Transcript for:
Refleksi Pilkada dan Aspirasi Rakyat

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Seperti teman-teman udah tau juga semalam itu batas akhir pendaftaran pilkada pendaftaran udah ditutup dan di Jakarta ada satu yang dicalonkan oleh 15 partai lalu ada satu yang dicalonkan oleh satu partai dan ada lagi satu yang disebut independent dan saya tidak termasuk di dalamnya jadi dengan begitu maka udah final ya bahwa saya tidak ikut di dalam kontestasi Pilgub di Jakarta tahun 2024 ini. Dan kemarin juga sebetulnya kita menerima undangan, tawaran untuk ikut dalam kontestasi Pilgub Jawa Barat. Kita apresiasi sekali ajakan ini, panggilan ini, tapi dengan mempertimbangkan berbagai faktor kami putuskan untuk tidak mengikuti kontestasi di Jawa Barat. Saya ingin sampaikan beberapa poin respon singkat. atas situasi yang saat ini sedang terjadi.

Pertama, saya ingin sampaikan terima kasih. Terima kasih banyak kepada semuanya yang selama satu setengah tahun ini, hampir dua tahun, ikut mendukung perjuangan yang luar biasa di jalur Pilpres, Pilgub, sampai dengan titik ini. Nggak bisa saya sebut satu persatu, terlalu banyak.

Tapi yang jelas, semua yang terlibat adalah pejuang yang luar biasa yang membuat perjuangan besar ini terasa jadi. jadi ringan, terasa jadi bermakna. Dan semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, jadikan perjuangan kemarin sebagai catatan amal untuk kita semua. Insya Allah kita terus berjuang untuk tujuan yang sama ke depan.

Kita selalu bicara tentang kesetaraan, keadilan, kesamaan, kesempatan, keinginan untuk Indonesia yang lebih adil, lebih maju, lebih sejahtera buat semuanya. Nah, dalam itu juga, jadi dua tahun... Tahun terakhir ini ketika kami keliling berkampanye menemukan begitu banyak hikmah pelajaran yang luar biasa.

Saya berkeliling lebih dari 130 kota dan berjumpa dengan begitu banyak yang setiap jabat tangan bukan basa-basi. Jabat tangan dengan penuh rasa, sepenuh hati dan eratnya jabat tangan. mencerminkan semangat yang menggelora di dadanya.

Ada yang pelukan, ada yang jabat erat, ada yang pegang tangan dan semua adalah ungkapan keinginan untuk Indonesia lebih baik. Banyak sekali cerita-cerita dalam interaksi itu yang tidak mungkin terlupakan. Apalagi kalau kita teman-teman muda. Masya Allah, luar biasa. Kiprah anak muda di dalam proses kampanye kemarin itu membuat kita makin optimis.

Kenapa makin optimis? Karena kita punya stok anak-anak muda yang mau bekerja melampaui sekedar kepentingan dirinya pribadinya. Ini kita masih di bulan peringatan kemerdekaan ya.

Di bulan kepentingan kemerdekaan ini kita memperingati perjuangan para pendiri bangsa yang pada waktu itu banyak sekali yang masih muda-muda. Jadi ketika lihat anak-anak muda yang kemarin terlibat, rasanya dan makin yakin kita masih punya stok. stok pejuang yang amat banyak. Pejuang yang akan membawa Indonesia menjadi lebih adil, lebih baik buat semuanya.

Jadi perjalanan ini memberikan optimisme yang sangat besar. Dan rasa optimisme ini makin tumbuh melihat berbagai elemen masyarakat sejak minggu lalu yang turun langsung mengawal keputusan MK dan mendorong tegaknya amanat reformasi yang memang kenyataannya ini Sayangnya ini banyak dihadapi dengan cara yang represif. Represif dan berlebihan. Anak-anak muda, cedera, luka.

di saat mereka datang untuk ikut mengirimkan pesan kami ingin mengawal konstitusi, kami ingin meluruskan usaha pembengkokan atas konstitusi. Karena itu hadapi juga dengan rasa cinta sebagai saudara sebangsa. Ini sangat disesali dan ini tidak boleh berulang lagi. Tapi bukan anak muda, jangan pernah gentar. Jangan pernah mundur seolah jadi catatan.

untuk diceritakan dengan rasa bangga. Ketika Indonesia konstitusinya terancam, maka anak muda tidak diam, anak muda terlibat. Dan banyak juga generasi-generasi lebih senior yang memilih terlibat walaupun secara usia sudah senior. Dan gerakan ini juga jelas memberikan hasil.

Apa yang terjadi? Putusan MK tetap tegak. DPR dan KPU harus mengikuti.

Dan di banyak daerah, ada calon-calon yang diinginkan publik yang tadinya ditutup jalannya. kemudian terbuka. Kenapa? Karena elitnya dipaksa oleh konstitusi untuk memberikan jalan. Dan ini adalah sebuah kesempatan untuk kita memperbaiki kualitas demokrasi.

dan harapan nanti mutu pemerintahan di seluruh wilayah Indonesia. Jadi kemudahan yang disediakan oleh MK ini bisa dimanfaatkan. Walaupun di beberapa daerah juga tidak dimanfaatkan oleh partai-partai.

merespon aspirasi yang sesungguhnya ada di masyarakat. Karena pilkada ini kan pemilihan ketiga daerah yang harusnya mencerminkan aspirasi daerah, bukan aspirasi di puncak nasional. Tapi dalam kenyataannya tidak selalu semua bisa berjalan seperti itu. Nah, gerakan masif mengawal putusan MK di berbagai kota ini juga menunjukkan bahwa tidak benar bila rakyat Indonesia disebut sudah apatis. Sudah terjadi.

tidak peduli pada kondisi demokrasi nope, sama sekali tidak harapan itu menyala harapan itu menyala terang dan insya Allah makin terang dan terangnya harapan ini harus terus kita jaga, kita besarkan sama-sama, nah hal lain yang ingin saya sampaikan bahwa takdir Allah Tuhan yang Maha Kuasa sudah tertulis bahwa saya tidak mengikuti konstetasi kali ini dan sejujurnya Ada selalu rasa lega setiap kali melewati sebuah persimpangan jalan Ketika amanat itu diberikan Artinya Allah SWT meyakini bahwa ini yang terbaik Dan ketika amanat itu tidak diberikan Saya yakin Allah SWT sedang melindungi pada kita Jadi itu juga yang saya jalani selama ini Begitu kita menyaksikan situasinya, hasilnya, maka saya yakin seolah ada hikmah-hikmah besar yang akan muncul nanti. Mungkin ada yang tanya, Panis ada enggak penyesalan tidak mengikuti pilkada ini? Kalau saya ditanya ada penyesalan, tidak ada.

Ada penyesalan itu. Apa yang saya sesali? Yang saya sesali adalah aspirasi warga kampung-kampung miskin kota.

Rakyat miskin kota yang berdatangan ke rumah ini. Di tempat sini. Setelah selesai pilpres kemarin bergantian, berombongan datang bergantian. Menyampaikan keinginan, aspirasi, Pak tolong kembalikan kondisi yang kemarin kita rasakan.

Satu setengah tahun ini hilang. Dari mulai usaha untuk... perbaikan kampung-kampung kumuh, perbaikan kondisi ekonomi mereka, yang selama itu kami selalu jadikan sebagai fokus perhatian.

Dan selama berapa bulan ini saya datang mengelilingi mereka semua, mendatangi mereka semua. Ini yang saya kalau dibilang perasaan ya, ada perasaan, waduh ini aspirasi ini nggak bisa kita tuntaskan. Lihat warga kampung bayam yang terlantar.

Berat rasanya, lihat kampung-kampung yang setiap kali kita datang, Pak tolong ini dituntaskan, berat rasanya kalau mereka tidak bisa mendapatkan penuntasan atas usaha meningkatkan kesejahteraannya. Itu yang kalau ditanya sebagai rasa sesal bagaimana rakyat miskin di Jakarta yang menjadi fokus perhatian kita, tidak bisa saya penuhi harapannya. Para saudara-saudara semua, warga kampung di Jakarta, rakyat miskin kota, saya minta maaf. Karena tidak bisa membantu melalui jalan pemegang kewenangan, pembuat kebijakan. Tapi bukan berarti perjuangan kita berhenti dan bukan berarti ikhtiar kita selesai di sini, enggak.

dengan cara lain nanti kita sama-sama berjuang untuk bisa memperbaiki kondisi rakyat miskin kota yang saat ini sedang menghadapi tantangan yang besar sekali. Saya minum kopi dulu ya. Jadi catatan lain yang saya rasakan ya ketika mengikuti proses ini semua bahwa terbuka kenyataan bahwa sistem politik kita, demokrasi kita masih amat ringkih dan kita punya PR untuk mengajak surrakyat memiliki kesadaran yang lebih... Lebih baik tentang proses politik, tentang proses demokrasi, agar demokrasi kita itu bisa berjalan dengan benar, berjalan dengan baik, dan hasilnya adalah untuk dirasa. Ini Pak Ertel sendiri.

Dan bukan sesuatu yang sederhana, tapi kita harus kerja keras. Dan saya rasa kita jangan berhenti di sini. Karena itu salah satu tujuan besar yang akan diperjuangkan ke depan adalah meningkatkan kesadaran politik dan demokrasi Indonesia.

Membantu mendorong supaya inisiatif-inisiatif gerakan-gerakan sosial masyarakatan itu bisa tumbuh berkembang khususnya di kalangan anak-anak muda. Seperti yang selama ini sudah dikerjakan, seperti misalnya Humani. ubah bareng, turun tangan, dan lain-lain.

Nah, ada hal lain yang saya ingin share di sini. Kalau dalam interaksi termasuk juga di sosial media, banyak sekali yang memberikan usul, saran. Lebih baik Anies berkairan di luar negeri aja Ada yang usul saya Ke lembaga-lembaga internasional Ada yang berusul saya untuk mengajar Di kampus-kampus di luar negeri Saya jawab tidak Insya Allah tidak Saya mencintai Indonesia secara tanpa syarat Disini saya dilahirkan Disini saya dibesarkan Dan disini saya akan berjuang Kecintaan pada Indonesia Membuat saya tidak akan bisa meninggalkan tanah ini Saya akan tetap berada di Indonesia. Saya akan tetap berkarya di Indonesia. Saya akan tetap berjuang di Indonesia.

Bersama dengan seorang-seorang sebangsa. Untuk membuat Indonesia lebih adil. Lebih sejahtera bagi semuanya. Saya tidak akan meninggalkan Indonesia. Dan bekerja di tempat lain.

Hanya karena situasi yang saya hadapi. Insya Allah. Ini akan terus menjadi pegangan saya ke depan. Tentu saya akan berkiprah.

Di banyak tempat. Tapi basis tetap. Di sini.

Dan bekerja. bekerja bersama dengan suruh-suruh sebangsa. Kemudian ada yang usul supaya saya masuk partai atau bikin partai politik. Nah gini, kalau masuk partai, pertanyaannya, partai mana yang sekarang tidak tersandra oleh kekuasaan?

Nah, jangankan dimasuki, mencalonkan saja terancam. agak berisiko juga bagi yang mengusulkan. Jadi ini adalah sebuah kenyataan nih.

Jadi kita lihat aja ke depannya. Apakah lalu akan buat partai politik baru? Gini, bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar.

Dan itu menjadi sebuah kekuatan, diperlukan menjadi gerakan. Maka membangun Ormas atau membangun partai baru, mungkin itu jalannya yang akan kami tempuh. Kita lihat sama-sama ke depan. Semoga tidak terlalu lama lagi kita bisa mewujudkan langkah-langkah konkret untuk bisa mewadahi gerakan yang sekarang ini makin hari makin membesar.

Menginginkan Indonesia yang lebih setara, demokrasi yang lebih sehat, politik yang lebih mengedepankan polisi gagasan. Ini respon saya atas situasi yang sedang terjadi saat ini. Saya ingin sampaikan kepada semua di akhir ini. Kutipan yang pernah saya sampaikan pekan lalu.

Kutipan dari Renel de Klerk yang dimasukkan oleh Bung Hatta ke dalam pleidoinya di tahun 1928 di Den Haag. 96 tahun yang lalu Bung Hatta menggunakan kalimat ini. Saya ingin ulang kalimat itu.

Bunyinya begini. Hanya ada satu negeri yang menjadi negeriku. Ia tumbuh dengan perbuatan dan kemampuan. Dan perbuatan itu adalah perbuatanku.

Insya Allah segala perbuatan yang saya lakukan ke depan masih terus tetap dan akan selalu ditujukan untuk negeri yang saya cintai ini Indonesia. Dan saya harap makin banyak diantara kita semua yang mau bergerak bersama kita, bersama kami. Untuk Indonesia, untuk keadilan, untuk kesetaraan, untuk kebersamaan, untuk persatuan yang ada di negeri kita.

Terima kasih semuanya. Salam hangat dan hormat. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.