Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saya masuk Islam pada tahun 2002 karena pertanyaan kenapa. Kenapa sih Tuhan itu harus Allah, kenapa sih rasul itu harus Muhammad, kenapa sih agama itu harus Islam dan kenapa sih saya harus masuk Islam. Karena saya masuk Islam dengan pertanyaan kenapa?, maka pertanyaan pertama yang saya tanyakan ketika saya masuk Islam juga kenapa? Kenapa sih Islam yang begitu hebat yang saya temukan ini, Islam yang begitu indah yang saya temukan ini, ternyata pada kejadiannya, pada faktanya tidak seperti teorinya, Islam yang sangat hebat, sempurna, paripurna, tidak ada tandingan tapi ternyata pada kenyataannya kaum muslimin dimana-mana terpuruk, kaum muslimin dimana-mana terjajah, sangat mudah sekali diprovokasi, mereka punya mental yang buruk, mereka punya skill individu yang tidak baik, mereka juga tidak bisa dipercaya, inilah yang saya jawab dalam buku saya Beyond The Inspiration. Why. Bismillahirohmanirrohim. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Begitupun juga shalawat dan salam semoga tercurah dan terlimpahkan hanya kepada Baginda Nabi Besar Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Teman-teman sekalian, Insya Allah dirahmati Allah, semoga Allah menambahkan pada kita ilmu yang bermanfaat, Allah menambahkan pada kita keimanan keimanan kita, ketaatan kita kepada Allah dan mudah-mudahan kita senantiasa dimudahkan oleh Allah untuk melakukan kebaikan demi kebaikan untuk menutupi segala sesuatu yang kurang yang pasti kita akan buat di dalam hidup kita. Alhamdulillah kita pada hari ini melanjutkan lagi, sharing kita, bedah buku Beyond The Inspiration, bab ke-17 dan di bab ketujuh belas, bukan bab 17, bab ketiga tapi episode ke-17 dan di episode yang ke-17 ini kita melanjutkan lagi pembahasan kita yang kemarin, masih tentang tiga pertanyaan besar di dalam kehidupan manusia. Dari mana asal manusia, akan kemana manusia setelah mati dan ngapain dia hidup di dunia ini. Karena teman-teman sekalian, kalau seseorang itu menggunakan akalnya, curencity-nya, maka dia harusnya bertanya, minimal dia mempertanyakan Apakah hidup dia di dunia ini cuma untuk gini-gini aja atau ada sesuatu yang sebenarnya menjadi tujuan lebih besar daripada hidup dia. Dan kita sudah mengambil banyak sekali perumpamaan, kita sudah mengambil perumpamaan tentang orang yang ada di airport, kita sudah mengambil perumpamaan dengan yang lain-lain. Yang terakhir kita mengambil perumpamaan misalnya kalau kita lihat barang-barang yang paling mahal di dunia, kalau seandainya laptop di, laptop paling mahal itu diciptakan untuk satu tujuan tertentu, dengan spek yang sangat mahal sekali, kalau seandainya kamera yang paling mahal juga diciptakan untuk satu tujuan tertentu, dan kalau kita bayangkan, kalau kita pikirkan, kita dikasih misalnya kamera yang paling canggih, dengan kemampuan low light yang paling tinggi dan kemampuan merekam yang paling baik dan harganya itu kalau saya lihat sekitar 500-an juta ya, itu kita dikasih kameranya itu, tiba-tiba kita dikasih kita cuma ganjal pintu dengan kamera itu, kira-kira gimana pendapat yang ngasih, gimana perasaan yang ngasih, kan gitu atau ada, ada orang memberikan kita laptop yang paling mahal yang paling tinggi speknya, harganya tarohlah 100-an juta, tapi kita cuma pakai hanya untuk main Solitaire misalnya, main game yang yang yang yang, ya game bawaan dari komputer, gimana kira-kira perasaan yang ngasih dan pertanyaan itu harusnya kita lebarkan kalau seandainya laptop yang paling mahal ada tujuannya dan kamera paling mahal ada tujuannya, maka seluruh di dalam hidup kita ini, seluruh yang ada kita punya ini, organ tubuh kita ini lebih mahal daripada kesemuanya, masa itu semua tidak punya tujuan. Kalau saya laptop dan kamera sejak punya tujuan, harusnya kita juga punya tujuan, dan kita tahu bahwa mengetahui tujuan itu akhirnya mumet, ruwet kalau kita mikirin sendiri, maka harus ada sebuah external source untuk kita mendapatkan informasi ini, karena kenapa? kita andaikan kemarin kalau ada orang mau tahu tentang Istanbul tapi dia enggak pernah pergi ke Istanbul, maka dia akan cari external source ketimbang dia bayangin sendiri. Oh kayaknya di Istanbul ada begini, begini begini, kayaknya angkotnya warna ini, kayaknya disana orangnya begini, daripada dia nebak-nebak, dan nebak-nebak nggak akan pernah menghantarkan dia pada satu kebenaran, maka lebih baik dia tanya pada external source. Siapa external source itu? dia bisa nelpon temen yang ada di sana, dia bisa buka Google, dia bisa, dia bisa untuk ngemail temannya di sana atau nanya orang-orang sudah pernah pergi ke Istanbul, itu nama external source. Sesuatu sumber yang bukan langsung dari dia, jadi dia enggak bisa memikirkan itu, karena kenapa? karena itu diluar pemikiran dia, itu adalah bukti kelemahan manusia ketika mengamati segala sesuatu alam semesta, manusia dan kehidupan, dia mendapati bahwa dirinya itu lemah, dirinya terbatas, dirinya tidak bisa menjelaskan semua perkara yang dia pikir atau dia lihat dalam kehidupan dia sehari-hari. Mengamati fenomena mati saja orang akan semakin bingung, kenapa orang bisa mati, kenapa ada orang hidup dan kenapa ada orang mati, lalu setelah mati itu kesadaran dia akan pergi kemana, maka kalau dibiarkan menebak-nebak, ya jadilah film-film Hollywood yang sekarang. Tapi kalau kita pakai external source yaitu kredibel maka kita akan mendapatkan informasi-informasi yang nanti akan bisa menjawab darimana asal manusia, ngapain dia di dunia dan akan kemana dia setelah mati, khususnya ngapain dia di dunia ini, ini menjadi semakin jelas. Nah tugas kita adalah menemukan informasi yang kredibel itu. Dari mana informasi external source yang kredibel itu, tugas kita menemukan. Nah teman-teman sekalian, saya secara pribadi, saya lahir dari keluarga Katolik. Ini bukan berarti kita ingin membicarakan agama atau kita ingin menjelekkan agama, tidak sama sekali karena kita harus disklaimer dulu, di dalam agama Islam itu kita dilarang untuk menjelekkan agama yang lain tapi tolong dibedakan antara menjelekkan agama dengan menyampaikan satu kebenaran. Kalau seandainya kita punya satu produk yang bagus, lalu mulai kita sampaikan ini produknya bagus karena begini, begini, begini, begini, lalu perkara lantas misalnya taruhlah kompetitor merasa bahwa dirinya tidak sebagus itu, itu bukan menghina tapi kita menyampaikan. Itu di dalam Islam namanya dakwah, kalau di dalam Islam kita mengatakan bahwa kita menolak Tuhan itu tiga, karena kita mengakui Tuhan hanya satu. Tolong difahami, itu bukan menghina tapi ini menjelaskan dasar-dasar keimanan kita karena kalau seandainya kita mengatakan bahwa Tuhan itu tiga, enggak boleh lantas ini sama saja mengatakan bahwa berislam juga tidak boleh, karena berislam tuh berarti satu paket mentauhidkan Allah, berarti tidak, tidak mengakui Allah kecuali hanya satu. Nah berarti perkara menghina ini beda dengan perkara menjelaskan satu kebenaran. Pun agama lain juga sama ketika mereka tidak mau menjadi seorang muslim, pasti ada alasan yang mereka punya, kenapa mereka tetap beragama di situ dan mereka boleh saja menyampaikan alasan-alasannya dan kaum muslimin tidak akan merasa tersinggung ataupun merasa terhina kecuali kalau seandainya ada penistaan-penistaan agama yang sebagaimana terjadi beberapa waktu, misalnya ada orang menghina Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, menjadikan syariat Islam sebagai bahan olok-olokan. Nah itu tidak boleh, tapi ketika kita meyakini sesuatu dan kita punya selera terhadap sesuatu, maka itu ya silahkan-silahkan saja. Nah saya saya dulu lahir sebagai keluarga orang Katolik tetapi sayangnya pada waktu itu keluarga saya mungkin tidak terlalu beragama, sehingga ketika saya sudah baligh dan sudah mulai berfikir, saya harus mencari sendiri jawaban dari mana asal manusia, akan kemana manusia setelah mati dan ngapain hidup manusia di dunia. Singkat cerita teman-teman sekalian, saya mencoba untuk mencari ini di dalam agama saya, tapi saya enggak dapat pada saat itu, ketika saya enggak dapat maka jadilah saya mempunyai anggapan bahwa agama itu kayaknya cuma sesuatu yang digunakan untuk mengendalikan manusia, jadi bagaimana cara yang sedikit bisa mengendalikan golongan yang banyak pakailah manusia. Ya samalah teori-teori konspirasi zaman sekarang yang mengatakan bahwa agama itu cuma konspirasi, ya kira-kira saya dulu beranggapan kayak begitu. Saya enggak meyakini agama, saya menganggap tokoh-tokoh agama itu cuma memanfaatkan agama, jual agama dalam tanda kutip, mabok agama. Jadi kalau seandainya, sekarang ada orang kayak gitu, ya itulah pengalaman saya dulu, ketika saya masih mencari-cari agama yang benar tuh kayak apa, mencari penjelasan atas dari mana asal manusia, akan kemana manusia setelah mati dan pada ujungnya adalah apa yang harus dia lakukan di dunia ini. Nah maka ketika saya mencari itu, ketika nggak dapet dalam agama, saya mencarinya di dalam sains, itulah alasan mengapa saya begitu tertarik dengan sains khususnya pelajaran biologi, fisika, kimia, dan yang lainnya, ilmu pasti yang jelas ya. Lah kenapa saya sangat tertarik pada biologi, karena biologi membahas tentang darimana asal manusia, The Origins of life, bagaimana manusia itu bisa tercipta, bagaimana manusia itu berkembang biak dan seterusnya. Kenapa saya suka fisika,karena fisika dalam sebuah pertanyaan yang lebih besar lagi, dia bukan hanya membahas tentang The Origins of Life tapi The Origins of everything, jadi asal mula daripada segala-galanya, tentang planet-planet, tentang bagaimana munculnya planet, bagaimana kemudian kejadian- kejadiannya, teori-teorinya. Kenapa kimia, ya karena kimia ya bagian dari pada itu juga sebenarnya sains yang kemudian saya seneng. Kenapa saya senang sains, balik lagi karena saya perlu jawaban atas dari mana asal manusia, akan kemana manusia setelah mati atau segala ini berakhir, untuk menentukan secara jelas saya mau apa di dunia ini. Apakah saya tercipta cuma untuk main-main, apakah orang tercipta cuma untuk melawan segala sesuatu yang, ya bagi saya ya beda-beda orang itu memahaminya dan ini, ini terbukti pada zaman sekarang teman-teman sekalian, kalau orang nggak, nggak begitu ngerti tentang darimana dia berasal dan akan kemana dia setelah mati atau tujuan, tujuan daripada segala macam ini diciptakan, maka dia pasti akan kesulitan untuk memahami ngapain hidup dia sekarang. Maka jangan heran melihat orang-orang zaman sekarang, yang kalau seandainya dia menghabiskan waktunya, menghabiskan hidupnya cuma untuk joget-joget, mencari popularitas secara instan, famous seperti yang saya bahas semalam itu, ya itu adalah gambaran bahwa mereka enggak ngerti, untuk apa dunia ini, hidup mereka ini untuk apa, dari mana, sehingga mereka enggak merasa perlu mempertanggungjawabkan sesuatu, mereka enggak merasa perlu untuk memanfaatkan sesuatu dengan cara yang benar, ya kalau mereka pengen untuk kamera terbaik itu mereka untuk ganjal pintu, ya mereka ganjal pintu, kalau badan mereka yang keren itu mereka pikir mereka bisa cuma gunakan untuk menarik lawan jenis lalu kemudian bertingkah mesum ria, ya itu adalah kemudian yang mereka lakukan. Ya kalo mereka melihat bahwa wajah mereka lalu kemudian diri mereka itu cuma untuk dibully atau membully orang lain, ya itu yang mereka lakukan. Jadi teman-teman sekalian, saya waktu itu mencari, untuk apa hidup saya di dunia ini, kenapa saya dikasih kemudian kelengkapan yang sehebat ini mata, lidah, gigi, telinga, tangan, kaki, badan, jantung, semuanya udah diberikan kepada saya, tapi saya nggak dikasih tahu, ini untuk apa, maka saya harus nyari tahu untuk apa semua ini dan jawaban itu bisa dicapai dari, dari mana asal manusia dan akan kemana manusia setelah mati, maka saya mengamatinya lewat..lewat sains karena saya enggak dapet pelajaran itu, saya enggak dapat jawaban itu di dalam agama saya yang lama maka SMP Sebenarnya saya sudah secara tidak resmi itu meninggalkan agama. Agama saya yang saya anut, yang bawaan daripada orangtua. Kenapa saya katakan tidak resmi, karena ktp-nya itu masih beragama, tapi sebenarnya saya sudah tidak beragama. Ya sama seperti sekarang, banyak orang yang agamanya cuma di KTP tapi kelakuannya nggak mencerminkan. Kemarin ada yang nanya, Ustad saya punya temen, orang muslim, ini agak sedikit melenceng, orang muslim tapi dia berkata bahwa semua agama itu sama, dia lantas boleh makan babi, dia lantas enggak mau puasa, dia lantas enggak mau sholat karena dia memiliki jalan keselamatan sendiri, dia menggabungkan seluruh agama-agama jadi satu, saya bilang ya berarti dia cuma ngerasa sebagai Muslim. Kenapa? karena muslim itu punya definisi, muslim tuh punya batasan-batasan, muslim itu punya aturan-aturan, muslim itu punya indikasi-indikasi. Lah kalau dia tidak mencerminkan syarat-syarat menjadi seorang muslim, indikasi seorang muslim, bagaimana penampakan seorang muslim dan dia tidak mau di dalam batasan-batasan itu maka dia bukan muslim atau dia merasa aja bahwa dia cuma muslim. Sama kayak ada orang Jakarta, kamu orang mana...Jakarta, tahu nama-nama jalan di Jakarta...enggak tahu, kamu orang Jakarta... iya tapi kamu tahu nggak, Jakarta itu kira-kira ada berapa, berapa, berapa kota... enggak tahu juga, kamu pernah pergi ke Monas...nggak, pernah ngelihat, enggak...lah terus Jakartanya dari mana, jangan-jangan cuma merasa tinggal di Jakarta, tapi sebenarnya dia tinggalnya di daerah yang lain gitu kan ya...enggak, saya cuma pengen menyampaikan bahwa ketika saya dulu keluar daripada agama secara tidak resmi maka saya mencarinya desain, saya cari jawaban dari mana asal manusia karena ketika saya cari dalam agama itu tidak mendapatkan jawaban, dari mana asal manusia...dari Tuhan Pencipta semesta alam...iya kita tahu tapi masalahnya apakah cuma dengan itu saja, lalu kemudian seperti apa Tuhan dan kita enggak dijelaskan, kita tanya Tuhan tuh bentuknya kayak apa, eksistensinya kayak apa, bagaimana saya bisa meyakini ini bener atau jangan-jangan ini sebuah hoax kalau kita menanyakan gitu aja kita langsung dibilang...wah PKI kamu, nggak percaya Tuhan misalnya. Lah saya nggak bisa dapet jawaban kayak begitu kita harus berfikir mendapatkan satu jawaban yang bisa menenangkan kita dan bisa memuaskan akal kita maka ketika saya cuma dijelaskan sebuah doktrin maka saya katakan ini bukan jawaban, kenapa? karena ini tidak melibatkan proses berfiikir kalau Tuhan enggak mau saya mikir, ngapain Tuhan nyipatain saya akal maka saya keluar daripada agama saya, tidak mendapatkan jawaban di sana, dan saya cari jawaban lewat sains dari mana asal manusia, ketika itulah, ketika belajar biologi...saya dapat asal manusia ternyata dari zigot, berkembangnya dari zigot. Zigot dari mana, zigot itu berasal daripada persatuan antara sperma dan ovum...pelajaran favorit anak-anak SMP. Selain karena menarik, selain karena curious juga karena mesumnya mungkin gitu kali. Lah kenapa? karena membahas tentang reproduksi tapi yang kita dapatkan disana adalah sesuatu yang luar biasa, kenapa? karena penjelasan disitu sangat detail sekali, bagaimana manusia ketika mengeluarkan sperma dan ovum, di dalam sperma itu ada kromosom-kromosom yang dibawa oleh laki-laki, kromosom laki-laki ada dua, ada kromosom-x, ada kromosom y, kalau kromosom X ini nanti bergabung dengan ovum yang pasti X juga maka dxx maka jadilah perempuan, kalau kromosom perempuan yang X gabungan kromosom laki-laki yang Y maka jadilah XY maka dia jadilah seorang laki-laki, tapi kromosom ini adalah informasi-informasi yang dibawa oleh laki-laki maupun perempuan. Sperma dan ovum itu adalah satu sel satu sel bergabung, lalu kemudian membentuk yang namanya Zigot, Zigot kemudian jadi morula, morula jadi blastula, kemudian berkembang terus-menerus, terus-menerus, jadilah janin dan dari janin jadilah kita dan kalau dipikir-pikir, lebih lebih dalam lagi ini kemudian mendapatkan sesuatu yang sangat istimewa sekaligus aneh...kenapa? teman-teman sekalian, ketika saya belajar tentang sperma dan ovum, yang menjadi pertanyaan ketika saya belajar itu banyak sekali karena saya termasuk orang yang dipilih untuk olimpiade biologi untuk mewakili sekolah maka kita belajar dengan sangat detail. Bagaimana kromosom ini, lalu kemudian dari mana kromosom itu, bagaimana susunan- susunan gen di dalam kromosom, lalu bagaimana kemudian produksi sel-sel biasa masih memproduksi apa dan bagaimana proses perkembangbiakannya, itu semua dipelajari termasuk reproduksi itu dipelajari dengan sangat detail dan salah satu yang saya tahu daripada belajar detail tentang reproduksi adalah teman-teman sekalian kita bisa bersepakat bahwanya, bahwasanya seluruh ulama-ulama di dalam biologi, cendekiawan-cendekiawan biologi, itu semuanya sepakat mereka enggak tahu banyak tentang masalah reproduksi. Contoh, sampai sekarang orang-orang yang membahas tentang biologi itu, tentang masalah reproduksi itu, mereka masih berpikir gimana caranya sperma dan ovum itu bisa koordinasi karena pada faktanya sperma dan ovum koordinasi, koordinasi gimana? jadi gini ceritanya sperma itu kan dari laki-laki dan ovum itu kan dari perempuan dan seumur-umur hidupnya itu tidak pernah ada cerita sperma keluar dari tubuh laki-laki lalu kemudian masuk ke dalam tubuh wanita lalu bisa balik lagi untuk menginformasikan apa yang mereka temui di dalam tubuh perempuan...itu enggak ada. Sedangkan untuk bisa sesuatu itu bisa ngepas, sesuatu itu harus ada perencanaan dulu, misal kayak gini ada seorang tukang kunci ditelepon sama orang...Mas, kunci di rumah rusak, kunci saya di rumah nggak bisa dibuka atau gini deh..saya nggak bawa kunci saya atau kunci saya ilang. Oke sebentar saya datang ke rumah ya, saya mau lihat kuncinya kayak apa sehingga saya tahu seperti apa yang saya perlukan, alat-alatnya sehingga saya bisa buka kunci di rumah anda, berarti harus ada observasi dulu, sebelum ada eksekusi, kalau misalnya kita enggak ada observasi...bagaimana kita bisa tahu apa yang kita lakukan, tiba-tiba udah dibilang...Pak datang ke rumah Pak...saya observasi dulu ya...nggak usah deh pokoknya datang ke rumah aja langsung, langsung benerin ya...sudah saya datang kerumah langsung, dia bawanya obeng sementara pintunya, pintu elektronik yang yang mungkin bukan perlu obeng tapi cuma perlu dicolokkan USB komputer dan segala macemnya, yang jelas teman-teman sekalian, kalau enggak ada observas,i enggak ada eksekusi karena enggak ada observasi, nggak ada, nggak ada planning, kalau enggak ada planning enggak ada organizing, kalau nggak ada organizing nggak ada actuating, nggak ada, nggak ada eksekusi dan enggak ada solusi akhirnya. Nah maka kalau kita berbicara tentang laki laki dan perempuan ini banyak hal yang aneh sedangkan laki-laki dan perempuan adalah organisme yang sangat berbeda dan prosesnya sangat panjang prosesnya sperma itu ketika keluar dari tubuh laki-laki, enggak langsung bisa membuahi ovum karena ovum terletak di tempat yang sangat rahasia, tempat yang sangat, sangat terpencil. Kok bisa terpencil, iya...jadi gini ceritanya sperma itu ketika dia masuk dalam tubuh perempuan dia harus masuk ke tempat satu namanya Tuba Fallopi. Tuba Fallopi itu adalah rahim tapi ada lagi kiri dan kanan, jadi rahim itu ditengah lalu ada, ada lagi dua terowongan kiri dan kanan namanya terowongan tuh namanya Tuba Fallopi. Tuba falopi tuh menuju pada ovarium, pabrik daripada ovum. Nah sebelum masuk kepada rahim, itu yang namanya ovum nongkrong dulu di Tuba Fallopi menunggu dijemput sama sperma. Permasalahannya adalah sperma itu sebelum mencapai atau menjemput ovum itu, dia mengalami banyak sekali rintangan. Rintangan yang pertama adalah rintangan racun, racun itu bisa bunuh segala macam organisme organisme yang tidak berguna atau organisme-organisme yang, yang berbahaya bagi perempuan dan termasuk yang dianggap berbahaya adalah sperma dan kalau sperma masuk dalam tubuh perempuan dia enggak ada persiapan, dia sudah mati dari dulu. Lah kenapa? karena dia akan disiram cairan asam yang segera buat dia mati dalam waktu dua detik. Lalu pertanyaannya apakah dia mati...enggak, dia enggak mati. Kenapa? dia pakai helm basah. Helm basah tuh apa...helm netralisir, helm penawar gitu kan ya...lho kok ada penawar gitu ya...Iya, dan mereka tahu dari mana, itu yang saya juga bertanya-tanya. Kenapa sperma tahu ketika masuk ke dalam ovum, sorry masuk dalam ovum, masuk dalam tubuh perempuan, mereka harus pakai helm basah untuk misalnya untuk menghadapi serangan asam daripada tubuh perempuan dan itu enggak diketahui. Kenapa bisa begitu? Siapa yang ngasih tahu? Siapa yang observasi? Siapa yang survei? Setelah itu kemudian ngasih tahu kepada, kepada spermanya. Apakah pertanyaannya, sperma itu punya haki observation gitu, observation haki gitu kan ya, kayak one piece, sehingga dia bisa mengetahui apa yang terjadi ke depan walaupun belum terjadi, ya kita nggak tahu, yang jelas nggak ada ngasih tahu teman-teman sekalian dan tidak hanya itu, pertanyaan berikutnya adalah setelah dia melewati hal-hal yang kayak tadi, bahaya-bahaya asam dan bahaya-bahaya yang lain maka dia harus ada, harus ada 2 jalan, dia memilih jalan ke kiri atau jalan ke kanan, dan pertanyannya, kalau mereka, kalau mereka...contoh misalnya..oke serbu teman-teman sekalian, kita sekarang mau masuk pada kiri atau kanan, yang di depan bilang...sebentar karena kita spermanya orang Indonesia ya...yaudah gimana, karena kita spermanya orang Indonesia, kita rapat dulu aja...loh kok rapat? iya..kan orang Indonesia demen rapat, gitu kan ya. Mereka rapat, trus mereka bilang solusinya apa Pak...kiri atau kanan nih, kita pilih, karena kalau kita salah pilih kita nggak ketemu ovum, kita ketemu zonk, ruang kosong, lantas kemudian yang paling depan berkata, oke baik, karena saya adalah pimpinan sidang, kalau gitu saya putuskan kita fifty-fifty aja. fifty kekiri, fifty ke kanan, nanti some how kita ketemu salah satunya, dan kalau nggak ketemu gimana Pak...ya itu pengorbanan anda, itu nasib anda...loh enggak bisa gitu dong Pak, ini namanya tidak, tidak fair, ini namanya tidak fair competition Pak...enggak boleh begitu Pak...ya udah kalau gitu, gimana kita, kalau kita bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, kalau gitu kita pilih salah satu aja, gimana kalau kita pilih sebelah kiri aja, siapa yang, siapa yang mau pilih sebelah kiri, voting, ask the audience, ga bisa gitu juga, ya sudah kalau gitu yang lain bilang...Pak gimana kalau kita call a friend aja, kita telepon teman kita aja, ada di mana sebenarnya sperma ini...enggak juga tapi yang terjadi adalah teman-teman sekalian, ovum itu ketika dia sudah aktif dan siap untuk dibuahi maka dia mengeluarkan sinyal-sinyal khusus, sinyal-sinyal yang berpendar terus-menerus, seperti sebuah apa ya...seperti sebuah sinyal, jadi seperti sebuah WhatsApp broadcast kepada seluruh sperma posisinya ada dimana. Jadi dulu yang namanya ovum bisa broadcast dan ketika tuh udah langsung di read sama sperma, dia langsung bilang, oh sebelah mana ya...oke sebelah kanan, kanan semuanya, itu yang terjadi tapi pertanyaannya siapa yang nyuruh broadcast, siapa suruh gantian nomornya, siapa yang kasih tahu kemudian seperti apa jaringannya, sedangkan teman-teman sekalian, sekarang anda pegang HP atau anda punya laptop atau anda punya alat komunikasi apapun dan saya juga punya HP, saya punya laptop dan saya punya alat komunikasi apapun tapi selama-lamanya anda tidak akan pernah bisa hubungin saya kalau anda nggak tahu nomor saya walaupun jaringan kita sama jaringannya ada, jaringan kita sama tapi kalau anda tidak bisa punya akses kepada saya, nggak punya nomor saya, akses kode saya maka anda nggak bisa hubungin saya, walaupun ada jaringannya walaupun anda ada alat komunikasinya, sama kayak sperma dan ovum, lalu saya mikir waktu itu belum ada handphone tapi saya mikir...siapa yang ngabarin dia, siapa yang ngirim telegram kepada dia atau siapa yang ngirim surat pada dia atau siapa ngemail in dia. Kenapa semua ini bisa terjadi begitu rigit, sorry bukan begitu rigit, begitu detail, begitu rumit dan begitu indah, begitu cepat sekali terjadi. Dan ini semua yang membuat saya jadi bingung ketika saya mengamati asal daripada manusia, disitu sudah mentok, ujung-ujung saya bilang apa...ini nggak mungkin terjadi secara begitu saja, terlalu rumit. Sebagaimana kamera yang sangat rumit, nggak mungkin terjadi begitu saja, sebagaimana laptop yang sangat rumit, nggak mungkin terjadi begitu saja, bagaimana mungkin sistem terjadinya reproduksi manusia ini bisa terjadi begitu saja, ini kayak gak masuk akal kalau kita bilang bahwa ini semua terjadi secara kebetulan maka ketika kita belajar itu, orang ada bermacam-macam ada orang belajar itu level berfikir rendah seperti kita sudah jelasin kemarin...ya udah pokoknya gitu aja...ya untuk apa kita belajar itu, ya untuk ujian, nanti kalau ujian, kalau kita bisa tahu, kita bisa dapat nilai gede, kalau dapat nilai gede, nanti kita dapat juga sertifikatnya bagus, nilai NEM nya bagus, Oh gitu ya...jadi belajarnya cuma untuk nilai aja...iya itu adalah berpikir tingkat level pertama maka mereka kejar mati-matian untuk dapat nilai. Kalau perlu nyontek itu kan ya, kalau perlu bayar gurunya dan segala macemnya tapi orangnya berfikir detail, dia akan belajar untuk tahu lebih detail, lebih dalam ini level berpikir kedua. Tapi level berfikir ketiga adalah dia belajar untuk bisa mempengaruhi hidup dia, untuk dia tahu, ini hidup manusia dari mana dan ketika dia tahu dari mana, dia akan bisa menembak, akan kemana dan setelah dia tahu akan kemana, dia bisa menentukan hidup dia sekarang nih ngapain, setelah dia punya pengetahuan-pengetahuan kayak gitu. Nah ini teman-teman sekalian penting sekali maka ketika saya belajar biologi, mengamati kemudian sperma, mengamati kemudian ovum, yang saya dapat adalah ada sesuatu hal yang lain, yang tidak bisa dijelaskan oleh semua orang-orang yang belajar tentang biologi, yaitu apa? Kenapa sperma dan ovum bisa komunikasi dan bisa ketemu, ini enggak ada yang bisa menjelaskan, itu baru sampai proses ketemunya, belum proses kemudian jadi zigotnya, anda bisa bayangkan sperma, itu semuanya sama dan identik, bentuknya ya sama, bentuknya ya kayak gitu, bukan kecebong ya, itu sperma, paham ya, jadi sperma itu bentuknya semuanya sama dan ovum tuh semuanya sama bentuknya, sorry identik maksudnya, enggak ada berbeda karena mereka cuma satu sel dan sehebat-hebatnya satu sel, ya satu sel aja, dan ketika mereka bergabung, ini terjadi keajaiban. Apa keajaibanya? ketika mereka bergabung, satu sel ini membelah menjadi dua, dari zigot membelah jadi 2, 2 jadi , 4 jadi 8, makanya namanya zigot, morula, blastula dan segala macemnya dan semua berkembang biak dari 1 sel belah jadi 2 identik, 2 jadi 4 yang identik, 4 jadi 8 yang identik dan tiba-tiba setelah mereka berubah jadi jutaan, jadi banyak sekali sampai jadi gumpalan, gumpalan itu, menempel di rahim setelah nempel di rahim ketika mendadak pada satu titik maka itu sel yang semuanya sama itu, yang semuanya identik itu, yang berasal dari zigot eh sorry, berasal dari ovum dan sperma jadi zigot, zigot jadi sel yang banyak dan membelah secara identik, tiba-tiba teman-teman sekalian, nggak ada yang tahu siapa nyuruh, tiba-tiba diantara kumpulan itu, gumpalan sel itu kemudian ada yang bilang, bukan ada yang bilang, nggak tahu siapa yang bilang, tiba-tiba mereka semua bersepakat, kamu jadi sel otak ya, berdiferensiasi sono, ubah dirimu jadi sel otak, kamu jadi sel otot ya...otot lurik loh, ubah ya, kamu jadi sel otot ya, otot jantung tapinya, ubah ya kamu jadi sel jantungnya, kamu jadi sel otot, otot polos ya, ubah ya, kamu jadi sel lambung, kamu jadi sel kuku, tolong lebih kuat, tolong sel-sel tanduknya diperbanyak, kamu jadi rambut nantinya, kamu jadi mata ya, berarti kamu harus punya karakteristik yang berbeda daripada dia dan mereka meng-organizer, mengubah diri mereka, ada yang jadi tulang, tulang dibalut dengan dinding, eh sorry , dengan daging, daging dibalut dengan kulit, kulit dibalut lagi dengan yang lain dan saya, saya merinding ketika, ketika ngingat sampai sekarang saya masih merinding kok bisa sel-sel itu tiba-tiba, mereka mengorganisir diri sendiri, mengubah menjadi kemudian sel-sel yang berdiferensiasi satu sama lain dan tahu tempatnya dimana, tahu fungsinya dimana dan tahu koordinasinya dimana tanpa ada yang menyuruh manusia dan ibunya jelas ga nyuruh, ibunya jelas enggak programming itu. Saraf-sarafnya tiba-tiba kemudian terjalin dari ujung ke ujung, dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki dengan kemudian sinyal sinyalnya diaktifkan, ada yang menjadi otak ada yang kemudian jadi, aduh...kalau anda disuruh, disuruh ngerjain project kayak gitu, ya mesti mumet, mesti mumet. Lah kenapa? ini begitu rumit dan sampai sekarang nggak ada satupun yang bisa menjelaskan kenapa prosesnya bisa kejadian kayak gitu, kenapa tiba-tiba sel bisa kemudian melakukan diferensiasi lalu kemudian melakukan reorganisasi, sehingga jadi kayak manusia yang sekarang, bisa mikir gitu loh, paham nggak sih kira-kira maksud saya, jadi gini lho maksudnya, pesawat terbang ya, itu pesawat terbang, pesawat terbang tuh kan bahannya besi semua, tarohlah, tarohlah besi semua, awalnya besi semua, enggak usah pesawat terbang deh, lebih kecil deh, PC antum, laptop, gausah laptop deh, handphone, handphone antum, yang antum sekarang pegang ini, ini kan kebanyakan dari besi tarohlah dalamnya itu. Nah, itu kemudian antum, antum dikasih besi 1, lalu tiba-tiba bisa nggak antum...oke ini besi, ini jadi chip, ini besi ini, jadi motherbord, ini besi ini jadi, jadi penghubung diantara satu sama lain, ini kemudian jadi, jadi kapasitornya ini kemudian jadi konektor diantara yang lain, ini jadi kemudian ini, ini jadi ini, ini jadi light pannel dan segala macam, bisa nggak kira-kira, nggak mungkin. Nah yang terjadi pada manusia itu kira-kira kayak gitu, dari satu sel yang sama tiba-tiba jadi manusia lengkap kayak begini dengan fungsinya masing-masing yang kita juga nggak bisa jelasin sampai dengan sekarang, apa yang kemudian bisa mewakili tuh amazing, ini, ini sesuatu nggak mungkin terjadi secara kebetulan, kalau ada orang yang menjelaskan bahwa ini terjadi secara kebetulan, itu bukti bahwa dia enggak pakai akalnya. Kenapa nggak pakai akalnya? kalau dia bisa mengatakan itu semua terjadi kebetulan, bisa enggak direproduksi? bisa enggak dicopy paste? itu sulit banget, gak bisa anda taruh yang namanya sampah, sampai kapanpun sampah tuh akan jadi sampah, nggak akan jadi Boeing 737 yang bisa langsung terbang makanya ada seorang ilmuwan yang berkata bahwa kemungkinan besar bahwa satu sel tercipta secara kebetulan, satu sel manusia aja dengan kehebatannya dengan kekhasannya tercipta secara kebetulan, itu sama kayak ada orang ngomong, ada puting beliung lewat ke Bantar Gebang lalu setelah itu, setelah lewat dari Bantar Gebang dia ngumpulin seluruh sampah, ngumpul2 segala macem jadi satu, diputar segala macam, tiba-tiba setelah mixer itu, mixer angin itu lewat, tiba-tiba muncul pesawat Boeing 737 bisa langsung terbang. Mungkin nggak? Nggak mungkin, mustahil. Nah dari situ, kemudian saya mikir, ini kayaknya, kayaknya harus ada sesuatu yang bukan manusia, yang bisa menciptakan manusia karena nggak mungkin manusia menciptakan dirinya sendiri atau nggak mungkin manusia tercipta secara kebetulan maka harus ada sesuatu, sekali lagi di luar manusia bahkan ilmuwan-ilmuwan ada yang berbicara, diluar ruang dan waktu yang menciptakan manusia, dari situlah asal daripada manusia. Nanti kita akan bahas lagi dalam pertemuan yang lain karena sudah 30 menit, mohon maaf banget, nanti kita akan masih bahas tentang, tentang hal-hal kayak gini berikutnya, untuk mendapatkan secara pasti dari mana asal manusia. Apakah benar manusia tuh tercipta secara sendirinya atau dia berasal daripada satu external source, daripada sesuatu yang diluar ruang dan waktu dan diluar manusia, Wallahu a'lam bishowab teman-teman sekalian, sampai jumpa lagi di pembahasan berikutnya. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.