Dalam aktivitas kehidupan modern, kita tidak bisa menghindari produksi sampah plastik. Hal ini karena plastik digunakan hampir di setiap kegiatan sehari-hari. Mulai dari kantong plastik, wadah sampo hingga peralatan kantor dan mainan anak-anak. Dan kebanyakan dari produk plastik ini akan berakhir di kantong sampah.
Berdasarkan data per tahun 2021, ada sekitar 300 juta ton sampah plastik dihasilkan per tahun. Ini berarti sekitar 822 ribu ton sampah plastik diproduksi setiap harinya di dunia. Di sisi lain, sampah plastik ini jika dibiarkan akan mencemari tanah dan air selama proses dikomposisi. Proses penggorehan plastik sendiri secara alami juga membutuhkan waktu yang cukup lama, mulai dari 100 hingga 500 tahun, tergantung dari jenis plastiknya. Kondisi inilah yang membuat negara-negara maju seperti Jerman memanfaatkan plastik semaksimal mungkin, termasuk mendaur ulang sampah plastik ini sehingga dapat digunakan kembali dan menyelamatkan lingkungan dari kontaminasi sampah plastik.
Di Jerman, sistem pengolahan sampah sangat teratur dan dikelola dengan regulasi yang baik dan kesadaran masyarakat yang tinggi. Sistem ini melibatkan pengumpulan dan daur ulang sampah yang sangat efisien untuk berbagai jenis limbah, termasuk plastik. Jika di Indonesia sampah hanya dibedakan menjadi dua, yaitu organik dan anorganik, di Jerman sampah diklasifikasikan dengan lima warna. Sampah plastik ditempatkan pada tong berwarna kuning bersama dengan kardus dan logam ringan seperti kaleng. Pabrik pengolahan daur ulang sampah ini bekerja dengan menampung sampah plastik dari radius 300 km di sekitar pabrik yang mencakup 4 negara bagian di mana ada 120 ribu ton sampah dikumpulkan setiap tahun.
Proses pertama daur ulang ini adalah proses pemisahan jenis sampah plastik yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang. Sebagian limbah kemasan kosong dibakar untuk energi di pembangkit listrik konvensional. Proses penyortiran sampah plastik ini berlangsung hampir sepenuhnya secara otomatis. Di bagian depan pengumpulan sampah, sebuah wheel loader bertugas memasukkan sampah plastik ke dalam conveyor, yang akan membawa plastik melewati sabuk conveyor sepanjang 2,5 km.
Pada tahap pertama, sampah dimasukkan ke saringan drum berputar. Di sini berbagai kemasan dan bahan lainnya disortir berdasarkan ukuran. Potongan yang lebih kecil jatuh melalui lubang saringan, sementara sisanya diangkut ke drum kedua. Hasil akhirnya adalah 5 aliran sampah terpisah yang berisi material dan ukuran yang berbeda. Proses pemisahan sampah plastik berdasarkan ukuran membuat prosedur penyortiran lebih lanjut menjadi lebih mudah.
Penyortiran lanjut menggunakan semburan udara khusus, di mana semburan angin meniup material yang lebih ringan seperti kertas, timah, untuk keluar dari aliran material. Penyortir udara ini menghilangkan sebagian besar foil dari aliran material ini. Hal ini, Ini membuat plastik keras lebih mudah disortir. Semakin teliti plastik dikategorikan, maka semakin baik produk jadi yang dihasilkan.
Pada tahapan selanjutnya, pemindahan infra merah dengan cepat memindai 4 jenis plastik. Tekanan udara kemudian ditembakkan untuk mengeluarkan tutup botol berjenis PP, plastik PET, dan juga plastik HDPE untuk disortir dari aliran material. Meskipun sudah melalui proses penyortiran otomatis, aliran material ini juga akan melewati penyortiran manual dengan tangan. Plastik yang paling berguna tetap dibiarkan berada di sabuk.
Namun, sekitar sepertiga dari total sampah yang masuk tidak digunakan lagi. Sisa limbah plastik yang tidak didaur ulang ini akan digunakan untuk pembakaran pemulihan energi listrik konvensional. Kemudian sampah plastik yang sudah disortir ini kemudian akan ditekan dan diikat menjadi bal sampah plastik.
Bal ini terdiri dari sampah plastik HDPE, PP dan PET yang memiliki tingkat kemurnian 94 hingga 98 persen. Sampah plastik yang terpilah dengan baik ini merupakan bahan baku sekunder yang banyak dicari dalam industri pengolahan plastik. Proses pengolahan sampah setengah jadi ini dapat dijual untuk memasok perusahaan-perusahaan pengolahan biji plastik di sekitar Jerman.
Botol plastik HDPE biasanya digunakan untuk campuran membuat pipa atau pelet khusus. Sedangkan plastik PP sering diubah menjadi pot bunga atau ember. Dan kemasan PET diubah menjadi serat yang digunakan dalam sweater atau menjadi furnitur taman. Walau begitu beberapa produk ini hanya memiliki umur terbatas dalam daur ulang. Artinya ke depan tidak dapat didaur ulang lagi.
Dengan memproduksi produk-produk dengan daur ulang plastik ini dapat menghemat bahan mentah seperti minyak. Akan tetapi, pada titik tertentu mereka juga akan berakhir di tempat pembuangan sampah pembakaran limbah. Sementara itu, untuk proses daur ulang siklus murni di mana sampah botol plastik dirubah menjadi botol baru, balsampah sampah plastik ini memerlukan proses lebih lanjut.
Botol-botol plastik HDBI ini akan dimasukkan ke mesin penghancur yang akan mengubah plastik menjadi serpihan plastik berwarna-warni bersih yang hampir seluruhnya terbuat dari HDBI. Selanjutnya serpian plastik ini harus dipisahkan berdasarkan warnanya, karena jika plastik ini dilelehkan bersamaan akan berubah menjadi plastik berwarna abu-abu kotor. Penyortiran warna ini dilakukan di penyortiran khusus.
Mekanika khusus memungkinkan mesin untuk mengisolasi serpian tunggal dari masa yang besar. Partikel HDPE dijalankan di atas slide sepotong demi sepotong, yang dapat melewati puluhan ribu biji per menit. LED menerangi aliran material, sementara sensor mengenali warna yang berbeda. Kemudian data dianalisis oleh komputer yang mengontrol panel yang dilengkapi dengan lebih dari 60 nozzle udara bertekanan.
Semburan udara ini akan mengeluarkan warna yang tidak diinginkan, menghasilkan hanya serpian tak berwarna yang terjatuh pada aliran serpian plastik ini. Setelah proses ini dilakukan pada dua slide pertama, proses ini digulangi pada dua slide berikutnya. Dan pengulangan terakhir akan menghasilkan 800 kg serpian HDPE yang telah disortir per jam dengan tingkat kemurnian jauh di atas 99%. Selanjutnya bahan akan dilelehkan pada suhu 220 derajat Celsius dalam ekstruder. Kemudian lelehan ini ditekan melalui filter dan sekali lagi dimurnikan.
Baru selanjutnya, plastik cair didinginkan dan diolah menjadi butiran biji plastik. Hasilnya adalah bahan baku berkualitas tinggi yang digunakan hampir di semua tempat industri plastik. Beralih ke pabrik pembuatan botol plastik, biji plastik dari industri pengolahan sampah dihisap memasuki mesin untuk kemudian dilelehkan dalam ekstruder khusus. Selanjutnya panas dan tekanan udara membentuk botol dengan bantuan cetakan. Setelah itu bahan berlebih dipotong dari botol.
Dan kemudian botol siap untuk digunakan. Botol-botol ini dibuat hanya dengan menggunakan plastik daur ulang dari sampah plastik. Akhirnya botol HDPE ini diisi cairan produk seperti biasa dan dikirim ke toko-toko di Jerman.