Transcript for:
Keluarga dan Harapan dalam Mudik

Bapaknya yang kaya dengan ibu mas, orangmu gak sepur, nangimu menengnya uang sepuri lewat. Padahal diketekan wesono. Ya biarkan saja. Salah ngerti, mungkin Bapak belum mau pulang. Omisi Bapak, mohon maaf. Tujuannya gimana Pak? Saya salah jawab. Ini bukan sekali dua kali. Ini sering. Sabun lebaran. Bapak yang kayak ngonoiki. Mungkin bapak masih kepikiran Apa mungkin keluarganya masih mau nerima dia Dengan statusnya sebagai mantan api Ini wisro last tahun, Thomas Masa iya sih keluarganya orang gila nerima bapak Bapak kan bisa, puh Di sini hidup susah Kalau kamu jadi mantan harap bidanan Masyarakat dalam menyambut mudik lebaran tahun 2023 ini begitu tinggi Terlihat dari mulainya masyarakat membesar tiket kata api di momen lebaran hidup pilih kali ini Masyarakat... Mau mame karo apa to mas? Kan mamut ude Ude Karo tehange Onggo silahkan Oh iya Puasa kami buka Jangan membentuk maghrib Sampai sahur Oh iya barangkali ada tambahan pesanan Terima kasih Terima kasih pak Terima kasih pak Kenapa pak? Tidak ada Perkenalkan Mbak ini lagi magang di stasiun kita Nah mbak Beliau ini disini Makanya nanti kalau bingung Seri makan siang disini saja Bikin candu Boleh tonton pak? Oh iya Permisi ya Iya pak Ini ikan mayung Mayung, ya betul-betul Itu Pak KS minta nabah pesanan buat buka puasa nanti. Tambah tiga porsi lagi bisa. Loh, kok baru ngomong sekarang tuh mbak? Ini udah mau sore lho. Tapi sebentar ya. Kak tanya dulu sama Bo Narti ya. Tunggu sebentar ya. Iya Pak Le. Nar, Narti. Loh, Pak. Istirahat dulu, Pak. Pasti lagi puasa, kan? Jangan terlalu diporsir. Tidak apa. Runtinitas belum dibuka. Bapak lebaran dimana nanti? Udah mudik, Pak. Insya Allah, Mbak. Mbak belum pulang. Insya Allah, Pak. Mbak kampungnya... Gimana? Mbak Nay? No, De. Pak KS, pesan terlalu, opo lima meneh. Hah? Walah, maksud saya, Bapak KS mau nambah tiga atau lima lagi ya? Oh, pesan tiga lagi, Ibu De. Tadi Pak KS... sudah WA, tapi katanya centang satu ya? iya mbak, paket kuntek apa enggak 5 apa 10 gitu wes kok malah nambah lagi? ya ropo-popo mas jenengannya usaha Mbak nanti pesanannya saya hantar saja Saya mau ke stasiun sebentar Yaudah pak kalau gitu saya pamit ya Assalamualaikum Budi Budi udah ya gitu munggu ya Oh iya iya mbak Gus Eh, pak sedang apa disini? Anu, saya mau beli tiket ke Jakarta Walah pak, ya wess ini tak bantu Ini jadwalnya pak, bapaknya mau berangkat kapan? Ah, nanti saja lagi Saya pamit dulu Pak, mau kemana pak? Loh, udah jadi tau pak Bapak, apa-apa? Ini bawa ke dalam Oh iya, semoga Pak Mas, mas Barangnya tertinggal. Lain kali jangan sampai tertinggal ya, Pak. Mari. Terima kasih, Mbak. Ini si... Bagaimana, Nay? Tadi sudah kembu anartinya? Sudah, Pak. Wah, bagus. Yuk, masuk. Jelatan, Pak. Oh, Pak. Monggo, Pak. Gus, ambil makanannya. Bagikan ke kawan yang lain, yuk. Jadi totalnya 23, toh. Sudah. Jangan lupa, season 4 untuk di sini. Siap, Pak. Monggo. Nah, Pak. Nanti makan ikannya, yuk. Saya makan di rumah, Pak. Yowes. Nantinya saya telepon, Pak. Nartinya aku nanti. Pak, ini ada yang mau ngomongin. Emak buat muka puasa? Begini Nar, ini loh. Bapak mengenik ini. Aman tuh. Aman isek. Nanti ada yang mau ngomongin. Gege, nunggu. Nah, Pak. Aman. Hehehe, bagus. Kalau lagi makan begini, saya jadi ingat, waktu pertama kali ketemu Bapak dulu. Pun 8, opo 9 tahun gitu? 11 tahun, Pak. Eh, 11 tahun, Tom? Ya, ya, ya. Waktu itu saya masih ngini-ngini Pak Darmo. Itu, jamannya Pak KS yang dulu. Oh, sebentar. Ya, monggo, Pak. Diambil dulu. Biar nanti nggak ngomel lagi. Monggo, diterima, Pak. Ya, ada satu lagi untuk Bapak. Naik. Ini Pak. Ya. Ini kok Pak. Ada titipan dari manajemen untuk Bapak. Munggu, mohon diterima Pak. Dibuka aja pak, itu buat bapak. Mau gue dibuka pak? Terima kasih telah menonton! TKT berangkat tanggal piroh, Pak. Tanggal 20. Itunya, Pak. Itu kira-kira hampir dua, ya? Lah, sesuai, Pak. Bia, toh. Saya belum tahu. Kalau menurut Narti, sih, Bapak pulang, Pak. Mungkin ini sudah jalan takdirnya Bapak buat pulang. Saya sudah mengikhlaskan masa lalu saya. Disinilah keluarga saya sekarang. Ya, nggak juga begitu, Topak. Kami tahu, untuk jujur, terlebih untuk diri sendiri, itu memang gak mudah. Buat Nardi, apapun pilihan Bapak, Bapak sudah menjadi orang tua buat kami. Tidak akan ada yang menghalangi Bapak buat kembali ke sini. Tapi, penyesalan itu sesuatu hal yang sangat tidak menyenangkan lho, Pak. Bus, jangan ngomong kayak gitu. Meskipun itu memang benar. Tapi kan, ini semua tergantung sama Bapak. Nah, Bapak pribun, Pak. Jujur, saya masih ragu. Apakah keluarga saya tinggal di sana? Apakah mereka masih mengingat saya? Apakah mereka mau memaafkan saya? Berlarian dengan angin di bawahku Coba sampai tujuan Berkumpul berhenti menunggu Berhenti Jum'at berlahan-lahan, digantikan dengan sesak Terima kasih telah menonton! Terima kasih telah menonton Bagi Anda yang akan berbuka puasa, Anda dapat membeli makanan di restorasi kereta api. Atas nama PT Kereta Api Indonesia, kami mengucapkan selamat berbuka puasa bagi Anda yang menjalankan. Terima kasih. Hai lebih senyum itu beres Pak you can buy me and beverages at the dining car on behalf of PT Kereta Api Indonesia we would like to say happy birthday thank you rumah Pak Hai Mbak sebelum ibu pergi beliau berpesan pada naik mencari Bapak sudah lama Pak baiklah cari Mbak Pak Sampai akhirnya Nay tau bapak ada di sekitar stasiun Tawang Naylah tau dari orang-orang stasiun Bukan pak Bukan bapak tidak mau pulang Tapi sangat ingin Saya tidak bisa bayangkan bagaimana Bapak harus menderita, menahir untuk tidak buang sejak pertama ketemu sama Bapak Pengen, Pak. Nailah peluk banget. Apalagi waktu pertama bicara berdua sama Bapak. Nailah pengen milah. Lahat. Nailah di sini mau cumpus Bapak. Kami selalu menunggu kedatangan Bapak. Tidak, Pak. Kami tidak butuh uang yang selalu Bapak kirim dia. Bukan itu, Pak, yang saya tunggu. Angka ibu, Bapak kasih nama Nailan, artinya perempuan yang gigih dan puas seperti Bapak. Hai punya mata yang sama kayak Bapak dulu ini soal bilang sama Nailah hai hai Bapak adalah orang terbaik yang pernah hidup terlalu lama. Lihatlah, Laila, Pak. Tenang, Bapak. Laila di sini mau jemput Bapak pulang kembali ke rumah. Tapi maaf pak, maaf jika cara Laila terkesan memaksa bapak. Maafin Bapak dan terima kasih telah menjemput Bapak Terari hati-hati di bagung Teriak-teriak di rumah Ku ini hanya ingin berjalan Kau dukung mata hati Terima kasih telah menonton!