Transcript for:
Mempelajari Sosiologi dan Perilaku Sosial

Masih inget gerakan ini? Ribuan mahasiswa dari seluruh Indonesia turun ke jalan berhadapan dengan gas air mata demi nyuarain keresahan. Orang-orang menyebutnya, Aksi Paling Besar Setelah 98 Tapi emang, peristiwa 98 sendiri jauh lebih besar.

Waktu itu, seluruh penjuru Indonesia terlibat. Sampai-sampai korban jiwa banyak yang berjatuhan. Saat itu, aroma kebencian rasanya sampai bisa kita cium di udara. Tapi, gerakan gede semacam itu gak cuma terjadi di Indonesia.

Pernah ada revolusi Perancis yang ngelahirin konsep kebebasan dan kestaraan yang kita kenal sampai sekarang. Ada revolusi Bolshevik yang ngebentuk Uni Soviet meski kemudian runtuh lagi. Dan sampai di timur tengah sana, pernah ada revolusi musim semi-Arab di mana rakyatnya ngejatohin pemerintahan diktator. Sekarang, yang bikin kita mikir adalah gimana ngejelasin kenapa peristiwa-peristiwa itu bisa terjadi? Atau, apakah semua kekacauan tadi itu sebenarnya bisa diprediksi?

Tapi tenang, kalau ilmu fisika bisa ngejelasin asal mula alam semesta, ilmu sosial juga bisa ngejelasin masalah tadi. Sekarang, kita butuh tajamin penglihatan, karena sehabis ini, kita bakal datengin semua sudut kota dan melihat bagaimana masyarakat saling ngobrol satu sama lain. Inilah, Sosiologi.

Sederhananya, ilmu sosiologi itu bisa kita ibaratin kayak kacamata. Bukan kacamata biasa, tapi kacamata canggih yang bisa ngeliat karakter masyarakat yang beda-beda. Misalnya ada penduduk desa yang orangnya akrab-akrab banget. Di sisi lain, ada juga orang kota yang lebih cuek ngejalanin hari-harinya.

Terus, ada juga orang-orang yang sungguhnya ribut terus. Dengan ngeliat pake kacamata itu, hasil analisis dari yang kita liat bisa keluar. Baru dari situlah makin menarik lagi buat diulik lebih dalam.

Sosiologi membantu kita untuk bisa menjawab pertanyaan. Kenapa masyarakat bisa punya masalah yang beda-beda di saat bersamaan. Dan bahkan bisa lebih dari itu.

Tujuan awalnya sampai ada ilmu sosiologi itu karena kita penasaran sama perilaku manusia. Ya, mirip dengan psikologi yang sama-sama ngebahas manusia, tapi dalam skala yang lebih luas lagi. Berkat sosiologi, kita jadi tahu apa aja sih yang bisa nentuin kebiasaan dan sifat kita sehari-hari.

Melekatnya adat ketimuran di negara kita, bikin hampir semua orang makan pakai tangan kanan Menempelnya jajahan kolonial di masa lalu kita, bikin kita selalu mandang apa-apa yang luar negeri itu lebih keren Mengakarnya anggapan kalau pria harus jantan dan wanita harus anggun Bikin lapangan kerja di negara kita masih belum setara untuk laki-laki dan perempuan Dan gak cuma itu, karena sekarang teknologi terus menerus nubah hidup kita. Sosiologi adalah sosok yang bisa bantu mandu kita biar gak bingung ngadepin perubahan zaman. Karena begitu kita udah bisa ngamatin pula-pula perilaku masyarakat, kita bakalan bisa lebih kritis ngeliat itu semua. Dari sana, kita jadi bisa tau cara yang pas buat nyari solusi dan masalah-masalah yang ada. Tapi pastinya kacamata canggih ini pun gak tiba-tiba muncul gitu aja Ilmu sosiologi udah ngelewatin perjalanan panjang biar kacamata ini bisa secanggih sekarang Karena itu, coba sekarang kita pake kacamata ini buat ngeliat jejak langkah sosiologi sampai hari ini Perjalanan dimulai sejak revolusi industri terjadi.

Perubahan dari bercocok tanam jadi buru pabrik bikin masyarakat kebagi jadi kelas-kelas sosial. Si kaya dan si miskin. Banyak filsuf penasaran tentang kondisi baru masyarakat ini. Hingga lahirlah ilmu bernama Sosiologi. Sejak itu, ilmu sosiologi mulai diajar di kampus-kampus sampai dijadi dasar ilmu buat bikin peraturan-peraturan pemerintah.

Gara-gara adanya Perang Dunia Kedua dan revolusi politik di mana-mana, sosiologi terus ngelahirin banyak teori baru untuk nyoba menghami masyarakat. Ini tantangan-tantangan umat manusia memanjang dari perubahan iklim, intoleransi yang makin menjadi-jadi, majunya ekonomi digital, sampai overpopulasi. Tapi, sosiologi tetap hadir sebagai solusi. Karena dalam masalah apapun, selama ada masyarakat, sosiologi akan selalu berguna. Sekarang teknologi digital membuka panggung baru buat sosiologi Ya, sama kayak ilmu fisika yang lahir setelah penemuan teleskop dan biologi yang berkembang setelah ditemukan mikroskop Sebelumnya, kita gak punya alat sehebat teleskop atau mikroskop untuk ngamatin pola perilaku manusia Tapi lewat internet, sekarang kita punya itu semua terkumpul acak di samudera angka-angka bernama Big Data Mungkin kita belum sadar seberapa dalamnya ia tertanam di hari-hari kita.

Padahal semua perilaku dan sikap kita terekam oleh teknologi teknologi digital tempat-tempat yang kita datengin dan semua jalan kita lewatin dicatetin sama sistem GPS di HP kita pola pengeluaran uang kita sehari-hari direkam sama dompet elektronik dan bank-bank digital yang kita punya bahkan semua perasaan dan pemikiran kita ditampung sama aplikasi-aplikasi ini yang kita pakai tiap hari semua ini bisa kita buktiin langsung dengan nyoba jelajah di aplikasinya yang kelihatan di sana adalah konten-konten yang dirancang khusus untuk kita dengan ngamatin kebiasaan kita di internet. Dengan teknologi digital, penelitian sosiologi bisa direvolusi. Para sosiolog udah gak harus meneliti manual, ngewawancarain orang satu persatu, bahkan mungkin udah gak perlu ngamatin perilaku apa-apa lagi. Karena itu semua udah terekam dengan sendirinya.

Namun, masalahnya internet dan big data bisa ngelakuin lebih dari itu. Gak cuma untuk penelitian, dengan tahu kebiasaan kita dan tahu apa-apa yang kita suka dan gak suka, informasi yang kita terima bisa dikontrol. Akhirnya kita jadi bisa dikendaliin dari data. sama pihak gak bertanggung jawab di atas sana untuk ngelakuin apa yang mereka pengen. Kedepannya, ini bakalan lebih serem lagi.

Di hari ketika manusia udah nguasain big data, mungkin saat itulah kita udah gak akan ketemu sama yang namanya karena bebas. Kita gak boleh sampai ketinggalan dalam ngikutin perkembangan zaman ini dan itu termasuk di bidang sosiologi dan penting untuk kita gak cuma mengandalkan apa yang dia dapet di sekolah aja misalnya kayak mbak Inaya Rahmani ini dari waktu masih duduk di bangku sekolah beliau udah suka baca-baca buku ilmu sosial yang gak masuk di kurikulum dari sanalah, rasa ingin tau mbak Inaya dalam ilmu sosial selalu berkembang membawanya sampai lulus studi S3 di usia yang masih tergolong muda. Ia terus belajar dan terus membaca, dan tidak berhenti di buku, tapi juga berbagai media lain yang berdampak ke perubahan sosial.

Sosiologi itu harus paham gak sih bidang-bidang yang lain gitu. Ini saya kasih gambaran nih ya. Saya sendiri sebetulnya sosiolog media. Jadi yang saya peliti adalah program televisi, aplikasi handphone yang sering banget dipakai orang, persileman, musik. fashion tuh dampaknya apa ke perubahan sosial yang lebih luas.

Jadi sebagai sosiolog media yang saya lakukan adalah meneliti, terakhir tuh penelitian tentang pemilu, tentang polarisasi cebong dan kamprek di media sosial untuk menjelaskan konservatisasi agama dan politik. Ngertiin dasar-dasar sosiologi itu pentingnya bukan main. Di dunia yang makin penuh keragaman dan perbedaan, kita tetap gak bisa lepas dari fakta bahwa manusia itu makhluk sosial. Sosiologi menjawab semua rasa penasaran kita. Bagaimana sih caranya supaya manusia itu bisa hidup bersama tanpa perang?

dimana kita bisa hidup dengan lebih damai dan bersama-sama ya meskipun kita beda agama, warna kulit, kebangsaan kita semua manusia yang punya rasa takut, rasa ingin bahagia dan rasa socially connected ke orang lain Dengan berbagai kacamatanya, sosiologi mencoba membongkar puzzle dari apa yang selama ini tersembunyi di masyarakat. Dengan berbagai cara pandang yang ditawarin sosiologi, kita bisa melihat masalah-masalah yang ada di masyarakat dengan lebih jelas. Dan dari sana, lebih menghargai perbedaan yang ada.

Seandainya sosiologi nggak pernah ditemukan, mungkin dunia akan terasa makin gelap dan kita nggak pernah ngerti apapun tentang segala keributan yang terjadi di luar sana. Dan terpenjara dalam situasi itu tanpa tahu harus berbuat apa. Dari video psikologi kemarin, kita udah tau kalo otak manusia adalah objek paling misterius di alam semesta.

Dan tiap-tiap manusia ngehasilin begitu banyak data. Dan namanya masyarakat, itu isinya ada banyak banget manusia. Perjalanan terbaru sosiologi, baru aja dimulai. Jadi udah setengah serialko bisa explain sini kita jalanin Sampai titik ini kita udah sama-sama liat gimana emang semua ilmu bener-bener berhubungan untuk saling nyempurnain satu sama lain Dan itu akan kita temui dengan jelas banget di episode sehabis ini Karena disana kita akan ketemu sama kombinasi dua ilmu yang sekilas tampak gak ada hubungannya Ilmu sosial dan matematika Jadi sampai bertemu lagi di ilmu yang bantuin bikin kita keputusan yang sangat rasional dan penuh perhitungan dengan cara ngebuat kita dapetin hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal. Ya, ilmu ekonomi.

Jangan lupa like, share, dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru dari kami.