Transcript for:
Konseling Akademik dan Kegiatan Siswa

Lingkaran besar, Lingkaran besar, lingkaran kecil, lingkaran kecil, menjadi satu. menjadi satu. Lingkaran besar, Lingkaran besar, lingkaran kecil, lingkaran kecil, menjadi satu. menjadi satu. Menjadi satu, Menjadi satu, keempat unsur, keempat unsur, keempat unsur. keempat unsur. Menjadi satu, Menjadi satu, bulatan lengkap, puratan lengkap, paduan mantap. paduan mantap. Logo konseli, Logo konseli, logo konseli. logo konseli. Hai selamat datang lagi toko Iya kita sudah janji berapa lama ya baru sekarang bisa diterpati katanya tadi Anda komputer ya latihan komputer gimana itu dan komputernya Hai pacar motornya bisa kembali kayak gitu aja lah ya ada pernah konseling ini atau bingung Mas, dari sekolah? Sekolah ya, dan guru-guru pembimbing gitu ya. Tentu Anda sudah tahu, orang-orang ini, kita akan membicarakan hal-hal yang mungkin perlu dibicarakan oleh kita gitu ya, dari Anda. Dan bicaraan ini ya disiapkan kemana-mana lah ya. Dan minta secara sukarela, kita memukakan apa yang ingin Anda memukakan, sehingga nanti bisa kita bahas. Sebelum kita mulai membahas sesuatu, ada yang ingin menanyakan sesuatu atau gimana? Atau mau langsung saja? Hai ayo mana nih bagus itu serai langsung aja ya Oke baik silakan gimana Apa yang terasa warna ini saya sudah coba konsuling dengan ibu cici hai hai waktu itu membahas tentang apa yang sebenarnya itu yang membanggung dari pelajaran saya sendiri apa mental apa yang gitu lalu waktu itu saya juga membicarakan masalah mungkin yang akan saya bicarakan saat ini Sebetulnya, untuk masalah belajar ini, kadang-kadang saya berpikir-berpikiran untuk mencari sesuatu yang lebih. Misalnya, saya di sekolah lumayan menghandle beberapa organisasi. Jadi, rasanya agak terobsesi ke sana. Sampai-sampai pelajaran sendiri bisa dibilang tertinggal. Kalau di sana kan di SMU doang, misalnya yang nilai itu kan diperhitungkan juga dengan upsell. Kalau misalnya kita sudah jarang masuk, seperti absen kita kena, nilai kita otomatis rendah, walaupun sebagus apapun nilai kita. Nilai mata pelajaran itu ya? Jadi ditambah dengan itu, kan lebih baik kan dihitungkan aja lagi, tidak diusahakan benar. Karena sudah ada faktor X keluar yang bisa menjatuhkan. Misalnya apa yang terjadi selama ini? Anda berat ini, ini ini, eh di sini rugikan. Apa contohnya? Nah contohnya ini. Kemarin ini kami lomba Lomba Di sekolah Untuk keluar Itu yang namanya Pramuka Saya di Pramuka juga perlu menghandle untuk latihannya pas saya ke lomba pioneering waktu itu yang dia akan di ramping karena itu untuk otomatis saya jarang masuk waktu tersita juga tenaga tersita dia latihannya waktu itu jam 9 pas proses belajar langsung keluar Hai telah contoh nah keluarnya itu atas izin guru yang mengajar atau gimana atas izin guru yang mengajar saya menyatakan bu ada gini-gini saya keluar ya silakan nah itu ketika di Anda dianggap masuk atau dianggap izin atau dianggap alpa atau dianggap apa? Biasanya izin gitu, cuma ya kita gak tau lah gimana sistem guru tuh Berapa lama anda latihan paino ring? Paino ring itu latihannya sih cuma seminggu Cuma yang nama banyak organisasi yang di handle kan Yang di apakan Jadi kita juga otomatis sering-sering keluar juga Ada paino ring, ada apa lagi Biasanya kan disana kadang-kadang kita ada suatu, seperti misalnya kemarin nih ada Pus Mas Panitra, ada Mugus, banyak lah istilahnya kayak gitu, pernah PW gitu. Jadi kayak gitu tentu ya kita sebagai sekarang ini kan masa transisi disana, di kepengurusan sana, jadi kita yang legal sementara. Oh ada ketua usis gitu. Bukan, ketua permukaan sebetulnya udah kelas 3, jadi terlalu sibuk, dan kelas 2 kita yang bantu. Jadi kadang-kadang pun kita bukan hanya disana. juga di luar pun ada, jadi di luar tuh ya istrinya tuh senang juga disana gitu tapi pas pulang itu biasa udah malam, udah gimana tuh liat butuh pun udah malas apalagi dengan data pesernya, udah malas tepaan aja bukut kiuk waktu ulangan? waktu ulangan ya kita belajar kilat gitu jawaban sih rasanya cukup bisa cuma ya tentu hasilnya tidak maksimal karena ditambahin kan mudah kita sudah belajar yang kurang, kita bareng absen mengurangi, tugas jarak buat, klop deh Misalnya belajar apa itu ya? Sebetulnya Anda bisa itu, tapi ternyata nilainya rendah, apa itu? Contohnya seperti bahasa, bahasa Indonesia, lalu kita coba ke matematika rasanya bisa, ke fisika, ternyata nilainya gak memuaskan Hmm, berapa itu? untuk bahasa indonesia aja dapat 7, matematika 7, fisika 6 hmm, padahal anda sebenarnya bisa lebih dari itu rasanya bisa nah, bisa mencapai lebih dari itu, kalau bagaimana? Kalau ditambah waktu Kalau di apa Atau bagaimana Kalau bisa lebih dari itu tentu saja Waktu harus lebih Itu sudah otomatis karena kita kurangan waktu Lalu Selain itu pun Rasanya kegiatan bukan kegiatan Yang absen itu harus memadai Misalnya kayak gitu Kalau mau nilai Kata wali kelas itu begitu Atau bagaimana tentang absen ini Tentang absen ini sudah diumumkan bukan gitu secara universal sudah diumumkan ketiga guru termasuk pertama kali beliau sudah mengatakan demikian oh nilai itu ditambah dengan nilai tugas nilai ulangan dan absen dibagi tiga antara tiga itu saja kita sudah dua kurang kalau absennya itu atas nama izin dan ada tugas yang jelas tidak dipertimbangkan Itu yang belum tahu, setiap kita keluar selalu izin, kita jarang, jarang juga alfa, kalau saya sekali ada kan, tapi itu pun sakit, diberitakan sakit. Yang paling parah itu kan alfa, alfa itu enggak masuk tanpa pengetahuan, yang kedua sakit. Tidak masuk, tapi alasan yang jelas. Yang ketiga, izin. Tidak masuk, tapi diizinkan. Anda kan memaksa yang ringan sekali, sebenarnya. tidak-tidak termasuk yang parah pernah yang parah ini ada pernah pernah ini kalau kalau yang ini berani ada rela atau gimana gitu ya udah kena keseringan kayak gitu ya udah males aja gitu males aja lagi masuk udah dirumah tapi dulu-dulu sekarang ini di Caw 2 belum belum Hai ah akan dilalui ini kan paling parah paling parah sakit izin keberangkali kalau kebanyakan yang sini tentu tidak separah ini jadi bagaimana pengetahuan Anda tentang pengaruh yang tidak terlalu parah ini pada kita tak memperas Allah ya hai hai Misalnya gini, misalnya kan kita izin, izin gitu, di jam, jam itu misalnya jam kedua, kita izin. Itu kalau misalnya latihan gitu, itu lama, kadang-kadang sampai pulang, atau rapat kadang-kadang sampai pulang. Itu nggak mungkin pulang, kita kan mungkin minta cuma surat. sudah masuk kembali atau cuma khusus season sama ibu tuh jadi ketika tukar itu entah kenapa untuk tahun ini ya entah kenapa saya juga gak tau biasanya kalau teman-teman saya yang dulu di kelas 1 saya keluar minta izin sama ibu itu, lalu datang ibu baru mereka tahu langsung bilang, kemari bu, ke sana bu tapi sekarang tidak ada, mereka cuma bilang tidak tahu bu ini entah ibu itu buat alfa atau ibu itu buat izin, saya tidak tahu juga nah disini bagaimana peran ketua kelas? itu lah, itu yang aku ingin ada ketua kelas bisa di situ, ketua kelas bisa di sini selama ini ketua kelasnya bagaimana? Yang kelas 1, kelas 1 sih bukan dari ketua kelas yang spontan gitu mereka tuh Oh anak-anak yang lain Iya Oh misalnya itu orang, pak usis bu Wah, kelas 1 Kelas 1, kelas 2 Gimana? Gak ada mereka bilang kayak gitu, bukan banyak yang bilang gak tau aja Barangkali karena calon satu, jadi belum kompak gitu Enggak, ini nih teman nih masih teman yang lama Karena ketika kelas unggulan Jadi kelas unggulan ini banyak dari siswa-siswa unggulan yang lama, ini kelas 1 Aku, aku atau bersaing untuk saling jatuh? tak, kalau bersaingan sama saya ya enggak, bukan gitu persaingan itu urusan remeh bagi saya oh iya iya, gimana remehnya? kalau pelajaran itu, kalau bersaing dalam pelajaran itu orang bodoh kenapa? karena kalau misalnya seseorang itu pintar, kita terpacu untuk lebih pintar daripada dia tapi bukan dengan cara bahwa, oh gitu kita harus diperiper, itu enggak cari bidang yang lain yang bisa kita kuatkan sehingga dia sendiri yang misalnya dia juara Bidang ini, lu melihat kita, dia pun anggup. Ternyata sama-sama gitu, sayang-sayang. Nggak ada rasa respect gitu, antara itu nggak ada rasa respect. Kalau sekarang situasinya, mereka tahu sebenarnya ada tuaksis atau apa? Rasanya tahu. Tapi dibilang tidak, nggak tahu kemana dia. Kayaknya kayak gitu. Bagaimana itu? Ya selama saya dengar itu kayak gitu. Yang tiba cuma saya ngetik lapor gitu kan. Kamu buat apa? Dia buat gini kan. Saya aset, bilang. Bagaimana lagi? Terserah mereka kan? Mereka yang punya hak untuk gimana. Bagaimana itu termasuk dalam satu strategi persaingan? Kalau mereka yang bersaing, saya nggak bisa bilang apa-apa. Tapi dari diri saya pribadi, saya nggak pernah usah untuk lebih. Lebihnya itu secara gitu. Saya biasa untuk mendalami suatu hal. Sehingga yang lain pun tahu. Kalau hal itu memang terjadi di kelas Anda, bagaimana? Nggak masalah. Bagi saya sendiri nggak masalah. Anda dilupikan atau gimana? Di satu pihak kita memang gak datang, memang keluar gitu. Cuma, sebetulnya sih juga termasuk dirugi kan. Tapi walaupun demikian, kita pun sadar ya, kita pun sering keluar. Pas saat itu gak melapor sama guru yang sedang mengajar. Mungkin melapornya pas mau keluar. Nah, soalnya hadir pakai izin di Alpakan itu kan tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Nah. Bagaimana? Sikap anda terhadap sesuatu yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya Tidak, memang tidak hadir, tapi bukan halpa Kok dihalpakan? Bagaimana anda bersikap terhadap hal seperti itu? Bagi saya tuh, ya biarkan aja Anda dilupakan Walaupun dirugikan kan cuma masalah nilai, itu saya pikir biarkan aja. Anda rela itu? Gak masalah. Rela aja ya? Rela, biar aja. Oke. Dalam keadaan yang rela seperti itu, kerugian... kerugian yang akan datang berasal dari kerugian-kerugian ini, ada apa? atau gimana? kalau kerugian-kerugian jelas banyak yang awalnya aja seperti kemarin yang cawas satu kita mundur dari jorak dari ranking 4 sampai ranking 2, tapi dari belakang ranking 2 terakhirnya dari ranking 4 di atas sampai ranking 2 dari bawah Hai hari ya ya kalau sudah kayak gitu berarti kan kita seperti di jelek-jelekin orang pandangan umum ya ya itu salah satunya usahawan nanti guru tuh udah beda aja di apa sepertinya nembak kita terus kita sering keluar itu kan ya gitu rugiannya nampaknya tuh juga orang tua orang tua bagaimana anda mengikapi keadaan seperti itu dari nomor empat Sampai nomor 2 dari bawah Bagi saya pribadi itu bukan masalah Karena kalau pandangan umum Mereka cuma memandang Mereka gak tau ya sebenarnya Saya selalu menyingkirkan pandangan umum Sama orang tua kita cuma untuk memberikan penjelasan Sama guru kita cuek aja Bagaimana sikap orang tua Tentang keadaan yang Wah gitu Ya beliau sempat marah Cuma dengan ya Dengan memberikan pengertian Sedikit trik-trik Kira ya selamat kita kembali kepada kenyataan bahwa gimana sistem pendidikan itu sebenarnya di SIP2 kalau misalnya kita memajukan seperti nilai mungkin yang terangkat itu sedikit, karena tidak didukung dengan tugas dan juga tidak didukung dengan apser jadi sama aja dengan misalnya itu kita berusaha mengangkat tapi barang itu terlalu berat untuk diangkat, karena banyak ... dua penyangga yang menyangga barang ini sehingga tidak bisa terangkat ada sesuatu yang sangat berat untuk Anda untuk diangkat? saya demikian, walaupun kita sudah berusaha misalnya talinya kita angkat kuat secara komplit apa? secara komplit apa yang terlalu berat Anda angkat? yang terlalu berat diangkat itu masalah absen, itu tidak mungkin kita bisa bagaimana gitu kan, sama guru itu absen kan masalah tugas tugas saya otomatis ini jujur sering-sering gak ngumpul. Nah, ketika guru itu masuk, misalnya memberikan tugas, kebetulan gak tahu, pulang malam, ya udah habis. Tugas dikumpulkan besok, atau mata pelajaran itu berikutnya. Iya. Oke, mulai absen. Kemungkinannya bagaimana kalau Anda membicarakan di dalam kelas Anda, supaya berkata. Kawan-kawan atau ketua kelas memberikan keterangan yang sebagaimana mesti tidak-tidak dialupakan. Seperti yang mungkin Bapak tadi udah nyentuh ya Bahwa ini mungkin suatu trik untuk persaingan yang tidak sehat Nah itu dia Kalau suatu trik dengan persaingan tidak sehat Gimana kita mau bicara dengan orang tersebut Dan kan mereka untuk bidang itu berusaha menjatuhkan kita Walaupun si enak pak itu sia-sia aja untuk diberitahukan Sebenernya dia kan udah tau Gitu Kalau melalui tetap kelas gimana? Petual kelas kan semacam pejabat lurah dari kelas ini yang mempunyai tanggung jawab tertentu Benar, tanggung jawab itu kan kalau bagi orang awam ya, kan petual kelas itu biasa awam Tanggung jawab bagi orang awam itu tuh nampaknya remeh, lebih penting pula tujuan dia, itu Oh jadi Ketua kelas ini yang justru main? Bukan gitu, mereka sama-sama. Kalau sana teman-teman bilang nggak tahu, ketua kelas bilang, oh dia kesana bu, pasti bu tuh. Satu suara aja didengar gitu, bilang kayak itu, itu udah cukup. Untuk sebagai aksan. Tapi ternyata nggak ada. Kan kita bisa ambil langsung, nembaknya gimana. Nah, kalau dibikin kesepakatan di kelas itu, ya tentu ada musawarah gitu ya. Ya. Kalau yang diketahui alasannya, jangan diapakan. Ini menimbulkan kesadaran bagi semua siswa, supaya ada kesadaran untuk mengatakan sesuatu yang sebenarnya. Kalau ada unsawarah gitu, gimana kawan-kawan? Nampaknya susah, susah juga dari kawan-kawan ya, susah. Misalnya yang lain lah, contohnya, yang lain kalau misalnya memang ada surat, nampak suratnya aja, walaupun gak jelas dia kemana, surat dari fikir gitu kan, kasih sama ibu tuh, kan surat itu kan kecil. Kalau yang di sekolah kecil. Jadi ibu itu enggak nampak. Jadi ditanya, siap senu kemana? Secara salah sama teman-teman bilang, oh izin bu. Saya pun bilang gitu, izin bu. Walaupun kita enggak jelas suratnya apa. Waktu kita udah di keluarga sekolah kita enggak tahu alasan yang sebenarnya apa. Karena memang betul surat izin. Bentuknya surat izin. Kita bilang, izin bu. Itu enggak jelas apakah dia sakit. Kalau dia mau pergi ke sini, mau pergi ke sana Contohnya, tiba-tiba saya dengar Untuk saya, itu gak ada Walaupun secara terang-terangan Saya bilang sama ibu, sama guru yang sebelumnya Nah ini kan masalah surat Bagaimana kalau Cara mengatasi Antara jalanan dengan surat Udah saya coba Nah gimana? Udah saya coba Udah aku pergi Udah pilih serat tercipluk Minta izin Masukkan juga serat Kan ada serat juga Benar Waktu itu sudah coba Saya sudah coba Tapi saya gak tau Gimana? Apakah berhasil sampai jam terakhir atau enggak saya kalau keluar gitu kan sudah bilang sama ibu tuh lalu minta surat di tiket surat tiket isi lalu kembalikan lagi minta berhasil sampai jam terakhir, minta enggak bagaimana Anda bisa mengecek keberhasilannya surat itu? Hai kalau cek gimana ya buka pesan tuh ibu yang megang gurunya megang guru per bidang karena enggak hari berikutnya bisa bisa bertanya untuk hari besoknya aja ibu tuh udah kesal karena sering tak kata akhirnya tiap saya berdiri, inget ya seret kan tau buru-buru tuh saya akan keluar tiap saya udah berdiri, inget ibu tuh udah masuk udah berdiri, eh saya akan keluar eee, emang udah terkenal gitu terkenal bukan keluar gitu, itu gimana? bukan aja gitu nah, karena itu eee Supaya cap sering keluar ini tidak bernada negatif, kan bisa juga sering keluar dengan sering positif. Berarti anak ini digunakan, dimamparkan oleh orang dengan arti bagus ya. Bahwa anak ini memang aktif, bahwa anak ini membanyak hubungan, itu kan menjadi positif. Bagaimana mengubah kesan negatif menjadi positif? Sebenarnya waktu sudah tahu bahwa yang saya keluar itu positif. Sudah tahu. Misalnya ikut lomba, kemarin kami menang lagi. Sudah tahu mereka. Mereka selalu bisa menerima. itu benar dapat bonus mestinya ya apapun juga dapat ya seperti itulah ya kita sudah sering keluar sudah mengadakan suatu hal yang masih positif, pimpinan atas sekolah itu sudah tahu pimpinan atas sekolah untuk guru bidang ini tidak bisa kita hidupkan pimpinan antar sekolah seperti wakil para sekolah itu semua sudah tahu tentang kegiatan Anda setiap keluar itu apa sudah tahu tapi untuk guru per bidang ini yang tidak bisa yang rasanya tidak mengerti guru tersebut ini bingung dia otomatis pelajaran gitu yaa, dispedekan ini ya Ini sering apa, kalau izin agak lumayan lah, kalau apa ini berat gitu ya. dan kelihatannya sangat susah mengatasi ini karena faktornya faktor guru dan faktor teman yang tidak bekerjasama gitu kadang-kadang gini, guru itu kadang-kadang juga gak ngelihat yang saya dengar ya kadang-kadang kita ngelihat apakah itu alfa, apakah itu izin, kecuali sakit mungkin yang penting dia menghitung dari tatap muka apakah anak ini ada tatap muka setiap sengsuk itu kelihatannya itu Oke, kalau begitu kan agak tidak sesuai dengan pramuka. Pramuka kan mencintai kebenaran. Mungkin ada yang salahkan beberapa kali. Termasuk dasar dharma, enggak? Dasar dharma. Mencintai kebenaran itu termasuk dasar dharma, enggak? Tadi, Pak. Nah itu kan keadilan, bagaimana? Keadilan itu sebenarnya dasarnya kebenaran. Tidak ada keadilan yang tidak berdasarkan kebenaran. Banyak ketidakadilan itu karena orang yang bertindak itu tidak sesuai dengan kebenaran. Sehingga yang salah dibenarkan, yang benar disalahkan, dan lain-lain. Nah, pokok perangkas dan media antarasiswa. Iya kan? Mungkin disuruh sumpah orang itu. Tak, saya sumpah kan. Tapi salah satu sisi yang kelihatannya kurang bisa ditegarkan ini. Mas, andai ginilah, kita debat dengan guru, ya, debat dengan masalah ini. Mungkinan pas kita debat, cap kita berbeda lagi. Kalau tadi capnya sering keluar, sekarang capnya anah-niwanda, lho. Lebih parah lagi nilainya. Maka masalah ini bukan debat. Debat itu kan. Kompetensi ini jelek, tapi kalau berusaha khusus itu mungkin macamnya lebih. Tentu tidak totok saja yang maju. Saya kalau totok sendiri aja di antara 900 mahasiswa, ya memang tidak sebut. Yang sering keluar yang urusan gitu, wah enggak banyak. Bisa diunah di kelas dulu, yang sering keluar, ya toh, apa ini ya. bisa dibilang rajin masuk kelas, walaupun sering kelampak di Bidang Bandar. Ini bisa dibilang kalau pertemuan ada terus, yang sering keluar kantor, karena harus mengandalkan sekian banyak kerja. Di kelas lain? Di kelas lain sendiri, untuk yang seperti ini, enggak ada. Jadi yang mungkin yang rada-rada seimbang, itu dengan sekretaris OSIS sama ketua OSIS. Ada yang tiga gitu? Iya, cuma tiga dari seribu orang. Tiga dari seribu orang. Wah luar biasa ya. Tiga yang sering keluar dengan urusan yang positif ya. Urusan negatif banyak. Terus dengan urusan yang positif, tiga keluar. Lalu mau bicara sesuatu dengan guru. Apakah akan didengar? Ya siapa tahu, karena dia itu kan angka sebuah. Itu klausus. Bicaranya itu juga baik. Seperti bicara Anda kepada saya, tanya senyumnya, gitu kan. Keputusanmu, oh, mengeluarkan otot, ya susah. Nggak pernah saya coba, kalau saya susah. Tanya senyumnya seperti ini, kan, enak, gitu. Kalau saya susah, nggak pernah saya coba mancing itu, guru-guru itu. Kan cara, ya, banyak ketawa, itu kan, tanya dikit-dikit gimana. Ini paling susah, untuk menyingkirkan masalah. Tata muka, susah bagi mereka. Kenapa? Saya bingung. Saya pernah sekali bicara sama guru BK, waktu itu sama Ibu Sulastri. Saya langsung tembak, apa gunanya itu tetap buka? Kalau ternyata di rumah kita bisa menguasai bahan itu jauh lebih baik daripada di kelas. Kalau di kelas hanya untuk masuk, lalu tidur-tiduran karena malas dengar pelajaran, bagus dia keluar, cari aktivitas lain. Jadi itu sama Ibu tuh, Ibu tuh tidak bisa jawab apa-apa. Yang Anda ingin jawabannya bagaimana? Gua tuh nanya sama jawabannya apa, waktu itu saya nembak aja kayak gitu Saya bilang, saya kasih suatu fakta Contohnya gini, guru mengajarkan gini Contoh fisika, gua tuh mengajarkan yang sesuai dengan bahan-bahan Kalau saya pelajari yang untuk kuliah lebih mendalam Itu lebih baik, ya kan? Apakah itu salah? Dan bagus waktu yang digunakan untuk di sekolah itu Digunakan untuk yang belajar yang lebih baik gitu Kalau jawaban yang kini, bagi gua oke Anda tetap datang juga, tapi saya kasih bahan-bahan Masa enggak mungkin, masa enggak guru itu sekali berhidup, sekali semua Saya misalnya gurunya ada lain, saya tahu dari dulu, Anda anak pintar Anda sudah mau, sudah buah, ini baca-baca Kalau gitu, gini ya, yang di buku paket saya kurang setuju Yang di buku fisika paket itu kurang setuju Kenapa? Karena materinya itu kurang dalam Misalnya pun saya disuruh baca ini, sama aja dengan baca sesuatu sudah beda bahan Cuma tetap kurang dalam Ini kalau kita baca ya Buku universitas yang saya punya itu pengarangnya lupa, pengarang luar dari Boston Amerika, tapi udah dijemahkan di Bahasa Indonesia. Itu kalau baca itu lebih mendalam. Ini kan enggak mungkin pas pelajaran. Enggak punya buku itu ya? Enggak punya. Enggak mungkin kan pas pelajaran buku itu kita bawa, kita baca. Guru itu pasti enggak mau. Udah pernah saya coba, di luar terpasti hampa, jadi bagus, bagusnya gitu. Jadi itu apa orang untuk sekolah, cuma untuk duduk gitu, bukan untuk minum loong-loong. Entah ya pikirannya, entah enggak apa-apa. Kalau sedang mempelajari suatu bahan, guru sedang melangkah mempelajari suatu bahan, Anda sudah tahu. Terus Anda mempunyai bahan yang baik di meja, di meja, di meja, di rumah. Bukan, misalnya gini, guru sedang menerangkan, kita sudah menerangkan, kita sudah tahu itu. Itu kita mencari suatu kesibukan lain, yang sifatnya itu mungkin menembal. Itu kita membaca buku itu, sedangkan guru menerangkan. Biasanya saya langsung dicap itu, warianya sudah pernah coba. Mereka yang lain buat catatan, terus saya tidak. Masalahnya saya tahu, anak-anak mencatat. Masalahnya saya tahu, kalau saya mencatat, ini namanya sesia. Di rumah ada lagi yang mirip seperti ini. Mungkin lebih baik, saya ingin mencatat. Saya cuma duduk, perhatiin. Itu sudah saya perhatiin, tidak mencatat. Alsu saya dicatat, dimarahin. Tidak mencatat. Untuk kebutuhan nilai saya kurang bagus waktu itu. Kurang bagus itu kena masalah kalkulator. Kita pinjam di belakang susah. Hai pelajaran dan ujian atau apa akan pakai kalkulator kita bawa perhitungan lama-lama waktu habis nilai kita bukan dibilang bagus kali sih ndak dibilang dah bagus kalau untuk Rata-rata teman itu udah normal, itu rata-rata yang lain, udah umum lagi. Bahkan ada yang lebih rendah, bahkan banyak yang lebih rendah. Kalau ada yang dibilang tingkat atasnya ada, tapi kita 1 per 4 lah dari atas. 1 per 4 dari atas, 75 persen lah dari atas ya. Iya, kalau perbedaannya kan. Tapi kita pun dari tembak, dulu ada yang gini-gini, baru-baru ada yang catat gini-gini. Rasulullah tidak ada kaitannya. Itu contohnya. Padahal itu bukan karena tidak mencatat saja, lagi karena kalau tidak memperhatikan, tidak mencatat tambah lagi, dia mau baca buku. setinggi mana? tapi kalau kerja di gambar kita gak bisa menggambar gak bisa menggambar oke baik ya jadi ada masalah-masalah yang dengan guru anda gak bisa langsung mengatasi karena sangat tergantung kepada maunya guru gitu ya Kalau Anda dialogkan itu, sepertinya Anda gimana itu? Dialogkan dengan guru? Masa? Dialog-dialog jalan terus, tapi nilai tetap. Oke, tadi kan kita membicarakan masalah absen. Ada satu lagi yang Anda terlalu terangkan? Masalah tugas, ya enak. Tugas, dimana karena anda banyak kelas, kebetulan ada guru yang mengajar, anda tidak ikut, masih tugas, dan anda tahu. Selama ini anda mengatasinya gimana? Kalau enggak kumpul tugas, ya enggak. Biarin aja enggak kumpul. Itu barangkali akan sering terjadi lagi gitu ya. Tadi belakangan ini pun gak terjadi. Nah, itu kan masalahnya bagaimana kita bisa mengantisipasi sehingga setidak-tidaknya perjadian itu akan dikurangi. Gimana kira-kira ada sesuatu yang mungkin dilakukan. Kita sudah coba berusaha, kalau dulu ya, kalau dulu kadang-kadang butuh penyelidikan tugas, sudah tahu gitu. Memang karena waktu tidak ada, waktu tidak ada, karena banyak penyelidikan, kadang-kadang sampai 10 malam, jam 7, jam 11. Jadi kita sempat buat. Dan sekarang ini sudah berubah taktik baru. Taktik siapa? Taktik saya. Walaupun sudah mencoba, walaupun sibuk, kita coba juga buat PR. Walaupun dengan sistem kilat. Penting ada, kiranya faktor warna lagi. mengganggu, faktor apa? faktor luar yang lagi yang kalau ada tugas kita gak tahu kalau ada tugas kita gak tahu, itu kita kelambakan kalau gak tahu mau apa kan? ternyata kumpul, kadang-kadang orang kumpul tugas kita pun lagi di luar nah itu juga faktor, udah selesai tugas itu udah rampung, udah bagus ketika orang kumpul, kita kebetulan ada urusan keluar, kita gak tahu dikumpul, gak tahu bahwa tugas itu dikumpul berasal dari itu Kadang-kadang terjadi orang membutuhkan tugas, kita jadi dibermung juga. Loh, ada tugas rupanya. Itu kan sering juga kayak gitu. Loh, ada tugas rupanya. Seperti kecelamatan aja sih. Nah, untuk mengatasi ketidaktahuan ini gimana? Mungkin paling efisien, kalau kita keluar, mungkin handphone. Mungkin efisien. Handphone siapa nih? Misalnya handphone teman. Kemungkinan ada nggak teman yang bisa, bisa gitu, artinya bisa diajak kerjasama dalam arti baik. Ini kan memberitahu teman, eh ada tugas loh, toko, ini, ini, ini, kan kerjasama baik. Sebaik itu, Bu. Kalau teman sekolah yang di sini, kalau kerjasama kayak gitu, oh ada tugas, dia berada di lain hal pun. Kalau kita nelfon mungkin Ada ya Anda yang nelfon Kalau pacar Anda Dia yang nelfon Yang di kelas itu Mungkin sudah Tapi yang di kelas itu Ini salah satu cara Anda nelfon Saya pulang jam 8, saya tidak kasih lampu, saya telpon, siapa? Eh tadi ada juga, tentu-tentu ini kawan yang bisa dipertahankan. Saksatira dari berapa, 42 orang? 44. 44? Setidaknya satu pasti ada yang bisa diadakan kerjasama yang bagus. Saya selalu mengetahui, ya ya, isinya, kalau tahu kerjasama dalam isinya tentu itu tidak bagus. Tapi kerjasama bahwa ada tugas, besok dikumpulkan, ini tetap bagus. Nah gimana kebukanya itu, Tok? Saya pikir anak seaktif ini pasti mampu mencari Mencari sih, bisa Mungkin kadang-kadang ya, ini juga masalah obsesi Karena kita mengobsesikan sesuatu, penelopan jaringan itu sendiri sudah malas dan tersentuh. Itu sisi lain. Dari sisi pribadi. Ini sisi ada orang yang bisa saya tanya. Kira-kira berapa orang? sebetulnya kalau kita menembak kayak itu, mereka berani untuk menunjukkan persaingan yang gak sehat kan biasa kalau misalnya kita tanya, langsung open gitu justru dari sini kita kembangkan kerja sama dan Anda pasti juga mau kan kerja sama yang bagus menunjukkan tugas Kan Anda kan malu kan? Atau Anda sebetulnya keberusahaan juga? Pasalnya gini, bukan kita mau menunjukkan tugas, kita sendiri gak keluar gitu, jadi kita pinjam orang punya buat tugas. Nah ini, ini yang jelek. Itu namanya menembak di atas kuda. disana gini disana yang buat satu yang buat satu di kelas anggaplah tiga yang lain tuh pada kopi semua yang lain sering kalau guru itu kan kopi, kalau tidak ke guru habis itu kan tidak bagus saya sebagai guru tidak mencetak itu kan mencenet benar, tapi karena kondisi teman-teman seperti itu kita lihat saja sudah, pas kebetulan tidak buat sakit aja kalau saya pun guru, saya marah juga kenapa mereka bisa berpikir demikian? karena tugas itu sendiri sebetulnya tidak membutuhkan pemikiran tugas itu tidak membutuhkan pemikiran banyak tugas yang tidak membutuhkan pemikiran misalnya, tugas-tugas sejarah tidak membutuhkan pemikiran misalnya contohnya tugas biologi, tidak membutuhkan pemikiran kalau tidak membutuhkan pemikiran buat apa kita susah-susah kan gitu tugas bahasa Inggris, tidak membutuhkan pemikiran tidak membutuhkan pemikiran tugas kan tidak membutuhkan pemikiran Gini, kita gak mendapat, misalnya saya mungkin orang yang lebih senang menggunakan otak ya, yang ingin otak itu sendiri berkembang. Kalau misalnya tugas itu sifatnya itu mencari, sifatnya itu menghafal, itu di golongan tugas terakhir itu. Menghafal. Misalnya tugas untuk mencari, misalnya tugas, oh sebutkan misalnya ada seorang palang, misalnya panggilan komedian, penegoro, gimana sejarah hidupnya, sampai dia menentang padahal, misalnya. Terus saya paling gak suka, karena gak ada yang menimbulkan pemikiran. Kalau tugas-tugas, namanya berpikiran. Di picunya kita berpikir, baru tugas nama itu menurut saya. Dan kadang-kadang pula ada, seperti tugas fisika. Tugas fisika disuruh buat dari ulangan bab itu semua, sekitar 36 soal. Sedangkan dari soal yang serius-serius cuma 2-3. Yang butuh betul-betul kita pikir 2-3. Jadi apa gunanya yang lain? Karena yang lain itu sama dengan yang di bawah ya Cuma nilai bertukar, cuma bahasa bertukar Jadi apa gunanya? Terkadang saya juga mikir kayak gitu kan Cuma banyak tugas aja Padahal untungnya tugas itu sendiri, gak ada Banyak tugas Jadi itulah Pemikiran saya sendiri Jadi dari segi tidak tahu bahwa ada kulkas, itu sebetulnya ada jalan. Sebetulnya ada, dengan alpon. Jadi sebenarnya itu tidak perlu menjadi masalah. Sebenarnya jadi masalah juga, karena kita berpikir waktu. Seandainya kita mau dapatnya 10, at least seorang itu nelfon seorang yang 10. Kan enggak? Ya tergantung, kalau dia tahu nakrat kita, kan kan masalah tak terlambat. Ya kebetulan kan kita nakrat-rakrat. Dibuat akrab sedangkan kita sendiri ingin mengikuti mode mereka Misalnya kumpul-kumpul, kumpul-kumpul gitu kan, kumpul-kumpul pulang sekolah, di cafe, berbicara-bicara Sedangkan kita sendiri waktu itu aja gak ada, gimana kita mau akrab Apalagi kumpul-kumpul itu ya Kumpul-kumpul itu satu hal yang istilahnya itu kurang berguna lalu saya mimpi rapat gitu, mimpi rapat disini, mimpi rapat disana itu aja udah habis waktu ikut rapat sini, ikut rapat sana gimana, saya bisa ngumpul-ngumpul kayak gitu, jadi kalau saya memberi tukang waktu tuh udah jam 10 eh, gak usah nantem lagi udah jam 10 nih ...tidak lepas kesopanan kurang praktis. Terus saya nimbang, ya karena kita sampai pulang, bisa ada tugas yang ada di alam. Jadi biar ada-ada atau tidak ada, biar aja lah. Biar aja lah. Itu kan kalau Anda berani berkorban itu ya, ya sudah, itu kan sesuatu yang kita sudah berani menanggung resiko. sebab dalam hidup ini kan salah satu tanggung jawab itu dimunculkan dalam bentuk berani menempuh risiko saya menyadari itu akan rendah dan saya berani menempuh ini risiko datang mungkin satu lima nah kalau anda berjiwa besar untuk begitu ya, ya oke itu ada masalah itu Masalahnya itu ke orang tua dulu Nah Sekali-sekali kita kayak gitu kan Seperti kemarin baru sekali Masih bisa, istilah itu kita bisa Untuk menipas sedikit Udah dua kali, dua tiga kali Gimana? Nah, maksudnya kepada orang tua Gimana Anda bicarakan kepada orang tua Seperti membicarakan kepada saya? orang tua sudah dialog, cuma kan mereka mungkin sekali bisa ngerti kalau udah dua kali, saya rasa gak mau mungkin orang tua mengajukan pilihan begini kurangi ekstrak kuliah per banyak kegiatan atau pelajaran yang perbanyak, itu seperti saya katakan tadi sebetulnya saya ke sekolah itu istrinya itu sia-sia, saya sendiri saya ke sekolah sia-sia karena belajar mata pelajaran yang istrinya itu cuma sedikit bentuknya lalu duduk di sana di perbanyak kalau saya tetap bertahan di rumah lalu saya belajar ini, belajar itu, belajar itu itu lebih bagus daripada di sekolah kadang-kadang saya berpikir gitu kalau memang itu, jadi kadang-kadang orang tua yang bakal ya akan di sekolah itu untuk dapat izahat saya bilang maksudnya itu boleh nanti kita di tes semangat maupun nikta jadi ini adalah problem anak pintar problem anak pintar di sekolah hanya diajarkan sesuatu yang sudah tahu ya kan sementara itu kita ingin yang lebih jauh dari itu dan yang lebih jauh dari itu tidak bisa diperoleh di sekolah. Ini problem anak pintar kan? Jadi dilema, dilema ada dong seperti buat si Malakama. Apa itu? Memang itu satu hal yang susah diperlukan ya. Kalau tahu, kalau tahu. Oke, itu tahu. Nah ini, kalau betul-betul betul-betul anak pintar, tidak hanya tahu saja, tapi juga bisa menjelaskan. Itu nanti, nanti itu. Kalau anak sudah kelas 3, sudah mahasiswa, pasti bisa menjelaskan. Kesana susah, kesini susah, dilema gitu. Seperti juga si malah dimakan, salah. Salah, ibu mati, tidak dimakan, salah juga, bapak mati. Nah, sekolah susah, tidak sekolah, apalagi. Nah, gitu. Sekarang masalah mana yang mestinya diberatkan? Kalau saya yakin nilai Anda itu tidak ada yang berat. Dan tidak ada yang tidak akan menidak naikkan ras. Tidak ada? Maksudnya? Jadi karena satu hal lain Anda tidak naik kelas? Ada? Tidak, saya masih bisa di... Atau karena sering keluar Anda tidak bisa naik kelas saja? Tidak ada? Tidak ada, saya tidak. Tidak ada ya? Oke. Nah, bagaimana kepuasan Anda dengan... ...parutlah sekarang kan perang yang dilihat kami. baik orang tua apalagi guru ya kan apalagi kawan-kawan kalau kawan-kawan barangkali pokoknya nilainya tinggi dia gak pernah keluar seperti anda yang sering keluar gak peduli orang yang gak akan menghitung dia berapa kali keluar berapa kali jadi ketua resis akan mendandang itu padahal itu sebenarnya harus dihitung ya kan untuk memperlihatkan bagaimana generasi ini betul-betul berkualitas tapi sekarang kan betul sekarang anda sudah menyadari sendiri bahwa saya sebenarnya bisa tapi kondisinya seperti itu ya mungkin saya terima Atau apa? Anda ngomel atau gimana tentang hal itu? Atau berani? Sebenarnya gini, kalau kita terima kayak gitu, diterima juga, terima kan? Tapi karena faktor orang tua yang pengen kan, itu kan namanya ketidakadilan. Ketidakbenaran. Jadi kadang-kadang kita pun merasa gimana ya? Di sini, kalau kita aktif di sini, Sekolah pasti kayak gitu lagi, tetap kayak gitu. Kalau kita tinggalkan yang ini, makanya siapa yang jadi ujung tombak dari situ? Kita bisa menjalankan gitu. Tapi kalau kita tinggalkan sini, guru lain, pembina marah. Guru lagi, kita marah. Saya pikir gitu, mana bisa jalan nih? Bagaimana kalau mempergunakan, bukan mempergunakan ya, meminta kepada pembina supaya bisa mengatakan kepada guru. Mata pelajar bahwa anda dibutuhkan gini-gini, kemungkinannya bagaimana? Kemungkinannya itu kecil. Antara guru sendiri itu sering ada konflik. Dengan pembina? Guru-guru, misalnya pembina. Pembina kan guru. Dan guru lain, guru binang studi. kadang-kadang ada konflik kadang-kadang guru guru bidang marah sama guru pembina dan lari ya itu ke siswa kebetulan yang paling sering itu waktu itu diusis diusis kan jadi kalau diusis itu kan Bukan banyak guru-guru itu yang kurang suka sama orang Oasis Kenapa? Karena sering keluar, itu alasannya Nah kadang-kadang kalau kita, kadang-kadang kalau misalnya konflik dengan pembina, pembina Oasis Orang Oasis pun kena juga Pas keluar langsung nggak boleh Gitu, gajah sama gajah apa? Tau juga saya Wah apa-apa, bahasa Indonesia nya gimana? Gajah sama gajah berkeliling Pelangguk Mati di tengah-tengah Kalahkan Gajah, omsar Udah lah tadi ada pembina khusus Guru ini, misalnya itu Guru ini yang jadi parban Apa begitu? Asalnya sepanjang yang saya lihat kayak gitu Nah Jadi kadang-kadang susah pembina itu untuk bilang Ke guru bidang sendiri, susah Hmm Nah, kalau sudah ada sepenuhnya Atasannya masih ada kan Terima kasih Kepala sekolah, sekolah, Anda kan bisa, ya jangan mengatakan, jangan melapor, jangan mengadu, jangan situasi ini dibawa ke pembicaraan. Kepala sekolah, gimana sebaiknya Pak, atau bersama-sama dengan kedua OSIS, kedua OSIS guru pembina, gimana nih Pak, Kepala sekolah, misalnya ada kepala sekolah. Iya sih, maksudnya belum yakin aksesnya? Belum yakin, belum coba, belum yakin. Kalau melihat kondisi, kita kan, setidaknya itu, orang-orang organisasi ini kan bisa bertimpakan segala sesuatu. Kondisinya, baik kondisi dalam, kondisi kiri-kanan, maksudnya, orang-orang bisa untuk bersama. Anda sebagai orang organisasi itu harus, semua jalan harus ditempuh. Benar. Tapi kan kita harus mempertimbangkan dulu faktor X-nya. Faktor X-nya mana? Sama seperti kalau batu gitu. Batu dua impit. Kita tahu dua batu itu impit. Lalu kita tarik juga batangnya tengah-tengah tuh. Gimana cara mau keluar batangnya tuh? Itu makanya jangan ditarik. Dilihat dulu, Anda naik dulu ke atas gunung. Lihat apa ya ini. Naik ke atas gunung itu artinya dicara dengan kepala sekolah. Mudah-mudahan kepala sekolah itu memang melindungi, mengayung. muda-muda kepala sekolah itu kan melindungi murid juga melindungi guru melindungi semuanya kepala sekolah itu susah susah dicari kalau kita mempertimbangkan faktor orang Timbangan bukan faktor tanggung jawab Kalau faktor orang kita timbangan Itu nampak, kalau untuk ngomong kepalanya Susah, itu yang saya lihat Nah kan sebagai Seorang organisasi itu kita bisa menimbang seorang Karena itu bisa Apakah kita bisa masuk atau kita enggak Itu Susah Oke ya Nah baik, ini Probelana Pitar Probelana Pitar selalu ada yang seperti itu ya kayak ya yang maju tuh nah gitu nah tetapi dia akan betul-betul pintar kalau meskipun ditarik-tarik ke bawah dia akan pintar maju makanya kan orang-orang pikir itu pertama kesimpangannya yang paling bisa Taman SMA ini saya lebih senang, karena kalau kita di kuliah, kita lebih bebas, kita bisa lebih mencari sendiri. Dosen itu cuma memberikan penerangan, dan kita mencari untuk yang kesungguhannya. Jadi saya lebih sesuai. Tentu saya pikir di SMP mungkin saya juga terkekang. Tapi di SMP saya kurang aktif di organisasi. Jadi saya ada terkekang. Oke lah, saya terima. Saya pikir di SMA ini, masuk SMA mungkin lebih baik. Apalagi di negeri. Apalagi negeri ini agak bebas. bebas saya masuk berkecimpung bebas-bebas cuma nilai pun dibebaskan yang setelah 9 dibebaskan Sabtu bebas-bebas itu termasuk terkenal katanya katanya kalau di negeri ini lebih bebas jadi saya menang berikut kalau bebas itu masuk ke kelas mau enggak kan terserah itu ya kalau bebas dalam arti itu yang enggak mau mah datang atau tidak terserah ya enggak Wah, gak ada yang bebas begitu deh. Di kuliah juga gak ada yang begitu kok. Gak ada. Kalau di kuliah saya dapat dengar, saya dapat dengar. Yang penting itu nilai mid, nilai pas, nilai quiz. Banyak perjalanan tinggi itu yang membatas dengan minimum desa. Adil. Sesudah itu ya, ada yang memperluan. Begitu kan. Itu informasi yang begitu saya kira informasi berlebihan juga. Oh boleh bebas, mau kuliah apa enggak, pokoknya nilai, enggak. Tapi bahwa di sana belajar mandiri lebih besar peranannya dia, peguam. Saya senang mungkin karena waktu SMP saya belajar komputer gitu, belajar komputer itu secara sendiri. Nah, tahulah di Padang ini fasilitas kurang untuk pendidikan programmer waktu itu. Jadi saya banyak mungkin beli buku, beli buku baca-baca-baca karena keseringan. mungkin sudah kebiasaan gitu untuk mencari suatu ilmu yang saya kepinginin, saya biasa untuk mencari itu lewat buku, lewat penjelasan orang lewat penjelasan orang mungkin cepat saya nangkap, mungkin cepat saya nangkap tapi cepat juga saya hilang itu kebiasaan ya ini oke lah ya tadi yang masih ada pesisaran, para sekolah guru posis orang tua mungkin ini masih yang tidak tersisa, pembicaraannya yang belum ada yang dalam. Saya, apakah benar tuh orang tua Anda tuh menyaksikan aktivitas Anda yang sebetulnya begitu hebat atau bagaimana? Ya, kita tahu sendiri kalau orang tua, orang tua yang umum, bukan seorang orang tua yang pinter, bukan seorang orang tua yang bisa berpengalaman, dia itu teman S1, atau dia itu sardana. S2, pasca, pasca, pasca itu tuh melihat dari nilai dan orang umumnya gitu mereka pun tetap melihat dari nilai walaupun orang tua saya tahu kalau saya kemari ke sana itu dengan tujuan positif, beliau tahu Jadi tiap saya keluar beliau nara-nara, kemudian dia selalu mengingatkan tentang nilai. Mungkin orang tua saya berbeda dengan orang tua yang lain. Orang tua yang lain itu marah-marah gitu, kemudian enggak. Tapi saya tahu gitu, nada itu kurang enak. Nada itu bahwa beliau itu mau suka. Harapan-harapan apa yang tercurah pada Anda dari orang lain? Ya nilai baik, nilai bagus, bisa dapat beasiswa, masuk ke perguruan tinggi favorit. Kalau perlu tanpa UMBCN? Enggak, kalau UMBCN rasanya enggak. Ngomong swastaya? Terserah, gue dapat beasiswa. Itu tujuan Bapak Biasiswa, kalau di swasta dia dapat Biasiswa atau di negeri, terserah. Biasiswa itu mulainya dari nilai-nilai SMO atau nilai-nilai ketika dia sudah berada di perguruan. Masuki untuk satu perguruan tinggi perlu akan masuk. Itu biasanya nilai SMU yang pilih. Oh ya tentu ya. Sebagai perguruan tinggi belum ada nilainya. Dan biasanya biasanya semua itu kan tidak sejak awal. Paling tidak pernah sejak awal. Maksud saya mungkin dikelilingi dengan saudara-saudara yang anaknya, bukan yang saudara, yang anaknya itu cukup berhasil Dalam hal itu? Dalam hal itu, bahkan 4 orang anaknya, 3 lagi siswa dari pemerintah Nah itu riwayat keaktifannya sama dengan Anda atau gimana? Berbeda Berbeda Dia memang betul-betul buku, masuk ke rumah langsung baca buku, blast, habis Nah dalam hal itu bagaimana Anda menyingkirkan? Anda cukup bahagia dengan perbedaan itu atau Anda menyesal bahwa Anda berbeda dari dia? Atau gimana? Saya cukup puas dengan perbedaan itu. Oke, ya itu yang penting. Itu yang penting. Yang menjadi susah kan kalau kita menjadi frustra itu waktu yang... Saya merah, memang saya berbeda dengan dia, dan saya tidak jelek, saya tidak melakukannya jelek, kecuali kalau anda pergi-pergitu minum gajah, narkotik, wah itu malah perlu ditembak kan, karena narkotik perlu ditembak kan, kan gitu, tapi kalau anda mau memimpin rapat, rapatnya kan untuk rapat bagus kan. atau rapat mau taburan nah ini dia kalau itu yang dilakukan dan Anda menerima risiko berbeda dari dia yang taruhlah kadang-kadang buku-buku oke memang harus berbeda Iya kan? Iya. Ya memang harus berbeda kalau sama aja. Kalau orang sama. Kalau saya kotu buku mungkin saya bisa lebih. Tapi yang jelaskan, dia tidak memiliki pengalaman seperti saya. Lebih rapat, ini, ini, ini. Kalau Anda bisa menerima seperti itu, ya hebat itu namanya. Saya malah mengatakan ini yang justru nanti menjadi pemuda yang bertanggung jawab artinya bisa untuk orang lain, bisa juga menerima diri sendiri, dan ternyata memang bisa belajar sendiri, bisa pintar. Jadi masalah biasa sih, setidaknya kalau orang tua setidaknya bisa membelanjai, tidak ada masalah. Nah nanti mungkin Anda bisa membut di situ. Rasaku masuk ke bulan tinggi UMBTN karena penyelamatan juga anak-anak banyak belajar sendiri kan. Kalau trackless, tidak ada waktu mulai ya. Oke baik, sebenarnya berat belajar sendiri. Bisa lulus, memulai negeri, pas tanya. Kan di situ bisa lulus. Betul, betul jaya ini. Ya maklumlah orang tua tentu mengharapkan yang anaknya begini. Tentu, kalau tidak tentu orang tua apa itu namanya. Kan kan gitu. Orang tua mengharapkan yang terbaik. Yang penting kita kan bisa menuktikan kepada orang tua bahwa Dan sekali-sekali tidak meninggalkan pelajaran, yang parah kan kalau meninggalkan pelajaran. Sehingga pelajaran itu sama sekali berdiri, sehingga nilainya 6 ke bawah atau 5 ke bawah, itu baru parah. Rata-rata 7 kata, 2 dari bawah. Kelas unggul ya, itu kalau 2 dari 2 kelas unggul mungkin bisa agak 10 dari atas untuk kelas biasa. Itulah kelegaran berbandingannya. Maksudnya gini, sebetulnya, saya tambahkan guru itu sudah susah untuk dilangkah. Jadi kalau saya pikir itu, kalau untuk mengejar sesuatu untuk... Untuk meningkatkan, bagi saya bisa. Untuk meningkatkan menjadi yang dibawah, jadi dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke atas, dua ke at Santanya kalau guru itu bersikap netral, ini saya takutkan nih guru ini bisa bersikap netral. Lagi pula seperti tadi, kalau pembina, karena dari guru bidang, harus saya perhitungkan. Misalnya saya ini akan naik ke kelas 3, kalau saya nggak akan naik ke kelas 3 itu no problem. Kalau saya akan naik ke kelas 3 mungkin saya ketemu dengan pembina. Kalau saya acuh ke Bina, lho dapat lagi masalah. Ya. Begitu. Ya, memang masalahnya ya, murid itu kan kelihatannya agak terlalu susah untuk mengubah guru. Kan, kan? Iya kan? Daripada kita mati-matian berusaha mengubah guru, mungkin lebih baik mengubah diri sendiri dari mudah. Sama dengan anak mengubah orang tua, gitu. Itu anunya. Orang tua saya harus menjadi begini Ya lebih baik kita Ya Apa istilahnya Menyesuaikan diri lah kepada orang tua yang Memang kita ada Tapi itu gitu sih Bapak gimana cara menyesuaikannya gitu? Maksudnya sementara pembina, pembina itu guru, kemungkinan nanti bisa menjadi guru bidang studi kita, guru bidang studi kita sendiri, gimana cara menyesuaikannya? Kalau kita menyesuaikan dengan guru bidang studi, pasti bertahun-tahun. Lingkaran besar, Lingkaran besar, lingkaran kecil, lingkaran kecil, menjadi satu. menjadi satu. Lingkaran besar, Lingkaran besar, lingkaran kecil, lingkaran kecil, menjadi satu. menjadi satu. Garis vertikal, garis mendatar, menjadi satu. Garis vertikal, garis mendatar. Menjadi satu, Menjadi satu, keempat unsur, keempat unsur, keempat unsur. keempat unsur. Menjadi satu, Menjadi satu, puratan lengkap, bulatan lengkap, paduan mantap. paduan mantap. Logo konseli, Logo konseli, logo konseli. logo konseli.