat sederhana dari batu dan tulang. Kedua, kita udah belajar tentang masa Mesolitikum. Di sini, manusia udah lebih canggih.
Mereka menetap di gua-gua, bercocok tanam, punya alat-alat yang jauh lebih canggih, dan yang lebih penting, mereka udah nemuin api. Di video selanjutnya, kita bakal move on ke dua zaman batu berikutnya, masa Neolitikum dan Megalitikum. Kira-kira di dua zaman itu, manusia udah secanggih apa ya?
Kalau kamu udah penasaran, bisa langsung lanjut ke video berikutnya. Tapi kalau masih pengen ngulang lagi video ini, kamu bisa klik timestamp yang ada di bawah video ini ya. Sampai jumpa di video selanjutnya. Dadah!