Transcript for:
Inovasi Geniora dan Sejarah Perjuangan

Ada yang spesial buat kamu, ini dia Geniora Phone Smartphone pertama untuk anak Cara selalu berinteraksi dengan keluarga agar anak aman di era digital Geniora Phone Engaging Life Hai teman-teman, kalian tau kan setelah peristiwa proklamasi Indonesia secara resmi sudah merdeka Tapi masih ada aja loh pihak asing yang tidak mengakui kemerdekaan Indonesia Masa sih Om Patok? Emang mereka masih mau ngejajah Indonesia lagi ya? Iya Danang Dan itulah yang mengawali perjuangan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaannya Terjadi perlawanan di beberapa daerah Salah satunya di Surabaya Surabaya?

Gimana tuh om ceritanya? Begini danang, pada tanggal 29 September 1945, pasukan Inggris mendarat di Jakarta. Poskon ini dipimpin oleh General Inggris bernama Sir Philip Christensen. Tapi kedatangan tentara Inggris ini diboncengi oleh Nika, dan rakyat sangat marah waktu itu. NICA itu apa?

Nika adalah pemerintahan sipil yang dibentuk oleh Belanda dan berpusat di Australia Terus om, kenapa rakyat jadi marah? Soalnya, Nika memberi bantuan senjata pada Kenil Hah? Apalagi itu om KNIL?

Kenil adalah tentara sewan Belanda yang berisi orang-orang bekas tahanan Jepang Oh gitu toh, lalu? Di lain kesempatan yaitu pada tanggal 25 Oktober 1945, pasukan Inggris lain mendarat di Surabaya. Kali ini, pasukan dipimpin oleh Brigadir Jenderal Albertine Walter Southern Malabi. Wakil Pemerintahan Republik Indonesia dan Sang Jenderal mengadakan pertemuan dan sepakat untuk saling menjaga keamanan.

Jadi, pasukan Inggris diberi wawenang untuk menyerang tentara Jepang dan juga membebaskan tawanan perang. Eh, ternyata Inggris mengingkari janjinya. Surangan pertama dari tentara Inggris dipimpin oleh Kapten Shaw dan mereka menyerang penjara Kalisosok pada tanggal 26 Oktober.

Di sana, ia berhasil membebaskan Kolonel Weir yang dulunya ditawan Jepang. Keesokan harinya, tanggal 27 Oktober, tentara Inggris menguasai Pangkalan Udara Tanjung Perak, kantor pos besar, dan Gedung Bank Internatio. Pihak Inggris menyebarkan pamflet berisi perintah agar rakyat Surabaya dan Jawa Timur menyerahkan senjata-senjata yang dirampas dari tentara Jepang. Walah, tega banget ya. Tapi aku yakin, rakyat Indonesia pasti nggak nyerah gitu aja.

Ya kan, Om? Bener banget itu. Makanya, dari tanggal 27 sampai 29, 9 Oktober, terjadi pertempuran hebat loh antara pasukan Inggris dan rakyat Surabaya. Tempat-tempat yang tadinya dikuasai Inggris, akhirnya direbut lagi sama rakyat.

Jadi, Inggris udah kalah dong, Om. Hampir kalah, Danang. Inggris kan termaksud salah satu negara sekutu.

Jadi, pihak Inggris minta bantuan ke komandan sekutu agar bisa menghubungi Presiden Soekarno. Baru deh habis itu. Presiden Soekarno bersama Muhammad Hatta dan Menteri Penerangan yaitu Amir Syarifuddin mengadakan perundingan dengan Brigjen Malabi.

Lalu, keputusannya apa, Om? Tanggal 30 Oktober, Inggris dan Indonesia sepakat untuk menghentikan pertempuran. Tapi, tiba-tiba di hari yang sama jam 5 sore terjadi lagi pertempuran di Gedung Bank Internatio.

Dalam pertempuran itu, Akhirnya, Brigjen Malabi terbunuh. Aduh, kejadian itu pasti bikin pasukan Inggris kaget. Iya, Danang. Dan karena peristiwa itu, pada tanggal 9 November, Inggris mengeluarkan ultimatum atau peringatan dengan ancaman.

Isi ultimatumnya begini. Semua pemimpin dan para pemuda Indonesia harus menyerahkan senjatanya di tempat-tempat yang telah ditentukan. Kemudian menyerahkan diri sambil mengangkat tangan selambat-lambatnya pukul 6 pagi tanggal 10 November. 1945, jika sampai padahal batas waktunya tidak menyerahkan senjata, Surabaya akan kami serang dari darat, laut, dan udara.

Loh kok gitu om? Rakyat kan udah bersusah payah merebut kemerdekaan. Benar itu. Makanya, Gubernur Jawa Timur dan tokoh-tokoh lain sepakat untuk menolak ultimatum tersebut. Rakyat pun dilindungi oleh pasukan tentara keamanan rakyat yang dipimpin oleh Kolonel Sungkono, dan tentara Republik Indonesia Pelajar yang dipimpin oleh Mas Iman.

Para pejuang berteriak, Lebih baik mati daripada dijajah. Merdeka atau mati? Wih, gagah berani ya para pejuang kita itu. Iya dong.

Tapi, karena penolakan tersebut, terjadi perang besar pada tanggal 10 November. Jumlah tentara Inggris mencapai 10 ribu orang loh, Danang. Tapi, Tapi rakyat berhasil menahan serangan tersebut selama 3 minggu.

Tapi senjatanya Inggris kan pasti lebih bagus ya om. Kalau rakyat kita cuma pakai senjata hasil rampasan dan bambu runcing aja. Nah, makanya itu danang pasukan Indonesia akhirnya terdesak.

Dan Markas Pertahanan Surabaya dipindahkan ke desa Lebaniwaras atau Markas Kali. Walaupun gitu, kepahlawanan rakyat Surabaya masih kita peringati setiap tanggal 10 November sebagai hari pahlawan. Betul, Danang.

Ngomong-ngomong, kamu masih mau tahu lagi nggak perjuangan di daerah lain? Ya mau dong, Om. Kita bahas di video berikutnya ya.

Terima kasih.