Film Ancika Dilan Yang Bersamaku 1995 menceritakan seorang gadis yang bernama Ancika Mehrunisa Rabu. Nama saya Ancika, Ancika Mehrunisa Rabu. Hidup adalah hidup itu sendiri. Dilan merupakan siswi kelas 3. SMA di Bunda yang terobsesi dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Kehidupannya lebih banyak dihabiskan dengan belajar dan mengerjakan tugas di rumah. Ancika merasa kehidupan remaja seperti teman-temannya tidak cocok baginya. Bahkan ia tak ingin pacaran lantaran merasa membuang waktu dan peluang mengejar cita-citanya Padahal Ancika termasuk cewek populer di sekolahnya Banyak cowok-cowok berusaha untuk mendekatinya Mulai dari teman lesnya yang bernama Isan sampai anggota geng motor sekolah yang bernama Bono Ancika bukan hanya terobsesi dengan belajar Dilan juga tidak takut menolak hingga mengusir cowok-cowok itu Jutek adalah bagian dari wajah Ancika sehari-hari Hingga Hingga suatu waktu Ancika datang ke rumah kakeknya untuk membawa oleh-oleh. Di rumah kakek yang dia sebut Abahh tersebut ada sekelompok pemuda yang sedang membahas koleksi motor Abahh. Salah satu cowok usia kuliahan tersebut adalah Dilan.
Dilan saat itu sudah kuliah dan merupakan mahasiswa tingkat tiga di sebuah perguruan tinggi di kota Bunda. Dilan sangat terpesona sesaat melihat Ancika. Namun Ancika cuek terhadap mereka sama seperti ke cowok lainnya. Ketika Ancika sudah selesai memberikan pinggisan untuk Abah, ia mendapati teman-teman lesnya diinterogasi oleh Dilan dan dua temannya hingga ketakutan. Ancika pun pasang badan melawan Dilan.
Ancika yang tidak suka dengan arogansi Dilan, dia mengajak teman-teman lesnya untuk pergi dari sana. Oh, gue tukar. Namanya siapa? Gak punya nama.
Kalau gak punya nama, terus manggilnya gimana? Terserah lah. Dilan mencoba untuk berkenalan dengan Ancika, namun Ancika tidak menggubahnya.
berisnya. Namun Ancika tidak menyangka bahwa Dilan merupakan teman dari pamannya yang bernama Anwar. Ancika sempat mengutarakan ketidaksukaannya soal Dilan kepada Kang Anwar. Kang Anwar justru heran dengan tanggapan Ancika. Ia pun memberitahu bahwa Dilan adalah sosok yang pintar hingga bisa masuk ITB Bunda.
Ancika tidak percaya dan menilai bahwa Dilan Nyogok masuk ITB. Saat di sekolah Anwar Ancika selalu digodain oleh Bono, sang ketua geng motor di sekolahnya. Namun Ancika selalu cuek dengan Bono.
Sementara itu, Dilan yang sering main ke Kang Anwar selalu bertemu dengan Ancika. Suatu ketika bibi Ancika datang ke rumahnya, mengenalkan Ancika dengan Kang Yadid, seorang laki-laki dewasa yang sudah bekerja dan hidupnya sudah mapan. Bibinya begitu ngebet ingin menjodohkan Ancika dengan Kang Yadid Namun sikap Ancika cuek dengan Kang Yadid Malam harinya, Ancika meminta tolong kepada Kang Anwar untuk membantu mengerjakan tugas sekolahnya yaitu resensi novel. Kang Anwar yang saat itu banyak tugas untuk persiapan KKN dan dia merasa tidak menguasai dalam menulis novel, dia menyarankan Ancika untuk meminta tolong kepada Dilan karena Dilan sangat jago dalam menulis. Dengan terpaksa akhirnya Ancika mau menerima saran Kang Anwar.
Dengan malu-malu, Ancika meminta tolong kepada Dilan. untuk membantu tugasnya membuat resensi novel. Mau minum lagi? Pagi harinya Ancika yang bangun kesiangan dan terlambat masuk sekolah sehingga dia belum sempat mengecek tugas yang dibuat Dilan.
Saat pak guru menyuruh... Suruh Ancika membacakan resensi novelnya, dia kaget ternyata Dilan secara sengaja membuat resensi asal-asalan hingga membuat malu Ancika di kelas. Maaf pak, ada kesalahan. Gak apa-apa, lanjutkan aja. Tapi...
Tapi Ancika lebih seru. Hal itu membuat Ancika kesal kepada Dilan. Namun Dilan terus mendekati Ancika.
Dilan memberikan koran dan menyuruh Ancika membaca halaman 6 kemudian dia pergi. Setelah Ancika membacanya, ternyata Dilan memasukkan dalam... iklan koran itu permintaan maafnya pada Ancika karena telah membuat resensi novel yang tidak sesuai dengan harapan Ancika.
Dengan gaya khasnya dilan perlahan tapi pasti terus melakukan pendekatan kepada Ancika. Dengan penuh percaya diri, dia menjemput Ancika saat sepulang les privat. Ancika masih kesal kepadanya terkait dengan resensi novel waktu itu. Walaupun Dilan sudah meminta maaf melalui koran, namun dia merasa belum cukup sebelum meminta maaf sendiri kepadanya. meminta maaf langsung kepada Ancika.
Dilan dengan gaya gombalannya terus terang kepada Ancika bahwa saat dia menulis resensi novel waktu itu sebenarnya dia lebih suka ngomong Ancika daripada orang lain karena ngomong orang lain menurutnya gibah. Kalau ngomongin orang lain itu kan gak boleh. Gibah.
Kalau ngomongin kamu maka apa-apa kan ada orangnya. Presiden kamu Suharto kan? Kenapa emang? Kalau presiden kamu Suharto Kita sama lagi. Ini tuh sebenarnya kita banyak kesamaan ya.
Jangan-jangan. Jangan-jangan apa? Jangan-jangan salah satu diantara kita ada yang nyontek. Kemudian Dilan mengantarkan Ancika pulang. Dilan kenal baik dengan mamanya Ancika.
Ternyata bunda Dilan dan mama Ancika merupakan sahabat dekat. Saat Ancika menawarkan minum Dilan, justru dengan gaya khasnya Dilan meminta. Makan ada? Dibungkus.
Gak usah. Makan disini aja. Biar makannya berdua sama kamu. Menurut Ancika awalnya sikap Dilan yang sangat menyebalkan.
Namun justru sikap itu yang membuat Dilan menjadi sosok berbeda di mata Ancika. Sejak saat itu hubungan Dilan dan Ancika semakin dekat. Dilan sering bertemu dengan Ancika. Bantuin bikin PR, menjemput pulang sekolah, pergi ke toko buku hingga mengajaknya ke kampus ITB. Hingga...
Hingga suatu ketika Dilan menyatakan cintanya kepada Ancika. Pada kesempatan itu Ancika menanyakan status hubungan Dilan dengan Milea saat itu. Dilan terus terang kepada Ancika bahwa dia telah lama putus dengan Milea. Justru saat ini dia merasa senang telah dipertemukan dengan Ancika. Saya pikir kita masih bisa terus menikmati setiap perjalanan romantik tanpa memberikan label pada hubungan itu.
Namun Ancika menolak untuk berpacaran dengan mengutarakan alasannya. Nah, Ancika tidak menolak Dilan namun dia menolak untuk pacaran. Setelah Dilan mengantarkan Ancika pulang ke rumah, Ancika meminta kepada Dilan agar jangan pulang terlebih dahulu.
Ternyata Kang Yadid sudah menunggu di teras rumahnya. Ini tuh buku-buku motivasi yang membantu Akang jadi sukses sampai sekarang. Kang Yadid memberikan buku-buku motivasi yang dapat membantu Ancika untuk sukses.
Namun Ancika menjawab dengan ketus lalu dia masuk ke dalam rumah meninggalkan Kang Yadid Kang Yadid Kemudian Dilan berkenalan dengan Kang Yadid Kamu siapa? Saya Amer Kang Amer? Anggur merah gitu?
Ya soalnya sama-sama bisa bikin mabok Suatu ketika terlihat Bono sang ketua geng motor Di sekolahnya dipukuli dan diperkusi Oleh geng motor lain Hingga pada malam harinya Ancika dijemput polisi karena ternyata Bono yang telah melaporkan Ancika Karena Ancika diduga Juga terlibat dalam perkusi yang dilakukan kepada Bono tadi siang. Sampai di kantor polisi Bono menjelaskan kepada polisi. Bahwa geng motor yang telah memperkusi dirinya. Telah mengancam agar jangan mengganggu Ancika.
Ancaman itulah. yang dijadikan dasar Bono untuk melaporkan Ancika. Namun tiba-tiba Dilan datang dan dia mengatakan bahwa Ancika tidak bersalah dan dia mengakui bahwa Dilan pelakunya yang telah meminta kawan-kawannya untuk memperkusi Bono dan dia siap bertanggung jawab. Ancika gak salah, saya pelakunya. Saya yang udah minta kawan-kawan saya buat mempersekusi kamu.
Jadi saya yang tanggung jawab. Paham? Kalau ini mau diperpanjang, saya siap. Setelah mengetahui bahwa Dilan adalah dalang perkusi Bono, Bono memilih mencabut laporannya karena mengetahui Dilan adalah seniornya dan mantan geng motor yang disegani di kota Bunda. Ancika sangat marah kepada Dilan karena telah mempermalukannya lagi.
Dilan meminta maaf kepada Ancika, dia tidak terima kalau ada orang yang dia sayangi disakiti. Dilan akan melakukan apapun untuk melindunginya. Ancika yang sangat marah pergi meninggalkan Dilan.
Sementara itu, Dilan mencabut laporannya. Sementara itu Kang Yadid mengutarakan perasaan cintanya kepada Ancika. Namun dengan tegas Ancika menolak cinta Kang Yadid Hal itu membuat Kang Yadid kecewa dan dia merasa kalau Ancika telah berpacaran dengan Dilan.
Sejak peristiwa di kantor polisi Dilan sudah tidak pernah menghubungi Ancika lagi tanpa alasan yang jelas. Namun diam-diam Ancika mencari informasi kabar tentang Dilan. Bahkan Ancika kembali mengenang kebersamaannya bareng Dilan. Kemudian Ancika bertemu dengan Bunda Dilan pada saat menjenguk mama Ancika Bunda Dilan mengatakan bahwa Dilan saat ini lebih sering tidur di kampus dan jarang pulang Sebenarnya Bundanya sangat mengkhawatirkan Dilan apalagi dengan situasi politik saat itu Hingga suatu malam, Dilan menelpon Ancika.
Oh kacau, kehilangan identitas. Kamu kan namah asis, Wak. Harusnya bisa lebih dewasa dan memikirkan ke depannya.
Dilan curhat kepada Ancika bahwa dia merasa kehilangan jati dirinya saat itu. Dilan bertanya kepada Ancika apakah dia masih marah kepadanya. Ancika sudah memaafkan kesalahan Dilan. Dilan berharap Dilan jangan mengulangi perbuatannya.
Dilan nggak suka Dilan nakal lagi. berantem dan ikutan game motor lagi. Dilan ingin ketemu dengan Ancika besok sore di rumah Ancika.
Siang harinya saat pulang sekolah, di jalan Ancika terjebak karena demo mahasiswa. Namun tiba-tiba ada provokator yang membuat demo yang awalnya damai berubah rusuh. Ancika yang melihat Dilan terjebak di tengah-tengah peserta demo, dia mengkhawatirkan dan segera mencari keberadaan Dilan.
Namun Ancika tidak menemukannya. Ancika yang mengkhawatirkan keselamatan Dilan karena aksi demo itu, segera menelpon Bunda Dilan dan menanyakan keberadaan Dilan. Namun Bunda Dilan mengatakan bahwa Dilan belum pulang. Kemudian Ancika mengajak Kang Anwar untuk mencari keberadaan Dilan baik di kampus maupun di kantor polisi. namun usahanya tidak membuahkan hasil.
Hingga akhirnya tiga hari kemudian Dilan muncul dan menemui Ancika. Dilan menceritakan telah dilepas setelah ditangkap oleh polisi. Dilan kembali mencurahkan kegundahan hatinya kepada Ancika mengenai status hubungan mereka saat itu.
Ya gitu Ancika menerima cinta Dilan Akhirnya mulai saat itu mereka resmi pacaran Dilan mengajak Ancika menemui bundanya di rumah Bunda Dilan yang mengetahui bahwa Dilan dan Ancika telah pacaran Dilan bertanya kepada mereka Apakah Dilan sudah bercerita kepada Ancika soal Milea Bunda berpesan kepada Ancika, saat ini jangan terobsesi dengan masa lalu Dilan. Dilan berat atas sejarah hidupnya, dia punya waktunya sendiri dengan orang-orang dalam hidupnya baik dulu maupun sekarang. Begitu juga dengan Ancika.
Bunda Bunda juga mengingatkan Dilan agar kebersamanya dengan Ancika saat ini jangan dianggap sebagai uji kecocokan untuk memilih siapa yang terbaik baik antara Milea maupun Ancika. Jangan kau anggap sebagai uji kecocokan untuk memilih siapa yang terbaik diantara Leah dan Cika. Bunda Dilan mengatakan bahwa cinta masa lalu hanya fantasi yang tidak nyata.
Singkat cerita, akhirnya Ancika keterima di kampus impiannya di Umpat Bunda. Selamat ya. Beberapa bulan kemudian Dilan bersama Abahh datang ke rumah Ancika untuk melamarnya.
Pada tahun 1998 setelah rezim Suharto turun dari kekuasaannya, Dilan dan Ancika naik ke pelaminan. Akhirnya mereka resmi menjadi pasangan suami istri. Hingga suatu ketika Dilan dan Ancika pergi ke toko buku. Dilan terkejut disana secara tidak sengaja dia bertemu dengan Milea mantan pacarnya sewaktu SMA.
Milea? Ternyata Milea bersama Kang Herdi yang saat itu sudah menjadi suaminya. Begitu juga dengan Dilan, dia memperkenalkan Ancika sebagai istrinya kepada Milea. Setelah berbincang, akhirnya mereka berpamitan dan berpisah. Sampai ketemu lagi.
Iya. Mari. Ancika sama sekali tidak cemburu kepada Milea, meskipun Milea wanita yang tidak bisa Ancika tandingi bahkan di masa terbaiknya. Milea memang punya masa lalu, tapi saya punya Dilan.
Dilan film pun selesai.