Transcript for:
Strategi Mendapatkan Follower Instagram

Oke, udah siap nih Oke, selamat malam teman-teman semua Udah live nih Hadir, hadir Bisa absen dari mana aja nih kotanya Adit live, gak bilang, bilang Udah mulai mas Oke teman-teman, selamat malam Selamat malam teman-teman semua Selamat datang di webinar SB1M sekarang materinya materi spesial banget ya kita ada bintang tamu Mas Niko dari Surabaya Mas Niko ini punya sejarah keren banget sama Mas Niko nih waktu awal-awal SB1 yang berdiri ya tapi nanti kita cerita di belakang aja deh oke materi ini malam hari ini spesial banget ya jadi ini Mas Niko mau sharing gimana caranya teman-teman bisa mendapatkan follower organik ya dalam waktu singkat bisa banyak banget nih followernya nah udah banyak nih ya ada dari Denpasar wih keren Cianjur, Karawang, Buffering oke oke kita gak berlama-lama langsung mulai aja ya oke mas Niko silahkan mas Niko oke selamat malam semuanya terima kasih mas Berto sama mas Adit sudah kita mau ngelive bareng gitu ya malam ini Selamat malam semuanya yang sudah hadir, hari ini kita akan bahas tentang sebetulnya bahas tentang topik Instagram organik gitu ya, jadi kalau memang nanti teman-teman ada pertanyaan, boleh dituliskan di kolom komentar nanti mungkin Mas Adit bisa bantuin saya buat ngeliatin nanti ada pertanyaan apa gitu ya. So, karena kita jadwalnya lumayan padat juga gitu ya, jadi saya akan langsung masuk ke topiknya aja. Ini juga kayaknya ada Replay ya, jadi kayaknya teman-teman juga bisa nonton ulang lagi, jadi saya nggak akan terlalu banyak munculin gitu ya.

Tapi mungkin sedikit intro kalau teman-teman belum pernah kenal saya, nama saya Niko, saya ikut SBS1 itu udah lumayan lama, jadi boleh dibilang itu agak sedikit berubah gitu ya di SBS1. Saya masuk di SBS1 mulai dari 2014, dan ya karena teman-teman tahu sendiri gitu ya, saya dulu karena sampai sekarang masih di Surabaya gitu ya, jadi di... karena S21M juga basisnya di Jakarta gitu ya seperti yang teman-teman tahu gitu ya jadi mungkin saya adalah orang yang boleh dibilang belajarnya kebanyakan ya belajarnya di rumah sendiri gitu ya jadi nggak ada mentor, nggak ada kelas offline jadi saya benar-benar belajar di S21M itu ya belajarnya dari video dari ya benar-benar nonton semua video sendiri gitu ya tanya jawab lalui Facebook Messenger dulu ya sama Mas Berto sering nanya-nanya sama Mas Adit juga diskusi via WhatsApp, biasanya itu kita yang ngobrolnya itu akhirnya kayak gitu ya, jadi boleh dibilang belajar online itu enak ya, jadi dimanapun Anda berada gitu ya, jadi nggak harus datang ketemu offline gitu, tetap muka nggak juga menurut saya, karena saya sendiri orang yang membuktikan belajar di rumah pun sebetulnya bisa kok hasilnya bagus, jadi masalahnya itu pengen nggak gitu ya, niat nggak belajarnya sama niat nggak praktek.

sama asisten gak prakteknya, sebenarnya cuma itu doang menurut saya pribadi loh ya jadi sebetulnya kurang lebih background saya disana gitu ya saya mungkin kalau 5 tahun terakhir memang lebih banyak bermain di klan saya baru mulai Instagram organik ini ya sekitar 4 sampai 5 bulan ya eh sorry 4 bulan setengah sekarang, jadi ya itu kita akan pelajarin sekarang so kurang lebih itu ya sedikit perolohan saya kalau sekali lagi kalau teman-teman mau bertanya nanti silahkan bertanya aja Jadi saya akan langsung masuk ke slide aja dan seperti yang saya bilang ini adalah salah satu account yang saya buat atau saya bangun gitu ya. Jadi saya punya dua account memang. Yang satu account personal, dulu gitu ya saya punya account personal tapi dihapus gitu ya.

Kenapa dihapus? Karena waktu saya bangun account kedua yang at by nikojiru sini ternyata waktu saya mau ngajuin verifikasi untuk blue badge gitu ya ternyata sama Instagram syaratnya adalah tidak boleh ada multiple account yang namanya sama gitu ya. Jadi harus pilih salah satu.

Nah, karena saya memang fokusnya pengen penasaran bangun organik yang kencang seperti apa, ya akhirnya saya matiin account yang pribadi. Jadi, sekarang cuma ada satu account yaitu atbynicoju disini. Nah, yang ini saya tampilkan berdasarkan data bukan saya, tapi pakai pihak ketiga yaitu Hype Auditor, namanya jadi data report berbayar sekitar 30 dolar. Anda nggak perlu pakai. Saya cuma pakai cuma buat ngasih bukti dalam tanda petik gitu ya, bahwa apa yang saya...

lakukan, apa yang saya kerjakan, itu benar-benar organik apa enggak berdasarkan pihak ketiga ceritanya. Jadi pihak ketiga yang menilai apakah konsen organik apa enggak. Sehingga Valid kan?

Artinya kita mengatakan organik apa tidak itu valid atau enggak. Jadi kalau Anda lihat di sini follower saya per report ini atau laporan ini dibuat per tanggal 23 April kalau nggak salah itu 57 ribu ya. Kemudian kalau Anda lihat di sini juga berdasarkan growth analysis ada namanya growth analysis itu adalah penilaian dari hype auditor tentang sebuah account apakah itu tergolong ada gimana disebutnya kayak melakukan bukan tindakan-tindakan yang sifatnya memaksa gitu ya, mengajak orang follow atau follow unfollow gitu ya, sesuatu yang kelihatan tidak natural.

Jadi kalau lihat dari grafik gitu ya, pertumbuhan anak-anak saya itu mulai dari Januari 2020 sampai sekarang sampai 57K waktu report ini dibuat gitu ya, jadi nggak ada yang spike. Jadi kalau teman-teman sadari kalau misalnya saya pernah lakukan giveaway, mungkin kalau giveaway itu biasanya nanti follow-nya akan lompat kemudian dia turun lagi. Atau misalnya saya melakukan misalnya seperti follow-unfollow, maka following yang tertinggi, kemudian saya akan unfollow. Jadi grafiknya biasanya naik turun-naik turun. Itu diwakilin sama yang kolom bawah.

Jadi ada following sempat naik dikit, kemudian saya unfollow beberapa orang, itu saya ngetes doang. Jadi kebutuhan buat konten, jadi saya follow artis, kalau nggak salah sekitar 20 artis, kemudian saya unfollow lagi semuanya karena waktu saya follow kebanyakan artis, halaman explore saya kok jadinya kayak acak-adut gitu ya. Jadi ini Akhirnya saya unfollow lagi, kemudian saya rapiin lagi. Jadi Anda bisa lihat bahwa following saya juga steady, artinya tidak ada yang spike. Nah, Anda bisa juga lihat, jadi kesimpulan dari analisa dari hype auditor menyatakan account saya itu organik.

Jadi sebetulnya pengen memvalidasi aja dari pihak ketiga. Jadi saya bukan ngomong dari saya, tapi kita validasi berdasarkan pihak ketiga yang dia tidak kenal saya. Kemudian kalau Anda lihat juga ada pertumbuhan Follower saya selama 4 minggu terakhir atau 1 bulan itu bisa kurang lebih 10 ribu. Jadi kalau Anda, kalau teman-teman bayangkan gitu ya, 4 bulan ya 40 ribu itu ya. Maksimum sekali artinya karena 1 bulan saya bisa dapetin 10 ribu followers.

Jadi ini cuma saya sedikit intro tentang account yang saya kerjakan sekarang. Jadi ini data-data yang live dan data-datanya baru semuanya. Jadi teman-teman bisa paham gitu ya, dapat gambaran tentang account saya itu seperti apa statusnya.

Jadi ya itulah. yang akan saya jelaskan pada kelas kita hari ini. So, tadi saya mau masuk dulu tentang bicara tentang, sebelum kita bicara tentang teknisnya nanti, sebetulnya kita akan lihat dulu tentang Instagram di Indonesia itu seperti apa.

Jadi, kalau kita bicara tentang user di Indonesia, sebetulnya ini data dari Napoleon Cat, jadi salah satu lembaga survei yang biasa saya pakai juga memang. Jadi, per Februari 2020, itu pengguna user di Indonesia untuk Instagram, itu ada orang. Kayaknya data Maret udah keluar sih ya, karena ini udah April. Data di Maret itu sekitar 64 juta. Jadi karena ada COVID-19 gitu ya, jadi memang banyak orang juga mulai aktif di media sosial ya, salah satu Instagram, jadi ada peningkatan yang cukup besar ya, jadi satu bulan bisa naik 1 juta lebih ya.

Jadi 64 juta, eh sorry, 64 juta orang. Jadi itu data yang paling baru ya, jadi per Maret. Nah artinya pasar di Indonesia itu besar banget gitu ya, terutama untuk Instagram. Ya walaupun itu nomor kesekian dibandingkan sama Facebook, Youtube, dan Google gitu ya.

Tetapi menurut saya Instagram adalah salah satu platform yang sangat-sangat besar juga di Indonesia terutama gitu ya. Gak cuma Indonesia, sebenarnya di seluruh dunia gitu ya. Tapi Indonesia memang big four-nya menurut saya di Indonesia itu adalah Facebook, Instagram gitu ya.

Kemudian Google, sorry Youtube ya punya Google. Kemudian sama TikTok mungkin kalau teman-teman ikutin. Jadi menurut saya empat.

besar gitu ya yang boleh teman-teman pakai kalau misalnya 5 boleh teman-teman bisa pakai LinkedIn, jadi LinkedIn itu juga salah satu platform yang menurut saya juga rising star di Indonesia gitu ya so kurang lebih itu dan mungkin kalau kita bicara tentang benefit atau keuntungan gitu ya, bicara di Instagram itu apa buat saya pribadi ada dua kategori gitu ya dua kategori yang bisa mendapatkan keuntungan pertama personal branding, kemudian personal branding itu mereka yang lebih untuk fungsinya, membangun basis fans, kemudian membuat audience biar bisa menikmati karya tertentu. Jadi itu sebagai kongen creator biasanya. Tapi ada juga yang saya sebut sebagai business branding, itu yang fungsinya lebih ke business oriented, jadi membangun talk online mungkin. Nah itu adalah business branding yang bukan dibangun personalnya.

Tapi kalau Anda lihat yang punya saya, itu kategorinya personal branding. Tapi ada juga misalnya yang business branding. Oke, SB1M itu adalah business branding.

Kalau misalnya kayak Mas Berto bangun, itu adalah personal branding. Jadi, berlaku buat dua hal itu menurut saya di Instagram. Nah, tapi sebelum kita masuk juga tentang inti utamanya, sebetulnya saya yakin teman-teman juga nggak asing dengan konsep online marketing, tapi saya akan sedikit mengulang sedikit tentang konsep utamanya gitu ya.

Padahal di online marketing itu menurut saya cukup simple, itu yang saya suka dari online marketing, digital marketing gitu ya. Karena teman-teman cuma butuh traffic, kemudian teman-teman butuh offer gitu ya, untuk menghasilkan uang. Jadi ini konsep yang paling...

simple gitu ya yang teman-teman harus sadarin artinya di Instagram pun pola mainnya sama jadi kalau teman-teman nantinya membangun Instagram teman-teman harus sadar dengan konsep ini karena kalau teman-teman tidak paham dengan konsep ini nanti yang menyebabkan kebanyakan orang gimana cara ngasihin duit saya udah pasang produk jualan di Instagram rutin saya pakai hashtag dan lain-lain tapi kok nggak ngasihin duit karena kebanyakan orang adalah yang dia posting hanya offernya aja tapi dia tidak pertimbangkan trafficnya gitu ya Jadi itu dua hal yang berbeda. Jadi teman-teman harus sadar itu. Nah, seperti apa konsepnya?

Saya akan jelaskan. Jadi di Instagram, saya pribadi menggunakan dua pendekatan strategi yang saya pakai. Saya sebut pertama sebagai SAS atau Single Account Strategy.

Kemudian yang kedua MAS atau Multi Account Strategy. Jadi ada dua pendekatan. Nah, Single Account Strategy menurut saya gini, strategi di Instagram dari kedua ini itu tergantung dari style masing-masing orang, tidak semuanya tergantung kapasitas sempatnya. Ada beberapa orang nanya saya, mas kalau misalnya saya pegang satu account sih mampu, saya ada orang lain, tapi kalau saya disuruh pegang dua account kayaknya agak tidak mungkin, maksudnya waktunya sedikit saya tidak mampu desain dan lain-lain, saya tidak bisa buat konten dan lain-lain, ya sudah satu saja, maka gunakan single account strategy. Kalau misalnya Anda mampu, misalnya saya mampu 3, oh saya mampu 10, ya sudah pakai saja multi account strategy.

Nah, tetapi bedanya di mana? Nah, sekarang saya jelaskan. Jadi kalau kita bicara tentang single account strategi atau SHS, Anda akan membawa nomor account Instagram itu cuma satu.

Jadi seperti yang saya lakukan itu, kalau Anda melihat account saya di Instagram, yang saya gunakan adalah SHS, jadi single account strategi. Dimana traffic itu diwakili dari post. Jadi post itu adalah sumber traffic di Instagram.

Post ini maksudnya adalah feed post. Jadi postingan di feed itu adalah sumber traffic di Instagram. Berbeda dengan story. Post story. itu bukan fungsinya, fungsi utamanya bukan mencari reach dan impression, tetapi lebih ke re-engage follower.

Jadi, mengajak followernya dia untuk berinteraksi lagi sama kita, itu melalui story. Jadi, story itu dikit banget kalau mau cari reach dan impression. Jadi, kalau misalnya teman-teman nggak posting feed, tetapi konsisten posting story, ya nggak ada dampaknya juga.

Karena itu tidak, karena fungsinya itu bukan buat nge-reach sesuatu yang baru. Kalau mau nge-reach orang baru, maka harus pakai feed post. Itu dah mutlak.

Artinya itu sudah absolute yang saya amatin. Jadi, teman-teman harus paham apa yang saya bahas kalau misalnya saya ngomong post, artinya feed post. Jadi, post yang Anda bisa lihat itu, jadi di post itu fungsinya ada di dalam main account. Jadi, yang di post, post, post, post, itu adalah sumber traffic.

Artinya, kalau teman-teman sadarin, traffic diwakilin sama feed post, di mana jualannya? Mungkin teman-teman bertanya. Maka, teman-teman harus sadar bahwa feed post itu hanya salah satu feature di Instagram. Banyak feature lain seperti apa, namanya bio, ada yang namanya story, ada yang namanya highlight, ada yang namanya link in bio, ada yang namanya tagging atau namanya mention di bio. Jadi ada yang namanya DM bahkan.

Jadi teman-teman harus sadar bahwa feature Instagram itu banyak dan kita cuma mengorbankan satu feature yaitu feed post untuk tidak jualan di sana. Jadi kita kalau menggunakan sistem SAS, teman-teman akan membersihkan semua feednya untuk sesuatu yang sifatnya... traffic generation, jadi membuat traffic aja fungsinya kayak gitu.

Jadi ngerig sebanyak-banyaknya orang dari post, dan saat orang melihat account, karena postnya bersih, tidak ada jualan, orang biasanya follow-nya akan tinggi, karena merasa tidak terlalu hard sell. Tapi kalau misalnya Anda masuk ke sebuah account, tetapi semua postnya, semua postnya ada jualan, siapa yang mau follow? Kalau orang yang nggak mau beli, ya nggak mungkin follow, kecuali orang mau beli, dia akan follow.

Jadi beda konsepnya. Kalau misalnya yang kedua yang disebut sebagai MAS, teman-teman bisa lihat bahwa ada yang main account, main account itu account utamanya yang dipakai buat jualan, kemudian ada yang namanya support account. Support account ini adalah pencari trafficnya. Jadi kalau teman-teman lihat di support account-lah postingan-postingan itu muncul. Jadi postingan-postingan itu dilakukan yang paling rutin, itu adalah di support account.

Kemudian support account inilah yang akan melakukan namanya promote, bukan paid promote. tetapi promote karena kan akun Anda sendiri Anda nggak bayar untuk promosi kan ya. Ya seperti paid promote tapi mempaid promote diri sendiri atau akun sendiri.

Jadi konsep multi-concept itu sebenarnya sesimple itu. Nah, jadi yang teman-teman harus sadarin, karakter dari traffic dan offer itu tercapai dengan dua strategi ini. Yang di SAS, teman-teman akan mencari traffic dari post, kemudian jualannya di bio, kemudian teman-teman bisa jualan di highlight, teman-teman bisa jualan di story, teman-teman bisa jualan di DM, ya banyak poin, pakai aja semua feature-nya.

Kemudian, kalau di MAS, di multi-academy, teman-teman akan jualan semuanya di main account. Jadi main account. account itu fungsi adalah kayak katalog boleh dibuat.

Jadi sebisa mungkin buatlah desain seoptimal mungkin, semenarik mungkin secara visual gitu ya secara visual jadi account katalog itu bisa menarik perhatian sampai orang beli gitu ya. Kemudian tinggal mencari traffic kan sekarang permasalahannya teman-teman udah buat offer yang bagus, demand account, katalog gitu ya kemudian teman-teman butuh traffic. Nah traffic didapatkan dari support account. Jadi seperti itu strateginya.

Jadi menurut saya dua strategi yang paling efektif di Instagram adalah dua strategi ini Teman-teman pilih yang mana? Jawabannya balik ke teman-teman sendiri. Teman-teman lebih prefer yang mana?

Yang tahu pasti teman-teman sendiri. Kalau efektif apa enggak, dua-duanya menurut saya efektif. Nggak ada yang superior.

Jadi teman-teman tentukan sendiri. Itu kan masing-masing style orang. Ada yang nggak mau bangun personal branding, ya pakai multi-account.

Kalau misalnya teman-teman mau bangun personal branding, ya pakainya single account. Saran saya sih kayak gitu. Jadi kurang lebih teman-teman udah tahu strateginya seperti apa.

teman-teman bisa pilih sendiri. Nah, kemudian kalau Anda kita sudah tahu gitu ya, strategi mana yang mau kita pakai, berikutnya kita akan bicara tentang algoritma di Instagram. Jadi, penting sekali untuk memahami gimana cara kerja Instagram untuk bisa mendapatkan hasil yang optimal dari setiap aktivitas kita di Instagram.

Nah, algoritma Instagram di tahun 2016 kebelakang gitu ya, mengenalnya namanya disebut sebagai chronological feed. Chronological feed itu cara kerjanya adalah postingan di feed akan muncul diurutkan berdasarkan waktu posting orang yang kita follow. Jadi kalau kita follow 10 orang, mereka masing-masing posting jam sekian, itu akan diurutkan berdasarkan slot waktu.

Jadi semakin dekat waktunya, maka itu akan muncul di duluan di tempat kita. Itu dulu, sebelum 2016. Di 2016 sampai sekarang, algoritma Instagram cuma satu, yaitu disebut sebagai rank fit. Rank fit itu adalah postingan fit diurutkan berdasarkan interaksi kita yang kita lakukan. Bukan gitu ya, pada setiap konten yang kita lihat di Instagram.

Artinya gini, kalau teman-teman merasa bahwa kok kayaknya 1-2 tahun terakhir algoritma Instagram kayaknya berubah banyak sekali yang membuat akun saya, itu jadi susah banget berkembangnya. Itu jawabannya pasti saya bisa garansi. Pasti karena konten teman-teman tidak mendapatkan interaksi yang baik dari followers teman-teman.

Kesaat teman-teman posting sesuatu dan tidak dapat interaksi, artinya rankingnya akan turun di followers itu. Tetapi berbeda saat teman-teman posting kemudian dia like atau komen atau share atau save Maka saat teman-teman posting di es harinya Maka orang yang like, komen, dan share itulah yang menjadi prioritas konten kita muncul di dia Karena artinya konten kita akan mendapatkan ranking yang paling tinggi di dia besok saat kita posting Intinya kayak gitu Jadi teman-teman harus sadarin yang berubah bukan algoritma Instagram tetapi behavior kebiasaan followers andalah yang berubah, gitu ya, yang membuat seakan-akan Anda merasakan ada perubahan algoritmi, padahal algoritma yang sedang tidak pernah berubah, jadi teman-teman harus sadar bahwa algoritma itu mitos yang saya patahkan, artinya nggak ada ternyata, jadi nggak ada algoritma berubah gitu ya, kalaupun ada berubah, pasti behavior dari audience Anda sendiri, jadi follower Anda sendiri, jadi Anda jangan misconception atau salah berpikir gitu, masalah algoritma dan lain-lain itu buat saya wasting time, artinya percuma, Anda mikirin masalah algoritma, karena itu nggak kita tahu algoritmanya apa. Tetapi karena kita sudah tahu algoritmanya apa, dia sudah kasih tahu gitu ya.

Jadi, Anda tidak perlu pikirkan, tidak usah pusingkan gitu ya. Makanya saya bilang, saat Anda mau mencari traffic gitu ya, maka Anda penting untuk membuat interaksi. Itu yang paling penting. Jadi, sekali lagi, untuk bisa mendapatkan traffic di Instagram, agar akun bisa bertumbuh gitu ya, teman-teman harus membuat konten yang relevan, agar bisa mendapatkan interaksi, itu kuncinya. Jadi, kalau teman-teman tidak dapat interaksi dari sebuah konten gitu ya, atau konten teman-teman tidak relevan, ya nanti pasti...

masalahnya balik lagi ya, teman-teman akan merasakan penurunan reach, penurunan impression, penurunan followers, dan penyakit-penyakit lainnya. Jadi, baliknya ya bulletnya itu aja, itu yang saya temukan ya. Nah, kemudian kalau kita bicara tentang konten gitu ya, teman-teman harus sadarin bahwa ada beberapa tipe konten fit di Instagram.

Buat saya sendiri itu cuma tiga, walaupun ya ada empat pada aslinya gitu ya, tapi saya nggak terlalu suka membagi terlalu banyak gitu ya, biasanya tiga doang. Pertama disebut sebagai single image. Single image itu ya satu gambar gitu.

Biasanya karakternya adalah mudah untuk dibuat karena tidak memakan waktu banyak, karena cuma satu gambar doang. Tetapi keterbatasan kanvas. Jadi karena cuma satu gambar, kita tidak bisa masukkan banyak informasi ke sana.

Kalaupun bisa masukkan informasi, biasanya secara visual kurang enak dilihat. karena mungkin tulisannya terlalu kecil dan lain-lain. Nah, ini yang mengakibatkan visual stimulus namanya, jadi secara visual gitu ya, tingkatnya adalah medium atau menengah.

Tipe konten yang berikutnya adalah disebut dengan video atau IGTV. Walaupun ini dua konten yang berbeda, tetapi konsepnya sama, sama-sama bentuknya video. Kalau video itu dibuat satu menit, kalau IGTV itu yang di atas satu menit.

Sayangnya, konten dalam bentuk video atau IGTV itu tidak membuat... tidak mudah untuk dibuat, karena cukup memakan waktu buatnya, selain dari idenya, gitu ya teman-teman harus punya kemampuan desain dan lain-lain, gitu ya editing, tepatnya ya tapi kanvas kerjanya fleksibel, gitu ya, jadi kanvas kerjanya banyak karena bentuknya video tapi ya butuh kemampuan scripting butuh kemampuan editing minimal, gitu ya teman-teman harus bisa membuat itu tetapi video itu visual stimulusnya besar atau tinggi kenapa? 1-2 tahun gitu konten video di Instagram itu berkembang besar sekali karena visual stimulus tinggi yang membuat interaksi orang itu tinggi juga pada sebuah konten. Itu kenapa saya bilang yang saya amatin gitu ya, konten-konten bentuk video bisa sampai viral di Instagram beberapa tahun terakhir itu karena memang, karena dulu kita cuma mengkonsumsi single image yang tidak bergerak saat ada video yang bergerak gitu ya, secara stimulus visual gitu ya, dari enak banget buat dilihat mata gitu ya, itu membuat kita lebih nyaman melihat konten video seperti itu.

Kemudian yang terakhir disebut dengan carousel. Carousel itu tipenya agak susah dibuat karena lumayan cukup mengharuskan waktu, tetapi kanvas kerjanya panjang atau banyak. Karena carousel itu simpelnya ada single image tapi ada 10 dalam satu konten. Itu yang bisa di-slide-slide. Jadi carousel itu sebetulnya kayak kita ngerjain 10 single image, tepatnya kayak gitu.

Tapi benar-benar jadi satu konten. Hal yang bagus dari Carousel adalah yang saya lihat adalah secara visual stimulus itu tinggi karena kita tidak mengorbankan visual karena kita cuma punya canvas kerja yang cukup besar. Jadi itu adalah benefitnya.

Nah mungkin teman-teman nanti akan bertanya, apa sebetulnya, kenapa saya harus jelasin tipe konten ini? Mungkin ini suatu yang sudah Anda sering lihat, tapi saya jelaskan nanti tentang kenapa penting memahamin ini. Tapi sebelum itu, saya akan masuk dulu tentang detail tentang karakter dari setiap konten.

Jadi kalau teman-teman sadarin, kalau single image itu punya karakter, dia lebih banyak dapat like, like, komen, sedikit save dan sedikit share. Kalau konten single image biasanya. Walaupun ada juga tinggi like, tinggi share, tinggi save, tapi tidak berlaku buat kebanyakan tipe konten yang bentuknya single image. Tetapi kalau misalnya video, kebanyakan dia bisa dapat karakternya, lebih banyak dapat like dan dapat share. Comment dan save agak sedikit, itu yang saya lihat dari tipe konten video.

Nah kalau carousel itu cuma punya satu karakter utama gitu ya, walaupun like-nya bisa tinggi, kemudian komen ya sedang gitu ya, share juga lumayan, tetapi karakter paling utama yang saya lihat di carousel adalah save-nya tinggi. Jadi kalau teman-teman lihat pada kasus yang pernah saya dapatkan, like-nya 18 ribu, tetapi yang di-save 56 ribu. Jadi kebayang kalau teman-teman melihat secara kasat mata di luar atau teman-teman nggak bisa akses data ini, ya pastinya karena akses punya saya sendiri kan gitu.

Jadi akses punya, pasti yang punya akun kan gitu ya. Jadi teman-teman bisa melihat bahwa engagement rate pada postingan ini itu terkesan rendah karena kalau teman-teman hanya mempertimbangkan like dan komen. Karena yang kelihatan orang luar gitu ya, selain yang punya akun, itu cuma bisa lihat like dan komennya.

Padahal dia tidak lihat lebih banyak save gitu ya. Padahal itu juga metrik yang diukur oleh Instagram. Jadi teman-teman harus sadar bahwa setiap interaksi di Instagram itu 4 macam. Sorry, 3 macam sebut yang dihitung ya. Jadi like, komen, dan...

Save yang dihitung Instagram, walaupun ada share, tapi selainnya share tidak dihitung sebagai interaksi di Instagram. Secara metrik ya, secara angka metrik tidak dihitung sebagai engagement. Saya nggak tahu kenapa, ya kita cuma mengikutnya di Instagram saja. Nah, so apa inti dari saya jelaskan ini?

Jadi teman-teman harus sadar bahwa kita sudah masuk ke membicarakan sebelumnya. kekuatan dari sebuah konten yang relevan itu seperti apa. Jadi saya akan kasih contoh langsung ya.

Teman-teman bisa lihat bahwa dalam satu postingan saya satu postingan ini bisa mendapatkan reach atau menjangkau 970 ribu orang. Jadi kebayang ya besar sekali. Di mana kalau nggak salah itu sekitar 97% orang yang non-followers yang lihat.

Artinya dari 97 ribu orang 97% nya itu adalah non-followers. Itu kenapa follow-nya tinggi banget dari satu konten aja saya bisa dapetin 4.000 followers dari satu konten itu. Di konten yang lain reach-nya bisa sampai 924.000 dan saya bisa dapetin followers dari satu konten yang tadi, satu konten ini 2.500 followers baru. di tipe yang lain juga ada 794 ribu reach saya bisa dapetin 1000 followers nah yang menarik adalah di kasus keempat dimana saya cuma nge reach ke 359 ribu orang tetapi follow nya sampai 3300 jadi artinya apa?

kadangkala gitu ya tidak juga harus reach besar bisa menghasilkan follow yang besar itu yang saya bisa buktikan karena saya punya data-data seperti ini jadi berdasarkan historical gitu ya jadi Anda bisa lihat teman-teman bisa lihat bahwa reach tinggi banget itu belum tentu juga menjamin teman-teman dapat follow. Artinya gini, balik ke relevansi dari konten. Kalau kontennya relevan dengan audiensnya, maka mereka akan follow. Itu poinnya. Itu makanya saya sebut sebagai kekuatan atau the power of relevant content.

Itu penting banget di Instagram. Nah, dari 4, dari hanya 4 postingan aja, teman-teman bisa lihat bahwa kalau kita totalin, 4 konten aja saya bisa dapetin 11.000 followers dari 4 konten aja. Mungkin teman-teman bingung, pertanyaan adalah kok bisa? Saya akan ajarkan triknya, yaitu kita akan melakukan konten modeling.

Konten modeling adalah salah satu cara untuk menemukan konten apa yang relevan. Bukan berdasarkan kita feeling, tetapi berdasarkan data dari market. Seperti apa contohnya?

Simple. Jadi teman-teman tinggal ngetik sesuatu hashtag yang teman-teman mau masukin, teman-teman yang mau ikutin, misalnya hashtag bisnis dalam kasus ini. Jadi kalau teman-teman lihat, Di topos itu adalah, topos itu dibentuk oleh Instagram dari konten yang sifatnya paling relevan dengan audience tersebut.

Audience di hashtag tersebut. Jadi kalau teman-teman lihat, ada boleh saya bilang itu kayak cufflink khusus gitu ya. Yang saya lingkarin merah, itu adalah video biasanya.

Jadi itu cufflink khusus. Nah kalau teman-teman sadari, karena ada cufflink khusus video segitu besar, itu kenapa salah satunya adalah video, konten video maksudnya. konten video itu dapat prioritas besar.

Jadi performanya bagus dan lain-lain itu karena kebanyakan hashtag gitu ya. Punya coupling video yang besar seperti dalam kasus ini. Tetapi coba perhatikan di sekitar yang lain. Jadi kalau teman-teman sadari konten yang lain itu tidak ada satupun video.

Jadi video cuma dapat satu coupling yang besar itu doang. Sisanya semua single image. Jadi kalau teman-teman bermain di hashtag bisnis jangan buat carousel. Kenapa? Karena tidak ada coupling carousel di sana.

Jadi kalau teman-teman melihat bahwa tidak ada cufflink di sana, ya jangan buat. Artinya kita sudah dikasih data, kalau teman-teman masih bebal mau menabrak atau mau menantang status quo. Jadi kalau orang-orang biasanya suka single image, teman-teman buat karusel.

Dampaknya apa? Teman-teman tidak relevan. Garansi. Jadi kita follow market aja. Ya kalau teman-teman...

memang mau main di niche bisnis, maka ya buatlah single image, jadi jangan menjudge bahwa, kayaknya mas Siko nih kontennya semuanya korusel, misalnya gitu ya, kayaknya korusel ini bagus banget, jawaban enggak seperti itu karena saya bisa buktikan, gitu ya, saya udah banyak melakukan testing ya, jadi tes dan ukur ya inilah kesimpulannya, jadi teman-teman tidak harus ngikutin apa yang saya lakukan, no, gitu ya yang saya lakukan, itu cuma buat ngetes mempelajarin banyak hal, jadi teman-teman jangan ngikutin account saya, kenapa? Ya kalau mau ikutin boleh, tapi jangan salahkan saya kalau teman-teman nantinya dapat interaksi dikit dan lain-lain. Walaupun teman-teman mungkin buat konten mirip kayak saya, hashtag yang dipakai buat ngikutin punya saya, pasti teman-teman benar-benar dapatin hasil yang bagus.

Karena saya sudah banyak sekali lihat orang-orang yang dalam tanda pendek yang ngikutin, ngikutin desain topik dan lain-lain, tapi hasilnya juga nggak bagus. Ya karena mereka nggak terlalu paham dengan... banyak hal yang saya jelaskan ke teman-teman hari ini. Jadi, terlepas dari ini, kita lanjut ke yang ke-hashtag yang kedua adalah kecantikan wajah. Jadi, kalau teman-teman lihat kecantikan wajah, teman-teman kita lihat lagi ada cufflink lagi yang besar, yaitu konten video lagi.

Nah, tapi kalau teman-teman amatin, ada saya link-nya di dalam link-nya di mana, ada konten lagi namanya yang kecil-kecil, ada juga video. Jadi, Anda bisa lihat ini ada video. Jadi, selain single image, ada video.

Nah, jadi kalau teman-teman bermain di niche kecantikan, kecantikan wajah terutama, teman-teman... wajib membuat konten dalam bentuk video atau single image. Jadi jangan buat carousel juga.

Jadi percuma karena tidak ada coupling-nya di sana. Jadi apa yang mau dikerjain? Jadi ini sudah data yang sudah jadi.

Jadi ikutin saja. Oke, selanjutnya dari diet sehat. Kalau diet sehat, teman-teman bisa lihat bahwa di sini ada konten carousel muncul. Jadi carousel itu diwakili kayak gambar dua file. Jadi itu adalah penanda carousel.

Jadi di dalam diet sehat, teman-teman bisa melihat juga bahwa tidak ada coupling besar video. Jadi berbeda dengan dua health check sebelumnya. tidak ada coupling video di sana. Nah, teman-teman bisa lihat, artinya video tidak terlalu dominan di sana, lebih banyak tuh single image, sorry, single image, kemudian juga ada carousel, gitu ya, ada juga tapi video. Jadi, kalau teman-teman lihat, ada video, ada single image, gitu ya.

Dan, ya, itu tipikal. Jadi, kalau misalnya teman-teman bermain di diet sehat, maka teman-teman bisa bermain dengan banyak macam varian konten, gitu ya. Jadi, carousel boleh, video boleh, single image boleh. Itu yang saya amati dari diet sehat. Nah, kemudian kalau kita...

pakai yang keempat, cara diet misalnya di cara diet, ternyata muncul lagi coupling video yang besar, selain dari yang lain ada juga video dan single image, carousel nggak muncul, jadi teman-teman yang saya mau jelaskan ke teman-teman adalah konten modeling itu adalah mempelajari di mana kita bermain jadi niche itu mengkonsumsi kontennya seperti apa, tipe kontennya sehingga saat teman-teman buat tipe konten jangan salah dari tipe konten dulu karena kalau teman-teman mau buat konten yang berkuatas bagus, tapi bentuk kontennya tidak bisa ranking, saya saja bohong. Jadi, paham ya idenya seperti itu. Nah, jadi teman-teman, kita sudah belajar tentang gimana cara melihat atau mempelajari tentang konten relevan di pasar seperti apa.

Kemudian, pertanyaannya adalah gimana caranya agar post kita bisa dilihat banyak orang. Nah, salah satu caranya adalah agar post kita bisa dilihat, mendapatkan impresi, impresi tinggi adalah menggunakan hashtag, terutama buat akun-akun yang boleh saya bilang di bawah 10 ribu followers. Jadi, bawah 10.000 followers, teman-teman akan bertumpu banget dengan yang namanya hashtag.

Jadi, suka tidak suka. Jadi, seperti itu. Nah, tetapi memang ini juga dibuktikan loh ya. Dibuktikan dari data dari Agorapulse 2017 tempatnya.

Saya lupa masukkan tahunnya. 2017, menyebutkan bahwa konten dengan hashtag memiliki jumlah likes. 70% lebih tinggi. Likes adalah interaksi.

Artinya, dengan menggunakan hashtag, konten menggunakan hashtag, itu mendapatkan interaksi lebih tinggi. Poinnya di situ. Oke? Nah, tetapi... Nah teman-teman juga harus sadarin bahwa jumlah maksimum post feed di Instagram adalah 30 hashtag.

Sedangkan story itu 10 gitu ya. Nah jadi di post feed teman-teman bisa masukkan 30 gitu ya. Tapi pertanyaannya lagi gitu ya. Berapa banyak yang ideal bisa dipakai gitu ya.

Jadi saya juga banyak ngumpulkan, saya juga bertanya-tanya waktu itu ya. Berapa banyak sih yang paling bagus kan gitu. Akhirnya kita bertanya lagi ya. Pakai hashtag boleh 30. Saya pribadi pernah coba pakai 30 di maxin semua gitu ya.

dampaknya justru buruk, justru postingan saya tidak muncul di semua recent post jadi saya tidak pernah pakai 30, yes saya tidak pernah pakai 30 akhirnya saya banyak pelajari kan dari data social face 2014 mengatakan bahwa 7 hashtag yang memiliki interaksi yang tinggi kemudian lagi nih data dari track maven 2016 mengatakan bahwa 9 hashtag memiliki interaksi yang tinggi data dari clear 2017 mengatakan bahwa 2 hashtag yang memiliki interaksi yang tinggi kemudian 2017 juga gua repuls menyebutkan bahwa 8 hashtag yang memiliki yang terakhir yang sempat di yang cukup banyak diikutin oleh orang-orang yang saya sering amatin adalah data term paling baru ya dari Simply Measure 2018, 2019, 2020 saya belum pernah lihat penelitian lainnya gitu ya jadi per 2018 memakai bahwa konten dengan jumlah hashtag 11 ke atas gitu ya memiliki interaksi paling tinggi di Instagram. Jadi pertanyaannya adalah saat saya melakukan banyak riset seperti ini yang mana teori yang benar, jadi kan kita susah berpikir seperti itu akhirnya saya merasa bahwa ya kayaknya kok agak-agak mitos banget begini ya jadi daripada kita mikirkan sesuatu yang mitos, saya akhirnya memutuskan dengan menggunakan metode yang namanya TOTE atau Test Operate Test Exit ini adalah metode ya, jadi metode yang kita lakukan adalah TOTE ini tapi teknik yang saya pakai untuk mencarikan hashtag adalah menggunakan namanya clustering hashtag jadi saat mencari hashtag kita akan melakukan namanya clustering. Jadi, teteh itu adalah melakukan namanya clustering. Clustering hashtag itu seperti apa? Jadi, kita akan mencari empat.

Empat itu bebas. Artinya dalam kasus ini saya akan mencotokkan empat. Tapi kalau teman-teman bisa cari lebih, enam, delapan, itu jauh lebih bagus. Jadi, ingat teman-teman bahwa rule-nya di Instagram teman-teman tidak boleh pakai hashtag yang sama berulang-ulang kali di setiap post teman-teman. Karena itu akan ada indikasi spamming.

Jadi, teman-teman tidak boleh melakukan namanya spam hashtag. Itu kenapa? kita melakukan nama Clustering Hashtag. Clustering Hashtag itu adalah membuat nama grup hashtag dan di setiap masing-masing grup hashtag itu akan berisi dari rangenya 15 sampai 25 hashtag dari setiap grup.

Jadi kalau misalnya teman-teman pakainya 20 gitu ya, kalau 4 berarti teman-teman akan cari 80 hashtag seperti itu. Nah, metode yang saya lihat dari Clustering Hashtag ini sangat efektif terutama buat di awal-awal teman-teman membangun account gitu ya, karena teman-teman akan banyak punya data atau input gitu ya. teman-teman akan paham logika dari bagaimana menentukan lihat hashtag kita atau sorry, konten kita itu relevan dengan hashtag yang mana.

Karena kita tidak tahu sampai kita punya data. Seperti itu ya. Jadi itu kita melakukan metode total dengan melakukan name clustering. Jadi yang teman-teman lakukan adalah mengumpulkan 4 grup hashtag dulu, kemudian yang saya lakukan, ini catatan ya, saya melakukan posting itu satu hari sekali.

Jadi kalau teman-teman satu posting sehari, saya biasanya akan cari 4 grup hashtag. Jadi saya akan cari 4 grup hashtag, satu hari saya akan posting satu, satu, satu setiap hari. Jadi kalau misalnya teman-teman posting sehari dua kali, maka carilah 8 grup hashtag. Jadi karena sehari 2 berarti buat 4 hari gitu ya.

Kalau misalnya teman-teman sehari posting 3 maka carilah 12 grup hashtag seperti itu maksud saya. Jadi ya balik ke dosisnya masing-masing gitu ya. Nah jadi yang telah teman-teman aku adalah melakukan posting yang pertama teman-teman akan menggunakan namanya grup hashtag A.

Posting yang kedua teman-teman pakai grup hashtag B, posting yang ketiga pakai grup hashtag C, posting yang keempat pakai grup hashtag D, posting yang kelima teman-teman pakai grup hashtag A lagi. Oke? Kemudian posting yang enam pakai grup...

Hashtag B 7 pakai C 8 pakai D. Nah, metode tote itu akan bisa work saat Anda sudah posting banyak gitu ya. Kemudian teman-teman akan melakukan evaluasi atau audit gitu ya.

Nah, apa yang teman-teman audit adalah melihat apakah group hashtag yang teman-teman pakai pada masing-masing postingan gitu ya mendapatkan impresi. Nah, jadi misalnya teman-teman pakai group hashtag A ternyata dia dapat impresi gitu ya. Dapat impresi, yaudah berarti teman-teman akan simpeng.

teman-teman akan keep group hashtag A kemudian teman-teman lihat di group hashtag B waktu postingan kedua teman-teman ternyata tidak dapat impresi artinya gini, impresinya 0 tidak muncul sama sekali teman-teman jangan risau, jangan takut seperti itu biarkan dulu, jadi ingat karena kita melakukan namanya total jadi melakukan test operate, test exit teman-teman harus sabar teman-teman harus sadar sabar dan sadar bahwa teman-teman sedang dalam proses test Jadi teman-teman kalau dapat hasil nol, tenang aja. Itu yang membedakan antara orang yang mengerti metode strategi hashtag sama orang yang tidak ngerti. Kalau orang yang tidak ngerti, saat dia pakai hashtag, dia belajar sedikit, dia pakai, dia nggak dapat.

Dia nyalahkan yang ngajarin. Tetapi kalau teman-teman tahu strateginya, teman-teman akan sadar bahwa pasti akan teman-teman ketemu bahwa satu kali teman-teman pakai grup hashtag, nggak ada impresi. Itu wajar. Nah, itu adalah data.

tidak dapat satu itu data buat kita karena salah teman-teman pakai, tidak dapat, yaudah itu data buat kita oh konten seperti ini tidak relevan dengan hashtag ini oke, kemudian lanjut ternyata grup hashtag C dapat impresi mungkin teman-teman bertanya, impresi yang bagus berapa jumlahnya? jawabannya adalah berapapun selama tidak nol, itu bagus karena fungsi dari hashtag adalah menambah impresi, jadi intinya selama dia menambah impresi berapapun itu, itu sudah bagus Kenapa? Karena hashtag itu kan effortnya kecil sekali. Teman-teman masukkan hashtag, there, selesai. Jadi itu cuma kalau teman-teman nggak pakai, teman-teman nggak bakalan mendapatkan impresi hashtag, karena teman-teman nggak pakai.

Tapi saat teman-teman pakai hashtag, teman-teman fungsinya hashtag itu cuma buat menambah impresi doang. Jadi kalau teman-teman mendapatkan impresi, ya sudah, goal-nya selesai, tercapai dengan penggunaan hashtag. Berapapun jumlah impresinya. Kalau misalnya jauh lebih bagus, artinya jackpot.

Bersyukur. Kalau misalnya dapat sedikit ya nggak apa-apa namanya bonus kok. Artinya Anda jangan maruk gitu ya. Jadi fungsi hashtag adalah menambah impresi berapapun bertambah itu udah bagus. Nah balik lagi ke topik ini.

Jadi teman-teman ada post di grup hashtag D posting keempat ternyata nggak bagus. Ternyata masuk ke cycle kedua saya bisa sebutnya. Jadi saat teman-teman masuk ke posting kelima grup hashtag A ternyata masih dapat impresi lagi. Artinya teman-teman bisa validasi bahwa teman-teman kontak teman-teman gitu ya. konten teman-teman itu relevan dengan grup hashtag A, maka grup hashtag A ini akan disimpan terus.

Simpan terus, kemudian ternyata grup hashtag B, teman-teman pakai lagi berikutnya, ternyata sama, tidak dapat impresi. Maka teman-teman tahu bahwa grup hashtag B ini adalah sesuatu yang tidak boleh kita pakai, atau tidak relevan, artinya teman-teman akan buang. Jadi teman-teman akan buang, kemudian teman-teman akan cari grup hashtag yang baru lagi untuk dites.

Jadi seperti itu. Jadi ternyata grup hashtag C, teman-teman kadang-kadang ketemu saat teman-teman pakai, kemudian teman-teman pakai lagi berikutnya. atau lain kali waktu, ternyata tidak dapat.

Kalau tidak dapat, artinya teman-teman tahu bahwa, oh kok bisa ya? Maka teman-teman akan melakukan testing berikutnya. Jadi teman-teman akan posting dengan grup hashtag C lagi di berikutnya.

Kalau misalnya nggak dapat lagi, misalnya gitu ya, misalnya saya akan ngasih waktu itu 4 kali pakai. Jadi saat 4 kali pakai, dia 1 kali muncul, 3 kali nggak muncul, artinya konten kita nggak relevan. Jadi itu akan dibuang cari grup hashtag baru, seperti itu.

Nah sama juga di kasus yang di group hashtag D, ternyata di postingan keempat nggak dapet, ternyata di postingan ke delapan dapet, itu bisa juga terjadi. Artinya kalau teman-teman terlalu cepat-cepat merasakan bahwa mengejudge, mengejudge bahwa ke hashtag ini kayaknya gak bagus gitu ya, saat dipakai gak dapat impresi. Ya, kalau teman-teman selesai sampai situ, artinya teman-teman akan kehilangan potensi dapatin impresi tambahan kan dari next content. Siapa yang bisa menggaransi kalau saat teman-teman pakai di next post gitu ya, atau di cycle berikutnya, teman-teman saat teman-teman gak pakai gitu ya, atau saat teman-teman pakai, dia dapat impresi terus ke belakang.

Sorry, pelan-pelan aja katanya ngomongnya. Oh gitu. Terlalu excited gue Jangan cepet-cepet materinya keren Thank you Niko Thank you Jadi di grup hashtag day Jadi saat teman-teman pake gitu ya Satu kali posting ternyata gak dapet Postingan ke berikutnya teman-teman Gak pake lagi karena teman-teman merasa bahwa Kayaknya udah dipake sekali gak dapet impresi Teman-teman berhenti pake teman-teman akan Kehilangan potensi kalau siapa tau Teman-teman pake berikutnya gak dapet impresi Jadi ya itu kenapa kita kalau teman-teman paham dengan metode yang metode tote gitu ya tote itu teman-teman akan sadar bahwa tidak dapat data itu belum tentu nggak relevan gitu ya maka kita harus validasi beberapa kali idealnya sih kalau saya pribadi akan menemukan 3-4 kali cycle jadi ya ini kan cuma pakai 2 cycle artinya ya jadi 4 group hashtag dengan 2 cycle idealnya sih kalau saya sih menyarankan biasanya pakai 3-4 cycle jadi 4 kali ngetes 4 group hashtag biasanya kayak gitu jadi Kurang lebih clustering hashtag itu sebetulnya ya mungkin agak sedikit kompleks buat teman-teman yang nggak pernah melakukan gitu ya.

Tetapi kalau teman-teman lakukan pelan-pelan, mulai dari buat satu grup hashtag dulu gitu ya, kemudian buat satu lagi, buat satu lagi, kemudian teman-teman mulai posting gitu ya. Mulai posting satu, besok lagi posting pakai grup hashtag yang lain, besok lagi posting yang lain gitu ya, posting yang lain. Teman-teman nanti akan ya ngerti know-how-nya, dan teman-teman bisa dapat... data input balik gitu ya jadi teman-teman bisa dapat feedback balik dan teman-teman bisa nanti mulai ya yang pasti teman-teman harus sadar bahwa teman-teman harus catat gitu ya teman-teman harus ukur karena teman-teman nggak mungkin bisa meningkatkan sesuatu kalau tidak ada tolak ukurnya artinya gini kapan kita tahu dia meningkat kalau kita nggak tahu titik dimana kita berada artinya kalau misalnya teman-teman tahu oh saya pakai pakai strategi ini gitu ya sekarang di posisi 100 gitu ya ternyata saat kita lakukan aktivitas tertentu data turun ke 90 artikel boyang kita lakukan itu dampaknya turun maka jangan diulangi tapi saat ternyata teman-teman naik bisa jadi 110 teman-teman coba aktivitas ini itu bagus meningkat itu karena teman-teman tahu bahwa teman-teman ada di 100 sekarang dan teman-teman tahu saat teman-teman melakukan sesuatu teman-teman berada di hal yang mana jadi teman-teman bisa menyediakan dan Naik apa turun? Nah, sama di kasusnya hashtag juga sama.

Jadi, kalau teman-teman tidak mengukur, maka teman-teman akan kesulitan nantinya untuk bisa bertumbuh juga. Jadi, ya sebetulnya seperti itu. Jadi, intinya sih ikutin dari gambar aja. Nah, kalau bicara tentang hashtag menurut saya seperti itu.

Kalau teman-teman juga mungkin bertanya peranan hashtag itu apakah besar? Menurut saya, besar saat teman-teman butuh untuk membangun account itu. ke sekitar 10.000 followers pertama itu peranan hashtag menurut saya besar sekali. Tetapi kalau mulai dari 20.000, 30.000, bahkan di posisi saya sekarang di 50.000an followers itu hashtag gak terlalu besar dampaknya karena punya saya itu besarnya dari explore. Explore dan other.

Jadi saya gak terlalu merasakan dampaknya dari hashtag. Ya walaupun saya tetap pakai sih. Karena kan bonus gitu ya.

Mau dapat seribu. buka 100 impresi bodamat yang penting naik impresinya, jadi buat saya sih ya, nothing to lose ya aktivitas itu jadi ya prinsipnya cuma kayak gitu kok, nah nanti kita mungkin lebih banyak diskusi gitu ya biar teman-teman gak ini materi clustering hashtag ini pertanyaan banyak banget nih kayaknya boleh deh dibuka 3-4 pertanyaan kali ya Mas Adit Sebelum lanjut, boleh kali ya? Dua-tiga pertanyaan untuk clustering hashtag ini keren banget. Gue nggak bisa lihat layar nih. Tanyain aja ya.

Jadi, ini Mas Niko. Cara riset hashtag-nya gimana? Oke. Oke.

Cara riset hashtag-nya ya? Cara riset hashtag-nya sebetulnya enak. Paling enak tuh gue demo-in sih sebetulnya.

Oh iya, kalau riset hashtag tuh aku pribadi sih pakenya biasanya flik. Sebetulnya flik tuh keren ya. Bisa nggak sih? Bentar ya. Eh, salah ya gue.

Bentar ya. Jadi kalau yang aku pakai, ini aku jelasin, aku demoin langsung aja ya. Metodenya pendekatannya dua ya.

Ini soalnya tuh kenapa tools itu nggak terlalu, nggak terlalu apa sih namanya? Nggak terlalu aku saranin pakai karena ya kan bergantung kecek masing-masing orang ya. Oke, jadi, nah ini, eh kelihatan ya, ada ya kelihatan ya.

Jadi, kalau misalnya cara research gitu ya, jadi gampang yang dilakukan tuh misalnya teman-teman pakai hashtag bisnis, misalnya gitu ya, teman-teman pakai hashtag bisnis, teman-teman buka, jadi pilih dulu satu hashtag besarnya gitu ya, baru teman-teman nanti akan lihat namanya ada related hashtag. Nah, related hashtag itulah yang akan kita cari turunannya. Nah, biasanya tuh... Buat account-account baru terutama yang masih di bawah 10.000 followers gitu ya jadi yang baru mulai bahkan nol gitu ya teman-teman jangan bermain di hashtag yang terlalu besar 7.400 post ini terlalu besar account itu punya yang aku pribadi amatin adalah setiap account gitu ya punya kekuatan sendiri-sendiri dalam bermain di hashtag tertentu jadi kayak biasanya itu paling ideal yang aku pribadi sarankan maksimum kalau misalnya account masih di bawah 1.000 followers maksimum post yang dicari adalah 20.000, jadi 20K post. Jadi jangan cari yang di atas itu.

Tapi kalau misalnya seiring bertumbuhnya akun gitu ya, biasanya makin gede jumlah post, hashtagnya nggak ada masalah. Tetapi itu kalau metode manual. Saya akan coba contohin.

Nah, dari kita buat tadi hashtag bisnis kan ada relatednya, muncul related itu kayak gini ya, 1,4 kita akan skip dulu. Nah, ini ada 100.000, 100.000 ini kan mulai kecil. Teman-teman lihat lagi nih yang relatednya.

Ada lagi apa bisnis anak kuliah, ini. Kemudian teman-teman buka lagi. Jadi yang saya lakukan kayak gitu. Nah kayak gini kan udah mulai kecil ya, 90 ribu.

20, nah ini udah boleh dipakai. Jadi mulai bisnis akan kita pakai. Kemudian bisnis santai ini terlalu besar, 200 ribu, 2,8 juta.

Nah ini bisa dipakai, pebisnisnya masukin lagi. kemudian 130 ribu, 600 ribu skip, skip, ini sama ya kalau nggak salah ya. Berarti di bawah 20 ribu ya, Dek? Yes, jadi untuk account yang baru, sarannya cari yang di bawah 20 ribu dulu. Karena semakin besar post, itu kita menggunakan namanya DAPC.

DAPC adalah Daily Average Post Count. Daily Average Post Count itu artinya adalah kalau misalnya DAPC-nya terlalu besar, kebanyakan postingan-postingan besar kan banyak orang... pakai untuk diposting. Jadi banyak orang yang posting dengan hashtag besar kan, itu yang membuat namanya DAPC besar.

Jadi kalau DAPC besar, itu artinya saat kita posting, dia cepat banget tenggelamnya postingan kita. Jadi baru di-refresh langsung turun. Refresh langsung turun gitu. Artinya postingan kita belum dapat impresi, udah tenggelam. Nah itu yang membuat kenapa postingan kita nggak dapat impresi.

Nah nanti aku kasih lihat juga, apa namanya, cara melihat DAPC itu. Jadi cara ngecek di IPC itu gampang. Kayak gini ya, ini kan 500 ribu, mungkin agak sedikit besar ya.

Jadi kayak gini ya, ini kan ada postingannya gambar yang ini ya. Kalau kita refresh, geser nggak dia? Oh nggak geser, lihat yang gede-gede ini. Hashtag bisnisnya biasanya gede ya.

Nah kayak gini ya, kita refresh. Nah itu dia udah tenggelam kan. Ini kan tadi paling atas.

Coba ini ya, yang kuning ya, gampang dilihat ya. Ini baru kita refresh, kita refresh lagi. Tuh, dia udah geser satu lagi.

Itu yang dimaksud dengan daily average post-nya terlalu tinggi yang membuat postingan kita belum dapat impresi udah tenggelam sama postingan lain. Jadi, account kecil, gitu ya, saat bermain di hashtag yang besar, itu pasti tenggelam banget. Cepat banget tenggelamnya.

Itu membuat kenapa hampir semua orang susah dapat impresi pada hashtag-hashtag yang terlalu besar. Jadi, banyak kesalahan terjadi ya karena... pakai hashtag terlalu besar, terutama yang kayak gini-gini, di APC-nya pasti gede banget ya.

Jadi teman-teman cari yang di bawah 20 ribu gitu ya, kalau misalnya udah sampai 10 ribu followers atau 5 ribu followers, naikin jadi 50 ribu boleh gitu ya. Terutama indikasinya apa? Indikasi paling mudah itu adalah saat teman-teman mendominasi top post. Jadi kalau teman-teman postingannya sudah mulai banyak muncul di top post, di hashtag yang teman-teman pakai, artinya teman-teman harus naik kelas, teman-teman harus naik di hashtag yang lebih gede. Kalau yang biasa aku main itu di optimasi IK kalau gak salah ya.

Jadi ini dulu yang aku main. Nah ini kan postingan aku semua nih. Jadi kalau teman-teman sudah mulai posting dan postingannya sudah masuk di top post, kayak gini kan sudah top post ya.

Nah ini postingan saya, top post. Padahal ini top post sudah lama banget ya postingannya, Februari 2 bayangin. Yang ini Januari, 23 Januari.

Jadi kebayang, enaknya adalah saat kita bermain di hashtag-hashtag yang masih tidak terlalu besar, mudah untuk masuk di top post. Dan top post itu selama tidak ada yang ganggu kita. kita nggak akan kegeser. Nah, bayangin kalau misalnya ada orang yang nge-search, pengen belajar optimasi Instagram, dia ketik optimasi IG, muncul postingan kita. Nah, artinya kan kita, ya nggak permanen juga sih, artinya kita bisa dapat impresi lagi.

Bahkan, udah 3 bulan kan nanti, udah 3 bulan kita masih dapat impresi. Jadi, itu penting juga mendominasi topos. Jadi, ya teman-teman dapat idenya gitu ya, maksud saya.

Jadi saat teman-teman udah mendominasi Jangan didominasi lagi, itu yang mau saya bilang Karena teman-teman bisa mengkanibal postingan teman-teman sendiri Itu bisa terjadi juga Jadi kalau teman-teman mau dipost Cari hashtag lain, jangan Dihastak itu umul loh, kalau itu umul Nanti teman-teman akan mengkanibal Postingan sendiri ya Soalnya lagi seneng, ranking 1 kan Jadi kan disimpukin terus gitu ya Kalau bisa dapat semuanya gitu Jadi hati-hati dengan yang kayak gitu Niko, ini lanjut nih ini yang tadi clustering hashtag ya, mas di grup 4 yang D kan udah fail, kok dipake lagi di grup 8 dari Mbak Rina ini ini ada contoh jadi kenapa di grup di grup D yang di postingan keempat kan udah fail, di grup 8 kenapa dipake lagi, karena gini, kan kita tidak tau, atau tidak bisa ngejudge bahwa postingan itu, atau misalnya hashtag itu ternyata benar-benar relevan sama kita. Artinya kalau kita tidak ngetes beberapa kali, itu kan akhirnya datanya jadi invalid dong. Artinya feeling kan namanya. Kita pakai nggak bagus, ah yaudah. Tapi kan kalau kita nggak coba beberapa kali, artinya kita nggak punya data yang cukup kan.

Maksudnya kayak gitu. Jadi kalau kita nggak ngetes, kita nggak tahu gitu maksudnya. Jadi wajib untuk ngetes. Itu kenapa pendekatan metode TOTE itu penting untuk clustering hashtag gitu sih. Jadi jangan putus asa gitu maksudnya.

kan masih belum tentu itu ya belum tentu belum tentu salah gitu ya belum tentu salah gitu maksudnya ini ada mas Hai cal mas mau nanya sih grup hashtag itu harus berbeda isinya dengan hashtag B dan hashtag jadi antara grup-grup hashtag itu idealnya 70-90% harus berbeda jadi Bukan berarti harus beda semua, enggak. Tetapi karena ada namanya brand hashtag ya. Jadi hashtag-hashtag yang sifatnya itu sesuai sama brand kita yang enggak harus sama semua. Jadi 70% minimal beda antar group hashtag gitu. Satu group itu berapa hashtag, Niko?

Tadi ada yang nanya. 15 sampai 25. 15 sampai 25. Jadi kalau dipakai itu ya urutannya itu aja gitu ya. Misalnya postingan ke 5 itu lagi gitu ya.

Benar, misalnya grup hashtag A isinya cuma 15, grup hashtag B waktu kita research ternyata dapat 22, grup hashtag C ternyata kita dapat 22, yaudah nanti ini pakai tetap 22, ini pakai 20, ini 15, sama kok. Maksudnya postingan 1 sama postingan 5 itu nggak ada yang diganti sama sekali ya hashtagnya ya? Hashtagnya tidak ada yang diganti, benar.

Copy-paste aja gitu ya? Benar, benar, benar. Jadi sama, persis. Oke, ini ada Om Arief Noval. Menanya konten untuk personal branding, apakah bisa diwalkikan dengan konten hobi?

Bisa aja kali, Nek ya? Oke, konten personal branding bisa aja sebetulnya. Jadi kalau bicara tentang konten, sebetulnya sih, kalau aku pribadi bilang gini, setiap account itu kan punya karakter masing-masing gitu ya. Jadi misalnya, terutama account yang sudah punya follower sekarang, hati-hati saat merubah tipe konten. Ini yang terjadi juga di kasus yang aku testing.

Jadi saat... followers yang aku bangun gitu ya, misalnya udah dapat 5.000 followers katakan gitu itu terbentuk karena kita posting-posting foto kita pribadi gitu ya jadi personal life gitu ya, jadi udah dapat 5.000 followers kemudian tau-tau waktu temen-temen belajar dimana misalnya gitu ya pakai aja karusel misalnya gitu, jadi buatlah karusel temen-temen mendadak pasti nih saya bisa garansi karena gue udah buktikan di banyak akal gitu ya saat berubah pasti likenya dikit, reachnya dikit, impressionnya sedikit dan turunannya jadi semuanya langsung drop banget gitu. Karena ada perubahan tipe konten. Jadi followers kita itu tidak terbiasa melihat konten itu. dan dia merasa kok orang ini berbeda dan penting gitu ya, nah itu bisa membuat unfollow-nya tinggi seperti itu oke oke, ini kita ini aja ya, mas Arief ini bagus nih pertanyaannya, hashtag itu sesuai konten apa yang viral kan emang bener sih Niki kan banyak yang konten apa diplasetin, hashtag-nya apa gitu yang viral-viral gitu itu masih berlaku nggak tuh Niki?

Hashtag viral itu mungkin bisa dapat, tetapi biasanya itu cuma di awal-awal doang. Jadi kalau misalnya udah ketinggalan 1-2 hari dari momen, biasanya udah nggak works lagi sih. Artinya saat di APC satu hashtag viral kan, hashtag ini, saat belum ada yang pakai, kan orang masih banyak yang cari, impresi masih bagus. Tapi saat semua orang pakai, akhirnya orang yang ngepost dengan hashtag yang sama, kan banyak banget kan jadinya, itu membuat hashtag kita penggelam juga. Jadi sama aja bohong kan gitu.

Jadi tekniknya masih bisa dipakai, tapi paling cuma sehari dua hari gitu ya? Nah benar, jadi saat momennya masih ada biasanya bisa dipakai, tapi kalau udah lewat berapa hari biasanya udah gak bisa pakai sih. Ini gila nih pertanyaannya master-master nih kayak gini. Ini terakhir ya, sebelum Diko ini masih banyak materi masih yang seru nih. Ini mungkin kita lanjut materi berikutnya.

Hashtag boleh overlap gak antar kluster? Boleh overlap, tetapi ingat... bahwa maksimum overlap-nya itu biasanya cuma 20-30%. Yang 70% tetap harus beda.

Jadi yang overlap boleh. Harus beda. Harus beda 70% gitu.

Niko, grup hashtag itu emang sampai D aja apa? Boleh nggak sih sampai banyak banget gitu? Boleh.

Itu cuma buat contoh aja. Idealnya sih bisa cari 8, cari 12 grup, boleh. Bebas.

Makin banyak grup hashtag, makin bagus sebetulnya. Oke oke jadi makin bisa ini ya Niko bisa lebih variasi banyak tes keren sih baru baru tahu oke Om Diko ini teman-teman yang mau nanya terus aja komen ya Mungkin nanti kita bahas ini seru banget nih masih kebalikan dilanjutkan dan bikin ini hahaha ini banyak wajahnya oke nah jadi Kalau kita udah belajar tentang hashtag, ada satu poin juga yang lumayan penting adalah harus posting di jam optimal. Jadi, sebetulnya itu menurut aku pribadi di Instagram itu, terutama untuk bangun organik, sebenarnya cuma tiga macam. Tiga tips utama sih sebenarnya. Tadi, relevan konten dengan konten modeling.

Konten modeling, kemudian hashtag, kita menggunakan pendekatan total dengan clustering hashtag. Kemudian yang ketiga, postnya juga harus. Jadi, kalau kita punya konten yang relevan, kemudian kita sudah pakai hashtag yang bagus, misalnya yang relevan atau misalnya yang benar dari set tetapi kita postnya di jam yang salah itu juga fatal jadi posting juga wajib di posting pada saat jam yang optimal nah, ngomongin tentang post optimal ada dua pendekatan pendekatan pertama saya sebut sebagai feeling atau kekiraan kapan kita pakai feeling? saat kita tidak punya data kita tidak punya data itu biasanya adalah followersnya dari 0 sampai 100 Jadi, seputusnya kita tidak punya data apapun, maka kita yang lakukan adalah filling. Nah, apa yang di filling?

Yang di filling adalah memperkirakan kalau kita buat konten di niche tertentu, misalnya target kita adalah ibu-ibu. Katakan saya akan kasih dua contoh, ibu-ibu dan pekerja. Kalau kita ngomongin ibu-ibu dan pekerja, pasti dua audiens yang berbeda, dan dua aktivitas berbeda.

Nah, Instagram itu kan... menggunakan namanya rank feed gitu ya jadi meranking konten di dalam feed artinya saat kita posting saat dia buka maka disaat itulah kita kesundul sama algonya karena kita ngeranking gitu kita akan ranking lebih bagus saat dia berinteraksi kemarin saat kita posting hari ini kita bisa kesundul saat dia lagi buka Instagram jadi memperkirakan kira-kira kapan dia buka Instagram jadi misalnya kalau karyawan kan pasti ya mungkin saat dia datang ke pagian ke kantor, ya antara jam 7 sampai jam 8 misalnya gitu kemudian saat dia istirahat, jadi jam 12 sampai jam 1 misalnya gitu atau misalnya saat dia mau nyaris pulang kantor biasanya kan sebelum pulang kantor nungguin beberapa menit terakhir biasanya itu diantara jam 3 sampai jam 4 atau jam 4 jam 5 itu orang buka Instagram, biasanya habis udah capek lelah dia akan buka Instagram, itu kalau karyawan, tipikal karyawan gitu ya jadi kita posting di jam-jam seperti itu, tapi berbeda Beda nih saat kita ngomongin audiensnya adalah ibu-ibu. Kalau ibu-ibu pagi udah rempong, nggak mungkin buka Instagram. Biasanya buka Instagram nanti jam 10, jam 9. Saat anaknya mungkin sekolah atau anaknya udah tidur pagi, misalnya gitu.

Atau misalnya anaknya tidur siang, jam 1, jam 2. Atau jam 2, jam 3, gitu ya. Atau misalnya pas malam sekalian, misalnya di atas jam 8 malam, bisa gitu. Jadi berbeda audiens, maka berbeda juga... jam kita posting, tapi kalau teman-teman sadarin sekarang kan di bulan Ramadhan juga ada perbedaan karakter audiens ya secara keseluruhan pasti jamnya beda. Kalau sekarang ya teman-teman harus posting ya jadi saat sahur gitu ya sahur dan berbuka, biasanya kayak gitu.

Artinya berdasarkan perkiraan gitu ya. Kemudian yang kedua berdasarkan data. Nah kalau ada teman-teman dipastikan ya teman-teman pakai, kalau teman-teman mau mengembangkan sebuah account Instagram wajib banget menggunakan namanya account profesional, account professional itu account bisnis ya account professional itu dua macam account bisnis atau account creator jadi account creator atau account bisnis itu sebutnya account professional namanya gitu ya bebas mau pilih yang mana, mau business boleh, mau yang creator boleh gak ada bedanya karena dua-duanya dapat analytic yang penting buat kita adalah analyticnya nah jadi kalau misalnya teman-teman mendengar mitos kayaknya lebih bagus performanya account creator misalnya gitu gak ada bullshit itu bohong gitu ya karena gak ada bedanya Nah, jadi jangan bertanya sama mitos-mitos kayak gitu ya. Jadi kalau di bisnis sama creator, bedanya itu cuma beberapa slot doang, seperti kayak DM.

Jadi kontak DM-nya kalau bisnis itu jadi satu folder semuanya. Jadi nggak ada membedakan foldering message atau DM gitu ya. Kalau creator itu ada tiga box, ada tiga folder.

Ada yang namanya primary, ada yang namanya general, ada yang namanya request. Jadi nggak semuanya kita bisa dapat gitu ya. Jadi ada foldering DM.

Kemudian berasal dari... Misalkan dari data analytic growth itu memang ada berbeda kalau itu ada graphicalnya sedangkan di sini tidak ada graphical. Jadi sebetulnya cuma masalah teknis saja dan tampilan display saja sebetulnya. Tapi inti dari analyticnya semua sama.

Jadi selalu ada yang namanya insight. Nah insight tampilannya kurang lebih seperti ini. Ada 3 tab, ada content, activity tab, dan yang lainnya audience tab. Nah kalau untuk ngecek jam kapan yang paling optimal teman-teman harus pencet yang audience tab seperti yang saya link kami narik gitu ya kemudian temen-temen scroll ke paling bawah temen-temen akan ketemu namanya followers tab gitu ya yang paling bawah nah di followers ini itu adalah menampilkan data kapan sih sebetulnya followers kita jadi followers kita gitu ya kapan followers kita yang paling optimal saat onlinenya gitu ya jadi kalau temen-temen lihat ini data yang lumayan udah beberapa udah lumayan lama gitu ya jadi kalau temen-temen lihat follower saya itu di bawah itu ada tulisan kayak 12A itu 12 AM berarti jam 12 pagi, 3A ada 3 subuh ya, 3 pagi, 6A 6 pagi, 9A 9 pagi ya, 12P 12 siang, 3P 3 sore, 6 sore, 9 malam.

Jadi kalau teman-teman lihat audiens saya itu aktifnya mulai dari jam 9 pagi sampai 9 malam, jadi 12 jam. Nah kemudian kapan waktu yang ideal buat kita posting? Nah kita akan melakukan namanya top 3 juga dengan melakukan posting berdasarkan range jam itu.

Saya biasanya akan ngetes dalam 3 plotter. Misalnya gini, minggu pertama kita akan tes di jam 9 pagi semuanya, minggu ke-2 kita akan tes jam 12 semuanya, minggu ke-3 kita akan pake jam 3 sore semuanya. Saya jarang sekali untuk post di jam 6 atau jam 9. Jadi kalau teman-teman sadarin tuh ada 5 bar ya. 3P, 6P, 9P. Kenapa kita tidak post di 6P atau 9P?

Karena kalau saat kita post di 6P, 9P, maka lanjutannya kan ada 12A, 3A, kan? Nah, saat itu turun, teman-teman pasti juga tahu ekspektasinya apa berikutnya. Jadi, teman-teman akan dapat ujung-ujungnya mereka online.

Nah, itu sayang banget. Makanya saya selalu ngetes biasanya jam 9 pagi, 12 siang, dan 3 sore. Biasanya saya pilihnya cuma di 3 jam itu.

Kalau misalnya bentuknya sama. Tapi kalau misalnya audiensinya teman-teman berbeda, maka saya... cari yang di area tengah-tengah dari kolom ini aja karena kan orang Indonesia rata-rata sama ya jam 12 malam sudah pasti pada tidur, jam 3 pagi juga pada tidur gitu ya jam 6 pagi ya apalagi kan, baru-baru bangun gitu ya jadi sekarang saya coba nya di jam 9 pagi 12.30 karena kalau kita sekali lagi tidak ngetes kita nggak akan tahu tapi di kasus saya pribadi saya udah ngetes jam 3 jam itu saya pribadi lebih bagus ya paling besar itu interaksinya di jam 3 sore gitu ya jadi kenapa itu kenapa saya kebanyakan posting tuh jam 3 sore itu karena juga saya berdasarkan waktu yang udah saya tes jadi teman-teman harus tes juga masalah jam optimal tetapi juga jangan buta-buta banget ya jadi baca data juga terus ada hari itu ya jadi harinya juga digeser-geser atau di tap ya untuk ke samping-samping hari apa saat teman-teman posting jadi hari itu nanti beda hari beda data lagi seperti itu jadi Cara ngecek jam optimalnya cuma seperti itu doang.

Jadi berdasarkan feeling dan berdasarkan data. Kurang lebih seperti itu ya. Jadi, teman-teman sudah sadar bahwa kita ada 3 hal yang penting teman-teman lakukan.

Pertama, content modeling, kemudian clustering, kemudian ketiga adalah post di jam optimal. Nah, kemudian teman-teman akan mungkin juga bertanya ini terus, gimana dong caranya follower bisa meningkat? Maka, teman-teman kita akan belajar yang namanya Instagram followers flow atau perputaran cycle dari bertumbuhnya sebuah account.

Jadi, teman-teman sadar pendekatan kita yang pertama pasti awalnya dari post karena Pose itu adalah cikal bakal reach dan impression. Ingat sekali lagi bahwa story itu tidak bisa nge-reach besar banget. Tidak ada lagi konten lain.

Konten misalkan cuma dua. Konten fit, konten story. Story itu fungsinya bukan buat reach.

Jadi cuma satu-satunya yang bisa nge-reach menjangkau banyak orang adalah jadi pose fit. Jadi pose fit, kemudian nanti kita akan dapat yang namanya interaksi atau engagement. Dari engagement, teman-teman akan mendapatkan anak-anak pro-hall visit.

Jadi, Kalau teman-teman sadarin, sampai di sini saja kita belum ngomongin tentang followers. Jadi saat mereka profile visit, baru nanti mereka akan menentukan follow apa nggak follow. Jadi dari sini saja, teman-teman nanya, konten apa?

Nanti banyak nih teman-teman nanya, konten apa sih mas yang bisa buat followers banyak? Jawabannya bukan, itu pertanyaan sudah salah. Karena yang harusnya teman-teman tanyakan pertama adalah konten seperti apa.

yang bisa mendapatkan interaksi bagus dari audiens, itu pertanyaan yang penting, terkait sama post karena saat teman-teman tidak dapat interaksi teman-teman pasti tidak dapat profile visit teman-teman tidak akan dapat follow, jadi percuma nah, follow teman-teman harus bertanya dengan diri teman-teman sendiri konten seperti apa, post seperti apa yang bisa dapat interaksi, karena saat teman-teman dapat interaksi, dia akan kepo biasanya saat dia berinteraksi, dia akan kepo dia pengen, jadi tipikal orang yang mengkonsumsi konten sesuatu teman-teman baca topik tertentu, menarik, apa yang teman-teman lakukan? mencari lanjutannya, pasti kayak gitu kan, itu udah manusiawi sekali nah sama, saat orang baca postingan menarik, dia berinteraksi, dia like, dia komen, dia tag temannya, mungkin dia nge-share bahkan hal yang akan dia lakukan adalah melakukan ngepoin profilnya dengan harapan ada lanjutan konten yang lain atau misalnya konten-konten yang mirip dengan konten yang udah konsumsi karena dia ada ketertarikan kan seperti itu kalau misalnya dia tidak menemukan, artinya dia visit tapi dia gak follow Kalau misalnya dia visit dan dia nggak follow, artinya masalahnya satu, udah ketahuan. Teman-teman di bio mungkin feednya nggak ada jualannya mungkin. Ada jualan itu juga menurunkan follow rate, itu bisa. Tapi saat dia visit juga mungkin teman-teman di bionya nggak jelas.

Teman-teman menuliskan bionya mungkin agak ngantung. Teman-teman ini apaan sih yang didapatkan dari saat dia visit. Coba saat teman-teman visit sebuah account, dia langsung di BIO-nya langsung jelas.

Di sini Anda akan mendapatkan informasi A, B, C, D. Nah, itu kan orang bisa langsung berakses. Oh, kalau gue follow, gue akan dapat konten ini. Jadi, di BIO itu juga harus jelas apa yang mereka akan dapatkan.

Daripada Anda cuma milihin, misalnya Anda cuma nuliskan gini ya, support ya sampai 10K, itu loh nggak ada esensi apa-apa. Itu kok seakan-akan ngemis, artinya nggak ada value yang Anda kasih. Apa yang buat...

Ngetiknya gitu, ya itu menurut saya pribadi. Jadi dapat nulis gitu, mending Anda benar-benar nulis apa value yang bisa dia dapatkan saat mereka visit, yang membuat mereka bisa follow. Jadi teman-teman harus sadar ya, follow itu terjadi karena profile visit, bukan karena postingan. Karena postingan, awalnya memang postingan.

Jadi saat sudah postingan bagus, dapat interaksi, itu dulu masalah yang perlu diselesaikan. Kalau sudah ketemu itu, baru teman-teman lihat metrik berikutnya. Apakah...

dapat profile visit, kalau bisa dapat profile visit dapat nggak follow kalau misalnya ternyata oh yang profile visit nggak ada artinya postingannya kurang menarik atau kurang bermanfaat sehingga orang tidak kepo dengan konten yang lain jadi itu biasanya masalahnya di post kan akhirnya gitu kalau profile visitnya nggak dapat tapi kalau ternyata ada profile visit tapi nggak ada yang follow masalahnya itu biasanya di bio di content feednya itu sendiri misalnya kalau content feed kan biasanya kelihatan 9 feed gitu ya Kalau misalnya kita sudah lihat 9 feed, ada misalnya informasi, informasi, informasi, ada jualan satu saja, biasanya follow-nya akan langsung turun lumayan drastis. Karena saat dia lihat feed-nya isinya ada jualan, atau misalnya ada orang endorse gitu ya, mendadak, dia langsung berekspektasi kalau aku follow akun ini, pasti nanti aku akan dijualin. Nah, itu akhirnya Anda akan kehilangan traffic.

Makanya saya bilang membedakan. strategi membangun traffic dan strategi untuk buat offer, itu harus dipisah gitu ya. Jadi, teman-teman harus paham itu. Kemudian saat orang sudah follow, nanti teman-teman akan baru buat namanya CTA. CTA itu adalah call to action, bentuknya banyak, boleh...

jadi lead magnet, jadi tawarin offer jualan atau apapun kemudian dia akan muter lagi ke post lagi, jadi orang yang udah follow akan konfirmasi postingan kita yang lain, jadi sebetulnya nanti dia lingkarannya kayak gitu doang jadi ya intinya teman-teman harus membuat konten yang membuat interaksi agar orang mau visit, saat orang visit dia akan tentuin follow apa nggak follow gitu ya, baru nanti orang yang follow akan menjadi orang yang follow mengkonsumsi banyak atau mengkonsumsi banyak konten kita, biasanya dia akan jadi namanya fans. Fans itu adalah mereka yang loyal dan mereka yang niat atau misalnya dengan senang hati membeli produk yang kita promosikan. Karena menurut saya jualan itu wajar sekali, karena manusia dan manusia itu udah tahu bahwa masing-masing kita itu butuh makan, butuh bayar listrik, butuh bayar ini, bayar itu, yang butuh duit, artinya jualan itu nggak ada salahnya gitu ya.

Jadi itu sesuatu yang wajar. Tapi kalau Anda baru ketemu di depan, sudah menawarkan barang, orang bisa back off atau mundur. Makanya penting membangun fan base di dalam Instagram Organic. Saat fan base sudah terjadi, sudah terbentuk, Anda jualan apa saja, mereka adalah orang pertama yang siap untuk beli. Minimal coba.

Kalau misalnya produk Anda bagus, dia akan beli lagi. Jadi itulah proses bisnis di Instagram. Jadi bukan followers saja, itu proses bisnisnya. Jadi kurang lebih Sebetulnya itu yang perlu teman-teman sadarin Atau teman-teman pahamin di Instagram gitu ya So kurang lebih itu doang sih Sebetulnya topik pada dari saya Sebetulnya yang saya sharekan Hari ini gitu ya Nanti mungkin kita lebih banyak masuk ke tanya jawab gitu ya Oke mantap Keren banget materinya Belajar banyak banget Oke, ini teman-teman kita mulai masuk sesi tanya-jawab ya. Oke, sebelum saya, ini sambil saya milih-milih pertanyaannya banyak banget ini ya.

Mas Beri nih. Oke, teman-teman. Wah, Mas Nicole lagi ini ya.

Oke, jadi awal-awal itu sejarah SB1M, ini cerita sedikit ya. Waktu pertama kali awal ya. Setelah saya satu setengah tahun ada di SB1M, saya bisa menghasilkan...

Mas Berto bikin kurikulum kan saya praktekin Nah yang dikirim ke Surabaya tuh saya ya Jadi yang Gaptek yang pemula dikirim ke Surabaya Nah Mas Niko ini salah satu yang hadir ya Mas Niko ya Itu cuma ada 9 orang Dari 9 orang yang praktek ada 3 orang ya Mas Niko ya Salah satunya Mas Niko jadi waktu pulang dari Surabaya Mas Niko praktek 2 minggu kemudian Mas Niko tuntus berapa Mas Niko waktu itu? 30 ya? Awal itu 30 bulan pertama habis yang Mas Adi datang kan?

Iya, Mas Niko langsung bisa ngasilin 30 jutaan ya. Ini keren banget ya. Dulu belum webinar, belum apa ya. Itu masih zaman jaya-jaya itu.

Jadi yang penting intinya teman-teman itu praktek ya. Praktek masif ya. Iya benar. Hai nah ini nih Mas Niko materinya banget nah itu belum bisa lakukan praktekin ya ini udah selesai banyaknya ada ribanya Oke Wah ini pertanyaannya kita cincin mulai mulai dari mana mulainya ini ya banyak yang terpambu Dianto Halo Om cepet selesai kuliahnya Hai kek asli di asli daging mas Taman full ini ini dari sini satu circle class hashtag itu ditandai dengan ukuran atau satuannya apa nih bagus yang satu-satu siap satu siap satu sirkul sering asik dengan ukuran atau satuan Oh ditentukan aja misalnya kalau misalkan aku pos satu hari satu Berarti kan 1 minggu 7 hari, berarti aku akan buat 7 cluster. Jadi sehari posting 1. Jadi saat sudah 1 minggu, 1 cycle kayak gitu.

Kalau misalnya sehari posting 2, karena 1 minggu, berarti 14 cluster yang perlu dibuat. Jadi 1 cycle tetap 1 minggu. Cara mudahnya kayak gitu. Ini ada cara claim hashtag yang sudah dibuat gimana?

cara klaim baru tau gue nih maksudnya klaim hashtag hashtag gitu gak bisa, kalau di instagram oh ya mungkin ini juga pertanyaan yang lucu ya jadi sempat diskusi juga tuh gue ada orang yang membuat brand hashtag tertentu, kemudian seakan-akan tuh kan kayak kok banyak orang nyampah akhirnya di hashtag yang brandnya kita gitu kan jadi jawabannya lah gak bisa karena hashtag Instagram itu tuh bukan punya kita. Hashtag Instagram itu adalah feature Instagram gitu ya. Jadi feature Instagram fungsinya untuk melakukan namanya foldering konten.

Jadi foldering konten berdasarkan hashtag kan gitu. Maka itu tidak bisa di-claim. Sama seperti kita tidak bisa nge-claim kata kunci tertentu di Google. Karena kata kunci adalah folder Google meranking konten-konten yang ada di Google gitu kan. Yang mana yang relevan buat si pembacakan gitu atau pencari kata kunci itu.

Jadi hashtag juga berlaku hal yang sama Gak bisa nge-claim kayak gitu Jadi ya sesuka-suka orang gitu ya Kalau misalnya kita lagi terkenal ya Habis dah pasti kena sampah semua tuh Lucu juga ya Kalau hashtag bisa di hak patenin gitu ya Iya Kalau bisa gitu Oke lanjut Lanjut Oh iya teman-teman yang mau pertanyaannya tadi Yang gak kejawab kan karena banyak banget ya Gak apa-apa ulang aja lagi tanyanya gitu Kalau misalnya Satu silt ke clustering hashtag ini dengan ukuran atau oh udah tadi lanjut lanjut cara riset hashtag tolong diulang cara riset hashtag tolong diulang cara riset hashtag itu nanti aja nonton replaynya nonton replaynya aja ya nonton replaynya aja bener biar ganti gitu yang mana ya kita bikin clustering hashtag biar bisa semula terserah nonton ganti Ini cara membangunnya. Jadi misalnya nih udah bikin cluster hashtag tadi, terus cara membangunnya dari yang udah ada, misalnya ketemu yang winning nih misalnya gitu. Bagaimana membangunnya?

Jadi gini, saat kita udah dapet cluster yang winning gitu kan, satu winning, misalnya kita dapet satu winning dari empat kita coba, maka kita akan cari tiga lagi yang baru, satu ini tetep disimpan. Jadi kita akan coba lagi 3 kluster baru. Jadi kita akan terus cari sampai idealnya dapat 1 minggu, 1 cycle. Kita artinya gini, coba teman-teman bayangin, kita posting 1 kali sehari gitu ya. Jadi kita posting 7 kali.

Coba bayangin kalau misalnya kita posting 7 kali seminggu, yang perform 3 kluster gitu ya. Artinya kita nggak dapat 4 kluster bagus kan. Jadi 4-0, betul ya.

Tapi 3 jalan. Kalau kita berhenti, kan rugi kita kehilangan 4, 4 nya di belain 0 kalau misalnya masing-masing gak ada 100 berarti kan kita hilang 400 setiap hari gitu maksudnya dengan gak mencoba hashtag atau cluster baru jadi ideal adalah kita perlu mencari selama satu cycle penuh gitu ya itu hashtag yang bisa ngasih impresi terus itu poinnya sih cuman disitu coba bayangin ya nanti kita ngomongin masalah multiplikasi gitu ya kalau misalnya anda posting sehari Satu cluster bisa datangnya 100 impresi, 7 postingan berarti 700 kan gitu. Satu bulan, 3000 impresi.

Free dari hashtag doang. Jadi sebetulnya cuma bicara seberapa kecil pun hashtag itu bisa kontribusi, tetap akan di-keep. Tapi kalau misalnya kita terus testing-testing tapi ternyata ketemu misalnya oh ada ternyata hashtag yang dapatnya jackpot clusternya gitu ya, ternyata bisa sampai 40 ribu impresi gitu ya ada juga kadang gitu. Nah itu lebih gold lagi kan, nah itu disimpan kemudian ganti yang misalnya cuma dapat 100 jadi ganti yang 1000, jadi seperti itu jadi sebenarnya kluster itu perlu di mix and match terus, sampai catatannya adalah, kita mendominasi di hashtag-hashtag itu, biar gak kanibal jangan disitu lagi, artinya jangan saat kita pindah itu saat kita udah mendominasi di top postnya seperti itu sih. Berarti patokannya tetap di impresi ya Mas Niko ya?

Impresi, benar. Impresinya ya patokannya Tadi sekalian Niko ada yang nanya impresi itu apa? Impresi itu adalah jumlah postingan kita dilihat orang. Tapi kalau reach atau jangkauan itu adalah berapa jumlah orang yang lihat. Jadi kalau satu reach, satu orang, satu jangkauan bisa dapat dua impresi.

Artinya satu orang lihat konten kita dua kali. Karena kan bisa postingan kita dia misalnya lagi kepoin siapa, balik dia lihat lagi postingan kita. Nah itu dua impresi namanya.

Jadi impresi bisa lebih banyak dari reach ya? Pasti impresi lebih banyak dari reach. Oke lanjut Dit. Wah ini Mas Omar nih Follow unfollow gimana bro? Masih gak tuh Niko?

Mitosnya tuh. Follow unfollow tuh gini, tergantung goal dari Instagramnya. Kalau misalnya tujuan dari akun itu dibangun untuk mendapatkan followers, maka follow unfollow bagus. Karena tujuannya buat naikin followers kan.

Tetapi kalau misalnya tujuannya buat cari buyers, bangun fans, bangun audience, ya berarti jelek banget. Gak perlu dipakai gitu. Jadi hmm...

Beda tujuan, maka beda juga respon yang gue bisa bilang. Jadi kalau misalnya mau naikin follower doang, follow-unfollow ya worse. Jadi bukan gue bilang nggak worse, worse kok. Buat naikin follower, tapi kalau buat naikin prospek, cari pembeli, cari fans, nggak mungkin worse, percaya gue. Jadi lebih penting itu konten ya, sama hashtag ya berarti ya?

Kalau menurut lu ya? Ya. Oke, oke, oke. Ini nih.

Kalau langsung bikin konten dengan tiga tipe feed gimana? Baik single image, video, karosil, dipakai semua. Boleh, tapi biasanya kalau pengalamanku pribadi ya, kemarin tuh aku pernah ngetes, bentar gue kayaknya ini. Jadi waktu aku dulu kan audiens aku bangun tuh kan rata-rata bangunnya ada karosil gitu ya. Jadi sempat aku ngetes tuh tujuh konten video ya, IGTV.

Tujuh hari, jadi tujuh IGTV mendadak. postingan ku tuh engagement ratenya terjun sebebas-bebasnya gitu ya. Jadi dari rata-rata engagement rate 16%, langsung jadi 87%. Jadi itu fatalnya saat kita tidak menyesuaikan tipe konten ke audiensnya. Jadi karena audiensnya merasa, wah kayaknya orang ini kayak nggak pernah muncul video kok.

Tonton ada video, kayaknya bukan dia deh gitu. Jadi dia nggak akan nonton, dia nggak akan like, dia nggak akan share gitu. Kecuali kalau kita balik lagi ke konten kita yang dulu gitu.

Jadi kalau misalnya ditanya postingan tiga, bagus apa enggak jawabannya, coba aja. Tapi menurutku pribadi loh ya, itu nanti akan yang cepat burnout adalah diri Anda sendiri. Jadi Anda akan kesulitan cari ide, akan susah untuk repurpose, recreate konten gitu.

Itu berat banget loh untuk buat tiga konten. Tipe konten terutama. Oke.

Ini masih ke nih. Jadi single dan multi-account itu gak ada hubungannya dengan personal account atau business account ya? Hai nah iya dong ada pengaruh-pengaruhnya jadi enggak ada pengaruh tinggal account dengan akun bisnis atau Creator tuh sembarang akan berhasil kalau singgah untuk iklan akun bisnisnya pokoknya buat ayah ya dia lebih condong lebih keiklan dicatnya enggak ngomongnya lebih banyak mungkin tanyanya jadi enggak ngaruh lah akun gua single atau bisnis gitu ya Iya nih mungkin Kalau organik untuk mencari ide kontennya paling bagus dari mana mas? Pengaruh nggak kalau konten dari repost?

Nah ini banyak nih yang repost-repost nih, Mas Niko. Jadi gini, kalau strateginya multi-account, kan kita pakainya support account. Kalau support account, itu kan kita cuma fokus dengan traffic kan. Kalau traffic mau bangun dari sistem repost pakai viral itu ya nggak apa-apa. Menurut gue sih oke-oke aja.

Selama yang di repost nggak marah loh. Artinya ya senang-senang aja kenapa nggak di repost. Artinya ya nggak ada masalah menurut gua, repost tuh wajar kok.

Nyatanya Instagram aja nge-repost konten creator lain, Nike itu kok yang brand sekelas Nike itu nggak nge-repost konten orang kok. Jadi nggak ada pengaruh sih menurut saya untuk repost tuh boleh gitu ya. Tapi memang kalau repost maka yang dibangun kan bukan personal brandnya tetapi lebih ke brand branding kan artinya, business brandingnya kan.

Jadi ya tergantung strategi mana yang dipilih. ya nanti dampaknya ya pemilihan strategi ngisi kontennya juga sih. Jadi harus tentuin dulu tujuannya kali mas Niko ya?

Tujuannya apa gitu ya? Benar. Yes. Mau bangun strategi mana dulu gitu ya baru nanti kita pilih atau pendekatannya mau repost atau personal brand. Kalau personal brand ya jangan repost ya jelek nih personal brandnya.

Ngedrop langsung ya. Iya. Dan dia bilang oh si ini ini nge-repost doang gitu. Jelek.

Nah ini pertanyaan banyak juga nih Mas Niko kalau di kelas nih. Maksimal berapa klip per hari? Apa aman kalau tiap satu jam sekali post? Karena kemarin ada yang bilang katanya satu jam sekali gitu Mas Niko.

Memang sih banyak mitos yang, ya artinya banyak teori sih ya. Artinya posting itu maksimumnya berapa? Menurut gue pribadi gini ya, yang aku tahu di Instagram, Instagram tidak pernah akan nge-ban Anda karena kebanyakan post.

Itu gue bisa ngomong di sini. Kenapa? Karena Instagram adalah platform. konfi yang dia butuh konten Artinya dia tidak akan membatasi konten, tapi dia akan membatasi aktivitas yang unusual seperti follow, like, komen yang bentuknya kayak spam itu memang problem. Nah, tetapi ada catatan lagi nih, kalau Anda posting konten yang sama namanya spamming ya pasti juga kena.

Artinya kalau misalnya kontennya beda-beda ya nggak ada masalah. Artinya karena gue sering lihat teman-teman gue yang akun reposter gitu sekali posting ya ngeri ya sehari bisa 30, 50, ya baik-baik aja akunnya. tapi kan setiap dia di post kontennya beda, gak mungkin sama, jadi gak spam kan nah tapi kalau ngomongin tentang growth atau peningkatannya memang kalau terlalu banyak konten itu buat orang enek biasanya jadi ya balik lagi ya, kalau orang enek kan tau sendiri dampaknya gimana biasanya unfollow gitu ya, artinya ingin tahu dulu kelihatan gitu hahaha ada spammer di Kang Eddy instagram di PGPin lagi ntar janjian Ngeri banget ya. Ini Mas Gil.

Hashtag di komen. Ini cakep banget ini. Cakep banget juga pacar lu.

Hashtag di komen. Jadi gini, gue juga ada melakukan studi masalah hashtag di komen ataupun di caption. Inti utamanya adalah, kalau misalnya kita masih di bawah 100 ribu followers, taruh di caption gak ada masalah. lebih bagus maksudnya bukan masalah lebih bagus di caption secara interaksi dan metrik katanya lebih banyak tuh berdasar statistik ya tapi kalau misalnya account sudah di atas 100 ribu followers biasanya lebih bagus lebih besar interaksinya tuh karena kalau hashtagnya ditaruh di comment jadi seperti itu doang sih tapi kalau mau estetikanya rajin ya buat di first comment terus ya nggak apa-apa sih menurut gue nggak ada beda sih aslinya jadi masih powerful lah ya kalau di comment itu ya masih sama kok katanya lu gak boleh komen-komen itu katanya gak boleh tuh boleh, first comment first comment boleh, jadi saat kita posting langsung cepet-cepet diposting hashtagnya di komentar, tetapi kalau misalnya kita udah post, kemudian di lebih dari 2 menit katakan gitu ya kita baru udah publish postnya kemudian 2 menit kita baru tambahin hashtag di komen, nah itu udah gak works dia jadi gak akan masuk jadi seperti itu jadi Nah ini ilmu baru nih Bagus nih Jadi abis posting Tambahin hashtagnya Harus langsung Hashtagnya berapa?

Satu grup itu 15? Bebas Maksimumnya 30 Iya satu grup itu Satu kluster Oh iya? Di komen itu?

Yes Boleh Intinya gini Yang gak boleh itu gini misalnya Kita post 20 hashtag di caption Kemudian nanti 20 lagi di komen Nah itu gak bisa Pasti kena sesuatu stacknya harus beda gitu ya sama di caption ya berarti ya enggak sama mas Bet salah satu pilih mana di caption atau di comment oh gitu pilih salah satu mau dimana sama aja dampaknya oke oke gue mau nanyain ini nih gue pribadi nih IGTV komen dulu lah Dit lu cuman jalur cepat baik, komen dulu dong, ngetik dulu ini yang mengenai IGTV nih dari tadi nih masih, oke oke nah kalau IGTV tadi kan Mas Niko kan ininya post ya nah kalau IGTV itu perlakuannya sama kayak post gak sih? sama, cuman tergantung audiensnya, kalau audiens audiens itu maksudnya followers kita ya, kalau followers kita terbiasa melihat kita dalam bentuk video, artinya dia suka mengkonsumsi konten kita dalam bentuk video IGTV justru bagus daripada single image maupun carousel. Jadi kalau misalnya, nah IGTV ini teman-teman juga wajib saranku loh ya. Kalau misalnya teman-teman mau build personal branding sekarang saranku teman-teman fokus deh dengan bangun IGTV. Karena IGTV itu akan ada ad break-nya juga.

Jadi dalam waktu dekat akan ada monetize di IGTV. Tapi cuma IGTV ya, video nggak ada. Jadi cuma di IGTV Jadi memang itu butuh waktu Karena nanti teman-teman harus buat IGTV-IGTV terus Sampai audiensnya terbentuk Mereka terbiasa konsumsi IGTV kita Nah kita dapat banyak duit pas itu Oke, berarti perlakuannya sama apa?

Kayak AdSense AdSense di Instagram Perlakuannya berarti sama apa? Sama ya? Sama Oke, lanjut Apa nih? dari awal untuk berbagi nasihatnya gimana postingan followers yang banyak gimana sama kaya konten ya, kualitas konten ya gimana tuh maksudnya? saya mau nanya bikin traveling tapi gak punya foto traveling gimana tuh jawabannya nih?

ya jawabannya traveling harus traveling ya? jadi tergantung topiknya kan bisa meng-curate artinya kalau traveling kan bisa kurasi jadi meng-kurasi dari kredit ini jadi kayak repost lah namanya meng-curate ya curating itu kan kerjanya reposter kan, boleh meng-curate sebenarnya kalau misalnya Instagram itu repost-repost terus itu kuat nggak sih Nick sebenarnya? kuat, asalkan jangan switch lagi, jadi bener-bener akun itu buat repost dah jadi brandingnya itu satu, bisnis brandingnya adalah reposter jadi orang tahu bahwa kalau gue pengen dipromosikan, gue ke lu nih DM, eh bantuin dong gue di-post gitu banyak banget tekniknya gitu Tapi kan orang jelas bahwa dia lihat account ini repost gitu loh maksudnya.

Reposter. Jadi gue pengen nih dong postingan gue di repost. Banyak yang kayak gitu.

Jadi kalau repost ya isinya repost aja semua gitu ya. Yes, benar. Jadi gak usah buat sendiri lagi.

Jadi khusus itu. Jadi traffic-nya kan ada. Gede malah itu mas, Bet.

Iya, itu yang dijual jadi akun publik itu kali ya. Ah, benar. Temen gue tuh kerjanya kayak gitu tuh.

Oke, oke. Edit. Bagaimana membuat copywriting konten agar orang mau cepat-cepat follow?

Nah, ini pertanyaan banyak juga nih. Gimana tuh, Mas Niko? Kalau copywriting, copywriting itu kan ada dua macam ya. Copywriting di bagian caption atau copywriting di dalam konten.

Kalau yang penting menurut aku pribadi, itu copywriting di dalam konten. Karena orang mengkonsumsi konten dulu, baru dia baca caption. Kalau misalnya gambar atau video thumbnail yang nggak menarik, caption itu bullshit, nggak bakalan orang baca. Jadi, copywriting itu agak...

useless menurut aku pribadi kalau kita ngomongin di caption. Kenapa? Kalau misalnya copywriting bagus di caption, tapi gambarnya jelek, artinya gak menarik, gak buat orang stop lihat konten kita, ya dia gak bakalan baca caption. Dia penggunanya copywriting di situ. Artinya yang gak ada gunanya.

Lebih mending adalah mencoba segala hal yang terlewat di Anda. Yang penting itu gini loh, ya action gila-gilan aja buat semua konten yang terlintas di kepala. 30 hari, gak tengok dia 30 hari buat Baru nanti kita evaluasi konten mana Yang dapat respon bagus dari audiens Lihat interaksinya, baru nanti Bulan depannya kita fokus buat Yang seperti yang bagus-bagus aja gitu Jadi ya jangan terlalu banyak Mikir teorinya, bagus gak?

Kira-kira bagus ini, bagus itu, gak ada ya Tes aja Jadi kesimpulannya mungkin copywriting Copywriting gambar kali ya Lebih mikirin gambarnya Berarti daripada Bukan tulisannya ya, tapi digambarnya kali ya? Nah, kalau digambar kan bisa ngasih tulisan juga tuh, Mas Ber. Oh, iya, iya. Nah, kalau copywriting di dalam konten itu matters.

Berarti pengaruhnya besar, benar. Oh, berarti balik lagi sebenarnya follower itu datang karena dari konten yang bagus juga ya? Benar, datangnya itu dari konten kebanyakan.

Iya, tapi yang Niko bilang tadi, ya lo harus tes ya. Posting aja. Yang penting harus tes.

Artinya gini loh, menurut kita berdasarkan kita belajar. Bikin berapa? apa 30 ya untuk ngetesnya 30 pasti ya fokus satu bulan dulu aja satu bulan satu hari satu gitu harus satu dengan yang hashtag tadi ya klastering itu ya benar ya ya benar oke oke Wah good good Wah boleh dicoba nih keren-keren Ayo Mas Adit strategi jualan dari Instagram batik tadi ya strategi yang mana maksudnya pakai strategi yang mana tepatnya gitu Kalau pakai single account maka jualannya itu di highlight, jualan di bio, jualan di story. Kalau misalnya pakai multi account maka jualannya sudah full, satu account kan isinya jualan semua.

Oke, oke. Wah mas Wendy nih, Bro Niko apakah benar akunnya sudah diubah dengan akun bisnis? Nah ini juga nih pertanyaan banyak juga di kelas nih.

Masih ada nggak komen tinggal pergi nih? Webinar komentar ngilang Nanti nonton replay Mitos Artinya gini loh Sampai detik ini pun gue masih belum Ketemu orang yang statement kayak gitu Kan banyak memang yang DM-DM gitu Jadi memang banyak orang yang komen kayak gitu Kayaknya bagus personal gitu Terus gue nanya balik yaudah kasih gue buktinya mana Angkanya mana karena akun personal Tidak punya data terus apa yang mau Dipertanggungjawabkan Kalau dia nggak ada analiti, gimana dia mau kasih tau naik nggaknya feeling? Udah siap debat kapres nih kayaknya Niko nih.

By data ya, bener-bener. Emang bener sih. Jadi, pindahin akun di sini kelihatan datanya ya. Iya.

Nah, ini Mas Niko, ini juga banyak pertanyaan di kelas nih. Jadi gimana kan, kemarin ada beberapa contoh, terutama dari gue sih, kemarin ini gue, karena gue gak ngerti Instagram sebenernya. Pas gue ngasih Instagram, gue pikirnya gini.

Jadi ada satu akun yang khusus traffic, satu akun kayak toko online gitu, isinya cuma jualan. Nah itu gimana tuh Mas? Itu kan strategi kedua kan, strategi MAS kan, itu gak apa-apa.

Strategi ONT. Itu salah satu strategi juga kan, yang multi account kan. Jadi ada satu account khusus jualan, satu account khusus cari traffic gitu.

Kalau yang jualan sama ya, pakai clustering-clustering juga aja ya. Kalau yang jualan. Boleh pakai itu, cuma dia nggak terlalu besar dampaknya. Biasanya cuma gitu-gitu doang sih. Oke, oke, oke.

Sip, sip, sip. Kalau katanya udah 20 ribu ke atas nih followernya, Mas Niko. Hashtag tidak terlalu baru fokusnya ke mana? Fokus, kalau misalnya udah punya followers 20 ribu ke atas, dengan catatan loh ya, 20 ribunya organik, harusnya Anda udah punya fans. Nah, kalau ada fans, itu nanti bertumpunya kita.

terutama gue sekarang, itu bertumpunya dari other, dari orang nge-share jadi fans, kalau udah terbiasa konsumsi konten kita, biasanya dia akan rela untuk nge-share konten kita terus, karena kita tau kan yang dia suka seperti apa, jadi kalau kita udah buat itu, maka dia akan pasti nge-share konten kita, jadi othernya itu gede banget jadi kalau dilihat dari contoh-contoh yang tadi kan hampir semua 900 ribu itu kan karena share, gak mungkin dari hashtag jadi kekuatan other itu yang paling besar kalau account udah di atas 10K biasanya oke-oke Jadi bangun fans ya? Yes. Aku udah liat akunnya Mas Niko nih, Mas Niko gak ada jualan sama sekali di akun IG-nya.

Terus Mas Niko jualan lewat SMS aku, Mas. Nanti itu gue siap-siap itu. Belum.

Kumpur. Akun atbynicojones itu udah ada seribu sales loh. Padahal gak keliatan kan? Nah, itu lucunya. Jadi, kalau akun branding gitu ya, yang kita kasih value terlalu berlebihan, orang tuh kayaknya gak tega gitu, sampai orang itu mas lu gak ada jualan barang apa, oke gue beli gitu jadi sampai kayak gitu orang itu jadi dia gak tahan duit ke kita gitu oh iya by the way teman-teman itu ya sebelum lanjut, ini follow dulu ya, bener gak sih ini by Nico Julius Kan mau nanya jualan dimana Nah disitu nanti Sip sih Nah disitu gue jualan Oke Dit yuk lanjut Eh Nik ini Pertanyaan Nyerobot nih Ini kan 4 bulan kan 40 ribu ya Biar semangat nih ya Temen-temen nih yang Follower-followernya Masih di bawah 10 nih Kira-kira Di bulan keberapa sih Kalau misalnya Serajin apa, posting berapa misalnya sehari Di bulan keberapa tuh mulai Percepatan kenaikan IG-nya nih, kalau bener-bener serius kayak yang Lo lakukan gitu Ini gue kasih lihat nih aja nih Eh Mas Adit bisa Nah ini Data pertumbuhan Akun ya, jadi kalau Dilihat nih kalau gue buka all data Nah ini bisa lihat nih Growth-nya itu kalau mulai dari Januari, eh sorry ini kan Desember ya, mulai Desember itu ada 500 followers nah ini ya, jadi kan masih 500 followers ya, wow, Desember, terus dia akan, dia biasanya nih nah jadi 30 hari pertama itu yang paling gak kerasa tuh, kayak ecek-ecek gitu lah nah kalau sudah terbentuk, kalau kita sudah posting 30, nanti kan kita punya 30 konten gitu ya kalau orang sudah datang Profil kita lihat 30 konten semuanya dalam tanda petik daging atau informatif banget.

Nah disitulah kita akan lompat tingkat follow-nya. Jadi follow rate apa biasa disebutnya. Follow rate itu akan lompat.

Ini gue matiin dulu. Jadi follow rate kalau lihat nih. Ini kan biasa nih.

Kecil-kecil gitu ya. Naiknya dikit-dikit. Tapi saat postnya udah mulai banyak. Orang mulai konsumsi semua konten gitu tuh akhirnya.

Jadi kayak ketagihan gitu liatnya. Gila nih daging. Back lagi liat ini daging juga.

Balik lagi ini daging. Akhirnya dia akan follow. Nah follow-nya tuh meledak disini nih bulan kedua.

Jadi mulai Januari itu sudah satu urah hari, rata-rata bisa nambah 700-1000. Nah ini, 1900-800 per hari organik. Jadi sampai Februari masih, nah ini ada drop dikit, waktu itu gue keluar kota kayaknya, jadi nge-post. Eh, postnya 2 hari sekali.

Jadi agak turun terus naik lagi kan, naik lagi 700, turun lagi, jadi sepaktunya seminggu ya. Jadi itu naik lagi 1000, 1000, 1000, 1000, 1000, 1000, nah kebetulan ada drop nih. Drop ini waktu aku ada operasi gigi bungsu, jadi nggak ngepost selama 2 minggu. Jadi juga sekali ngetes waktu itu ya, ngetes buat konten, jadi 2 minggu nggak ngepost sama sekali, ternyata drop banget.

Jadi aku juga kaget, akun yang high engagement, artinya akun yang dapat prioritas besar kan berarti dalam 2 bulan kan ngeri banget nih pertumbuhannya. Jadi di bulan kedua, bulan ketiga itu growthnya sehari 1000. Jadi bayangin ya 30 hari kan 30K berarti gue dapat kan. Jadi ya bulan kedua, bulan ketiga itu growthnya meledaknya di situ ya.

Jadi 30 ribu itu dapat di 2 bulan. Di bulan kedua, bulan ketiga. Jadi sampai 40 ribuan.

Kemudian drop 2 minggu turun. Kemudian mulai posting konsisten lagi itu April 4. Nah tanggal April 4 mulai konsisten lagi. Jadi, pertengahan Maret sampai April awal itu nggak post sama sekali, jadi kosong. Makanya ini drop juga ya, turun banget.

Habis turun, mulai posting konsisten lagi, terus gitu langsung balik lagi. Nah, sekarang udah di angka sekitar 600-an followers per hari. Jadi, sekarang udah mulai stabil lagi. Jadi, kesimpulannya jangan operasi gigi gitu ya?

Jangan, jangan tidak posting tiap hari. Karena kan kita kan buat hari, operasinya turun. Jadi, hindarin. penyakit emang sesakit apa sih sakit giginya sampai posting satu aja gak bisa mikir gitu ya sumpah gue pegang mouse aja gue gemeteran jadi teman-teman yang belum tau Niko tuh setiap satu postingan itu bener-bener dipikirkan secara serius ya sekarang ya Niki atau gak apa ngalir aja gitu ya ngalir aja sih sebetulnya, gue tiap hari tuh nanya ke audiensnya eh lu butuh apa sih gitu oh gitu, cara nyari konten Yes, nanya.

Nanya di audiens ya. Kalau dia butuh kan pasti dia baca. Betul, betul.

Kalau follow-up, baru dua gimana tuh? Baru dua. Nah, makanya 30 hari ketemu aja. Karena udah ngebangun fans-nya ya.

Yes. Oke, mantap nih kesimpulannya. Posting tiap hari dengan clustering hashtag. hashtag nih teman-teman keren-keren nanti kita coba dit Oke Ayo kita lanjut Oke masih ada tiga ratusnya udah terjawab Mas Niko sih sebenarnya apa yang ditanyain tadi Oh ini menurutnya ini jawab-jawab satu baru jawab satu yang nanya nambah baik pertanyaan lebih banyak lagi Iya aneh ini Nah, pembagian berapa persen edukasi, berapa persen jualan, berapa persen personal branding.

Hah? Dalam satu akun. Jadi misalnya Mas Nicole kan tadi bikin postingan kan.

Nah, itu berapa persen ininya, maksudnya personal brandingnya atau satu jenis aja gitu postingannya. Jadi ini kalau yang aku lakukan di akunku karena pakai strategi yang SAS ya, single account strategy. Artinya kan tidak ada akun supportnya. maka semuanya dari account utama kan, maka traffic utama tetap dari content feed kan jadi 100% semuanya edukasi, gak ada yang content feednya adalah edukasi semuanya tetapi di story, di highlight, semuanya hard sell tuh di DM semua hard sell, jadi selain itu semuanya hard sell, gue jualannya semua disitu jadi kalau ada orang DM gitu, gue tanya, kalau tanya gue jualan gitu jadi kejam juga tuh oh jadi, kayak kalau di website itu kayak banner jualan nih kali itu ya jadi pokoknya saat dia klik, semua jualan tuh apa di highlight ya sama story ya? di bio, di highlight, di story, di DM oh jadi kayak website ya?

isi posting, konten pas pilihin banner, highlight, story, live mungkin begitu ya? iya iya iya jualan semua, oh oke oke oke wah keren Ayo Amadit, kita lanjut. Nah ini nih juga nih, ini yang terjadi sama gue nih. Ini kita beda banget, Nikonya mau tidur gak nih? Enggak lah, santai.

Kita biasa gini. Nah ini Mas Niko, kalau misalnya dibikinnya di akun pribadi, tapi kontennya geruk-geruk, ini termasuk kayak gue juga nih, ada nge-gym, ada jalan-jalan, ada makan, itu gimana? Menurut gue pribadi gini, indahnya account personal loh ya.

Kalau kita bicara tentang account personal, menurut gue indahnya account personal adalah kita nggak punya batasan untuk bebas. Artinya kita bebas banget untuk konten apa aja. Jadi mau hobi, mau apapun, tapi menurut gue pribadi ya, karena account personal betuknya nanti jadi adalah single account, strategy, artinya kan kita nggak pengen dikenal orang sebagai orang yang hard sale kan. Jadi jangan sampai kita digest orang kalau kita terlalu hard selling sama orang yang membuat orang akhirnya back off sama kita, artinya nggak mau berteman sama kita, nggak mau follow gitu ya. Makanya nggak apa-apa, konten gym boleh, konten musik boleh, apapun yang Anda suka, itu orang past.

pasti tidak akan mengkomentari selama tidak jualan di video yang jadi selama mobil apa sembarang mau berenang kek mau tembak kek mau panas banget karena orang justru mungkin suka Wih ternyata orang ini suka main catur ya ternyata juga ternyata bisa ketemu justru audience baru jangan-jangan tetapi bahwa balik lagi orang Tidak suka dijualin Itu kenapa Content fit Jangan jualan Tapi orang suka beli Dia kenal sama kita Eh lu bisnis apa sih Lu jualan apa sih Siapa tau gue butuh Maksudnya saat Kita jadi teman Kan kita Ya wajar dong Bertanya lu jualan apa sih Lu bisnis apa sih Kan biasa kan Dan sebagai teman Wajar gak Kalau dia ternyata Butuh barang Dia cari kita Saat kita jualan barang Yang dia butuhin Artinya itu menurut gue Ya human to human kan Jadi menurut gue tuh Wajar Komen gado-gado Gak ada masalah Selama Jangan jualan, karena jualan itu sekali lagi bisa di mana? Story, DM, highlight, bio, gitu-gitu lah. DM itu maksudnya nge-DM orang gitu ya?

Iya, kadang kan ada orang lain. Oh, maksudnya dia yang DM kita ya? Atau misalnya ada orang yang komen kan, edit misalnya, lu tau nggak kalau gue mau beli ini di mana gitu?

Nah, terus bilang, udah gue jualan ternyata nih. Nah, itu kan di DM. Hmm, iya-iya. Ya, jadi kesimpulannya, Jangan buat jualan ya temen-temen Mantap Ini juga nih Mas Nikon nih Kalo pake tools disaranin gak Auto posting Gue pake auto posting dari pertama kali Postingan gue di posting di akun itu Jadi auto posting pake banget Tapi auto like auto follow tuh gak pake Tapi auto posting yang pake tuh pake Creator studio kalo aku Untuk schedule ya Lebih kayak schedule Ketemu lagi hanya schedule aja otomatis, tools yang aku pakai di Instagram cuma dua, satu tools schedule, kedua tools analitik, udah cuma dua itu doang Creator Studio apa sih? Creator Studio tuh tools official dari Instagram sama Facebook untuk schedule postingan di Facebook sama Instagram jadi gak mungkin kena ban, dia yang buat oh itu dimana nih kok?

Creator Studio, nih nih gue buka aja Creator Studio Jadi Creator Studio, buka aja Creator Studio, Facebook ya, yang punya Facebook. Terus nanti login kayak biasa. Nah ini kalau mau meskidul postingan Facebook kan pakai Facebook Creator Studio namanya. Kalau mau yang Instagram itu pilih yang Instagram.

Jadi nanti kita create post yang namanya IGTV atau feed, pilih account yang mana. Kemudian yaudah caption, nah ini sama nih persis kan. Oh keren ya, mantap mantap mantap.

Kita kemana aja nih. Hai gak pernah pakai tidak kelaman website berapa gitu kan dia udah kasih semuanya Facebook ya enaknya nggak perlu komputer nyala jadi udah di schedule udah tinggal aja Oh keren ini satu teknik yang paling bener pengalaman le powerful itu Jam berapa sih yang punya tinggi gitu posting ya kalau misalnya kita milih dalam sehari itu Jam berapa sih ide paling enak ujam 12.00 asli karena tuh oke oke sip sip itu yang terbaik ya menurut leas Yes itu paling habis-habis ini sih terkejut semuanya Sebenarnya di atas masih banyak ya. Sama lah.

Analitiknya pakai apa, Nik? Analitiknya, Nik? Gue analitik.

Pakai IG Blade satu. G Blade? IG Blade.

Yang tadi, nih. Oh, IG Blade. Nggak bisa balik?

Oh, bisa. Pakai IG Blade, nih. Tools gratis.

IG Blade. Terus kalau yang aku pakai juga, itu ada namanya Flick. Kalau Flick, ini bayar, ya.

Flick, ini bayar. Cuma Flick ini keren karena dia bisa, nah kalau mau yang advance loh ya, data update advance ngecek itu pakai Flick Tech ini. Ada affiliate-nya juga nih. Nah ini ngeri banget nih, yang paling advance menurut gue disini.

Nah kayak gini kan postingan gue tadi sore nih, nah itu jumlah like-nya berapa, komen-nya berapa, engagement rate itu per post. Karena dia bisa, karena dia tau save-nya berapa. Kalau tools kayak AjiBread itu kan dia cuma bisa baca like sama komen.

Nah ini AjiBread juga ada sebetulnya engagement rate, tapi dia cuma bisa baca tuh like sama komen. Karena dia gak punya akses ke akun kita kan. Kalau Flick itu dia bisa baca sampai save.

jadi kecatat semuanya, jadi ini datanya lebih valid, nah terus gitu kalau misalnya nih, aku coba ngecek dari ini ya, jadi misalnya aku udah postingan kemarin katakan gitu ya, kemarin aku pake hashtag, 16 hashtag nah 15 hashtagnya ngeranking, kalau aku klik, itu dia akan jelasin ngeranking itu yang mana aja wah keren banget ini dari 15, ada 9 hashtag yang top 9, kemudian ada 3 hashtag yang top 10, urutan 10 sampai 25 2 hashtag di 2650 1 dan ada yang gak ranking Jadi ini yang bener-bener deep Ini kena berapa nih? Bulanan? Bulanan ini 15 euro 280 ribu Nah tapi ini Misalnya ya, ini yang gue jelasin nih Kan kita cari hashtag tuh gampang Jadi misalnya hashtag bisnis Kita ketik bisnis disini kan Nah, di sini tuh ada namanya bisnis kan. Nah, ini coba lihat. Ada yang namanya DAPC.

DAPC tuh yang tadi aku bilang, The Daily Average Post. Jadi, ada 2.900 postingan setiap hari. Jadi, kebayang tuh kalau kita bagi ya, 2.900 kita bagi 24 jam.

Sejam ada 120 postingan. Kalau 120 kita bagi 60 menit, berarti per menit ada 2. Jadi, kebayang nggak? Gimana postingan kita nggak tenggelam.

Jadi, wajar aja kalau di postingan yang, postingan yang besar, DAPC terlalu besar, postingan kita cepat tenggelamnya, gitu. Tapi kayak gini ada tip bisnis kan 500, nah ini masih oke. 1100 ini terlalu tinggi.

Tapi ada juga nih kadang hashtag yang kita pakai, misalnya apa tuh? Bla bla bla bla, misalnya gitu ya. Ada hashtag yang kadang kita bisa pakai gitu ya, ternyata, atau kadang lagi.

Kadang ada juga hashtag, nah kayak gini ada NA, artinya nggak ada sama sekali yang ngepost gitu. Jadi kadang-kadang kita juga bisa pakai hashtag yang mungkin kecil, tapi ternyata nggak ada pencarian, nah ini juga hati-hati. Kadang kita nggak bisa dapat impresi ya karena nggak ada yang cari, nggak ada impresi gitu, jadi wajar aja. Makanya aku preferisi pakai Flick ini buat ngecekin hashtag mana aja yang ada di APC-nya, artinya hidup gitu ya.

Kalau yang nggak hidup kan ya percuma. Ini kalau versi gratis kan nggak keluar ya ini di APC-nya ya? Kayak keyword tool.io berarti ya?

Iya sebenarnya. Yang ini nggak ada ya? Flic, F-L-I-C-K gitu ya?

Flic, Flic, Flic. Ini apa ini, Mas Vita? Mas tadi ada 1000 sales dari IG-nya, gimana cari jualannya, Mas?

Kapan ngomong 1000 sales? Jualannya itu dari highlight, story. Oh iya, iya. Tadi udah jawab ya.

Jangan nyusfit ya. Yes. Gue jualannya cuma di situ. Ini pertanyaan dari Mbak Zia.

Eh ada Om Omar. Jawabannya apa nih? Om Omar tadi Zia. Legend-legend ya.

Jawabannya ada Zia. Oke oke oke. Oke teman-teman ada yang mau cari lagi mau ditanya? Gratis gratis. Oh gratis.

Habis ini? Oke. Keren.

Wah mantap. Wah keren banget ya. Oke terima kasih Om Niko Julius Banyak inspirasi segala macam ya Oke Mas Adit Berarti Nanti kalau misalnya ada tanya-tanya DM aja di Niko Julius itu ya Niko Julius ya Tapi lucu ya, ada orang yang, ini orang keren banget, gue mau beli dong, lu jualan apa gitu. Banyak banget, gue di DM orang itu, Mas. Aslinya kan gue buat akun itu kan sebenarnya cuma buat belajar, belajar organik Instagram itu kayak gimana sih sebetulnya.

Jadi gue eksplorasi doang sebetulnya, jadi gak berharap ada bisa monetize gitu kan. Tapi saat followersnya banyak, orang itu nanya, Mas lu tuh bisnis apa sih, gak ada jualannya, kamu dapat duit dimana, dia bilang gitu. Gara-gara itu jadi jualan ya? Gue jualan.

Nah, waktu jualan kan banyak yang beli akhirnya. Jadi malah disamperin pembelinya, lu jual apa, gue beli deh gitu. Itu banyak tuh sampe bilang, dia nggak tega gitu.

Gue beli aja. Boleh deh bonus nih, Mas Niko saya punya 5 akun IG, kontennya sama semua, apa harus beda-beda ya? Jadi ingat awalnya juga, teman-teman harus paham ya, di Instagram itu ada yang disebut dengan metadata. Jadi kalau teman-teman posting dengan satu gambar yang sama, filenya tidak berubah, namanya tidak berubah, tidak diekspor ulang, atau desainnya tidak berubah, Instagram akan ngasih penalti ke postingan yang berikutnya.

Jadi kalau misalnya gue udah post, ini sama juga berlaku kayak misalnya teman-teman post satu postingan, kemudian teman-teman hapus, kalau mungkin salah caption atau apa, di-delete gitu kan, kemudian di-post lagi. Nah itu mendadak pasti reach-nya jelek, impression-nya jelek, dan lain-lainnya pasti jelek. Jadi di Instagram kita menolong namanya metadata, Kalau misalnya ngepost postingan yang sama berulang dua kali atau lebih gitu ya postingan kedua dan ketiganya akan apa kayak akan dapat low interaction lah intinya gitu Jadi kalau misalnya aku nge-gain sama semua gue bisa garansi pasti empat jelek Oke siap-siap Oke Mas Adit mungkin Udah ya ini apa? Hai di pasang jalan-jalan Henley usila jadi produsnya di foto sahabat-sahabat yang jualan konten seperti apa saling jualan saling kalau posting gak terkait dengan bagaimana misalnya bagaimana Oh gimana dia IG jualan produk. Gini loh, kan gue bilang, kalau IG jualan produk, maka itu adalah main account isinya katalog jualan produk.

Ya kan masalahnya adalah traffic-nya. Makanya buat account yang lain, fungsinya buat traffic. Karena kalau misalnya account jualan cari traffic, mau sampai budeg juga, setengah mati orang, artinya gini loh, sekarang saya tanya balik ke Anda yang nanya deh, Mbak Ika, kalau misalnya Mbak datang ke satu account, isinya semua jualan, apakah...

Mbak Ika akan follow? Jawabannya kan belum tentu kan, sekarang saya nanya lagi 30 hari ke depan, Mbak Ika semuanya datangin, gitu ya semua orang, Mbak Ika lihat, ternyata semuanya orang jualan semua kira-kira mau gak pake Instagramnya? kan dia gak mau gitu maksudnya, sama orang kalau orang lihat semua postingannya jualan, ya dia gak akan follow lah, siapa yang mau beli barang tiap hari, maksudnya ke Instagram lihat semua barang jualan semua, emang dia beli, kalau dia mau beli sesuatu, dia ke paket place gak ke instagram, gitu makanya dan account offernya contoh kayak gini nih, jualan halus nih thank you om Iko Jadi gak kena sponsor ya?

Itu gak boleh ya? Harusnya kan di story ya? Boleh tuh. Oh boleh?

Kalau cari follower dari giveaway, emang dari giveaway ya, Nik? Kalau giveaway itu, menurut gue pribadi sih, kalau giveaway itu sebetulnya bagus. Dengan catatan, selama tidak berekspektasi followers.

Tapi kalau misalnya cari follower dari giveaway, yang datang tuh pasti giveaway hunter. Jadi ya, dari giveaway hunter. Itu merusak engagement rate-nya kita Kalau engagement rate kita jelek Maka kita akan susah Nge-reach ke real followers Kita itu problemnya Makanya kalau misalnya cari giveaway Untuk cari followers Itu sangat jelek menurut aku pribadi Tapi kalau misalnya giveaway Buat cari audience Ya gak apa-apa Karena niatnya itu dia pengen dapet hadiah gitu ya Jadi gak niat Syarat kan Tapi gue gak tau ya, kadang tuh kalo misalnya gue nih udah suka sama sebarang, kamu share dulu ya, itu kadang-kadang gak tau ya, kalo gue sih, aduh jadi gak mau nge-share gitu.

Kalau kayak gitu gimana ya? Sama gue juga, artinya gini loh, dia akan kehilangan sebagian besar porsi persentase orang-orang kayak kita tuh Mas Ber. Yang kalo dia mau orang nge-share, gue kan orangnya gak mau nge-share, jadi mending gue cari orang lain kan gitu.

Emang yang jualan dia doang, gue juga gitu. Jadi dia akan kehilangan orang-orang tertentu kan gitu. Bener ya, jadi ini seperti lo bilang ya, mendingan followernya gak terlalu banyak tapi followernya bener-bener masuk rumah kita yang bener-bener emang fans kita, beneran gitu ya. Bukan karena ingin hadiah ya. Iya, yang penting itu follower seadanya tapi yang beli banyak.

Daripada follower banyak nggak ada duitnya, sama aja bohong. Yaudah Dit, berarti follower lu unfollow semua Dit? Paling berapa ya? Followernya aja paling 10 ya. Wih, 1.500 Mas Mer, tapi follow gua 7.000.

Ini Mas Henly lagi nih. Oh ya Mas Niko, tanya postingan bentuk puzzle bagus nggak ya? Iya, lagi. Nggak bagus ya, Nick ya?

Puzzle itu pasti jelek lah. Puzzle itu bagus untuk main account yang strategi multi-account. Jadi bentuknya kalau account katalog, kalau bentuk puzzle bagus. Karena secara estetika desain kan kalau lihat kan enak gitu ya.

Tapi kalau misalnya buat cari traffic pakai puzzle ya, ya nggak mungkin lah bagus. Gambarnya kepotong sana-sini. Ya kan jadi statis ya gitu-gitu mulu ya jadinya ya. Iya, jadi kan jelek.

Kalau buat cari traffic ya jelek lah. Karena orang nggak tahu nih gambar. Ini sih aneh banget gitu kan jadinya. Iya jadinya kalau mau posting baru jadi sayang-sayang kan. Sayang terus.

Harus tiga gitu. Harus tiga, harus sembilan, harus enam kan gitu ya. Rempong banget.

Ini Mas Omar. Mas Omar ditunggu ya nanti webinar. Ini alumni semua ini pada ngumpul nih. Iya. Kalau paket berbayar ngaruh ke engagement juga nggak, Niko?

Ngaruh, ngaruh, ngaruh. Tapi ngaruh... Lu sendiri ada ngiklan juga ya? Ada ngiklan di awal-awal ya?

Nggak ada. Woy, gila. Murni organik ya. Kalau ngiklan berbayar itu nggak terlalu sih. Nggak begitu pengaruh harusnya.

Ini tiba-tiba minta ganti password. Kenapa, Mas Niko? Hah? Oh, berarti ada yang mau masuk.

Jadi kalau misalnya Instagram itu pastiin pakai yang lain yang two-factor authentication ya, buat security. Atau ngakun-ngakun yang udah 10 ribuan itu ya. Mas Niko, kapan ke Bandung nih?

Nih, nih. Spammer Bandung nih. Ngumpul Jakarta aja kita. Ayo, Mas Eko.

Semuanya kumpul lagi yuk Seru nih kita Bootcampnya kedufan Nah ini Nick Reset konten Gimana nih Kelak lagi dari awal Mulai dari awal lagi Jangan-jangan Nick Udah nanti Ini aja ya Ah ini bagusnya bertanya Teman-teman ini kesempatan besar nih nanya di sekarang ya. Takutnya Niko tuh DM itu gak dijawab ya. Kan sekarang followernya udah banyak banget gitu.

Udah sombong sekarang soal ini. Bisa mungkin dijawab. Emang kalau ya terlalu banyak kan antri. Iya, iya, iya.

Following lebih banyak daripada follow jelek ya mas. Ya menurut lo jelek gak? Kan subjektif itu.

Kalau buat gue jelek. Kalau buat anda bagus ya saya kan gak bisa komentar. Ya subjektif lah itu. Oh ini bagus nih, kakak Niko, Cak Ella kakak udah kawin, saya tidak punya skill. Wush.

Rek IG, apa boleh versi saya dari sumber portal? Oh jadi ngambil sumber portal berita. Boleh, kenapa nggak boleh? Boleh. Iya banyak banget ya yang rame tuh sekarang ngambil cuplikan-cuplikan gitu masih efektif juga tuh ya kayak gitu ya.

Berita-berita viral tuh loh bagus. Karena kan ya tapi harus sering update ya. update sama konten viral itu biasanya kenceng juga di Instagram.

Jadi kalau aku pribadi itu kalau misalnya nggak ada skill di dokumen atau mendokumentasikan. Kalau aku itu biasanya itu kalau cari konten itu bisa cari di Instagram, kalau nggak cari Instagram itu cari di Quora, Quora tau nggak sih? Quora.com. Atau paling ke list-nya itu Google atau YouTube.

Banyak kan. Halo Mas Tiko, semangat dong Om Riza, ini menurut kita semua nih Om Riza, synergy what? Masih semangat dong Yes, bagaimana ya? Oke yuk lanjut yuk Daging om bukan kek Dit, kayaknya udah jam, udah berjam nih Dit Kasian nonton replaynya nanti, berarti kita tutup aja kali ya Hai nanti bisa tanya lanjut di ini ya DM Mas Nicole ya untuk ini ngomong-ngomong Nikoni punya materi funneling juga keren boleh comment Siapa yang mau dikongsi funneling yee ke-2 ini keren banget ya sih Nih Niko dulu nginepnya di rumah gue mulu Gue traktir mulu Jadi sekarang gantian gue Tapi ini bener teman-teman Dari Niko nginep di rumah gue itu Emang tiap ngobrol udah keren-keren Oke Ada request gak mau matari apa nih Sama Niko Julius Mau mau Mau Nanti nanti jam satu lagi ya, kita lanjut ini apa sebelum sahur oke oke siap siap jadi materi funneling ini apalagi di era sekarang ya mungkin ya, di era kita WFH ini funneling itu paling perlu banget kali, makin perlu kali Mas Niko ya, karena kan yang bisa bertahan kayaknya yang punya database paling besar dia ya Kayaknya akan punya unset besar banget gitu ya. Jadi funneling ini benar-benar apa ya?

Funneling yang Dupan keren banget. Apaan? Ya materi. Istana boneka.

Oh. Gue mikirnya istana boneka. Bootcamp, bootcamp. Nah pasti nih update-update baru nih funneling ini keren banget.

Bootcamp SPSATM itu sejarah tau gak? Sekali bikin udah gak bikin lagi 7 tahun. Jadi teman-teman beruntung. Eh teman-teman tau gak, SBCTM Bootcamp itu yang dateng itu Fiesta, Mas Fiesta ya Terus Kiki Mangrove Terus ada Mas Ferry Terus ada, wah Bang Omar Jadi sekarang orang-orang udah sukses semua Ngeri-ngeri ya Bootcamp pertama itu sejarah sih ya Request Youtube Wah Niko juga keren nih Ini kayaknya orang Youtuber ya Niko jago banget di social blade-nya juga Oke Mas Adit, udah kali ini Ya teman-teman, kita tadi Terima kasih Terima kasih buat Mas Iko Terima kasih buat Mas Iko dulu nih Terima kasih buat Mas Iko nih Setiap ini Keren banget, keren banget Oke teman-teman, mungkin itu ya Semoga materi sharing Mas Iko Malam hari ini bawa berkah, bawa manfaat Buat kita semua ya teman-teman ya Next berarti funneling nih ya Ditunggu nih jadwalnya nih Nah Dit Kayak yang Niko bilang Ini webinar Instagram kan Niko tuh jualannya dimana sih Nah ini mungkin ada banyak yang nanya nih komen Ini webinar jualannya dimana gitu Dit Jualannya? Iya Ini dimana Yang ditunggu-tunggu ini Ditunggu-tunggu Nah ini Nanti berkaitan sama materi funnelingnya Mas Niko nih.

Jadi kita di era DT, kalau kata Jack Ma ya, era DT ini intinya kita harus ngumpulin database pelanggan yang gede banget ya. Jadi sekarang itu udah eranya DT, kayak Mas Niko itu sebenarnya tadi kalau dilihat, strateginya adalah funneling mengumpulkan fans, intinya begitu. Setelah fansnya dapet, Nah dia gimana caranya akhirnya jadi buyer yang potensial banget gitu mas Niko ya intinya gitu ya Nah jadi itu masuknya nanti ke materi funneling untuk lebih detailnya lagi Nah SB1M sekarang mau launching produk baru teman-teman yaitu SB1M yang berlangganan namanya SB1M Subscriber Program Kebalik ya mas? Subscription Subscription Ya SB1M Subscription Program Nah itu dia Nah Jadi kayak semacam berlangganan koran gitu ya.

Semacam berlangganan koran. Nah ini teman-teman yang kerennya banget, yang paling keren banget program ini adalah ber-affiliate teman-teman ya. Jadi setiap ada recurring teman-teman dapetin fee affiliate-nya.

Semakin besar database yang teman-teman bisa teman-teman kumpulkan. Nah berarti teman-teman akan punya database pelanggan yang berlangganan setiap bulan nanti. Nah teman-teman juga nanti akan mendapatkan recurringnya juga gitu ya.

Jadi keren banget ya. Nah jadi di program berlangganan ini harapannya bisa juga memboosting untuk teman-teman semua ya yang mau bermain afiliate SB1M ini lah. Nah program ini sebenarnya mau launching di awal bulan ya tanggal 1. Tapi spesial hari ini langsung dibuka Mas Wir ya.

Udah dibuka apa gimana Mas Wir? Ya, karena pembicaranya Nico Julius spesial. Kita buka.

Nah, teman-teman yang mau subscribe, yang belum jadi, apa namanya, belum upgrade member, bisa upgrade ke program berlanggaran ini. Materinya juga keren-keren, teman-teman ya. Nanti teman-teman di sini bisa ikut, apa namanya, semua kegiatan belajar di SBA 1M, webinar hampir setiap hari. Ya, bisa ikutin semua kegiatannya. Dan teman-teman juga akan mendapatkan materi-materi ini nih.

Start up fast. bikin website, konsultasi dan materi-materi update jadi kayak langganan apa ya, langganan koran lah ya teman-teman ya jadi teman-teman juga dapetin bimbingan dari para mentor di SB1M materinya banyak banget nah ini harganya 100 ribu per bulan nah untuk di awal dibayarkan langsung 300 ribu per 3 bulan, intinya berlangganannya begitu ya teman-teman ya ini ada affiliate-nya juga ya Nah, jadi nanti teman-teman bisa bangun funnelingnya, membangun database mulai dari free member, akhirnya dia menjadi potensial bayar untuk teman-teman akhirnya punya database pelanggan yang terus berlangganan. Nah, jadi ini keren banget teman-teman ya. Programnya seperti itu. Nah, makanya nanti ini semua materi nyambung terus teman-teman ya.

Jadi pastikan selalu mengikuti kegiatannya. Jangan lupa hari Selasa besok itu ada... webinar free member juga yang gratis ya, live itu materinya minggu depan itu adalah Youtube hari Rabunya materi spesial dari Mas Berto jadi selasa Rabu teman-teman bisa ikut ya nah untuk yang sudah member, hari Senin besok kita ada materi startup gimana cara memulai dengan benar nah gitu ya intinya ya karena pertanyaannya banyak nih, biasanya mulainya dari mana, yang dikerjain apa nah itu dia ya Dengan tambahan tadi materi Mas Niko untuk materi IG jadi tambahan lagi nih ya. Wah keren ini. Selalu update terus intinya materi di SB1M ini ya.

Jadi kalau mau tanya. Tadi ada yang nanya ke saya. Mas tutorial di SB1M itu ada berapa ya? Saya bingung jawabnya ya. Karena materinya update terus ya.

Yang saya tahu ada 900 judul yang saya tahu ya. Tapi selalu nambah. Jadi teman-teman selalu dapetin update terus lah.

Intinya di program di SB1M ini kurikulumnya. Ya teman-teman mungkin itu. informasi terbaru mungkin mas Ben ada mau ditambahin sudah sih terima kasih banyak terima kasih apa bedanya sama newcomer teman-teman ini jadi gini ini kan era kita lockdown ini kita pengen teman-teman itu bisa cepat menghasilkan kalau misalnya ada beberapa yang jadi kalau saya bilang sih kalau paket langganan ini namanya subscription ini itu benar-benar kayak langganan pulsa aja ya, jadi teman-teman nanti dapat webinar dari Senin sampai Minggu teman-teman jadi kita mau fokus bantu teman-teman bener-bener berhasil gitu, nanti versinya kayak gini nanti ada yang zoom meetingnya juga dan lain-lain oke paling gitu terakhir mungkin tips buat teman-teman tips terakhir tips gue ya terakhir jangan cuma dengerin gue deh, yang penting tuh praktekin ya ya itu paling benar ya Gue inget banget tuh Dari 9 orang di Surabaya Action 3 orang ya 3 orang ini menghasilkan Wartung Terima kasih semuanya Yang tidak bisa disebut namanya Mas Zia Mas Zia ini pedagang Batiknya Ada Mas Cahyohen Rayanto juga Seneng banget ya kita Reunion jadinya disini ya oke biar replaynya gak kepanjangan oke selamat siang puasa besok yang menjalankan ibadah puasa stay safe ya selalu sehat teman-teman dan semoga semuanya dimudahkan dilancarkan kita sukses sama-sama mohon maaf ada salah kata terima kasih banyak Om Niko sukses terus terima kasih semuanya ya oke teman-teman ya selanjutnya Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam