Transcript for:
Teori Angsa Hitam dan Pandemi COVID-19

Mungkin orang bijak adalah orang yang tahu bahwa dia tidak dapat melihat hal-hal yang jauh di luar pandangannya. Nasim Nicholas Taleb Apakah kalian pernah membayangkan sebelumnya bahwa pada tahun 2020, dunia akan dilanda dengan pandemi COVID-19? Awalnya kita berangkat ke kampus dengan nyaman, menikmati akhir pekan bersama sahabat. Sesekali kita datang ke konser atau festival musik, kita bisa menonton bioskop, bersantai di coffee shop, atau merencanakan liburan layaknya tidak ada yang bisa menghambat semua rencana kita. Kita sudah bersiap akan segera menyelesaikan skripsi, merayakan wisuda, dan tak sabar untuk merasakan bekerja di perusahaan yang kita inginkan. Namun tiba-tiba berita tentang sebuah penyakit serupa pneumonia itu meresahkan kita. Penyakit yang awalnya terdeteksi di Wuhan, China pada akhir 2019 itu, mulai tersebar ke berbagai belahan dunia. Penyakit yang kemudian dikenal dengan COVID-19, akhirnya dikonfirmasi telah masuk ke Indonesia. Pasien 1, pasien 2, hingga tak terhitung jumlahnya. Selama hampir 3 tahun ini, Berdasarkan data World Health Organization atau WHO per Agustus 2022, secara global telah tercatat lebih dari 590 juta kasus COVID-19 dengan kematian yang dilaporkan. COVID mengisolasi kita semua. Segala aktivitas perekonomian dan pariwisata lumpuh hampir dua tahun lamanya. Banyak perusahaan yang merugi dan mengalami kebangkrutan. PHK terjadi di mana-mana, harga barang meningkat, hingga sempat naik tak masuk akal. Kelangkaan barang, kelangkaan obat, indeks harga saham gabungan atau IHSG juga melemah. Banyak keluarga yang mengalami masalah ekonomi, hingga terlilit hutang. Ini adalah salah satu peristiwa Black Swan Theory. Peristiwa yang mengejutkan, tak dapat diprediksi, dan memiliki dampak yang besar serta meluas. Sejarah Kita semua selama ini mempercayai bahwa angsa akan selalu berwarna putih. Hingga suatu hari ditemukan bahwa ternyata ada angsa yang berwarna hitam. William de Fleming menemukan angsa hitam di Australia pada tahun 1697. Satiris Romawi Juvenal bahkan menyebut penemuan adanya angsa yang berwarna hitam ini untuk menggambarkan sesuatu yang sangat langka terjadi. Penemuan itu berhasil mengubah pandangan kita Yaitu bahwa kita selalu fokus pada hal-hal yang kita tahu dan kita yakini, hingga kita tidak dapat memprediksi sesuatu hal yang di luar bayangan kita. Dan kenyataannya kita tidak bisa menebak secara pasti apa yang ada di luar sana. The Black Swan Theory adalah suatu peristiwa yang tidak dapat diprediksi, yang melampaui apa yang biasanya diharapkan dari suatu situasi, dan memiliki konsekuensi yang berdampak negatif, parah, menyebar luas, dan ekstrim. Istilah Black Swan Theory awalnya dipopulerkan oleh Nassim Nicholas Taleb, seorang profesor keuangan, penulis, dan trader Wall Street. Taleb menulis tentang gagasan peristiwa angsa hitam dalam sebuah buku pada tahun 2007 sebelum peristiwa krisis keuangan tahun 2008. Taleb berpendapat bahwa karena Black Swan Theory tidak mungkin diprediksi karena kelangkaannya yang ekstrim, namun memiliki konsekuensi bencana. Sehingga penting bagi kita untuk selalu berasumsi bahwa Black Swan Theory adalah suatu kemungkinan yang dapat terjadi dan mencoba merencanakannya dengan tepat. Beberapa orang percaya bahwa diversifikasi mungkin bisa menjadi perlindungan ketika Black Swan Theory benar-benar terjadi. Toleh berpendapat bahwa pandemi COVID-19 bukanlah peristiwa Black Swan Theory, karena baginya dampaknya dapat diprediksi. Namun bagi banyak orang dan banyak negara, pandemi COVID menjadi peristiwa Black Swan Theory. dimana dampaknya sangat meluas, tak terprediksi, dan kemunculannya langka terjadi. Randomness in the end is just a knowledge. The world is opaque and appearances fool us. Hal acak, pada akhirnya hanyalah bagian dari ketidaktahuan kita. Dunia ini buram, dan penampilan membodohi kita. Nassim Nicholas Taleb, Mediocre dan Extremist Tipe mediocre contohnya adalah pada saat kita bekerja sebagai pegawai atau karyawan tetap, kita akan mendapatkan penghasilan dengan batas penghasilan harian. Pendapatan harianmu dapat diprediksi jumlahnya bergantung pada jam kerja, jabatan, atau pengalaman kerja dan tak mungkin suatu hari. kamu akan mendapat penghasilan yang luar biasa besar di atas normal. Sedangkan tipe ekstremis, contohnya adalah saat seseorang bekerja dengan memaksimalkan ide. Contohnya seperti seorang trader dan juga penulis. Tipe ini lebih mengutamakan berpikir keras daripada bekerja keras. Dengan intensitas pekerjaan yang sama, mereka bisa menghasilkan uang yang sangat berbeda. Contohnya adalah seorang penulis buku. Dengan waktu yang sama dan intensitas yang sama, Bisa jadi hasilnya sangat berbeda. Penulis buku seperti Raditya Dika, Andrea Hirata, atau Dewi Lestari misalnya, bisa memperoleh penghasilan besar dari tulisannya, baik dari buku maupun setelah diadaptasi menjadi film. Penulis lain bisa saja tak memperoleh banyak uang dari bukunya, dan bahkan penghasilannya tak dapat menutup biaya produksinya. Ini menunjukkan bahwa tipe ekstremis bisa mendapat hasil yang sangat berbeda. dari upaya yang sama. The Black Swan Theory juga dapat menggambarkan sebuah peristiwa ketika seseorang bisa memperoleh kekayaan atau penghasilan di luar kebiasaan, di mana rata-rata orang pada umumnya tidak dapat mencapai penghasilan seperti itu. Seperti apa yang dialami orang-orang terkaya di dunia saat ini, seperti Elon Musk, Jeff Bezos, atau Warren Buffett. Banyak orang berbisnis dan bermain saham, namun ada berapa yang bisa seperti mereka? Masa lalu tak dapat menjadi acuan bagi masa depan. Indonesia adalah negara yang cukup aman dan damai. Masyarakat dapat berpergian dengan nyaman, masyarakatnya sangat ramah, penuh toleransi. Pariwisata yang maju seperti di Bali dan Yogyakarta menawarkan keindahan dan keramahannya. Hingga pada tahun 2000, terdapat ancaman bom gereja di 13 lokasi di Indonesia, disesul bom Bali pada tahun 2002, dan bom di J.W. Marriott. di tahun 2003. Ratetan peristiwa ini di luar prediksi, membawa ketegangan, trauma, dan berdampak besar bagi citra Indonesia yang terkenal dengan keramahannya. Hingga mengubah pandangan banyak orang tentang keamanan di Indonesia. Akses masuk di berbagai tempat diperketat, hotel, mall, dan banyak fasilitas publik menerapkan keamanan berlapis seperti anjing pelacak, metal detektor, peningkatan jumlah CCTV, X-ray security scanner dan penambahan jumlah petugas keamanan. Bagi masyarakat Indonesia pada tahun 2000, peristiwa bom gereja menjadi sebuah kejadian The Black Swan Theory, yaitu ketika kita menjadi lengah karena memprediksi semua akan baik-baik saja. Namun kejadian tersebut menjadi bagian dari sebuah pengalaman yang akhirnya mengubah perilaku kita pada umumnya. Kita menjadi terbiasa dengan pengamanan ketat dan lebih bisa menangani ancaman bom. Ketika suatu peristiwa langka terjadi, maka seringkali nasihat untuk tak melakukan sesuatu jauh lebih berguna daripada nasihat tentang apa yang harus dilakukan. Yuval Noah Harari dalam bukunya Homo Deus sempat mengungkapkan bahwa pengetahuan yang tidak mengubah perilaku itu tak berguna, tapi pengetahuan yang berhasil mengubah perilaku akan kehilangan relevansinya. Semakin banyak data, pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki, Semakin baik kita memahami sejarah, namun semakin cepat sejarah berubah arah, semakin cepat pula pengetahuan kita menjadi usang. Ranked beliefs not by their plausibility, but by how much harm they might cause. Peringkatkan keyakinan bukan berdasarkan kemungkinannya, tetapi berdasar seberapa banyak kerugian yang mungkin ditimbulkannya. Nassim Nicholas Taleb Cara menghadapi Black Swan Theory Jangan terlalu percaya diri. Semakin tinggi pengetahuan, pengalaman, dan inteligensi seseorang, terkadang membuat seseorang menjadi terlalu percaya diri dan lengah. Dia merasa dapat menangani dan mengantisipasi semuanya, namun menjadi lengah dalam menghadapi hal baru yang diluar prediksi. Bersikap terbuka. Bersikap terbuka pada berbagai masukan dan pengalaman orang lain akan membuat kita memiliki lebih banyak wawasan dan lebih siap menghadapi segala kemungkinan. Karena terkadang suatu peristiwa menjadi black swan teori bagi kita, namun menjadi sesuatu yang bisa diprediksi oleh orang lain. Komunikasi dan keterbukaan menjadi kunci untuk meminimalisir segala resiko terburuk. Jujur dalam setiap kondisi. Bila mulai terdapat tanda-tanda yang diluar wajar atau diluar prediksi, maka cobalah untuk jujur dan sampaikan pada anggota yang lain, sehingga bisa saling bertukar pendapat dan pengalaman. Bisa jadi rekan kita lebih menguasai. menguasai keadaan dan memiliki pengalaman lebih banyak pada peristiwa tersebut dan tahu bagaimana mengatasinya Menggabungkan strategi Kamu bisa menggabungkan strategi yang berbeda untuk berjaga-jaga. Misalnya menggunakan strategi aman lebih banyak, namun memberikan ruang juga untuk strategi yang lebih agresif. Dalam keuangan misalnya, kamu dapat menaruh sebagian besar uang di investasi yang aman seperti reksadana, tapi menyediakan pula porsi untuk investasi yang lebih agresif seperti saham atau kripto yang tinggi potensi keuntungannya namun juga tinggi resikonya. The Black Swan Theory mengingatkan kita untuk selalu waspada dan tidak meremehkan setiap pertanda atau hal kecil yang terjadi. Seringkali alam telah memberikan tanda-tanda, namun kita menyepelekan karena merasa telah memiliki pengalaman dan merasa dapat mengatasi dengan pengetahuan yang kita miliki. Namun kenyataannya ada angsa hitam yang bisa saja muncul secara tiba-tiba, di luar prediksi, memberikan efek kejutan, Memiliki dampak besar, parah, dan sangat merusak. Segala rencana kita bisa berantakan. Namun bila kita mau membuka diri pada setiap masukan, tidak bersifat arogan, tidak terlalu percaya diri pada pengetahuan dan pengalaman, maka kita dapat lebih siap menghadapi segala sesuatu hal yang terjadi. The more lethal the risk, the less visible they will be. Since the severally victimized are likely to be eliminated, From the evidence, semakin mematikan resikonya, maka akan semakin tidak terlihat. Karena korban terparah kemungkinan besar akan dihilangkan dari bukti. Nasim Nicholas Tal