Transcript for:
Kekuatan Jet Tempur Rafale dan TNI AU

Pada video sebelumnya kita telah membahas projeksi potensi serangan udara Australia dengan menggunakan jet tempur F35 pada wilayah Indonesia. Sekarang bagaimana kekuatan angkatan udara Indonesia untuk meladeni serangan dari F305 Australia? Bagaimana jika Indonesia meladeni serangan tersebut dengan menggunakan jet tempur Ravale yang masih dalam pemesanan? Apa yang akan terjadi? Nah, penasaran kan? Untuk itu, mari kita bahas kekuatan TNI Angkatan Udara jika diperkuat dengan jet tempur vale. BTW, ini jet tempur Ravale jika sudah memakai seragam TNI angkatan udara alias sudah dicat seperti zat tempur Shoi dan F16. Jadi, bagaimana sebenarnya kekuatan jet tempur Ravale pesanan Indonesia yang katanya besar kemungkinan zet tempur yang akan dikirim ke Indonesia akan memiliki standar lebih tinggi atau kemungkinan langsung mengadopsi atau kompatibel dengan versi upgrade terbaru Rafael yakni F4 atau siap untuk upgrade ke varian Raval F4. Jika Ravale pesanan Indonesia berupa varian upgrade F4, maka berbeda dengan varian Ravale India yang masih berupa varian F3R. Pakar militer Cina pada channel CCTV sudah membahas perbandingan kekuatan jet tempur Ravale dengan jet tempur F35 sehingga sangat penting dan menarik untuk dibahas. Dasol Ravale merupakan zat tempur multirol generasi 4,5 yang dikembangkan oleh Prancis. didesain untuk melakukan berbagai misi termasuk superioritas udara, serangan darat, dan pengintaian. Ravale dirancang dengan struktur aerodinamis yang canggih, termasuk konfigurasi bersayap delta, yakni penampang datar sayap berbentuk segitiga dan sayap kan aktif kecil di depan sayap utama. Konfigurasi bersayap delta dan kanar ini yang secara signifikan meningkatkan stabilitas dan kelincahan saat manuver pada kecepatan tinggi maupun rendah. Kombinasi sayap delta segitiga dengan sayap Kanard aktif kecil disebut close couple chaned delta wing yang mana memiliki fungsi sebagai berikut. Pertama, meningkatkan manuverabilitas atau manuverabilitas tinggi. Sayap delta luas dan memiliki sudut sapuan besar memungkinkan gaya angkat tinggi pada sudut serang ekstrem. Sementara sayap kanart membantu menghasilkan gaya angkat tambahan di bagian depan pesawat. Kombinasi ini membuat Ravales sangat mudah bermanuver, terutama saat dog fight pertempuran udara jarak dekat, melakukan manuver tajam, high angle of attack turns atau sudut naik besar tanpa kehilangan control. menghindari rudal dengan meningkatkan manuverilitas yang hasilnya membuat Rafale sangat lincah dan mampu melakukan manuver tajam seperti Cobra turn, pitchup atau high turns. Kedua, stabilitas di kecepatan tinggi dan kontrol pada kecepatan renda. Dengan sudut sapuan besar sayap delta biasanya lebih 50% dapat mengurangi hambatan gelombang kejut shock wave drag saat menembus kecepatan suara Mah satu lebih. Semakin besar sudut sapuan, semakin kecil efek dari gelombang kejut di bagian depan sayap. Hasilnya pesawat bisa melaju lebih cepat tanpa kehilangan stabilitas atau efisiensi. Dengan sayap delta memiliki permukaan luas dapat mendistribusikan beban lebih baik sehingga distribusi gaya angkat merata, penanganan tekanan aerodinamis lebih baik di kecepatan tinggi. Ditambah lagi dengan struktur sayap delta yang kokoh dan tidak mudah melengkung atau rusak saat melaju cepat lebih tahan terhadap tekanan supersonic. Saat pesawat melaju supersonic, terjadi gelombang kejut yang bisa mengganggu stabilitas dan lif. Sayap delta bisa mengontrol dan menyebarkan gelombang kejut dengan lebih baik dibanding sayap konvensional. Sayap delta dapat mengurangi wave drag, yakni hambatan besar saat transisi dari subsonic ke supersonic. Sayap delta memiliki geometri yang mengurangi pembentukan drag besar tersebut. Dalam penerbangan supersonic, pesawat sering berada di sudut serang AOA tinggi. Sayap Delta bisa menjaga lift tetap tinggi di AOA besar tanpa stol mendadak. Berkat fenomena Vortex lift menghasilkan pusaran udara di atas sayap yang menambah daya angkat dan menstabilkan aliran udara. Sayap kan kecil membantu mengontrol arah hidung pesawat pitch pada kecepatan rendah. misalnya saat misi serangan darat yang membutuhkan lintasan lambat. Ketiga, kombinasi sayap delta dengan sayap kanart terutama bantuan sayap kanart memberikan gaya angkat awal yang tinggi sehingga Ravali bisa lepas landas dari landasan pendek short take off termasuk operasi pada kapal induk seperti Ravale M Prancis. Keempat, sayap kanart membantu mengatur aliran udara ke sayap utama. Hal ini menurunkan hambatan, drag saat manuver, dan meningkatkan efisiensi energi sehingga konsumsi bahan bakar lebih efisien, jarak tempuh meningkat, kemampuan membawa beban lebih besar tetap optimal. Selain itu, sayapart bersama fly by war control system menstabilkan pesawat secara digital. Ravale memiliki kecepatan maksimum hingga MA 1,8 atau sekitar 2.22 km/h pada ketinggian jelajah atau tinggi. Sementara pada permukaan laut kecepatan maksimumnya MA 1,1 atau setara 1390 km/h. Dengan kecepatan tersebut menjadikannya sangat cocok untuk misi intersepsi cepat maupun penembusan wilayah musuh. Dintenagai oleh dua mesin Snckma M8082 Turbo masing-masing mampu menghasilkan daya dorong sebesar 75 KN dengan after burner. Mesin MD82 modular dan modern dengan desain modular memudahkan perawatan dan penggantian suku cadang. Mesin ini efisien bahan bakar dan relatif ringan untuk kategori Twin Engine. Pemilihan konfigurasi dua mesin Twin Engine ini bukan tanpa alasan. Berikut adalah manfaat utama dari penggunaan dua mesin M82 pada Ravale. Pertama, redundansi dan keamanan lebih tinggi. Jika satu mesin gagal, misalnya rusak atau terkena rudal atau gangguan mekanik, zet tempur masih bisa terbang dan mendarat dengan menggunakan mesin kedua. Ini sangat penting untuk misi berisiko tinggi seperti serangan ke wilayah musuh atau patroli jarak jauh. Kedua, daya dorong lebih besar. Masing-masing mesin 8082 menghasilkan 75 hingga 77 KN dengan after burner. Total 150 KN thrust sehingga memungkinkan manuver agresif, performa tinggi dalam dog fight, clim rad, dan kecepatan supersonic, serta kapasitas membawa beban senjata lebih banyak. Kesimpulan, dua mesin Snckma M82 ini memberi Ravale keunggulan utama dalam kecepatan, manuver, keamanan, fleksibilitas misi, dan daya tahan. Dasal Travale dibekali dengan sistem avionik dan teknologi mutakhir yang menjadi tulang punggung keunggulannya sebagai jet tempur multiroll generasi 4,5. Salah satu komponen utamanya radar ASA RBE2 AA. Radar ini dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Prancis Thells Group. RBE2 merupakan singkatan dari radar abalage electronic 2 yang artinya radar pemindaian elektronik generasi kedua. Sedangkan AA merupakan singkatan dari active array yang menunjukkan bahwa ini merupakan radar ASA active electronically scaned Array. Radar RB2A atau Radar ASA RB2AA pertama kali digunakan pada varian Ravala F3 pembaruan 2018 dan menjadi standar untuk Ravale F4. Frekuensi operasi band X 8 hingga 12 Hz optimal untuk pelacakan presisi dan engagement multiarget. Radar RBE2 pada varian Rafa 3R memiliki jangkauan maksimum teoritis 200 km hingga 250 km tergantung ukuran target. Sementara radar RBE2 pada varian Ravale V4 memiliki jangkauan maksimum teoritis 260 km hingga 300 km tergantung ukuran target untuk F the view. FOV atau sudut pemindaian radar RBE2 pada varian Ravale 3R untuk azimut samping kiri kanan masing-masing 70 derajat total 140 derajat. Elevasi atas bawah masing-masing 70 derajat total 140 derajat. Sementara radar RBE2 pada varian Rafaale V4 untuk azimut samping kiri kanan masing-masing 90 derajat total 100. 80 derajat. Elevasi atas bawah masing-masing 90 derajat, total 180 derajat. Peningkatan sudut pemindean FOV pada V4 memungkinkan deteksi yang lebih fleksibel, terutama dalam pertempuran manuver tinggi atau terhadap ancaman dari berbagai arah. Untuk jumlah target tracking udara dari yang hanya 40 target pada F3 meningkat pada Ravale F4 yang memiliki kemampuan tracking 50 hingga 60 target secara bersamaan bergantung pada ukuran dan kecepatan target. Secara rinci pada varian F3 untuk target udara besar yang memiliki radar cross sectiontion sangat besar seperti pesawat bomber dan Awax. Contoh spesifiknya Bomber B52 Amerika, B1 Buncher America, dan E3 centry Awax bisa dideteksi dari jangkauan 250 km. Untuk jet tempur konvensional dengan rudar cross section sedang seperti F18 Hornet Australia bisa dideteksi dari jangkauan 200 km hingga 220 km. Sedangkan untuk target siluman atau kecil dengan Raider cross section kecil seperti F35 Australia untuk mendeteksinya sangat tergantung pada sudut dari arah depan F35 mampu dideteksi dari jangkauan 50 km hingga 80 km. Sedangkan dari samping atau belakang F35 mampu dideteksi dari jangkauan 80 km hingga 120 km. Kemampuan radar untuk mendeteksi objek atau jet tempur dengan RCS kecil meningkat saat jarak makin dekat. Ini disebabkan oleh respon sinyal pantulan menjadi lebih kuat karena jarak pendek atau dekat dan juga mengapa F35 sangat siluman dari arah depan. tapi lebih mudah dideteksi dari samping dan belakang. Nanti kita akan membahas kelemahan F35 setelah penjelasan semua fitur jet tempur Ravale ini. Nah, sementara pada varian F4, kekuatan deteksinya dan jangkauan deteksi meningkat sehingga diklaim bisa mendeteksi jet tempur F3 Puh 5 dari arah depan dari jangkauan 70 km hingga 100 km. Sedangkan dari arah samping dan belakang F35 mampu mendeteksi dari jangkauan 110 km hingga 130 km. Ini juga berlaku pada jet tempur konvensional dan pesawat lainnya yang juga meningkat jarak deteksinya. Selain radar utama, Ravale juga dilengkapi dengan sistem IRST infrared search and track yang disebut OSF. Optonic Sector Frontal. Sensor inframerah ini memberikan kemampuan deteksi pasif tanpa memancarkan sinyal radar sehingga Ravale bisa melacak musuh secara diam-diam bahkan terhadap zat tempur siluman. IRST merupakan sistem pelacak berbasis panas infra merah yang mendeteksi emisi termal dari pesawat musuh. Varian F3R masih menggunakan FSO atau OSFM. Namun pada varian F4 menggunakan OSFNG dengan peningkatan signifikan dalam deteksi yakni dua kali lebih jauh yang mana untuk zat tempur konvensional mampu dideteksi dari jangkauan 80 km hingga 120 km. Jat tempur siluman F35 diklaim mampu dideteksi dari jarak 50 km hingga 70 km. Perbedaan jangkauan deteksi ini karena perbedaan karakteristik termal kedua jet tempur, sistem pendingin, dan lainnya yang sangat panjang jika dijelaskan satu persatu. Contoh operasional menurut James Defense pada latihan Garuda 7 di Jodhor India 2023 antara angkatan udara India dan Prancis, Raval F4, Prancis mendeteksi SU30 MKI dari jarak 110 km menggunakan OSFNG. Sementara Ravale F3 India hanya mencapai 75 km dalam kondisi sama. Nah, selain sensor tersebut masih terdapat sensor canggih multi spektral. The Sult Ravalet Famp dilengkapi dengan pot pengintaan multifungsi terbaru bernama Talius targeting long range identification optronic system. Talios adalah salah satu peningkatan utama pada standar Ravale F3R dan lebih lanjut di F4 menjadikannya sangat unggul dalam misi pengintaian, penyerangan presisi, dan identifikasi target dari jarak jauh. Talios menggantikan pot lama seperti Damo Clash pada varian Ravale sebelumnya. Talios merupakan pot penargetan canggih yang menggabungkan sensor elektroik, laser, dan kemampuan ISR, intelligence, surveilance, reconnaissance, deteksi target darat hingga 80 km resolusi tinggi. Identifikasi target 40 hingga 50 km untuk target ukuran kendaraan. Kemampuan auto tracking terhadap target diam dan bergerak, mampu menyimpan dan mengirimkan gambar atau video secara digital, menyediakan citra elektro optik real time ke pusat kendali melalui data link dan lainnya yang sangat banyak dan panjang jika dijelaskan satu persatu. Untuk perlindungan diri, Ravale mengandalkan sistem peperangan elektronik canggih bernama Spektra yang menjadi tulang punggung pertahanan diri Ravale. Terutama pada varian F4 yang telah ditingkatkan kemampuannya. Sistem ini terdiri dari berbagai sensor peringatan dini seperti radar warning receiver, laser warning receiver, dan missile approach warning system yang semuanya terintegrasi dengan sistem jamming active, dispenser chaft dan flare otomatis, serta decoy digital untuk mengelabui rudal musuh. Sistem persenjataan Dasult Ravale V4 varian paling mutakhir dari jet tempur Ravale yang membawa berbagai peningkatan pada kemampuan tempur udara ke udara. Udara ke darat dan udara ke laut. Rudle Meteor pada RAL F4 merupakan sistem persenjataan udara ke udara jarak jauh. Befram Beyond Visual Range air to air missile paling mematikan di Arsenal Pranches yang menjadi tulang punggung kemampuan superioritas udara pesawat tempur ini. Sebagai rudal canggih produksi MBDIA Eropa, rudal meteor memiliki jangkauan sekitar 200 km. Berkat sistem propulsi Ramjet Throttle Label membuat rudal meteor ini memiliki kecepatan hypersonic MA4. Kemampuan unik meteor pada Ravale F4 terletak pada integrasinya yang sempurna dengan radar RBE2A AA generasi terbaru dan sistem pertahanan elektronik specttra. Kombinasi ini memungkinkan meteor menerima pembaruan target midse melalui data link dua arah. Sementara secker radar aktif Eyaanya yang canggih memastikan akurasi terminal yang mematikan bahkan terhadap pesawat siluman sekalipun. Sedangkan rudal udara ke udara jarak menengah dan pendek berupa Mikni memiliki jangkauan maksimal sekitar 100 km, tapi lebih efektif untuk serangan dog fight jarak dekat within visual range. Juga memiliki kecepatan MA 4 dan kemampuan manuver 50. Untuk rudal udara ke darat terdapat scalp egg, rudal jelajah jarak jauh buatan MBDA yang dirancang untuk serangan presisi terhadap target bernilai tinggi di kedalaman wilayah musuh. Rudal ini memiliki kemampuan siluman, sistem navigasi cerdas, dan daya hancur besar menjadikannya senjata strategis dalam misi serangan udara darat. Rudal Scalp Egg yang diintegrasikan pada Ravala F4 memiliki jangkauan operasional 500 km hingga 600 km. Sculp Egg dilengkapi dengan hulu ledak 450 kg tipe Brow yang mampu menghancurkan bungker bertingkat atau infrastruktur strategis dengan akurasi SE kurang dari 1 m. Untuk senjata anti kapal pada Ravale F4 berupa AM 39 exocket versi block 2 mod 2. Rudal ini memiliki jangkauan operasional 180 km hingga 200 km dan terbang setinggi 2 m hingga 3 m di atas permukaan laut. Se skiming dengan kecepatan Mak 0,93 membuatnya sulit terdeteksi oleh sistem pertahanan kapal musuh. Desult Ravale F4 dilengkapi dengan sistem data canggih yang mendukung konsep network centric warfare NCW, yaitu peperangan yang mengandalkan integrasi informasi real time antara berbagai unit tempur di udara, darat, dan laut. Sistem ini memungkinkan Ravale F4 untuk bertukar data secara instan dengan pesawat lain, kapal perang, drone, dan pusat komando melalui Link 16. Pada Ravale F4 terdapat sistem fusi sensor, yakni sistem canggih yang menggabungkan data dari berbagai sensor, radar, data link menjadi satu gambaran situasional, situational awareness yang utuh dan real time. Diproses oleh kecerdasan buatan AI untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat. Mengingat durasi video ini sudah panjang, maka kita akan lanjut pada next video untuk pembahasan jangkauan tempur Ravale, gambaran strategi perang Ravale dalam berhadapan melawan F35 Siluman Australia dan bagaimana memanfaatkan keunggulan Ravale dalam strategi perang dan apakah Ravale mempunyai kemampuan untuk menghancurkan pangkalan tindal Australia terutama menghancurkan bomber B52 Amerika. Dan apakah Rafale mampu mengobrak-ngabri kapal perang Australia dan Amerika? Tapi ada baiknya kita lebih awal membahas strategi perang India yang kalah menggunakan Ravale. Terima kasih sudah menonton. Sampai jumpa pada next video